Anda di halaman 1dari 100

PEDOMAN PEMENUHAN STANDAR

NASIONAL PENDIDIKAN
PADA SEKOLAH DASAR
(SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2012
KATA PENGANTAR

Pembinaan satuan pendidikan untuk mampu memenuhi Standar


Nasional Pendidikan (SNP) terus dilakukan oleh pemerintah. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Pasal 3 ayat (2) memberi rambu-rambu
bahwa

dalam

peningkatan

mutu

dilakukan

atas

dasar

prinsip

keberlanjutan, terencana, dan sistematis dengan kerangka waktu dan


target capaian yang jelas. Dalam rangka memenuhi ketentuan
tersebut, khususnya dalam memperkuat kerangka waktu dan targettarget capaiannya, dipandang perlu untuk disusun buku pedoman
tentang

pemenuhan

standar

nasional

pendidikan

pada

satuan

pendidikan.
Penyusunan pedoman ini dimaksudkan sebagai upaya akselerasi
peningkatan mutu pendidikan melalui pemenuhan delapan Standar
Nasional Pendidikan oleh setiap satuan pendidikan. Harapannya,
melalui pedoman ini satuan pendidikan mulai merintis pembudayaan
mutu

di

lingkungannya

masing-masing.

Sebenarnya,

budaya

peningkatan mutu mulai tampak setelah diterapkannya instrumen


utama dalam pelaksanaan SPMP yaitu Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
Dalam implementasinya, EDS telah banyak membantu semua pihak
dalam melakukan program monitoring sekolah yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah atau dikenal dengan istilah Monitoring Sekolah
oleh

Pemerintah

daerah

(MSPD)

yang

dilaksanakan

oleh

para

Pengawas Pendidikan. MSPD merupakan instrumen utama Evaluasi


Diri Kota/Kabupaten (EDK) sebagai dasar penyusunan program
peningkatan mutu pendidikan di wilayah tersebut.
Pedoman

ini

disusun

dengan

memperhatikan

berbagai

peraturan dan produk hukum yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.


Hal yang membedakannya barangkali terletak pada tujuan, ruang
lingkup, dan sasarannya. Tujuan pedoman ini adalah untuk memberi

1 | Page

pedoman bagi semua satuan pendidikan dalam mememenuhi SNP


dengan rincian langkah-langkah pemenuhan, personil yang dapat
dilibatkan, waktu atau durasi, dan hasil yang ditargetkan. Sasaran
utamanya adalah agar satuan pendidikan dapat mencapai SNP dalam
waktu yang terukur. Panduan yang bersifat rinci akan dimuat pada
panduan lainnya.
Akhirnya dengan adanya pedoman ini, kiranya semua pihak
dapat memanfaatkannya dengan baik terutama bagi para pemangku
kepentingan di satuan pendidikan dan bagi semua pihak yang terlibat
dalam peningkatan mutu pendidikan di lingkungan pemerintah
daerahnya masing-masing. Terima kasih.

Jakarta, 2012

2 | Page

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Tujuan
C. Dasar Hukum
BAB II ACUAN MUTU PENDIDIKAN
A. Definisi Mutu Pendidikan
B. Siklus Mutu Pendidikan
C. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan
BAB III PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
A. Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
B. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
C. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan
Mutu Pendidikan
D. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan
Pendidikan
E. Tahapan dan waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada Setiap
SNP
BAB IV PELEMBAGAAN PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SD/MI
A. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di tingkat
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota,
Penyelenggara, dan Masyarakat
B. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan
Pendidikan
BAB V PENUTUP

3 | Page

BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasional
Penjaminan mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam
sistem yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan
melaporkan data tentang program atau kegiatan pendidikan dalam
mencapai mutu pendidikan. Proses penjaminan mutu diawali dari
mengidentifikasi

aspek

pencapaian

dan

prioritas

peningkatan,

penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan pengambilan


keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan mutu
berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan untuk pendidikan dasar
dan

menengah

pendidikan

dikaji

dari

Badan

berdasarkan
Standar

delapan

nasional

standar

nasional

Pendidikan

(BSNP).

Penjaminan mutu secara langsung tentu saja memiliki kontribusi


terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan
dasar dan menengah di Indonesia berkaitan dengan tiga aspek utama
yaitu: (1) pengkajian mutu pendidikan, (2) analisis dan pelaporan
mutu pendidikan, dan (3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya
peningkatan

mutu

yang

berkelanjutan.

Khususnya

pada

aspek

pertama, secara sederhana diartikan bahwa dalam aspek pengkajian


mutu pendidikan di dalamnya perlu ada pemetaan dan penetapan
langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian mutu. Kegiatan
pemetaan salah satunya melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan
instrumen lain yang dapat menambah informasi tentang profil
sekolah. Adapun kegiatan penetapan langkah pencapaian mutu
adalah rencana sistematis, rasional, dan terukur serta dirumuskan

4 | Page

oleh

satuan

pendidikan

untuk

memenuhi

pencapaian

mutu

pendidikan.
Untuk mencapai mutu, ternyata tidak setiap satuan pendidikan
mampu melakukannya. Banyak faktor yang menjadi kendala dan
penghambat

sehingga

mereka

tidak

mampu

melakukannya.

Berdasarkan hasil penelitian secara mendalam, salah satu sebabnya


adalah karena budaya penjaminan mutu di satuan pendidikan relatif
sangat lemah. Secara operasional, jika ingin membina budaya
penjaminan mutu di setiap satuan pendidikan maka dipandang perlu
memberi petunjuk atau panduan pencapaian mutu yang lebih rinci
yaitu

berdasarkan

pada

pencapaian

setiap

komponen

Standar

Nasional Pendidikan (SNP).


Hasil

riset

menunjukkan

bahwa

sekolah

dan

madrasah

merupakan pihak yang memberikan kontribusi terbesar

terhadap

proses dan hasil penjaminan mutu dan peningkatan mutu pendidikan,


sedangkan masyarakat, penyelenggara pendidikan, dan pemerintah
daerah memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan penjaminan mutu
tersebut. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah perlu diberdayakan
dan didukung dalam usahanya menciptakan budaya mutu. Pihak
masyarakat perlu didorong agar secara aktif mendukung program
sekolah dan madrasah. Adapun pihak pemerintah daerah perlu
ditingkatkan upaya koordinasinya agar mereka menyusun program
dan penganggaran penjaminan mutu sebagai prioritas utamanya.

B. Tujuan
Tujuan umum penyusunan pedoman pemenuhan SNP pada
satuan pendidikan ini adalah untuk memberikan acuan bagi satuan
pendidikan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara

5 | Page

sinergis dan berkelanjutan melalui pemenuhan SNP oleh satuan


pendidikan.
Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk:
1. memberi penjelasan tentang indikator esensial pada delapan
Standar

Nasional

Pendidikan

yang

diuraikan

berdasarkan

argumentasi perlunya pemenuhan indikator esensial, langkah


pemenuhannya,

waktu

dan

durasi

implementasi

pemenuhannya, dan hasil yang dapat diukur.


2. mengatur peran dan tanggung jawab setiap unsur organisasi
pada satuan pendidikan dan pihak terkait lainnya untuk
mencapai mutu pendidikan berdasarkan acuan mutu delapan
Standar Nasional Pendidikan.
3. memberi petunjuk pengelolaan dan koordinasi penjaminan mutu
pendidikan yang diawali dari pemetaan mutu pendidikan
dengan berbagai penggunaan instrumen, pemenuhan standar
yang mengacu pada SNP atau Standar mutu pendidikan di atas
SNP, serta evaluasi mutu pendidikan.

C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang

Nomor

20

Tahun

2003

tentang

Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301),
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496),
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi (SI),
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

6 | Page

Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan


Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, dan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah,
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang
Standar Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan
Menengah,
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan,
10.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun

2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah


Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah

Pertama/Madrasah

(SD/MI),

Tsanawiyah

Sekolah

(SMP/MTs),

Menengah

Dan

Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),


11.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007

Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan


Menengah,
12.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun

2008 Tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah,


13.

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional

No.

25/2008

Tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah,


14.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008

Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah,


15.

Peraturan

Tentang

7 | Page

Menteri

Standar

Pendidikan

Kualifikasi

Nasional

Akademik

Dan

No.

27/2008

Kompetensi

Konselor,
16.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun

2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,


17.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun

2009 Tentang Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun


2009.

8 | Page

BAB II
ACUAN MUTU PENDIDIKAN

A. Definisi Mutu Pendidikan


Ada tiga konsep dasar yang perlu dibedakan dalam peningkatan
mutu yaitu kontrol mutu (quality control), jaminan mutu (quality
assurance) dan mutu terpadu (total quality). Kontrol mutu secara
historis merupakan konsep mutu yang paling tua. Kegiatannya
melibatkan deteksi dan eliminasi terhadap produk-produk gagal yang
tidak sesuai dengan standar. Tujuannya hanya untuk menerima
produk yang berhasil dan menolak produk yang gagal. Dalam dunia
pendidikan, kontrol mutu diimplementasikan dengan melaksanaan
ujian sumatif dan ujian akhir. Hasil ujian dapat dijadikan sebagai
bahan untuk kontrol mutu.
Jaminan mutu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kesalahan sejak awal proses produksi. Jaminan
mutu dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin proses
produksi agar dapat menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi
tertentu. Jaminan mutu adalah sebuah cara menghasilkan produk
yang bebas dari cacat dan kesalahan. Lanjutan dari konsep jaminan
mutu adalah Total Quality Management (TQM) yang berusaha
menciptakan sebuah budaya mutu dengan cara mendorong semua
anggota stafnya untuk dapat memuaskan para pelanggan. Dalam
konsep

TQM

pelanggan

adalah

raja.

Inilah

yang

merupakan

pendekatan yang sangat populer termasuk dalam dunia pendidikan.


Sifat TQM adalah perbaikan yang terus menerus untuk memenuhi
harapan pelanggan.

9 | Page

Dalam TQM, mutu adalah kesesuaian fungsi dengan tujuan,


kesesuaian dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan, sesuai
dengan kegunaannya, produk yang memuaskan pelanggan, sifat dan
karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan. Sistem manajemen mutu pendidikan adalah
suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan
satuan pendidikan dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana dan
proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan
(continous improvement).
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat
ini bertumpu kepada tanggung jawab tiap pemangku kepentingan
pendidikan untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan.
Implementasi SPMP terdiri atas rangkaian proses/tahapan yang secara
siklik dimulai dari (1) pengumpulan data, (2) analisis data, (3)
pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi, dan (5) upaya
pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program peningkatan mutu
pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara
kolaboratif antara satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang
terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu

Pendidikan)

yaitu

penyelenggara

satuan

atau

program

pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi,


dan pemerintah.
SPMP berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan
empirik. Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari
hasil akreditasi sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil
sekolah. Selain itu Evaluasi Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen
implementasi SPMP yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan
sebagai salah satu program akseleratif dalam peningkatan kualitas

10 | P a g e

pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden Republik


Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan).
B. Alur Penjaminan Mutu Pendidikan
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan alur
siklus

yang

terpadu

dan

berkelanjutan.

Siklus

tersebut

dapat

menyatukan dan mengarahkan pelaksanaan penjaminan mutu secara


internal

dan

eksternal.

Adapun

skema

alur

penjaminan

pendidikan adalah sebagai berikut:

Gambar: Alur Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan


Bagan alir di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
11 | P a g e

mutu

1. Lingkaran besar merupakan siklus Penjaminan Mutu Pendidikan


(PMP) di sekolah. Kegiatan yang esensialnya terdiri dari lima
langkah

yaitu

pengembangan

standar

mutu,

penetapan

standar, perencanaan pemenuhan, pemenuhan standar, dan


auidit/evaluasi.
2. Pada langkah pemenuhan standar, pihak sekolah tidak mampu
melakukannya sendiri karena banyak komponen yang bukan
merupakan

kewenangannya

dan

perlunya

ketentuan

standarisasi dari pihak eksternal. Oleh karena itu dalam


pemenuhan standar dan audit/evaluasi dibutuhkan pedoman
pemenuhan mutu yang mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
3. Pedoman pemenuhan mutu menjadi acuan dalam melakukan
Monitoring Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD). Kerangka
kegiatan

MSPD

Audit/evaluasi
dijadikan peta
digunakan

juga

internal

didasarkan
pihak

sekolah.

mutu dan atau

untuk

rencana

pada
profil

SNP

Hasil

dan

MSPD

hasil
dapat

mutu yang dapat

intervensi

pemerintah

dan

pemerintah daerah.
4. Intervensi pemerintah dan pemerintah daerah meliputi semua
tahapan penjaminan mutu di sekolah sebagaimana terlihat
dalam lingkaran besar pada gambar di atas.
5. Ketika sinergitas kegiatan penjaminan mutu telah dilakukan
oleh sekolah di satu sisi dan intervensi pemerintah di pihak
lain, maka pada dasarnya sekolah layak mendapat status
terakreditasi.
C. Standar

Nasional

Pendidikan

sebagai

Acuan

Mutu

Pendidikan
Acuan mutu yang digunakan untuk pencapaian atau pemenuhan
mutu pendidikan pada satuan pendidikan adalah Standar Nasional
12 | P a g e

Pendidikan (SNP) dan standar-standar lain yang disepakati oleh


kelompok masyarakat. Standar nasional pendidikan adalah standar
yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan standar lain adalah standar
yang dibuat oleh satuan pendidikan dan/atau lembaga lain yang
dijadikan acuan oleh satuan pendidikan. Standar-standar lain yang
disepakati oleh kelompok masyarakat digunakan setelah SNP dipenuhi
oleh satuan pendidikan sesuai dengan kekhasan jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan.
SNP sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
peraturan perundangan lain yang relevan yaitu kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik

Indonesia.

SNP

dipenuhi

oleh

satuan

atau

program

pendidikan dan penyelenggara satuan atau program pendidikan


secara sistematis dan bertahap dalam kerangka jangka menengah
yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program
pendidikan.
Terdapat delapan SNP yaitu:
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian
Delapan SNP di atas memiliki keterkaitan satu sama lain dan
sebagian standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang

13 | P a g e

lainnya. Dalam kerangka sistem, komponen input sistem pemenuhan


SNP adalah Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PTK), Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras),
dan Standar Pembiayaan. Bagian yang termasuk pada komponen
proses adalah Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Evaluasi,
sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output adalah
Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara
SNP.

Gambar: Kaitan antar Standar Nasional Pendidikan (SNP)


Setiap standar memiliki indikator ketercapaiannya dan setiap
indikator merupakan acuan mutu pendidikan di Indonesia. Berikut ini
adalah daftar indikator pemenuhan standar sebagai acuan mutu yang

14 | P a g e

harus diupayakan dipenuhi oleh setiap sekolah di berbagai jenjang


dan jenis pendidikan.
TABEL 1.
KOMPONEN, SUB-KOMPONEN DAN INDIKATOR
PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) PADA JENJANG SD/MI
1. STANDAR ISI
No
1

Komponen
Sub Komponen
Kerangka dasar, dan 1.1. Pengembangan
struktur kurikulum
kurikulum

2.

Pengembangan diri
peserta didik

15 | P a g e

Indikator Esensial
Sekolah melaksanakan pengembangan
kurikulum dengan melibatkan unsur
guru, konselor, kepala sekolah, komite
sekolah, dan nara sumber, dan pihakpihak lain yang terkait.
1.1.2 Sekolah, mengembangkan kurikulum
berdasarkan acuan dan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum dalam
Standar Isi.
1.2 Struktur kurikulum
1.2.1 Kurikulum sekolah mencakup kelima
kelompok mata pelajaran dengan
karakteristiknya masing-masing sesuai
dengan Standar Isi.
1.3. Beban belajar
1.3.1. Sekolah menerapkan beban belajar
sesuai dengan Standar Isi
1.4. Muatan Lokal
1.4.1 Kurikulum sekolah dibuat dengan
mempertimbangkan karakter daerah,
kebutuhan sosial masyarakat, kondisi
budaya, dan usia peserta didik.
2.1 Layanan bimbingan dan 2.1.1 Sekolah melakukan kegiatan pelayanan
konseling
konseling yang diperuntukkan bagi
semua peserta didik yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta.didik
2.1.2 Sekolah melaksanakan kegiatan BK
secara terprogram, yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan tindak lanjut.
2.2 Kegiatan ekstra kurikuler 2.2.1 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler secara terprogram, yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak lanjut.
2.2.2 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler bagi semua siswa sesuai
dengan minat dan bakat dan kondisi
sekolah
1.1.1

2. STANDAR PROSES
No
1.

Komponen
Perencanaan

Sub Komponen
1.1. Kualitas silabus

1.2 Kualitas RPP

1.3 Sumber Belajar

2.

Pelaksanaan
Pembelajaran

Pemantauan,
Pengawasan, dan
Evaluasi

2.1 Kualitas Pengelolaan


kelas
2.2 Pelaksanaan
Pembelajaran

3.1 Pelaksanaaan
Pemantauan,
Pengawasan, dan
Evaluasi

Indikator Esensial
1.1.1 Kegiatan untuk merencanakan
pembelajaan
1.1.2 Kepemilikan silabus
1.1.3 Komponen silabus
1.1.4 Keterkaitan antar komponen dalam silabus
1.2.1 Kepemilikan RPP
1.2.2 Komponen RPP
1. 2.3 Keterkaitan antar komponen RPP
1.2.4 Keterkaitan RPP dengan silabus
1.2.5 Kelayakan kegiatan pembelajaran
1.3.1 Ketersedian buku teks, buku panduan,
sumber belajar lain
1.3.2 Pemanfaatan buku teks, buku panduan,
sumber belajar lain
2.1.1 Pengelolaan kelas
2.2.1 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP untuk pendahuluan
2.2.2 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP untuk inti
2.2.3 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP untuk penutup
3.1.1 Pelaksanaan Pemantauan, Pengawasan,
dan Evaluasi (persiapan, proses,
penilaian)
3.1.2Tindak Lanjut

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


No
1

Komponen
Cerdas, berpengetahuan,
berkepribadian, berakhlak
mulia, serta siap hidup
mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut

Sub Komponen
1.1 Percaya diri dan
bertanggung

Indikator Esensial
1.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sikap percaya diri dan bertanggung jawab

1.2 Biasa berbagai


sumber belajar

1.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar


melalui program pembiasaan untuk
mencari informasi/ pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar
1.3.1 Sekolah memiliki prestasi yang
ditunjukkan dengan tingkat kelulusan
dan rata-rata nilai US/UN yang tinggi

1.3 Berprestasi

16 | P a g e

1.4 Produktif dan


bertanggung jawab

Beriman dan bertakwa


kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta
berakhlak mulia

1.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar


untuk mengenal pemanfaatan lingkungan
secara produktif dan bertanggung jawab
1.5 Biasa hidup bersih, 1.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
sehat, bugar, aman,
yang menunjukkan kebiasaan hidup
dan sportif
bersih, sehat, bugar dan aman
1.6 Siap melanjutkan
1.6.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
ke jenjang
agar mampu menguasai pengetahuan
pendidikan yang
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
lebih
yang lebih tinggi
1.7 Berkomunikasi
1.7.1 Siswa memperoleh pengalaman dalam
secara efektif dan
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
santun
secara efektif dan santun
2.1 Melaksanakan
2.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
ajaran agama
untuk melaksanakan ajaran agama dan
akhlak mulia
2.2 Berakhlak mulia

Memiliki rasa kebangsaan 3.1 Menghargai


dan cinta tanah air
keberagaman
3.2 Menegakkan aturan
3.3 Bekerjasama dan
tolong-menolong

3.4 Berpartisipasi siswa


dalam kehidupan
bermasyarakat

Berfikir logis dan analisis

17 | P a g e

3.5 Cinta dan bangga


terhadap bangsa,
negara dan tanah air
Indonesia
4.1 Belajar iptek secara
efektif
4.2 Mengenali dan
menganalisis gejala
alam dan social

2.2.1 Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan


perilaku yang baik setelah belajar akhlak
mulia sesuai ajaran agama yang
dianutnya
3.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk menghargai keberagaman agama,
bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi.
3.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk berpartisipasi dalam penegakan
aturan-aturan sosial.
3.3.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
bekerjasama dalam kelompok, tolongmenolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
(hanya untuk SD).
3.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
yang dapat melibatkan partisipasi siswa
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah NKRI.
3.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
yang dapat menunjukkan kecintaan dan
kebanggaan terhadap bangsa, negara
dan tanah air Indonesia.
4.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
iptek secara efektif.
4.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk mengenali dan menganalisis gejala
alam dan sosial.

Memiliki rasa seni dan


memahami budaya

5.1 Mengekspresikan
seni dan budaya

Sehat jasmani dan rohani


serta sportif

6.1 Bugaran jasmani


serta hidup sehat
6.2 Menjaga tubuh serta
lingkungan

5.1.1 Siswa memperoleh pengalaman


mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya.
6.1.1 Mengembangkan dan memelihara
kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat
6.2.2 Siswa memahami perawatan tubuh serta
lingkungan, mengenal berbagai penyakit
dan cara pencegahannya serta menjauhi
narkoba

4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)


No
1

Komponen
Guru

Sub Komponen
1.1 Kualifikasi guru
1.2 Kompetensi guru

Tenaga kependidikan

2.1 Kualifikasi tenaga


kependidikan

2.2 Kompetensi tenaga


kependidikan

Indikator Esensial
1.1.1 Guru mempunyai kualifikasi minimal
1.1.2. Jumlah guru memenuhi persyaratan
minimal
1.2.1 Guru mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan
2.1.1 Kepala sekolah mempunyai kualifikasi
pendidikan minimal
2.1.2 Tenaga administrasi mempunyai kualifikasi
pendidikan minimal
2.1.3 Tenaga perpustakaan mempunyai
kualifikasi pendidikan minimal
2.1.4 Sekolah mempunyai penjaga sekolah
2.2.1 Kepala sekolah mempunyai kompetensi
yang dipersyaratkan
2.2.2 Tenaga perpustakaan mempunyai
kompetensi yang dipersyaratkan

5. STANDAR SARANA PRASARANA


No
1

Komponen
Lahan

Ruang Kelas

Kondisi ruang kelas

Ruang Perpustakaan

18 | P a g e

Sub Komponen
1.1 Luas lahan
m2/Siswa, Jumlah
Rombongan belajar,
Siswa, Guru
2.1 Perabot yang dimiliki
ruang kelas
3.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
kelas untuk belajar
4.1 Buku perpustakaan

Indikator Esensial
1.1.1 Luas lahan sekolah sesuai dengan SNP

2.1.1 Perabot yang dimiliki ruang kelas sesuai


dengan SNP
3.1.1 Kelayakan/kenyaman ruang kelas untuk
belajar
4.1.1 Buku perpustakaan sesuai dengan standar

No

Komponen

Sub Komponen

Perabotan perpustakaan

Kondisi ruang
perpustakaan

Laboratorium/ Bengkel

5.1 Ketersediaan
peralatan multimedia
6.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
perpustakaan untuk
belajar
7.1 Peralatan pendidikan
di laboratorium IPA
7.2 Peralatan pendidikan
di laboratorium Fisika
7.3 Peralatan pendidikan
di laboratorium Kimia
7.4 Peralatan pendidikan
di laboratorium
Biologi
7.5 Peralatan pendidikan
di laboratorium
Bahasa
7.6 Peralatan pendidikan
di laboratorium IPS
7.7 Peralatan pendidikan
di laboratorium TIK
7.8 Peralatan kerja di
ruang bengkel
8.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
kerja pimpinan
8.2 Kelengkapan sarana
ruang kerja pimpinan
9.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
kerja guru
9.2 Kelengkapan sarana
kerja guru
10.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
ibadah
10.2 Kelengkapan
sarana ruang
ibadah
11.1 Kelayakan/
kenyamanan
jamban
11.2 Kelengkapan
sarana jamban
12.1 Kelayakan/

10

11

12

Ruang Kerja Pimpinan

Ruang Kerja Guru

Tempat Ibadah

Ruang Jamban

Ruang UKS

19 | P a g e

Indikator Esensial
yang berlaku
5.1.1 Ketersediaan peralatan multimedia di
ruang perpustakaan
6.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang
perpustakaan untuk belajar
7.1.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPA
lengkap
7.2.1 Peralatan pendidikan di laboratorium
Fisika lengkap
7.3.1 Peralatan pendidikan di laboratorium kimia
lengkap
7.4.1 Peralatan pendidikan di laboratorium
biologi lengkap
7.5.1 Peralatan pendidikan di laboratorium
bahas lengkap
7.6.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPS
lengkap
7.7.1 Peralatan pendidikan di laboratorium TIK
lengkap
7.8.1 Peralatan kerja di ruang bengkel lengkap
8.1.1 Kelayakan ruang kerja pimpinan
8.1.2 Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan
9.1.1 Kelayakan ruang kerja guru
9.2.1 Kelengkapan saran ruang kerja guru
10.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang ibadah
10.2.1 Kelengkapan sarana ruang ibadah
11.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang jamban
11.2.1 Kelengkapan sarana jamban
12.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang UKS

No

13

14

15

16

Komponen

Ruang Konseling

Tempat bermain/OR

Ruang Sirkulasi

Pencemaran

Sub Komponen
kenyamanan ruang
UKS
12.2 Kelengkapan
sarana ruang UKS
13.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
konseling
13.2 Kelengkapan
sarana konseling
14.1 Kelayakan/
kenyamanan
tempat bermain/OR
14.2 Kelengkapan
sarana tempat
bermain/OR
15.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
sirkulasi
15.2 Kelengkapan
sarana ruang
sirkulasi/
penghubung antar
bangunan
16.1 Pencemaran
lingkungan
16.2 Kelengkapan
sarana drainase,
pembungan limbah,
perindang

Indikator Esensial
12.2.1 Kelengkapan sarana ruang UKS
13.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang konseling
13.2.1 Kelengkapan sarana ruang konseling
14.1.1 Kelayakan/kenyamanan tempat
bermain/OR
14.2.1 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR
15.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang sirkulasi
15.2.1 Kelengkapan sarana ruang sirkulasi

16.1.1 Pencemaran lingkungan


16.2.1 Kelengkapan sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang)

6. STANDAR PENGELOLAAN
No
1

Komponen
Perencanaan Program

Sub Komponen
1.1 Sosialisasi visi, misi
dan tujuan sekolah

1.2 Kepemilikan rencana


kerja sekolah

20 | P a g e

Indikator Esensial
1.1.1 Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah
dilakukan kepada semua warga sekolah.
1.1.2 Warga sekolah memahami visi, misi dan
tujuan sekolah
1.1.3 Sosialisasi KTSP sekolah dilakukan
kepada semua warga sekolah
1.2.1 Sekolah memiliki dokumen rencana kerja
sekolah dalam bentuk RKS (Rencana
Kerja Sekolah 4-tahunan) dan RKA-S
(Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah) atau rencana kerja tahunan)
1.2.2 Penyusunan rencana kerja sekolah (RKS)
memperhatikan pertimbangan Komite

Pelaksanaan Rencana
Kerja

Pengawasan dan
Evaluasi

21 | P a g e

Sekolah, disetujui oleh Dewan Pendidik,


dan disahkan berlakunya oleh Dinas
Pendidikan kab/kota atau oleh
penyelenggara sekolah bagi sekolah
swasta
1.2.3 Rencana kerja sekolah mendukung
pengembangan karir guru
1.3 Program peningkatan
1.3.1 Sekolah melaksanakan program
mutu sekolah
peningkatan mutu sekolah
1.3.2 Penyusunan program peningkatan mutu
sekolah mendasarkan pada: hasil evaluasi
diri, hasil akreditasi sekolah, dan hasil
kelulusan siswa.
2.1 Realisasi visi dan misi
2.1.1 Sekolah merealisasikan visi dan misi ke
ke dalam rencana kerja
dalam pelaksanaan kegiatan
sekolah
pembelajaran, pengelolaan PTK, dan
Pelaksanaan kegiatan kesiswaan.
2.2 Sekolah menyusun
2.2.1 Sekolah menyusun pedoman-pedoman
pedoman pengelolaan
pengelolaan sekolah
sekolah
2.3 Sekolah menciptakan
2.3.1 Budaya dan lingkungan sekolah kondusif
lingkungan yg kondusif
untuk pembelajaran.
untuk kegiatan
pembelajaran
2.4 Sekolah menyediakan
2.4.1 Warga sekolah dapat mengakses laporan
akses laporan
pengelolaan keuangan sekolah secara
pengelolaan keuangan
transparan dan akuntabel
sekolah secara
transparan dan
akuntabel
2.5 Sekolah menjalin
2.5.1 Sekolah menjalin kemitraan dengan
kemitraan dengan
lembaga lain untuk mendukung
lembaga lain
implementasi rencana kerja sekolah
3.1 Sekolah melakukan
3.1.1 Sekolah melakukan evaluasi rencana kerja
evaluasi rencana kerja
sekolah minimal 1 kali per tahun
sekolah 2 kali setahun
3.1.2 Program supervisi dan evaluasi meliputi:
pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
3.2 Sekolah melakukan
3.2.1 Sekolah mensosialisasikan laporan hasil
sosialisasi hasil
pelaksanaan program sekolah
pelaksanaan program
sekolah
3.2.2 Sekolah melakukan tindak lanjut hasil
evaluasi pelaksanaan program/kegiatan
sekolah.
3.3 Kepala sekolah
3.3.1 Sekolah melakukan evaluasi
melakukan evaluasi
pendayagunaan pendidik pada setiap
pendayagunaan
akhir semester

pendidik

3.4 Sekolah sudah


melakukan akreditasi
sesuai dengan
peraturan yang berlaku
3.5 Pelibatan /Partisipasi
Warga sekolah
3.6 Kepala sekolah
menerapkan
kepemimpinan yang
efektif

Sistem informasi
manajemen

4.1 Sekolah menerapkan


sistem informasi
manajemen yang
mudah diakses oleh
warga sekolah

3.3.2 Sekolah melakukan evaluasi


pendayagunaan tenaga kependidikan
pada setiap akhir semester
3.4.1 Sekolah mengikuti akreditasi oleh BAN-SM
untuk menentukan status akreditasi
sekolah
3.5.1 Guru dilibatkan dalam perumusan visi, misi
dan tujuan, serta penyusunan rencana
kerja sekolah.
3.6.1 Sesuai kompetensinya kepala sekolah
dapat dijadikan teladan bagi semua warga
sekolah
3.6.2 Kepemimpinan sekolah mampu
menerapkan cirri-ciri kepemimpinan yang
efektif.
4.1.1 Warga sekolah, mudah mengakses
informasi dan pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah.

7. STANDAR PEMBIAYAAN
No
1

Komponen
Penyusunan Program
Pembiayaan

Penetapan besaran
biaya operasi non
personalia, ATS dan
BAHP

Sub Komponen
1.2. RAPBS dan RAKS 1.2.1.
disusun bersamasama dengan Komite
Sekolah dan
mempertimbangkan
kemampuan ekonomi
orang tua siswa
2.1. Besaran Standar
2.1.1.
Biaya Operasi
Nonpersonalia
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.

22 | P a g e

Indikator Esensial
Ada unsur masyarakat yang
berpartisipasi dalam rapat penetapan
besaran pembiayaan yang harus
ditanggung oleh orang tua murid

Besaran biaya operasi nonpersonalia


dihitung berdasarkan standar biaya per
sekolah/program keahlian
Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per
rombongan belajar
Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per
peserta didik
Sekolah menghitung besaran persentase
minimum biaya ATS berdasarkan standar
pembiayaan

2.1.5.
2.2. Realisasi Besaran 2.2.1.
Pembiayaan selain
Operasi Non
personalia, ATS dan
BAHP
2.3. Realisasi
2.3.1.
Pengelolaan
Pembiayaan Operasi
Nonpersonalia
2.4. Realisasi Perolehan 2.4.1.
Dana Pembiayaan
Sekolah
3

Pelaporan Pengelolaan
Program Pembiayaan

3.1. Dokumen Laporan 3.1.1.


Pembiayaan Operasi
Nonpersonalia
3.1.2.

Sekolah menghitung besaran persentase


minimum biaya BAHP berdasarkan
standar pembiayaan
Sekolah menghitung besaran biaya
operasi selain biaya operasi non
personalia, ATS dan BAHP
Kemudahan mengakses dokumen
pengelolaan pembiayaan sekolah
Besaran peroleh dana yang berrsumber
dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,
orang tua siswa, dan masyarakat
Sekolah menyusun laporan pengelolaan
pembiayaan
Kemudahan akses terhadap laporan
pengelolaan keuangan

8. STANDAR PENILAIAN
No
1

Komponen
Teknik, mekanisme dan
prosedur penilaian

Sub Komponen
1.1. Teknik-teknik
penilaian

1.2. Prosedurpenillaian

Pelaksanaanpenilaian

23 | P a g e

2.1. Penilaian oleh


pendidik

Indikator Esensial
1.1.1.Guru membuat rancangan penilaian yang
menggunakan berbagai teknik penilaian,
misal tes untuk prestasi belajar,
pengamatan untuk perilaku, lembar
penilaian untuk proses pencapaian
kompetensi
1.2.1.Guru menyusun instrumen yang
memenuhi syarat substansi, konstruksi,
dan bahasa
1.2.2.Satuan pendidikan melakukan validitas
empiric terhadap instrument penilaian
1.2.3. Satuan pendidikan memiliki instrumen
yang berkualitas
2.1.1. Siswa menerima informasi hasil ulangan
harian
2.1.2.Guru menyampaikan hasil penilaian akhir
kepada peserta didik dalam bentuk satu
nilai disertai deskripsi
2.1.3.Guru memberikan remidi pada siswa yang
belum mencapai KKM
2.1.4.Guru menggunakan berbagai teknik

2.2. Penilaian oleh


sekolah

penilaian untuk menilai hasil belajar


kognitif, keterampilan, dan afektif
2.1.5.Guru menggunakan berbagai teknik untuk
menilai hasil belajar kognitif siswa
2.1.7.Guru mengolah/ menganalisis hasil
penilaian untuk mengetahui kemajuan dan
kesulitan belajar siswa
2.1.8. Guru memanfaatkan hasil penilaian
2.1.9.Setiap akhir semester, guru melaporkan
hasil penilaian
2.1.10.Guru melaporkan hasil penilaian akhlak
kepada guru agama
2.1.11.Guru melaporkan hasil penilaian
kepribadian kepada guru PKN
2.2.1. Satuan pendidikan mengadakan rapat
dewan guru untuk menentukan nilai akhir
peserta didik (termasuk kenaikan kelas
dan kelulusan)
2.2.2.Satuan pendidikan melaksanakan: kriteria
kenaikan kelas, KKM
2.2.3. Satuan pendidikan melaporkan hasil
penilaian setiap akhir semester kepada
semua orangtua/wali siswa.

2.3. Penilaian oleh


Pemerintah

Pemantauan penilaian
yang berkualitas dan
tindaklanjutnya

3.1.Pemantauan
penilaian yang
berkualitas

2.3.1.Satuan pendidikan memanfatkan hasil UN


untuk seleksi masuk,
2.3.2. Satuan pendidikan memiliki rata-rata UN
setinggi UN SSN
2.3.3. Satuan pendidikan memanfaatkan hasil
analisis daya serap
3.1.1.Pemantauan terahadap kualitas soal
3.1.2.Pemantauan terhadap pelaksanaan ujian

Satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SNP,


dapat mengembangkan standar yang lebih tinggi lagi yaitu berupa:
1. Standar mutu di atas SNP yang dapat diadopsi dan/atau
diadaptasi dari standar internasional.
2. Standar mutu di atas SNP yang berbasis pada keunggulan dan
spesifikasi tertentu.

24 | P a g e

BAB III
PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Penjaminan

mutu

pada

tingkat

satuan

pendidikan

yang

dimaksud dalam bab ini adalah upaya pemenuhan standar nasional


pendidikan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil pemetaan mutu
satuan

pendidikan.

Kegiatan

ini

dilakukan

dengan

cara

mengidentifikasi kekurangan sekolah dalam SNP. Identifikasi dilakukan


dengan

menggunakan

instrument

evaluasi

diri

sekolah

(EDS).

Berdasarkan hasil EDS kemudian dilihat lebih rinci saran upaya


pemenuhan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bab
ini. Perlu dipertegas, bahwa upaya pemenuhan SNP oleh SD/MI yang
dibuat dalam manual ini merupakan upaya pembimbingan yang
memungkinkan untuk digunakan oleh sekolah, jika situasi dan
kondisinya sesuai dan memungkinkan untuk diimplementasikan oleh
sekolah. Namun demikian, sekolah dapat membuat upaya yang
berbeda dengan apa yang disarankan dalam manual ini sepanjang
upaya tersebut normatif dan tidak melanggar aturan yang berlaku.
A. Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
Penjaminan mutu pendidikan berdasarkan Permen Nomor 63
Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah
kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah daerah,
Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pendidikan. Berdasarkan peraturan di atas,
tujuan

akhir

penjaminan

mutu

pendidikan

adalah

tingginya

kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicitacitakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik

25 | P a g e

Indonesia Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Adapun


tujuan

antara

pada

penjaminan

mutu

pendidikan

adalah

terbangunnya SPMP yang di dalamnya termasuk:


1. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal,
dan/atau informal;
2. pembagian tugas
proporsional

dalam

dan

tanggung

penjaminan

jawab
mutu

yang

jelas

pendidikan

dan

formal

dan/atau nonformal pada satuan atau program pendidikan,


penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah
kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;
3. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan
mutu pendidikan formal dan/atau nonformal;
4. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan
nonformal yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota,
dan satuan atau program pendidikan;
5. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan
nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
andal, terpadu, dan tersambung yang menghubungkan satuan
atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah
provinsi, dan Pemerintah.
Berdasarkan pada ketentuan di atas, kegiatan penjaminan mutu
pendidikan pada lingkungan pendidikan formal dan jenjang pendidikan
dasar dan menengah secara umum meliputi kegiatan:
1. Pengisian evaluasi diri sekolah oleh satuan pendidikan. Proses
ini menghasilkan profil mutu sekolah;
2. Penyusunan
rencana
pemenuhan

SNP

atau

rencana

peningkatan mutu sekolah, baik dalam kurun waktu jangka


menengah (4 tahunan) atau tahunan dalam bentuk rencana
kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS);

26 | P a g e

3. Sekolah melaksanakan rencana pemenuhan SNP atau rencana


peningkatan mutu sekolah berdasarkan situasi dan kondisi
sekolah;
4. Kepala sekolah
pememuhan

dan

SNP

pihak

oleh

terkait

satuan

mengevaluasi

pendidikan

atau

proses
kegiatan

peningkatan mutu yang dilakukan oleh sekolah. Dari proses ini,


sekolah mendapatkan informasi mengenai tingkat ketercapaian,
faktor pendukung dan penghambat upaya pemenuhan SNP;
5. Kepala sekolah dan pihak terkait melakukan perencanaan ulang
kegiatan pemenuhan SNP untuk kemudian dilakukan perbaikan
berkelanjutan.
Tahapan kegiatan ini dilakukan secara berulang. Pada waktu
sekolah sudah memenuhi SNP, sekolah harus meningkatkan standar
mutu sekolah di atas SNP.
C. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, penjaminan mutu
pendidikan dilakukan atas dasar prinsip:
1. berbasis pada hasil pemetaan,
2. terencana dan sistematis,
3. dalam kerangka waktu yang rasional dan pasti,
4. memiliki target capaian mutu yang jelas dan terukur,
5. terbuka dan disempurnakan secara berkelanjutan, serta
6. menghormati otonomi satuan pendidikan;
D. Tugas

Pokok

dan

Fungsi

Satuan

Pendidikan

dalam

Penjaminan Mutu Pendidikan


Satuan pendidikan merupakan pelaksana penjaminan mutu
memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut:

27 | P a g e

1. Melakukan evaluasi diri sebagai dasar perencanaan program


pemenuhan dan peningkatan mutu secara internal, dan sebagai
informasi bagi unit lain guna mendukung pemenuhan standar
mutu pendidikan.
2. Melaksanakan proses pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
sebagai perwujudan dari penjaminan mutu pendidikan.
3. Menyusun

pelaporan

pemetaan

mutu

satuan

pendidikan

kepada pemangku kepentingan di tingkay satuan pendidikan,


pengelola program, dan Dinas pendidikan Kabupaten/Kota.
4. Menyediakan data bagi pihak lain guna kepentingan akreditasi,
kebijakan peningkatan mutu pendidikan, fasilitasi, pemenuhan
standar, perencanaan program, dan audit kinerja.
E. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan
Pendidikan
Satuan

pendidikan

sebagai

pelaksana

penjaminan

mutu

melakukan penjaminan mutu sesuai dengan tahapan-tahapan


sebagai berikut:
1. Pemetaan Mutu
Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan,
diartikan

sebagai

informasi

tentang

pencapaian

delapan

standar nasional pendidikan, dimulai dengan:


a. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan
pada tingkatsatuan pendidikan, dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Membentuk tim untuk penjaringan atau pengumpulan
data mutu pendidikan atau data pencapaian delapan
standar nasional pendidikan.

28 | P a g e

2) Mengisi instrument untuk menjaring data tentang mutu


pendidikan seperti instrument Evaluasi Diri Sekolah
(EDS).
3) Memasukan data dari instrument ke format data mutu
pendidikan;
4) Memelihara data yaitu mengecek kebenaran data mutu
pendidikan yang dilengkapi dengan bukti-bukti, dan
menjaga kemutahiran data.
5) Mengolah data mutu pendidikan menjadi informasi mutu
pendidikan di tingkat satuan pendidikan, untuk dijadikan
dasar

dalam

penyusunan

Rencana

Pengembangan

Sekolah (RPS);
6) Menyiapkan data mutu pendidikan kepada unit/instansi
yang

memerlukan

untuk

satuan pendidikan;
7) Menyampaikan data

mutu

membantu
pendidikan

pengembangan
pada

tingkat

satuan pendidikan kepada penyelenggara sekolah ke


dinas pendidikan kabupaten/kota; MA ke kementrian
agama kabupaten/kota).
b. Menyusun profil mutu SD/MI dengan tahapan berikut:
1) Satuan Pendidikan menentukan acuan mutu pendidikan
sebagai acuan atau patok duga (benchmark), baik
Standar Pelayanan Minimal dan atau Standar Nasional
Pendidikan.
2) Mengolah data mutu pendidikan menjadi profil mutu
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
3) Profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
berisi kesenjangan antara keadaan nyata posisi setiap
Standar di satuan pendidikan dengan 8 Standar Nasional
Pendidikan;
4) Menyampaikan laporan profil mutu pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan

29 | P a g e

kabupaten/kota;

MA

ke

kementrian

agama

kabupaten/kota.
2. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
a. Menggunakan profil mutu pendidikan sebagai

dasar

penyusunan program peningkatan mutu pendidikan atau


upaya

pemenuhan

standar

mencapai

standar

yang

dijadikan acuan, dan tertuang dalam Rencana Kegiatam


Sekolah

(4

tahunan)

komponen

standar

pendidikan

dan

dan/atau

yang

akan

komponen

RKAS.

Minimal

dipenuhi
yang

oleh

akan

berisi
satuan

diusulkan

pemenuhannya oleh penyelenggara pendidikan dan/atau


pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah.
b. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya
pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan
acuan berdasarkan program yang telah direncanakan (RKS
atau RKAS).
3. Pemantauan
a. Pemantauan dilakukan oleh satuan pendidikan dengan cara
pengecekan

keterlaksanaan

pemenuhan

standar,

dan

mencatat penyebab berbagai kendala dalam pemenuhan


standar.
b. Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program
peningkatan mutu pendidikan.
4. Pelaporan
a. Menuliskan

pelaksanaan

peningkatan

mutu

atau

pemenuhan stndar pada tahun berjalan, dan menjadi


dasar untuk penyusunan program untuk tahun berikutnya.
b. Menyampaikan

laporan

ke

Dinas

Pendidikan

Kabupaten/kota, atau provinsi/pusat untuk dijadikan bahan

30 | P a g e

menyusun program peningkatan mutu atau pemenuhan


standar pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.
c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah
pelaksanaan program peningkatan mutu.
5. Pengembangan Standar di atas SNP
Satuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi
standar tertentu sebagai acuan mutu pendidikan ini dapat
mengembangkan ke standar yang lebih tinggi. Sebagai contoh,
dari SNP

menjadi SNP plus atau standar lainnya sebagai acuan

mutunya yang sesuai dengan kemampuan dan visi satuan


pendidikan.

31 | P a g e

Pemetaan Mutu

Pemenuhan
Standar
Nasional
Pendidikan

Pemantauan

Pelaporan

Pengembangan
Standar di atas
SNP

1. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan


pada tingkat satuan pendidikan
2. Menyusun profil mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan
1. Menggunakan profil mutu pendidikan untuk dasar
penyusunan program peningkatan mutu pendidikan atau
upaya pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan
acuan, dan tertuang dalam Rencana Kerja Sekolah (4
tahunan) dan/atau Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
(RKAS)
2. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya
pemenuhan standar mencapai standar yang dijadikan acuan
berdasarkan program yang telah direncanakan (RKS atau
Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program
peningkatan mutu pendidikan

a. Menuliskan
pelaksanaan
peningkatan
mutu
atau
pemenuhan standar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar
untuk penyusunan program untuk tahun berikutnya.
b. Menyampaikan
laporan
ke
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/kota, atau provinsi/pusat untuk dijadikan bahan
menyusun program peningkatan mutu atau pemenuhan
standar pada satuan pendidikan yang menjadi binaannya.
c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah
pelaksanaan program peningkatan mutu.

Satuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi


standar tertentu sebagai acuan mutu pendidikan dapat
mengembangkan ke standar yang lebih tinggi.

Gambar: Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan


Pendidikan

32 | P a g e

F. Tahapan dan Waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada


setiap SNP
Pada bagian ini dijelaskan tahapan dan waktu pencapaian mutu
pendidikan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada setiap SNP.
Berikut adalah tabel tahapan dan waktu pemenuhan SNP.

33 | P a g e

TABEL LANGKAH PEMENUHAN SNP PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH


1.

STANDAR ISI
INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Sekolah
melaksanakan
pengembangan
kurikulum dengan
melibatkan unsur
guru, konselor,
kepala sekolah,
komite sekolah, dan
nara sumber, dan
pihak-pihak lain yang
terkait.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP) merupakan kurikulum yang
memiliki prinsip otonomi yang menuntut
partisipasi warga sekolah dan semua
stakeholder pada tingkat satuan
pendidikan. Arah dan kebijakan KTSP
serta keberhasilannya ditentukan oleh
kerjasama semua pihak yang terkait

Sekolah,
mengembangkan
kurikulum
berdasarkan acuan
dan prinsip-prinsip
pengembangan
kurikulum dalam
Standar Isi.

Standar isi merupakan bagaian inti dari


struktur kurikulum (KTSP) yang
ditampilkan dalam bentuk mata

pelajaran sesuai standar yang berlaku


dan muatan lokal. Pengembangan mata
pelajaran diuraikan dalam bentuk silabus
dan RPP.

Kurikulum sekolah

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

34 | P a g e

Melakukan sosialisasi tentang


kebijakan KTSP.
Melakukan rapat koordinasi untuk
menyusun KTSP
Menyusun draft KTSP oleh 2 3
orang guru yang memiliki wawasan
tentang KTSP
Melaksanakan musyawarah untuk
mengambil keputusan tentang isi dan
struktur KTSP.
Hasil keputususan ditinjau kembali di
setiap awal tahun.
Melakukan analisis terhadap standar
isi
Melakukan analisis kebutuhan untuk
pengembangan KTSP yang relevan
dengan visi dan misi sekolah,
pembiayaan, dan kondisi lingkungan
Menetapkan kebijakan tentang
struktur kurikulum (susunan mata
pelajaran, jumlah jam pelajaran,
jadwal, dan tenaga pendidik).
Merencanakan pencapaian tujuan
sekolah sesuai visi dan misinya
dipertimbangkan dari formasi atau
struktur mata pelajaran yang akan
disampaikan
Kajian terhadap Peraturan Pemerintah

PERSONIL

Guru, konselor, kepala


sekolah, komite
sekolah, nara sumber,
dan pihak-pihak lain
yang terkait.

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Awal tahun

Guru, Wakasek
Kurikulum (atau Tim
Pengembang
Kurikulum), dan Kepala
Sekolah

Setiap awal
semester

Kepala Sekolah, Guru,

Setiap awal

HASIL

Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)

Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Terjaminnya relevansi
antara visi, misi, tujuan,
dan struktur mata
pelajaran yang
diberikan.

Tersedianya Dokumen

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

mencakup kelima
kelompok mata
pelajaran dengan
karakteristiknya
masing-masing
sesuai dengan
Standar Isi.

Sekolah menerapkan
beban belajar sesuai
dengan Standar Isi

Kurikulum sekolah
dibuat dengan
mempertimbangkan
karakter daerah,
kebutuhan sosial

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan
bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia; kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian; kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi;
kelompok mata pelajaran estetika;
kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan. Dengan
demikian menjadi persyaratan wajib
yang harus dipenuhi oleh setiap
penyelenggaraan pendidikan
Kurikulum dikembangkan dengan
sejumlah prinsip yaitu diantaranya
memperhatikan kebutuhan kehidupan,
menyeluruh, dan memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah. Oleh
karrena itu perlu diatur beban belajar
supaya dapat memberi pelayanan
kepada peserta didik secara proprsional
sesuai usia dan tingkat
perkembangannya
Lampiran Peraturan menteri pendidikan
nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal
23 mei 2006 tentang Standar Isi
mengatakan bahwa pengembangan
KTSP harus memperhatikan prinsip

35 | P a g e

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan.
Memasukkan lima kelompok mata
pelajaran pada kerangka KTSP yang
dibuat.
Menetapkan sebaran jumlah jam
pelajaran untuk lima kelompok mata
pelajaran sesuai dengan visi dan misi
sekolah dengan tetap sesuai dengan
ketentuan dan rambu-rambu yang
berlaku
Mendiskusikan indikator pencapaian
tujuan dari masing-masing kelompok
mata pelajaran
Sosialisasi kepada guru untuk
memperhatikan tujuan pokok kelima
kelompok mata pelajaran.
Kajian terhadap lampiran Peraturan
menteri pendidikan nasional nomor
22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006
tentang Standar Isi
Memasukkan keterangan beban
belajar pada KTSP Buku I
Sosialisasi kepada guru, siswa, dan
orang tua peserta didik tentang beban
mengajar dalam berbagai bentuk
kesempatan pertemuan.

Wakasek Kurikulum
(atau Tim Pengembang
Kurikulum).

Kepala Sekolah, Guru,


Wakasek Kurikulum
(atau Tim Pengembang
Kurikulum)

Awal tahun

Kajian terhadap lampiran Peraturan


menteri pendidikan nasional nomor
22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006
tentang Standar Isi
Memasukkan prinsip berpusat pada

Kepala Sekolah, Guru,


Wakasek Kurikulum
(atau Tim Pengembang
Kurikulum), dan komite
sekolah.

Di awal
semester

HASIL

semester

KTSP (buku I)
Terjaminnya relevansi
antara visi, misi, dan
tujuan dengan indikator
pencapaian dari lima
kelompok mata
pelajaran.
Tersosialisasinya tujuan
kelompok mata
pelajaran yang relevan
dengan visi dan misi
sekolah

Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Tersosialisasinya beban
belajar kepada siswa
dan orang tua siswa.

Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Tersosialisasinya
tentang visi, misi, dan
kebijakan sekolah yang

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

masyarakat, kondisi
budaya, dan usia
peserta didik.

berpusat pada potensi, perkembangan,


kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Hal ini perlu
dijadikan rambu-rambu karena esensi
dari KTSP bersifat otonomi dan
kontekstual dengan keadaan lingkungan
sekitarnya.

Sekolah melakukan
kegiatan pelayanan
konseling yang
diperuntukkan bagi
semua peserta didik
yang berkenaan
dengan masalah diri
pribadi dan
kehidupan sosial,
belajar, dan
pengembangan
karier peserta.didik

Kegiatan BK memiliki kedudukan yang


sangat penting dalam membina peserta
didik untuk dapat berkembang sesuai
dengan potensi dan bakat yang
dimilikinya. Selain itu BK memiliki
perananan yang penting untuk
membantu peserta didik dalam
mengatasi masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta.didik.

Sekolah
melaksanakan
kegiatan BK secara

Program BK merupakan kegiatan yang

tidak dapat dipisahkan dari kurikulum


dan layanan pendidikan. Oleh karen aitu

36 | P a g e

potensi, perkembangan, kebutuhan,


dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya pada naskah KTSP
(Buku I) yang tercermin dalam visi dan
misi sekolah serta muatan lokal yang
dipilih oleh satuan pendidikan
Sosialisasi kepada guru, siswa, dan
orang tua peserta didik tentang visi,
misi, dan kebijakan sekolah yang
telah mempertimbangkan karakter
daerah, kebutuhan sosial masyarakat,
kondisi budaya, dan usia peserta
didik.
Menganalisis permasalahan siswa.
Menyusun program BK berdasarkan
hasil analisis
Menganalisis kebutuhan bakat dan
minat siswa
Menetapkan jadwal rutin pelayanan
BK.
Penyediakan buku pemantauan
perkembangan belajar siswa.
Membuat daftar giliran layanan BK
untuk semua siswa (bersifat rutin) dan
mencatat kasus pelayanan bagi siswa
yang membutuhkan
Melaporkan perkembangan kemajuan
siswa secara terbatas dalam waktu
tertentu dihadapan kepala sekolah
dan pengawas.
Menyusun program BK berdasarkan
hasil analisis
Menganalisis kebutuhan bakat dan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

telah
mempertimbangkan
karakter daerah,
kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi
budaya, dan usia
peserta didik. Bentuk
sosialisasinya dapat
berupa poster, spanduk,
dan dalam berbagai
pertemuan.
Kepala Sekolah dan
guru BK

Harian

Kepala Sekolah dan


guru BK

Bulanan

Deskripsi identifikasi
potensi dan
permasalahan
perkembangan peserta
didik
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang
memuan nama siswa,
waktu, dan isi layanan
BK.

Deskripsi identifikasi
potensi dan
permasalahan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

terprogram, yang
meliputi:
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak
lanjut.

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

menjadi indikator mutu karena


merupakan kelengkapan dalam

membina siswa. Bukti kegiatan BK dapat


direkam sesuai panduan yang tersedia.

Sekolah
melaksanakan
kegiatan ekstra
kurikuler secara
terprogram, yang
meliputi:
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak
lanjut.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan


bagian dari kegiatan pengembangan
dalam struktur KTSP. Keberadaannya
tidak dapat dilepaskan dari kedudukan
KTSP itu sendiri.

37 | P a g e

minat siswa
Menyusun program kerja BK dalam
satu tahun berjalan
Melakukan layanan BK
Melakukan evaluasi terhadap
efektivitas program BK tiap bulan.
Membuat program tindak lanjut sesuai
program dan memperhatikan hasil
evaluasi bulanan.
Menganalisis kebutuhan bakat dan
minat siswa
Menganalisis potensi dan kompetensi
guru untuk pemenuhan kebutuhan
program ekstrakurikuler.
Menetapkan jadwal kegiatan
ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler
yang akan dibina
Melakukan pembinaan kegiatan
ektrakurikuler
Melaporkan perkembangan kemajuan
siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.
Melakukan tindak lanjut untuk
peningkatan mutu kegiatan
ektrakurikuler dengan memasukkan
program pada tahun berikutnya atau
melakukan perbaikan secara spontan
setelah ditemukan peluang untuk
pengembangan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Guru yang dipilih untuk


membina kegiatan
ektrakurikuler

Bulanan

perkembangan peserta
didik
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Laporan bulanan hasil
evaluasi layanan BK.

Deskripsi identifikasi
potensi peserta didik
kaitannya dengan
kegiatan ektrakurikuler
Program kurikuler yang
sekurang-kurangnya
membuat nama
kegiatan, tujuan, target,
langkah pembinaan
ekstrakurikuler, dan
dampak yang
diharapkan (pembinaan
karakter,
kewirausahaan, dan
prestasi).
Daftar hadir guru
pembina dan peserta
didik.
Agenda kegiatan
ektrakurikuler yang
memuat hari/tanggal,
jumlah siswa, guru
pembina, dan isi
kegiatan ektrakurikuler

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Sekolah
melaksanakan
kegiatan ekstra
kurikuler bagi semua
siswa sesuai dengan
minat dan bakat dan
kondisi sekolah

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Kegiatan ektrakurikuler merupakan


kegiatan pembelajaran yang tidak
terstruktur dalam mata pelajaran tetapi
sangat berpengaruh terhadap
pembinaan peserta didik sebagai
manusia seutuhnya karena
dikembangkan sesuai dengan minat dan
bakat peserta didik. Oleh karena itu
perlu dikembangkan secara sungguhsungguh.

LANGKAH PEMENUHAN

Menganalisis potensi dan kompetensi


guru untuk pemenuhan kebutuhan
program ekstrakurikuler.
Menetapkan jadwal kegiatan
ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler
yang akan dibina
Melakukan pembinaan kegiatan
ektrakurikuler
Melaporkan perkembangan kemajuan
siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.

PERSONIL

Guru yang dipilih untuk


membina kegiatan
ektrakurikuler

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Bulanan

HASIL

2.

Deskripsi identifikasi
potensi peserta didik
kaitannya dengan
kegiatan ektrakurikuler
Program kurikuler yang
sekurang-kurangnya
membuat nama
kegiatan, tujuan, target,
langkah pembinaan
ekstrakurikuler, dan
dampak yang
diharapkan (pembinaan
karakter,
kewirausahaan, dan
prestasi).
Daftar hadir guru
pembina dan peserta
didik.
Agenda kegiatan
ektrakurikuler yang
memuat hari/tanggal,
jumlah siswa, guru
pembina, dan isi
kegiatan ektrakurikuler

STANDAR PROSES
INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Kegiatan untuk
merencanakan
pembelajaan

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Silabus merupakan perencanaan


Workshop penyamaan persepsi tentang
pembelajaran yang harus disediakan
format silabus sesuai ketentuan yang
oleh guru sesuai perundang-undangan
berlaku dan relevansi muatan silabus

38 | P a g e

PERSONIL

Guru dan wakil kepala


sekolah bidang
kurikulum,dan kepala

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Awal tahun

HASIL

Silabus untuk masingmasing mata pelajaran


yang telah dilelegalisasi

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Kepemilikan silabus
Komponen silabus
Keterkaitan antar
komponen dalam
silabus

Kepemilikan RPP
Komponen RPP
Keterkaitan antar
komponen RPP
Keterkaitan RPP
dengan silabus
Kelayakan kegiatan
pembelajaran

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

yang berlaku. Secara teoritis, silabus


dapat dijadikan dokumen mutu yang

berfungsi sebagai bagian perencanaan,


penilaian, dan bahan acuan (base line)
untuk mencapai derajat kompetensi
yang lebih tinggi
Kualitas dari silabus harus dikontrol oleh
kepala sekolah sebagai penanggung
jawab kegiatan, atau salah seorang

yang dipercaya sebagai ahli untuk


mengawal kualitas silabus. Hal ini
dilakukan karena silabus tidak hanya
sekedar ada secara administratif tetapi
juga harus mememuhi komponen yang
berkualitas dan memiliki Keterkaitan
antar komponen dalam silabus.
RPP merupakan perencanaan

pembelajaran yang harus disediakan


oleh guru sesuai perundang-undangan
yang berlaku. Secara teoritis, RPP
merupakan kelengkapan guru
profesional sebelum melaksanakan

proses pembelajaran di kelas.


Kualitas dari RPP harus dikontrol oleh
kepala sekolah sebagai penanggung

jawab kegiatan, atau salah seorang


yang dipercaya sebagai ahli untuk
mengawal kualitas RPP. Kualitas RPP
antara lain dicirikan oleh kelengkapan
komponen RPP dengan indikator yang
terukur dan skenario pembelajaran yang
mendorong siswa aktif. Selai itu terdapat
keterkaitan antar komponen RPP dan
keterkaitan RPP dengan silabus.

39 | P a g e

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

dengan visi sekolah


Penyusunan draft silabus oleh masingmasing guru
Review draft silabus melalui wokshop
sehingga menghasilkan isi silabus
yang inovatif sesuai standar proses.
Pendokumentasian silabus yang berlaku
untuk tahun berjalan
Harus diusahakan ada salah seorang
ahli yang bertanggungjawab sebagai
nara sumber/fasilitator dalam
pengembangan silabus

sekolah

Wokshop penyaman persepsi tentang


format RPP sesuai ketentuan yang
berlaku dan pemuatan inovasi
pembelajaran yang aktif dan
kontekstual
Penyusunan draft RPP oleh guru untuk
seluruh pertemuan yang akan
dilakukan
Review dan penyelarasan draft RPP
oleh guru sebelum mengajar sehingga
melahirkan RPP yang kontekstual baik
waktu dan tempat
Pendokumentasian RPP yang berlaku
untuk tahun berjalan.
Harus diusahakan ada salah seorang
ahli yang bertanggungjawab sebagai
nara sumber/fasilitator dalam

Guru dan wakil kepala


sekolah bidang
kurikulum, kepala
sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

oleh kepala sekolah yang


sebelumnya telah di
periksa oleh tim ahli.

Awal tahun ajaran RPP untuk setiap kali


pertemuan yang
dipisahkan masingmasing mata pelajaran
dan guru yang telah
dilelegalisasi oleh kepala
sekolah yang
sebelumnya telah di
periksa oleh ahlinya

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Ketersedian buku
teks, buku
panduan, sumber
belajar lain
Pemanfaatan buku
teks, buku
panduan, sumber
belajar lain

Pengelolaan kelas

Kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
dengan RPP untuk

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

penyusunan RPP
Buku teks, buku panduan, dan sumber Rapat koordinasi untuk mencantumkan
Guru dan wakil kepala
belajar lainnya merupakan bagian
sekolah bidang
mata anggaran pada RKS untuk
terpenting sebagai mendukung kegiatan
menyediakan berbagai sumber belajar kurikulum, kepala
pembelajaran. Kedudukan sumber
sekolah
atau mengusulkan pengadaannya
belajar yang berupa buku teks dan
kepada pihak dinas pendidikan dan
lainnya sama dengan kedudukan guru.
dunia industri.
Membuat aturan tentang optimasi
pemanfaatan buku dan sumber
belajar lainnya baik dalam kegiata
belajar di kelas maupun di luar kelas
Mensosialisasikan budaya baca dan
pemanfaatan sumber belajar di
sekolah dan di luar lingkungan
sekolah.
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan Menyiapkan ruang kelas dan
Guru dan kepala
inti dari standar proses. Efektivitas
perlengkapannya sebaik mungkin
sekolah
pendidikan salah satunya ditentukan
sesuai strandar sarana dan prasarana
oleh efektivitas pengelolaan kelas.
pendidikan
Dengan demikian, pengelolaan kelas
Guru mereview skenario pembelajaran
harus diperhatikan dengan seksama
yang telah disusunnya pada RPP
dalam peningkatan mutu pendidikan dan Menyiapakan berbagai bahan ajar dan
keterampilan pengelolaan kelas
sumber belajar
merupakan ukuran terhadap tingkat
Guru melaksanakan pembelajaran
kompetensi dan profesionalisme guru. Secara rutin di akhir pekan, salah
seorang guru menyampaikan
pengalamannya di kelas di depan
guru-guru lain dalam kerangka
kegiatan lesson study.
Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran Sebelum masuk kelas, guru membaca
Guru
dengan RPP baik pada tahap
kembali RPP yang telah disusunnya
pendahuluan, inti, maupun penutup
terutama pada komponen langkahsangat penting karena RPP yang telah
langkah pembelajaran dan indikatir

40 | P a g e

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Setiap Awal Tahun Daftar inventaris judul dan


jumlah eksemplar
Bukti fisik buku dan sumber
belajar lain yang tercatat.
Aturan pemanfaatan buku
teks, buku panduan,
sumber belajar lain

Setiap akhir pekan Daftar hadir guru di kelas


dalam bentuk agenda
pembelajaran
Agenda pertemuan lesson
study di akhir pekan (jam
yang digunakan setelah
proses pembelajaran dan
atau pada waktu jam
ekstrakurikuler)

Setiap akhir jam


pembelajaran di
setiap kelas

Naskah RPP
Catatan akhir (anekdot)
pembelajaran yang
dibuat oleh guru dengan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

pendahuluan
Kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
dengan RPP untuk
inti
Kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
dengan RPP untuk
penutup
Pelaksanaan
Pemantauan,
Pengawasan, dan
Evaluasi (persiapan,
proses, penilaian).

Tindak lanjut

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

disusun tidak bermakna apapun jika guru


pencapaiannya.
tidak melaksanakannya di kelas. Oleh Mengapresiasi tahap inti pada skenario
karena itu kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan kerangka aspek
pembelajaran dengan RPP perlu
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
diperhatikan dengan baik.
Guru melakasanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP yang disusunya
Melakukan refleksi segera setelah
selesai melakukan pembelajaran
sehingga dapat ditentukan tingkat
kesesuaian antara RPP dengan
pelaksanaanya di kelas.
Kegiatan Pemantauan, Pengawasan, Penyebaran angket penggalian masalah
dan Evaluasi (persiapan, proses,
pembelajaran.
penilaian), dan tindak lanjut merupakan Analisis kebutuhan supervisi
kegiatan supervisi yang bermanfaat
pembelajaran
untuk peningkatan mutu proses
Observasi kelas setiap penampilan guru
pembelajaran
sekurang-kurangnya dilakukan 1 kali
dalam satu semester
Refleksi langsung antara kepala sekolah
dengan guru yang bersangkutan
Tindak lanjut hasil supervisi merupakan Rekapitulasi data hasil observasi kelas
implementasi peningkatan mutu.
Laporan dan ulasan hasil observasi
Dengan demikian memiliki kedudukan
kelas
yang sangat penting dalam proses
Pembinaan dan peningkatan proses
peningkatan mutu.
pembelajaran minimal 1 kali di akhir
semester dipimpin oleh kepala
sekolah (dapat menghadirkan nara
sumber dari luar).
Memberi tugas pelatihan bagi guru untuk
meningkatkan kemampuannya dalam
pembelajaran

41 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

memuat keterangan
nama mata pelajaran,
jam pelajaran, temuan di
kelas, rencana perbaikan
di masa yang akan
datang.

Kepala sekolah

1 semester

Angket
Laporan singkat analisis
kebutuhan
Lembaran observasi yang
teriisi
Catatan refleksi
Laporan hasil supervisi
akademik

Kepala Sekolah dan


Guru

1 semester

Laporan analisis obervasi


kelas
Daftar hadir peserta
Pembinaan dan
peningkatan proses
pembelajaran.
Notulen kegiatan pembinaan
guru

3.

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk menumbuhkan
dan mengembangkan
sikap percaya diri dan
bertanggung jawab

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
melalui program
pembiasaan untuk
mencari informasi/
pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai
sumber belajar

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Tujuan pendidikan salah satunya


menumbuhkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab. Sikap percaya diri
adalah modal untuk menumbuhkan
keberanian untuk melakukan sesuatu
yang dianggap benar bagi dirinya,
namun untuk memupuk percaya diri
perlu dibarengi dengan rasa tanggung
jawab agar percaya diri peserta didik
adalah yang bertanggung jawab.

LANGKAH PEMENUHAN

Merancang kegiatan yang membuka


peluang bagi peserta didik merasakan
pengalamannya untuk
mengembangkan sikap percaya diri
dan bertanggung jawab. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri.
Membina sikap percaya diri dan
bertanggung jawab di ruang kelas,
pada kegiatan ektrakurikuler, dan
bimbingan BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan sikap
percaya diri dan bertanggung jawab
peserta didik melalui catatan BK.
Keterampilan peserta didik untuk
Merancang kegiatan yang membuka
mencari informasi/ pengetahuan lebih
peluang bagi peserta didik
lanjut dari berbagai sumber belajar
meningkatkan keterampilan mencari
merupakan kunci dari segala proses
informasi/ pengetahuan lebih lanjut
pembelajaran. Jika peserta didik mampu
Rancangan diawali dengan
mencari informasi/ pengetahuan sendiri
mencantumkannya pada KTSP yaitu
maka ia akan berkembang sesuai minat
dalam komponen pengembangan diri.
dan potensi yang dimilikinya
Membina keterampilan mencari
informasi/ pengetahuan lebih lanjut
dapat dilakukan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan

42 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Daftar hadir harian layanan
BK yang memuat nama
siswa, waktu, dan isi
layanan BK.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Daftar hadir harian layanan
BK yang memuat nama
siswa, waktu, dan isi
layanan BK.

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Sekolah memiliki
prestasi yang
ditunjukkan dengan
tingkat kelulusan dan
rata-rata nilai US/UN
yang tinggi

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk mengenal
pemanfaatan
lingkungan secara
produktif dan
bertanggung jawab

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Terus memantau hasil pembinaan


keterampilan mencari informasi/
pengetahuan lebih lanjut peserta didik
melalui catatan BK.
Kelulusan dan nilai rata-rata US/UN
Menganalisis potensi Kriteria Ketuntasan
merupakan indikator mutu pendidikan
Minimal (KKM).
yang dilakukan di akhir kegiatan
menetapkan KKM mata pelajaran
pembelajaran. Dengan hasil ujian yang
dengan mempertimbangkan tiga aspek
diperoleh, kita dapat menarik kesimpulan
kriteria, yaitu kompleksitas, daya
tentang keberhasilan sistem pendidikan
dukung, dan intake peserta didik.
yang diselenggarakan di sekolah
KKM dijadikan acuan untuk melakukan
penilaian harian, tengah semester, dan
akhir semester sehingga tingkat
kelulusan dan rata-rata nilai US/UN
dapat dipantau.
KKM yang ditetapkan disosialisaikan
kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik,
orang tua, dan dinas pendidikan.
Pengalaman belajar untuk mengenal
Merancang kegiatan yang membuka
pemanfaatan lingkungan secara produktif
peluang bagi peserta didik untuk
dan bertanggung jawab merupakan
mengenal pemanfaatan lingkungan
salah satu pilar dalam pembelajaran
secara produktif dan bertanggung
siswa aktif baik PAKEM maupun
jawab. Rancangan diawali dengan
Contextual Teaching Learning (CTL).
mencantumkannya pada KTSP yaitu
Dengan selalu mendorong peserta didik
dalam komponen pengembangan diri.
untuk memanfaatkan lingkungan secara Membina pemanfaataan lingkungan
produktif dan bertanggung jawab
secara produktif dan bertanggung
diharapkan akan terjadi akselerasi
jawab keterampilan mencari informasi/
peningkatan mutu pendidikan.
pengetahuan lebih lanjut dapat
dilakukan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan

43 | P a g e

PERSONIL

Guru

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Awal semester Surat keputusan dan


lampiran tentang
penetapan KKM

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Daftar hadir harian layanan
BK yang memuat nama
siswa, waktu, dan isi
layanan BK.

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
yang menunjukkan
kebiasaan hidup
bersih, sehat, bugar
dan aman

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
agar mampu
menguasai
pengetahuan untuk
melanjutkan ke
jenjang pendidikan
yang lebih tinggi

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Terus memantau hasil pembinaan


mengenal pemanfaatan lingkungan
secara produktif dan bertanggung
jawab melalui catatan BK.
Kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar
Merancang kegiatan yang membuka
dan aman adalah tujuan umum dari
peluang bagi peserta didik untuk
seluruh proses pendidikan. Kebiasaan
memperoleh pengalaman belajar yang
hidup bersih, sehat, bugar dan aman
menunjukkan kebiasaan hidup bersih,
adalah keterampilan hidup bagi peserta
sehat, bugar dan aman. Rancangan
didik sebagai bekal hidupnya.
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri.
Membina kebiasaan hidup bersih, sehat,
bugar dan aman dapat dilakukan di
ruang kelas, pada kegiatan
ektrakurikuler, dan bimbingan BK
secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar
dan aman melalui catatan BK.
Tujuan pokok dari pendidikan adalah
Merancang kegiatan agar iswa
menyiapkan peserta didik untuk dapat
memperoleh pengalaman belajar yang
hidup di masyarakat (bekerja) dan
disiapkan melanjutkan ke jenjang
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
pendidikan yang lebih tinggi.
lebih tinggi. Dengan demikian menguasai
Rancangannya dituangkan dalam
pengetahuan untuk melanjutkan ke
KTSP yaitu dalam kalender penddikan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Membina pengalaman belajar yang
adalah komponen yang paling penting.
disiapkan melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dapat
dilakukan di ruang kelas dan kegiatan
remedial serta pengayaan
Terus memantau hasil pembinaan di
berbagai kesempatan.

44 | P a g e

PERSONIL

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Guru

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Mingguan

Akhir semester

HASIL

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Daftar hadir harian layanan
BK yang memuat nama
siswa, waktu, dan isi
layanan BK.

Jadwal pengayaan dan


remedial
Daftar hadir siswa dan
guru dalam kegiatan
pengayaan dan
remedial.

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Siswa memperoleh
pengalaman dalam
berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan
secara efektif dan
santun

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk melaksanakan
ajaran agama dan
akhlak mulia

Siswa memiliki
pengetahuan, sikap,
dan perilaku yang
baik setelah belajar
akhlak mulia sesuai
ajaran agama yang

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Kemampuan berkomunikasi baik lisan Merancang kegiatan agar iswa


maupun tulisan secara efektif dan santun
memperoleh pengalaman belajar
akan menjadi ukuran keberhasilan
berkomunikasi baik lisan maupun
pendidikan karakter. Selain itu,
tulisan secara efektif dan santun
kemampuan berkomunikasi adalah
Rancangannya dituangkan dalam
tujuan utama dari pendidikan karena itu
KTSP yaitu dalam kalender penddikan
perlu dijadikan indikator pemenuhan
Membina pengalaman belajar
standar nasional pendidikan
berkomunikasi dapat dilakukan di
ruang kelas, kegiatan ektrakurikuler,
dan kegiatan remedial serta
pengayaan.
Terus memantau hasil pembinaan di
berbagai kesempatan.
Melaksanakan ajaran agama dan akhlah Merancang kegiatan yang memberi
mulia merupakan salah satu tujuan
kesempatan peserta didik
pendidikan di Indonesia yang
melaksanakan ajaran agama dan
berketuhanan yang mahaesa. Jika
akhlah mulia. Rancangan diawali
peserta didik tidak memperoleh
dengan mencantumkannya pada
pengalaman belajar melaksanakan
KTSP yaitu dalam komponen
ajaran agama dan akhlak mulia dapat
pengembangan diri.
dikatakan kegiatan pembelajaran gagal Membina peserta didik melaksanakan
total. Hal ini karena tujuan pendidikan
ajaran agama dan akhlah mulia
nasional dilandasi oleh salah satu sila
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
Esa.
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Untuk dapat menjalankan ajaran
Merancang kegiatan yang memberi
agamanya, peserta didik perlu dibekali
kesempatan peserta didik
dengan pengetahuan, sikap, dan
melaksanakan ajaran agama dan
pembiasaan perilaku yang terkait dengan
akhlah mulia yang sekalus menambah
ajaran agamanya. Sebaliknya
pengetahuan, sikap, dan perilaku
pembelajaran ajaran agama yang
baiknya. Rancangan diawali dengan

45 | P a g e

PERSONIL

Guru

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Akhir semester

HASIL

Jadwal pengayaan dan


remedial
Jadwal kegiatan
ekstrakurikuler yang
relevan
Daftar hadir siswa dan
guru dalam kegiatan
pengayaan dan
remedial.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Daftar hadir harian layanan
BK yang memuat nama
siswa, waktu, dan isi
layanan BK.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Silabus dan RPP pendidikan
agama
Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

dianutnya

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk menghargai
keberagaman agama,
bangsa, suku, ras,
dan golongan sosial
ekonomi.

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk berpartisipasi
dalam penegakan
aturan-aturan sosial.

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

dianturnya akan membina pengetahuan,


mencantumkannya pada KTSP yaitu
sikap, dan perilaku yang baik. Dengan
dalam strukur kurikulum (pendidikan
demikian kedua pihak saling
agama) dan pengembangan diri.
mempengaruhi.
Membina peserta didik melaksanakan
ajaran agama dan akhlah mulia
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Indonesia merupakan negara yang
Merancang kegiatan yang memberi
multikultur, multi agama, bangsa, suku
kesempatan peserta didik untuk
dan ras. Pendidikan di Indonesia
memperoleh pengalaman belajar untuk
memiliki misi untuk membina peserta
menghargai keberagaman agama,
didik agar memiliki jiwa saling
bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
menghargai antar warga negara yang
ekonomi.Rancangan diawali dengan
berbeda agama, bangsa, suku, dan ras.
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam komponen pengembangan diri.
Pemberian peluang untuk memperoleh
pengalaman belajar untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Kehidupan di masyarakat penuh dengan Merancang kegiatan yang memberi
aturan-aturan sosial. Pendidikan memiliki
kesempatan peserta didik untuk
misi menyiapkan peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar untuk
dapat hidup di masyarakat yang penuh
berpartisipasi dalam penegakan
aturan-aturan sosial. Oleh karena itu
aturan-aturan sosial.Rancangan
dianggap penting dijadikan indikator
diawali dengan mencantumkannya

46 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Daftar hadir harian layanan


BK yang memuat nama
siswa, waktu, dan isi
layanan BK.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
saling menghargai antar
siswa dengan berbagai
latar belakang.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

mutu pendidikan.

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
bekerjasama dalam
kelompok, tolongmenolong dan
menjaga diri sendiri
dalam lingkungan
keluarga dan teman
sebaya (hanya untuk
SD).

Dalam menjalani kehidupan, manusia

tidak dapat sendiri tetapi harus


bekerjasama dalam kelompok dan
tolong-menolong. Dalam rangka
membina sikap saling bekerjasama dan
tolong menolong maka dianggap perlu
memasukkan sebagai indikator
peningkatan mutu lulusan

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
yang dapat
melibatkan partisipasi
siswa dalam

Pendidikan salah satunya memiliki misi


untuk tetap menjaga keutuhan sebuah
negara. Dengan demikian mutu lulusan
perlu memberi peluang pembinaan agar
siswa mampu partisipasi dalam

47 | P a g e

pada KTSP yaitu dalam komponen


pengembangan diri.
Pemberian peluang untuk memperoleh
pengalaman belajar berpartisipasi
dalam penegakan aturan-aturan sosial
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar
bekerjasama dalam kelompok, tolongmenolong dan menjaga diri sendiri
dalam lingkungan keluarga dan teman
sebaya. Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam komponen pengembangan diri.
Pemberian peluang untuk memperoleh
pengalaman belajar berpartisipasi
dalam penegakan aturan-aturan sosial
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan yang
terintegrasi dan terjadwal
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
partisipasi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

menunjukkan kegiatan
pembiasaan berpartisipasi
dalam penegakan aturanaturan social.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Dokumen program layanan
BK untuk satu tahun
berjalan
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
pembiasaan saling tolong
menolong dan
bekerjasama.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
latihan partisipasi siswa

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara secara
demokratis dalam
wadah NKRI.

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara secara demokratis dalam
wadah NKRI.

wadah NKRI.. Rancangan diawali


dengan mencantumkannya pada
KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri dan pendidikan
karater
Melaksanakan pendidikan yang
terintegrasi dengan semua mata
pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
belajar menunjukkan kecintaan dan
kebanggaan terhadap bangsa, negara
dan tanah air Indonesia. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri dan pendidikan
karater.
Melaksanakan pendidikan yang
terintegrasi dengan semua mata
pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler
Terus memantau hasil pembinaan secara
rutin dan terencana.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
belajar iptek secara efektif. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada silabus dan RPP pada mata
pelajaran yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan
dengan penyampaian mata iptek.

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
yang dapat
menunjukkan
kecintaan dan
kebanggaan terhadap
bangsa, negara dan
tanah air Indonesia.

Pendidikan salah satunya memiliki misi


untuk menumbuhkan rasa cinta dan
bangga terhadap bangsa, negara dan
tanah air Indonesia. Dengan demikian
perlu dijadikan indikator mutu lulusan

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
iptek secara efektif.

Tujuan pendidikan adalah

mengembangan ilmu pengetahuan dan


tekologi yang disampaikan dengan
pendekatan siswa aktif. Oleh karena itu
Siswa memperoleh pengalaman belajar
iptek secara efektif dijadikan indikator
mutu lulusan.

48 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
secara demokratis dalam
wadah NKRI seperti
pramuka, paskibra, PMR,
dan lain-lain.

Kepala Sekolah, guru,


dan guru BK

Mingguan

Dokumen KTSP (buku I)


Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kecintaan
dan kebanggaan terhadap
bangsa, negara dan tanah
air Indonesia seperti
pramuka, paskibra, PMR,
dan lain-lain.

Guru

Mingguan

Silabus dan RPP

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk mengenali dan
menganalisis gejala
alam dan sosial.

Siswa memperoleh
pengalaman
mengekspresikan diri
melalui kegiatan seni
dan budaya.

Mengembangkan dan
memelihara
kebugaran jasmani
serta pola hidup
sehat

Siswa memahami
perawatan tubuh
serta lingkungan,

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Belajar untuk mengenali dan


Merancang kegiatan yang memberi
menganalisis gejala alam dan social
kesempatan peserta didik untuk
dapat menyiapkan peserta didik hidup di
mengenali dan menganalisis gejala
masyarakat dengan penuh wawasan.
alam dan social. Rancangan diawali
Keterampilan menganalisis gejala alam
dengan mencantumkannya pada
dan social akan membantu
silabus dan RPP pada mata pelajaran
mempertahankan diri dan menyesuaikan
yang relevan.
diri dengan lingkungan hidupnya.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Belajar untuk memperoleh pengalaman Merancang kegiatan yang memberi
mengekspresikan diri melalui kegiatan
kesempatan peserta didik untuk
seni dan budaya dapat menyiapkan
mengekspresikan diri melalui kegiatan
peserta didik untuk mengembangan
seni dan budaya. Rancangan diawali
potensi dan bakat seni di masyarakat.
dengan mencantumkannya pada
Selain itu, melatih keterampilan dalam
KTSP yaitu pada pengembangan diri,
mengembangkan budaya luhur.
memasukkan pada silabus dan RPP
pada mata pelajaran yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Belajar untuk mengembangkan dan
Merancang kegiatan yang memberi
memelihara kebugaran jasmani serta
kesempatan peserta didik untuk
pola hidup sehat dapat menyiapkan
mengembangkan dan memelihara
peserta didik untuk mengembangan
kebugaran jasmani serta pola hidup
potensi dan bakat olah raga di
sehat. Rancangan diawali dengan
masyarakat.
mencantumkannya pada KTSP yaitu
pada pengembangan diri,
memasukkan pada silabus dan RPP
pada mata pelajaran yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Belajar untuk memahami perawatan
Merancang kegiatan yang memberi
tubuh serta lingkungan, mengenal
kesempatan peserta didik untuk
berbagai penyakit dan cara
memahami perawatan tubuh serta

49 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Guru

Mingguan

Silabus dan RPP

Guru

Mingguan

Dokumen KTSP (Buku I)


Silabus dan RPP

Guru

Mingguan

Dokumen KTSP (Buku I)


Silabus dan RPP

Guru

Mingguan

Dokumen KTSP (Buku I)


Silabus dan RPP

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

mengenal berbagai
penyakit dan cara
pencegahannya serta
menjauhi narkoba

pencegahannya serta menjauhi narkoba


dapat menyiapkan peserta didik hidup
sehat dan terhindar dari bahaya narkoba
dan obat-obatan yang berbahaya.

4.

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

lingkungan, mengenal berbagai


penyakit dan cara pencegahannya
serta menjauhi narkoba. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu pada pengembangan
diri, memasukkan pada silabus dan
RPP pada mata pelajaran yang
relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.

STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

Guru mempunyai
kualifikasi minimal

Tuntutan sebagai guru profesional harus Kepala sekolah dan pengawas


memenuhi persyaratan sesuai PP no. 74
mendorong guru yang belum S1/DIV
th. 2008 tentang Guru dan Dosen dan
untuk melanjutkan studi yang sesuai.
Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Kepala sekolah dan guru mengajukan
Standar Kualifikasi Akademik dan
beasiswa untuk studi S1/DIV.
Kompetensi Guru

Kepala sekolah, guru,


pengawas

Jumlah guru
memenuhi
persyaratan
minimal

Pemenuhan jumlah guru yang sesuai


Kepala sekolah mengajukan
dengan rombongan belajar/mata pelajaran
penambahan jumlah guru kepada
memberikan dukungan kebermutuan
pemerintahan kab./kota melalui dinas
layanan pembelajaran
pendidikan kab./kota;
Jika pengajuan ini belum direspon,
padahal sekolah membutuhkan
penambahan guru, kepala sekolah
bersama dengan komite sekolah dan
guru-guru melakukan rapat untuk

Kepala sekolah, komite


sekolah

50 | P a g e

4,5 tahun

Kualifikasi pendidikan guru


S1/DIV dibuktikan dengan
ijazah
Guru melanjutkan studi S1/DIV
dengan biaya beasiswa
(Pemda, Pemprov, Pusat,
pihak lainnya)
Menjelang awal Semua kebutuhan guru untuk
tahun ajaran
rombongan belajar yang
baru
ada di sekolah dapat
terpenuhi

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Guru mempunyai
kompetensi yang
dipersyaratkan

Kepala sekolah
memiliki
kualifikasi
pendidikan
minimal
Tenaga
Administrasi
mempunyai
kualifikasi
pendidikan
minimal
Tenaga
perpustakaan
mempunyai
kualifikasi

Bagian dari tuntutan Permendiknas


No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasu Akademik dan Kompetensi
Guru
Untuk mendapatkan kebermutuan
dalam memberikan layanan

pembelajaran bagi peserta didik

Merupakan syarat formal yang harus

dipenuhi dari Permendiknas No. 13 tahun


2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah
Merupakan syarat formal yang harus

dipenuhi dari Permendiknas No. 24 tahun


2008 tentang Standar TAS/M,
Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/
Madrasah.

51 | P a g e

mempertimbangkan perekrutan guru


honorer yang dibiayai dari dana
sekolah
Kepala sekolah membuka komunikasi
dengan kepala sekolah lain di sekitar
sekolah, jika ada kelebihan jumlah
guru/guru yang kekurangan jam
mengajar, dapat diberi jadwal pada
sekolah tersebut.
Kepala sekolah melakukan penilaian
kompetensi guru (PKG)
Kepala sekolah bersama komite sekolah
menyusun dan mengesahkan program
peningkatan kompetensi guru untuk
satu tahun.
Kepala sekolah dan guru-guru
melaksanakan program peningkatan
kompetensi guru.
Kepala sekolah melanjutkan studi S1/D4;
Mengajukan bea siswa S1/D4 ke
Pemerintahan kab./kota atau ke Pusat
atau perusahaan sekitar melalui
program CSR
TAS dan Pustakawan melanjutkan studi
sesuai dengan tuntutan permendiknas
(SMA/SMK, D3, S1/D4)
Kepala sekolah mendorong dan
memfasilitasi TAS dan Pustakawan
untuk melanjutkan studi sesuai dengan
kualifikasi pada masing-masing
Permendiknas.
Jika sekolah merekrut tenaga honorer
untuk TAS dan Pustakawan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala Sekolah, Guru,


komite sekolah

Sepajang tahun Kompetensi guru yang kurang


ajaran
(hasil dari PKG) dapat
ditingkatkan
Guru memiliki kebiasaan untuk
mengimplementasikan
kemampuannya dalam
layanan bagi peserta didik.

Kepala sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala Sekolah, TAS,


Pustakawan

1 4 tahun

Kepala sekolah dapat


menyelesaikan studi,
minimal S1/D4.
TAS dan Pustakawan memiliki
kualifikasi yang sesuai dengan
Permendiknas, yaitu:
TASD = SMK/sederajat
Kepala perpustakaan
(pendidik) = S1/D4
Kepala perpustakaan (Nonpendidik) = D2 Ilmu
perpustakaan
Tenaga perpustakaan =

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

minimal
Sekolah
mempunyai
penjaga sekolah

Untuk memelihara dan menjaga sekolah


dari gangguan sosial, bencana, dan
lingkungan sekitar.

Kepala Sekolah
mempunyai
kompetensi yang
dipersyaratkan

Mengelola dan memimpin sekolah

merupakan hal yang kompleks dilihat dari


urusan-urusan dan masalah-masalah yang
harus ditangani dan dipecahkan oleh
seorang kepala sekolah, karena itu, tanpa
penguasaan kompetensi yang disyaratkan
dalam Permendikan No. 13 tahun 2007,
kemajuan sekolah akan sangat lambat,
bahkan sekolah tidak akan berhasil

mencapai visi dan misinya

Tenaga
perpustakaan
mempunyai
kompetensi yang

Pengelolaan perpustakaan merupakan

kegiatan yang secara langsung berkaitan


dengan penyediaan atau fasilitasi belajar
peserta didik, khususnya di ruang

52 | P a g e

diusahakan untuk merekrut yang


sudah memenuhi kualifikasi.
Jika memungkinkan, Kepala sekolah
merekrut satu atau beberapa penjaga
sekolah sesuai dengan kebutuhan
sekolah
Kepala sekolah mengajukan pemenuhan
tenaga penjaga sekolah kepada
Pemerintah daerah kab./kota.
Kepala sekolah melakukan penilaian diri
sendiri untuk mengetahui sejuahmana
sudah/belum menguasai kompetensi
yang disyaratkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara refleksi diri atau
pengisian daftar checklist, atau
bertanya kepada warga sekolah
mengenai kekurangan kepala sekolah.
Kepala sekolah menyusun rencana
pengembangan profesi secara
berkelanjutan
Kepala sekolah mengimplementasikan
program/kegiatan pengembangan diri
melalui berbagai bentuk dan jenis
kegiatan seperti: 1) mengikuti kegiatan
pengembangan profesi di K3S atau
MKKS. 2) meminta dibina secara
langsung oleh pengawas pada
kompetensi-kompetensi yang belum
dikuasai, dll.
Pustakawan sekolah/madrasah
melakukan penilaian kompetensi
sebagai tenaga perpustakaan
sekolah/madrasah, baik melalui

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

SMA/sederajat
Kepala sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Sekolah memiliki penjaga


sekolah sesuai kebutuhan

Kepala sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah menguasai


kompetensi yang
dipersyaratkan

Kepala sekolah, tenaga


perpustakaan sekolah/
madrasah

Sepanjang
tahun ajaran

Kompetensi yang belum


dikuasai oleh pustakawan
sekolah dapat dikuasai secara
bertahap dalam setiap

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

dipersyaratkan

5.

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

perpustakaan. Untuk memberikan


pengisian instrument, penilaian dari
dukungan yang optimal, diperlukan
kepala sekolah, penilaian pengawas,
layanan yang professional, karenanya
atau pihak lain yang dianggap
tenaga perpustakaan sekolah haruslah
kompeten.
orang-orang yang memiliki kompetensi
Pustakawan sekolah/madrasah
sebagaimana dipersyaratkan dalam
menyusun rencana pengembangan
Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang
keprofesian untuk satu tahun ajaran
Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/
yang dilakukan pada setiap tahunnya.
Madrasah
Pustakawan sekolah/madrasah
melaksanakan program/kegiatan
pengembangan kompetensi melalui
berbagai cara, misalnya: workshop
pengembangan layanan perpustakaan,
pembinaan langsung dari KS,
pembinaan langsung dari pengawas,
mengikuti kegiatan asosiasi
pustakawan sekolah/madrasah,
pelatihan ICT untuk tenaga
perpustakaan, dll.

HASIL

tahunnya sesuai dengan hasil


pemetaan kompetensi

STANDAR SARANA DAN PRASARANA


INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Luas lahan
sekolah sesuai
dengan SNP

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Untuk kepentingan pelayanan yang


memadai bagi peserta didik dan proses
kerja bagi PTK, lahan sekolah harus
distandarkan

LANGKAH PEMENUHAN

53 | P a g e

Kepala sekolah dan komite sekolah


membandingkan lahan yang dimiliki
sekolah dengan SNP sesuai jenjang
sekolah
Kepala sekolah menyusun
kebutuhan penambahan lahan
sekolah disertai dengan rencana
desain pengembangan sarana dan

PERSONIL

Kepala sekolah. komite


sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Sepanjang
tahun ajaran

HASIL

Sekolah memiliki desain


pengembangan sarana
dan prasana sekolah
Sekolah melakukan
pengajuan pemenuhan
lahan sekolah kepada
berbgai pihak terkait
Sekolah memiliki lahan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Perabot yang
dimiliki ruang
kelas sesuai
dengan SNP

Pemenuhan perabot yang dibutuhkan


sesuai SNP akan memberikan
kenyamanan bagi peserta didik dalam
KBM

Kelayakan/kenya
man ruang kelas
untuk belajar

Kelayakan kelas merupakan pra-syarat


bagi keberhasilan belajar siswa

Buku

untuk mencapai mutu hasil belajar peserta


54 | P a g e

prasarana sekolah
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan lahan
sekolah sesuai dengan SNP ke
pemerintah kab./kota atau pihakpihak yang berkepentingan
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengidentifikasi perabor masingmasing kelas yang dimiliki sekolah
kemudian membandingkannya
dengan kebutuhan bagi peserta didik
yang ada.
Kepala sekolah menyusun
kebutuhan penambahan atau
pemeliharaan perabot kelas sesuai
kebutuhan
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan perabot
kelas sesuai dengan SNP ke
pemerintah kab./kota atau pihakpihak yang berkepentingan
Sekolah memprogramkan
kenyamanan sekolah dalam RKAS
Sekolah menyusun aturan mengenai
kenyamanan ruang kelas
Warga sekolah melakukan
pemeliharaan terhadap fasilitas
ruang kelas sesuai dengan perannya
masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kenyamanan ruang kelas
Kepala sekolah mengidentifikasi

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

sekolah sesuai dengan


SNP

Kepala sekolah. komite


sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah, penjaga


sekolah, peserta didik,
guru

Penyusunan
RKAS dan
sepanjang tahun

Kepala sekolah, komite

Sepanjang

Sekolah memiliki rincian


kebutuhan perabot kelas
yang sudah dimiliki dan
belum dimiliki
Sekolah melakukan
pengajuan pemenuhan
perabot kelas yang
belum dimiliki kepada
berbgai pihak terkait
Sekolah memiliki
kelengkapan perabot
kelas sesuai dengan
SNP
Sekolah dapat
melakukan program
kenyamanan kelas
Lingkungan kelas
dirasakan nyaman oleh
peserta didik dan guru
untuk proses
pembelajaran
Diketahuinya kondisi
kenyamanan lingkungan
kelas
Sekolah memiliki

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

perpustakaan
sesuai dengan
standar yang
berlaku

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

didik, sekolah harus melengkapi kebutuhan


belajar peserta didik, khususnya bukubuku perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta didik

LANGKAH PEMENUHAN

Ketersediaan
peralatan
multimedia di
ruang
perpustakaan

Peralatan multimedia di perpustakaan


diperlukan untuk mendukung layanan
sumber belajar secara online atau sumber
belajar yang bebasis teknologi informasi,
seperti penggunaan BSE, sumber belajar
bahasa inggris dll.

Kelayakan/kenya
manan ruang
perpustakaan
untuk belajar

Kelayakan ruang perpustakaan untuk


belajar merupakan pra-syarat bagi
keberhasilan belajar siswa di perpustakaan

55 | P a g e

PERSONIL

jumlah buku yang ada dan


kebutuhan buku perpustakaan yang
belum dimiliki
Kepala sekolah bersama komite
sekolah menyusun proporal untuk
pemenuhan buku yang dibutuhkan di
perustakaan
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
buku perpustakaan kepada berbagai
pihak terkait.

sekolah, pustakawan

Kepala sekolah dan komite sekolah


menganalisis kebutuhan peralatan
multimedia di perpustakaan
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan multimedia di
perpustakaan kepada berbagai
pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan multi media di
perpustakaan kepada berbagai
pihak terkait.

Kepala sekolah, komite


sekolah, pustakawan

Sekolah memprogramkan
kenyamanan ruang perpustakaan
dalam RKAS
Pustakawan menyusun aturan
mengenai kenyamanan ruang
perpustakaan

Kepala sekolah, penjaga


sekolah, peserta didik,
pustakawan

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

tahun ajaran

Sepanjang
tahun ajaran

Penyusunan
RKAS dan
sepanjang tahun

informasi mengenai
kondisi buku di
perpustakaan dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
buku perpustakaan
Buku-buku yang
dibutuhkan di
perpustakaan sekolah
lengkap sesuai
kebutuhan
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
multimedia di
perpustakaan dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan multimedia di
perpustakaan
Peralatan multimedia
yang dibutuhkan di
perpustakaan sekolah
lengkap sesuai
kebutuhan
Sekolah dapat
melakukan program
kenyamanan
perpustakaan
Lingkungan
perpustakaan dirasakan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Peralatan
pendidikan di
laboratorium IPA
lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium


akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum

Peralatan
pendidikan di
laboratorium
bahasa lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium


akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum

56 | P a g e

Warga sekolah melakukan


pemeliharaan terhadap fasilitas
ruang perpustakaan sesuai dengan
perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kenyamanan ruang perpustakaan
untuk belajar peserta didik
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPA
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPA
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium IPA kepada berbagai
pihak terkait.
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium bahasa
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium bahasa
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala sekolah, penjaga


sekolah, laboran, guru
IPA

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah, penjaga


sekolah, laboran, guru
Bahasa (inggris,
Indonesia, daerah)

Sepanjang
tahun ajaran

nyaman oleh peserta


didik dan guru untuk
proses pembelajaran
Diketahuinya kondisi
kenyamanan lingkungan
perpustakaan
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium IPA dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium IPA
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium IPA lengkap
sesuai kebutuhan
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium bahasa dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

peralatan peralatan laboratorium di


laboratorium bahasa kepada
berbagai pihak terkait.

Peralatan
pendidikan di
laboratorium IPS
lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium


akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum

Peralatan
pendidikan di
laboratorium TIK
lengkap

Kelengkapan peralatan di laboratorium


akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum

57 | P a g e

HASIL

Kepala sekolah dan komite sekolah


menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPS
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPS
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium IPS kepada berbagai
pihak terkait.

Kepala sekolah, penjaga


sekolah, laboran, guru
IPS

Kepala sekolah dan komite sekolah


menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium TIK
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium TIK
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium TIK kepada berbagai

Kepala sekolah, penjaga


sekolah, laboran, guru
TIK

Sepanjang
tahun ajaran

Sepanjang
tahun ajaran

laboratorium bahasa
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium bahasa
lengkap sesuai
kebutuhan
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium IPS dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium IPS
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium IPS lengkap
sesuai kebutuhan
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium TIK dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium TIK
Peralatan yang

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

pihak terkait.
Kelayakan ruang
kerja pimpinan

Kelayakan ruang kerja KS menjadi unsur


pendukung bagi keberhasilan kerja kepala
sekolah, dan menjadi ruang untuk
penerimaan tamu sekolah

Kelengkapan
sarana ruang
kerja pimpinan

Kelengkapan ruang kerja KS menjadi


unsur pendukung bagi keberhasilan kerja
kepala sekolah, dan menjadi ruang untuk
penerimaan tamu sekolah

Kelayakan ruang
kerja guru

Kelayakan ruang kerja guru menjadi unsur


pendukung untuk keberhasilan kerja guru

58 | P a g e

Kepala sekolah menganalisis


kebutuhan ruang kerja bagi kepala
sekolah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
pembangunan ruang kerja KS atau
renovasi ruang kerja KS
Penajaga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang kerja
kepala sekolah secara rutin
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
sekolah
Kepala sekolah menganalisis
kebutuhan kelengkapan ruang kerja
kepala sekolah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
melengkapi perabotan ruang kerja
KS
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sekolah
Kepala sekolah dan guru
menganalisis kebutuhan ruang kerja
guru

Kepala sekolah, komite


sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah, komite


sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah, komite


sekolah, guru

Sepanjang
tahun ajaran

dibutuhkan di
laboratorium TIK lengkap
sesuai kebutuhan
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang kerja kepala
sekolah
Sekolah memiliki ruang
kerja pimpinan sekolah
yang layak untuk bekerja

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang kerja
kepala sekolah
Ruang kerja pimpinan
sekolah nyaman untuk
bekerja

Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Kelengkapan
saran ruang kerja
guru

Kelengkapan ruang kerja guru menjadi


unsur pendukung bagi keberhasilan kerja
guru

Kelayakan/kenya
manan ruang
ibadah

Kelayakan/kenyaman ruang ibadah


menjadi unsur penting untuk meningkatkan
praktik ibadah warga sekolah di ruang
ibadah

59 | P a g e

Membuat keputusan bersama antara


kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja guru melalui
pembangunan ruang kerja guru atau
renovasi ruang kerja guru
Penajaga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang kerja
guru secara rutin
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
ruang kerja guru
Kepala sekolah dan guru
menganalisis kebutuhan
kelengkapan ruang kerja guru
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
melengkapi perabotan ruang kerja
guru
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
ruang kerja guru
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang
ibadah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang ibadah melalui
pembangunan atau renovasi ruang
ibadah

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala sekolah, komite


sekolah, guru

Sepanjang
tahun ajaran

Warga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

ruang kerja guru


Sekolah memiliki ruang
kerja guru yang layak
untuk bekerja

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang kerja
guru
Ruang kerja guru
nyaman untuk bekerja

Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang ibadah
Sekolah memiliki ruang
ibadah yang
layak/nyaman untuk
ibadah warga sekolah

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Kelengkapan
sarana ruang
ibadah

Kelengkapan sarana ruang iabadah


menjadi unsur pendukung untuk motivasi
beribadah di ruang ibadah

Kelayakan/kenya
manan ruang
jamban

Kelayakan/kenyaman ruang jamban


menjadi unsur penting untuk meningkatkan
praktik hidup sehat di sekolah

60 | P a g e

Warga sekolah melakukan


perawatan terhadap ruang ibadah
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
ruang ibadah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan ruang ibadah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
melengkapi kelengkapan ibadah di
ruang ibadah
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
ruang sarana di ruang ibadah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang
jamban
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang jamban melalui
pembangunan atau renovasi ruang
jamban
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang jamban
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Mengevaluasi keterlaksanaan

PERSONIL

Warga sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Sepanjang
tahun ajaran

HASIL

Warga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang ibadah
Ruang ibadah sekolah
nyaman untuk dijadikan
tempat ibadah

Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang jamban
Sekolah memiliki ruang
jamban yang
layak/nyaman

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Kelengkapan
sarana jamban

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Kelengkapan sarana jamban menjadi


unsur pendukung untuk meningkatkan
praktik hidup sehat di sekolah

LANGKAH PEMENUHAN

Kelayakan/kenya
manan ruang
UKS

Kelayakan/kenyaman ruang UKS menjadi


unsur penting untuk meningkatkan praktik
hidup sehat di sekolah

Kelengkapan
sarana ruang
UKS

Kelengkapan sarana ruang UKS menjadi


unsur pendukung untuk meningkatkan
praktik hidup sehat di sekolah

61 | P a g e

program pemenuhan kelayakan


ruang jamban
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan sarana jamban
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas jamban melalui melengkapi
kelengkapan sarana jamban
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana jamban
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang UKS
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang UKS melalui
pembangunan atau renovasi ruang
UKS
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang UKS
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan ruang UKS
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan sarana UKS
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite

PERSONIL

Warga sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Sepanjang
tahun ajaran

HASIL

Warga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Warga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang jamban
Sarana jamban sekolah
nyaman untuk digunakan
oleh warga sekolah

Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang UKS
Sekolah memiliki ruang
UKS yang layak/nyaman

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang UKS
Sarana UKS sekolah
nyaman untuk digunakan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Kelayakan/kenya
manan tempat
bermain/OR

Kelayakan/kenyaman tempat bermain/OR


menjadi unsur penting dalam layanan
kepada peserta didik

Kelengkapan
sarana tempat
bermain/OR

Kelengkapan sarana tempat bermain/OR


menjadi unsur penting dalam layanan
kepada peserta didik

Kelayakan/kenya

Kelayakan/kenyaman ruang sirkulasi akan

62 | P a g e

sekolah untuk program peningkatan


kualitas ruang UKS melalui
melengkapi kelengkapan sarana
UKS
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana UKS
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan tempat
bermain/OR
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk pembangunan atau
renovasi tempat bermain/OR
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap tempat
bermain/OR secara rutin sesuai
dengan perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan tempat bermain/OR
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan tempat bermain/OR
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
kelengkapan sarana tempat
bermain/OR
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana tempat bermain/OR
Kepala sekolah dan warga sekolah

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

oleh warga sekolah

Kepala sekolah, komite


sekolah, guru olahraga,
penjaga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah, komite


sekolah, guru olahraga

Kepala sekolah, komite

Sepanjang
tahun ajaran

Sepanjang

Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
tempat bermain/ OR
Sekolah memiliki tempat
bermain/OR yang
layak/nyaman

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan tempat
bermain/OR
Sarana tempat
bermain/OR sekolah
nyaman untuk digunakan
oleh peserta didik dan
guru OR

Sekolah dapat

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

manan ruang
sirkulasi

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

mempermudah layanan bagi peserta didik


dalam mencari sumber belajar

Kelengkapan
sarana ruang
sirkulasi

Kelengkapan ruang sirkulasi akan


mempermudah layanan bagi peserta didik
dalam mencari sumber belajar

Pencemaran
lingkungan

Sekolah yang bebas dari pencemaran


lingkungan merupakan salah satu bentuk
pengkondisian hidup sehat bagi peserta
didik

63 | P a g e

menganalisis kebutuhan ruang


sirkulasi
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk pembangunan atau
renovasi ruang sirkulasi
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang sirkulasi
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan ruang sirkulasi
Kepala sekolah dan pustakawan
sekolah menganalisis kebutuhan
kelengkapan ruang sirkulasi
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
kelengkapan sarana ruang sirkulasi
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana ruang sirkulasi
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis pencemaran
lingkungan sekolah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk penanganan
pencemaran lingkungan sekolah,
semisal dengan memprogramkan
sekolah hijau
Warga sekolah melakukan

PERSONIL

sekolah, guru olahraga,


penjaga sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

tahun ajaran

Kepala sekolah, komite


sekolah, pustakawan

Sepanjang
tahun ajaran

Warga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang sirkulasi
Sekolah memiliki ruang
sirkulasi yang
layak/nyaman

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang
sirkulasi
Sarana ruang sirkulasi
sekolah nyaman untuk
digunakan oleh peserta
didik dan pustakawan
Sekolah dapat
melaksanakan program
pencegahan
pencemaran lingkungan
sekolah
Lingkungan sekolah
layak/nyaman sebagai
tempat belajar bagi
peserta didik

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Kelengkapan
sarana drainase,
pembuangan
limbah,
pepohonan
(perindang)

Kelengkapan sarana drainase,


pembuangan limbah, pepohonan
(perindang) memberikan kenyamanan bagi
warga sekolah untuk tinggal di sekolah

6.

penanganan pencemaran
lingkungan sekolah secara rutin
sesuai dengan perannya masingmasing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program
penanganan pencemaran
lingkungan sekolah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan sarana
drainase, pembuangan limbah,
pepohonan (perindang)
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
kelengkapan sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang)
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang)

PERSONIL

Warga sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Sepanjang
tahun ajaran

HASIL

Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan sarana
drainase, pembuangan
limbah, pepohonan
(perindang)
Lingkungan sekolah
nyaman bagi warga
sekolah

STANDAR PENGELOLAAN
INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Sosialisasi visi,
misi dan tujuan
sekolah dilakukan

Visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan


rujukan utama dalam penyusunan rencana
kerja jangka pendek, menengah maupun

Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan


bersama antara sekolah dengan para
pemangku kepentingan

64 | P a g e

PERSONIL

PTK di sekolah, komite


sekolah, pemangku
kepentingan sekolah,

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Satu bulan

HASIL

Sekolah memiliki visi, misi,


dan tujuan sekolah yang
dimiliki bersama oleh

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

kepada semua
warga sekolah.
Warga sekolah
memahami visi,
misi dan tujuan
sekolah

panjang

Sosialisasi KTSP
sekolah dilakukan
kepada semua
warga sekolah

Visi, misi, dan tujuan sekolah yang tidak


dipahami tidak akan memberikan energy
untuk pencapaian visi dan tujuan dan
pelaksanaan misi-misi sekolah

Sekolah memiliki
dokumen rencana

KTSP merupakan produk bersama


yang mencerminkan layanan pokok
sekolah bagi peserta didiknya. Karena
itu, semua pihak yang terlibat dengan
penyelenggaraan sekolah ybs harus
mengetahui dan memahami informasi
yang tertuang dalam KTSP dengan
baik
Supaya tidak terjadi pemaknaan yang
berbeda atau salah terhadap hal-hal
yang harus dilakukan oleh berbagai
pihak dalam memberikan layanan bagi
peserta didik, khususnya layanan
pendidikan.
Supaya semua orang yang
berkepentingan dapat ikut
berkontribusi terhadap
penyelenggaraan sekolah secara
proporsional sesuai dengan perannya
masing-masing.
Penyusunan rencana program
merupakan salah satu dari fungsi

65 | P a g e

LANGKAH PEMENUHAN

Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan


bersama antara sekolah dengan para
pemangku kepentingan

KTSP dibuat dalam versi ringkas


(resume) dan versi lengkap. Versi
ringkas diperuntukan bagi
masyarakat umum, sedangkan versi
lengkap diperuntukan bagi pengelola
sekolah.
Minimal satu tahun satu kali, pihak
sekolah wajib mengundang para
pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk melakukan
proses sosialisasi KTSP.
Jika sekolah memiliki website,
proses sosialisasi dapat dilakukan
melalui pengunduhan di website
sekolah.
Jika sekolah memiliki Koran/majalah
sekolah, sosialisasi dapat dilakukan
melalui perantara Koran/majalah
sekolah.

Sekolah menyelenggarakan workshop


untuk menyusun rencana kerja sekolah

PERSONIL

missal: alumni, DU/DI,


dll.
PTK di sekolah, komite
sekolah,

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

1 bln

Kepala sekolah, guruguru, komite sekolah

Menjelang atau
awal tahun
ajaran

Kepala sekolah, komite


sekolah, unsur peserta

Antara 1 - 4 hari

HASIL

sekolahd an para pemangku


kepentingan
Semua/kecenderungan
warga sekolah dapat
berkontribusi untuk
pencapaian visi dan tujuan
sekolah, dan
mengimplementasikan misi
sekolah karena mereka
memahami visi, misi, dan
tujuan sekolah
Stakeholders sekolah dapat
dengan mudah menerima
dan memahami informasi
yang terkandung dalam
KTSP

Stakeholder skolah
terlibat dalam

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

kerja sekolah
dalam bentuk
RKS dan RKAS

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Penyusunan RKS
memperhatikan
pertimbangan
komite sekolah,
disetujui oleh
Dewan
Pendidikan, dan
disahkan
berlakunya oleh
Dinas Pendidikan
kab./kota atau
oleh
penyelenggara
sekolah bagi
sekolah swasta
Rencana kerja
sekolah
mendukung
pengembangan
karir guru

manajemen sekolah
RKS dan RKAS merupakan pedoman
bagi semua warga sekolah dalam
mengelola dan mengembangkan
sekolah untuk mencapai visi dan misi
sekolah
RKS dan RKAS menjadi salah satu
rujukan dalam proses evaluasi
keberhasilan program kerja/kegiatan
sekolah dalam setiap tahunnya.
Komite sekolah, dewan pendidikan,
dinas pendidikan kab./kota, atau
yayasan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan pengelolaan
sekolah. Karena itu RKS dan RAKS
perlu untuk diberikan pertimbangan
oleh unsur-unsur tersebut.
Sekolah merupakan bagian dari
komunitas yang lebih besar, seperti
masyarakat kelurahan, kecamatan,
dst.

Guru yang berkualitas merupakan kunci


utama keberhasilan sekolah dalam
memberikan layanan pokok
(pembelajaran/KBM). Pengembangan karir
guru merupakan salah satu upaya untuk
menjadikan guru memiliki motivasi yang
tinggi dalam memberikan layanan yang
professional kepada peserta didik dan

66 | P a g e

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

bersama dengan stakeholders dalam


bentuk RKS dan RKAS

didik, unsur PTK lainnya,


pengawas, dan pihakpihak yang dinilai
sekolah berkontribusi
dalam mengelola
sekolah, seperti DU/DI,
tokoh masyarakat yg
tidak masuk dalam
komite sekolah, dll.

Penyusunan/workshop/lokakarya
RKS dan RKAS melibatkan para
stakeholders sekolah
Pengesahan RPS dan RKAS
mencantumkan mengetahui pihak
komite sekolah, dewan pendidikan,
dan dinas pendidikan kab./kota atau
pihak yayasan (khusus bagi sekolah
swasta).

Kepala sekolah, komite


sekolah

Kepala sekolah dan guru


mengusulkan untuk memasukan
program kerja pengembangan karir
guru ke dalam RKS dan RKAS.
Sekolah harus membuat indikator
keberhasilan pengembangan karir
guru untuk kepentingan pencapaian,
evaluasi pencapaian dan tindaklanjut

Kepala sekolah, guru

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Antara 1 - 4 hari

Ketika
penyusunan
RKS dan RKAS

penyusunan RPS dan


RKAS
Sekolah memiliki
dokumen RKS dan
RKAS yang merupakan
produk bersama

RKS dan RKAS dibuat


secara bersama dengan
melibatkan stakeholder
sekolah
RKS dan RKAS
ditandatangani oleh
komite sekolah, dewan
pendidikan, dinas
pendidikan kab./kota
atau yayasan (khusus
sekolah swasta)

Dalam RKS dan RKAS


mencantumkan program
pengembangan karir
guru
Kegiatan pengembangan
karir guru didukung oleh
kepala sekolah
Kegiatan pengembangan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

berbagai pihak terkait.


Sekolah
melaksanakan
program
peningkatan mutu
sekolah

Program yang diselenggarakan oleh


sekolah harus berorientasi mutu bukan
sekedar pelaksanaan program tanpa ada
orientasi peningkatan mutu. Hal ini
dikarenakan proses manajemen sekolah
diorientasikan untuk pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien

Untuk kesinambungan program dan hasil


yang lebih baik, penyusunan program
peningkatan mutu perlu mengggunakan
hasil evaluasi diri, akreditasi sekolah, dan
kelulusan siswa.

Pencapaian visi dan misi sekolah tidak


dapat dilakukan secara terpisah-pisah
(parsial). Semua kegiatan yang dilakukan

67 | P a g e

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

dari evaluasi tersebut.

Penyusunan
program
peningkatan mutu
sekolah
mendasarkan
pada: hasil
evaluasi diri, hasil
akreditasi sekolah,
dan kelulusan
siswa
Sekolah
merealisasikan
visi dan misi ke

PERSONIL

Penyusunan programprogram
sekolah didasarkan pada masalahmasalah dan tantangan-tantangan
yang dihadapi sekolah.
Sekolah menyusun indikator
kebermutuan sekolah/pemenuhan
standar nasional pendidikan yang
dijadikan sebagai acuan dalam
upaya pemenuhan SNP.
Kepala sekolah mempertimbangkan
dampak mutu ketika memutuskan
program atau kegiatan yang akan
dilakukan
Pengelolaan program dan kegiatan
dilakukan secara transparan
sehingga banyak orang/pihak yang
akan memberikan pemikiran untuk
kebermutuannya.
Sekolah melakukan EDS dan
mengolahnya menjadi profil mutu
sekolah
Berdasarkan profil mutu sekolah
kemudian disusun program kerja
jangka menengah (RKS-4 tahunan)
dan tahunan (RKAS).

Warga sekolah (KS,


guru, TAS, pustakawan,
laboran, konselor,
penjaga sekolah, komite
sekolah, peserta didik)

Kepala sekolah bersama komute


sekolah dan guru-guru membuat
indikator keberhasilan visi sekolah

Kepala sekolah, guru,


peserta didik, komite
sekolah, unsur orang tua,

Sepanjang
tahun ajaran

Kepala sekolah, komite


sekolah, unsur peserta
didik, unsur orang tua,

1 bulan

Sepanjang
tahun ajaran

karir guru didukung oleh


pendanaan sekolah
Dalam satu tahun ajaran,
sekolah mampu
melaksanakan program
peningkatan mutu yang
tertuang dalam RKAS
lebih dari 80%.
Mutu/prestasi akademik
dan non akademik
sekolah (guru, siswa,
KS) terus meningkat dari
tahun ke tahun

Program peningkatan
mutu sekolah didasarkan
pada data dan informasi
yang akurat dan up
todate
RKS dan RKAS

KBM yang dilaksanakan


sesuai atau
mencerminan upaya

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran,
pengelolaan PTK,
dan pelaksanaan
kegiatan
kesiswaan

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

harus sesuai dengan upaya pencapaian


visi dan misi sekolah. Demikian halnya
pengelolaan PTK dan kesiswaan
merupakan bagian dari manajemen
sekolah yang tujuan intinya adalah
bagaimana mencapai visi dan misi
sekolah.

LANGKAH PEMENUHAN

Sekolah
menyusun
pedomanpedoman
pengelolaan
sekolah

Pedoman pengelolaan memberikan


kemudahan bagi warga sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugasnya untuk
mencapai tujuan sekolah

68 | P a g e

sebagai acuan untuk mengetahuai


ketercapaian visi sekolah.
Kepala sekolah melakukan rapat
sekolah untuk membahas upaya
pencapaian visi sekolah melalui
peran dan tugas masing-masing
orang di sekolah.
Kepala sekolah memberikan
penguatan kepada warga sekolah
mengenai pentingnya kebermutuan
layanan pokok sekolah, yaitu
pendidikan bagi peserta didik yang
dirancang oleh guru dan difasilitasi
oleh sekolah
Untuk menstimulasi motivasi warga
sekolah dalam pencapaian visi dan
misi sekolah, kepala sekolah dapat
membuat program pemeliharaan
dan peningkatan kinerja bagi warga
sekolah, seperti dalam bentuk:
pemilihan siswa terbaik untuk setiap
semester, pemilihan guru terbaik,
pemberian penghargaan kepada
warga sekolah yang berprestasi, dll.
Kepala sekolah memberikan
petunjuk kepada penanggungjawab
program/ kegiatan untuk menyusun
atau mengembangkan pedomanpedoman yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kerja masing-masing
(menyusun POS)
Jika POS ini sudah ada, kepala
sekolah melakukan kajian mengenai

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

pencapaian visi dan misi


sekolah.
PTK memiliki
kemampuan dalam
memberikan layanan
bagi peserta didik dan
stakeholders lainnya
Program kesiswaan
dapat memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik secara
memadai.

Sekolah memiliki dokumendokumen POS, khususnya


dalam implementasi layanan
pokok sekolah.

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Budaya dan
lingkungan
sekolah kondusif
untuk
pembelajaran

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Pembelajaran sebagai layanan pokok


sekolah tidak akan tercapai secara efektif
jika budaya dan lingkungan sekolah tidak
kondusif. Terlebih jika sekolah memiliki
kondisi toxic culture (mindset, kebiasaan,
dan artifac/simbol-simbol yang
bertentangan dengan proses pendidikan)

LANGKAH PEMENUHAN

Warga sekolah
dapat mengakses
laporan
pengelolaan
keuangan sekolah
secara transparan
dan akuntabel

Transaparansi dan akuntabilitas


pengelolaan keuangan merupakan
bagian dari indikator good
governance.
Transparansi dan akuntabilitas akan
memicu profesionalitas yang lebih
tinggi dalam pelaksanaan setiap
pekerjaan yang dilakukan

69 | P a g e

efektifitas POS dan kemudian


memperbaiki hal-hal yang dianggap
lemah/kurang.
Kepala sekolah menjadi teladan
dalam perilaku ideal yang
diharapkan
Sekolah mengeluarkan aturan tata
tertib yang dilaksanakan secara
konsisten, baik untuk PTK maupun
peserta didik.
Penataan lingkungan sekolah dan
kelas diakukan dengan
memperhatikan kenyamanan psikis,
sosial, dan budaya belajar bagi
peserta didik
Jika memungkinkan semua PTK dan
komite sekolah diberikan photo copy
RKAS
RKAS ditempel di mading atau pada
media yang digunakan oleh warga
sekolah
Sekolah mengeluarkan laporan
keuangan bulanan, tiga bulanan,
semesteran, dan tahunan yang
dipublikasikan secara rutin kepada
warga sekolah, baik melalui rapat,
media madding atau media yang
paling memunginkan digunakan oleh
sekolah
Setiap anggaran yang digunakan
oleh sekolah disertai oleh
pertanggungajawaban, baik secara
adeministratif dat/atau kesepakatan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala sekolah dan


semua warga sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Secara psikis, social, dan


budaya, Lingkungan sekolah
nyaman untuk belajar bagi
peserta didik dan nyamana
untuk bekerja bagi PTK

PTK di sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Warga sekolah dapat terlibat


dalam menentukan anggaran
dan dengan mudah
mengakses informasi
mengenai pengelolaan
keuangan sekolah (baik
dalam proses penganggaran,
penggunaan, maupun
pertanggyngjawaban)

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Sekolah menjalin
kemitraan dengan
lembaga lain
untuk mendukung
implementasi
rencana kerja
sekolah

Sekolah
melakukan
evaluasi rencana
kerja sekolah
minimal 1 kali per
tahun

Evaluasi rencana kerja dilakukan untuk


mengetahui tingkat ketercapaian rencana,
sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
untuk perbaikan atau peningkatan

Program supervisi
dan evaluasi
meliputi:
pemantauan,
evaluasi dan

Pelaksanaan supervisi jika tidak dibarengi


dengan tindaklanjut, tidak akan
memberikan perbaikan pada proses
pembelajaran.

Pengelolaan sekolah sangat tidak


mungkin dilakukan hanya oleh kepala
sekolah dan guru, tetapi harus
melibatkan pihak lain di luar sekolah,
seperti orang tua, DU/DI, dan para
pemangku kepentingan lainnya.
Sumber daya sekolah amat sangat
terbatas, sedangkan sumber daya
masyarakat di sekitar sekolah itu tidak
terbatas.

70 | P a g e

LANGKAH PEMENUHAN

bersama (pihak sekolah dengan


komite sekolah).
Kepala sekolah mengidentifikasi
pihak-pihak yang potensial untuk
menjadi mitra sekolah dalam
mencapai visi dan misi sekolah, baik
secara perorangan, kelompok,
maupun organisasi.
Kepala sekolah menjalin/membuka
pembicaraan dengan stakeholders
untuk kerjasama yang mutualisme
Sekolah mengirimkan secara
berkala informasi mengenai
perkembangan sekolah kepada
stakeholders.
Sekolah mengadakan pertemuan
secara berkala dengan pihak-pihak
yang dianggap potensial, untuk
memelihara dan meningkatkan
komitmen dalam pencapaian visi
bersama sekolah
Pada setiap akhir semester
dilakukan rapat evaluasi bersama
mengenai capaian kinerja PTK dan
kinerja sekolah
Berdasarkan evaluasi tersebut, jika
diperlukan, rencana kerja sekolah
direvisi/diperbaiki/disesuaikan
Kepala sekolah membuat program
supervisi tahunan untuk semua guru.
Setiap guru minimal mengalami proses
supervise sebanyak 3 kali untuk melihat
apakah tindak lanjut yang dilakukan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala sekolah, komite


sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Sekolah memiliki
kesepahaman dan kerja
sama dengan berbagai pihak
terkait (eksternal) dalam
mencapai tujuan sekolah.

PTK, komite sekolah

Setiap akhir
semester

Sekolah memiliki rencana


tindak untuk pemecahan
masalah yang dihadapi oleh
masing-masing maupun oleh
satuan pendidikan

Kepala Sekolah, guru

Sepanjang
tahun ajaran

Guru mengalami
perbaikan/peningkatan dalam
layanan pembelajaran

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

tindak lanjut
Sekolah
mensosialisasikan
laporan hasil
pelaksanaan
program sekolah

Sekolah
melakukan tindak
lanjut hasil
evaluasi
pelaksanaan
program/kegiatan
sekolah

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Hasil evaluasi program kerja sekolah


merupakan informasi penting yang harus
diketahui oleh warga sekolah untuk
ditindaklanjuti oleh warga sekolah melalui
proses perbaikan atau peningkatan
(continuous improvement)

Tindaklanjut merupakan upaya pemecahan


masalah atau peningkatan mutu, tanpa
tindak lanjut, maka evaluasi dapat
dikatakan tidak memiliki makna apa-apa.

LANGKAH PEMENUHAN

berhasil atau tidak


Setiap akhir semester kepala
sekolah mengadakan rapat dengan
PTK dan komite sekolah untuk
membahas laporan hasil
pelaksanaan program sekolah.
Program kerja sekolah yang tidak
sesuai/tidak memungkinkan dicapai
direvisi

Sekolah
melakukan
evaluasi

Proses kerja guru perlu dianalisis dalam


proses pencapaian tujuan. Apakah efektif
atau tidak? Proses evaluasi ini dilakukan
71 | P a g e

Kepala sekolah, guru, pustawakan,


laboran, TAS menganalisis hasil
evaluasi terhadap pelaksanaan
program kerja sekolah
Melakukan perencanaan
ulang/penyesuaian terhadap
program kerja yang belum
direalisasikan dan dirasakan perlu
untuk direvisi
Merancang program kerja untuk
tahun ajaran selanjutnya yang
didasarkan pada hasil evaluasi hasil
pelaksanaan program kerja yang
telah lalu.
Memberikan reward kepada PTK
atas capaian keberhasilan kerja
sesuai ketentuan sekolah
Melakukan pembinaan kepada PTK
yang kinerjanya rendah
Menjelang tengah semester dan
akhir semester kepala sekolah dan

PERSONIL

PTK, komite sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Setiap akhir
semester

HASIL

PTK

KS, guru

Setiap akhir
semester dan
Sepanjang
tahun ajaran

Menjelang
tengah dan
akhir semester

PTK dan komite sekolah


memahami tingkat
capaian, kendala, dan
pemecahan masalah
yang harus diambil ke
depannya
Program kerja sekolah
yang telah direvisi, jika
ada kebutuhan untuk
revisi program kerja
PTK termotivasi untuk
bekerja lebih baik
PTK yang kinerjanya
rendah dapat
meningkatkan kinerjanya
secara bertahap

Kepala sekolah dan guru


mengalami proses

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

pendayagunaan
pendidik pada
setiap akhir
semester

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

untuk membandingkan antara apa yang


dilakukan dengan apa yang direncanakan
atau membandingkan apa yang
diharapkan dengan apa yang menjadi
kenyataan dari guru-guru di sekolah

LANGKAH PEMENUHAN

Sekolah
melakukan
evaluasi
pendayagunaan
tenaga
kependidikan
pada setiap akhir
semester

Proses kerja tenaga kependidikan perlu


dianalisis dalam proses pencapaian tujuan.
Apakah efektif atau tidak? Proses evaluasi
ini dilakukan untuk membandingkan antara
apa yang dilakukan dengan apa yang
direncanakan atau membandingkan apa
yang diharapkan dengan apa yang menjadi
kenyataan dari tenaga kependidikan di
sekolah

72 | P a g e

guru melakukan analisis terhadap


capaian KKM peserta didik.
Berdasarkan capaian KKM siswa ini,
kepala sekolah berdiskusi dengan
guru-guru mengenai apa yang
menjadi kendala bagi guru dalam
KBM dan apa yang harus diperbaiki.
Kepala sekolah dan guru
membandingkan efektifitas beban
kerja guru dengan ketercapaian
KKM pada masing-masing
kelas/mata pelajaran.
Kepala sekolah dan guru membuat
kesimpulan-kesimpulan terhadap
proses kerja yang telah dilakukan,
misal: beban kerja guru terlalu berat,
sehingga banyak tugas-tugas siswa
yang tidak terperiksa. Dll.
Menjelang tengah semester dan
akhir semester kepala sekolah dan
tenaga kependidikan sekolah
melakukan analisis terhadap
implementasi tupoksi masing-masing
Berdasarkan implementasi tupoksi
masing-masing, kepala sekolah
berdiskusi dengan tenaga
kependidikan (TK) mengenai apa
yang menjadi kendala bagi TK
dalam melaksanakan tupoksinya
dan apa yang harus diperbaiki
kemudian.
Kepala sekolah dan TK sekolah
membandingkan efektifitas beban

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

KS, pustakawan,
laboran, TAS, konselor

Menjelang
tengah dan
akhir semester

evaluasi bersama
terhadap efektivitas KBM
dan beban kerja guru
Sekolah memiliki
informasi mengenai
capaian KKM dan
efektivitas beban kerja
guru

Kepala sekolah dan


mengalami proses
evaluasi bersama
terhadap implementasi
Tupoksi masing-masing,
beban kerja, dan daya
dukung kerja masingmasing
Sekolah memiliki
informasi mengenai
capaian kerja masingmasing TK dan
efektivitas beban kerja
TK

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Sekolah mengikuti
akreditasi oleh
BAN-SM untuk
melakukan status
akreditasi sekolah

Akreditasi diperlukan sebagai salah


satu bentuk pertanggungjawaban
sekolah terhadap para pemangku
kepentingan
Akreditasi diperlukan untuk
kepentingan sekolah dalam
mengeluarkan izajah bagi peserta
didik
Akreditasi diperlukan untuk berbagai
kepentingan pengelolaan sekolah,
seperti pembinaan oleh kepala
sekolah dan pengawas, dll.

73 | P a g e

kerja masing-masing TK dengan


ketercapaian target kerja masingmasing.
Kepala sekolah dan TK membuat
kesimpulan-kesimpulan terhadap
proses kerja yang telah dilakukan,
misal: implementasi pelayanan
pustakawan terkendala oleh
kemampuan pustakawan dalam
menyusun buku-buku refensi. Dll.
Kepala sekolah mengadakan rapat
sekolah untuk membahas proses
akreditasi sekolah dan penyusunan
tim akreditasi sekolah
Kepala sekolah menyusun tim
akreditasi sekolah yang dikukuhkan
melalui surat keputusan KS
mengenai tim akreditasi sekolah
Kepala sekolah memfasilitasi tim
akreditasi untuk melakukan tugastugasnya.
Tim akreditasi menyiapkan semua
persyaratan untuk akreditasi, seperi
pengisian EDS, dll sesuai petunjuk
akreditasi BAN-SM
Kepala sekolah memeriksa
persiapan syarat-syarat untuk
diakreditasi yang sudah disiapkan
oleh tim akreditasi sekolah.
Jika dinilai sudah memenuhi
berbagai persyaratan akreditasi,
Kepala sekolah mengajukan, melalui
dinas pendidikan kab./kota untuk

PERSONIL

Warga sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Sesuai
kebutuhan

HASIL

Sekolah memiliki SK tim


akreditasi sekolah
Sekolah memiliki
sejumlah persyaratan
untuk akreditasi sekolah
Sekolah memiliki nilai
akreditasi sekolah yang
dikeluarkan oleh BANSM

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

dilakukan proses akreditasi.


Guru dilibatkan
dalam perumusan
visi, misi dan
tujuan serta
penyusunan
rencana kerja
sekolah

Sesuai
kompetensinya
kepala sekolah
dapat dijadikan
teladan bagi
semua warga
sekolah

Kepemimpinan
sekolah mampu
menerapkan ciriciri kepemimpinan

Keterlibatan guru dalam perumusan


visi, misi, dan tujuan sekolah perlu
karena guru menjadi bagian penting
dalam pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah.
Pelibatan guru akan menguatkan
komitmen guru dalam proses
pencaaian visi, misi, dan tujuan
sekolah
Pelibatan guru dalam merumuskan
visi, misi, dan tujuan sekolah akan
mengakibatkan iklim sekolah menjadi
lebih terbuka dan terbangunnya tim
kerja sekolah yang lebih solid.
Keteladanan kepala sekolah
merupakan bagian dari proses
pendidikan di sekolah, khususnya bagi
peserta didik.
Perilaku teladan kepala sekolah
menjadi perilaku pembanding bagi
warga sekolah dalam menjalankan
tupoksi masing-masing
Keteladanan lebih bermakna/efektif
dalam proses kepemimpinan kepala
sekolah dibandingkan perintah atau
petunjuk lisan

Kepemimpinan sekolah yang efektif


menjadi kunci untuk kinerja sekolah,
kinerja guru, kinerja tenaga kependidikan
sekolah dalam mencapai visi, misi, dan

74 | P a g e

Kepala sekolah menampung semua


aspirasi guru untuk perumusan visi,
misi, dan tujuan sekolah
Kepala sekolah menghadirkan guruguru dalam rapat penyusunan visi,
misi, dan tujuan sekolah

KS, guru

Kepala sekolah melakukan evaluasi


diri terhadap proses
kepemimpinannya secara berkala,
seperti seminggu sekali
Kepala sekolah mendengarkan
suara-suara warga sekolah, baik
secara langsung maupun tidak
langsung mengenai proses
kepemimpinannya
Perilaku kepala sekolah konsisten
dalam menjalankan aturan-aturan
sekolah

KS

Kepala sekolah secara konsisten


menjaga kesesuaian antara apa
yang diucapkan dengan apa yang
dilakukan dalam proses

KS

Menjelang awal
tahun ajaran
baru
(penyusunan
RPS/RKS)

Sepanjang
tahun ajaran

Sepanjang
tahun ajaran

Aspirasi guru-guru dapat


diidentifikasi oleh kepala
sekolah
Sekolah memiliki
rumusan visi, misi, dan
tujuan sekolah

Perilaku kepala sekolah


mencerminkan nilai-nilai
yang dianut oleh sekolah
Warga sekolah
menghormati
kepemimpinan KS
karena kesesuaian
antara perilaku
keseharian KS dengan
nilai yang dianut

Warga sekolah dapat


mengikuti kepemimpinan
kepala sekolah

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

yang efektif

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

tujuan sekolah

Warga sekolah
mudah
mengakses
informasi dan
pengaduan terkait
dengan
pengelolaan
sekolah

7.

Kemudahan mengakses informasi dan


pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah merupakan
bagian dari indikasi good governance.
Kemudahan mengakses informasi dan
pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah akan membuka
peluang yang lebih besar dalam
proses peningkatan mutu secara
berkelanjutan
Kemudahan mengakses informasi dan
pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah akan
mempermudah kepala sekolah dan
warga sekolah lainnya untuk
memperbaiki kekurangannya

kepemimpinannya
Kepemimpinan kepala sekolah
dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah
Kepala sekolah bersama dengan
warga sekolah membuat mekanisme
pengaduan terhadap pengelolaan
sekolah, seperti menggunakan
kotapengaduan, SMS, email, dll.
Kepala sekolah mengumumkan
(lisan/tulisan) mengenai keterbukaan
informasi terkait dengan pengelolaan
sekolah kepada para pemangku
kepentingan sekolah
Kepala sekolah/pihak yang
ditugaskan merespon pengaduanpengaduan yang masuk ke sekolah

PERSONIL

Kepala sekolah

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Sepanjang
tahun ajaran

HASIL

Perilaku kepala sekolah


jadi teladan bagi warga
sekolah

Sekolah memiliki
mekanisme pengaduan
terkait dengan
pengelolaan sekolah
Sekolah menyediakan
media pengaduan
Warga sekolah dapat
memberikan masukan,
koreksi, gagasan dengan
mudah untuk perbaikan
dan peningkatan mutu
sekolah
Iklim organisasi
(sekolah) terbuka

STANDAR PEMBIAYAAN
INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Ada unsur
masyarakat yang
berpartisipasi
dalam rapat
penetapan
besaran

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

Keterlibatan masyarakat dalam penetapan


biaya sekolah merupakan bagian penting
dari penguatan komitmen (rasa memiliki)
masyarakat terhadap sekolah

75 | P a g e

LANGKAH PEMENUHAN

Penyusunan RKS dan RKAS dilakukan


dengan mengundang/menghadirkan
unsur-unsur Kepala sekolah, guru,
komite sekolah, perwakilan orang tua,
tokoh masyarakat, aparat RT, RW,
Kelurahan, dan stakeholders lainnya

PERSONIL

Kepala sekolah, guru,


komite sekolah,
perwakilan orang tua,
tokoh masyarakat, aparat
RT, RW, Kelurahan

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Lokakarya/
rapat
penyusunan
RKAS/RKT

HASIL

Masyarakat memiliki
komitmen yang lebih
tinggi untuk kemajuan
sekolah
Ada kesepakatan warga
sekolah dan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

pembiayaan yang
harus ditanggung
oleh orang tua
murid

LANGKAH PEMENUHAN

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

yang memungkinkan

Besaran biaya
operasi nonpersonalia
dihitung
berdasarkan
standar biaya per
sekolah/ program
keahlian

Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah


harus didasarkan pada pertimbangan
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara internal maupun eksternal
sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan
harus mengikuti standar yang berlaku atau
yang diberlakukan oleh sekolah sesuai
dengan aturan yang ditetapkan pemerintah

Besaran biaya
operasi nonpersonalia
dihitung
berdasarkan
standar biaya per
rombongan
belajar
Besaran biaya
operasi nonpersonalia
dihitung
berdasarkan
standar biaya per
peserta didik

Besaran biaya yang dihitung berdasarkan


perbandingan dengan rombel akan
mempermudah sekolah dan stakeholders
dalam menilai efektiftas dan efisiensi biaya
sekolah

Besaran biaya yang dihitung berdasarkan


perbandingan dengan peserta didik akan
mempermudah sekolah dan stakeholders
dalam menilai efektiftas dan efisiensi biaya
sekolah

Sekolah

Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah

76 | P a g e

Sebelum sekolah mengalokasikan


biaya operasi non-personalia,
terlebih dahulu dianalisis standar
biaya per sekolah/program keahlian
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui besaran biaya operasi
non personalia berdasarkan standar
biaya per sekolah/program studi

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Sebelum sekolah mengalokasikan


biaya operasi non-personalia,
terlebih dahulu dianalisis standar
biaya per rombel
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui besaran biaya operasi
non personalia berdasarkan standar
biaya per rombel
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya operasi non-personalia,
terlebih dahulu dianalisis standar
biaya per peserta didik
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui besaran biaya operasi
non personalia berdasarkan standar
biaya per peserta didik
Sebelum sekolah mengalokasikan

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Pada saat
penyusunan
RKAS

Pada saat
penyusunan
RKAS

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Pada saat
penyusunan
RKAS

Kepala sekolah,

Pada saat

stakeholders sekolah
mengenai besaran biaya
per bulan yang harus
ditanggung orang tua
siswa/wali murid untuk
biaya operasional
sekolah
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Sekolah memiliki
besaran biaya operasi
non personalia
berdasarkan standar
biaya persekolah/
program keahlian
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Sekolah memiliki
informasi mengenai
satuan biaya operasi
non-personalia per
rombel
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Sekolah memiliki
informasi mengenai
satuan biaya operasi
non-personalia per
peserta didik
RKAS disusun dengan

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

menghitung
besaran
persentase
minimum biaya
ATS berdasarkan
standar
pembiayaan

harus didasarkan pada pertimbangan


rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara internal maupun eksternal
sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan
harus mengikuti standar yang berlaku atau
yang diberlakukan oleh sekolah sesuai
dengan aturan yang ditetapkan pemerintah

Sekolah
menghitung
besaran
persentase
minimum biaya
BAHP
berdasarkan
standar
pembiayaan

Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah


harus didasarkan pada pertimbangan
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara internal maupun eksternal
sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan
harus mengikuti standar yang berlaku atau
yang diberlakukan oleh sekolah sesuai
dengan aturan yang ditetapkan pemerintah

Sekolah
menghitung
besaran biaya
operasi selain
biaya operasi non
personalia, ATS,
dan BAHP
Kemudahan
mengakses
dokumen
pengelolaan
pembiayaan
sekolah

Untuk kepentingan pengelolaan keuangan


sekolah, sekolah harus menghitung semua
pengeluaran sekolah untuk setiap
tahunnya.

LANGKAH PEMENUHAN

Akses dokumen keuangan sekolah yang


mudah bagi pihak-pihak berkepentingan
merupakan bagian dari implementasi
transaparansi (good governance)

77 | P a g e

biaya ATS, terlebih dahulu dianalisis


standar pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui persentase minimum
biaya ATS berdasarkan standar
pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya BAHP, terlebih dahulu
dianalisis standar pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui persentase minimum
biaya BAHP berdasarkan standar
pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Rapat RKAS menganalisis
kebutuhan biaya selain biaya
operasi non personalia, ATS, dan
BAHP
Rapat RAKS menetapkan biaya
sekolah selain biaya operasi non
personalia, ATS, dan BAHP
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan dokumen
RKAS kepada warga sekolah
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan laporan
keuangan sekolah secara berkala.
Misal per tiga bulan sekali, per
semester sekali, dsb.

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

bendahara sekolah,
komite sekolah

penyusunan
RKAS

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Pada saat
penyusunan
RKAS

HASIL

mengikuti standar biaya


yang berlaku
Persentase biaya ATS
ditetapkan berdasarkan
standar pembiayaan

RKAS disusun dengan


mengikuti standar biaya
yang berlaku
Persentase biaya BAHP
ditetapkan berdasarkan
standar pembiayaan

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Pada saat
penyusunan
RKAS

RKAS mengalokasi dana


untuk membiayai operasi
sekolah selain biaya operasi
operasi non personalia, ATS,
dan BAHP

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Warga sekolah dapat dengan


mudah mengakses dokumen
pengelolaan keuangan
sekolah

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Besaran
perolehan dana
yang bersumber
dari Pemerintah
Pusat,
Pemerrintahan
Provinsi,
Pemerintahan
Kab./Kota, orang
tua siswa, dan
masyarakat
Sekolah
menyusun
laporan
pengelolaan
pembiayaan

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Penyusunan keuangan sekolah harus


mengidentifikasi semua pemasukan
keuangan sekolah, sehingga sekolah
dapat dengan mudah memetakan
pemenuhan kebutuhan biaya operasional
& investasi sekolah ketika menyusun
RKAS

Laporan pembiayaan merupakan bagian


dari akuntabilitas pengelolaan keuangan
sekolah, yang akan digunakan untuk
kepentingan internal dan eksternal
sekolah.

Kemudahan
akses terhadap
laporan
pengelolaan
keuangan

8.

Kemudahan akses informasi


pengelolaan keuangan merupakan
bagian dari good governance.
Kemudahan akses informasi
pengelolaan keuangan akan
membangun kepercayaan dan
komitmen (rasa memiliki) para
pemangku kepentingan terhadap
sekolah

STANDAR PENILAIAN
78 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Dalam penyusunan RKAS, Kepala


sekolah, bendahara sekolah, komite
sekolah mengidentifikasi besaran
semua pemasukan keuangan
sekolah secara komprehensif
Dalam penyusunan RKAS diketahui
ancangan jumlah pemasukan
keuangan sekolah secara
keseluruhan dan per sumber
pemasukan

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Pada saat
penyusunan
RKAS

Dokumen RKAS
mencantumkan rencana
pemasukan keuangan
sekolah per sumber masukan
dan secara keseluruhan

Setiap uang yang dikeluarkan


sekolah disertai dengan bukti otentik
Setiap realisasi pengeluaran dan
pemasukan keuangan sekolah
direkap sesuai dengan ketentuan
akuntasi yang berlaku
sekolah menyusun laporan
keuangan beradasarkan sistem
akuntansi keuangan Negara
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan dokumen
RKAS kepada warga sekolah
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan laporan
keuangan sekolah secara berkala.
Misal per tiga bulan sekali, per
semester sekali, dsb.

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah,
departemen/ program
studi masing-masing,
PTK

Sepanjang
tahun ajaran

Sekolah memiliki laporan


pengelolaan keuangan
sekolah

Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah

Sepanjang
tahun ajaran

Warga sekolah dapat dengan


mudah mengakses dokumen
pengelolaan keuangan
sekolah

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Guru membuat
rancangan
penilaian yang
menggunakan
berbagai teknik
penilaian, misal
tes untuk prestasi
belajar,
pengamatan
untuk perilaku,
lembar penilaian
untuk proses
pencapaian
kompetensi
Guru menyusun
instrumen yang
memenuhi syarat
substansi,
konstruksi, dan
bahasa

Satuan
pendidikan
melakukan

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Untuk memperoleh data pengukuran


Workshop penyamaan persepsi tentang
dengan hasil yang tepat dibutuhkan teknik
teknik-teknik penilaian yang sesuai
penilaian yang valid dan reliabel. Dengan
dengan data hasil belajar yang akan
demikian setiap penilaian harus dirancang
diperoleh.
dengan memperhatikan berbagai teknik
Penyusunan buku panduan tentang
penilaian.
teknik penalaian yang berlaku di
sekolah
Review draft panduan teknik penilaian
melalui wokshop sehingga
menghasilkan model yang
mengandung unsur inovatif sesuai
standar penilaian.
In House Traning bagi semua guru dalam
menggunakan teknik-teknik penilaian
Instrumen penilaian yang dikembangkan Workshop penyamaan persepsi tentang
oleh guru akan lebih bermakna dan tepat
pengembangan instrumen penilaian
sasaran dalam pengukuran hasil belajar.
yang memenuhi syarat substansi,
Dengan demikian dianggap penting dan
konstruksi, dan bahasa.
dijadikan indikator pemenuhan standar
Masing-masing guru mengembangkan
penilaian jika instrumen dikembangkan
instrumen pada setiap mata pelajaran
oleh masing-masing guru.
yang diampu.
Uji coba instrumen yang bekerjasama
dengan sekolah lain untuk menjaga
reliabilitas dan validitas alat ukur
(khusus untuk instrumen ujian akhir
semester)
Pemanfataan instrumen dalam kegiatan
evauasi
Pendokumentasian instrumen sebagai
bank soal sekolah.
Instrumen yang baik adalah instrumen
Workshop penyamaan persepsi tentang
yang memiliki tingkat validitas yang baik
pengujian validasi instrumen.
dan teruji secara empirik.
Uji coba instrumen yang bekerjasama

79 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

wakasek bidang
kurikulum dan guru

Awal tahun

Sekolah memiliki buku


panduan tentang teknik
penilaian sesuai dengan
karakter hasil belajar mata
pelajaran.

Guru

Awal tahun

Sekolah memiliki instrumen


atau bank soal yang dibuat
oleh guru.

Guru

Awal tahun

Sekolah memiliki instrumen


atau bank soal yang dibuat
oleh guru.

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

validitas empirik
terhadap
instrument
penilaian

LANGKAH PEMENUHAN

Satuan
pendidikan
memiliki
instrumen yang
berkualitas

Persyaratan instrumen yang baik adalah


yang mampu mengukur dari apa yang
akan diukur, memiliki daya pembeda, dan
reliabel.

Siswa menerima
informasi hasil
ulangan harian

Tujuan dari kegiatan evaluasi adalah

mengukur kemampuan atau kompetensi


peserta didik. Oleh karena itu peserta didik
berhak memperoleh informasi tentang
hasil-hasil ulangan umum.

Guru
menyampaikan
hasil penilaian
akhir kepada
peserta didik
dalam bentuk satu
nilai disertai

Kompetensi peserta didik yang diukur

memiliki berbagai dimensi. Nilai yang


dikeluarkan mengandung makna yang

multitafsir oleh karena itu perlu dijelaskan


dari makna nilai tersebut.

80 | P a g e

dengan sekolah lain untuk menjaga


validitas alat ukur (khusus untuk
instrumen ujian akhir semester)
Pemanfataan instrumen dalam kegiatan
evaluasi.
Pendokumentasian instrumen sebagai
bank soal sekolah.
Workshop penyamaan persepsi tentang
kriteria instrumen yang baik.
Guru mengembangkan instrumen
Uji coba instrumen yang bekerjasama
dengan sekolah lain untuk menjaga
validitas alat ukur (khusus untuk
instrumen ujian akhir semester)
Pemanfataan instrumen dalam kegiatan
evaluasi.
Pendokumentasian instrumen sebagai
bank soal sekolah.
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Membagian hasil ulangan kepada
peserta didik setelah data hasil
ulangan direkap oleh guru
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Membagian hasil ulangan kepada

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Guru

Awal tahun

Sekolah memiliki instrumen


atau bank soal yang dibuat
oleh guru.

Guru

Harian

Siswa menerima informasi


hasil ulangan harian yang
dibuktikan dengan
pengumuman pada papan
pengumuman.

Guru

Harian

Siswa menerima informasi


hasil ulangan harian yang
dilengkapi dengan deskripsi
makna nilai ulangan.

HASIL

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

deskripsi

Guru memberikan
remidi pada siswa
yang belum
mencapai KKM

Pembelajaran memiliki prinsip ketuntasan.


Setiap peserta didik berhak memperoleh
pelayanan guru jika mereka belum

mencapai KKM melalui remidi. Tujuan


remidi adalah memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk menuntaskan KKM

Guru
menggunakan
berbagai teknik
penilaian untuk
menilai hasil
belajar kognitif,
keterampilan, dan
afektif

Untuk memperoleh data pengukuran

dengan hasil yang tepat sesuai aspek


kognitif, afektif, dan keterampilan
dibutuhkan teknik penilaian yang valid dan
reliabel. Dengan demikian setiap penilaian
harus dirancang dengan memperhatikan
berbagai teknik penilaian dan aspek yang
akan dinilai

Guru mengolah/
menganalisis hasil

Analisis hasil penilaian merupakan tindak


lanjut upaya monitoring dan laporan hasil

81 | P a g e

peserta didik setelah data hasil


ulangan direkap oleh guru. Pada nilai
dijelaskan tentang makna dari nilainilai tersebut
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Membagian hasil ulangan kepada
peserta didik setelah data hasil
ulangan direkap oleh guru.
Guru memberi kegiata remidi terhadap
pokok bahasan yang belum berhasil
dicapoi siswa pada waktu yang telah
ditentukan
Workshop penyamaan persepsi tentang
teknik-teknik penilaian yang sesuai
dengan data hasil belajar yang akan
diperoleh (kognitif, afektif, dan
psikomotor)
Penyusunan buku panduan tentang
teknik penalaian yang berlaku di
sekolah
Review draft panduan teknik penilaian
melalui wokshop sehingga
menghasilkan model yang
mengandung unsur inovatif sesuai
standar penilaian.
In House Traning bagi semua guru dalam
menggunakan teknik-teknik penilaian
Workshop penyamaan persepsi tentang
analisis hasil penilaian untuk kegiatan

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Guru

Harian

wakasek bidang
kurikulum dan guru

Awal tahun

Sekolah memiliki buku


panduan tentang teknik
penilaian sesuai dengan
karakter hasil belajar mata
pelajaran.

Akhir tahun

Setiap guru memiliki


dokumen hasil analisis

wakasek bidang
kurikulum dan guru

HASIL

Jadwal remedial
Laporan kegiatan remedia
yang membuat tanggal,
waktu, tempat, materi yang
disampaikan, jumlah peserta
didik, dan guru mengajar.

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

penilaian untuk
mengetahui
kemajuan dan
kesulitan belajar
siswa

Guru
memanfaatkan
hasil penilaian

Setiap akhir
semester, guru
melaporkan hasil
penilaian

Guru melaporkan
hasil penilaian
akhlak kepada
guru agama

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

belajar untuk kegiatan perbaikan,


perbaikan, mengetahui kemajuan dan
mengetahui kemajuan dan kesulitan
kesulitan belajar siswa
belajar. Analisis hasil penilaian merupakan Melakukan analisis hasil penilaian oleh
pemaknaan dari pengumpulan dokumen
masing-masing guru.
hasil penilaian.
Kajian analisis hasil penilaian melalui
wokshop sehingga menghasilkan
keputusan untuk melakukan perbaikan.
Pendokumentasian hasil penilaian
kegiatan perbaikan.
Hasil penilaian memiliki banyak manfaat, Setelah melakukan ulangan, guru
yaitu tidak sekedar mengukur kompetensi
memeriksa lembar jawaban
siswa tetapi cerminan dari rangkaian
Mengolah data hasil ulangan menjadi
proses pembelajaran. Oleh karena itu hasil
infrormasi yang bermakna bagi peserta
penilaian harus dimaknai dan
didik.
dimanfaatkan untuk perbaikan
Memanfaatkan data hasil penilaian untuk
pembelajaran dan laporan kepada pihakperbaikan pembelajaran di masa yang
pihak terkait.
akan datang.
Pe Pendokumentasian hasil penilaian
untuk dibandingkan dengan hasil
penilaian yang akan datang.
Melaporkan hasil penilaian merupakan
Setelah melakukan ulangan, guru
bagian dari pelaksanaan prinsip
memeriksa lembar jawaban
akuntabilitas dalam pendidikan.
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Melaporkan hasil penilaian kepada pihak
sekolah yang selanjutnya disampaikan
kepada para stakeholder terkait.
Penilaian akhlak menjadi sangat penting Setelah melakukan penilaian aspek
untuk disaampaikan kepada guru agama
akhlak (yang terkait dengan mata
agar dapat ditindaklanjuti perbaikan dan
pelajaran), melaporkan hasil penilaian
pembinaan secara terarah
akhlak kepada guru agama)

82 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

penilaian dan dokumen hasil


untuk kegiatan perbaikan.

Guru

Akhir tahun

Setiap guru memiliki


dokumen hasil analisis
penilaian dan dokumen hasil
untuk kegiatan perbaikan.

Guru

Akhir tahun

Setiap guru memiliki


dokumen hasil analisis
penilaian dan dokumen hasil
penilaian dalam bentuk
laporan.

Guru

Akhir tahun

Setiap guru memiliki


dokumen hasil penilaian
akhlak
Guru agama mnerima
laporan dalam bentuk

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Guru melaporkan
hasil penilaian
kepribadian
kepada guru PKN

Satuan
pendidikan
mengadakan
rapat dewan guru
untuk
menentukan nilai
akhir peserta didik
(termasuk
kenaikan kelas
dan kelulusan)
Satuan
pendidikan
melaksanakan:
kriteria kenaikan
kelas, KKM

Satuan
pendidikan
melaporkan hasil
penilaian setiap
akhir semester
kepada semua
orangtua/wali
siswa.

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Melaporkan hasil penilaian akh;lak


kepada pihak sekolah.
Penilaian kepribadian menjadi sangat
Setelah melakukan penilaian aspek
penting untuk disaampaikan kepada guru
kepribadian (yang terkait dengan mata
PKn agar dapat ditindaklanjuti perbaikan
pelajaran), melaporkan hasil penilaian
dan pembinaan secara terarah
akhlak kepada guru PKn.
Melaporkan hasil penilaian akh;lak
kepada pihak sekolah.
Nilai akhir peserta didik merupakan
Rapat koordinasi menentukan nilai akhir
putusan yang akan dipublikasikan secara
peserta didik
luas dan akan menjadi laporan kemajuan Menetapkan kelulusan
peserta didik bagi orang tuanya masing- Mempublikasikan kepada pihk terkait dan
masing karena itu perlu dirapatkan oleh
orang tua siswa
dewan guru.

PERSONIL

Guru

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

Akhir tahun

HASIL

deskripsi akhlak yang perlu


diperbaiki.
Setiap guru memiliki
dokumen hasil penilaian
akhlak
Guru PKn menerima laporan
dalam bentuk deskripsi
akhlak yang perlu diperbaiki.
Notulensi rapat dewan guru
dalam menentukan nilai akhir
peserta didik (termasuk
kenaikan kelas dan
kelulusan)

Kepala Sekolah, Guru


BK dan Guru kelas/mata
pelajaran

Akhir semester

Kriteria kenaikan kelas dan KKM menjadi Rapat koordinasi menentukan kriteria
acuan dalam menentukan lulusan dan
kenaikan kelas dan KKM
menjadi target bagi semua siswa dalam
Mempublikasikan kepada pihk terkait dan
mencapai ketuntasan belajar karena itu
orang tua siswa tentang kriteria
sekolah harus memfasilitasi dengan baik
kenaikan kelas dan KKM
pencapaian setiap mata pelajaran.

Kepala Sekolah, Guru


BK dan Guru kelas/mata
pelajaran

Awal semester Notulensi rapat dewan guru


tentang kriteria kenaikan
kelas dan KKM.
Ketetapan kriteria kenaikan
kelas dan KKM dalam surat
keputusan

Nilai akhir peserta didik merupakan


Rapat koordinasi menentukan nilai akhir
putusan hasil belajar yang perlu diketahui
peserta didik
oleh peserta didik dan orang tuanya
Menetapkan kelulusan
karena orang tua/wali adalah pihak yang Menyampaikan hasil penilaian kepada
menitipkan pendidikan anak-anaknya
orang tua siswa
kepada pihak sekolah

Kepala Sekolah, Guru


BK dan Guru kelas/mata
pelajaran

Akhir semester Notulensi rapat dewan guru


dalam menentukan nilai
akhir peserta didik
Dokumentasi serah terima
dokumen hasil penilaian
kepada orang tua siswa

83 | P a g e

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Satuan
pendidikan
memanfatkan
hasil UN untuk
seleksi masuk,

Satuan
pendidikan
memiliki rata-rata
UN setinggi UN
SSN

Satuan
pendidikan
memanfaatkan
hasil analisis daya
serap

Pemantauan
terahadap kualitas
soal

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

Hasil Ujian Nasional dari sekolah pada


Menetapkan kriteria hasil UN dari
jenjang dibawahnya perlu menjadi acuan
sekolah pada jenjang dibawahnya
seleksi masuk sebagai bentuk
yang dapat diterima.
kepercayaan antar sekolah, lebih selektif, Melaksanakan seleksi administratif
dan efisiensi dalam penyelenggaraan
berdasarkan hasil UN
pendidikan.
Melaksanakan seleksi akademik jika
dianggap perlu sesuai kebijakan
sekolah masing-masing.
Sekolah Standar Nasional merupakan
Mempelajari ketetapan batas kelulusan
sekolah yang telah memenuhi persyaratan
UN
minimal dala penyelenggaraan pendidikan. Mengembangkan estimasi kisi-kisi soal
Dengan demikian secara rasional akan
UN
mebghasilkan lulusan yang berkualitas
Mengembangkan instrumen (soal) yang
yang ditunjukkan dengan rata-rata UN
setara UN
sama denga atau lebih tinggi dari standar. Tryout untuk peserta didik yang akan
menghadpi UN
Daya serap peserta didik terhadap isi
Mengembangkan instrumen penilaian
materi pelajaran dapat dijadikan estimasi
yang didasarkan pada tingkat kesulitan
terhadap penguasaan kompetensi. Daya
UN.
serap diukur melalui test. Hasil analisis
Melaksanakan test
data tentang daya serap sangat
Pengolahan hasil tes yang diarahkan
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
pada pengukuran daya serap matei
pembelajaran supaya dapat mencapai
ajar
KKM dan kelulusan UN.
Laporan dan tindak lanjut
Kualitas soal memiliki kedudukan yang
Memerika dan mereview setiap kisi-kisi
penting dalam mengukur keberhasilan
soal yang dikembangkan oleh guru
belajar. Kualitas soal ditentukan oleh
Memeriksa dan mereview setiap butir
tingkat validitas, reliabilitas, daya
soal yang dikembangkan oleh guru
pembeda, dan kualitas distraktor (pilihan
atau pihak lain
ganda). Setiap soal yang dikembangkan Melakukan uji coba kualitas soal
harus dipantau agar mampu megukur apa Melakukan dkumentasi soal dalam bank
yang akan diukur. Soal yang kualitas
soal milik sekolah
rendah harus dibuang dan tidak perlu

84 | P a g e

PERSONIL

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Kepala sekolah dan guru

Awal tahun
ajaran

Dikumen ketetapan kriteria


hasil UN yang yang dapat
diterima.

Guru

Awal semester Kisi kisi-kisi soal estimasi UN


instrumen (soal) yang setara
UN
jadwal tryout untuk peserta
didik yang akan menghadpi
UN

Wakasek kurikulum dan


guru

Akhir semester Kisi kisi-kisi soal estimasi UN


instrumen (soal) yang setara
UN
Deskripsi analisis daya serap.

Wakasek kurikulum dan


Guru

Awal semester Kisi-kisi soal dan butir soal


yang dikembangkan oleh
guru
Berita acara review kisi-kisi
dan butir soal

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR

Pemantauan
terhadap
pelaksanaan ujian

ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR

LANGKAH PEMENUHAN

digunakan.
Pemantauan pelaksanaan ujian

merupakan bagian yang sangat

menentukan dalam kegiatan penilaian. Jika


pelaksanaan ujian tidak tertib, banyak
kecurangan, dan dengan suasana yang
tidak kondusif maka hasil ujian dianggap
tidak sah. Oleh karena ini perlu
pemantauan yang ketat dalam

penyelenggaraan ujian

85 | P a g e

Membentuk panitia penyelenggaraan tes


Menggandakan soal sesuai jumlah siswa
Menetapkan jadwal ujian yan berisi
tanggal/hari, waktu, tempat, mata
ujian, dan pengawas ujian.
Membuat pedoman atau ketentuan
penyelenggaraan ujian
Setiap pengawas membuat surat
pernyataan untuk berlaku jujur, disiplin,
menjaga ketertiban, serta tidak
melakukan tindakan yang mengarah
pada perbuatan membantu siswa
dalam pengerjaan soal selama ujian
berlangsung.
Melaksanakan ujian dengan tertib
Memeriksa hasil ujian, mengolah, dan
melaporkan.

PERSONIL

Guru

WAKTU/DURASI
PEMENUHAN

HASIL

Akhir semester Panduan penyelenggaraan


ujian
Surat pernyataan pengawas
di atas materai
Sampel soal dan lembar
jawaban

BAB IV
PELEMBAGAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Pelembagaan penjaminan mutu pada tingkat satuan pendidikan adalah


penyusunan

Gugus

Kendali

Mutu

(GKM)

pada

tingkat

sekolah

dan

penyusunan tugas pokok dari masing-masing bagian di tingkat satuan


pendidikan untuk pemenuhan standar nasional pendidikan atau penjaminan
mutu pendidikan. Oleh karena itu perlu memperhatikan kebijakan usaha
peningkatan

mutu

kabupaten/kota
kewenangan

yang

karena

bagi

berlaku

banyak

satuan

secara

nasional,

kegiatan

pendidikan.

yang

Berikut

provinsi,

bukan
adalah

dan

merupakan
pelembagaan

penjaminan mutu yang perlu dilakukan oleh pemerintah, pemerintah


provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan penyelenggara satuan atau
program pendidikan, serta satuan pendidikan.
A. Pelembagaan

Penjaminan

Mutu

Pendidikan

di

tingkat

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota,


Penyelenggara, dan Masyarakat
Lembaga penjaminan mutu di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi,
dan pemerintah kabupaten/kota mengukuti prosuder yang berlaku
sebagaimana

tata

organisasi

yang

sah

berdasarkan

perundang-

undangan.
Tugas dan fungsi pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam penjaminan mutu pendidikan adalah:
1. Penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah,
pemerintah

provinsi,

dan

pemerintah

kabupaten

berdasarkan peraturan perundang-undangan.


Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang

atau

kota

ditetapkan

oleh

pemerintah dapat berupa peraturan pemerintah dan atau peraturan


menteri pendidikan nasional. Peraturan penjaminan mutu pendidikan
86 | P a g e

yang ditetapkan oleh pemerintah propinsi dapat berbentuk peraturan


gubernur tentang penjaminan mutu pendidikan yang berlaku di
provinsi dengan tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di
atasnya. Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh
pemerintah

kabupaten/kota

dapat

berbentuk

peraturan

bupati/walikota tentang penjaminan mutu pendidikan yang berlaku di


kabupaten/kota dengan tidak bertentangan dengan peraturan yang
ada di atasnya.
2. Penetapan Standar Mutu Pendidikan
Standar Mutu pendidikan untuk tingkat nasional mengacu pada
delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Standar mutu pendidikan untuk tingkat pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota sekurang-kurangnya mengacu pada delapan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) dan dapat melebihi dari SNP dengan
mengacu pada keunggulan lokal dan standar internasional.
3. Pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan.
a. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah berupa
bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan
kepada satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.
Pemberian bantuan dapat berupa (1) Peningkatan standar
Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2) Sarana dan Prasarana, (3)
Biaya pendidikan (operasional), dan (4) Membangun sistem
informasi pendidikan.
Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan
bantuan pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan
binaanya yang berada di kabupaten/kota dan menyampaikan
kepada instansi terkait.

87 | P a g e

Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi


kepada

satuan

pendidikan

kabupaten/kota dalam
sampai

pemenuhan

dan

pemerintah

provinsi

dan

peningkatan mutu; mulai dari pemetaan


standar;

Menyampaikan

hasil

UN

dan

Akreditasi.
Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan
teknis)

bersama

pemerintah

provinsi

kepada

pemerintah

kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan


sampai pemenuhan standar
b. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah provinsi
berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan
diberikan

kepada

satuan

pendidikan

yang

bukan

menjadi

kewenangannya.
Pemberian bantuan dalam bentuk non-fisik dapat berupa: (1)
Peningkatan standar Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2)
Penyusunan
pemerintah

POS

peningkatan

kabupaten/

kota,

penjaminan
dan

(3)

mutu

Biaya

kepada

pendidikan

(operasional)
Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan
bantuan pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan
binaanya

dari

kabupaten-kota

dan

menyampaikan

kepada

pemerintah dan/atau instansi terkait.


Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi
hasil pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan
pemerintah kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari
pemetaan sampai pemenuhan standar (baik SPM dan kemudian
SNP).
Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan
teknis) bersama pemerintah kepada pemerintah kabupaten/kota
dalam

peningkatan

pemenuhan standar.
88 | P a g e

mutu;

mulai

dari

pemetaan

sampai

c. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten


atau kota berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau
bimbingan diberikan kepada satuan pendidikan yang bukan
menjadi kewenangannya.
Pemberian bantuan dapat berupa: (1) Peningkatan kompetensi
Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2) Sarana dan Prasarana, (3)
Biaya pendidikan (operasional).
Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan
bantuan pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan
binaanya

dan

menyampaikan

kepada

pemerintah

provinsi,

pemerintah dan instansi terkait.


Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi
hasil pemetaan mutu pendidikan
dalam

peningkatan

mutu;

kepada satuan pendidikan

mulai

dari

pemetaan

sampai

pemenuhan standar (baik SPM dan kemudian SNP).


Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan
teknis) kepada satuan pendidikan dalam peningkatan mutu; mulai
dari pemetaan sampai pemenuhan standar, dan penyusunan
Prosedur Operasional Standar (POS) peningkatan penjaminan
mutu

kepada

peningkatan

satuan
mutu,

pendidikan.Penyusunan

penyusunan

rencana

Program

strategis

kerja
satuan

pendidikan.
d. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh penyelenggara satuan
pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat seperti halnya Yayasan
berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan
diberikan

kepada

satuan

pendidikan

yang

bukan

menjadi

kewenangannya, dapat berupa (1) Penyediaan Pendidik, (2)


Pemberian Sarana dan Prasarana, penggunaan secara bersama
sarana dan prasarana, (3) Pemberian bantuan biaya pendidikan.

89 | P a g e

e. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh masyarakat kepada


satuan pendidikan berupa bantuan dan/atau saran/arahan dapat
berupa fisik dan non fisik yang sifatnya tidak mengikat.

3. P
4. Supervisi dan/atau pengawasan
a. Supervisi
dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan, penyusunan
program

peningkatan

mutu,

pemenuhan

standar.

Supervisi

dilakukan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten


dan kota.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan
yang

dilakukan

oleh

pemerintah

mulai

tahap

pemetaan,

penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar.


Pengawasan dilakukan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten dan kota.
b. Supervisi
dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang
dilakukan

oleh

pemerintah

provinsi

mulai

tahap

pemetaan,

penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar.


Supervisi dilakukan bersama-sama pemerintah kepada pemerintah
kabupaten

dan

kota

dan

satuan

kewenangannya.Pengawasan

dalam

pendidikan
proses

yang

menjadi

penjaminan

mutu

pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan,


penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar.
Pengawasan dilakukan kepada satuan pendidikan yang menjadi
kewenangannya.
c. Supervisi
dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota mulai tahap
pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan
standar. Supervisi dilakukan pemerintah kabupaten dan kota ke
satuan

pendidikan

yang

menjadi

kewenangannya.Pengawasan

dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh


90 | P a g e

pemerintah

kabupaten

dan

kota

mulai

tahap

pemetaan,

penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar.


Pengawasan dilakukan kepada satuan pendidikan yang menjadi
kewenangannya.
d. Supervisi dan/atau pengawasan dalam proses penjaminan mutu
pendidikan yang dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan
(yayasan)

mulai

tahap

pemetaan,

penyusunan

program

peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan ke


satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.
e. Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang
dilakukan oleh masyarakat mulai tahap pemetaan, penyusunan
program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan
dilakukan kepada satuan pendidikan.
5. Penetapan Prosedur Operasional Standar (POS)
POS penjaminan mutu

yang ditetapkan oleh penyelenggara satuan

pendidikan, pemerintah kabupaten-kota, pemerintah provinsi dan


pemerintah minimal berisi; langkah, apa, siapa, bagaimana, dan kapan
mengimplementasikan penjaminanmutu pendidikan sesuai dengan
kewenangannya.
CONTOH POS PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI SD/MI
Langkah
Sosialisasi
Standar (SPM
dan SNP)

Pemetaan
mutu;
Pengisian
instrument:
Pemasukan
data;
Pembinaan

91 | P a g e

Siapa
Pelaksana
Pengawas,
Kepala
Sekolah

Kepala
sekolah,
Perwakilan
dari GuruGuru dan
anggota
Komite

Siapa
Sasaran
Guru-Guru
dan
anggota
Komite
sekolah.
Kepala
sekolah,
guru,
peserta
didik,
orang tua,
komite

Metode
Rapat
Tahunan
Workshop

Pengisian
instrument
penjaminan
mutu;
Pedoman
pengisian

Kapan
(Waktu)
Awal
Tahun
Ajaran
Atau
Awal
Tahun
Anggaran
Awal
Tahun
Ajaran
dan
akhir
tahun
ajaran

Hasil
Dokumen
Daftar hadir,
Materi
sosialisasi

Instrument
yg
sudah
diisi,
profil
mutu
sekolah

Langkah
pengisian
instrument
penjaminan
mutu
pendidikan
Analisis data
Pengiriman
data
Pemenuhan
standar;
Menyusun
rencana
peningkatan
mutu
berdasarkan
pemetaan
mutu;
Pelaksanaan
pemenuhan
standar
Pemantauan
Pelaksanaan
pemenuhan
standar

Penilaian
pelaksanaan

Siapa
Pelaksana
sekolah

Siapa
Sasaran
sekolah,
pustakawa
n, laboran,
TAS

Kepala
sekolah,
semua guru

Guru mata
pelajaran,
guru BK

Pengawas;
Kepala
sekolah;
Komite
sekolah

Kepala
sekolah;
guru;
pustakawa
n; laboran;
TAS; siswa

Pengawas;
Kepala
sekolah;
Komite
sekolah

Kepala
sekolah;
guru;
pustakawa
n; laboran;
TAS; siswa

Kapan
(Waktu)

Hasil
Dokumen

Analisis
dokumen 1
KTSP;
Analisis
silabus;
Analisis
RPP;
Analisis
capaian
akademik
siswa

Menjelang
awal
tahun
ajaran
baru

Dokumen
KTSP
dan
kelangkapan
-nya
yang
telah
dikembangk
an

Observasi;
wawancara;
studi
dokumen;
pengisian
instrument
pemantaua
n
Observasi;
wawancara;
studi
dokumen;
pengisian
instrument
pemantaua
n

Sepanjan
g
tahun
ajaran

Laporan
hasil
pemantauan
pemenuhan
SNP/
peningkatan
mutu
sekolah
Laporan
hasil
penilaian
terhadap
pelaksanaan
pemenuhan
SNP

Metode
EDS

Akhir
semester

B. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan


Pendidikan
Pelembagaan penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan pada dasarnya merupakan pengaturan tata kelola pada satuan
pendidikan dalam pemenuhan SNP di sekolah/madrasah bersangkutan.
Dalam struktur organisasi pencapaian mutu pendidikan, satuan pendidikan
merupakan lembaga yang langsung berinteraksi dengan peserta didik.
Walaupun demikian, satuan pendidikan adalah struktur yang paling penting
92 | P a g e

karena merupakan unit yang langsung bersentuhan dengan peningkatan


mutu pendidikan secara langsung.
1. Organisasi Penjaminan Mutu pada tingkat Satuan Pendidikan
Peningkatan mutu pada level satuan pendidikan merupakan
tanggungjawab langsung dari kepala sekolah sebagai pemimpin dan
manajer sekolah. Karena itu, organisasi penjaminan mutu pada
satuan pendidikan berada langsung di bawah tanggungjawab kepala
sekolah. Dalam

hal

ini,

tanggungjawab

kepala

sekolah dalam

penjaminan mutu adalah bertanggungjawab atas terlaksananya:


a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi kurikulum
tingkat satuan pendidikan, dan pelaporan KTSP; (mencakup: SI,
SKL, Standar Proses, Standar Penilaian).
b. Pemetaan kebutuhan PTK, pengajuan kebutuhan PTK, penugasan
PTK,

penilaian

PTK,

pembinaan

dan

pengembangan

PTK,

pelaporan PTK sekolah.


c. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, penyusunan
desain pengembangan sarana dan prasarana sekolah (jangka
panjang dan jangka pendek), pengajuan pemenuhan sarana dan
prasarana sekolah yang dibutuhkan kepada berbagai pihak terkait,
pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
pendayagunaan sarana dan prasarana sekolah, pemantauan
sarana dan prasarana sekolah, pelaporan sarana dan prasarana
sekolah.
d. Penyusunan rencana kerja dan anggaran sekolah, pedayagunaan
keuangan

sekolah

pendukungnya,

secara

transparansi

efektif

untuk

pengelolaan

layanan
keuangan

KBM

dan

sekolah,

pertanggungjawaban keuangan sekolah, pelaporan keuangan


sekolah kepada pemangku kepentingan sekolah.
e. Perencanaan program kerja sekolah, pelaksanaan
program

kerja

sekolah,

pengawasan

dan

evaluasi

programprogram

sekolah, kepemimpinan sekolah, sistem informasi sekolah, dan


penilaian khusus sekolah.

93 | P a g e

Organisasi penjaminan mutu pada satuan pendidikan dapat berupa


tim sekolah yang secara khusus ditugaskan sebagai gugus kendali
mutu. Organisasi ini secara langsung berada di bawah kepala sekolah.
Namun demikian, keberadaan gugus kendali mutu dalam bentuk tim
mutu sekolah harus mempertimbangkan kondisi nyata sekolah.
Semisal pada SD yang hanya memiliki jumlah guru terbas, tim ini
tidak memungkinkan untuk dibuat, tetapi fungsi-fungsi gugus kendali
mutu ini dapat ditangani secara langsung oleh kepala sekolah.
Dengan

demikian,

yang

menjadi

acuan

dalam

pengembangan

organisasi penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan


bukanlah keberadaan sub organisasi sekolah (tim mutu sekolah
secara khusus) tetapi lebih kepada bagaimana sistem penjaminan
mutu dapat berjalan dalam penyelenggaraan keseharian sekolah.
Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki peranan penting untuk
keberlangsungan sistem penjaminan mutu sekolah. Untuk memahami
sistem penjaminan mutu sekolah, lihak kembali BAB III Bagian D
Tahapan

Kegiatan

Penjaminan

Mutu

Pendidikan

di

Satuan

Pendidikan.
2. Mekanisme peningkatan mutu pendidikan atau pemenuhan standar
oleh satuan pendidikan

Menyusun rencana peningkatan mutu atau pemenuhan standar


Implementasi peningkatan mutu
Informasi dari hasil pemetaan (profil mutu sekolah)
RKS
RKAS
Evaluasi ketercapaian

Gambar: mekanisme peningkatan mutu pendidikan oleh satuan


pendidikan
Upaya pemenuhan SNP dalam rangka penjaminan mutu oleh
satuan pendidikan dapat dilakukan secara langsung (feed forward)
94 | P a g e

setelah diketahui adanya kekurangan dalam pemenuhan SNP. Semisal,


jika hasil supervise kepala sekolah mendapati informasi bahwa
implementasi pembelajaran guru-guru belum sesuai dengan standar
proses.

Dalam

hal

ini,

kepala

sekolah

dapat

secara

langsung

melakukan tindakan peningkatan mutu melalui teknik supervisi yang


dianggap paling tepat. Artinya tidak harus ada perubahan pada RKAS.
Jika pemenuhan SNP dinilai oleh kepala sekolah atau tim mutu
sekolah sebagai suatu hal yang berat, massal/kolektif, memiliki
dimensi waktu jangka panjang (tidak mendesak), dan memerlukan
dukungan sumber daya yang besar maka upaya pemenuhan mutu
sebaiknya

dilakukan

dengan

terlebih

dahulu

memasukkan

program/kegiatan pemenuhan mutu kepada RKAS (baik melaui revisi


ataupun pada tahun berikutnya). Kedua hal ini dapat dilihat secara
jelas pada gambar di atas.
3. Ruang

lingkup

kegiatan

peningkatan

mutu

pendidikan

atau

pemenuhan standar oleh satuan pendidikan


Dalam

kerangka

pemenuhan

standar,

satuan

pendidikan

hendaknya melakukan sekurang-kurangnya kegiatan pokok berikut


ini:
a. menyediakan sumber daya pendidikan seperti penyediaan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana dan
prasarana,

penyediaan

biaya

pendidikan

(operasional

dan

investasi) pada satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya,


menyusun regulasi dan atau menyusun prosedur operasional
standar (POS), melakukan organisasi dan menyusun rencana
strategis satuan atau program pendidikan.
b. Penyediaan program penjaminan mutu pendidikan sebagaimana
ketentuan Permen Nomor 63 tahun 2009 yaitu dituangkan dalam
rencana

strategis

menetapkan
95 | P a g e

satuan

target-target

atau
terukur

program
capaian

pendidikan
mutu

yang

pendidikan

secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan


Penyelenggara

satuan

atau

program

pendidikan

yang

bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Kabupaten atau Kota


yang bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Provinsi yang
bersangkutan, dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional.
c. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak
ditetapkannya izin prinsip pendirian/pembukaan dan operasi
satuan atau program pendidikan; secara bertahap dalam kerangka
jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis
satuan atau program pendidikan memenuhi SNP; dan secara
bertahap satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi
SPM dan SNP dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan
dalam rencana strategis satuan pendidikan memenuhi standar
mutu di atas SNP yang dipilihnya.
d. melayani audit kinerja penjaminan mutu yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau
kota sesuai kewenangannya.
e. melakukan jejaring yaitu satuan

atau

program

pendidikan

mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan berbasis


teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan
dalam
satuan

jejaring

yang

pendidikan;

bersangkutan;

menghubungkan
pemerintah

pemerintah

antara

kabupaten

provinsi

penyelenggara

atau

yang

kota

yang

bersangkutan;

Kementerian Agama, bagi satuan atau program pendidikan agama


dan keagamaan; dan kementerian/lembaga lain penyelenggara
satuan atau program pendidikan.

96 | P a g e

BAB V
PENUTUP
Mutu pendidikan di Indonesia sebagaimana dimaklumi masih cukup
memprihatinkan. Di luar berbagai prestasi akademis yang telah diraih oleh
anak Indonesia di berbagai lomba ilmiah tingkat dunia, kita masih
menghadapi masalah persebaran mutu pendidikan yang disebabkan oleh
standar nasional Pendidikan yang belum dapat dipenuhi oleh pihak sekolah.
Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan masih merupakan salah satu
program utama yang menjadi fokus perhatian Kementerian Pendidikan
Nasional dan Kebudayaan.
Buku manual mutu ini diharapkan dapat dijadikan acuan sekolah untuk
mencapai standar nasional pendidikan. Walaupun masih diakui bahwa taraf
kemampuan sekolah/madrasah sangat beragam dan barangkali tidak semua
sekolah/madrasah mampu mengukuti ketentuan pedoman ini. Namun besar
harapan, secara bertahap sekolah memiliki program yang lebih nyata untuk
pencapai SNP sesuai dengan harapan sekolah/madrasah, orang tua, dan
pemerintah.

97 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku:
Juran, Joseph M. & Godfrey, A. Blanton. (1998). Jurans Quality Handbook.
USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sallis, Edward. (2002). TQM in Education. Third Edition. London: Kogan Page
Ltd.
Referensi Peraturan Perundang-undangan:
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Program
Percepatan Pembangunan
Peraturan Menteri Pendidikan
Standar Isi (SI)

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun


2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang Standar
Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar
Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang
Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25/2008 Tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008 Tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27/2008 Tentang Standar
98 | P a g e

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang
Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301)

99 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai