Anda di halaman 1dari 24

BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH

MANTAP MEMBANGUN SMPN 1 LUMBIS


MENUJU SEKOLAH HEBAT DI PEDALAMAN
KALTARA

Oleh
MUHAMMAD IDRUS, S. Pd., M.A.P.
NIP.19810805 200502 1 004

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN NUNUKAN


PROVINSI KALIMANTAN UTARA
TAHUN 2019
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Idrus, S.Pd, M.A.P


NIP : 19810805 200502 1 004
NUPTK : 3137759660200043
Jabatan : Kepala Sekolah
Judul Laporan : MANTAP Membangun SMPN 1 Lumbis
Menuju Sekolah Hebat di Pedalaman Kaltara

menyatakan bahwa Best Practise Kepala Sekolah yang disusun seluruhnya asli
hasil kerja sendiri, bukan plagiat, dan belum pernah dinilai pada lomba
lainnya, baik di dalam maupun di luar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mengetahui, Nunukan, 05 Februari 2019


Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Yang membuat pernyataan,
Kab. Nunukan,

H.Junaidi Muhammad Idrus, S.Pd, M.A.P


NIP. 195901031987031007 NIP. 19810805 200502 1 004
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : MANTAP Membangun SMPN 1 Lumbis


Menuju Sekolah Hebat di Pedalaman Kaltara
Nama : Muhammad Idrus, S.Pd, M.A.P
NIP : 19810805 200502 1 004
Pangkat/ Golongan : Pembina / IV A
NUPTK : 3137759660200043
Tempat Tugas : SMP Negeri 1 Lumbis
Jabatan : Kepala Sekolah

Membenarkan dan mengesahkan bahwa semua isi dalam laporan Best Practise ini
adalah sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dari tanggal 1 April 2018 s.d. 31
November 2018

Nunukan, 05 Februari 2019

Mengesahkan :
Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan
Kab. Nunukan

H.Junaidi
NIP. 195901031987031007
MANTAP Membangun SMPN 1 Lumbis Menuju Sekolah Hebat
di Pedalaman Kaltara

Oleh

Muhammad Idrus, S.Pd., M.A.P


Abstrak

Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 1 Lumbis yang berkaitan dengan


aktifitas guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai
berikut : 1) guru bekerja hanya pada tanggung jawabnya saja; 2) guru tidak mau
bekerja sama dan cenderung bertindak sendiri-sendiri; 3) partisipasi guru dalam
kegiatan yang dilakukan di sekolah dan hanya sebagian guru saja yang ikut
berpatisipasi dalam setiap kegiatan; 4) guru kurang peduli terhadap siswa.
Dampak dari fenomena tersebut adalah 1) sulit untuk menambah tugas guru diluar
tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar dan pendidik. 2) program yang
dilaksanakan di sekolah dan kurangnya partisipasi dari guru-guru menyebabkan
program tersebut tidak berjalan dengan baik. 3) karakter siswa kurang baik karena
kurangnya pengawasan dan bimbingan dari guru yang menyebabkan siswa sering
bermasalah dan sering melanggar tata tertib. MANTAP merupakan istilah baru
dalam bidang manajemen Pendidikan sekolah. Karena MANTAP merupakan hasil
kreatifitas berfikir penulis sendiri setelah melalui koordinasi dan diskusi yang
berkesinambungan. Sebagai kepala sekolah baru di SMP Negeri 1 Lumbis. Hasil
yang dicapai setelah dilaksanakan MANTAP di SMP Negeri 1 Lumbis, di
antaranya adalah bertambahnya Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan bagi
peningkatan mutu pendidikan dan prestasi sekolah di SMP Negeri 1 Lumbis,
adanya peningkatan komitmen normatif berbasis spirit internal, dan banyak
memperoleh prestasi. Pelaksanaan MANTAP di SMP Negeri 1 Lumbis
meningkatnya prestasi lomba-lomba bidang akademik maupun non akademk. rasa
kekeluargaan dan kebersamaan di antara guru, karyawan dan warga sekolah
lainnya. Rasa peduli, empati sering muncul secara spontan terkait adanya anjuran
berbagi pada orang lain merupakan bukti sebagai orang baik atau saleh. perhatian
dan partisipasi masyarakat serta menaikkan pamor sekolah di mata masyarakat.
Seiring dengan meningkatnya perhatian dan partisipasi masyarakat, kasus-kasus
kekerasan, perusakan dan pencurian sudah tidak terjadi lagi

