Anda di halaman 1dari 15

POPULASI DAN SAMPEL

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Perkuliahan untuk Mata Kuliah
Metode Penelitian Pendidikan pada Program Doktor (S3) Pascasarjana UINSI
Samarinda

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag


Prof. Dr. Susilo, M.Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Ridho Muttaqin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
(UINSI) SAMARINDA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami bisa menyelesaikan makalah ini
sebelum tenggat waktu.

Berikut ini kami membuat sebuah makalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah “Metodologi Penelitian Pendidikan” yang membahas
tentang “Populasi dan Sampel”. Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat
membantu menambah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Melalui kata pengantar ini, penulis terlebih dahulu memohon maaf dan
memohon pemakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan, baik dalam isi
maupun penulisan. Terima kasih.

Samarinda, 22 September 2022

M Ridho Muttaqin

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Populasi dan Sampel..............................................................................................2

B. Teknik-Teknik Sampling.......................................................................................3

C. Penentuan Ukuran Sampel.....................................................................................7

BAB III

PENUTUP.......................................................................................................................11

A. Kesimpulan..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari penerapan dari metode populasi dan
sampling ini sering dijumpai. Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang ingin
mengetahui apakah masakannya sudah cukup enak menurut seleranya atau
tidak. Untuk merasakan enak atau tidak, maka si ibu dapat mencoba seluruh
sayur yang dimasaknya itu atau cukup dengan satu sendok makan saja
sehingga dapat mewakili rasa seluruh sayur yang dimasaknya. Yang
demikian juga, halnya dalam proses penelitian. Kesalahan dalam menentukan
populasi dan sampel akan berakibat tidak tepatnya data yang dikumpulkan
sehingga hasil penelitian pun tidak memiliki kualitas yang baik, tidak
representatif serta tidak memiliki daya generalisasi yang baik.
Dalam bab ini, akan diuraikan secara rinci mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian yang meliputi : (a) populasi dan sampel,
(b) teknik sampling, (c) penentuan ukuran sampel, (d) kesalahan-kesalahan
umum dalam menentukan ukuran sampel.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari populasi dan sampel ?
2. Apa saja teknik-teknik sampling ?
3. Bagaimana menentukan ukuran sampel ?
4. Apa saja kesalahan-kesalahan dalam menentukan ukuran sampel ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi populasi dan sampel.
2. Mengetahui teknik-teknik sampling.
3. Mengetahui penentuan ukuran sampel.
4. Mengetahui kesalahan-kesalahan dalam penentuan ukuran sampel.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang memiliki kualitas serta karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.1 Populasi
ialah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu
penelitian.2
Jadi populasi itu bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, akan tetapi meliputi seluruh sifat yang dimiliki
oleh subjek/objek tersebut.3
Contohnya saja, kita hendak melakukan penelitian mengenai tingkat
kemampuan seluruh perawat, dalam dokumen rekam medis catatan
keperawatan di suatu rumah sakit. Maka dalam hal tersebut populasinya
ialah seluruh perawat yang bekerja di rumah sakit.
Tujuan diadakannya populasi adalah agar kita dapat menentukan
besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi
berlakunya daerah generalisasi. Akan tetapi, penelitian yang menggunakan
semua anggota populasinya ialah sensus. Satu orangpun bisa dapat dikatakan
sebuah populasi dikarenakan satu orang itu memiliki berbagai macam sifat.
Misalnya saja, kita ingin penelitian tentang hobi yang dimiliki si A, maka

1
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
CV.ALFABETA IKAPI, 2013), hal. 80.
2
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020),
hal. 361.
3
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
CV.ALFABETA IKAPI, 2019), hal. 126.

