Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH POPULASI DAN SAMPLING

DISUSUN OLEH :

1. QURRATA A`YUN (G2A016056)


2. TIARA WIDYA HAPSARI (G2A016057)
3. NIHAYATUZZULFAH (G2A016058)
4. SITI MUHARROMAH M. H (G2A016059)
5. DINDA SETYANINGSIH (G2A016060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankepada Allah SWT karenarahmat dan hidayah-


Nya kami dapatmenyelesaikanmakalahmatakuliahSistemPerkemihan yang
berjudul “Populasi dan Sampel”.

Adapunmakalahinitentunyadenganbantuandariberbagaipihakdalam proses
pembuatanmakalahini, sehinggatidaklupa kami mengucapkanterimakasih yang
sebesar-besarnya yang telahmembantudalampenyelesaianmakalah.

Takadagading yang takretak, kami


menyadaribahwamasihbanyakkekurangandalampembuatanmakalahinimulaidaripe
nyusunanmaupunmateritersebut. Untukitudiperlukankritik dan saran agar
dapatmemperbaikimakalahinilebihbaiklagi.

Akhirnyapenyusunmengharapkandarimakalahini agar
dapatmenambahwawasanmengenaistatistikdalambidangkesehatan yang
berkaitandenganilmukesehatanmasyarakat.

Semarang, Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….
…….

DAFTAR ISI……………………………………………………….………....

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..………..

A. Latar Belakang…………………………………………………….….
B. Tujuan Penulisan..…………………………………………………....
C. Manfaat Penulisan………………………………………………........

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………....

BAB III PENUTUP………………………………………………….....…...

A. Kesimpulan…………………………………………………….…….

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam melakukan penelitian, populasi dan sampel merupakan satu
komponen yang sangat perlu diperlukan. Populasi dan sampel sebagai
keseluruhan atau sebagian contoh dari objek-objek yang diteliti.
Mendengar istilah sampel, orang akan akan cenderung
menghubungkannya dengan contoh. Misalnya ketika jalan-jalan dipusat
perbelanjaan dan diberikan hadiah sabun dalam bentuk yang lebih kecil,
maka disebut sampel (contoh) sabun (asli). Lalu, apa hubungannya sampel
barang tersebut dengan statistik?
Dalam menentukan populasi dan sampel penelitian, sudah barang
tentu haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta
haruslah tepat dan efisien. Kendala-kendala yang timbul selayaknya dapat
diantisipasi oleh peneliti. Oleh karenanya, dalam menentukan populasi dan
sampel peneliti hendaklah memperhatikan hal-hal yang memang berkaitan
dengan populasi dan sampel, sehingga didapatkan sampel yang tepat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sempel ?
2. Apa saja konsep dasar sampling ?
3. Apa saja teknik pengambilan sample ?
4. Apa saja cara menghitung besar sample ?
5. Apa saja contoh soal dan rumus yang sederhana ?
C. MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi populasi dan sampel.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar sampling.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan teknik pengambilan sample.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung besar sample.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan contoh soal dan rumus yang sederhana.

D. METODE PENULISAN
Pada penulisan makalah yang berjudul “POPULASI DAN
SAMPEL ” ini, penulis hanya menggunakan metode penulisan dengan
literatur saja. Dengan metode literatur ini penulis mencari berbagai sumber
pada buku yang bersangkutan dengan judul.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang, Rumusan Masalah, Manfaat
Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika
Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI Definisi populasi,sampel, konsep dasar


sampling
Teknik pengambilan sample, menghitung
besar sample, contoh soal dan rumus yang
sederhana.
BAB III PENUTUP Kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN

A. POPULASI
1. Pengertian Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti


jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).

Menurut Nazir (2005) mengatakan bahwa popuasi adalah


berkenaan dengan data bukan barang atau bendanya. Pengertian
lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi
adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik
tertentu di dalam suatu penelitian.
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan.

Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa


karakteristik populasi adalah:

a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi


yang akan diinginka.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-
benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam
suatu area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c. Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat
tertentu yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari
keadaan itu.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu
dapat digeneralisasikan.

