Anda di halaman 1dari 19

METODOLOGI PENELITIAN

SAMPLE DAN SAMPLING

DISUSUN OLEH :

Aura Salsabila Khalishah

P05120318008

Dosen Pengajar :

Asmawati S.Kp,M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN (NERS)

Page | 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya dengan
berkat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Asmawati S.Kp,M.Kep selaku dosen mata kuliah
Metodologi Penelitian.Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan bantuannya berupa materil maupun non materil, karena tanpa bantuan pihak-
pihak tersebut kami tidak mungkin dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampunya.Kami berharap


dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi
siapa saja yang membacanya.

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas kelompok . Makalah ini kami buat satu jilid
yang berisi ”Sample dan Sampling”.Dalam tiap subbab yang dibahas merupakan informasi yang
sesuai dengan materi yang sedang dibahas.Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu
pula dengan makalah ini. Jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis,

Aura salsabila khalishah

Page | 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………2

Daftar Isi……………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………..4

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………..4


1.2. Tujuan Makalah…………………………………………………………………5
1.3. Manfaat Makalah………………………………………………………………..5

BAB II KONSEP TEORI…………………………………………………………...6

2.1. Pengertian Populasi,Sample dan Sampling…………………….………………....6


2.2. Desain Sample………………………………..…………………………………..…7
2.3. Menghitung Besar Sample……………..……..………………………………..…16

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..18

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………….18


3.2. Saran …………………………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..19

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penelitian dilakukan untuk menganalisis suatu hal, sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kekurangan hal tersebut atau menemukan hal baru yang lebih efektif. Secara kompleks
penelitian merupakan aktivitas pengumpulan fakta, bukti atau hasil secara sistematis dalam
rangka untuk menemukan, mengembangkan atau menguji pengetahuan tentang fenomena
alam maupun sosial. Penelitian memiliki fungsi yang besar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, hasil-hasil penelitian sebaiknya dapat diketahui oleh seluruh
lapisan masyarakat.Proses penelitian berdasarkan metodenya dapat dibedakan menjadi
penelitian experimental dan penelitian survai. Pada kesempatan ini, akan coba dibahas
mengenai penelitian survai. Penelitian survai biasanya digunakan untuk mengkaji populasi
dengan cara mengkaji atau menentukan sampel untuk menemukan insidensi, distribusi
maupun korelasi variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian survei ada yang
menggunakan sensus dan ada yang menggunakan sampel.
Jumlah populasi yang terbatas memungkinkan peneliti dapat menggunakan sensus, akan
tetapi pada populasi yang sangat banyak, maka dapat dilakukan sampling untuk efisiensi
tenaga, waktu dan biaya. Metode sampling dapat dibedakan menjadi probability
sampling dan non probability sampling.
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Anggota populasi bisa benda hidup
atau benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi
yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinitif” atau tidak
terbatas dan populasi yang diketahui dengan pasti jumlahnya (Populasi yang dapat diberi
nomor identifikasi, misalnya murid sekolah, pasien rumah sakit, disebut “Populasi
finit”.Suatu kelompok objek yang berkembang terus (Melakukan proses sebagai akibat
kehidupan atau proses kejadian) adalah populasi infinitif. Misalnya penduduk suatu negara
adalah populasi infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahya. Apabila penduduk
tersebut dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi
populasi yang finit. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi yang infinit karena

Page | 4
setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut dibatasi oleh waktu dan
tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah menjadi populasi yang finit.
Umumnya populasi yang infinit adalah teori saja, sedangkan kenyataan dalam prakteknya
semua benda hidup tergolong populasi yang finit. Bila dinyatakan bahwa 60% penduduk
Indonesia adalah petani, ini berarti bahwa dalam 100 orang penduduk Indonesia, ada 60
orang petani. Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi itu disebut “Parameter”. Jadi,
populasi yang didapat harus didapat harus didefinisikan dengan jelas termasuk didalamnya
ciri dimensi waktu dan tempat.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (menurut arti kata
sampel berarti contoh) Pengambilan sampel dilakukan dalam rangka :
 Penghematan biaya, tenaga, dan waktu dan mudah
 Memberi informasi yang lebih banyak dan mendalam
 Lebih cepat dan lebih mudah
 Dapat ditangani lebih teliti
Pengambilan sampel merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih, (tidak mungkin
mempelajari seluruh populasi) misalnya :
 Mencicipi duku yang dibeli
 Mencicipi garam di dapur