2
hobi itu merupakan sampel dari semua sifat karakteristik yang dimiliki oleh si
A.4
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh suatu populasi. Sampel merupakan sebagian anggota populasi yang
diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampling. Bila populasi
besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
misalnya saja keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Untuk pengambilan sampel itu sendiri, haruslah diambil dari populasi
yang memang benar-benar representatif (mewakili). Jika tidak, maka
diibaratkan 3 orang yang buta, lalu ia diminta mendeskripsikan bagaimana
wujud seekor gajah. Orang pertama, memegang telinga gajah yang
dideskripsikannya seperti kipas besar. Orang kedua, memegang badan gajah
yang dideskprisikannya seperti tembok dinding besar. Dan orang ketiga,
memegang belalai gajah yang dideskripsikannya seperti pipa besar. Begitulah
jika memilih sampel yang tidak representatif, seperti orang yang buta dengan
membuat deskripsi yang salah-salah.5

B. Teknik-Teknik Sampling
Teknik sampling ialah teknik dalam mengambil sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling dikelompokkan menjadi
2, yaitu probability sampling dan non probability sampling.
1. Probability sampling merupakan teknik yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Pemilihan sampel dengan cara probability ini sangat dianjurkan pada
penelitian kuantitatif. Dalam probability sampling ada 4 teknik sampling
yang dapat digunakan antara lain :
a. Simple Random Sampling

4
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020),
hal. 361.
5
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
CV.ALFABETA IKAPI, 2013), hal. 81

3
Ciri utama sampling ini merupakan unsur dari keseluruhan
populasi yang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Hal
ini berarti setiap unsur dipilih dengan bebas dari setiap unsur
lainnya. Cara teknik ini bekerja dengan menggunakan undian, yang
nama-namanya ditempatkan dalam suatu wadah dan wadah tersebut
dikocok. Keuntungannya ialah anggota sampel mudah dan cepat
diperoleh sedangkan kelemahannya ialah kadang-kadang tidak
mendapatkan data yang lengkap dari populasinya.
b. Proportionate Stratified Sampling
Ciri utama sampling ini ialah apabila populasi heterogen atau
berdiri atas kelompok-kelompok bertingkat secara proposional serta
penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Artinya,
peneliti harus mengetahui bahwa dalam populasi ada strata, kelas,
lapisan atau ras. Contohnya ada kelas pegawai negeri, mahasiswa,
dan petani. Keuntungan menggunakan teknik ini, anggota sampel
yang diambil lebih representatif dan kelemahannya lebih banyak
memerlukan usaha pengenalan terhadap sifat populasi.
c. Disproportionate Stratified Random
Ciri utama dari teknik ini, apabila populasi berstrata atau
bertingkat tetapi kurang proposional. Contohnya karyawan dari unit
kerja tertentu, mempunyai orang lulusan S3 satu orang, lulusan S2
tiga orang, lulusan S1 seratus orang, lulusan SMA tujuh ratus orang,
lulusan SMP enam ratus orang. Maka satu orang lulusan S3 dan tiga
orang lulusan S2, itu diambil semua sebagai sampel.
d. Cluster Sampling
Ciri utama teknik ini, apabila populasi terbesar dalam
beberapa daerah, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya.
Teknik ini sering digunakan melalui 2 tahap yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah dan tahap kedua menentukan orang-
orang yang ada pada daerah itu secara sampling. Keuntungan
menggunakan teknik ini ialah dapat mengambil populasi yang lebih
besar di daerah dan pelaksanaannya lebih mudah dan murah

4
dibandingkan teknik lainnya. Akan tetapi, kelemahannya ialah
jumlah individu dalam setiap pemilihan tidak sama dan ada
kemungkinan penduduk satu daerah berpindah ke daerah lain tanpa
sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin
menjadi anggota rangkap sampel penelitian.6
2. Non Probability Sampling merupakan teknik yang tidak memberi
peluang kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik ini dilakukan dengan mudah dalam wakut
yang sangat singkat. Namun kelemahannya, hasil yang didapat tidak
dapat diterima dan berlaku bagi seluruh populasi, karena sebagian besar
dari populasi tidak dilibatkan dalam penelitian. Dalam teknik ini ada 6
cara dalam memilih sampel, yaitu :
a. Sampling Sistematis
Ciri utama sampling sistematis, dengan pengambilan sampel
dipilih berdasar nomor urut dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi dari daftar pegawai terdiri
100 orang, maka semua anggota diberi nomor urut dari 1-100.
Pengambilan sampel bisa dengan bilangan kelipatan, ganjil saja,
atau genap saja. Keuntungan teknik ini, mudah dalam
pelaksanaanya dan cepat selesai, namun kelemahannya ialah
populasi yang berada diantara yang kesekian dan kesekian
dikesampingkan sehingga cara ini tidak sebaik sampling acakan.
b. Sampling Purposive
Ciri utama sampling ini, apabila anggota sampel yang
dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. Contohnya
dalam meneliti kualitas kentang, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli dalam pertanian atau perkebunan. Teknik ini
biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif dengan tujuan
mengamati kasus-kasus tertentu.
c. Sampling Insidental

6
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020),
hal. 364-367.

5
Ciri utama sampling ini, apabila pemilihan anggota sampel
berdasarkan kebetulan dilakukan terhadap orang atau benda yang
kebetulan ada dijumpai. Contohnya seorang peneliti menanyakan
kepada pengunjung pasien tentang pelayanan klinik.
Keuntungannya, murah, cepat, dan mudah. Kelemahannya, kurang
representatif.
d. Sampling Kuota
Ciri utamanya, apabila anggota sampel pada suatu tingkat
dipilih dengan jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu.
Contohnya seorang peneliti akan melakukan penelitian tentang
pendapat masyarakat terhadap pemindahan ibukota negara
Indonesia, jumlah sampel yang ditentukan 800 orang. Jika
pengumpulan data masih belum memenuhi 800 orang, maka peneliti
dipandang belum selesai karena belum memenuhi 800 orang yang
ditentukan.
e. Sampling Jenuh
Ciri utamanya, dikatakan jenuh (tuntas) apabila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling jenuh baik
digunakan apabila jumlah populasinya relatif kecil, kurang dari 30
orang atau penelitian yang ingin membuat dengan kesalahan yang
sangat kecil. 7
Bisa juga dikatakan sensus karena semua anggota
populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Teknik ini dengan menentukan sampel yang semula
jumlahnya kecil kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi berukuran besar. Langkah
penentuan sampel pada teknik ini, dipilih dulu satu atau dua orang,
tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap
data yang diberikan maka peneliti mencari orang lagi yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh

7
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020),
hal. 367-369

6
dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya hingga jumlah sampel
semakin banyak.8 Keuntungannya, ada peningkatan kecenderungan
menempatkan sifat-sifat yang diinginkan dalam populasi dan
kelemahannya, penanganannya sulit sekali dikendalikan jika jumlah
sampel melebihi 100 orang.
Untuk menetapakan apakah kita menggunakan probability
sampling atau non probability sampling, itu tergantung pada kebutuhan
dan kondisi yang menguntungkan bagi penggunaan kedua jenis teknik
sampling tersebut.9

C. Penentuan Ukuran Sampel


Jumlah anggota sampel sering disebut dengan ukuran sampel.
Jumlah sampel yang diharapkan 100% bisa mewakili populasi sehingga
tidak terjadi kesalahan generalisasi ialah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Jadi, jika jumlah populasinya ada 1000 dan hasil
penelitiannya akan diberlakukan untuk 1000 orang tanpa ada kesalahan,
maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi yaitu
1000 orang (sampel total). Makin besar jumlah sampel yang mendekati
populasi, maka peluang adanya kesalahan generalisasi semakin kecil dan
sebaliknya jika makin kecil jumlah sampel yang menjauhi populasi, maka
semakin besar juga kesalahan pada generalisasinya (diberlakukan umum).
10

Penetapan ukuran sampel merupakan maslaah yang komplek dan


mencakup banyak pertimbangan kualitatif dan kualitatif seperti tipe
kesalahan, confidance level, standar deviasi, variance dan lainnya. Hal lain

8
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
CV.ALFABETA IKAPI, 2013), hal. 85.
9
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020),
hal. 370
10
Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitas dan R&D, (Bandung: CV .ALFABETA
IKAPI,2013), hal. 135