2. Jenis-Jenis Populasi

Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis,


yaitu:

a. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat


dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan
jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (infinite) yaitu objek penelitian yang
mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung
jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Disamping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus


dibedakan ke dalam sifat berikut ini:

a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-


unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu
dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya seorang
dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia
cukup mengambil setetes darah saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-
unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga
perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.

B. SAMPLE
1. Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa
sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili
populasi tersebut.

2. Alasan Sampling

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan menggunakan


sampel menurut Sudjana (2002:161) adalah :

a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter
yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya
bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin
mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam
populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak
praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid
sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek
yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar
biaya yang diperlukan, lebih–lebih bila objek itu tersebar diwilayah
yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk
mengurangi biaya.
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit
daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila
waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan
segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat

d. Percobaan yang sifatnya merusak


Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh
populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak
mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien
yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu
penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup
dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi
pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap
populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel
memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian;
apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya
,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa
harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel
pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.

3. Keuntungan Penggunaan Sampel

Ada beberapa keuntungan jika kita menggunakan sampel, yaitu :

a. Biaya menjadi berkurang


b. Lebih cepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
c. Lebih akurat
d. Lebih luas ruang cakupan penelitian

C. KONSEP DASAR SAMPLING


1. Pengertian
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian
(sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran atau
karakteristik dari sampel disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-
rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku. Alasan perlunya
pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
a. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
b. Lebih cepat dan lebih mudah.
c. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
d. Dapat ditangani lebih teliti.

Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan


yang harus dipilih, (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh
populasi) misalnya:

a. Meneliti air sungai


b. Mencicipi rasa makanan didapur
c. Mencicipi duku yang hendak dibeli

2. Kelebihan dan Kekurangan antara Populasi dan Sampel


a. Populasi
Kelebihan Populasi :
1) Data dijamin lebih lengkap
2) Pengambilan kesimpulan/generalisasi lebih akurat

Kelemahan Populasi :

1) Membutuhkan banyak sumber daya (biaya, tenaga, waktu)

2) Tidak ada jaminan bahwa semua anggota populasi dapat


didata/dilacak dilapangan

b. Sampel
Kelebihan Sampel :
1) Efisien penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu)
2) Anggota sampel lebih mudah didata/dilacak dilapangan

Kelemahan Sampel :

1) Membutuhkan ketelitian dalam menentukan sampel

2) Pengambilan kesimpulan/generalisasi perlu analisis yang teliti.

D. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE


Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian
untuk mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat
menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi
atas 2 kelompok besar, yaitu:

1. Probability Sampling (Random Sample)

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang


memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk
menjadi sampel. Teknik ini meliputi:

a. Simple Random Sampling

Teknik ini adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel


diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada
dalam populasi.

b. Sampling Sistematis

Teknik sampling sistematis adalah teknik sampling yang


menggunakan nomor urut dari populasi, baik yang berdasarkan
nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor
identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau
pertimbangan sistematis lainnya.

c. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun


penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada
dalam populasi.

d. Disproportionate Stratified Random Sampling

Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang


hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling
dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak proporsionalan
penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota
populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.

e. Cluster Sampling

Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data


atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu provinsi,
kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh
provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya,
maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random,
dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-
masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional
stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja
berbeda.

2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)

Nonprobability sampling adalah pegambilan sampel bukan acak,


dimungkinkan untuk mengatasi kesulitan pengambilan sampel secara
acak, kerangka sampling (sampling frame tidak tersedia) dan
keterbatasan biaya. Disamping itu penggunaan non probability
sampling didasarkan atas tujuan tertentu (biasanya pada penelitian
kualitatif).