Kata kunci : MANTAP, Membangun Sekolah


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan best practice ini.
Laporan ini penulis susun berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam
menemukan solusi bagi permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 1 Lumbis. Melalui
laporan best practice ini penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis dalam
mengatasi permasalah internal dan eksternal yang penulis hadapi selama menjadi kepala
sekolah di SMP Negeri 1 Lumbis. Penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada semua pihak, baik para rekan kerja guru di sekolah maupun para orang tua
siwa yang telah menjadi bagian penting dari terlaksananya best practice ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai
bahan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan kualitas pendidikan.

Baruga, 05 Februari 2019


Penulis,

Muhammad Idrus, S. Pd., M.A.P


NIP.19810805 200502 1 004
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH LOMBA ........................... ii
HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN DARI ATASAN ................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Masalah .................................................................................................... 3
1.3. Tujuan ..................................................................................................... 3
1.4. Manfaat ................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 4
2.1. Manajemen .............................................................................................. 4
2.2. Tanggap ................................................................................................... 6
2.3. Mantap .................................................................................................... 7
BAB III METODE PEMECAHAN MASALAH ............................................... 8
3.1. Tahapan pelaksanaan MANTAP ......................................................... 8
3.2. Kerangka Pikir ........................................................................................ 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 10
4.1. Meningkatnya Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah ..................... 10
4.2. Meningkatnya Komitmen Normatif Berbasis Spirit........................... 10
4.3. Meningkatnya Prestasi Sekolah ............................................................ 11
4.4. Kendala Yang Dihadapi Dan Tindak Lanjut ....................................... 12
4.5. Alternatif Pengembangan ...................................................................... 13
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................... 14
5.1. Simpulan .................................................................................................. 14
5.2. Rekomendasi ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Implementasi MANTAP di SMP Negeri 1 Lumbis. . . . . . . . 9