7
yang tidak kalah penting yaitu research desain yang bisa mempengaruhi
rumus besar sampel mana yang akan digunakan. 11
Gleen D Israel, dari University of Florida (1992), mengemukakan
pertimbangan dalam menentukan ukuran sampel (sample size) untuk
penelitian. Penentuan ukuran sampel dibagi menjadi 3 yaitu, the level of
precision, the confidence level, dan the degree of variability.
1. The Level of Precision
The level of precision ialah tingkat kepresisian dari suatu sampel
atau yang sering dikatakan sebagai sampling error, atau kesalahan
sampel. Tingkat kepresisian atau kesalahan sampel ini ditujukkan dari
perbandingan antara rata – rata populasi dengan sampel.
Contohnya : rata – rata Indeks Prestasi (IP) 15.000 mahasiswa
Mulia Dharma (populasi) berdasarkan dokumentasi = 3,20. Kemudian
penelitian mengambil sampel dari populasi itu sebanyak 300 mahasiswa.
IP 300 sampel mahasiswa sampel itu dihitung rata – ratanya = 3,10.
Berdasarkan hal ini, maka selisih rata – rata IP populasi (15.000
mahasiswa) dengan rata – rata IP sampel (300 mahasiswa) = 3,2 – 3,1 =
0,1 atau 0,1: 3,2 = 0,0031 atau 3,1%. Pada umumnya rata – rata populasi
tidak diketahui, jadi dalam perhitungan sampel, ditetapkan terlebih
dahulu tigkat kepresisian yang dikehendaki yang dinyatakan dalam
presentase misalnya 5%.
2. The Confidance Level
Pada level ini merupakan tingkat kepercayaan pada suatu sampel.
Teori ini berlandaskan pada asumsi bahwa, populasi berdistribusi normal
dan populasi itu adalah kumpulan dari sampel – sampel yang bisa
diambil secara berulang. Jadi, kepercayaan sampel yang diambil dari
populasi bersifat peluang. Suatu sampel yang diambil dari populasi
mempunyai kepercayaan 95% atau kesalahan 5%, yang berarti setiap
100 sampelnya diambil dari populasi tersebut ada 5 sampel yang salah
atau tidak representatif.

11
Hardani, dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV .Pustaka Ilmu, 2020),
hal. 371

8
3. Degree of Variability
Di tingkatan ini ialah derajat variabilitas suatu populasi. Populasi
yang variabilitasnya tinggi berarti sangat heterogin. Bila, populasi
semakin heterogin maka ukuran sampel akan semakin besar, sebaliknya
jika populasi homogen maka ukuran sampel akan semakin kecil. 12
Contohnya: volume air 10.000 m3, bila air itu homogen maka
jumlah sampel bisa cukup 100 CC. contoh lainnya, bila suatu sekolah
muridnya homogen, cerdas semua atau bodoh semua, maka jumlah
sampelnya bisa lebih kecil, bila dibandingkan dengan sekolah yang
mempunyai murid cerdas, sedang dan bodoh.

D. Kesalahan-Kesalahan dalam Menentukan Sampel


Kesalahan–kesalahan umum yang sering kita jumpai dalam
menentukan besarnya ukuran sampel ada 8, yaitu :
1. Peneliti gagal dalam menetapkan jumlah anggota populasi yang dapat
diperoleh,
2. Peneliti tidak menggunakan teknik sampling yang sudah disyaratkan
untuk menentukan anggota sampel subgroupnya sehingga analisis
statistika parameter tidak berlaku pada populasi yang sebenarnya,
3. Peneliti merubah prosedur teknik sampling,
4. Peneliti merubah rumus untuk menghitung besaran anggota sampel,
5. Peneliti memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan
penelitian,
6. Peneliti mengurangi anggota sampel yang sudah ditentukan oleh
perhitungan,
7. Peneliti tidak memberikan alasan–alasan mengapa rumus dan teknik
sampling yang digunakan di dalam penelitian,

12
Prof. Dr, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV .ALFABETA
IKAPI, 2013), hal. 135-136

9
8. Peneliti memilih grup eksperimen dan group control dari populasi yang
berbeda. 13

13
Hardani,dkk, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu, 2020),
hal.377

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Populasi ialah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu
didalam suatu penelitian. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, akan tetapi meliputi seluruh sifat yang dimiliki
oleh subjek/objek tersebut.
Sampel merupakan sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik pengambilan sampling. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya saja
keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk pengambilan sampel itu
sendiri, haruslah diambil dari populasi yang memang benar-benar
representatif (mewakili).
Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling
dikelompokkan menjadi 2, yaitu probability sampling dan non probability
sampling.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


CV.ALFABETA IKAPI.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV.ALFABETA IKAPI.
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
CV. Pustaka Ilmu Group.

12

Anda mungkin juga menyukai