a. Purposive Sampling

Menurut Arikunto (2006) pengertiannya adalah: teknik


mengambil sampel dengan tidak berdasarkan random, daerah atau
strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang
berfokus pada tujuan tertentu.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengertiannya adalah:


pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan
tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah
diketahui sebelumnya.
Menurut Sugiyono (2010) pengertiannya adalah: teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa
lebih representatif.
1) Langkah-langkah Purposive Sampling
a) Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya
kriteria tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias.
b) Tentukankriteria-kriteria.
c) Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang
teliti.
d) Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan
subjek penelitian serta memenuhi kriteria.
2) Syarat Purposive Sampling
a) Kriteria atau batasan ditetapkan dengan teliti.
b) Sampel yang diambil sebagai subjek penelitian adalah
sampel yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
3) Kelebihan dan Kekurangan Purposive Sampling

Kelebihan:

a) Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan


penelitian.

b) Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk


dilaksanakan.

c) Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal


yang mudah ditemui atau didekati oleh peneliti.

Kekurangan:
a) Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan
representatif dalam segi jumlah.

b) Dimana tidak sebaik sample random sampling.

c) Bukan termasuk metode random sampling.

d) Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk


mengambil kesimpulan statistik.

b. Accindental Sampling

Accidental sampling/ Convenience sampling adalah non-


probabilitas sampling teknik dimana subyek dipilih karena
aksesibilitas nyaman dan kedekatan mereka kepada peneliti.Subyek
dipilih hanya karena mereka paling mudah untuk merekrut studi
dan peneliti tidak mempertimbangkan memilih mata pelajaran
yang mewakili seluruh populasi.

Dalam semua bentuk penelitian, akan sangat ideal untuk


menguji seluruh penduduk, tetapi dalam banyak kasus, populasi
terlalu besar sehingga mustahil untuk menyertakan setiap individu.
Ini adalah alasan mengapa para peneliti sebagian besar bergantung
pada teknik sampling seperti pengambilan sampel kenyamanan,
yang paling umum dari semua teknik sampling. Banyak peneliti
lebih memilih teknik sampling karena cepat, murah, mudah dan
subyek yang tersedia.

c. Quota Sampling

Biasanya teknik sampling ini digunakan data dari populasi


yang berkaitan dengan demografi (kependudukan) seperti: lokasi
geografis, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,dll. Pada
dasarnya qupta sapling sama dengan Judgment sampling dua tahap.
Tahap pertama adalah tahapan dimana peneliti merumuskan
kategori kontrol atau quota dari populasi yang akan diteliti, seperti:
jenis kelamin, usia, ras yang terdefinisikan dengan baik sebagai
basis dari keputusan pemilihan sampel. Tahap kedua adalah
penentuan bagaimana sampel akan diambil, dapat secara
Convenience atau judgment tergantung pada situasi dan kondisi
pada saat akan dilakukan penelitian dan apa yang akan diteliti serta
kemampuan dari peneliti sendiri.

Perbedaan antara Judgment sampling dengan Quota sampling


terletak adanya suatu batasan pada quota sampling bahwa sampel
yang dipilih harus sejumlah tertentu yang dijatah (quotum) dari
setiap subgroup yang telah ditentukan daru suatu populasi. Ukuran
sampel pada Quota sampling biasanya cukup besar dengan harapan
agar karakteristik sampel (statistik) sedapat mungkin mendekati
karakteristik populasinya (parameter).

Kelebihan dan Kekurangan dilakukannya Quota Sampling :

Kelebihan Quota Sampling :

1) Rendahnya biaya penelitian yang dikeluarkan.

2) Ada keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen-elemen


untuk setiap quotanya. Bahkan pada kondisi tertentu, hasil
penelitian dpat menyamai hasil penelitian yang dilakukan
dengan salah satu teknik sampling yang termasuk rumpun
probability sampling.

Kekurangan Quota Sampling :

Ditinjau dari bias yang mungkin terjadi, terlihat bahwa dengan


teknik sampling ini akan diperoleh data yang sangat beragam.
Kondisi ini secara langsung akan berakibat pada tingginya tingkat
kesulitan dalam merumuskan hasil penelitian. Penyebab bias yang
lainnya adalah tidak adanya suatu prosedur atau tata cara yang baku
bagi pewawancara dan teknik wawancaranya. Permasalahan
bertambah lagi dengan kenyataan di lapangan bahwa pewawancara
cenderung mencari lokasi/tempat-tempat dimana sampel dapat
ditemukan dan kadang pewawancara memilih-milih responden
untuk diwawancarai berdasarkan kriteria yang tidak dapat diterima
seperti penampilan (gaya berpakaian, sikap), jenis kelamin, ras dan
lain sebagainya.