Tabel 4.1 Daftar Prestasi Peserta Didik SMP Negeri 1 Lumbis ........... 12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Metode Pemecahan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Guru adalah sumber daya manusia yang ada di sekolah, bahkan guru
merupakan faktor utama peningkatan mutu Pendidikan di sekolah. Untuk menjaga
mutu SDM maka dalam kegiatan manajemen SDM dapat menerapkan berbagai
cara, antara lain melalui penerapan fungsi manajerial dan fungsi operasional
dalam pemberdayaan SDM. Fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan fungsi operasional
seperti pengadaan, fungsi pengembangan, fungsi kompensasi, fungsi integrase dan
fungsi pemeliharaan (Wukir, 2013:52). Dalam penerapan fungsi-fungsi tersebut
harus melihat kondisi yang ada di sekolah, karena bagi sekolah negeri masalah
perekrutan guru dan pengadaan guru bukan menjadi tanggung jawab sekolah akan
tetapi tanggung jawab dari pemerintah. Pihak sekolah perlu memperhatikan fungsi
lain terutama fungsi pengembangan, fungsi kompensasi, fungsi integrase dan
fungsi pemeliharaan. Fungsi-fungsi tersebut lebih focus penekanan pada
peningkatan SDM guru karena guru adalah agent of change di lingkungan
sekolah.
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah karena guru yang
baik adalah guru yang professional dan guru yang mempunyai karakter serta
integritas yang tinggi. Untuk itu guru diwajibkan untuk menempuh Pendidikan
profesi seperti yang tercantum pada UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen pasal 1 butir 1 disebutkan:
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”
Guru yang professional memiliki empat kompetensi, yaitu meliputi
kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan
kompetensi professional yang didapat melalui Pendidikan profesi (UU RI No. 14
tahun 2005).
Dalam rangka mewujudkan guru yang professional perlu adanya
peningkatan mutu guru. Cara meningkatkan mutu guru dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti menerapkan fungsi pengembangan, pembinaan, kompetensi
dan fungsi pengawasan(supervisi). Supervisi adalah pengawasan terhadap
kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap
guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan pengawasan
terhadap situasi yang menyebabkannya. Pendidikan sangatmembutuhkan yang
Namanya pengawasan, dengan adanya pengawasan akan mampu meningkatkan
dan mengembangkan potensi sehingga mampu menjadi sumber daya manusia
yang professional secara berkesinambungan. Adapun pelaksanaan kegiatan
supervisi di sekolah, sepenuhnya adalah tanggung jawab dari kepala sekolah, oleh
karena itu salah satu tugas pokok kepala sekolah adalah sebagai supervisor.
Fenomena yang terjadi di SMP Negeri 1 Lumbis yang berkaitan dengan
aktifitas guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai
berikut : 1) guru bekerja hanya pada tanggung jawabnya saja; 2) guru tidak mau
bekerja sama dan cenderung bertindak sendiri-sendiri; 3) partisipasi guru dalam
kegiatan yang dilakukan di sekolah dan hanya sebagian guru saja yang ikut
berpatisipasi dalam setiap kegiatan; 4) guru kurang peduli terhadap siswa.
Dampak dari fenomena tersebut adalah 1) sulit untuk menambah tugas guru
diluar tanggung jawabnya sebagai seorang pengajar dan pendidik. 2) program
yang dilaksanakan di sekolah dan kurangnya partisipasi dari guru-guru
menyebabkan program tersebut tidak berjalan dengan baik. 3) karakter siswa
kurang baik karena kurangnya pengawasan dan bimbingan dari guru yang
menyebabkan siswa sering bermasalah dan sering melanggar tata tertib.
Berdasar hal tersebut dapat dikategorikan kinerja guru sebagai sumber daya
manusia utama dalam pendidikan di SMP Negeri 1 Lumbis masih rendah. Padahal
tuntutan yang ada, guru adalah agent of change, dan menjadi seorang yang benar-
benar profesional dalam bidangnya demi terwujudnya pendidikan yang bermutu.
Sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut, kepala sekolah selaku
manajer SDM telah melakukan kegiatan yang mampu mewujudkan tercapainya
sumber daya manusia yang bermutu melalui kegiatan supervisi. Keberhasilan
kepala sekolah dalam hal kegiatan supervisi ini, merupakan suatu prestasi kerja
yang dapat disebut sebagai best practice, oleh sebab itu penulis akan
mendokumentasikan keberhasilan kepala sekolah ini dengan laporan yang
berjudul “MANTAP Membangun SMP Negeri 1 Lumbis Menuju sekolah Hebat
di Pedalaman Kaltara”.

1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan menjadi bahan pembahasan adalah :
a. Bagaimanakah pelaksanaan MANTAP di SMP negeri 1 Lumbis ?
b. Efektifitas Mantap menuju sekolah hebat di pedalaman Kaltara ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan best practice ini adalah :
a. Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan pelaksanaan MANTAP di SMP
Negeri 1 Lumbis.
b. Mendeskripsikan hasil dari penerapan MANTAP di SMP negeri 1
Lumbis.

1.4 Manfaat
a. Secara teoritis dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang
bentuk dan upaya MANTAP untuk meningkatkan prestasi dan menuju
sekolah hebat di pedalaman Kaltara”.
b. Secara praktis diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan bagi pengelola
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah melalui implementasi
MANTAP.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi, berikut ini