1.2. Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa/mahasiswi keperawatan
dalam memahami berbagai materi dari salah satu mata kuliah.Yang mana materi ini masih
berkaitan dengan Metodologi Penelitian.

1.3. Tujuan Penulisan


1) Sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.
2) Sebagai sumber informasi dan bahan yang diharapkan bermanfaat untuk pembelajaran.
3) Sebagai bahan masukan bagi pihak instansi yang berwenang untuk digunakan sebagai
dasar pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam asuhan keperawatan.

Page | 5
BAB II

KONSEP TEORI

2.1. Pengertian Populasi ,Sample dan Sampling


Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015: 80).  Menurut Nazir (1983:327)
mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya.
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang
memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3)
mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran
menjadi objek penelitian.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan berikut ini:
 Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-
batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga
bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapkan terdiri dari guru; berumur 25 tahun
sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
 Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara
kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota
Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam
populasi teoritis.

Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan


populasi yaitu :

Page | 6
 Homogennya adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama   sehingga
tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
 Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas – batasnya, baik secara
kualiatif maupun kuantitatif.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan
ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-
sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada
dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability
sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.

2.2. Desain Sample


Sampling adalah teknik cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel.
Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sampel (Random sampling dan non random
sampling) (DJarwanto, 1985 : 114).Keuntungan utama dari sampling dibandingkan dengan
pencatatan menyeluruh (sensus) adalah :
1) Penyelidikan biaya yang terbatas (reduced cost) : Oleh karena data yang diteliti itu lebih
kecil maka ongkos-ongkos dan biaya penyelidikannya jauh lebih sedikit.
2) Menghemat waktu dan tenaga (greater spreeder), data dapat dikumpulkan, diolah dan
diselidiki hingga hasilnya dengan cepat dapat dipergunakan.berapa jenis survai
membutuhkan biaya yang lama.
3) Penghematan pada hal-hal khusus: Beberapa jenis survai membutuhkan wawancara yang
lama dan padat sehingga tidak mungkin dilakukan dengan cara lain kecuali dengan
sampel. Dengan memakai sampel, memungkinkan perhatian tertuju pada sejumlah hal-
hal yang ditentukan..

Page | 7
4) Greater accurancy : Meskipun data yang diselidiki itu hanya merupakan bagian dari
populasi namun kualitasnya atau hasil-hasilnya dapat lebih baik dan lebih tepat daripada
sensus, sebab pengolahan data tidak memerlukan tenaga yang banyak, sehingga
pengolahan datanya diserahkan kepada tenaga yang betul-betul ahli dan terlatih.
 Kelemahan-kelemahan sampling :
Dalam keadaan tertentu faedah dari sampling menimbulkan keragua-raguan. Tiga kaedah
pokok dapat disebutkan sebagai berikut :
1) Jika data yang diperlukan dari wilayah-wilayah yang amat kecil maka
diperlukan sampel yang relatif besar populasinya.
2) Jika data yang dibutuhkan adalah untuk beberapa periode waktu yang teratur
dan diperlukan untuk mengukur perubahan yang sangat kecil dari suatu period
ke periode berikutnya, sampel yang besar mungkin dibutuhkan..
3) Jika dalam survai, pengambilan sampel harus dikeluarkan biaya administrasi
yang besarnya luarbiasa disebabkan oleh pekerjaan pemilihan sampel,
pengawasan dan sebagainya, sampling mungkin tidak praktis.
 Jenis random sampling :
1) Pengambilan sampel acak sederhana (Simple random sampling)
2) Pengambilan sampel acak stratifikasi (Stratified random sampling)
3) Pengambilan sampel acak bertahap (Multistage random sampling)
4) Pengambilan sampel secara acak sistematik (Sistimatic random sampling)
5) Pengambilan sampel acak kelompok (cluster random sampling)
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sedemikian rupa sehingga probabilitas setiap
unit sampel diketahui, sedangkan pengambilan sampel tanpa acak dilakukan sedemikian rupa
sehingga probabilitas setiap unit sampel tidak diketahui dan faktor subjek memegang peran
penting. Oleh karena itu, pengambilan sampel tanpa acak ini, walaupun dilakukan
sedemikian rupa sehingga mempunyai tingkat kewakilan yang tinggi, tetap dapat diwakili
secara objektif. Pengambilan sampel tanpa secara acak ini digunakan bila kita ingin
mengambil sampel yang sangat kecil pada populasi yang sangat besar karena dengan cara
apapun tidak mungkin mendapatkan sampel.

