DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ayi Darmana, M. Si.
Feri Andi Syuhada, S. Pd, M. Pd.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Nama/NIM : Sofia Andini Manurung / 4161131037
Siti Hajar / 4163131029
Veren Raenovta / 4163131032
Prodi : Pendidikan Kimia
Kelas : Reguler C
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
Makalah ini. Makalah ini telah disusun oleh penulis tentang “Populasi dan Sampel”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa semester enam yang
menjadi bahan untuk penilaian dan bahan wacana untuk menambah pengetahuan
Mahasiswa ataupun pembaca tentang hal yang berhubungan dengan Metode
Penelitian Pendidikan Kimia. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada:
Bapak Dr. Ayi Darmana, M. Si dan Bapak Feri Andi Syuhada, S. Pd, M. Pd
selaku dosen pengampu matakuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia
kami yang telah memberikan tugas dan dukungan dalam pembuatan
makalah ini,
Orangtua saya yang mendukung secara moral dan dalam bentuk materi
sehingga makalah ini dapat diselesaikan,
Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan, terima kasih telah
memberikan kritik dan saran.
Makalah ini disusun dengan menggunakan ragam bahasa sederhana. Agar
isi, maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini dapat dipahami dengan mudah.
Namun demikian, tentunya masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan isi makalah ini untuk masa yang akan datang.
Demikian makalah ini disusun dengan harapan semoga bermanfaat bagi
para pembacanya. Dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
hikmat dan berkat-Nya kepada kita semua.
Tim Penulis
ii | P o p u l a s i d a n S a m p e l
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui yang dimaksud populasi
2. Mengetahui yang dimaksud sampel
3. Mengetahui yang dimaksud teknik sampel
4. Mengetahui cara menentukan ukuran sampel
5. Mengetahui kesalahan umum di dalam sampling
2.1 Pendahuluan
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik merupakan hasil
perhitungan maupun hasil pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, dari
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Sampel
adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan mengunakan cara tertentu.
Dalam statistika pengambilan sampel disebut dengan sampling.
Terdapat beberapa alasan mengapa kita harus melakukan sampling. Seperti
diketahui bahwa analisis statistik memerlukan data. Pengumpulan data bergantung
berbagai faktor kadang dilakukan secara sensus, kadang dilakukan dengan
sampling. Namun demikian, pengambilan data secara sensus sering tidak bisa
dilakukan dengan berbagi alasan, diantaranya :
a. Ukuran populasi yang terhingga, tetapi besar, misalkan populasi yang
ukurannya 5 milyar tentulah kita akan menga;ami kesulitan dalam melakukan
sensus.
b. Ukuran populasi yang tak hingga. Populasi jenis ini sebenarnya hanya
konseptual sehingga kita ajan mengalami kesulitan dalam melakukan sensus
c. Masalah biaya
d. Masalah waktu
e. Pecobaan yang sifatnya merusak
f. Masalah ketelitian
g. Faktor ekonomis
Populasi dan sampel merupakan elemen penting dalam suatu penelitian dan
yang sangat banyak mengguakan populasi dan sampel adalah penelitian sosial,
termasuk penelitian pendidikan. Pada pelaksanaan penelitian, pengambilan data
secara populasi sukar dan memiliki banyak kendala sehingga peneliti dapat
mengambil sebagian saja dari populasi yang ada, bagian populasi yang diambil
sebagai objek penelitian ini dinamakan sampel penelitian. Dalam kasus populasi
homogen, penarikan sampel penelitian tidak telalu sulit dan dapat dilakukan dengan
cara pegundian atau secara acak (random). Lain halnya dengan populasi heterogen,
𝑧 2 𝑝 (1−𝑝)
b. 𝑛 = 𝑗2
2
𝑁𝑧 2 𝜎𝑋
c. 𝑛 = 2
𝑗 2 (𝑁−1)+ 𝑍 2 𝜎𝑋
𝑁𝑧 2 𝑝 (1−𝑝)
d. 𝑛 =
𝑗 2 (𝑁−1)+ 𝑧 2 𝑝 (1−𝑝)
Keterangan :
n : jumlah sampel yang dicari
j : setengah jarak kekeliruan terhadap rata-rata hitung yang dapat ditoleransi
N : Jumlah populasi
Z : nilai z untuk derajat konfidensi terpilih
𝜎𝑥: Simpangan baku populasi
Penggunaan teknik sampling yang tepat. Untuk mendapatkan sampel yang
representatif, penggunaan teknik sampling haruslah tepat. Apabila salah dalam
menggunakan teknik sampling maka akan salah pula dalam memperoleh sampel
dan akhirnya sampel tidak dapat representatif.