disajikan teori-teori yang mendukung penyelesaian permasalahan yang ada di
sekolah, antara lain.
2.1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen secara umum
Pengertian manajemen secara umum memiliki banyak sudut pandang
dan presepsi. Namun secara global kesemua pengertian manajemen akan
fokus pada hal penting ialah pembuatan keputusan.
Kata manajemen bersumber dari bahasa Inggris yaitu “manage” yang
memiliki arti mengelola, mengendalikan, mengusahakan, dan memimpin.
Pengertian manajemen pada umumnya dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan proses untuk meraih tujuan pada organisasi melalui kerja
bersama dan bekerja sama dengan sumber daya atau unsur manajemen yang
dipunyai organisasi. Secara lebih spesifik pengertian manajemen adalah ilmu
dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Arti manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama tim. Kemampuan
untuk melihat integritas dan totalitas pada bagian yang terpisah pada satu
naungan visi merupakan seni dari manajemen. Oleh karena itu pengertian
manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni.
Seni manajemen mencakup kemampuan visi tersebut. Berbagai aspek
dalam manajemen seperti perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, dan
pengambilan keputusan berhubungan dengan unsur manusia tentang cara
pendekatan manajemen seni.
Pada tahap penerapan, manajemen memiliki subyek dan obyek.
Subyek yaitu orang yang mengatur yang disebut manajer. Sedangkan obyek
adalah segala sesuatu yang diatur.
Pengertian manajemen lainnya adalah sebagai ilmu. Manajemen
merupakan ilmu yang sangat luas dan saling berhubungan dengan ilmu lain
seperti keuangan, pemasaran, Sumber Daya Manusia. Penerapannya dapat
digunakan pada manajemen organisasi bisnis, sistem informasi manajemen
ataupun pada manajemen keseharian.
b. Pengertian Manajemen Sekolah
Pada hakikatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen
sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya memang
sukar dibedakan, lebih-lebih sering dipakai secara bergantian dalam
pengertian yang sama. Apa yang menjadi skop manajemen pendidikan adalah
juga merupkan skop atau bidang garapan manajemen sekolah. Demikian pula
proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang di ilhami
dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.
Menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses pendayagunaan
sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif.
Manajemen pendidikan merupakan suatu usaha bersama sekelompok manusia
untuk mencapai tujuan organisasi yang efisien dan daya guna yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan disekolah.
Ali Imron berpendapat bahwa manajemen pendidikan adalah proses
penataan kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik
yang bersifat manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Tujuan manajemen pendidikan adalah tujuan yang dikehendaki harus
jelas, makin operasional tujuan makin mudah terlihat dan makin tepat
program-program-program yang disusun untuk mencapai tujuan yang
ditentukan, program itu harus menyeluruh dan ada koordinasi terhadap
komponen yang melaksanakan program sekolah.
Proses manajemen pendidikan dimulai dari perencanaan, diteruskan
dengan pengorganisasian, penggeraan dan kemudian pengawsan. Proses
tersebut berjalan secara siklik, karena begitu proses akhir (pengawasan) telah
dilalui, kembali lagi keproses pertama (perencanaan).
Manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh menyimpang
dari konsep dan yang sesuai dengan obyek yang ditangani serta tempat
organisasi itu berada. Sebagai bagian dari suatu ilmu, seharusnya manajemen
itu tidak boleh menyimpang dari konsep manajemen yang sudah ada. Namun
variasi bisa terjadi akibat kreasi dan inovasi para manajer. Variasi ini
berkaitan dengan obyek yang ditangani dan tempat organisasi itu.
Manajemen yang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai situasi dan
kondisi disebut manajemen yang fleksibel. Manajemen ini tidak kaku, ia
dapat berlangsung dalam kondisi dan situasi yang berbeda-beda. Kebijakan-
kebijkan pemerintah yang baru, tuntutan-tuntutan masyarakat yang brubah
dari semula, perubahan-perubahan nilai masyarakat, dan sebagainya tidak
akan menghentikan aktivitas manajemen ini. Manajemen akan berjalan terus
dengan revisi di sana-sini. Hal ini menjamin kelangsungan hidup organisasi.
Oleh sebab itu para manajer perlu mengusahakan manajemen agar bersifat
fleksibel.
Jadi dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen atau
pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari
proses pendidikan secara keseluruhan, karena dengan adanya manajemen
yang baik maka tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif
dan efisien.

