Abstrak
Kota Sorong dialiri 8 (delapan) sungai salah satunya Sungai Klasaman. Letak sungai Klasaman berada pada distrik
Sorong Timur. Sungai Klasaman melewati kelurahan Klawuyuk dan kelurahan Klawalu. Jumlah penduduk kelurahan
tersebut pada tahun 2016 mencapai 18.008 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan kegiatan ekonomi pada
sungai Klasaman menyebabkan buangan limbah yang membuat peningkatan pencemaran air. Dengan adanya
peningkatan pencemaran air maka dilakukan peninjauan kualitas air agar mengetahui status mutu dan baku mutu kelas
pada sungai dan pengaruh tata ruang bantaran sungai. Analisa yang digunakan adalah metode STORET dan pemetaan
menggunakan software Arghis 10.3. Parameter yang di uji adalah konduktivitas, salinitas, TDS, Turbidity, pH, DO, dan
Fe. Berdasarkan analisa STORET diperoleh baku mutu kelas air Sungai Klasaman bagian hulu memenuhi baku mutu
kelas II, III, dan IV, status mutu air cemar sedang dengan skor (-12), pada kondisi tengah sungai memenuhi baku mutu
kelas III dan IV, status mutu air cemar sedang dengan skor (-18) sedangkan kondisi hilir memenuhi baku mutu kelas
IV, status mutu air cemar sedang dengan skor (-21). Berdasarkan hasil observasi terhadap pengaruh tata ruang bantaran
sungai dengan pemetaan menggunakan Software Archgis 10.3 di peroleh pengaruh pencemaran air sungai Klasaman
adalah limbah rumah tangga, limbah industri perumahan, dan sampah organik maupun anorganik. Rekomendasi yang
di ajukan berupa mengurangi pencemaran air pada Sungai Klasaman adalah perlu adanya tempat pembuangan sampah,
bak penampungan limbah tahu tempe, serta septic tank.
biaya maupun waktu antara dilakukan dengan Penelitian ini dilakukan pada bulan april sampai July
memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta 2018. Panjang sungai Klasaman sebagai lokasi
keadaan daerah penelitian. Kondisi yang dominan penelitian sepanjang ±13,02 km yang berada pada
pada lokasi penelitian adalah yang diduga dapat kota Sorong.
memberikan kontribusi terhadap kualitas air sungai.
Gambar 1. Tititk Pengambilan Sampel Pada Hulu, Tengah ,Hilir (sumber google Earh)
Penelitian kualitas air dilakukan di tiga stasiun. sebagai perbandingan cahaya yang di
Lokasi pengambilan sampe air sungai Klasaman pantulkan terhadap cahaya yang dating
dalam penelitian ini (Gambar 1), sebagai berikut: 5. DO meter AMT-07 adalah alat untuk mengukur
1. Stasiun I : Sungai Klasaman yang terletak pada kadar oksigen terlarut dalam air.
daerah jalan Dorowati km.12 masuk yang di 6. Hanna Instrument Iron Test Kit adalah alat yang
anggap sebagai hulu sungai yang masih dalam di gunakan untuk kadar besi dalam air.
