Anda di halaman 1dari 3

PERAN AKREDITASI

DALAM RANGKA PEMENUHAN 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)


Oleh : Hendrik Pristianto, ST., MT.
(Dosen Tetap Yayasan Universitas Muhammadiyah Sorong)

1. Definisi Akreditasi
Menurut Permendikbud nomor 13 tahun 2018, yang dimaksud dengan Akreditasi
adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan satuan pendidikan dasar dan pendidikan
menengah, dan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk memberikan penjaminan mutu
pendidikan. Dalam pelaksanaannya maka dibentuklah Badan Akreditasi Nasional
(BAN) sekolah/madrasah dan BAN Pendidikan Anak Usia Dini – Pendidikan Non
Formal (PAUD-PNF).
2. Definisi Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Menurut PP nomor 19 tahun 2005, yang dimaksud dengan Standar Nasional
Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Standar Nasional
Pendidikan tersebut meliputi standar isi; standar proses; standar kompetensi lulusan;
standar pendidik dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar
pengelolaan; standar pembiayaan;dan standar penilaian pendidikan.
3. Peran Akreditasi Sekolah dan Madrasah dalam pemenuhan SNP
Pada bab II pasal 2 PP nomor 19 tahun 2005 disebutkan bahwa untuk penjaminan
dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
maka perlu dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Maka disinilah fungsi
akreditasi sekolah dan madrasah ditegaskan yaitu untuk menjamin dan
mengendalikan mutu pendidikan di Indonesia sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dengan 8 standar didalamnya.
Hasil akreditasi menurut Subijanto dalam Handayani (2016) dapat memberikan
manfaat bagi kepala sekolah sebagai bahan masukan untuk penyusunan program
serta anggaran pendapatan dan belanja sekolah/madrasah. Bagi dinas pendidikan,
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembinaan teknis sesuai
dengan kebutuhan masing-masing sekolah/ madrasah. Bagi pemerintah daerah,
hasil memetakan mutu dan kelayakan sekolah/ madrasah untuk mempermudah
usaha-usaha pembinaan dan pemberdayaan serta sumber informasi yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebiajkan pembangunan pendidikan di
setiap daerah.
Hal tersebut juga disebutkan oleh Subagya dalam Handayani (2016) bahwa hasil
akreditasi setidaknya dapat dijadikan acuan dalam upaya meningkatkan mutu
sekolah/madrasah dan rencana pengembangan sekolah/madrasah. Terkait dengan
memacu kinerja sekolah, hasil akreditasi dapat dijadikan umpan balik dalam usaha
pemberdayaan dan pengembangan kinerja warga sekolah/madrasah dalam rangka
menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan program sekolah/madrasah. Di
samping itu, hasil akreditasi sekolah/madrasah diharapkan mampu memotivasi
sekolah/madrasah terus meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap, terencana,
dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi,
4. Kondisi Akreditasi Sekolah dan Madrasah di Indonesia
Membicarakan sekolah dan madrasah tentunya akan berhubungan dengan
koordinasi dua kementerian terkait yaitu Kemdikbud dan Kemenag. Dalam
menyajikan data status akreditasi, didapati temuan bahwa Kementerian Agama
melalui website education management information system
(http://emispendis.kemenag.go.id) lebih dapat memberikan sebaran capaian
akreditasi jika dibandingkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui
website http://referensi.data.kemdikbud.go.id.
Pada website emis kemenag, diuraikan status akreditasi MI, MTs, dan MA dalam
bentuk grafik dan tabel. Sehingga jelas capaian akreditasi madrasah di seluruh
Indonesia. Sedangkan pada website Kemdikbud belum menampilkan uraian yang
sama.
Lebih khusus lagi bahwa tersaji data untuk status akreditasi MTs dan MA dapat
diakses dari website tersebut, sedang untuk MI dan sekolah umum belum tersaji.
Hanya saja datanya tdk update. Jika ditampilkan adalah sebagai berikut:
Total MTs pd TP 2015/2016 = 16.934 Total MA pd TP 2015/2016 = 7.834
Total MTs pd TP 2015/2016 = 16.934 Total MA pd TP 2015/2016 = 7.834
Dari dua data tersebut ditunjukkan bahwa mayoritas berada status akreditasi B (42-
47%), akan tetapi juga masih ditemui 15-18 % yang belum terakreditasi.
Handayani (2016) menyebutkan bahwa peringkat dan status akreditasi sudah
menjadi acuan bagi orang tua peserta didik dalam memilih sekolah. Terlepas dari
hasil akreditasi, kenyataan lulusan yang bermutu, sekolah yang nyaman, aman,
kondusif untuk belajar menjadi alasan orang tua dalam memilih sekolah. Tingkat
kepuasan orang tua dan peserta didik atas mutu pelayanan sekolah merupakan hal
yang dapat dirasakan yang dapat memotivasi peserta didik untuk berprestasi,
sedangkan kualitas mutu itu linear dengan peringkat akreditasi.
Jika pernyataan Handayani tersebut direfleksikan dengan rata rata 42-47 % status
akreditasi berada pada peringkat B untuk MTs/MA, maka bisa dikatakan masuk
dalam kategori BAIK. Walaupun masih ada pekerjaan rumah bersama, khususnya
bagi BAN S/M terkait masih adanya 15-18% madrasah yang belum terakreditasi.
5. Daftar Pustaka
 Handayani, M. (2016). Pencapaian Standar Nasional Pendidikan Berdasarkan
Hasil Akreditasi SMA di Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 1(2), 179-201.
 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
 Permendikbud nomor 13 tahun 2018 tentang BAN S/M dan BAN PAUD-PNF

Anda mungkin juga menyukai