Page | 8
1. RANDOM SAMPLING
a. Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple random sampling)
Pengambilan sampel secara acak sederhana adalah pengambilan sampel sedemikian
rupa sehingga sehingga setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang
sama untuk diambil,yakni :
 Harus mempunyai unit dasar atau sampling
 Populasi tersebar
 Keuntungan :
Pengambilan sampel acak sederhana mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
- Ketepatan yang tinggi artinya setiap unit sampel mempunyai probabilitas yang
sama untuk diambil sebanyak untuk diambil sebagai sampel
- Kesalahan sampling dapat ditentukan secara kuantitatif.
- Dapat dilakukan pada populasi yang besar.
 Kelemahan
- Pengambilan sampel secara acak sederhana membutuhkan waktu, tenaga, biaya
yang sangat besar.
- Teknik pelaksanaan pengambilan sampel
- Cara pengambilan sampel tergantung besar populasi
1) Bila populasi kecil (dilakukan secara lotre) dibuat daftar semua unit sampel
2) Beri nomor secara berurutan
3) Semua unit sampel di tulis pada gulungan kertas
Sedangkan pengambilan sampel dengan populasi besar dilakukan dengan
menggunakan tabel bilangan random dengan cara sebagai berikut :
- Tentukan besarnya populasi studi
- Buat daftar unit sampling (sampling frame)
- Semua sampling unit diberi nomor urut agar mudah dalam mencocokkan
- Pengambilan sampel pertama, tentukan sembarang angka yang terdapat pada tabel
nomor random kemudian ambil kolom sebelahnya yang sesuainya dengan
banyaknya digit populasi.
Random sampling adalah suatu cara pengambilan sampel disebut random apabila kita
tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Seluruh individu

Page | 9
dalam populasi m memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel.
Sering Hal yang perlu diperhatikan dalam tabel bilangan random: Misalnya,
- Besarnya populasi 800 diambil 3 kolom lalu urutkan ke bawah sampai
jumlah sampel yang diinginkan.
- Bila diperoleh angka yang lebih besar dari populasi maka angka tersebut
tidak digunakan
- Demikian pula bila memperoleh angka yang sama dua kali maka satu angka
tidak digunakan.
Bila tidak mempunyai bil random , pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan menggunakan gulungan kertas yang ditulis darii 0 sampai 9 atau disesuaikan
dengan besarnya populasi kemudian diambil sesuai dengan jumlah digit.Probabilitas
teoritis karena besarnya peluang suatu kejadian dapat ditentukan berdasarkan logika
atau teori sebelum peristiwanya terjadi. Probabilitas suatu even adalah jumlah hasil
yang diharapkan terjadi pada sejumlah event (n) dibagi dengan jumlah semua
kemungkinan yang dapat kerja.Pengambil sampel tanpa acak (Non Random Sampling)
yang akan diuraikan adalah sebagai berikut :
1. Pengambil sampel seadanya (Accidental sampling)
2. Pengambil sampel berjatah (quota sampling)
3. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposive sampling)
b. Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi-bagi menjadi beberapa bagian/ subpopulasi/ stratum. Angota-anggota
dari sub-populasi (stratum) dipilih secara random, kemudian dipilih secara random,
kemudian dijumlahkan.Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi populasi ke
dalam beberapa strata, dimana setiap strata adalah homogen. Antar strata ada sifat
yang berbeda kemudian dilakukan dengan pengambilan sampel pada setiap strata
yang berbeda.
 Ciri-ciri:
- Deviasi standar lebih kecil dibandingkan dengan pengambilan sampel acak
sederhana. Hal ini dapat terjadi bila pengelompokan dilakukan sedemikian rupa
sehingga dalam satu kelompok mempunyai perbedaan yang sangat kecil mungkin,