2.2 Tanggap
Tanggap berarti memiliki intelektualitas yang tinggi, keahlian,
kemampuan, pengetahuan, dan profesinalisme. Guru harus tanggap karena
dituntut profesionalismenya. Ia harus mempunyai intelektual yang tinggi dan
terampil di bidang yang menjadi tanggung jawabnya yakni mendidik. Itu
sebabnya, ia mendapat predikat professional. Selain memiliki keahlian dan
berwawasan tinggi seorang guru juga dituntut untuk memiliki karakter dan
integritas yang kuat agar mampu menjadi teladan yang baik bagi siswanya.
2.3 MANTAP
MANTAP merupakan istilah baru dalam bidang manajemen Pendidikan
sekolah. Karena MANTAP merupakan hasil kreatifitas berfikir penulis sendiri
setelah melalui koordinasi dan diskusi yang berkesinambungan. Sebagai kepala
sekolah baru di SMP Negeri 1 Lumbis.
MANTAP adalah singkatan dari Manajemen Tanggap. Adapun pengertian
masing-masing istilah adalah sebagai berikut :
a. Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran (KBBI, Depdikbud, 1993: 583).
Banyak pendapat dari para ahli tentang pengertian manajemen.
Manajemen adalah perpaduan antara ilmu dan seni (Sarwono,
Jonathan, 2006: 25).
Dalam tulisan ini yang dimaksud manajemen adalah proses yang
diterapkan oleh penulis sebagai Kepala SMP Negeri 1 Lumbis dalam
menggunakan sumber daya baik berupa manusia, dana (keuangan) dan
sarana prasarana/ fasilitas yang dimiliki sekolah, secara efektif dan
efesien untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
b. Tanggap adalah segera mengetahui (keadaan) dan memperhatikan
sungguh-sungguh (KBBI, Depdikbud).
Tanggap berarti memiliki intelektualitas yang tinggi, keahlian,
kemampuan, pengetahuan, dan profesinalisme. Tanggon, memiliki
mental yang membaja, tangguh, tough; dan Trengginas, memiliki fisik
dalam arti luas bisa mengemban tugas-tugas di berbagai medan,
situasi, di berbagai keadaan.(Arief).
Berdasarkan uraian arti istilah tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa
pengertian MANTAP adalah proses menggerakkan seluruh sumber daya yang
dimiliki, terutama sumber daya manusia secara efektif dan cepat sehingga berdaya
guna dan berhasil guna mencapai sasaran yang diharapkan.
Sasaran yang diharapkan dari implementasi MANTAP adalah membangun
SMP Negeri 1 Lumbis menuju sekolah hebat di pedalaman Kaltara.
BAB III
METODE PEMECAHAN MASALAH

3.1 Tahapan pelaksanaan MANTAP


Pelaksanaan MANTAP sangat mudah dilakukan di sekolah. Adapun
tahapan pelaksanaan MANTAP di SMP negeri 1 Lumbis adalah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang Sekolah (selanjutnya
disingkat TPS), terdiri atas kepala sekolah, ketua Komite, guru senior dan
atau guru profesional di sekolahnya.
b. Kepala Sekolah bersama TPS menentukan masalah-masalah sasaran yang
akan diberi treatment (perlakuan).
c. Kepala Sekolah menentukan perubahan yang diharapkan menjadi lebih
baik dari keadaan awal.
d. Kepala sekolah melaksanakan MANTAP sebagai berikut:
1) Dilaksanakan Program Budaya Semangat Pagi Ketentuan Jam
Masuk 07.10 dengan cara:
a) Kepala Sekolah memberi teladan datang lebih awal dari para
guru dan karyawan lainnya, melakukan presensi pada fingerspot
(alat untuk mengenali kehadiran dengan sidik jari), dan mengisi
buku daftar hadir secara manual sesuai urutan kehadiran,
mengisi jam hadir.
b) Kepala Sekolah menghidupkan Program Bel Otomatis Kendali
Komputer.
c) Kepala Sekolah membuat Video (film dokumenter) yang
memperlihatkan dampak dari guru terlambat datang ke sekolah
sehingga anak terlantar, tidak tertib.
d) Kepala Sekolah melaksanakan Program IHT (In House
Training) bagi Guru/ Karyawan bersama keluarganya.
Untuk mengetahui gambaran dari tahapan penerapan MANTAP di SMP
Negeri 1 Lumbis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Implementasi MANTAP di SMP Negeri 1 Lumbis

