Anda di halaman 1dari 13

POPULASI DAN SAMPEL

Disusun oleh:

ZULEKA ROHMAH YANTIKA


12120422802

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Melimpahkan segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “POPULASI DAN SAMPEL” Penyusunan makalah
ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian. Pepatah mengatakan
tidak ada gading yang tidak retak. Oleh karena itu kami sadar dalam penelitian ini masih
terdapat kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf dan meminta kepada bapak dosen
kiranya sudi memberikan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Sekian dari kami
semoga tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I  PENDAHULUAN.................................................................................................................................

A.    LATAR BELAKANG........................................................................................................................................
B.     RUMUSAN MASLAH....................................................................................................................................
C.    TUJUAN........................................................................................................................................................

BAB II  PEMBAHASAN.................................................................................................................................

A.     POPULASI.................................................................................................................................................
B.     SAMPEL....................................................................................................................................................
C.     TEKNIK SAMPLING.................................................................................................................................
D.    MENENTUKAN UKURAN SAMPLE..........................................................................................................
E.     CONTOH MENENTUKAN UKURAN SAMPEL........................................................................................
F.      CARA MENGAMBIL ANGGOTA SAMPLE.............................................................................................
G.     KESALAHAN UMUM DALAM SAMPLING.............................................................................................

BAB III  PENUTUP.........................................................................................................................................

A.     KESIMPULAN...........................................................................................................................................
BAB I 
PENDAHULUAN 

A.    LATAR BELAKANG
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
pokok. Penelitian merupakan proses kreeeatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan
sebelumnya. Oleh karena itu  penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha
mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau
kesadaran seseorang. 
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah
dimaksudkan untuk memperolhe bahwa bahan yang relevan, akurat, dan reliable.
Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik,
prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidak tepatan dalam
menggunakan instrument penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya
kualitas penelitan. 
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk
meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta
menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan
usaha memperkecil interval dengan peneitian melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atas informasi yang diperoleh.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam lengkah-langkah penelitian
adalah menentukan pupulasi, sampel dan teknik sampling penelitian. Seorang
peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan
atau komunitas tetentu. Seorang peeliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dn
mempelajari sebagian dari kumpulan teresebut. Kemudian, peneliti akan
medapatkan metode atau langkah yang tepat untuk emmperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji
lebih dalam mengenai populasi dan sampel.

B.     RUMUSAN MASLAH
1.      Apakah yang dimaksud pupulasi?
2.      Apakah yang dimaksud sampel?
3.      Apakah yang dimaksud teknik sample?
4.      Bagaimana menentukan ukuran sampel?
5.      Apa saja keselahan umum di dalam Sampling?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui yang dimaksud populasi
2.      Mengetahui yang dimaksud sampel
3.      Mengetahui yang dimaksud teknik sample
4.      Mengetahui cara menentukan ukuran sample
5.      Mengetahui kesalahan umum di dalam sampling

BAB II 
PEMBAHASAN

A.     POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sebagai suatu populasi, kelompok subyek harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek
yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi
dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Misalnya akan melakukan
penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang bisa
berupa jumlah subyek/orang. Pengertian pertama memberi makna bahwa populasi
merupakan sekumpulan orang/subyek dan obyek yang diamati. Pengertian kedua
memberi petunjuk bahwa orang-orang di sekolah X mempunyai karakteristik,
misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim
organisasinya dan lain-lain. Sekolah juga mempunyai karakteristik lain seperti
kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi,
hobi, cara bergaul, kepemimpinannya, dan lain-lain. Misalnya, akan melakukan
penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan
sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang
kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada
setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah
yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel darah tersebut selanjutnya
diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.
Dalam kasus lain, populasi bahkan tidak mengenal batasan wilayah,
seperti populasi “remaja suku Jawa yang berusia 25 sampai dengan 35 tahun,
belum menikah, telah memiliki pekerjaan tetap, dan berpendidikan minimal
SLTA” yang mencakup semua remaja suku Jawa yang memiliki ciri tersebut
tidak peduli di manapun juga ia berada. Semakin sedikit karakteristik populasi
yang diidentifikasikan maka populasi akan semakin heterogen dikarenakan
berbagai ciri subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya, semakin banyak
ciri subyek yang diisyaratkan sebagai populasi, yaitu semakin spesifik
karkateristik populasinya maka populasi itu akan menjadi semakin homogen.
Peneliti yang hasil penelitiannyahendak diterapkan pada suatu populasi, harus
menentukan lebih dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum
menentukan cara-cara pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan
mengetahui heterogenitas populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi
syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang
harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan penelitiannya
nanti akan berlaku.

B.     SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Bila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan
itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan
temboh besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah
itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak
representative (mewakili), maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat
kesimpulan dalah tentang gajah.
Jika hanya meneliti sebagian populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian. Yang dimaksud menggeneralisasikan
adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi
populasi. 
Bagaimana kita boleh mengadakan penelitian sampel? Penelitian sampel
baru boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam pupulasi benar-
benar Homogen. Apabila subjek penelitian tidak homogen, maka kesimpulan
tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh
digeneralisasikan). Misalnya kita akan melihat apakah air di gelas sudah manis?

C.     TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang akandigunakan dalam penelitian. Terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan yaitu:
1.      Probability sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih untuk menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi:
a.       Simple random sampling
Dikatakn simple (sederhana) karena pengambilan angota sample dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalamnya. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi homogen.
b.      Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai
pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu
berstrata. Misalanya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800,
ST= 900, SMEA = 400, SD = 300. 
c.       Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai
3 lulusan S3, 4 lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka
tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuannya sebagai sampel.
Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok s1,
SMU, dan SMP. 
d.      Cluster sampling (area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentka penduduk mana yang dijadikan sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah
ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 propinsi , maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara
random. Tetapi perlu diingat karena propinsi di Indonesia itu berstrata tidak sama
maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.
Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak, ada yang
mempunyai hutan ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan
sehingga pengambilan sampel menurit strata populasi itu dapat ditetapkan. 
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-
orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. 