Page | 10
sedangkan perbedaan antarkelompok yang sebesar mungkin dan pengambilan
sampel dilakukan secara proposional.
- Pengambilan sampel acak dengan stratifikasi akan lebih efekti bila dalam
distribusi populasi terdapat nilai ekstrim dianrtara kelompok itu sendiri.
- Setiap unit mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel.
 Keuntungan
Keuntungan menggunakan pengambilan acak dengan stratifikasi adalah ketepatan yang
lebih tinggi dengan simpangan baku
- Proportionate stratified random sampling,Suatu cara pengambilan sampel yang
digunakan bila anggota populasi tidak homogen yang terdiri atas kelompok homogen
atau berstrata yang kurang secara proporsional.
- Dispropotinate stratified random sampling,Suatu cara pengambilan sampel yang
digunakan bila anggota populasi tidak homogeny terdiri atas kelompok homogen
atau berstrata kurang secara proporsional.
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun dari (N =
30.000) kepala keluarga yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau pertanian.
Perkiraan penghasilan rata-rata ini akan didasarkan pada sebuah sampel berukuran (η =
60). Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi beberapa strata, yakni : petani,
buruh tani, dan lain-lain.
Stratu Macam Pekerjaan Banyaknya
m
1 Petani 15.000
2 Buruh Tani 10.000
3 Lain-lain 5.000
Jumlah 30.000
Dari stratum pertama kemudian diambil sebuah sampel random, dari statum
kedua juga diambil sebuah sampel random demikian juga pada stratum ke tiga. Hasilnya
kemudian digabungkan menjadi sebuah sampel yang diperlukan untuk memperkirakan
penghasilan rata-rata pertahun.Apabila pengambilan banyak individu dari setiap stratum
ditentukan sebanding dengan ukuran-ukuran tiap stratum dan pengambilannya dilakukan
secara random, dinamakan (Proportional Random Sampling). Misalnya dari contoh
tersebut populasi sebanyak 30.000 akan diambil sebuah sampel berukuran 60. Anggota
sampel sebesar 60 ini adalah 1/5 % dari ukuran populasi. Maka dari stratum petani perlu

