Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR STATISTIKA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Penelitian Pendidikan yang Diampu Oleh Ibu
Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.

Oleh:
Kelompok 1/Offering B
200351615632 Ike Rahma Antika
190351620474 Lisa Septiana
200351615703 Qurrota A’yuningtiyas

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, taufik,
serta hidayah-Nya telah diberikan kepada saya kesehatan jasmani maupun rohani. Sehingga
pada kesempatan yang baik ini kami masih diberi waktu untuk menulis makalah Konsep
Dasar Statistika dengan baik dan lancar.

Makalah yang berjudul Konsep Dasar Statistika ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Statistika Penelitian Pendidikan dari Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc. dari Universitas
Negeri Malang. Kami berharap, melalui makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca terkait materi ini.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Erti Hamimi, S.Pd.,
M.Sc. atas bimbingan dan arahannya. Tugas ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kepada kami terkait penerapan Konsep Dasar Statistika. Kami juga mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa didalam makalah yang telah kami susun ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap ada kritikan, saran,
dan usulan demi kebaikan makalah yang akan kami susun dimasa yang akan datang. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi pembacanya.

Malang, 03 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. ARTI DAN RUANG LINGKUP STATISTIKA........................................................3
B. STATISTIKA DAN ILMU PENDIDIKAN...............................................................4
C. METODOLOGI STATISTIKA...............................................................................5
D. KLASIFIKASI DATA STATISTIKA.....................................................................6
E. TEKNIK MEMBUAT SKALA..................................................................................8
F. POPULASI DAN SAMPEL......................................................................................12
G. PENGUMPULAN DATA.....................................................................................15
H. PEMERIKSAAN TERHADAP DATA.................................................................17
BAB III.....................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
KESIMPULAN.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Statistik menunjuk pada suatu cabang ilmu politik yang mencakup pengumpulan dan
pengkajian fakta dan gambaran politik, khususnya data angka yang menggambarkan
pemerintahan atau masyarakat. Statistik merupakan pengetahuan yang sangat penting karena
berguna dalam penelitian, baik dalam penyusunan model, pengumpulan data, penyusunan
desain dalam penelitian dan analisa data.

Statistik dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui hubungan kausalitas antara
dua atau lebih variabel. Statistik ini memudahkan manusia dalam menyajikan data yang dapat
mudah dipahami dan dapat memperoleh hasil yang akurat. Jadi statistik ini merupakan
kesimpulan atau rangkuman yang berdasarkan fakta dan dapat dipercaya kebenarannya dalam
bentuk angka yang disusun dalam tabel atau daftar sehingga bisa menggambarkan suatu
persoalan.

Statistik dalam bidang pendidikan berhubungan dengan atau nilai ulangan siswa, nilai
raport, membandingkan metode mengajar yang paling tepat untuk digunakan dalam pokok
bahasan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari statistik ini juga digunakan dalam urusan
pribadi seperti memilih tempat belanja termura, hasil hitung cepat pemilu dll. Maka dari
itulah statistik mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dan ruang lingkup statistika?
2. Apa pengertian statistika dan ilmu pendidikan?
3. Bagaimana metodologi statistika?
4. Bagaimana klasifikasi data statistika?
5. Bagaimana teknik membuat skala?
6. Apa itu populasi dan sampel?
7. Bagaimana cara pengumpulan data?
8. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan data?
C. Tujuan
1. Mahasiswa Dapat Mengetahui arti dan ruang lingkup statistika

1
2. Mahasiswa Dapat Mengetahui statistika dan ilmu pendidikan
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui metodologi statistika
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui klasifikasi data statistika
5. Mahasiswa Dapat Mengetahui teknik membuat skala
6. Mahasiswa Dapat Mengetahui populasi dan sampel
7. Mahasiswa Dapat Mengetahui pengumpulan data
8. Mahasiswa Dapat Mengetahui melakukan pemeriksaan data

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ARTI DAN RUANG LINGKUP STATISTIKA


Secara etimologis, kata statistik berasal dari bahasa latin yaitu "Status" atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan kata "state", atau dalam bahasa Belanda disebut dengan
"staat", yang diartikan dalam bahasa Indonesia adalah negara. Memang kata statistik
pertama kali diperkenalkan, statistik menunjuk pada suatu cabang ilmu politik yang
mencakup pengumpulan dan pengkajian fakta dan gambaran politik, khususnya data
angka yang menggambarkan pemerintahan atau masyarakat.
Menurut Olson (1999), "Statistika adalah ilmu untuk menjawab pertanyaan
berdasarkan data empiris". Definisi ini cukup singkat, namun mempunyai makna yang
cukup luas. Yang dimaksud data empiris pada definisi tersebut adalah data hasil observasi
atau pengamatan. Berdasarkan lapangan garapannya dikenal: statistika pendidikan,
statistika biologi (biostatistika), statistika linguistik, statistika sosial, statistika ekonomi,
statistika bisnis, statistik psikologi, statistik penduduk, dan lain sebagainya. Berdasarkan
sifat keilmuannya dikenal: statistika terapan dan dan statistika teoritis atau statistik
matematika.
Statistik menurut Lyman and Michael Longnecker (2010) menyatakan bahwa: 
“Statistics is the science of designing studies or experiments, collecting data and 
modeling/analyzing data for the purpose of decision making and scientific discovery
when the available information is both limited and variable. That is, statistics is the
science of Learning from Data.”
Statistika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan, 
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan menyajikan data serta menarik
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Kumpulan
data yang telah diolah akan dapat menghasilkan suatu analisis data yang akurat. 
Menurut Lyman dan Michael Longnecker (2010) alasan adanya pembelajaran statistik 
yaitu: 
1. You need to know how to evaluate published numerical facts .
Anda perlu tahu cara mengevaluasi fakta numerik yang dipublikasikan.
2. Studying statistics is that your profession or employment may require you to
interpret the results of sampling (surveys or experimentation) or to employ
statistical methods of analysis to make inferences in your work. 
3
Mempelajari statistik adalah bahwa profesi atau pekerjaan Anda mungkin
mengharuskan Anda untuk menafsirkan hasil pengambilan sampel (survei atau
eksperimen) atau menggunakan metode analisis statistik untuk membuat kesimpulan
dalam pekerjaan Anda.
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kita belajar statistik untuk mengetahui
bagaimana mengevaluasi data numerik dan menginterpretasikannya.
Tentang statistik di masyarakat dikenal dua istilah, yaitu statistik-dan statistika.
Statistik menunjuk pada data atau objeknya sedangkan statistika menunjuk pada ilmunya.
Sebagai suatu ilmu, Statistika merupakan tubuh pengetahuan yang menekankan pada
metode untuk menjawab pertanyaan dengan mengadakan pengumpulan dan
menginterpretasikan data empiris terlebih dahulu. Dalam hal ini meliputi seluruh tahapan
penelitian empiris, yaitu mendesain, merencanakan, mengobservasi, mencatat,
menganalisis, merangkum, menarik kesimpulan, dan melaporkan serta menyajikan hasil.
hasil. Statistika dalam pengertian ini merupakan persekutuan matematika dan metodologi
ilmiah. Artinya, Statistika dapat menjadi suatu cabang matematika dan dapat juga sebagai
cabang metodologi ilmiah.
Statistika dibagi menjadi dua aspek utama, yaitu statistika deskriptif dan statistika
inferensial. Sedangkan statistika inferensial terdiri dari statistika parametrik dan statistika
non parametrik.
1. Statistik Deskriptif
Statistika deskriptif berkenaan dengan metode menandai (characterizing) atau
merangkum (summering) sekumpulan data tanpa berusaha untuk menarik kesimpulan.
Hasil deskripsinya disebut parameter atau "statistik. Hal ini tergantung pada observasinya
apakah pada populasi atau pada sampel. Suatu parameter didefinisi- kan sebagai suatu
deskripsi angka yang merangkum informasi tentang populasi sedangkan statistik adalah
deskripsi angka yang merangkum informasi tentang sampel. Tujuan statistika deskriptif
adalah menjawab pertanyaan empiris dengan merangkum dan menyajikan data dengan
cara menampilkan informasi yang relevan secara jelas dan akurat.
2. Statistika Inferensial
Statistika inferensial merupakan pelengkap statistika deskriptif. Statistika inferensial
merupakan aspek utama statistika. Cirinya adalah mengutamakan metode untuk menarik
kesimpulan atau generalisasi tentang populasi berdasarkan sampel yang layak. Dalan hal
ini statistika digunakan untuk "mengestimasi" atau memperkirakan parameter dalam

4
Statistika inferensial ini berdasarkan pengguna analisis data terbagi menjadi dua, yaitu
statistika parametrik dan non parametrik. Statistika parametrik adalah alat bantu analisis
data yang memenuhi persyaratan/asumsi-asumsi tertentu, bahwa sampelnya harus
berdistribusi normal dengan pengambilan sampel dilakukan secara random, sedangkan
jenis datanya berskala interval atau rasio. Sedangkan statistika non parametrik adalah alat
bantu analisis data yang tidak harus memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut.
B. STATISTIKA DAN ILMU PENDIDIKAN
Menurut M. Subana, (2000) Statistik dalam dunia pendidikan dapat dirasakan
manfaatnya oleh para pemakai (seperti pendidik, mahasiswa, peneliti, dll). Misalnya
dipakai dalam kegiatan evaluasi (penilaian) dan penelitian. Dalam kegiatan evaluasi,
statistik menjadi bantu untuk menganalisis dan menyimpulkan data hasil alat evaluasi.
Sebagai contoh, ketika para guru mengevaluasi ketercapaian hasil pendidikan, biasanya
data yang terkumpul berbentuk data kuantitatif sebelum diinterpretasikan menjadi data
kualitatif.
Pengolahan data kuantitatif tersebut diuji menggunakan statistika sehingga diperoleh
kesimpulan berapa banyak yang mempunyai nilai baik, sedang, atau bernilai kurang.
Dalam kegiatan penelitian (pendidikan), statistika banyak dipakai sebagai
mendeskripsikan data kuantitatif yang terkumpul, melalui ukuran rata-rata, simpangan
baku, dan sejenisnya. Selain itu, statistika sangat berperan untuk menguji keberlakuan
suatu hipotesis melalui alur pengujian hipotesis.
Data statistik yang banyak ditemukan/ dianalisis dalam dunia pendidikan biasanya
berupa:
a. Data prestasi belajar siswa (misalnya, nilai hasil tes, nilai rapor, nilai intelegensi darn
kepribadian, dll.);
b. Data tentang gambaran peserta didik, tenaga pengajar, pegawai dan lulusan (misalnya
jumlah siswa, guru berkualifikasi tertentu, lulusan yang melanjutkan/tidak melanjutkan,
dll.);
c. Data tentang anggaran pendidikan (misalnya, belanja rutin pegawai, dana kesiswaan,
dll.):
d: Data tentang kepustakaan, administrasi, dan perlengkapan (misalnya, jumlah buku
menurut kategori.

C. METODOLOGI STATISTIKA

5
Dalam menyelesaikan suatu persoalan secara statistika harus digunakan pendekatan
ilmiah yang terdiri dari beberapa tahap. Bila salah satu tahap diabaikan, maka hasil
akhirnya dapat menjadi tidak absah dan tidak tepat. Tahap-tahap dalam statistika adalah:
1. Mengidentifikasi persoalan. yang dihadapi harus dipahami dan didefinisikan dengan
jelas;
2. Pengumpulan fakta-fakta yang ada. Data harus dikumpulkan dengan tepat dan
selengkap mungkin serta berhubungan dengan persoalan yang dihadapi. Sumber data
dapat digolongkan dalam dua kategori, yaitu eksternal dan internal. Data eksternal
misalnya data yang diperoleh dari publikasi pemerintah, jurnal berkala, dan lain-lain.
Sedangkan data internal dapat ditemukan pada bagian- bagian yang ada dalam suatu
organisasi, Pada umumnya lebih baik menggunakan data dari sumber primer (yaitu badan
yang mengumpulkan data dan sekaligus menerbitkannya) daripada data dari sumber
sekunder (yaitu badan yang menerbitkan ulang data dari sumber primer);
3. Mengumpulkan data asli yang baru. Seringkali data yang diperlukan tidak tersedia pada
sumber-sumber yang ada, karena itu harus dikumpulkan sendiri:
4. Klasifikasi data. Setelah data dikumpulkan, tahap berikutnya adalah mengelompokkan
fakta-fakta sesuai dengan tujuan studi. Mengidentifikasikan data-data berdasarkan
kesamaan sifat-sifatnya dan menyusunnya ke dalam kelompok-kelompok yang
dinamakan klasifikasi;
5. Penyajian data. Ringkasan informasi yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan
ukuran-ukuran deskriptif seperti rata-rata, dan simpangan baku, akan membantu analisis
dalam menyampaikan hal-hal penting kepada pihak lain.
6. Analisis data dengan menggunakan uji yang sesuai dan membuat kesimpulan atas hasil
pengujian.

D. KLASIFIKASI DATA STATISTIKA


Data merupakan bentuk jamak dari kata “datum”. Data diperlukan dalam
penyelidikan suatu masalah. Maka, data diartikan sebagai keterangan atau informasi yang
diperlukan untuk memecahkan suatu masalah (Maulana, 2016). Berikut adalah klasifikasi
dari data statistika:
⮚ Berdasarkan Cara Memperolehnya
Dilihat dari hubungan langsung atau tidaknya terhadap subjek atau objek penelitian,
data dibagi menjadi dua macam yaitu :
1) Data Primer
6
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah secara langsung dari subjek
atau objek penelitian.
Contoh :
● Seorang guru ingin mengetahui hobi dari seluruh siswa yang berada di tempat
ia mengajar, maka ia cukup melakukan wawancara atau memberi angket
kepada seluruh siswa tersebut.
● Pemerintah melalui Biro Pusat Statistik (BPS) ingin mengetahui jumlah
penduduk di Indonesia, maka BPS mengirimkan petugas-petugasnya untuk
mendatangi secara langsung tiap-tiap rumah yang ada di Indonesia.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah
dikumpulkan serta diolah oleh pihak lain, biasanya data tersebut dicatat dalam
bentuk dokumen atau publikasi.
Contoh :
● Seorang guru ingin mengetahui nilai Ujian Nasional SD se-Jawa Timur, maka
guru tersebut cukup dengan mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Timur kemudian meminta data yang dibutuhkan.
● Seorang peneliti memerlukan data mengenai jumlah penduduk di sebuah kota
mulai dari tahun 1990 sampai tahun 2000, maka peneliti tersebut dapat
memperoleh data yang dibutuhkan di Biro Pusat Statistik (BPS) (Maulana,
2016).

⮚ Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kategori atau atribut.
Contoh :
● Harga rumah yang selalu mengalami kenaikan.
● Sebagian dari produksi barang X di perusahaan Z rusak.
● Hobi anak itu adalah memancing.
2) Data Kuantitatif
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk bilangan.
Contoh :

7
● Bangunan itu memiliki luas 700 m 2.
● Berat badan Nisa mencapai 50 kg.
● Nia memiliki bolpoin sebanyak 5 buah (Maulana, 2016).
Data kuantitatif dibagi menjadi dua macam yaitu :
a) Data Diskrit
Data diskrit adalah data dalam bentuk bilangan (angka) yang diperoleh dari
hasil menghitung.
Contoh : jumlah penduduk, jumlah siswa, jumlah buku, dan sejenisnya.
b) Data Kontinyu (Berkesinambungan)
Data kontinyu adalah data bilangan (angka) yang diperoleh dari hasil
pengukuran.
Contoh : tinggi badan, berat badan, tingkat kecerdasan, nilai ujian, dan lain-
lain (Sundayana, 2020).

⮚ Berdasarkan Pengukurannya
a) Data nominal
Data nominal merupakan kategori data yang diberi nama. Kategori ini tidak dapat
diurutkan ataupun diberi peringkat, maka dari itu tidak dapat dipastikan apakah
kategori satu memiliki derajat lebih tinggi atau lebih rendah daripada kategori
lainnya, dan juga apakah kategori satu lebih baik atau lebih buruk daripada
kategori lainnya.
Contohnya antara lain jenis kelamin, ras, daerah tempat tinggal, jenis pekerjaan,
dan lain-lain.
b) Data ordinal
Data ordinal merupakan kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat.
Misalnya, nilai prestasi yang didapat mahasiswa (A > B > C > D > E) atau
minat/persepsi/motivasi/ yang diukur dengan skala Likert, (misalnya : sangat
setuju > setuju > ragu-ragu > tidak setuju).
c) Data interval
Data interval merupakan data yang apabila jarak atau perbedaan antara pengamat
satu dengan nilai pengamat lainnya dapat diketahui dengan pasti. Contohnya, nilai
akhir ujian mahasiswa untuk mendapat nilai A harus mempunyai nilai di antara 85
– 100, nilai B antara 70 – 84, dan seterusnya. Tetapi, nilai dua mahasiswa yang

8
mendapatkan nilai mutu sama yaitu B, sifatnya relatif, artinya mungkin nilai
angkanya sama atau mungkin juga berbeda.
d) Data rasio
Data rasio merupakan data yang nilainya bersifat absolut, misalnya banyaknya
mahasiswa baru Universitas Negeri Malang pada tahun akademik 2021/2022,
banyaknya siswa yang nilai ujiannya di bawah 60 di kelas VIII SMPN 2 Surabaya,
dan lain-lain (Sundayana, 2020).
Keempat jenis data diatas merupakan bagian dari data kualitatif dan data kuantitatif.
Data nominal dan data ordinal termasuk ke dalam data kualitatif, sedangkan data
interval dan data rasio termasuk ke dalam data kuantitatif. Adapun gambaran
hubungan tersebut adalah sebagai berikut :

DATA

Kualitatif Kualitatif

Nominal Ordinal Interval Rasio

E. TEKNIK MEMBUAT SKALA


Teknik dalam membuat skala sangat penting dalam penelitian pendidikan maupun
sosial karena data-data yang digunakan dalam penelitian tersebut biasanya tidak bersifat
kuantitatif, melainkan bersifat kualitatif. Selain itu, juga terdapat skala yang biasanya
digunakan untuk mengukur jenjang kognitif khususnya dalam penelitian pendidikan yaitu
skala sikap (afektif). Sikap yang dimaksud dalam hal ini yaitu berkenaan dengan perasaan /
kata hati, motivasi, dan manifestasi / perwujudan berupa perilaku.
Untuk dapat mengetahui sikap siswa terhadap sesuatu dapat dilakukan beberapa cara
seperti observasi, wawancara, dan angket. Sedangkan untuk dapat mengetahui bentuk-bentuk
skala sikap yang yang perlu diketahui yang biasanya digunakan dalam penelitian pendidikan
meliputi: skala Likert, skala konsistensi internal (Thurstone), skala kumulatif Guttman, skala
diferensial semantik, Rating scale, dan lain-lain (Sundayana, 2020).
1) Skala Likert

9
Skala Likert biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok terkait suatu peristiwa ataupun gejala sosial. Dalam penelitian gejala
sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang mana selanjutnya disebut dengan
variabel penelitian. Dengan menggunakan teknik skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub
variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.indikator-indikator
yang sudah terukur ini selanjutnya dapat dijadikan titik tolak dalam membuat item
instrumen penelitian yang berupa pertanyaan.
Penggunaan skala Likert dalam beberapa penelitian pendidikan biasanya
menggunakan lima kategori yang terdiri dari : sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),
tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), atau juga dapat disusun dengan tidak
menggunakan lima kategori tersebut. Terdapat dua pernyataan yang dapat dibuat dari
skala tersebut, yaitu pernyataan positif dan negatif. Berikut cara memberikan penilaian
terhadap pernyataan positif dengan memberi skor :
5 jika siswa menjawab sangat setuju (SS)
4 jika siswa menjawab setuju (S)
3 jika siswa menjawab netral (N)
2 jika siswa menjawab tidak setuju (TS)
1 jika siswa menjawab sangat tidak setuju (STS)
Dan sebaliknya apabila pernyataan negatif yaitu dengan memberi skor :
1 jika siswa menjawab sangat setuju (SS)
2 jika siswa menjawab setuju (S)
3 jika siswa menjawab netral (N)
4 jika siswa menjawab tidak setuju (TS)
5 jika siswa menjawab sangat tidak setuju (STS)
Jawaban sangat setuju dan lainnya bisa diubah menyesuaikan jenis pertanyaan atau
pernyataan dari butir soal yang dibuat (Sundayana, 2020).
Contoh penggunaan skala Likert :
Seorang peneliti ingin mengetahui sejauh mana tanggapan siswa terkait sikap disiplin
guru mereka dalam proses belajar mengajar. Maka bentuk pernyataan-pernyataannya
yang disajikan seperti berikut :
● Guru hadir tepat waktu.
a. selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah
● Lama guru dalam mengajar sesuai waktu yang telah ditetapkan
10
a. selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak pernah

2) Skala Thurstone
Skala Thurstone merupakan skala yang memuat sejumlah pernyataan yang harus
dipilih oleh responden. Jumlah pernyataan yang disajikan biasanya sebanyak 10 buah,
kemudian responden diharuskan memilih sebanyak 5 pernyataan yang paling sesuai
dengan sikap responden. Masing-masing pernyataan sudah diberi bobot nilai mulai dari 1-
10 oleh peneliti dan kemudian pernyataan tersebut disusun secara acak (Sundayana,
2020).
Contoh penggunaan skala Thurstone :
Seorang peneliti ingin mengetahui sejauh mana sikap mahasiswa UM terhadap profesi
guru. Maka bentuk pernyataan-pernyataan yang dapat disampaikan yaitu seperti berikut :
Pilihlah 5 pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terkait profesi guru dengan
cara memberi tanda cek (√) pada kolom di depan nomor pernyataan berikut :
(...) 1. Seharusnya gaji guru lebih besar daripada profesi yang lainnya.
(...) 2. Saya memilih UM karena saya memiliki cita-cita sebagai seorang guru.

3) Skala Guttman
Skala Guttman merupakan skala yang biasa digunakan oleh peneliti ketika peneliti
tersebut ingin mengungkap jawaban dari responden secara jelas dan konsisten. Skala
Guttman juga dikenal dengan sebutan skala scalogram. Dalam teknik skala ini, responden
hanya dapat memberikan jawaban seperti ya atau tidak, benar atau salah, setuju atau tidak
setuju, dan sebagainya. Dalam skala ini pernyataan disusun sedemikian hingga
pertanyaan pertama dilacak oleh pertanyaan kedua, pertanyaan kedua dilacak oleh
pertanyaan ketiga, dan seterusnya. Perhitungan penilaian dalam skala ini dihitung
berdasarkan banyaknya jawaban “ya” yang diberikan oleh responden. Misalnya,
responden menjawab tidak pada pertanyaan nomor 7, maka pernyataan selanjutnya pasti
juga menjawab tidak, sehingga peneliti cukup memeriksa pernyataan jawaban tidak yang
pertama (Sundayana, 2020).
Contoh penggunaan skala Guttman :
Seorang peneliti ingin mengetahui sejauh mana sikap para mahasiswa UM dalam
pelaksanaan perkuliahan. Berikut contoh butir angket yang dapat diberikan :
1. Saya merasa senang kuliah di UM. a. Ya b. Tidak
2. Saya kuliah di jurusan yang saya inginkan. a. Ya b. Tidak
11
3. Saya selalu berusaha untuk mengikuti setiap perkuliahan a. Ya b. Tidak
yang telah dijadwalkan.