No Kondisi Awal Implementasi Mantap

1 Peserta didik: a. Dilaksanakan program Semangat Pagi .


Ketertiban dan kedisiplinan jam masuk
a. Tidak tertib, kurang 07.10. Bagi siswa dan guru/ karyawan.
disiplin, sering terlambat b. Dilaksanakan program “Nadhom
datang ke sekolah, sering Asmaul Khusna” untuk menguatkan
bolos pada jam pelajaran. program ketertiban dan kedisiplinan
b. Sikap mental dan perilaku jam masuk.
tata kramanya kurang c. Pelaksanaan program Budaya Kompak
baik, geng-gengan, dan Semangat Menjawab Salam.
ampresen, perilaku kasar d. Dilaksanakan Upacara Bendera tiap
menjurus kriminal. hari Senin dan hari-hari besar Nasional.
c. Prestasi belajarnya e. Dikenalkan teori otak kepada anak dan
rendah, gairah belajar dan guru/ karyawan.
“fokus” dalam belajar f. Disugesti supaya anak-anak senang dan
rendah. semangat dalam belajar,
g. Ditunjukkan cara-cara belajar yang
sangat disukai otak,
h. Pelaksanaan program Salam Semangat
Pagi.
2 Guru dan karyawan etos a. Guru& karyawan diberi pembinaan
kerjanya rendah, ketertiban rutin melalui rapat-rapat.
dan kedisiplinan dalam b. Diadakan IHT (in house training) untuk
bekerja rendah, perilaku kerja membangun kesepahaman antara
dan profesionalitas dalam guru/karyawan dengan keluarga di
bekerja rendah, bahkan rumah tentang program2 sekolah.
c. Guru & karyawan diberi tugas yang
orientasi kerja juga rendah
jelas (job deskription), membuat SKP.
d. KS memperhatikan kesejahteraan
guru& karyawan.
e. Melengkapi Sarpras dan fasilitas yang
dibutuhkan oleh guru&karyawan.
f. Mengembangkan sistem informasi
sekolah yang terkait dengan IT, seperti:
Fingerspot (absen sidik jari) dikaitkan
dengan bel otomatis kendali komputer,
dikaitkan dengan perangkat pengeras
suara untuk pelaksanaan Program Jam
masuk 07.10.
3 Kepedulian orang tua, a. Melakukan pendekatan dan
Komite dan masyarakat meningkatkan pelayanan kepada
terhadap sekolah kurang; peserta didik dengan perlakuan Oplet
dijiwai semangat kasih sayang tulus.
b. Memberikan prinsip penghargaan dan
hukuman bagi peserta didik secara
jelas, tegas namun dalam eksekusinya
harus bijaksana.
c. Meningkatkan prestasi siswa dalam
lomba-lomba melalui penugasan guru
dalam pembinaan/ bimbingan siswa.
d. Mengadakan silaturrahmi kepada tokoh
masyarakat, komite, orang tua dan
masyarakat lebih luas untuk
mensosialisasikan program-program
sekolah
4 Sarana, prasarana, fasilitas a. Menambah/ melengkapi Sarpras/
dan kelengkapan alat-alat fasilitas yang belum dipunyai sekolah
yang ada di sekolah tidak dan sangat dibutuhkan oleh sekolah
difungsikan dengan baik untuk kepentingan pelaksanaan
untuk mendukung manajemen sekolah.
peningkatan prestasi belajar b. Mendorong para guru memanfaatkan
Sarpras yang ada di sekolah untuk
peserta didik
pembelajaran yang kreatif demi
meningkatkan prestasi belajar peserta
didik dan prestasi sekolah.
c. Prioritas pengembangan di SMP Negeri
1 Lumbis dan Taman Baca.