Page | 11
diambil secara random sebanyak 1/5% dari 15.000 atau 30 orang, dari stratum buruh tani
sebanyak 1/5% dari 10.000 atau 20 orang dan dari stratum lain-lain sebanyak 1/5% dan
dari stratum laim-lain sebanyak 1/5 % dari sebanyak 1/5 % dari 5000 orang atau 10
orang. Jumlah seluruhnya 60 orang, sebanyak sampel yang dikehendaki (Djarwanto,
1985 : 86).
Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 85 dari sebuah populasi
yang berukuran 850. Setelah setiap individu dari populasi itu diberi nomor urut 001
sampai dengan 850. Maka bagilah individu menjadi 85 kumpulan (sub-populasi) dimana
setiap kumpulanSub-populasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai dengan 010
sampai dengan 010, sub populasi kedua berisi individu dengan nomor 011 sampai dengan
020 dan seterusnya sampai sub populasi yang ke-85 berisi individu dengan nomor 841
sampai dengan 850. Dari subpopulasi pertama kita gunakan “tabel bilangan random”
untuk mendapatkan sebuah anggota dari sampel yang dikehendaki. Misalkan jatuh pada
nomor 005, maka dari subpopulasi kedua diambil individu dengan nomor 005 + 010 =
015, dari kumpulan ketiga individu bernomor =015 + 010 = 025 dan seterusnya.Jika dari
subpopulasi pertama, individu yang diambil secara random jatuh pada nomor 003, maka
individu berikutnya perlu diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor 013, 023,
033….dan seterusnya.
c. Teknik sampling sistimatik (Systimatik random sampling)
Prosedur :
- Diberikan nomor pengenal kepada individu populasi yang homogen secara merata
dan berurutan.
- Ditentukan proporsi sampel yang akan diambil, misalnya untuk populasi 100 dengan
sampel sejumlah 10, berarti proporsinya 10/100 =1/10 atau 10%.
- Sampel yang pertama ditentukan satu di antara 10 nomor urut pertama secara acak
sederhana, misalnya nomor 5, maka sampel berikutnya adalah nomor 15, 25, 35, 45,
55, 65, 75, 85, 95.
- Metode “systematic sampling” dapat digunakan dalam keadaan (Teken, 1965 : 71)
1) Apabila nama atau identifikasi dari satuan-satuan individu dalam populasi itu
terdapat dalam suatu daftar, sehingga satuan-satuan tersebut dapat diberi
nomor urut.

Page | 12
2) Apabila populasi itu mempunyai pola beraturan, seperti blok-blok dalam kota
itu dapat diberi nomor urut, sedang rumah- rumah pada suatu jalan biasanya
sudah mempunyai nomor urut (Djarwanto, dkk, 1985 : 116).
 Keuntungannya :
- Dapat dipilih apabila acak sederhana tidak mungkin untuk dilaksanakan.
- Unit sampel dapat secara teratur penyebarannya dalam populasi sehingga dapat lebih
dapat mewakili populasi dibanding dengan acak sederhana.
- Pada kondisi-kondisi tertentu, rumus-rumus untuk penghitungan parameter dan
varians dari acak sederhana dapat digunakan untuk acak sistimatik
 Kekurangannya :
- Kesalahan besar dapat terjadi karena kerangka sampling dibuat berdasarkan siklus yang
tertentu dengan sebagai jarak dari siklus tersebut. Misalnya, melakukan recall 24 jam
secara berulang untuk hari tertentu dalam 1 minggu. Secara acak sistimatik dari angka 1
(Minggu) sampai 7 (Sabtu) terpilih angka 4 (Rabu), sehingga recall dilakukan hanya
untuk hari Rabu saja, sehingga tidak dapat mewakili hari-hari dalam seminggu.
- Mempunyai kesulitan di lapangan seperti juga pada acak sederhana.
- Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 85 dari sebuah populasi yang
berukuran 850. Setelah setiap individu dari populasi itu diberi nomor urut 001 sampai
dengan 850. Maka bagilah individu menjadi 85 kumpulan (sub-populasi) dimana setiap
kumpulanSub-populasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai dengan 010, sub
populasi kedua berisi individu dengan nomor 011 sampai dengan 020 dan seterusnya
sampai sub populasi yang ke-85 berisi individu dengan nomor 841 sampai dengan 850.
Dari subpopulasi pertama kita gunakan “tabel bilangan random” untuk mendapatkan
sebuah anggota dari sampel yang dikehendaki. Misalkan jatuh pada nomor 005, maka
dari subpopulasi kedua diambil individu dengan nomor 005 + 010 = 015, dari kumpulan
ketiga individu bernomor =015 + 010 = 025 dan seterusnya (Djarwanto, dkk, 1985 : 226).
- Jika dari subpopulasi pertama, individu yang diambil secara random jatuh pada nomor
003, maka individu berikutnya perlu diselidiki untuk sampel itu adalah yang bernomor
013, 023, 033….dan seterusnya.
 Jenis-jenis metode pengambilan sampel berdasarkan stratifikasi