2.2 Populasi
Sugiyono (2002:57) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Nazir (1983:327) mengatakan bahwa, “Populasi adalah
berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya”. Nawawi (1985:141)
menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik
hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”. Sedangkan
Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian”.
2.3 Sampel
Arikunto (1998: 117) mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”.
Sugiyono (1997: 57) memberikan pengertian: “Sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pendapat di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan
informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan
cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Hal ini sampel harus
representatif disamping itu peneliti wajib mengerti tentang besar ukuran sampel,
teknik sampling, dan karakteristik populasi dalam sampel. Keuntungan
menggunakan sampel antara lain:
1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan
menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan
akan terlewati.
2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga).
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya
banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan
e. Non-Probability Sampling
Non-probability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan
kesempatan (peluang) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota
sampel. Teknik non-probability sampling antara lain:
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis ialah pengambilan sampel didasarkan atas urutan
dari populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari
populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan urutan yang seragam.
2. Sampling Kuota
Sampling kuota ialah penentuan sampel dari populasi yang mempunyai
ciri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah) yang dikehendaki atau pengambilan
sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti.
10 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
Caranya menetapkan besar jumlah sampel yang diperlukan, kemudian
menetapkan jumlah (jatah yang diinginkan), maka jatah itulah yang dijadikan
dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
3. Sampling Aksidental
Sampling aksidental ialah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor
spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan
peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut
dapat digunakan sebagai sampel (responden).
4. Purposive Sampling
Purposive sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan ialah
teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau
penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Hanya mereka yang ahli yang patut
memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang diperlukan. Oleh
karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus
tunggal yang representatif diamati dan dianalisis.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua
populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus.
Sampling jenuh dilakukan bila populasinya kurang dari 30 orang.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling cara getuk tular (bahasa Jawa) yaitu teknik
sampling yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden)
mengajak para temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga
jumlah sampel semakin membengkak jumlahnya. Penelitian yang cocok
menggunakan sampling ini biasanya metode penelitian kualitatif (Riduwan,
2013).
11 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
𝑵
𝒏 = 𝑵.𝒅𝟐 +𝟏
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (%)
Dimana :
S = jumlah sampel yang diambil
n = jumlah anggota populasi
12 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
3. Pengambilan Sampel Bertingkat (Berstrata)
Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai
rumusan alokasi proporsional dari Sugiyono (1999:67) besarnya sampel
pegawai mulai dari pimpinan sampai staf:
𝑵𝒊
𝒏𝒊 = .𝒏
𝑵
Dimana :
ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya (Riduwan, 2013).
13 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
Sebagai langkah pertama dari penentuan sampel adalah membuat batasan
tentang ciri-ciri populasi. Semakin banyak ciri atau karakteristik yang ada pada
populasi, akan semakin sedikit subjek yang tercakup dalam populasi dan
sebaliknya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin besar sampel
penelitian, hasil yang diperoleh akan menjadi semakin baik karena dalam
sampel yang besar akan lebih tercermin gambaran hasil yang lebih nyata. Pada
umumnya orang berpendapat bahwa tiga puluh subjek penelitian merupakan
batas antara sampel kecil dengan sampel besar. Tiga puluh atau kurang bisa
dikatakan sebagai sampel kecil sedangkan lebih besar dari tiga puluh
merupakan sampel besar.