2.      Nonprobability sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan
sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Teknik ini
meliputi:
a.       Sampling sistematis 
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi
yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi terdiri dari 100 orang.
Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1-100. Pegambilan sampel
dapat dilakukan denga nomor ganjil saja, genap saj atau kelipatan dari bilangan
terentu, misalnya kelipatan bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil secara
sampel adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya.
b.      Samplling kuota
Adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-
ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang
ditentukan pada 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum
memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelonpok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500
anggota sampel. 
c.       Sampling insidental
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.
d.      Sampling proporsive 
Adalah teknik penentuam sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, atau penelitian tentang kondisi
politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya aadalah orang yang ahli
politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau
penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.       Sampling jenuh 
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah populiasi relatif kecil, kurang dari
30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota
populasi dijadikan sampel.
f.       Snowball sampling
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang mengelinding yang lama-lama
menjadi besar. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu atau dua
orang, tetapi karena dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnnya. Begitu
seterusnya,sehingga jumlah sampel semakin banyak.

D.    MENENTUKAN UKURAN SAMPLE

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah


sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil peneliti itu
akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesaalahan, maka jumlah
sample yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang.
Makin besaar jumlah sample mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sample menjauhi
populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum)
(Sugiyono, 2013:126)
Berapa jumlah anggota sample yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? Jawabannya tergantung pada pada tingkat ketelitian atau kesalahan
yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering
tergantung pada sumber dana, waktu dan teenaga yang tersedia. Makin besar
tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sample yang diperlukan, dan
sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah
anggota sample yang diperlukan sebagai sumber data. Untuk menghitung ukuran
sample populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:

  dengan dk =1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.

    d=0,05.   S = jumlah sampel

Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sampel,


misalnya dari Cochran, Cohen, dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung
ukuran sampel, terdapat sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang
mana? Sebaiknya yang dapat dipakai adalah jumlah ukuran sampel yang paling
besar.

E.     CONTOH MENENTUKAN UKURAN SAMPEL


Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Daerah tertentu.
Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan
berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu, lulusan S1 = 50, Sarjana Muda = 300, SMK
= 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata)
Bila jumlah populasi 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258.
Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata, stratanya ditentukan
menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk
tingkat pendidikan harus proposional sesuai dengan populasi. Berdasarkan
perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1 = 14, SM
= 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28.
S1     =      50/1000      x      258        =       13,90      = 12,9
SMA =     300/1000     x      258        =       83,40      = 77,4
SMK =     500/1000     x      258        =       139,0      = 129
SMP =     100/1000     x      258        =        27,8       = 25,8
SD    =      50/1000      x      258        =       13,91      = 12,9 +
                   Jumlah                                                   = 258
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya lebih 259. Hal ini lebih aman dari
pada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Metods For Business (1982:253)
memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut
ini. 
1.      Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
2.      Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya; pria-wanita, pegawai negeri-swasta
dan lain-lain) maka jumlah anggota sample setiap kategori minimal 30
3.      Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah variabel yang diteliti. Misalna variabel penelitiannya ada 5 (independen +
dependen),  maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
4.      Untuk peneliti ekperimen yang sederhana, dengan menggunakan kelompok
eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing anatra  10 s/d
20. 

F.      CARA MENGAMBIL ANGGOTA SAMPLE

Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama


kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian
sering disebut dengan radnomsampling, atau cara pengambilan sampel secara
acak.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan
bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan
dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai
dengan jumlah anggota populasi.  Jika pengambilan sampel adalah random, maka
setiap angogota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota
sample. 

G.     KESALAHAN UMUM DALAM SAMPLING

Para peneliti pemula mungkin akan melakukan beberapa kesalahan di


dalam menatik sample-sample untuk kajian mereka. Sebagian dari kesaahan-
kesalahan sampling  pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Menyelesaikan subjek-subjek untuk suatu sample karena tersedia dan ini
menyenangkan bagi peneliti untuk menggunakannya, disamping meneleks
subjek-subjek dengan berdasarkan ketetapan dalam hal-hal  populasi target. Jika
sample tidak tepat, temuan-temuan dari kajian tidak dapat digeneralisasikan.
2.      Menyeleksi subjek-subjek untuk kelompok yang dibandingkan dari populasi-
populasi yang berbeda jika perbandingan antara kelompok-kelompok tidak valid.
3.      Menyeleksi suatu sample yang tidak tipikal dari populasi
4.      Menyeleksi suatu sampel yang teerlalu kecil untuk desain penelitian dan analisisi
statistic yang digunakan.
5.      Menyeleksi sampel yang gagal memenuhi desain penelitian
6.      Menggunakan para relawan tetapi gagal untuk menentukan apakah mereka
berbeda dengan para non relewan tentang beberapa karakteristik atau
kemampuan yang kursial pada kajian tersebut.
7.      Menyeleksi sampel yang tidak membuat syarat-syarat untuk pergeseran dan
mungkin pada akhir kajian terbukti terlalu kecil. 

BAB III 
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Teknik sampling terdiri dari Probability sampling yang terdiri dari: Simple


random sampling, Proportionate stratified random sampling, Disproportionate
stratified random sampling, Cluster sampling (area sampling) dan Nonprobability
sampling yang terdiri dari: Simple random sampling, Proportionate stratified
random sampling, Disproportionate stratified random sampling, Cluster sampling
(area sampling).

Anda mungkin juga menyukai