d. Saturation Sampling ( Sampling Jenuh )

Menurut Sugiyono (2001: 61), sampling jenuh adalah teknik


penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil,
kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Sampling jenuh adalah tehnik pengambilan sampling bila


semua anggota populasidigunakan sebagai sampel, hal ini
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil yaitu kurangdari 30
orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Sampling dikatakan jenuh (tuntas)
bila seluruh populasi dijadikan sampel (Nasution, 2003).

e. Snowball Sampling

(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik


penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan
sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama
semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan
purposive dan snowball sampling.

Cara pengambilan sampelnya dengan teknik ini dilakukan


secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil, makin lama
menjadi semakin besar seperi halnya bola salju (Snowball) yang
menggelinding menuruni lereng gunung/bukit. Dalam
pelaksanaannya,pertama-tama dilakukan interview terhadap suatu
kelompok/seorang responden yang relevan, dan untuk menunjuk
calon responden yang berikutnya yang memiliki
spesifikasi/spesialisasi yang sama.Hal tersebut ditempuh, karena
biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang
spesifik tersebut saling mengenal satu sama lain karena spesialisasi
(profesi) mereka.

Kelebihan Snowball Sampling :

1) Snowball sampling dapatdiperkirakan tidak akan banyak


menyimpang dari apayang sebenarnya terjadi padapopulasinya.

2) Bias yang dihasilkan relatifkecil.

KekuranganSnowball Sampling:

1) Waktu lama

2) Biaya besar

3) Wawancara melalui teleponatau pos dapat merupakanjalan


keluar

f. Judgment Sampling
Pada dasarnya merupakan suatu bentuk Convinience Sampling.
Sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Perumusan kriterianya,
subjektifitas dan pengalaman dari peneliti sangat berperan. Teknik
sampling ini dapat diterapkan dan pada umumnya lebih cocok
dipakai pada tahap awal suatu studi eksploratif. Sampel yang
diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak hati oleh peneliti
menurut pertimbamgan dan intuisinya. Bila dalam subjektifitas dan
intuisi dari peneliti benar, maka sampel yang dipilih peneliti
tersebut dapat mencerminkan karakteristik populasi.

Sampel yang diambil dari anggota populasi dipilih sekehendak


hati o/peneliti menurut pertimbangan & intuisinya. Bila intuisi dari
peneliti tersebut benar, maka sampel yang dipilih oleh peneliti
tersebut akan dapat mencerminkan karakteristik populasi. Ada 2
judgement sampling yang dikenal,yaitu :

1) Expert Sampling (sampling atas dasar keahlian)

Dalam expert sampling, pemilihan sampling yang representatif


didasarkan atas pendapat ahli, sehingga siapa, dalam jumlah
berapa sampel harus dipilih sangat tergantung pada pendapat
ahli yang bersangkutan.

2) Purposive sampling (sampling dengan maksud tertentu)

Dalam purposive sampling, pemilihan sampling bertitik


tolak pada penilaian pribadi peneliti menyatakan bahwa sampel
yang dipilih benar-benar representatif. Peneliti harus menguasai
bidangnya dan nemiliki pengetahuan memadai tentang
karakteristik anggota populasi.

Kelebihan :
Situasi agar teknik judgment sampling dapat digunakan bahkan
dianjurkan, seperti:

1) Pada kondisi dimana probability sampling tidak dapat


digunakan sama sekali.

2) Bila ukuran sampel sangat kecil (<20).

3) Bila peneliti memiliki pengetahuan dan penguasaan yang


memadai terhadap topik yang dihadapi sehingga dapat dijamin
bahwa sampel yang diambil benar-benar representatif.

Kekurangan :

Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknik sampling ini


adalah tuntunan adanya kejelian dari peneliti dalam mendefinisikan
populasi dan membuat pertimbangannya. Pertimbangan (judgment)
harus masuk akal dan relevan dengan maksud penelitian.

