Oleh
HERUPRIANA, S.Pd.SD.
NIP.196906031993011001
i
HALAMAN PERNYATAAK KEASLIAN NASKAH
ii
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN NASKAH
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan best practice ini.
Laporan ini penulis susun berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam
menemukan solusi bagi permasalahan selama menjadi Kepala Sekolah . Melalui laporan
best practice ini penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis dalam mengatasi
permasalah internal dan eksternal yang penulis hadapi selama menjadi kepala sekolah
Penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak, baik para
rekan kerja guru di sekolah maupun para orang tua siwa yang telah menjadi bagian penting
dari terlaksananya best practice ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai
bahan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan kualitas pendidikan.
HERUPRIANA, S.Pd, SD
NIP.196906031993011001
iv
ABSTRAK
Dalam menjalankan tugas pertama kali sebagai kepala sekolah di SD.Negeri Cibalu
,Desa Batulawang , Kecamatan Cibinong ,Kabupaten Cianjur , Penulis menemukan
berbagai permasalahan yang cukup berat , ruang kelas yang layak pakai hanya tinggal dua
ruang itupun masih perlu untuk diperbaiki rehab ringan, ruang kelas yang lainnya sudah
tidak layak pakai diantaranya genting jaman dulu (bukan jatiwangi) yang tipis dan sudah
lapuk dimana kalau hujan sering bocor, dinding mayoritas pelesterannya sudah terkelupas
dan sudah kelihatan batakonya, Struktur coran koloman sudah mengahawatirkan sewaktu-
waktu kemungkinan sekolah bisa roboh , lantai ruang belajar sudah kembali ke asal yaitu
belantaikan tanah jadi untuk keberihan kelas sulit diterapkan, langit-langit sudah tidak ada
sehingga sama sekali ruang belajar ini sangat tidak layak untuk dipakai. WC. Siswa dan
guru jauh dari kata layak didnding bilik sudah pada bolong, lantai pluran yang sudah
pecah-pecah ,kloset sudah pecah, bak sudah tidak bisa nampung air dimana kalau guru
mau ke WC bawa air di ember kecil untuk cebok dan menyiram ,untuk wc anak sama
sekali tidak disiram WC jadi bau sekali. Perumahan guru kumuh sekali sedangkan ada guru
dari luar daerah yang tinggal di perumahan penulis sangat kasihan, Lapangan upacara
masih tanah sehingga kalau musim hujan tidak bias melaksanakan upacara bendera karena
becek.
Untuk mengatasi hal ini penulis memilih harus memaksimalkan kewirarusaha dan
kemitraan .dengan beberapa langkah:
1. Mengadakan rapat kerja dengan dewan guru sebagai langkah konsolidasi dari dalam
2. Mengadakan komunikasi yang intensip dengan komite sebagai mitra kerja.
3. Membuat Froposal batuan rehab ke Dinas Pendidikan disertai dengan dokumen poto
yang lengkap dan dikuatkan dengan lobi langsung.
4. Sering mengadakan kunjungan ke masyarakat terutama dengan tokoh yang bisa
memanfaatkan potensi orangtua siswa semaksimal mungkin untuk mengatasi maslah
sarana prasarana pendidikan.
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Metode Pemecahan Masalah...................................... 10
Gambar 3.1 Proses Supervisi Akademik................................................................ 14
Gambar 3.2 Proses Supervisi Akademik................................................................ 14
Gambar 3.3 Proses Supervisi Akademik................................................................ 15
Gambar 3.4 Kunjunga Rumah (Home Visit) ........................................................... 16
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Supervisi Akademik................................................................... 13
Tabel 3.2 Hasil FGD Guru SDN 2 Tawarotebota.................................................... 17
Tabel 3.3 Mentoring Progress SDN 2 Tawarotebota............................................... 18
Tabel 3.4 Hasil Supervisi Akademik....................................................................... 20
Tabel 3.5 Penilaian Komponen Pembelajaran......................................................... 20
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
saja ,dan tidak ada kemitraan dengan masyarakat sehingga potensi masyarakat tidak
dimanfaatkan sama sekali.
