DI SUSUN OLEH :
SARNIATI
NIM: M18.02.032
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya penyusun
dapat menyelesaikan tugas ini, yang berjudul “DATA DEMOGRAFI ”. Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan
adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT, membalas amal
kebaikannya. Amin.Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya..
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Data dan informasi kependudukan telah lama digunakan dan dibutuhkan oleh
masyarakat luas terutama oleh para pembuat kebijakan dan perencana pembangunan
bidang sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, dan hukum. Pada saat dan yang
akan datang, kebutuhan akan data dan informasi yang terkait dengan situasi penduduk
akan semakin meningkat dengan semakin cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi
pada berbagai bidang pembangunan, khususnya pada indikator-indikator
kependudukan. Penurunan fertilitas dan mortalitas serta peningkatan mobilitas
penduduk telah dan akan mengubah karakteristik penduduk secara signifikan, seperti
struktur penduduk yang semakin menua, prnduduk yang semakin mengota, serta
meningkatnya tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja (Ananta
dkk.1993).
Oleh karena itu, perubahan kependudukan yang terjadi begitu cepat harus
diimbangi dengan peningkatan mutu dan informasi kependudukan yang cepat yang
cepat pula agar perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan lebih baik.
Peningkatan mutu informasi yang di maksud adalah informasi yang akurat, murah,
dan mudah didapat. Dalam hal ini, informasi kependudukan tidak terlepas dari
persoalan yang berkaitan dengan sumber data.
Berbagi cara dapat dilakukan dalam preoses pengumpulan data, dari bentuk yang
sederhana (seperti pengisian angket dan formulir) sampai bentuk yang lebih sulit
(seperti survey responden dengan menggunakan daftar pertanyaan dan pengamatan).
Meskipun demikian, setiap pengguna data harus menyadari bahwa setiap sumber data
memiliki kelibihan dan kekurangan, seperti hal-hal yang menyangkut validitas.
Akurasi, dan cakupan data. Hal ini penting terutama dalam kaitannya dengan
penggunaan data sebagai dasar pengambilan keputusan dari suatu kebijakan tertentu
sehingga kesalahan dapat di minimalkan dan kualitas data dapat dioptimalkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja sumber-sumber statistik dan demografi ?
2. Apa saja sumber-sumber data demografi di Indonesia ?
3. Menjelaskan tentang evaluasi data
4. Menjelaskan tentang evaluasi data umur dan jenis kelamin
5. Menjelaskan tentang evaluasi data fertilitas
6. Apa saja ukuran-ukuran demografi ?
7. Menjelaskan identifikasi penduduk menurut etnis di Indonesia ?
8. Menjelaskan komposisi penduduk berdasarkan umur & j.kelamin ?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan apa saja sumber-sumber statistik dan demografi.
2. Untuk menjelaskan apa saja sumber-sumber data demografi di Indonesia.
3. Untuk menjelaskan bagaimana itu evaluasi data.
4. Untuk menjelaskan bagaimana tentang evaluasi data dan jenis kelamin.
5. Untuk menjelaskan bagaimana itu evaluasi data fertilitas.
6. Untuk menjelaskan apa saja ukuran-ukuran demografi.
7. Untuk mengetahui identifikasi penduduk menurut etnis di Indonesia
8. Untuk mengetahui komposisi penduduk berdasarkan umur & j.kelamin
BAB II
PEMBAHASAN
a. Sensus penduduk
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan kualitas hasil
sensus penduduk, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pencacahan
di lapangan, antara lain sebagai berikut.
Tabel 1.1
Perbedaan dalam penyelenggara sensus penduduk dan registrasi penduduk
1. Survei sampel
Istilah “survei” umumnya di gunakan oleh para peneliti sosial untuk
mendeksripsikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan suatu metode
pengumpulan data. Riset-riset dalam bidang ilmu sosial umumnya
menggunakan survei untuk mengumpulkan data tentang perilaku penduduk,
seperti sikap, kepercayaan, pendapat, karakteristik, pengetahuan ataupun
harapan (ekspektasi) responden.
Dalam bidang kependudukan, survei di lakukan untuk memperoleh data
yang lebih terperinci dan spesifik serta untuk memenuhi kebutuhan data
antarsensus (survei penduduk antarsensus atau supas). Di beberapa Negara
yang belum memiliki sistem registrasi, survei sering pula di jadikan
alternatif sebagai sumber data tentang statistic vital (fertilitas dan
mortalitas). Salah satu contoh yang bersifat internasional adalah the world
fertility survey (WFS). Di Indonesia, WFS ini di lakukan bersamaan dengan
supas 1976 dan di sebut survei fertilitas Indonesia 1976.