E. CARA MENGHITUNG BESAR SAMPLE

Penelitian Observasional

Besar Sampel Pada Satu Populasi

1. Estimasi
a. Simple random sampling atau systematic random sampling
Data kontinyu
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :

Z21-/2 2

n = -------------

d2

n = besar sampel minimum


Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah :

N Z21-/2 2

n = --------------------------

(N-1) d2 + Z21-/2 2

di mana N = besar populasi

Data proporsi

Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :

Z21-/2 P (1-P)

n = --------------------

d2

n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

P = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Jika populasi finit, maka rumus besar sampel adalah :

N Z21-/2 P (1-P)

n = -------------------------------

(N-1) d2 + Z21-/2 P (1-P)


di mana N = besar populasi

b. Stratified random sampling

Data kontinyu
Rumus besar sampel adalah :

N2h 2h
Nh 2h

n = besar sampel minimum

N = besar populasi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2h = harga varians di strata-h

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Wh = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N

Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L

L = jumlah seluruh strata yang ada

Data proporsi

Rumus besar sampel adalah :

n = besar sampel minimum


N = besar populasi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

Ph = harga proporsi di strata-h

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Wh = fraksi dari observasi yang dialokasi pada strata-h = N h/N

Jika digunakan alokasi setara, W = 1/L

L = jumlah seluruh strata yang ada

c. Cluster random sampling

Data kontinyu

Pada cluster random sampling, ditentukan jumlah cluster yang akan


diambil sebagai sampel. Rumusnya adalah :

N Z21-/2 2

n = ----------------------------------

(N-1) d2 (N/C) 2 + Z21-/2 2

n = besar sampel (jumlah cluster) minimum

N = besar populasi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

C = jumlah seluruh cluster di populasi

Data proporsi

Rumus besar sampel adalah :

N Z21-/2 2

n = ----------------------------------
(N-1) d2 (N/C) 2 + Z21-/2 2

n = besar sampel (jumlah cluster) minimum

N = besar populasi = mi

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

C = jumlah seluruh cluster di populasi

2 = (ai – mi P)2/(C’-1) dan P = ai /mi

ai = banyaknya elemen yang masuk kriteria pada cluster ke-i

mi = banyaknya elemen pada cluster ke-i

C’ = jumlah cluster sementara

2. Uji Hipotesis
Data kontinyu
Rumus besar sampel adalah :

N = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

0-a = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di

Populasi

Data proporsi

Rumus besar sampel adalah :


n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

P0 = proporsi di populasi

Pa = perkiraan proporsi di populasi

Pa-P0 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi

di populasi

Besar Sampel Pada Dua Populasi

1. Estimasi
Data kontinyu

Rumus besar sampel sebagai berikut :

n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Data proporsi

a. Cross sectional

Rumus besar sampel sebagai berikut :

n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu


P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1

P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

b. Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :
n = besar sampel minimum

1-P2

P2
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1

P2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2

 = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerir

Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya unit


pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah
proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau
drop out.

c. Case-control
Rumus besar sampel adalah :

n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

P1* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome


+)

P2* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome


-)

 = kesalahan (relatif) yang dapat ditolerier


2. Uji Hipotesis
Data kontinyu
Rumus besar sampel sebagai berikut :
n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

2 = harga varians di populasi

1-2 = perkiraan selisih nilai mean di populasi 1 dengan populasi


2

Data proporsi

a. Cross sectional
Rumus besar sampel sebagai berikut :

n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

P1 = perkiraan proporsi pada populasi 1

P2 = perkiraan proporsi pada populasi 2

P = (P1 + P2)/2

b. Cohort
Rumus besar sampel sebagai berikut :
n = besar sampel minimum
Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu
Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu
P1 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 1
P2 = perkiraan probabilitas outcome (+) pada populasi 2
P = (P1 + P2)/2

Pada penelitian cohort, untuk mengantisipasi hilangnya unit


pengamatan, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah
proporsi unit pengamatan yang hilang atau mengundurkan diri atau
drop out.

c. Case-control
Rumus besar sampel adalah :

n = besar sampel minimum

Z1-/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

Z1- = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada  tertentu

P1* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 1 (outcome


+)

P2* = perkiraan probabilitas paparan pada populasi 2 (outcome


-)

Jika besar sampel kasus dan kontrol tidak sama (unequal), dibuat
modifikasi besar sampel dengan memperhatikan rasio kontrol
terhadap kasus. Rumus di atas dikalikan dengan faktor (r + 1) /
(2 . r). Besar sampel untuk kelompok kontrol adalah (r.n).