SDN. Cibalu yang keadaan Sarana dan prasarana pendidikan yang sangat kurang
sangat mempengaruhi sekali ke dalam situasi belajar mengajar di kelas dan akan
menghasilkan mutu pendidikan yang rendah
1.2. Permasalahan
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, maka penulis menarik beberapa
permasalahan pokok pada SDN Cibalu yaitu:
1. Sarana Pendidikan Ruang kelas yang sangat buruk ,sehingga mempengaruhi
kedalam proses belajar mengajar jadi kurang baik.
2. Sanitasi dan WC guru dan Siswa tidak layak pakai, sehingga kebersihan kurang
terjaga.
3. Lapangan upacara sering becek karena masih tanah sehingga kegiatan upacara
sering dihilangkan.
4. Hubungan komunikasi dan kerja sama antara kepala sekolah, guru ,Komite dan
masyarakat sangat renggang dan kurang terjalin dengan baik.sehingga tidak ada
kemitraan
5. Keterlibatan partisipatif dari masyarakat khususnya orang tua siswa dalam
pendidikan anak sangat rendah
1.3. Tujuan
Merujuk pada permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka tujuan dari best
practice kepala sekolah ini adalah untuk:
1. Memperjuangkan rehabilitasi ruang kelas ke dinas pendidikan harus maksimal .
2. Mengadakan kerja sama dengan guru untuk meningkatkan sara dan prasarana
pendidikan dan pembelajaran secara maksimal
3. Menciptakana pola hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik antara kepala
Sekolah dengan Komite Sekolah sebagai usaha kemitraan.
4. Meningkatkan keterlibatan partisipatif dari masyarakat khususnya orang tua siswa
dalam pendidikan
2
1.4. Manfaat
Melalui pelaksanaan best practice ini penulis berharap dapat memberikan manfaat
pedagogik dan praktis sebagai berikut:
3
BAB II
METODE PEMECAHAN MASALAH
4
itu penulis memilih pendekatan kemitraan untuk membuka peluang tercipatanya
komunikasi dua arah yang saling mengisi.
Menurut Widodo (2002:441) secara etimologi kata kemitraan berasal dari kata
mitra yang artinya pasangan kerja, atau partner usaha. Kemitraan atau partnership pada
dasarnya dikenal dengan istilah perkongsian di mana dua pihak atau lebih membentuk
suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang tertentu dalam rangka memperoleh
hasil yang baik. Penulis menganggap bahwa pendekatan kemitraan dapat menghilangkan
dinding pemisah antara kepala sekolah dan guru begitupun juga antara pihak sekolah
dengan masyarakat atau orang tua siswa. Hal ini dapat terjadi karena konsep kemitraan
mengandung sebuah nilai kesetaraan dan persahabatan. Kemitraan dapat menghilangkan
kesenjangan karena semua pihak memiliki posisi dan peran yang sama dalam sebuah usaha
bersama.
Pengalaman empiris ini menjadi salah satu dasar penulis untuk menerapkan
pendekatan ini kepada para guru dan orang tua siswa. Penulis berkeyakinan bahwa dengan
pendekatan kemitraan akan tercipta sebuah sinergi yang harmonis yang mendorong
keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan khususnya guru dan orang tua siswa
sehingga tujuan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak dapat didukung
secara penuh dan berkelanjutan. Melalui pendekatan kemitraan ini pula penulis dapat
menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi dan interaksi yang selama ini terjadi.
Menurut Utari (2010) umumnya kegiatan kemitraan adalah upaya penyediaan sumber daya
dan sumber dana pendidikan, pendampingan pengerjaan tugas, dan dukungan langsung di
ruang kelas bersama guru. Dari definisi ini maka dapat dikatakan bahwa kemitraan antara
guru dan kepala sekolah dapat berbentuk pendampingan dan dukungan langsung yang
diberikan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.