Di dalam menentukan sampel, peneliti hendaknya selalu ingat akan batasan
pengertian tentang subjek penelitian, responden penelitian, dan sumber data.
Apabila peneliti berpikir tentang teknik pengumpulan data, maka yang harus
diperhatikan adalah pengertian reponden. Jika mereka akan menggunakan
angket, reponden yang dapat diambil cukup banyak. Dalam pemikiran lain, jika
peneliti akan menggunakan wawancara, tentu responden yang diambil tidak
dapat banyak karena wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dapat dikatakan “elit” karena memerlukan banyak waktu dan tenaga. Demikian
juga jika peneliti akan menggunakan teknik pengamatan (Arikunto, 2000).
1. Kesalahan Sampling
Kesalahan ini terjadi disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang
tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan berdasarkan sampel.
Jelas bahwa penelitian terhadap sampel yang diambil dari populasi dan penelitian
terhadap populasi itu sendiri, kedua penelitian dilakukan dengan prosedur yang
sama, tetapi hasilnya akan berbeda. Perbedaan antara hasil sampel dan hasil yang
14 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
akan dicapai jika prosedur yang sama digunakan dalam sampling juga digunakan
dalam sensus (populasi) dinamakan kesalahan sampling. Para ahli statistika telah
berusaha untuk mengukur dan mempertimbangkan kesalahan ini supaya dapat
dikontrol. Adapun cara untuk dapat melakukannya ialah dengan jalan mengambil
sampel berdasarkan sampel acak dan memperbesar ukuran sampel.
2. Kesalahan Non-Sampling
Kesalahan ini dapat terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu berdasarkan
sampling ataukah berdasarkan sensus. Beberapa penyebab terjadinya kesalahan
non-sampling adalah:
a. Populasi tidak diidentifikasi sebagaimana mestinya
b. Populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari
c. Angket tidak dirumuskan sebagaimana mestinya yang memenuhi standar
validitas
d. Istilah-istilah telah didefinisikan kurang tepat atau telah digunakan tidak
secara konsisten (reliabel)
e. Para responden tidak memberikan jawaban yang akurat, menolak untuk
menjawab atau tidak ada di tempat ketika petugas (peneliti) datang untuk
melakukan wawancara
15 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah kumpulan
dari seluruh individu yang mempunyai kesamaan tertentu sesuai dengan rumusan
penelitian. Bagian populasi yang diambil sebagai subjek penelitian yang diamati
dinamakan sampel penelitian. Sampel yang representatif dapat meningkatkan
kepercayaan penelitian. Karena melaksanakan penelitian secara populasi sukar,
maka peneliti dapat mengambil sebagian saja dari populasi yang ada. Teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sample. Secara garis besar
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari : teknik
random sampling dan teknik nonrandom sampling. Cara menentukan ukuran
sampel ada 3 yaitu pengambilan sampel apabila populasi sudah diketahui,
pengambilan sampel apabila populasi tidak diketahui dan pengambilan sampel
bertingkat. Kesalahan umum disebabkan oleh kenyataan adanya pemeriksaan yang
tidak lengkap tentang populasi dan penelitian hanya dilakukan berdasarkan sampel,
bisa terjadi pada waktu mencatat data, melakukan tabulasi dan melakukan
perhitungan, populasi yang menyimpang dari populasi yang seharusnya dipelajari,
angket tidak dirumuskan sebagaimana mestinya yang memenuhi standar validitas,
istilah-istilah telah didefinisikan kurang tepat atau telah digunakan tidak secara
konsisten (reliabel) dan para responden tidak memberikan jawaban yang akurat,
menolak untuk menjawab atau tidak ada di tempat ketika petugas (peneliti) datang
untuk melakukan wawancara.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan adapun isi,
kelengkapan data serta penyusunan dalam makalah ini yang masih banyak
kekurangan, diharapkan agar bisa diperbaharui kedepannya oleh penulis-penulis
yang akan datang.
16 | P o p u l a s i d a n S a m p e l
DAFTAR PUSTAKA
17 | P o p u l a s i d a n S a m p e l