Page | 13
Misalkan kita bermaksud memperkirakan penghasilan rata-rata pertahun dari (N =
30.000) kepala keluarga yang bermukim di suatu wilayah pedesaan atau pertanian.
Perkiraan enghasilan rata-rata ini akan didasarkan pada sebuah sampel berukuran (η =
60). Misalnya populasi itu dapat dibagi-bagi menjadi beberapa strata, yakni : petani,
buruh tani, dan lain-lain.
Stratu Macam Pekerjaan Banyaknya
m
1 Petani 15.000
2 Buruh Tani 10.000
3 Lain-lain 5.000
Jumlah 30.000

d. Pengambilan sampel acak secara bertahap (Multistage Random Sampling)


Cara ini merupakan salah satu model pengambilan sampel secara acak yang
pelaksanaannya dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa fraksi yang
dihasilkan dibagi lagi menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil kemudian diambil
sampelnya. Pembagian menjadi fraksi ini dilakukan terus sampai pada unit sampel
yang diinginkan. Unit sampel pertama disebut Primary Sampling Unit (PSU). PSU
dapat berupa fraksi besar atau fraksi kecil. Pengambilan sampel acak setingkat ini
biasanya digunakan bila kita ingin mengambil sampel dengan jumlah yang tidak
banyak pada populasi yang besar.
Pada pengambilan acak dengan PSU besar akan mempunyai keuntungan sebagai
berikut :
o Varian yang relatif kecil untuk biaya setiap unit.
o Kontrol terhadap kesalahan tak sampling menjadi lebih baik.
o Penelitian ulang membutuhkan biaya yang relatif kecil.
o Kontrol terhadap liputan penelitian lebih mudah dilakukan
Pengambilan dengan PSU kecil mempunyai ketepatan yang lebih tinggi dibandingan
dengan PSU besar, karena populasi dibagi menjadi menjadi fraksi-fraksi kecioll yang
banyak jumlahnya hingga pengambilan sampel dapat dilakukan secara merata pada
seluruh populasi.

Page | 14
o Kerugian : Pada PSU besar, penggambaran terhadap kurang baik, sedangkan
dengan PSU kecil hanya dapat dilakukan bila individu dalam populasi tersebar
dan transportasi mudah (Budiarto, eko : 2005 :21).
e. Cluster random sampling
Pengambilan sampel acak dengan kelompok dilakukan apabila kita akan mengadakan
suatu penelitian dngan mengambil kelompok unit dasar sebagai sampel.Cluster
sampling dapat dilakukan denga membagi populasi menjadi bebeapa blok sebagai
cluster dan dilakukan pangambilan sampel kelompok tersebut.Misalnya kita akan
mengadakan penelitian tentang status gizi anak Sekolah Dasar di suatu kotaa maka
diambil sampel sekolah sebagai unti sampel. Bila seluruh murid SD sampel diteiliti
status gizinya maka disebut one stage Simple Cluster Sampling. Namun, bila
diperoleh sampel sekolah dilakukan pengambilan sampel lagi maka disebut Two
Stage Simple Cluster Sampling.Sampel yang diperlukan terdiri atas individu-individu
(anggota) yang berada dalam kelompok yang terpilih itu. Jika kelompok-kelompok
tersebut merupakan pembagian daerah-daerah geografis, maka cluster sampling ini
disebut juga area sampling (Djarwanto, 1985 : 87).Misalkan kita ingin memilih
sebuah sampel berukuran 100 kepala keluarga dengan cara cluster sampling dari
populasi dari poopulasi tentang perumahan.