Penelitian Eksperimental
Pada penelitian eksperimental, belum banyak rumus yang dikembangkan untuk
menentukan besar sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan besar sampel
(replikasi) yang dibutuhkan digunakan rumus berikut :

1. Untuk rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara


sederhana dapat digunakan rumus :

(t-1) (r-1)  15

di mana t = banyak kelompok perlakuan


r = jumlah replikasi
2. Di samping rumus di atas dan untuk rancangan eksperimen lain yang
membutuhkan perhitungan besar sampel, dapat digunakan rumus besar
sampel seperti pada penelitian observasional baik untuk satu sampel
maupun lebih dari 1 sampel, baik untuk data proporsi maupun data
kontinyu.
Pada penelitian eksperimen, untuk mengantisipasi hilangnya unit
eksperimen, dilakukan koreksi dengan 1/(1-f), di mana f adalah
proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundurkan diri atau
drop out.
Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan jumlah
populasi 923.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang pada
populasi tsb tidak diketahui.
a. Sampel lebih besar akan memberikan hasil yang lebih akurat, tapi
perlu tenaga, waktu, biaya yg lebih besar
b. Pengambilan sampel secara acak akan memberikan data kuantitatif
yg lebih representative
c. Besar kecilnya sample bukan satu-satunya penentuan representatif,
tetapi lebih kepada cara pengambilan sample

CONTOH SOAL

a. Penelitian tentang status gizi anak balita di kelurahan X dengan


jumlah populasi 3.000, dimana kasus atau prevalensi gizi kurang
pada populasi tsb tidak diketahui.

F. CONTOH SOAL dan RUMUS SEDERHANA


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau


subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain.

Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang


sama dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel
dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih
dan mewakili populasi tersebut.
Jenis-jenis populasi diantaranya Populasi berdasarkan atas jumlah,
dibedakan menjadi: Populasi terbatas (definite), dan Populasi tak terbatas
(indefinite). Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi
dengan ruang lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi:
Populasi teoritis, dan populasi tersedia. Populasi berdasarkan atas variasi
unsur pembentuk sumber data yaitu: Populasi bersifat homogen, dan
populasi bersifat heterogen.

Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis besar


dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Probabillity Sampling(pengambilan
sampel bardasarkan peluang), dan Nonprobability sampling (pengambilan
sampel tidak berdasarkan peluang).

DAFTAR PUSTAKA

CDC, FHI, WHO, 1991. An Epidemiologic Approach to Reproductive Health.


Editors : PA Wingo, JE Higgins, GL Rubin, SC Zahniser. CDC-Atlanta,
FHI-North Carolina, WHO-Geneva.

Cochran WG, 1977. Sampling Techniques. John Wiley & Sons, Inc.

Fleiss JL, 1981. Statistical Methods for Rates and Proportions. Second Edition.
John Wiley & Sons.

Hanafiah KA, 2003. Rancangan Percobaan, Teori & Aplikasi. Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya, Palembang. Penerbit PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.

Lemeshow S, DW Hosmer Jr, J Klar, SK Lwanga, 1990. Adequacy of Sample Size


in Health Studies. WHO. John Wiley & Sons.

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.


Notoatmodjo S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

Pratiknya AW, 2001. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran &


Kesehatan. Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Sastroasmoro S, S Ismael,1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Penerbit PT Binarupa Aksara, Jakarta.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Darsito.

Sugiarto, D. Siagian, LT Sunaryanto, DS Oetomo, 2003. Teknik Sampling.


Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Supranto J, 2000. Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Penerbit PT


Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai