Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan dasar diselenggarakan sebagai landasan untuk menyiapkan peserta didik
melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah serta memiliki kemampuan mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi.
SD Negeri 2 Sukamaju adalah sekolah negeri di Kecamatan Indihiang. Sekolah ini
terletak 6 KM dari ibu kota kabupaten, tepatnya di Kelurahan SukamajukalerKecamatan
Indihiang Tasikmalaya. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1952 dengan kepala sekolah
yang memimpin : O WidianingsihS.Pd (8 Juni 2012 - sekarang)
Kondisi awal SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya dibanding sekolah sekolah lain
belum termasuk baik dari standar prasarana, standar pembiayaan, standar proses,
standar isi, standar kompetensi kelulusan, standar penilaian, standar pengelolaan dan
standar pendidik dan tenaga pendidikan. Sehingga dalam menghadapi tantangan global,
SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya semakin berat karena selain harus memenuhi
tuntutan lokal dan nasional, juga harus berusaha menghasilkan lulusan yang mampu
bersaing di tingkat Kota.
Berkaitan dengan kondisi tersebut maka penulis perlu melalukan langkah langkah
konkrit untuk memenuhi 8 standar nasional pendidikan untuk menuju sekolah yang
mampu menghadapi tantangan lokal dan global.
B.Rumusan Masalah
SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya dihadapkan pada persoalan yang kompleks,
mengingat kondisi dan karakteristik siswanya yang sebagian besar memiliki nilai UN
dibawah standar. Dengan demikian, perlu dibuatkan langkah-langkah yang serius agar
1

sejajar outputnya dengan sekolah lainnya. Jumlah peminat masuk SD Negeri 2


SukamajuTasikmalaya setiap tahun rata-rata 40 pelamar. Selama satu dekade terakhir,
nilai UN SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya berkisar antara ........... dari skor
tertinggi .......
Keterbatasan infrastruktur sarana prasarana sekolah untuk mengakomodasi pengalaman
belajar bisa memperlemah proses belajar-mengajar. Hal ini tercermin dari kecilnya
jumlah curahan waktu siswa untuk aktif belajar. Kecenderungan di atas diperkirakan
akan terus berlanjut apabila infrastruktur masih belum dapat ditingkatkan. Hal ini sangat
besar pengaruhnya terhadap menurunnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan ini adalah :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui manajemen berbasis kearifan lokal menuju
sekolah berprestasi.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan
pendidikan melalui kearifan lokal dan pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah menyangkut mutu sekolah
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antara sekolah untuk pencapaian mutu
pendidikan yang diharapkan
D. Manfaat

Manfaat yang dapat diraih adalah sebagai berikut :


a. Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk memajukan
lembaganya.
b. Sekolah akan terkondisikan untuk lebih mengetahui kebutuhan lembaganya.
c. Pengambilan keputusan yang dilakukan selama pelaksanaan Manajemen Berbasis
kearifan lokal sangat bermanfaat bagi sekolah.
d. Penggunaan sumber daya pendidikan akan lebih efisien dan efektif apabila adanya
kerja sama antara lembaga dan masyarakat.
e. Akan tercipta transparansi dan demokrasi yang sehat dalam pengelolaan.
f. Sekolah akan lebih bertanggung jawab terhadap keberhasilan mutu pendidikan di
sekolahnya.
2

g. Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakat dengan pendekatan yang tepat dan
cepat.

BAB II
LANDASAN TEORI / TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
1.1 Manajemen :
Era otonomi daerah atas dasar UU No 32 tahun 2004 dan UU No 25 tahun 1999 Jo
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan antara Pusat
dan daerah membawa nuansa baru dalam sistem pengelolaan pendidikan. Hal ini
dikuatkan pula dengan diberlakukannya UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 56 bagian ketiga mengisyaratkan bahwa :
a. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang
meliputi : perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.
b. Dewan Pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu, dukungan dan pengawasan pendidikan di tingkat nasional,
provinsi, kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis
c. Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk untuk memberikan arahan,
dukungan dan pengawasan pada tingkat satuan pendidikan
Nuansa baru itu antara lain berkembangnya pemikiran untuk melaksanakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan sejalan dengan otonomi daerah. Secara
operasional kebijakan desentralisasi ini dimulai pada 1 Januari 2001, diawali dengan
pelimpahan sebagian besar kewenangan pemerintah kepada pemerintah daerah
kabupaten dan kota yang membawa konsekuensi adanya restrukturisasi kelembagaan
pemerintahan, termasuk di bidang pendidikan
Secara umum, Manajemen

dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang

memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah,
memberikan fleksibilitas keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong
partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan
masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan
sebagainya), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2 Kearifan loklal :


Sejarah menunjukkan, masing-masing etnis dan suku memiliki
kearifan lokal sendiri. Misalnya saja (untuk tidak menyebut yang ada
pada seluruh suku dan etnis di Indonesia), suku Batak kental dengan
keterbukaan, Jawa nyaris identik dengan kehalusan, suku Madura
memiliki harga diri yang tinggi, dan etnis Cina terkenal dengan
keuletan. Lebih dari itu, masing-masing memiliki keakraban dan
keramahan dengan

lingkungan

alam

yang mengitari

mereka.

Kearifan lokal itu tentu tidak muncul serta-merta, tapi berproses


panjang sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung kebaikan
bagi kehidupan mereka. Keterujiannya dalam sisi ini membuat
kearifan lokal menjadi budaya yang mentradisi, melekat kuat pada
kehidupan masyarakat. Artinya, sampai batas tertentu ada nilai-nilai
perenial yang berakar kuat pada setiap aspek lokalitas budaya ini.
Semua, terlepas dari perbedaan intensitasnya, mengeram visi
terciptanya kehidupan bermartabat, sejahtera dan damai. Dalam
bingkai

kearifan

lokal

ini,

masyarakat

bereksistensi,

dan

berkoeksistensi satu dengan yang lain.


Masyarakat Indonesia sudah sepatutnya untuk kembali kepada jati
diri mereka melalui pemaknaan kembali dan rekonstruksi nilai-nilai
luhur budaya mereka. Dalam kerangka itu, upaya yang perlu
dilakukan adalah menguak makna substantif kearifan lokal. Sebagai
misal, keterbukaan dikembangkan dan kontekstualisasikan menjadi
kejujuran
diformulasi

dan

seabregnilai

sebagai

turunannya

keramahtamahan

yang

yang

lain.

tulus.

Kehalusan
Harga

diri

diletakkan dalam upaya pengembangan prestasi; dan demikian


5

seterusnya. Pada saat yang sama, hasil rekonstruksi ini perlu


dibumikan

dan

disebarluaskan

ke

dalam

seluruh

masyarakat

sehingga menjadi identitas kokoh bangsa, bukan sekadar menjadi


identitas

suku

atau

masyarakat

tertentu.

Untuk

itu,

sebuah

ketulusan, memang, perlu dijadikan modal dasar bagi segenap unsur


bangsa. Ketulusan untuk mengakui kelemahan diri masing-masing,
dan ketulusan untuk membuang egoisme, keserakahan, serta mau
berbagi dengan yang lain sebagai entitas dari bangsa yang sama.
Para elit di berbagai tingkatan perlu menjadi garda depan, bukan
dalam ucapan, tapi dalam praksis konkret untuk memulai. kearifan
lokal yang digali, dipoles, dikemas dan dipelihara dengan baik bisa
berfungsi sebagai alternatif pedoman hidup manusia Indonesia
dewasa

ini

dan

dapat

digunakan

untuk

menyaring

nilai-nilai

baru/asing agar tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan


menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan Sang Khalik,
alam sekitar, dan sesamanya (tripita cipta karana). Dan sebagai
bangsa yang besar pemilik dan pewaris sah kebudayaan yang
adiluhung pula, bercermin pada kaca benggala kearifan para leluhur
dapat menolong kita menemukan posisi yang kokoh di arena global
ini.
Persoalannya adalah bagaimana mengimplementasikan kearifan
lokal untuk membangun pendidikan di sekolah? Oleh karena itu,
perlu ada revitalisasi budaya lokal (kearifan lokal) yang relevan
untuk menunjang pembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan
kearifan lokal di daerah pada gilirannya akan mampu mengantarkan
siswa untuk mencintai daerahnya. Kecintaan siswa pada daerahnya
6

akan mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah


kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh kemampuan
warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini
kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi,
serta dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana.
Dalam konteks tersebut di atas, kearifan lokal menjadi relevan. Anak
bangsa di negeri ini sudah sewajarnya diperkenalkan dengan
lingkungan

yang

paling

kabupaten, setelah

dekat

di

desanya,

kecamatan,

dan

tingkat nasional dan internasional. Melalui

pengenalan lingkungan yang paling kecil, maka anak-anak kita bisa


mencintai desanya. Apabila mereka mencintai desanya mereka baru
mau bekerja di desa dan untuk desanya. Kearifan lokal mempunyai
arti sangat penting bagi anak didik kita. Dengan mempelajari
kearifan lokal anak didik kita akan memahami perjuangan nenek
moyangnya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.Nilai-nilai
kerja keras, pantang mundur, dan tidak kenal menyerah perlu
diajarkan pada anak-anak kita. Dengan demikian, pendidikan
karakter melalui kearifan lokal seharusnya mulai diperkenalkan oleh
guru kepada para siswanya. Semua satuan pendidikan siswanya
memiliki

keberagaman

ras

maupun

agama,

dapat

menjadi

laboratorium masyarakat untuk penerapan pendidikan karakter.


Proses interaksi yang melibatkan semua pihak dalam kearifan lokal
sama saja mempelajari karakteristik dari materi yang dikaji sehingga
siswa secara langsung dapat menggali karakter peristiwa kelokalan
itu.

Oleh

karenanya

kebijaksanaan

kearifan

atau

lokal

nilai-nilai

dapat

luhur

didefinisikan

yang

terkandung

sebagai
dalam

kekayaan-kekayaan budaya lokal berupa tradisi, petatah-petitih dan


semboyan hidup (Pikiran Rakyat, 4 Oktober 2004). Pengertian
Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata
yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan
wisdom sama dengan kebijaksanaan. Dengan kata lain

maka

localwisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai,


pandangan-pandangan setempat (local)

yang bersifat bijaksana,

penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh


anggota masyarakatnya. Hal ini dikarenakan Pendidikan berbasis
kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan peserta didik
untuk selalu dekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi
sehari-hari. Model pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan
sebuah contoh pendidikan yang mempunyai relevansi tinggi bagi
kecakapan

pengembangan

hidup,

dengan

berpijak

pada

pemberdayaan keterampilan serta potensi lokal pada tiap-tiap


daerah. Kearifan lokal milik kita sangat banyak dan beraneka ragam
karena Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa,
berbicara dalam aneka bahasa daerah, serta menjalankan ritual adat
istiadat yang berbeda-beda pula. Kehadiran pendatang dari luar
seperti etnis Tionghoa, Arab dan India semakin memperkaya
kemajemukan kearifan lokal.
Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat digunakan sebagai media
untuk melestarikan potensi masing-masing daerah. Kearifan lokal
harus dikembangkan dari potensi daerah. Potensi daerah merupakan
8

potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu daerah tertentu.


Para siswa yang datang ke sekolah tidak bisa diibaratkan sebagai
sebuah gelas kosong, yang bisa diisi dengan mudah. Siswa tidak
seperti plastisin yang bisa dibentuk sesuai keinginan guru. Mereka
sudah membawa nilai-nilai budaya yang dibawa dari lingkungan
keluarga dan masyarakatnya. Guru yang bijaksana harus dapat
menyelipkan

nila-nilai

kearifan

lokal

mereka

dalam

proses

pembelajaran. Pendidikan berbasis kearifan lokal tentu akan berhasil


apabila guru memahami wawasan kearifan lokal itu sendiri. Guru
yang kurang memahami makna kearifan lokal, cenderung kurang
sensitif terhadap kemajemukan budaya setempat..

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat
Nama Sekolah
Status Sekolah
NSS / NPSN
Status Akreditasi
Tahun Akreditasi
Alamat Sekolah
Tahun Pendirian
Visi Sekolah

:
:
:
:
:
:

SDN 2 Sukamaju
Negeri
101026875009 / 20224714
B
2011
Jl ParakanhonjeTlp. 0265 345299
Kelurahan Sukamajukaler Kecamatan Indihiang
Kota Tasikmalaya
: 1952 dan Tahun 2009 ( Lokasi Baru )
: Berdasarkan Iman dan Taqwa SD Negeri 2 Sukamaju
unggul

dalam Kompetisi Prestasi Siswa di bidang

MIPA dan Pendidikan Agama Islam tingkat Kecamatan


Misi Sekolah

Indihiang Tahun 2016


: 1. Kreatif dalam meningkatkan Pembelajaran
2. Renovasi dalam Pembelajaran
3. Etika dalam perilaku sehari-hari
4. Meningkatkan
kualitas
manajemen

dalam

pembelajaran
5. Meningkatkan peran serta masyarakat, instansi dan
perusahaan serta stakeholder.

10

B. Teknik Pengumpulan Data


Agar dalam penelitian itu diperoleh data yang diharapkan, maka haruslah
menggunakan teknik pengumpulan data yang tepat. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan Observasi
Observasi secara langsung penting dilakukan untuk mendapatkan data dan
informasi, dalam menentukan langkah yang harus ditempuh dalam mengelola
sekolah agar berprestasi. Karena dalam pelaksanaan pengelolaan sekolah tidak bisa
dilaksanakan oleh kepala sekolah sendiri tanpa melibatkan semua warga sekolah
dan lingkungan sekolah. Dalam pengelolaan sekolah jika dilakukan dengan baik
dan benar sejalan dengan program yang telah ditentukan akan menimbulkan
perubahan di sekolah itu sendiri. Selain itu juga seorang kepala sekolah harus dapat
mencari informasi yang berkaitan dengan lingkungan sekolah terutama budaya
daerah yang ada dilingkungkan tersebut, karena dengan mengenal budaya
lingkungan setempat akan menjadi suatu kekuatan dalam mengelola dan
mengembangkan serta mengangkat dan melestarikan potensi daerah.
Faktor-faktor yang terlibat dalam pengelolaan perubahan mencakup :
-

Lingkungan eksternal

Budaya daerah

Manusia / perorangan

Tujuan

Kebiasaan

Hasil dan

Proses

Keterkaitan antara faktor yang satu dengan yang lainnya digambarkan pada bagan
berikut :

11

Lingkungan Eksternal
Perundangan
Peraturan
Opini Publik
Harapan Lokal

Manusia Perorangan
Pengalaman
Kekuatan
Aspirasi
Konsep diri

TUJUAN
Visi
Harapan
Rencana

KEBIASAAN
Sistem
Struktur
Tugas
Kegiatan

HASIL
Kepuasan
Kualitas
Efisiens

PROSES
Iklim
Budaya
Otoritas
Bagan 2.1 : Faktor-faktor Manajemen Perubahan
2. Study Dokumen
Selain dengan melakukan observasi secara langsung, pengumpulan data dapat
dilakukan dengan mempelajari dokumen yang ada seperti; Rencana Kerja Sekolah
(RKS), Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), Kurikulum, Profil
sekolah atau dengan melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
3. Melakukan Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data selain dari
observasi dan mempelajari dokumen yang ada, karena dengan wawancara kita
dapat memperoleh data akurat. Wawancara dapat dilakukan kepada semua warga
sekolah melalui cara formal atau non formal, atau dapat juga wawancara ini
dilakukan pada komite sekolah atau tokoh masyarakat di sekitar sekolah.
12

C. Teknik Analisis Data


Setelah diketahui duduk /akar permasalahan yang dihadapi di Sekolah Dasar Negeri 2
Sukamaju ini sebagaimana tercantum dalam rumusan masalah

maka penulis

mengadakan pendekatan personal melalui komunikasi individu; pertama komunikasi


dengan guru senior kemudian dibawa ke forum rapat dewan guru, rapat dengan komite
dan terakhir diadakan musyawarah dewan guru dengan komite.
Dengan agenda rapat umum Penulis mengemukakan tujuan yang harus dicapai, agar di
SDN 2 Sukamaju adanya peningkatan mutu pendidikan di berbagai aspek baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang dikaitkan dengan kearifan lokal. Di bidang
intrakurikuler/pembelajaran

adanya

terpenuhinya

buku

kelengkapan

keintensifan
pelajaran,

mempelajari

media

kurikulum

pebelajaran.

Di

dan

bidang

ekstrakurikuler kegiatan marchingband, kepramukaan dan olahraga diintensifkan.


Yang tidak kalah pentingnya kami menganjurkan kepada guru-guru untuk melanjutkan
sekolah, bagi guru dengan ijazah S1 melanjutkan ke S2 apalagi yang D2 masih banyak
harus melanjutkan ke jenjang S1. Hasil rapat itu kami berkomitmen untuk bahumembahu melaksanakan tujuan tadi.
Komitmen itu kami aplikasikan ke dalam program sekolah berupa Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) selanjutnya dituangkan ke dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS)

13

BAB IV
PENYAJIAN DATA
1.

Kondisi Bangunan(Sarana/Prasarana)
Bangunan SDN 2 Sukamaju terdiri atas 6 ruang kelas 1 ruang kantor. Kondisi
bangunan baik, karena ruangan sudah konstruksi beton. Meja kursi murid sudah
memadai hanya meja kursi kelas 6 kondisinya rusak, lemari kelas rusak . Pagar/benteng
sekolah bagian belakang kondisinya rusak, belum memiliki ruang komputer, UKS,

2.

kesenian.
Kondisi Guru
2.1 Kualifikasi Guru
Personal Sekolah Dasar Negeri 2 Sukamaju seluruhnya ada 16 orang, terdiri dari :
1 orang Kepala Sekolah
8 orang guru kelas
1 orang guru penjaskes
1 orang guru agama
2 orang guru sukwan
1 orang guru B. Inggris
1 orang Petugas Perpustakaan
1 orang penjaga sekolah
2.2 Formasi Guru Kelas/Mata Pelajaran
Di awal kelas itu utuh semua dipegang/dilaksanakan oleh guru PNS karena ada
yang dipromosikan menjadi kepala sekolah, maka guru sukwan dan guru penjas

menjadi guru kelas.


3.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat minim, komputer baru 3 unit, kit IPA ada 1 unit serta buku
pelajaran penunjang pembelajaran tidak lengkap.
4.
Kemuridan
Murid di SDN 2 Sukamajudi awal tahun pelajaran 2011/2012 di awal penulis bekerja
keadaannya stabil sampai sekarang rinciannya sebagai berikut:
Tahun Pelajaran
2011/2012

2012/2013

2013/2014

2014/2015

Jml
Siswa

JmlRombe
l

Jml
Siswa

JmlRombe
l

Jml
Siswa

JmlRombe
l

Jml
Siswa

JmlRombe
l

286

10

289

10

294

12

297

12

14

5.

Pengelolaan Keuangan
Dalam pengelolaan keuangan sudah baik, seperti keuangan Bantuan Operasional
Sekolah, tabungan ( tabungan dibagikan 1 tahun 1 kali) hanya perlu pembenahan yang
lebih optimal.

6.

Hubungandengan Komite/ Masyarakat


Hubungan dengan komite dan masyarakat sudah baik hanya perlu keintensifan dalam
pelaksanaannya.

15

BAB V
PEMBAHASAN DAN TINDAK LANJUT
A. Pembahasan
1. Strategi Pemecahan Masalah
1.1 Strategi Pemecahan Masalah Yang Dipilih
Dalam kaitan itu, pemenuhan 8 standar nasional pendidikan sekolah merupakan
sebuah prasyarat bagi sekolah untuk lebih mampu mencapai tujuan yang
diharapkan. Termasuk di

dalamnya

adalah segala bentuk

fasilitas

dan

kelengkapannya, serta pemanfaatan teknologi.


Dalam mewujudkan sekolah berbasiskarifan lokal menuju sekolah berprestasi,
SD Negeri 2 Sukamaju Tasikmalaya harus mampu memberikan pelayanan
pedagogik, keilmuan dan profesionalisme untuk memenuhi kebutuhan individu
peserta didik. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, SD Negeri 2 Sukamaju
Tasikmalaya harus membuat kebijakan dan program baik di bidang akademik,
bidang kesiswaan dan bidang sarana atau fasilitas
1.2 Tahapan Operasional Pelaksanaannya
a. Akademik
Kebijakan di bidang akademik diwujudkan dalam sejumlah program sebagai
berikut : 1) Mengembangkan sistem belajar yang bermutu dalam pelaksanaan
pembelajaran, 2) Mengevaluasi dan memperbaharui kurikulum, silabus, dan
kalender akademik, dan laju perkembangan di lapangan secara berkelanjutan
serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap implementasinya, 3)
Menetapkan standar mutu akademik dan memantau ketercapaian standar
ketuntasan belajar, meningkatkan mutu proses, dan hasil pembelajaran, 4)

16

Mengembangkan kerjasama kelembagaan untuk meningkatkan mutu sumber


daya manusia pada tingkat lokal dan nasional.
b. Kesiswaan
Kebijakan di kesiswaan diwujudkan dalam sejumlah program sebagai berikut :
1) Menerima peserta didik baru yang memiliki prestasi baik bidang akademik
maupun non akademik, 2) Mengembangkan dan menata manajemen kegiatan
ekstrakurikuler, 3) Meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai kegiatan
kesiswaan tingkat wilayah dan nasional, 4) Mengembangkan sistem pembinaan
kepribadian, seni budaya dan olah raga, 5) Memantapkan jaringan kerjasama
untuk memperbanyak peluang beasiswa bagi peningkatan kesejahteraan siswa
yaitu : BSM, beasiswa prestasi, beasiswa aspirasi.
c. Sarana atau Fasilitas
Kebijakan di bidang sarana sekolah diwujudkan dalam sejumlah program
sebagai berikut:1) Melaksanakan pembangunan fisik dan fasilitas sekolah yang
dibiayai olehmasysrakat dan pemerintah, 2) Memantapkan sistem manajemen
fasilitas berdasarkan penjaminan mutu yang meliputi pengadaan, pemanfaatan,
pemeliharaan dan pengamanan secara sistemik dan komprehensif. 3)
Mengupayakan dan memberdayakan berbagai bantuan untuk pengembangan
fasilitas, 4) Menambah sarana pembelajaran baik LCD maupun komputer, 5)
Mengoptimalkan absensi guru dan karyawan..

17

2. Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah


a. Bidang Akademik
Untuk mewujudkan sekolah berbasis kearifan lokal kebijakan dalam bidang
akademik diorientasikan untuk meningkatkan kualitas akademik, kepribadian dan
kemampuan sosial, guna mencapai keunggulan kompetitif, perluasan kesempatan
dan akses untuk memperoleh pendidikan ke jenjang tinggi, menyempurnakan dan
memantapkan program kurikulum, meningkatkan mutu Proses dan hasil Belajar
Mengajar (PBM), mengembangkan dan meningkatkan program sertifikasi profesi
pendidikan dan profesi lainnya, serta memperkuat jejaring dan kemitraan dengan
lembaga-lembaga sekolah tingkat lokal, dan nasional.
b. Bidang Kesiswaan
Kebijakan dalam bidang kesiswaan dan hubungan alumni berorientasi pada
peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan kesiswaan untuk mendukung program
sekolah guna memperoleh dan memperkaya kompetensi profesional, kepribadian dan
sosial yang mantap, menuju keunggulan kompetitif.
c. Bidang Sarana atau Fasilitas
Kebijakan ini difokuskan pada modernisasi sekolah dan fasilitas berstandar dengan
menempatkan realisasi bantuan pemerintah dalam prioritas tinggi serta menggali
dukungan masyarakat dalam pengembangan sekolah.
Mengembangkan / menambah bangunan sekolah guna kenyamanan belajar dan
penataan fasilitas sekolah.
3. Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih
a. Bidang Akademik
Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui hasil sebagai
berikut:
18

1. Meningkatnya jumlah siswa yang berpotensial.


2.Terlaksananya sistem belajar dengan baik yang didukung teknologi informasi dan
komunikasi.
3.Tersusunnya deskripsi dan silabus untuk semua mata pelajaran yang diperbaharui
secara berkelanjutan;
4. Terlaksananya evaluasi tahunan kurikulum;
5. Tersusunnya standar mutu akademik,
6.Terlaksananya pemantauan tahunan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat berdasarkan standar mutu yang berlaku.
7. Terselenggaranya kerjasama baru dengan lembaga lokal, nasional.
b. Bidang kesiswaan
Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat melalui hasil sebagai
berikut:
1. Tertatanya kelembagaan dan lingkungan ekstrakurikuler
2. Tersusunnya sistem penelusuran minat, bakat dan kreativitas siswa serta modelmodel pembinaan pengembangan diri siswa
3. Berprestasi tingkat Kecamatan dan Kota meliputi:
Siswa :
1) Juara I gerakan sholat berjamaah Tahun 2012.tingkat Kecamatan
2) JuaraII MTQ putripada Sapta Lomba Tahun 2012 tingkat Kecamatan
3) Juara III Kaligrafi pada Sapta Lomba Tahun 2012 tingkat Kecamatan
4) Juara III HifdilQuran putra pada Sapta Lomba Tahun 2012 tingkat Kecamatan
5) Juara I Pencak Silat pasa O2SN Tahun 2012 tingkat Kecamatan
6) Juara I Pencat Silat pada O2SN Tahun 2012 tingkat Kota Tasikmalaya
7) Juara I LCC Sapta Lomba Tahun 2012 tingkat Kecamatan

19

8) Juara III Olimpiade MIPA Tahun 2012 tingkat Kecamatan


9) Juara III lomba Calistung Tahun 2013 tingkat Kecamatan
10) Juara II Olimpiade MIPA / Matematika Jalur A Tahun 2013 tingkat Kecamatan
11) Juara II Olimpiade MIPA / Matematika Jalur B tahun 2013 tingkat Kecamatan
12) Juara III Olimpiade MIPA / IPA Jalur A Tahun 2013 tingkat Kecamatan
13) Juara I Olimpiade MIPA / IPA Jalur B Tahun 2013 tingkat Kecamatan
14) Juara I Gerakan Sholat Berjamaah Tahun 2013 tingkat Kecamatan
15) Juara III Catur pada O2SN putri Tahun 2013 tingkat Kecamatan
16) Juara III Catur pada O2SN putra Tahun 2103 tingkat Kecamatan
17) Juara I Pencak Silat putra pada O2SN Tahun 2013 tingkat Kecamatan
18) Juara III Pencak Silat Putri pada O2SN Tahun 2013 tingkat Kecamatan
19) JuaraI Pencak Silat putra pada O2SN Tahun 2013 tingkat Kota Tasikmalaya
20) Juara V Pencak Silat putri pada O2SN Tahun 2013 tingkat Kota Tasikmalaya
21)
15)
Guru :
1) Pemilihan Guru Berprestasi Tahun 2011 peringkat 2 tingkat Kota Tasikmalaya
2)
Kepala sekolah
1) Sebagai Bendahara dalam kepengurusan K3S Kecamatan Indihiang
2) Sebagai Pengurus Kwaran Kecamatan Indihiang masa Bakti 2014-2017
3)
Sekolah :
1) Menurunnya peluang kasus siswa yang merokok dan perkelahian
hingga seminimal mungkin

20

2). Terbentuknya jaringan kerjasama dengan pemberi beasiswa


(Lembaga Pemerintah Pusat/Pemda, Swasta, dan Yayasan).
3).
4). Meningkatnya partisipasi jumlah alumni...........
5). Terselenggaranya bimbingan dan konseling karier minimal dua kali.
c. Bidang sarana/fasilitas
Ketercapaian realisasi program-program bidang sarana dapat dilihat sebagai berikut:
1. Terselesaikannya 3 ruang kelas baru serta kelengkapannya., 1 lab komputer , 1 lab
fisika dan perabotnya, rehab 3 ruang kelas yang rusak.Bantuan ini bersumber dari
APBD I,APBD II, dan APBN.
2. Tercukupinya sarana TIK dengan pembelian komputer dengan anggaran dari
komite dan bantuan dari APBD I.
3.

Pedoman sistem manajemen fasilitas, pemeliharaan, pemanfaatan dan


pengamanan lebih tertata dengan baik.

4.

Diperoleh dan diberdayakannya bantuan dana dari lembaga pemerintah dan


swasta.

5. Tersusunnya sistem pengelolaan tata ruang kelas belajar.


7. Pengadaan Jaringan internet
8.
9.

Bertambahnya koleksi buku perpustakaan sebagai referensi siswa dalam belajar.

10. Bertambahnya LCD yang digunakan untuk proses pembelajaran di sekolah.


11.Tertatanya lingkungan sekolah yang asri dan nyaman untuk kegiatan belajar
mengajar dengan penanaman berbagai jenis tanaman di sekolah.
12.Tersedianya web sekolah untuk memudahkan warga sekolah dan masyarakat
mengakses informasi sekolah.

21

4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih


1. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya
mengharuskan melakukan revitalisasi sistem komunikasi dan informasi.
2. Terbatasnya daya dukung anggaran pendidikan mengharuskan SD Negeri 2
SukamajuTasikmalaya menggali sumber dana pendamping dan menggunakannya
secara efisien.
3. Persaingan global, perkembangan ipteks dan tuntutan produktivitas SD Negeri 2
SukamajuTasikmalaya menuntut ketersediaan fasilitas pendidikan berstandar
nasional, kesiapan SDM, dan sistem manajemen yang handal.
4. Peta kebutuhan siswa dapat dijadikan dasar bagi SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya
dalam menyusun program pembiayaan belum teridentifikasi dengan baik.
5. 0tonomi dan desentralisasi SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya untuk melakukan
penataan struktur organisasi, sistem manajemen, dan budaya kerja, yang menjamin
organisasi yang kuat, efisien, transparan, demokratis, akuntabel, serta memiliki daya
respon terhadap berbagai perubahan kebijakan pemerintah dan tuntutan masyarakat.
5. Faktor-faktor pendukung
Status SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya adalah salah satu perubahan dan kepercayaan
masyarakat khususnya dunia pendidikan hingga saat ini terus ingin menjadikan sekolah
yang berwawasan nasional. Upaya tersebut untuk melakukan berbagai terobosan
kebijakan sehingga lebih fleksibel dalam menghadapi tantangan global dan sekaligus
mengantisipasi kebutuhan masyarakat.
Otonomi memungkinkan SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya akan menjalin kemitraan
dengan SMP Negeri dan Swasta secara langsung. Melalui kemitraan ini SD Negeri 2

22

SukamajuTasikmalaya melakukan rujuk mutu (benchmarking) untuk meningkatkan


kualitas, sekaligus memperoleh kesempatan untuk memperluas layanan kepada publik.
Undang-undang tentang Guru dan Dosen serta PP No. 19/2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan memberi peluang kepada sekolah untuk memaksimalkan perannya
sebagai sekolah baik melalui program akademik maupun sertifikasi. Hal ini tidak hanya
akan meningkatkan minat lulusan TK untuk menjadi siswa yang unggul di bidang
IPTEK dan IMTAQ.
Dengan demikian citra dan kredibilitas SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya akan
meningkat. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
menyediakan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD memberi
peluang bagi SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya untuk berperan serta secara lebih aktif
dalam memperbaiki kualitas mutu pendidikan.
6. Alternatif pengembangan
Untuk mencapai tujuan yang dirumuskan di atas, ditetapkan prioritas pengembangan SD
Negeri 2 SukamajuTasikmalaya lima tahun ke depan sebagai berikut:
1. Peningkatan mutu akademik dan penembangan diri melalui kegiatan kesiswaan;
2. Modernisasi sekolah dan fasilitas serta pengembangan jaringan ICT;
3. Penataan kelembagaan dan sistem manajemen SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya
4. Pengembangan usaha;
5. Pengokohan kehidupan beragama;
6. Peningkatan citraSD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya
Implementasi prioritas pengembangan di atas didukung oleh strategi dasar berikut:
1. Kepemimpinan yang transparan, konsisten, dan mengutamakan kebersamaan dan
mampu memberikan contoh/teladan yang baik.
2.

Pengelolaan kelembagaan yang sinergis, efisien, dan produktif.

23

3.

Profesionalisme dalam manajemen.

4.

Partisipasi aktif, menyeluruh, dan terbuka melalui penguatan peran unit-unit dasar.

5.

Jejaring dan kemitraan pada tingkat lokal, dan nasional

B. Tindak Lanjut
Dari bidang-bidang yang dianggap berhasil seperti tersebut di atas kami belum merasa
puas. Untuk itu perlu pengembangan dari berbagai aspek misalnya pengembangan :
A. Bidang Bangunan dan Sarana Kelas/Kantor
B.
Bidang Media Pembelajaran
C.
Bidang Prestasi Akademik dan Non Akademik
Hal itu perlu diupayakan mencapai target yang diinginkan.

24

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina
agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses
pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah.Dengan demikian
siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya
tujuan pendidikan.
Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi
menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan
kemampuan, keterampilan ke arah pengetahuan yang lebih maju.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan
dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler beragam siswa dapat
mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.
Kegiatan-kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna
menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua
minat siswa dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.
Pencapaian lainya yang dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:
1. Pengembangan SDM yang memiliki daya dukung terhadap peningkatan kinerja
sekolah.

25

2. Peningkatan mutu pendidikan sesuai ketentuan perundangan baru untuk memperkuat


daya saing lulusan.
3. Peningkatan wawasan Imtaq dan Iptek, kepribadian, dan kompetensi sosial sebagai
dasar untuk membangun budaya kerja di SD Negeri 2 SukamajuTasikmalaya,
Peningkatan fasilitas pendidikan untuk mendukung pelaksanaan Proses Belajar
Mengajar sesuai dengan standar nasional, Peningkatan ketertiban, keamanan,
kebersihan dan kenyamanan untuk mewujudkan kehidupan sekolah yang edukatif,
ilmiah, dan religius.
4. Peningkatan kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga lainya baik pemerintah
maupun

swasta

untuk

memperkuat

citra

dan

kinerja

SD

Negeri

SukamajuTasikmalaya yang unggul.


5. Penggalian dana dari berbagai sumber baik konvensional maupun inkonvensional.
6. Peningkatan partisipasi peserta didik dalam berbagai program pengembangan bidang
akademik,

kegiatan

lomba;

Pemasaran

produk

unggulanSD

Negeri

SukamajuTasikmalaya melalui perluasan pasar dan perluasan jangkauan publikasi;


B. Rekomendasi Operasional
1. Hendaknya setiap warga sekolah dapat lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan
masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian ditanggapi
secara profesional.
2.

Perlunya

pemahaman

seluruh

warga

dalam

mengadakan

pembangunan

berkesinambungan untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan memiliki prospek


dan berdaya saing tinggi ditengah-tengah perubahan masyarakat global.
3. Perlunya bekerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta dalam rangka penggalian
sumber dana dan promosi program sekolah untuk mengembangkan sekolah.

26

DAFTAR PUSTAKA

27

Anda mungkin juga menyukai