2.3. Menyusun Langkah Operasional
Pada tahapan ini penulis mentransformasikan pendekatan kemitraan yang telah
dijabarkan sebelumnya menjadi langkah operasional dalam bentuk action atau langkah
nyata dan memperjuangkan secara maksimal bantuan dari dinas untuk rehabilitasi ruang
kelas ,langkah-langkah tersebut dijabarkan kedalam beberapa kegiatan antara lain:
5
A. Menjalin Kemitraan
1. Kemitraan dengan guru-guru dan tenaga kependidikan
Guru adalah ujung tombak dari kerja kepala sekolah ,guru penentu keberhasilan
kepemimpinan kepala sekolah jadi sangat penting guru itu dianggap mitra kerja yang
paling utama tidak bisa kepala sekolah membiarkan guru bekerja sendiri - sendiri
hal-hal yang harus dilakukan dengan guru:
Menggali informasi sebanyak-banyaknya dari semua guru tentang apa yang
terjadi di SDN. Cibalu.
Semua guru diminta pendapat atau sarannya tentang bagaimana langkah –
langkah untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Guru diminta menganalisa potensi-potensi yang ada di lingkungan sekolah
karena sudah lebih dulu ada di lingkungan sekolah.
Semua guru diminta kesiapannya untuk bekerja secara maksimal sebagai
fakta integritas bekerja yang solid.
2. Kemitraan Dengan Komite Sekolah
Komite Sekolah merupakan patner yang sangat penting dalam mengembangkan
sekolah ,sehingga sangat dibutuhkan sekali keberadaannya juga sebagai jembatan
penghubung antara sekolah dan orangtua murid , hal-hal yang perlu dilakukan
dengan komite sekolah diantaranya:
Menggali informasi dari komite sekolah tentang keadaan SDN.Cibalu
sehingga keadaanya seperti itu.
Menanyakan apa saja kelemahan dan kelebihan dari lingkungan SDN.
Cibalu serta peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan
sekolah.
Diminta saran atau pendapatnya bagaimana cara mengatasi permasalahan di
SDN.Cibalu.
Diminta kesiapannya untuk membantu mengembangkan sekolah tanpa
pamrih.
3. Kemitaraan dengan Orangtua Murid
Orang tua murid sangat berperan penting dalam kemajuan sekolah baik secara
edukatif maupun kemajuan bidang sarana dan prasarana sekolah ,tanpa dukungan
orang tua murid yang maksimal rasanya merupakan hal yang tidak mungkin sekolah
6
bisa berjalan dengan baik . untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan dengan
orangtua murid dintaranya:
Sering melakukan home visit ( kunjungan rumah) sebagai pendekatan yang
cukup efektif.
Mengagali informasi tentang potensi yang ada di lingkungan.
Diminta kesiapan membantu mengembangkan sekolah baik secara pisik
maupun secara non fisik ( edukatif)
Pengajuan rehabilitasi ruang kelas adalah salah satu cara yang harus di tenpuh oleh
Kepala Sekolah sebab tanpa bantuan dari Pemerintah untuk permasalahan di atas rasanya
sangat tidak mungkin bagaimanapun intensipnya kepala sekolah menjalin kerjasama
dengan komite sekolah dan orangtua murid . Karena potensi orangtua hanya membantu
tidak sepenuhnya apalagi kondisi di kampung mayoritas mata pencahariannya mayoritas
petani dan buruh tani dengan ekonomi yang pas-pasan. Pengajuan Rehabililitasi Ruang
kelas dilampiri dengan poto kondisi ruang kelas serta komunikasi yang intensif.
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
7
Komite orangnya suka membangun.
Dia sebagai pengusaha kayu dan material bangungan lainnya
Dengan negosiasi yang baik komite siap membantu pengadaan material khusus untuk
sekolah memberikan harga dibawah pasaran . Juga penulis melihat ada potensi di beberapa
orangtua murid diantara orangtua murid banyak yang tenaga professional dalam bidang
bangunan karena mereka sering bekerja di Depok sebagai tukang di proyek rumah mewah
dan dengan negosiasi yang baik orangtua murid siap membantu dengan harga
murah,Semua guru diberdayakan sesuai dengan SK Komite Pembangunan .Dalam
pelaksanaannya walaupun sudah ada tugasnya masing-masing penulis tidak diam begitu
saja selalu mengadakan monitoring dan komunikasi yang intensip seigga jangan sampai
terjadi kesalahan .
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Simpulan
Melalui kegiatan Focus Group Discussion pra guru menunjukkan antusiasme yang
tinggi selama proses diskusi dan secara terbuka dapat mengkomunikasikan semua pendapat
dan gagasan yang mereka miliki. Bahkan selama diskusi setiap guru secara sadar
mengoreksi kekurangan mereka dalam proses pembelajaran di kelas termasuk kendala rasa
percaya diri dan motivasi rendah yang mereka miliki. Melalui kegiatan mentoring ini
penulis berhasil mengatasi hambatan komunikasi yang selama ini terjadi antara guru dan
kepala sekolah. Hal ini mampu memberikan pengaruh positif bagi penyampaian
pengetahuan antara kepala sekolah sebagai pendamping dan guru sebagai terdamping.
Melalui supervisi akademik guru mampu meningkatkan kompetensi mereka dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
8
Kegiatan kunjungan rumah memberikan hasil positif berupa terjalin komunikasi
dan silaturrahmi yang baik antara guru dan orang tua siswa, orang tua siswa berperan aktif
dalam mengawasi proses belajar anak di rumah, tercipta rasa saling percaya (trust) antara
orang tua siswa dan guru, dan orang tua dapat menjadi pendukung yang efektif dalam
membantu guru meningkatkan prestasi peserta didik. Kegiatan Kunjungan Sekolah
meningkattkan pemahaman dan penghargaan orang tua siswa terhadap tugas sekolah dan
guru dalam mendidik anak, orang tua dapat secara langsung memantau proses belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh sekolah, orang tua siswa dapat secara langsung
memberikan masukan bagi peningkatan pendidikan anak, dan sekolah dapat menciptakan
hubunga harmonis antara guru dan orang tua siswa di dalam maupun di luar sekolah
4.2. Refleksi
Meskipun upaya pendekatan yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan
peningkatan dan perbaikan masalah internal dan eksternal yang ada di SDN 2
Tawarotebota, namun upaya peningakatan kualitas pendidikan tidak hanya berhenti sampai
di situ. Penulis masih harus banyak belajar dan berusaha mencari pendekatan-pendekatan
baru yang mungkin dapat lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Selain itu penulis juga masih perlu untuk mendalami tugas dan fungsi manajerial kepala
sekolah khususnya pelatihan-pelatihan kompetensi kepala sekolah yang pada gilirannya
dapat menjadi faktor pendukung dalam menjalankan sekolah yang maju dan inovatif.
4.3. Rekomendasi
Melalui laporan ini penulis memberikan beberapa rekomendasi terkait dengan
pendekatan kemitraan yang penulis lakukan di SDN 2 Tawarotebota sebagai berikut:
a. Dalam melaksanakan pendekatan kemitraan diperlukan peran aktif semua
stakeholder untuk bersama-sama menjalin kerja sama dalam rangka peningkatan
kapabilitas sekolah bagi kualitas pendidikan yang maju dan berkelanjutan
b. Kepala sekolah memilki peran yang strategis sebagai morot penggerak sehingga
dalam pendekatan kemitraan kepala sekolah diharapkan dapat memberikan dedikasi
yang banyak dalam membangun jembatan komunikasi dan interaksi dengan
masyarakat khususnya orang tua siswa
c. Pendekatan kemitraan ini hanya salah satu pendekatan di antara banyak
pendekatan-pendekatan yang dapat dipilih oleh kepala sekolah. Oleh karena itu
9
dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapai sekolah kepala sekolah diharapkan dapat mampu untuk mengidentifikasi
sumber masalah guna menemukan pendekatan yang efektif dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
10
Minter, David & Reid, Michael. 2007. Lightning Innovation Strategy. Jakarta: Serambi.
Prastowo, Andi. 2008. Menguasai Teknik-teknik Data Penelitian Kualitatif. Jogya: DIVA
Press.
Utari, Rahmania. 2010. Tantangan kemitraan orang tua, sekolah, dan masyarakat. Jurnal
manajemen pendidikan. No. 2 Vol. VI.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
13
``
14
Pernyataan Tidak Sedang dalam Proses Alih Tugas/Mutasi
15
Pernyataan Tidak Pernah Menerima Hukuman atau Sanksi Sedang atau Berat
16
17
18
19
20
1
1
2