kondisi alamiahnya. 7. ORP-969 alat yang di gunakan yang biasa
2. Stasiun II : Sungai Klasaman yang terletak pada digunakan untuk mengukur potensi oksidasi
bagian pasar perumahan nasional yang anggap reduksi (REDOKS) dan konsentrasi pada suatu
sebagai tengah sungai bahan kimia. Untuk mengoksidasi, bahan kimia
3. Stasiun III : Sungai Klasaman yang terletak pada akan bereaksi terhadap oksigen. Alat ini akan
bagian kampus STIKES Kota Sorong yang di mengukur potensi reaksi tersebut
anggap sebagai hilir Sungai
Flowchart Penelitian
Alat dan Bahan
3. Hasil Penelitian
Data hasil analisis kualitas air Sungai Klasaman air sungai kelas pada Peraturan Pemerintah Nomor
di lakukan di 3 titik lokasi pengambilan dengan 82 Tahun 2001 tentang Pengelolahan Kualitas Air
menggunakan 7 parameter yaitu Konduktivitas, dan Pengendalian Pencemaran Air. Hasil analisis
Salinitas, TDS, Turbidity,ORP, pH, Fe, dan DO. sampel air di sajikan pada tabel sebagai berikut :
Baku mutu yang digunakan mengacu kriteria mutu
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa total berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomer 82 Tahun
padatan terlarut pada lokasi hulu, tengah, dan hilir 2001 tentang Pengelolahan Kualitas Air dan
masih memenuhi baku mutu untuk kategori kelas I, Pengendalian Pencemaran Air. Hasil skoring
II, III, IV. Untuk parameter pH, di ketahui bahwa STORET pada masing-masing titik pengambilan
baik pada lokasi hulu, tengah dan hilir masih sama- sampel tersaji pada gambar 3 sebagai berikut :
sama baik dan masih memenuhi baku mutu yang
telah di tetapkan, sedangkan untuk parameter Fe
pada lokasi hulu dan tengah masih memenuhi baku
mutu dan untuk lokasi hilir sudah melewati baku
mutu. Untuk parameter DO pada Sungai Klasaman
untuk lokasi hulu maupun tengah dan hilir baku
mutunya masuk kategori II,III, dan IV.
untuk kelas IV untuk titik pantau hulu hingga hilir gunakan untuk menentukan titik pengambilan
sungai diperoleh skor (0). sampel pada air sungai.
Dari hasil analisa STORET penyebab
tercemarnya Sungai Klasaman adalah rendahnya DO Perhitungan Debit Dengan Cara Pelampung
dan tingginya kadar besi (Fe). Penyebab rendahnya
kadar DO dan tingginya kadar besi (Fe) akibat Contoh perhitungan :
banyaknya rumah yang membuang limbah rumah
tangga melalui saluran yang langsung menuju ke Diketahui :
Sungai, serta sampah organik maupun anorganik
yang dibuang masyarakat langsung ke sungai dan Panjang lintasan pelampung (L) = 5 m
limbah industri perumahan. Waktu lintasan (T) = 12,32 detik
Lebar saluran bI = 4,6 m
Baku Mutu Kelas Air Sungai Klasaman d1 =35 cm, d2=50 cm, d3= 40 cm, d4 =25 cm
Lebar saluran bII = 4,85 m
Hasil perhitungan STORET diperoleh baku d1 =28 cm, d2=67 cm, d3= 55 cm
mutu kelas untuk tiap titikpengambilan sampel di Menghitung kecepatan aliran
Sungai Klasaman dapat di lihat pada tabel 2 : v =L÷T
=5÷12,32
Tabel 2. Hasil Skoring Metode STORET =0,41 m/det
Titik Pengamatan Sampel
Baku Mutu Kelas Tinggi muka air rata-rata (h)
Hulu Tengah Hilir h1 =(0,35+0,5+0,4+0,25)/4=0,375 m
Kelas I Cemar Sedang Cemar Sedang Cemar Sedang h2 =(0,28+0,67+0,55)/3=0,5 m
Kelas II Memenuhi Baku Mutu Cemar Ringan Cemar Ringan Mencari luas penampang rata-rata
Kelas III Memenuhi Baku Mutu Memenuhi Baku Mutu Cemar Ringan A1 = b_1×h_1=4,6 ×0,375 =1,725 m^2
A2 = b_2×h_2=4,85 ×0,5 =2,425 m^2
Kelas Iv Memenuhi Baku Mutu Memenuhi Baku Mutu Memenuhi Baku Mutu A_(rata-rata )=2,075 m^2
Dari hasil skoring STORET diperoleh baku mutu
kelas air pada Sungai Klasaman yang mengacu pada Mencari debit aliran
Perarutan Pemerintah No 82 tahun 2001 untuk baku Q =V×A_(rata-rata)
mutu kelas air pada bagian hulu sungai masuk =0,41 ×2,075
kategori kelas II,III dan IV, yang salah satu =0,85 m^3/detik
peruntukannya dapat digunakan prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, Hasil perhitungan debit aliran dengan metode
air untuk mengairi pertanaman atau peruntukan lain pelampung diperoleh debit untuk sungai Klasaman
yang sama dengan kegunaan tersebut. Pada bagian 0,85 m¬3/ detik. Dari hasil yang diperoleh debit
titik tinjauan tengah Sungai Klasaman masuk kelas aliran kurang dari 5 m3/ detik. Jadi pengambilan
III dan IV yang peruntukan airnya dapat di gunakan satu titik di tengah pada 0,5x kedalaman air sungai.
untuk pembudayaan air tawar, peternakan air untuk
mengairi pertanahan, dan atau peruntukan lain yang Pengaruh Tata Ruang Bantaran Sungai
sama dengan kegunaan tersebut, sedangkan untuk
bagian hilir Sungai Klasaman masuk kategori kelas Dari hasil observasi yang dilakukan ditemui
IV yang peruntukan air nya dapat digunakan untuk banyak buangan-buangan limbah rumah tangga,
mengairi pertanahan dan atau untuk peruntukan lain limbah industri rumahan, dan buangan sampah dari
yang sama dengan kegunaan tersebut. masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran
sungai, hal ini berpengaruh bagi kualitas air sungai,
Perhiungan Debit dalam tata ruang bantaran Sungai Klasaman jarak
kurang dari 15 meter pada anak- anak sungai di
Untuk perhitungan debit pengaliran dalam kawasan pemukiman. Dari hasil survei penyebab
penelitian ini di lakukan dengan metode float terjadinya Pencemaran dan penurunan kualitas air
emboys yaitu pengukuran kecepatan aliran yang di Sungai Klasaman tersaji dalam gambar berikut :
lakukan di lapangan dengan metode pelampung.
Alat- alat yang di gunakan sederhana seperti bola
pimpong,tali rafia, rol meteran , alat tulis, dan
stopwatch. Dalam perhitungan debit aliran ini di
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (tahun) Halaman Artikel (xx-yy)5
Dari hasil observasi dan pemetaan menggunakan dari pencemaran tersebut berdampak pada
Software ArchGis 10.3 yang diperoleh penyebab peningkatan kadar besi dalam air, kadar oksigen
penurunan dan pencemaran kualitas air pada hulu terlarut dalam air menurun dan kekeruhan
Sungai Klasaman adalah limbah industri tahu tempe, meningkat.
limbah rumah tangga, dan efluen ternak sapi. Akibat
Pada kondisi tengah Sungai Klasaman penyebab berada di daerah bantaran Sungai Klasaman bagian
terjadinya penurunan kualitas air adalah buangan tengah , yaitu : dilihat dari segi tata bangunan,
sampah plastik dan limbah rumah tangga yang terdapat pendudukan padat yang jarak bangunan-
langsung di buang ke sungai. Akibat dari aktivitas nya berhimpitan dan tidak teratur , dari segi
masyarakat tersebut menyebabkan bau tidak sedap kesehatan dan sanitasi, kurang memiliki lahan untuk
pada air sungai yang tentunya membuat konsentrasi menempatkan sarana buangan sampah cari dan
kadar besi (Fe) meningkat dan penurunan oksigen sampah padat dan jalan nya relatife sempit.
terlarut dalam air. Karateristik permukiman yang
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (tahun) Halaman Artikel (xx-yy)6
Pada kondisi daerah bagian hilir Sungai Klasaman penyebab utama dari masing- masing bagian di
penyebab terjadinya pencemaran dan penurunan Sungai Klasaman adalah Limbah rumah tangga dan
kualitas air berasal dari limbah buangan Rumah Limbah Padat. Akibat dari limbah tersebut
tangga yang buangan-nya langsung ke Sungai serta menyebabkan rendahnya DO dan tinggi nya kadar
limbah padat. Dari hasil yang yang diperoleh besi (Fe ) dalam air.
4. Pembahasan
Landasan Teori
mempunyai populasi (jenis maupun jumlah) biota Salah satu fungsi sungai yang utama adalah untuk
air sedikit. Sedangkan sungai bagian hilir umumnya memenuhi kebutuhan air bersih. Seiring dengan
lebih lebar, tebingnya curam dan landai, badan pertambahan penduduk dan perkembangan berbagai
air dalam, keruh ,aliran air lambat (Effendi,2003). industri,maka pencemaran air sungai telah menjadi
Menurut Mulyanto (2007) dalam Agustingsih masalah yang di hadapi serius oleh manusia.
(2012), karateristik sungai berdasarkan sifat Meningkatnya beban pencemaan yang masuk ke
alirannya di bedakan menjadi 3 macam , yaitu : perairan sungai di sebabkan oleh kebiasaaan
masyrakat yang berdomisili di sekitar sungai
a) Sungai Permanen/Perennial, yaitu sungai yang (Baherem dkk,2014).
mengalirkan air sepanjang tahun dengan debit
yang relative tetap. Dengan demikian antara Tata Ruang Bantaran Sungai
musim penghujan dan musim kemarau tidak
terdapat perbedaan aliran yang mencolok Kebijaksanaan perwilayahan pembangunan pada
b) Sungai Musiman/Periodik/intermitten hakekatnya adalah merupakan strategi perangkaan
Sungai yang aliran airnya tergantung pada kewilayahan dalam angka rangka mewujudkan
musim. Pada musim penghujan ada alirannya dan tujuan dan sasaran pembangunan daerah jangka
musim kemarau sungai kering. Berdasarkan panjang. Kebijaksanaan ini sangat penting dalam
sumber airnya sungai intermitten di bedakan : memadukan kebijaksanaan berbagai sektor
a)Spring fed intermitten river yaitu sungai pembangunan ke dalam lingkungan hidup.
intermitten yang sumber airnya berasal dari tanah Dalam rangka penataan bantaran dan sempadan
dan b) surface intermitten river yaitu sungai sungai di suatu DPS, harus diingat bahwa Daerah
intermitten yang sumber airnya berasal dari curah Pengaliran Sungai (DPS) sebagai suatu kesatuan
hujan atau pencairan es. wilayah tata air merupakan ekosistem alam, dimana
c) Sungai tidak permanen/ Ephemeral, yaitu sungai keadaan, tindakan dan pengaruh yang berlaku pada
tadah hujan yang mengalirkan airnya sesaat suatu unsur yang lain.
setelah terjadi hujan. Karena sumber airnya Bantaran sungai merupakan salah satu
berasal dari curah hujan maka pada waktu tidak komponen DPS yang berupa hamparan sebelah kiri
hujan sungai tersebut tidak mengalirkan air. dan kanan badan air sungai, mempunyai peran yang
penting terhadap karakteristik perilaku sungai dalam
Daerah Aliran Sungai (DAS) mempertahankan bentuk dan fungsinya. Kawasan ini
sangat rentan terhadap aktivitas manusia, baik yang
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah berupa tindakan individu maupun kelompok.
daratan yang secara topografik di batasi oleh Gangguan pada bantaran sungai berupa tindakan
punggung-punggung gunung yang menampung dan pemanfaatan lahan di bantaran yang tidak
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkan memperhatikan aspek kesesuaian dan
kelaut melalui sungai utama. Wilayah daratan peruntukannya, akan menimbulkan beberapa
tersebut di namakan daerah tangkapan air (DTA atau permasalahan, di antaranya :
catchment area) yang merupakan suatu ekosistem
dengan unsur utamanya terdiri atas sumber daya a. Menurunkan nilai estetika.
alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumber daya b. Menimbulkan kerawanan longsoran tebing
manusia sebagai pemanfaat sumber daya alam sungai,
(Asdak,2010) c. Menurunkan kualitas air sungai,
Didalam suatu sistem daerah aliran sungai, d. Mengganggu kelancaran pengaliran air
sungai yang berfungsi sebagai wadah pengaliran air sungai,
selalu berada di posisi paling rendah dalam e. Menganggu fungsi drainase daratan,
landskap bumi, sehingga kondisi sungai tidak dapat
di pisahkan dari kondisi daerah aliran sungai (PP 38 Adapun keterkaitan bantaran sungai dengan
Tahun 2011). Sungai mengalir dari hulu dalam kebijaksanaan penataan ruang tercermin pada
kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-turut penetapan kawasan lindung sektor kawasan
menjadi agak curam, agak landai dan relatif rata. perlindungan setempat pada komponen sempadan
Arus relatife cepat di daerah hulu dan bergerak sungai ditetapkan sebagai berikut :
menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah
hilir. a. Sungai sungai besar di luar kawasan
Menurut Ambarwati,dkk (2014) sungai pemukiman selebar minimum 100 m.
merupakan salah satu komponen lingkungan yang b. Pada anak anak sungai di luar kawasan
memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, pemukiman minimum selebar 50 m.
termasuk untuk menunjang pembangunan nasional.
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (tahun) Halaman Artikel (xx-yy)8
Penentuan Status Mutu Air Dengan Metode Tabel 4. Sistem Nilai Penentuan Status Mutu Air
STORET
No Katagori Skor Status
Salah satu metode yang dapat di gunakan untuk
menentukan status mutu air, sesuai dengan 1 Kelas A Baik Sekali 0 Memenuhi Baku Mutu
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup 2 Kelas B Baik -1 s/d -10 Cemar Ringan
Nomor 115 Tahun 2003 tentang tentang Status
Mutu Air, yaitu Metode STORET. Dengan Metode 3 Kelas C Sedang -11 s/d -30 Cemar Sedang
STORET ini dapat diketahui parameter-parameter 4 Kelas D Buruk >-31 Cemar Berat
yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer
air. Secara prinsip metode STORET adalah 115 Tahun 2003
membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu air yang di sesuaikan dengan 5. Kesimpulan
peruntukannya guna menentukan status mutu air.
Cara untuk menentukan status mutu air adalah 1. Dari hasil analisa perhitungan skoring dengan
dengan menggunakan sistem nilai dari “US-EPA menggunakan metode STORET diperoleh baku
(Environmental Protection Agency)” dengan mutu kelas untuk Sungai Klasaman di tinjau
mengidentifikasi mutu air dalam empat kelas, yaitu : berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001, yaitu antara lain :
i. Kleas A: baik sekali,skor = 0 a. Hulu : dari hasil analisa diperoleh baku
(memenuhi baku mutu) mutu kelas untuk titik pantau hulu masih
ii. Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 memenuhi baku mutu kelas II, III, dan IV
(cemar ringan) yang salah satu peruntukannya dapat
iii. Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 (cemar digunakan prasarana/sarana rekreasi air,
sedang) pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air
iv. Kelas D: buruk, skor ≥ -31 untuk mengairi pertanaman atau peruntukan
(cemar berat) lain yang sama dengan kegunaan terebut.
Penentuan status mutu air dengan menggunakan b. Tengah : Dari hasil analisa diperoleh baku
Metode STORET dilakukan dengan langkah- mutu kelas untuk titik pantau tengah masih
langkah sebagai berikut: (a) Melakukan pengumpul- memenuhi baku mutu III dan IV yang
an data kualitas air dan debit air secara periodik; (b) peruntukannya dapat digunakan
Membandingkan data hasil pengukuran dari masing- prasarana/sarana rekreasi air,
masing parameter air dengan nilai baku mutu yang pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air
sesuai dengan kelas air; (c) Jika hasil pengukuran untuk mengairi pertanaman atau peruntukan
memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran < lain yang sama dengan kegunaan terebut.