Survei demokrafi dan kesehatan (Demografi And Healt Survey-DHA) di
lakukan sebagai alternative kelanjutan WFS atau dukungan The
Development (USAID). Berbedah dengan WFS, kegiatan DHS hanya
dilakukan di Negara-negara berkembang dengan tetap bertujuan untuk studi
perbandingan antarnegara secara internasional. Sampai saat ini, tercatat
sebanyak 64 negara berkembang telah melakukan survei DHS (32 Di Afrika,
7 di Afrika bagian Utara dan di Asia Barat , 3 di Asia Tengah, 9 di Asia
Selatan dan Asia Tenggara, serta 13 di Amerika Latin dan Karibia). Di
Indonesia kegiatan DHS di kenal dengan nama survei prevalensi kontrasepsi
Indonesia (SPI) pada tahun 1998 dan survey demokrafi dan kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 1991, 1994, 1997, 2003, dan 2007. Secara
umum, kegiatan pengumpulan data dalam survei hamper sama halnya
dengan kegiatan dalam sensus. Meskipun demikian, terdapat tiga hal utama
yang membedakan survei dan sensus. Perbedaan tersebut antara lain sebagai
berikut.
1. Cakupan penduduk yang dicacah. Dalam sensus, seluruh penduduk
dicacah, sedangkan survei hanya mencacah sebagian (sampel) penduduk
saja.
2. Fleksibilitas pelaksanaan. Sensus harus di lakukan secara periodik,
sedangkan survei bisa di lakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan.
3. Topik yang di kumpulkan. Dalam sensus, pengumpulan data di tekankan
pada keterangan demografis, sosial, dan ekonomi secara umum.
C. EVALUASI DATA
Statistik atau data penduduk, apakah itu di peroleh dari pencacahan atau registrasi
ataupun dari survei, mempunyai kemungkinan mengandung kesalahan data (errors).
Derajat kesalahan data tersebut bisa kecil atau besar tergantung pada kendala yang di
hadapi dalam melakukan pengumpulan atau pencatatan data. Kendala ini biasanya
terkait dengan keadaan di daerah pengumpulan data. Misalnya, keadaan topografi
daerah yang sulit di jangkau sehingga menimbulkan kesalahan karena kekurangan
cacah (converage error), responden yang belum cukup pendidikan sehingga sulit
menangkap pertanyaan pencacah atau keliru memberikan keterangan yang
menimbulkan kesalahan pelaporan (content eror), atau karena mrtodologi yang di
terapkan dalam pengumpulan data. Seberapa jauh kesalahan dalam data ini ditoleransi
tergantung dari tujuan pemakaian data tersebut.
Evaluasi data dalam hal ini di perlukan, pertama, untuk melihat tingkat keakurasian
data. Selanjutnya, akan ditetapkan apakah data tersebut cukup dapat di percaya
(reliable) untuk di jadikan dasar mengistimasi jumlah penduduk suatu daerah atau
jumlah penduduk yang akan dating (proyeksi penduduk). Kedua, kalau dalam
evaluasi data ditemukan adanya kesalahan,hendaknya dikaji sampai sejauh mana
kesalahan itu terjadi dan apakah ada kemungkinan untuk membuat penyesuian
(adjustment) untuk menghilangkan atau mengurangi derajat kesalahan data. Dengan
demikian, estimasi penduduk yang dilakukan juga akan terhindar dari kesalahan data.
Cara-cara data secara sederhana yang umum di lakukan adalah(1) membandingkan
data penduduk yang diperoleh dengan konfigurasi data yang dikembangkan secara
teoritis(misalnya di bandingkan dengan penduduk stasioner);(2)membandingkan
dengan data dari daerah lain dalam kesatuan nasional yang sama yang diperkirakan
mempunyai kondisi daerah dan karakteristik penduduk yang serupa; (3)
membandingkan dengan data lain yang di kumpulkan untuk tujuan lain,misalnya
dengan hasil pencatatan calon pemilih pemilihan umum; (4)memeriksa secra
langsung ke lapangan,misalnya dengan melakukan survei pascapencacahan (post
enumeration survey).
F. UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI
Data demografi yang di peroleh dari sumber-sumber data kependudukan, seperti
sensus penduduk, registrasi vital, dan survey, selanjutnya diolah untuk menghasilkan
ukuran-ukuran demografi yang akan digunakan oleh berbagi pihak untuk berbagai
keperluan.Ukuran-ukuran demografi dapat dikelompokkan menjadi angka absolute
(mutlak) dan angka relative. Angka absolute terdiri dari jumlah absolut,ukuran kohor,
ukuran periode, dan prevalensi. Angka relative terdiri dari dari persentase, proporsi,
angka, dan rasio.
a. Angka absolute (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu
wilayah dalam jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk, jumlah
kelahiran,jumlah kematian, dan jumlah perpindahan adalah ukuran demografi
dalam angka absolute.
b. Angka (rate) adalah banyaknya peristiwa demografi dari suatu penduduk dalam
jangka waktu tertentu . ada dua jenis angka, yaitu angka kasar dan angka
spesifik. Angka kasar (crude rate) adalah angka yang pembagiannya penduduk
lengkap, sedangkan angka yang spesifik (specific rate) adalah angka yang
pembagiannya merupakan golongan penduduk tertentu.
c. Rasio (ratio) adalah jumlah dalam perbandingan terhadap jumlah lainnya
(dinyatakan dalam persen atau perseribu).
d. Proporsi (proportion) adalah perbandingan, namun pembilang merupakan
bagian dari penyebut.
e. Konstanta (constant) adalah suatu bilangan tetap (arbitrary number), misalnya
100, 1000, atau 100.100.
f. Ukuran kohor (cohort measure) adalah ukuran peristiwa demokrafi pada suatu
kohor. Kohor adalah sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu
yang sama (biasanya satu tahun) dari suatu peristiwa tertentu.
g. Ukuran periode (periode measure) adalah suatu ukuran mengenai peristiwa
yang terjadi dari sebagian penduduk maupun keseluruhan selama satu periode
tertentu.
h. Insidens (incidence) adalah jumlah kejadian/kasus baru selama satu periode
tertentu.
i. Prevalensi (prevalence) adalah jumlah kejadian/kasus baru dan lama pada suatu
periode tertentu.
j. Prevalensi titik (point prevalence) adalah jumlah kejadian/kasus pada suatu
tertentu.
Dalam hal ini, mereka akan menjawab dengan suku bangsa yang sesuai dengan
keinginannya. Apabila tidak bisa memutuskan, maka petugas sensus akan memandu
responden untuk mengikuti suku bangsa dari ayahnya, kakeknya dan seterusnya. Hal
tersebut dilakukan pada masyarakat patrilineal (garis keturunan ayah). Sebaliknya,
pada masyarakat matrilineal, petugas sensus akan mengarahkan responden sesuai
garis keturunan ibunya. Sebanyak 15 kelompok suku besar di Indonesia hasil
identifikasi Ananta dkk. (2014) menunjukkan bahwa proporsi terbesar adalah etnis
Jawa sebesar 40 persen, diikuti etnis Sunda dan Melayu masing- masing 15,5 persen
dan 3,7 persen. Sementara dari lima belas etnis tersebut, proporsi terendah adalah
etnis Cina sebesar 1,2 persen. Kelompok suku kecil yang tergabung dalam kategori
“lainnya” sebagian besar berasal dari wilayah timur.
H. KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR & JENIS KELAMIN
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk atas dasar kriteria
tertentu. Pengelompokkan data dan kriteria ini disesuaikan dengan tujuan tertentu.
Misalnya secara geografis, biologis, sosial, atau ekonomi. Berdasarkan jenis kelamin,
penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk laki-laki dan perempuan.
Sementara berdasarkan umur penduduk dapat dikelompokkan menurut ukuran
rentang usia tertentu, misalnya satu tahun,lima tahun atau dua puluh lima tahun.
Dengan mengetahui komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat
menunjukkan jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif, pertambahan
penduduk dan angka ketergantungan. Sehingga di dalam mengambil kebijakan
pemerintah mengetahui jumlah pengangguran, jumlah lapangan kerja dan lain-lain.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis keramin dapat disajikan dalam bentuk
tabel atau dalam bentuk grafik. Piramida penduduk atau grafik susunan penduduk
dapat dimanfaatkan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan
perempuan, jumlah tenaga kerja, dan struktur penduduk suatu negara secara cepat.
Piramida penduduk dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu piramida penduduk
muda, piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua.
1. Piramida penduduk muda dapat menunjukkan bahwa penduduk di suatu
Negara sedang mengalami pertumbuhan. Piramida ini juga menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur muda, dengan
angka kelahiran dan kematian yang tinggi. Contoh negara yang tergolong
piramida ini adalah Indonesia.
Gambar: Piramida Penduduk Muda (Ekspansif), Tetap (Stasionary), dan Tua (constriktif)
2. Piramida Penduduk stasioner menunjukkan suatu Negara tersebut keadaan
stasioner atau tetap. Piramida penduduk ini menunjukkan bahwa jumlah
kelahiran dan kematian seimbang. Contoh negara yang tergolong ke dalam
piramida ini adalah Swedia.
3. Piramida penduduk tua menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu
Negara tersebut berada pada kelompok tua. Contoh yang memiliki piramida
penduduk tua adalah Amerika serikat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secaraumum, terdapat tiga sumber utama yang digunakan dalam mendapatkan
data demografi, yaitu registrasi, sensus penduduk, dan sampel survey. Masing-masing
sumber data mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Sebelum menggunakan data,
terutama untuk estiminasi penduduk, perlu dilakukan evaluasi data umur dan jenis
kelamin.
B. SARAN
Penulis berharap banyaknya tersedia literature di perpustakaan pusat demi
kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Penulis memohon kritik dan Saran dari
pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA