DISUSUN OLEH :
Kelompok 1:
1. AMALIA DAULAY (P01031221006)
2. CATHRINE ANGELY (P01031221012)
3. RUMONA PUTRI HARAHAP (P01031221042)
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini selesai tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen kami pada mata kuliah Food Service dangan judul Makalah Kompleksitas
Kebudayaan Dan Pengaruhnya Terhadap Brand, Program Komunikasi Dan Ideologi
Konsumen.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dalam
makalah ini dan kami menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan kearah yang lebih baik. Harapan penulis semoga Makalah
ini memberi manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penyusun
.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN..............................................................................................................iv
1.1.Latar Belakang..........................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................iv
1.3 Tujuan.......................................................................................................................iv
1.3 .1 Tujuan Umum........................................................................................................v
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................................v
BAB II.................................................................................................................................1
PEMBAHASAN..................................................................................................................1
2.1 Pengaruh kebudayaan terhadap sikap dan perilaku konsumen..................................1
2.1 Unsur unsur kebudayaan.......................................................................................4
2.2 Budaya dan strategi pemasaran.............................................................................5
2.3 Karakteristik ekonomi konsumen.........................................................................6
2.4 Kelas sosial konsumen..........................................................................................6
2.5 Pengukuran kelas sosial........................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................10
3.2 Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.3 Tujuan
1.3 .1 Tujuan Umum
Tujuan Kompleksitas Kebudayaan Dan Pengaruhnya Terhadap Brand, Program Komunikasi
Dan Ideologi Konsumen
1.3.2 Tujuan Khusus
v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Budaya.
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan ole budaya, subbudaya dan kelas
social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku
yang dipelajari ole seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya - sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok
ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar
seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai
nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Kebudayaan bagaikan sebuah mozaik raksasa, tersusun dari berbagai elemen yang saling
terkait erat, membentuk identitas unik bagi setiap kelompok masyarakat. Dalam memahami
kompleksitas budaya, para ahli antropologi merumuskan 7 unsur kebudayaan universal yang
menjadi fondasi bagi peradaban manusia di seluruh dunia. Tujuh unsur ini bagaikan benang merah
yang menghubungkan berbagai komunitas, mewarnai cara hidup, pemikiran, dan interaksi mereka.
Di jantung setiap kebudayaan, terdapat sistem religi dan kepercayaan yang menuntun manusia
dalam memahami dunia dan tempatnya di dalamnya. Kepercayaan pada kekuatan gaib, dewa-dewa,
atau Tuhan, memandu manusia dalam menjalani ritual, moralitas, dan nilai-nilai yang dianut. Unsur
ini termanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari ritual keagamaan, doa, hingga simbol-simbol
suci yang dihormati.
3. Sistem Pengetahuan:
Sejak awal peradaban, manusia terus mengembangkan pengetahuan tentang alam semesta,
lingkungannya, dan dirinya sendiri. Unsur ini mencakup pengetahuan tentang flora dan fauna,
astronomi, pengobatan, teknologi, dan berbagai bentuk pengetahuan praktis lainnya. Sistem
pengetahuan ditransmisikan melalui tradisi lisan, tulisan, dan pendidikan, menjadi fondasi bagi
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
4. Bahasa:
Bahasa merupakan alat komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling bertukar
informasi, ide, dan perasaan. Unsur ini bukan sekadar kumpulan kata, tetapi juga mencakup sistem
tata bahasa, dialek, dan leksikon yang unik bagi setiap budaya. Bahasa menjadi pemersatu
komunitas, penjaga tradisi, dan jendela untuk memahami cara berpikir dan memandang dunia.
5. Kesenian
Kesenian merupakan ekspresi jiwa manusia yang termanifestasi dalam berbagai bentuk,
seperti musik, tari, seni visual, dan sastra. Unsur ini mencerminkan nilai estetika, kepercayaan, dan
sejarah suatu budaya. Kesenian bukan hanya hiburan, tetapi juga media untuk menyampaikan pesan,
kritik sosial, dan refleksi tentang realitas kehidupan.
Manusia perlu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara. Unsur ini meliputi
sistem pertanian, peternakan, perdagangan, dan industri. Cara manusia mendapatkan makanan,
pakaian, dan tempat tinggal mencerminkan adaptasi mereka terhadap lingkungan dan kondisi sosial
ekonomi.
4
7. Sistem Teknologi dan Peralatan:
Teknologi dan peralatan merupakan hasil cipta manusia untuk memudahkan aktivitas dan
meningkatkan kualitas hidup. Unsur ini mencakup peralatan sederhana seperti pisau dan cangkul,
hingga teknologi canggih seperti komputer dan robot. Perkembangan teknologi dan peralatan
menjadi tolak ukur kemajuan peradaban dan membuka peluang baru bagi kehidupan manusia.
Tujuh unsur budaya ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling terkait dan berinteraksi satu sama
lain. Sistem religi dan kepercayaan dapat memengaruhi sistem sosial dan moralitas. Pengetahuan
dan teknologi mendorong perkembangan seni dan budaya. Bahasa menjadi alat untuk transmisi
pengetahuan dan nilai-nilai budaya. Mata pencaharian hidup dan teknologi membentuk struktur
sosial dan ekonomi.
Memahami interaksi dan dinamika antar unsur budaya membantu kita melihat bagaimana
budaya berkembang dan berubah. Globalisasi, migrasi, dan kemajuan teknologi membawa pengaruh
baru, mendorong percampuran budaya dan memunculkan fenomena budaya baru. Di sisi lain,
budaya lokal tetap eksis dan beradaptasi, menciptakan keragaman budaya yang kaya dan penuh
warna.
Budaya pemasaran mengacu pada nilai-nilai, keyakinan, norma, dan sikap yang dianut oleh
sebuah organisasi terkait pemasaran. Ini mencakup bagaimana perusahaan memandang pelanggan,
bagaimana mereka memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta bagaimana mereka
berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Beberapa elemen penting dari budaya
pemasaran termasuk orientasi pelanggan, inovasi, responsibilitas sosial, dan fokus pada kepuasan
pelanggan.
Strategi pemasaran adalah rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran suatu
perusahaan. Ini mencakup langkah-langkah konkret yang diambil untuk mempromosikan produk
atau layanan, menjangkau target pasar, dan mencapai pertumbuhan bisnis. Strategi pemasaran dapat
mencakup berbagai elemen, termasuk segmentasi pasar, diferensiasi produk, penentuan harga,
promosi, dan distribusi.
Dalam praktiknya, budaya pemasaran dan strategi pemasaran saling terkait. Budaya
pemasaran yang kuat dapat membentuk dasar bagi strategi pemasaran yang efektif, sementara
strategi pemasaran yang baik dapat memperkuat dan memperkuat budaya pemasaran perusahaan.
Bersama-sama, keduanya membantu perusahaan membangun hubungan yang kuat dengan
pelanggan, memperkuat merek, dan mencapai kesuksesan jangka panjang dalam pasar yang
kompetitif.
Hubungan budaya dan strategi pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan perusahaan. Budaya dapat memengaruhi perilaku konsumen dan mempengaruhi
bagaimana perusahaan memasarkan produk atau layanan mereka di pasar internasional
1. Perusahaan harus memahami nilai-nilai dan norma-norma budaya konsumen di pasar
mereka dan memastikan bahwa strategi pemasaran mereka mencerminkan nilai-nilai dan
preferensi lokal
2. Strategi pemasaran dengan cakupan yang luas, seperti iklan dan promosi, juga dapat
berpengaruh pada konsumen berdasarkan budaya mereka. Misalnya, Starbucks
memperlakukan konsumen di Amerika Serikat dan Indonesia berbeda-beda, sesuai
dengan kebudayaan mereka
3. Pengaruh budaya juga dapat terlihat dalam aspek lain, seperti dalam pemilihan produk
dan harga, serta dalam proses pembelian dan penggunaan produk
5
Untuk mengoptimalkan implementasi strategi pemasaran, perusahaan harus memahami keterkaitan
antara budaya organisasi dan strategi pemasaran, serta bagaimana penerapan strategi pemasaran
dapat memperkuat atau mengubah budaya organisasi
6
2.3 Karakteristik ekonomi konsumen
Karakteristik ekonomi konsumen adalah faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
konsumsi dan keputusan pembelian individu. Ini meliputi berbagai aspek seperti
pendapatan, pembelanjaan, kepuasan, kemampuan belanja, keluarga, pendidikan, dan usia.
Mari kita jelaskan lebih lanjut tentang beberapa karakteristik ini:
1. Pendapatan: Pendapatan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
kemampuan konsumen untuk membeli barang dan jasa. Konsumen dengan
pendapatan tinggi cenderung lebih mampu untuk membeli produk yang lebih mahal
atau berkualitas lebih tinggi.
2. Pembelanjaan: Tingkat pembelanjaan konsumen mencerminkan seberapa sering dan
seberapa banyak mereka membeli barang dan jasa. Konsumen yang cenderung
memiliki tingkat pembelanjaan yang tinggi mungkin lebih terbuka untuk membeli
produk yang lebih mahal atau mewah.
3. Kepuasan: Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan tertentu dapat
mempengaruhi keputusan pembelian mereka di masa depan. Konsumen yang puas
dengan pengalaman sebelumnya cenderung lebih mungkin untuk membeli produk
yang sama kembali.
4. Kemampuan belanja: Kemampuan belanja mengacu pada kemampuan finansial
seseorang untuk membeli barang dan jasa. Konsumen dengan kemampuan belanja
yang tinggi memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam memilih produk yang mereka
inginkan.
5. Keluarga: Jumlah anggota keluarga dan tanggung jawab mereka juga memainkan
peran penting dalam keputusan pembelian. Konsumen dengan keluarga yang lebih
besar mungkin membutuhkan lebih banyak barang dan jasa, sehingga mereka lebih
mungkin untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar.
6. Pendidikan: Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi pemahaman mereka
tentang produk dan jasa yang ditawarkan, serta kemampuan mereka untuk membuat
keputusan pembelian yang informan dan rasional.
7. Usia: Tahap kehidupan seseorang juga dapat memengaruhi preferensi dan kebutuhan
mereka terhadap produk dan jasa. Misalnya, konsumen muda mungkin lebih tertarik
pada produk teknologi terbaru, sementara konsumen lanjut usia mungkin lebih fokus
pada kesehatan dan kenyamanan.
Pengaruh karakteristik ekonomi konsumen terhadap perilaku konsumsi dan keputusan
pembelian dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produk atau jasa yang ditawarkan,
serta faktor lingkungan ekonomi dan budaya yang memengaruhi konsumen tersebut. Oleh
karena itu, pemahaman yang mendalam tentang karakteristik ekonomi konsumen sangat
penting bagi perusahaan dalam merancang strategi pemasaran yang efektif.
Pada umumnya golongan yang menduduki kelas bawah jumlah orangnya lebih banyak
daripada kelas menengah, demikian seterusnya semakin tinggi golongannya semakin sedikit jumlah
orangnya. Menurut J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto dalam bukunya Sosiologi Teks Pengantar
dan Terapan menjelaskan bahwa bentuk konkret lapisan-lapisan dalam masyarakat ada bermacam-
macam. Namun pada prinsipnya bentuk-bentuk tersebut dapat diklarifikasikan ke dalam tiga macam
kelas, yaitu:
a. Kelas yang didasarkan pada faktor ekonomi.
b. Kelas yang didasarkan pada faktor politis.
c. Kelas yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu yang ada dalam masyarakat.
Kelas sosial seseorang terukur dari bagaimana orang lain menilai dan menghormati kelas sosial yang
dimilikinya. Pengukuran kelas sosial juga dapat dilakukan melalui beberapa kriteria ukuran sebagi
berikut :
a. Ukuran Subjektif
Dimana seseorang diminta untuk menetukan sendiri posisi kelas sosialnya.
b. Ukuran Reputasi
Kelas sosial ditentukan oleh orang lain yang dari luar lingkungannya, biasanya dinilai dari seberapa
besar orang lain mengenal namanya.
c. Ukuran Objektif
Kelas sosial di tentukan berdasarkan atas variabel sosio-ekonomi seperti pekerjaan, besarnya
pendapatan, dan pendidikan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa kompleksitas kebudayaan
memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen, strategi pemasaran,
dan pengembangan merek. Kebudayaan tidak hanya memengaruhi preferensi
pembelian individu, tetapi juga membentuk identitas merek dan citra merek di
mata konsumen. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang kebudayaan
menjadi kunci dalam merancang strategi pemasaran yang relevan dan persuasif,
serta membangun koneksi yang kuat dengan konsumen.
11
DAFTAR PUSTAKA
Gunanto, E., & Gusti, Y. K. (2017). Pengaruh Lintas Budaya Pada Pemasaran
Internasional Dengan Pendekatan Perilaku Konsumen. Jurnal Riset Manajemen Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Program Magister Manajemen, 1(2), 168–
176. https://doi.org/10.32477/jrm.v1i2.28
Islam, U., Sumatera, N., Medan, U., Lubis, A. A., Islam, U., Sumatera, N., Medan, U.,
Viantika, D. S., Islam, U., Sumatera, N., Medan, U., Hasibuan, E. A., Islam, U.,
Sumatera, N., Medan, U., Tarigan, A. P., Islam, U., Sumatera, N., Medan, U., ...
Medan, U. (2023). PENGARUH FAKTOR BUDAYA TERHADAP BISNIS. 2(1),
24–36.
Jumingan. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Perencanaan Strategik
dan Kinerja Finansial pada Bank Perkreditan Rakyat Di Jawa Tengah. Faktor Yang
Mempengaruhi Perenanaan, 15(faktor-faktor yang mempengaruhi), 23–48.
Mawar, B., & Aslami, N. (2021). Strategi Pemasaran Bisnis Internasional Pada UMKM
Pasar Petisah Di Masa COVID 19. Ekonomi Bisnis Manajemen Dan Akuntansi
(EBMA), 2(2), 6.
Pontoh, N., Frendy A. O. Pelleng, & Danny D. S. Mukuan. (2021). Jurnal administrasi
bisnis. Analisis Daya Saing Ekspor Cengkeh Indonesia Di Pasar Internasional
Crusita, 1(1), 25–31.
Prasetia, A. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persaingan Dan Pertumbuhan
Pasar: Budaya, Sosial, Personal (Suatu Literature Review). Jurnal Ilmu Manajemen
Terapan, 2(4), 442–462. https://doi.org/10.31933/jimt.v2i4.457
Sholikhah, V. (2021). Manajemen Strategi Ekonomi Agribisnis Dalam Konteks Ilmu
Ekonomi Mikro. LAN TABUR : Jurnal Ekonomi Syariah, 2(2), 113–129.
https://doi.org/10.53515/lantabur.2021.2.2.113-129
Suhendra, S., & Pratama, A. I. (2022). Strategi Memperoleh Agent dalam Perdagangan
International. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 22(3), 2175.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i3.2365
Wijaya, M. (2019). Peran Budaya Organisasi dalam Mengoptimalkan Efektifitas dan
Efisiensi Strategi Organisasi. Media Informatika, 18(2), 67–74.
https://doi.org/10.37595/mediainfo.v18i2.26
Yeni, F., Gusnadi Erwin, & Hapzi Ali. (2019). Analisis Strategi Pemasaran Dalam
Menghadapi Persaingan Bisnis Pada Pt.Federal Internasional Finance (Fif) Group Di
Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 1(1),
38–54. https://doi.org/10.31933/jimt.v1i1.34
12