4) Skala Diferensial Semantik


Skala diferensial semantik merupakan skala yang didalamnya menyajikan dua buah
pernyataan yang saling bertentangan seperti, positif – negatif, baik – buruk, dan
sebagainya. Dalam teknik skala ini responden diminta memberi penilaian atau tanggapan
pada pernyataan yang telah disediakan sesuai dengan persepsinya dengan memberi tanda
cek (√) pada kolom pernyataan yang telah diberi nilai.
Apabila nilai rata-rata yang diperoleh responden bernilai lebih dari nol maka
responden tersebut memiliki sikap yang positif, namun jika sebaliknya nilai yang
diperoleh kurang dari nol maka responden tersebut memiliki sikap yang cenderung
negatif. Skala seperti ini biasanya digunakan oleh peneliti sosial yang mana penelitiannya
berkaitan dengan kinerja pegawai, produktivitas kinerja, aktivitas guru kelas, dan lain-lain
(Sundayana, 2020).
Berikut contoh penggunaan skala diferensial semantik :
Seorang peneliti ingin mengetahui tentang sejauh mana aktivitas guru dalam mengajar
di kelasnya.
Berilah tanda (√) pada interval pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda terkait
aktivitas guru dalam mengajar di kelas :

1. Menguasai materi 5 4 3 2 1 pelajaran Tidak menguasai


materi 5 4 3 2 1 pelajaran
2. Mudah dipahami Sulit dipahami
5 4 3 2 1
3. Menyenangkan Tegang

5) Rating Scale
Rating scale merupakan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap dan juga
persepsi responden terhadap suatu fenomena, seperti status ekonomi, kelembagaan,
pengetahuan, dan lain-lain. Dalam penggunaan skala ini responden menjawab dengan
jawaban berupa angka (Sundayana, 2020).
Contoh penggunaan rating scale adalah sebagai berikut :

12
Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan
oleh karyawan Tata Usaha di perguruan tinggi tertentu. Berikut butir pertanyaan atau
pernyataan yang dapat disajikan :
Jawablah dengan cara melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
Lingkari nomor :
5 jika pelayanan yang diberikan sangat baik
4 jika pelayanan yang diberikan baik
3 jika pelayanan yang diberikan cukup
2 jika pelayanan yang diberikan kurang
1 jika pelayanan yang diberikan sangat kurang

1. Petugas memberikan pelayanan dengan segera ketika


5 4 3 2 1
ditemui
2. Petugas memberi pelayanan dengan ramah
5 4 3 2 1

3. Pelayanan yang diberikan memuaskan


5 4 3 2 1

F. POPULASI DAN SAMPEL


⮚ Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran
penelitian yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi harus memiliki batasan yang
jelas, misalnya seluruh siswa sekolah menengah dengan kemampuan berfikir semi
abstrak, siswa yang memiliki kemampuan tergolong tinggi di bidang IPA, dan
sebagainya. Cara pengumpulan data secara keseluruhan seperti ini dapat disebut
dengan sensus (Sundayana, 2020).
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sejauh mana daya serap siswa
kelas VIII SMP pada pokok bahasan sistem pencernaan di suatu sekolah tertentu,
maka peneliti tersebut dapat menggunakan siswa sekolah tersebut sebagai unit yang
akan dipakai sebagai sasaran penelitiannya. Siswa pada sekolah tersebut dapat
dinamakan populasi untuk tujuan pemeriksaan penelitian.

13
⮚ Sampel
Sampel merupakan sejumlah/sebagian (tidak semua) hal yang
diobservasi/diteliti yang relevan dengan masalah penelitian, serta subyek atau obyek
yang diteliti tersebut memiliki karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Hal yang
harus dilakukan dalam pengambilan sampel yaitu memilih anggota populasi yang
dapat mewakili keseluruhan karakteristik dari populasinya dan dengan jumlah sampel
yang representatif.
a. Alasan sampling
Terdapat beberapa alasan seorang peneliti dapat melakukan cara sampling dalam
penelitiannya, beberapa alasan tersebut yaitu :
1) Biaya atau faktor ekonomi
Obyek sampel jumlahnya pasti lebih sedikit daripada jumlah obyek populasi,
maka dari itu biaya pencatatannya akan relatif lebih murah daripada saat
melakukan sensus pada objek populasi.
2) Waktu
Waktu yang digunakan dalam mencatat keterangan yang memiliki jumlah
sedikit relatif lebih singkat/sedikit daripada waktu yang dibutuhkan untuk
mencatat keterangan yang jumlahnya banyak. Selain itu, waktu dalam
mengolah data juga akan lebih singkat, sehingga pengumpulan data akan lebih
cepat selesai.
3) Ketelitian dalam penyelidikan
Sering terjadi ketidaktelitian pada saat melakukan sensus karena jumlahnya
yang relatif lebih banyak dibandingkan sampling, maka dari itu keterangan-
keterangan yang dilakukan secara sampling sering dianggap cukup teliti,
bahkan lebih teliti dari ketentuan yang dilakukan secara sensus.
4) Jumlah
Jumlah populasi yang tak terhingga juga menjadi salah satu alasan
dilakukannya sampling (Sundayana, 2020).
b. Sifat-sifat sampel
Selain harus bersifat representatif, sampel juga memiliki sifat-sifat lain agar
kesimpulan yang didasarkan pada data yang dikumpulkan dengan suatu sampel
harus memenuhi persyaratan berikut :
1) Tidak bias

14
Dalam mengambil sampel menyesuaikan dengan ketentuan utama yang telah
ditetapkan. Misalnya, ketika memeriksa kesehatan gigi orang dewasa kita
tidak boleh hanya memilih orang-orang cantik, tampan, atau yang
berpendidikan tinggi sebagai sampelnya, sampel ini tidak representatif untuk
orang dewasa.
2) Ukuran sampel harus cukup besar
Biasanya ukuran sampel yang diambil paling sedikit 10% dari jumlah
populasinya (Sundayana, 2020).
c. Pengambilan sampel
1) Non probabilitas
Terdapat dua cara pengambilan sampel yang dapat dilakukan dalam sistem ini,
yaitu secara seenaknya atau melalui pertimbangan. Sampling secara seenaknya
ini biasanya ditujukan pada penyelidikan yang hanya bertujuan untuk
memperoleh gambaran kasar dari populasi, namun tidak untuk membuat suatu
putusan yang sepenuhnya. Sedangkan sampling secara pertimbangan yaitu
pemilihan sampel yang dilakukan secara sengaja atau melalui beberapa
pertimbangan tertentu untuk menjadi obyek penelitian.
2) Probabilitas
Sampling dengan sistem ini dibedakan menjadi sampling random, sistematika
sampling, sampling random bertingkat, sampling kelompok, dan sampling
ganda.
● Pelaksanaan dari sampling random yaitu setiap elemen dalam populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk bertindak menjadi sampel
(memiliki nilai kemungkinan yang sama).
● Cara dari sampling random bertingkat yaitu dengan pemilihan anggota-
anggota dari sub populasi dipilih secara random.
● Sampling secara sistematik dilakukan dengan cara menyusun terlebih
dahulu menurut suatu urutan atau kelompok tertentu (Sundayana, 2020).
d. Kesalahan dalam sampling
Kesalahan dalam pengambilan sampel biasanya disebabkan oleh adanya
penyimpangan sampling atau kesalahan lain yang bukan dari kesalahan
penyimpangan sampling. Penyimpangan sampling terjadi karena dalam
penyelidikan atau penelitian pada suatu populasi tidak seluruh populasi diselidiki,
namun hanya sebagian kecilnya saja. Sedangkan kesalahan lain selain
15
penyimpangan sampling yaitu kesalahan yang disebabkan oleh peneliti itu sendiri
yang cenderung berbuat kesalahan dalam pelaksanaan penelitian, pengolahan data,
atau dalam pengujian hipotesisnya (Sundayana, 2020).

G. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan untuk mengumpulkan
informasi dari semua yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Data yang akan
dijadikan sebagai objek kebenarannya harus dapat dipercaya sehingga data yang dihasilkan
akan memiliki kredibilitas yang tinggi (Sundayana, 2020). Jika pengumpulan data tidak
relevan maka akan berakibat fatal seperti data tidak kredibel. Berdasarkan jenis cara
pengumpulannya dibedakan menjadi :

a. Mengadakan penelitian langsung ke lapangan atau laboratorium terhadap objek


penelitian. Hasilnya dicatat untuk dianalisis.

b. Mengambil atau menggunakan sebagian atau seluruhnya dari sekumpulan data yang
telah dicatat atau dilaporkan oleh badan atau orang lain.

c. Mengadakan angket, yakni cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian
atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon
responden hanya tinggal mengisis atau menandai dengan mudah dan cepat.

d. Mengadakan wawancara merupakan pengumpul data yang memperoleh informasi


secara langsung dari sumbernya. Terdapat faktor yang mempengaruhi wawancara yaitu
pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi dalam wawancara.
Pewawancara merupakan seseorang yang bertugas untuk menyampaikan pertanyaan
kepada responden dengan jelas dan benar sehingga bisa merangsang responden untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Sedangkan responden merupakan seseorang yang dapat
memberikan informasi terhadap pertanyaan yang telah disampaikan oleh pewawancara.
Kemudian untuk situasi dalam wawancara berhubungan dengan waktu dan tempat.

e. Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,


pengetahuan atau bakat.

16
f. Dokumen merupakan data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari
sumber manusia, maupun bukan dari sumber manusia seperti dokumen, foto, bahan
statistik.

g. Observasi, observasi ini biasanya dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan hasil
yang akurat dan maksimal. Dalam pelaksanaan observasi ini terdapat instrumen untuk
format pengamatan. Dalam melakukan observasi terdapat hal hal yang penting yaitu:

1. Tempat observasi harus jelas

2. Objek yang akan diobservasi sudah jelas

3. Data yang akan diambil harus sudah diketahui

4. Harus mengetahui cara mengumpulkan data

5. Mengetahui cara-cara mencatat hasil observasi (Syahri, 2014).

Berdasarkan banyaknya data yang diambil dibedakan menjadi:

a. Sensus merupakan cara pengumpulan data dengan mengambil elemen atau anggota
populasi secara keseluruhan untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari hasil sensus
disebut parameter atau data yang sebenarnya.

b. Sampling merupakan cara pengumpulan data dengan mengambil sebagian elemen


atau anggota populasi untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari sampling disebut statistik
(Sangila & Jufri, 2018).

H. PEMERIKSAAN TERHADAP DATA


Pemeriksaan data merupakan suatu tahapan untuk memeriksa kembali kelengkapan
hasil pengumpulan data. Sebelum data diolah lebih lanjut maka harus dilakukan pemeriksaan
kembali terhadap data yang sudah dikumpulkan. Hal ini bertujuan untuk menghindari
terjadinya hal hal yang tidak diinginkan seperti kekeliruan atau ketidakbenaran tentang data.

17
Tidak beresnya alat ukur, tidak telitinya waktu mengadakan pencatatan atau menyalin data
akan menghasilkan data yang kebenarannya tidak dapat dipercaya.

Cara memeriksa kebenaran dari data yang telah dikumpulkan yaitu periksalah data
secara menyeluruh terdapat yang meragukan atau tidak dan jika ada maka cepatlah
diyakinkan kebenarannya. Periksa juga pada semua pertanyaan dalam angket sudah diisi
oleh responden. Jika terdapat yang kosong usahakan untuk melengkapinya. Kecerobohan dan
sifat masa bodoh para petugas yang akan menimbulkan data yang tidak benar haruslah
diatasi. Jika data terpaksa harus ditaksir nilainya lakukanlah dengan sebaik-baiknya
(Sundayana, 2020).

18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Statistik merupakan ilmu yang mempelajari cara untuk mengumpulkan dan
mengkaji fakta dan gambaran politik, yang memuat data angka untuk
menggambarkan suatu persoalan. sedangkan statistika merupakan ilmu untuk
menjawab pertanyaan berdasarkan data empiris. Statistika ini ada di setiap bidang
yaitu ada statistika ekonomi, statistika sosial, linguistik dan masih banyak lagi.
Statistika menjadi aspek utama yaitu deskriptif dan inferensial.
Dalam ilmu statistika terdapat metodologi statistika yang berguna agar hasil
akhir dari statistika tersebut absah dan tepat. Kemudian di dalam klasifikasi data
statistik terdapat data diskrit dan kontinu, lalu terdapat teknik membuat skala yang
berguna untuk mengubah fakta kualitatif menjadi urutan kuantitatif. Kemudian
dilakukan pengumpulan data dan pemeriksaan data sebelum data dianalisis lebih
lanjut. Statistika ini sangat penting perannya dalam kehidupan manusia dalam
menentukan sebuah keputusan meskipun dalam penggunaannya tidak disadari.

19
DAFTAR PUSTAKA

Lyman Ott and Michael Longnecker. 2010. An Introduction to statistics with data
analysis. Belmont: Brooks/Cole, Cengage Learning

Maulana. 2016. Statistika dalam Penelitian Pendidikan: Konsep Dasar dan Kajian
Praktis. Sumedang: UPI Sumedang Press

Sangila, M. S., & Jufri, L. (2018). Deskripsi kemampuan mahasiswa fakultas tarbiyah
dan ilmu keguruan kendari dalam menganalisis data statistika. Jurnal Al-Ta’dib,
11(1), 109–126.

Sundayana, R. 2020. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Syahri, A. A. (2014). (Suara Intelektual Gaya Matematika) Vol. 6, Ed. 2, 2014. 6, 121–
129.

20

Anda mungkin juga menyukai