2. NON RANDOM SAMPLING


a. Pengambilan sampel seadanya (accidental sampling)
Pengambilan sampel berdasarkan kebetulan bertemu. Sebagai contoh, dalam menentukan
sampel apabila dijumpai ada, maka sampel tersebut diambil dan langsung dijadikan
sebagai sampel utama (Hidayat, AA Aziz ‘Alimul, 82)
 (Quota Sampling)
Menurut KBBI quota artinya jatah. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan).Cara
pengambilan sampel dengan jatah hampir sama dengan pengambilan sampel seadanya,
tetapi dengan kontrol yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya bias. Pelaksanaan
pengambilan sampel dengan jatah sangat tergantung pada peneliti, tetapi dengan kriteria
dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumunya.Contoh tentang tingkat pendidikan
masyarakat. Dalam hal ini telah ditentukan jumlahnya, yaitu sebanyak 100 orang dengan

Page | 15
kriteia 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita yang berumur 20 sampai dengan 35 tahun,
tetapi 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita mana yang akan diteliti tergantung
sepenuhnya pada peneliti ( (Budiarto, eko, 2002 : 26).
b. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan (purposif sampling)
adalah pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sehingga keterwakilannya
ditentukan peneliti berdasarkan pertimbangan orang yang telah berpengalaman berbagai
pihak.Cara ini lebih baik dari 2 cara sebelumnya karena berdasarkan pengalaman
berbagai pihak.Sampel diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
penyelidik. Dalam kuota sampling, para pencaca diminta untuk wawancara dengan
sejumlah individu yang mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu (Jarwanto,dkk,
1985 :119). Misalnya untuk mengetahui pendapat umum tentang sesuatu hal yang sedang
diselidiki, sipeneliti dapat berwawancara dengan 18 orang keturunan Cina yang
mempunyai penyakit Diabetes Militus, 25 orang India yang tinggal di Indonesia yang
mempunyai penyakit ISPA, 76 orang Indonesia yang mempunyai penyakit Diare.

2.3. Menghitung Besar Sample


Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan diberlakukan untuk
1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan
jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono,
2015).Roscoe 1975 (Sugiyono:2015) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran
sampel:
1) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebayakan
penelitian.
2) Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.

Page | 16
4) Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20.

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

Rumus Slovin

n = n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05

Tabel Issac dan Michael

S, sama dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.

P=Q= 0,5.

D= 0,05.

S= jumlah sampel

BAB III

PENUTUP

Page | 17
3.1. Kesimpulan
Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel (bagian yang diteliti dari populasi). Hal ini
dilakukan untuk memudahkan proses dan penyimpulan data penelitian dan meringankan
biaya penelitian. Sampling adalah cara dalam pengambilan sampel.
Ada 2 teknik sampling yaitu random samping (Symple Random Sampling, Stratified
Random Sampling, Systimatic Random Sampling, Cluster Random Sampling, Cluster
Random Sampling). Selanjutnya teknik non random sampling (Accidental Random Sampling,
Quota Random Sampling, Purposif Random Sampling).Besar sampel didapat ditentukan
dengan rumus besar sampel berdasarkan teknik pengambilan sampel. Selain itu juga
tergantung pada jenis data yaitu data proporsi dan data kontinu.

3.2. Saran
Diharapkan kesalahan dalam penelitian diminimalisir atau penyimpangan-penyimpangan
diperkecil. Oleh karena itu, kesalahan diperkecil dengan pemakaian metode pengambilan
sampel yang tepat, sedangkan kesalahan nonsampling dapat diperkecil dengan perencanaan
dan pelaksanaan penelitian yang hati-hati dan teliti.

DAFTAR PUSTAKA

Page | 18
https://myblogdhevi.blogspot.com/2017/02/makalah-populasi-dan-sampel-dalam.html

https://www.academia.edu/5746138/Makalah_sampling

Page | 19

Anda mungkin juga menyukai