baku mutu) maka diberi skor 0; (d) Jika hasil peng- c. Hilir : Dari hasil analisa diperoleh baku
ukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air atau mutu kelas untuk titik pantau hilir masih
(hasil pengukuran > baku mutu ) maka diberi skor memenuhi baku mutu IV yang
sesuai dengan Tabel 3; (e) Jumlah negatif dari peruntukannya dapat digunakan
seluruh para-meter dihitung dan ditentukan status prasarana/sarana rekreasi air,
mutunya dari jumlah skor yang didapat dengan pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air
menggunakan sis-tem nilai Tabel 4. untuk mengairi pertanaman atau peruntukan
lain yang sama dengan kegunaan tersebut.
Tabel 3.Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan 2. Hasil analisa STORET di tinjau menurut
Status Mutu Air dengan Metode STORET Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor
115 tahun 2003 di peroleh status mutu air Sungai
Parameter Klasaman untuk titik pantau hulu mengalami
Jumlah Contoh Nilai
Fisika Kimia Biologi cemar sedang dengan skor (-12), untuk titik
Maksimum -1 -2 -3 pantau tengah mengalami Cemar sedang dengan
<10 Minimum -1 -2 -3 skor (-18), sedangkan untuk titik pantau hilir
Rata-rata -3 -6 -9 mengalami cemar sedang dengan skor (-21).
Maksimum -2 -4 -6 3. Hasil observasi dan pemetaan menggunakan
10 Software Archgis 10.3 diperoleh pengaruh
Minimum -2 -4 -6
pencemaran air terhadap tata ruang bantaran
Rata-rata -6 -12 -18 Sungai Klasaman adalah limbah rumah tangga,
Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer limbah industri perumahan dan sampah organik
115 Tahun 2003 maupun anorganik.
Rancang Bangun Volume xx Nomor yy (tahun) Halaman Artikel (xx-yy)10
4. Hasil observasi pada daerah bantaran Sungai Baherem, Suprihatin & Indrasti, S.N (2014) : Jurnal
Klasaman diperoleh rekomendasi dimana antara Strategi Pengelolahan Sungai
lain pada daerah Sungai Klasaman perlu adanya Cibanten Provinsi Banten
tempat pembuangan sampah/bak sampah, Berdasarkan Analisis Daya Tampung
pengolahan air limbah untuk limbah tahu dan Beban Pencemaran Air Dan
tempe, serta septic tank. Kapasitas Asimilasi, Institus Pertanian
Bogor
Saran
Effendi, H (2003) :Telaah Kualitas Air, Kanusius,
Jika melihat kesimpulan yang didapat dari hasil Yogyakarta.
perhitungan pada bab pembahasan maka dapat di Peraturan Pemerintah No 35 (1991) Tentang Sungai
sarankan :
Peraturan Pemerintah No 38 (2011) Tentang Sungai
1. Kondisi Sungai Klasaman tercemar, maka harus
Peraturan Pemerintah Nomor 82 (2001) Tentang
di lakukan sosialisasi kepada masyarakat dan
pengelolahan Kualitas air dan
industri sekitar. Selain itu limbah rumah tangga
Pengendalian Pencemaran air.
dan limbah industri perlu diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke sungai. Masyarakat di Pristianto,H & Rusdi Achmad (2017) : Evaluasi
sepanjang sungai harus di lengkapi septic tank. Pengelolahan DAS Dan Wilayah
2. Perlu adanya sosialisasi tentang pentingnya Pesisir Kota Sorong, Universitas
menjaga Daerah aliran Sungai serta penetiban Muhammadiyah Sorong
untuk MCK gantung pada bantaran Sungai
Klasaman.
3. Untuk penelitian selanjutnya perlu adanya
penambahan alat uji kualitas air dimana alat uji
tersebut yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomer 82 Tahun 2001.
6. Referensi