3.2 Kerangka Berfikir


Adapun kerangka pikir untuk menggambarkan pemecahan masalah dapat
disajikan pada gambar berikut:

Masalah:
1. Kerja sama Program MANTAP
2. Program Tidak berjalan
3. Karakter siswa kurang baik Kendala

Alternatif

Hasil : Sarana, Spirit, Prestasi

Gambar 3.1. Kerangka Pikir Metode Pemecahan Masalah


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Meningkatnya Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah


Hasil yang dicapai setelah dilaksanakan MANTAP di SMP Negeri 1
Lumbis, di antaranya adalah bertambahnya Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan
bagi peningkatan mutu pendidikan dan prestasi sekolah di SMP Negeri 1 Lumbis,
berupa:
a. Dibangun parkir sepeda motor guru, bertambahnya WC/KM gurudan
diperbaikinya WC/KM siswa yang rusak.
b. Bertambahnya komputer dan laptop sekolah, juga bertambahnya
komputer untuk perpustakaan.
c. Terpasangnya Bel Sekolah Otomatis Kendali Komputer yang sangat
bermanfaat bagi pengendalian semua aktifitas pembelajaran di sekolah
sehingga tepat waktu.
d. Terpasangnya Fingerspot (mesin pencatat presensi berbasis sidik jari),
dan sejak itu para guru/ karyawan jujur dalam mengisi daftar hadir
manual.
e. Terbangunnya ketertiban dan kedisiplinan dilandasi semangat
kebersamaan, kekeluargaan dan semangat berprestasi di kalangan guru
dan siswa.
f. Dilengkapinya AC di ruang Perpustakaan untuk menambah kenyaman
warga perpustakaan, disamping juga berfungsi untuk perawatan buku di
perpustakaan.
4.2 Meningkatnya Komitmen Normatif Berbasis Spirit
Bentuk-bentuk adanya peningkatan komitmen normatif berbasis spirit
internal di SMP Negeri 1 Lumbis adalah:
a. Terbangunnya ketertiban dan kedisiplinan dilandasi semangat
kebersamaan, kekeluargaan dan semangat berprestasi di kalangan guru
dan siswa.
b. Meningkatnya kepercayaan, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Lumbis.
c. Meningkatnya profesionalitas guru/karyawan dan hal ini berdampak
positif bagi peningkatan prestasi belajar peserta didik di sekolah maupun
meningkatnya perolehan kejuaraan dalam lomba-lomba baik bidang
akademik maupun nonakademik di tingkat Kecamatan.
d. Meningkatnya gairah kerja para guru dan karyawan.
e. Meningkatnya kepedulian masyarakat pada sekolah, diantaranya
ditunjukkan dengan kesepakatan masyarakat secara bersama-sama untuk
menjaga keamanan sekolah.

4.3 Meningkatnya Prestasi Sekolah


Dalam waktu kurang dari dua tahun perjalanan implementasi MANTAP di
SMP Negeri 1 Lumbis, telah banyak memperoleh prestasi di antaranya:
a. SMP Negeri 1 Lumbis terpilih sebagai SMP Inti penyelenggaraan
kegiatan Gugus terbaik di wilayah UPTD Kecamatan Lumbis, sebagai
juara 1 lomba Gugus dua tahun berturut-turut (2017 dan 2018).
b. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Lumbis meraih juara pertama lomba
kepala sekolah berprestasi di tingkat provinsi Kalimantan Utara tahun
2019.
c. Peserta didik dari SMP Negeri 1 Lumbis banyak sekali memperoleh juara
dalam event lomba-lomba akademik maupun non akademik.

Tabel 4.1
Daftar Prestasi Peserta Didik SMP Negeri 1 Lumbis

No Nama Lomba Nama Siswa Tahun Juara

1 O2SN Bulu Tangkis Rheyhandra 2018 Juara 1


Putri TK. Kabupaten
2 O2SN Bulu Rheyhandra 2018 Juara 2
Tangkis Putri TK.
Prov.
3 O2SN Bulu Tangkis Ade Ilham 2018 Juara 2
Putra TK.
Kabupaten
4 O2SN Atletik Putra Mingkus 2018 Juara 1
TK. Kabupaten

5 O2SN Atletik Putra Mingkus 2018 Juara 2


TK. Prov
6 O2SN Bulu Tangkis Mulan 2019 Juara 1
Putri TK. Kabupaten

7 O2SN Bulu Tangkis Ade Ilham 2019 Juara 1


Putra TK.
Kabupaten
8 O2SN Bulu Tangkis Ade Ilham 2019 Juara 1
Putra TK. Prov.

9 O2SN Bulu Tangkis Mulan 2019 Juara 2


Putri TK. Prov.

4.4 Kendala Yang Dihadapi Dan Tindak Lanjut


Berdasarkan evaluasi hasil pengamatan di lapangan, wawancara dan telaah
dokumentasi data yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaan MANTAP di SMP
Negeri 1 Lumbis telah banyak menghasilkan prestasi bagi sekolah, baik bagi
lembaganya, pimpinannya, maupun peserta didiknya. Namun demikian penulis
masih menjumpai kendala-kendala sebagai berikut.
a. Masih ada sikap mental guru yang ingin mempertahankan dirinya selalu
berada dalam “zona nyaman” dan agak susah menerima perubahan.
b. Pada umunya di kalangan guru dan karyawan merasa capai mengikuti
program-program yang diterapkan kepala sekolah sehubungan dengan
implementasi MANTAP di SMP Negeri 1 Lumbis ini. Di sisi lain, di
pihak orang tua murid dan masyarakat luas senang melihat adanya
perubahan SMP Negeri 1 Lumbis yang semakin baik dan berprestasi.
c. Kurang tersedianya SDM, guru/ karyawan yang menguasai IT
(teknologi informasi) untuk mengawal dan mengoperasikan program-
program pengembangan sekolah yang saling terkait.
4.5 Alternatif Pengembangan
Untuk menjamin kesinambungan strategi MANTAP ini penulis telah
membuat rencana program pengembangan sebagai berikut:
a. Program Guru Memuliakan Anak
Yaitu bentuk pelayanan open dan telaten dari seorang guru kepada
peserta didik di kelasnya, berupa bermacam-macam program kunjungan
yang harus dilaksanakan guru terhadap murid-muridnya.
b. Program Pendidikan Berkait Imtak-Iptek
Program ini bertujuan sangat mulia karena guru berkesempatan
menanamkan nilai-nilai iman takwa kepada siswa di kelasnya dengan
cara mengaitkan materi pelajaran umum.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
a. Pelaksanaan MANTAP di SMP Negeri 1 Lumbis baru berjalan kurang dari
dua tahun namun hasilnya sudah terlihat dan dapat dirasakan oleh peserta
didik dengan bukti meningkatnya prestasi lomba-lomba bidang akademik
maupun non akademk.
b. Pelaksanaan MANTAP efektif meningkatkan rasa kekeluargaan dan
kebersamaan di antara guru, karyawan dan warga sekolah lainnya. Rasa
peduli, empati sering muncul secara spontan terkait adanya anjuran
berbagi pada orang lain merupakan bukti sebagai orang baik atau saleh.
c. Pelaksanaan MANTAP juga berhasil meningkatkan perhatian dan
partisipasi masyarakat serta menaikkan pamor sekolah di mata masyarakat.
d. Seiring dengan meningkatnya perhatian dan partisipasi masyarakat, kasus-
kasus kekerasan, perusakan dan pencurian sudah tidak terjadi lagi.

5.2 Rekomendasi
a. Direkomendasikan bagi seluruh warga sekolah di SMP Negeri 1 Lumbis
untuk mengmemperbaiki niat dan menguatkan tekad dalam melaksanakan
MANTAP karena tujuannya sangat berat namun sangat mulia.
Keberhasilan MANTAP ini terletak di pundak kita semua, seluruh warga
SMP Negeri 1 Lumbis.
b. Hendaknya setiap warga sekolah lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan
masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian
ditanggapi secara profesional dan dituangkan dalam rencana
pengembangan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arif Rahutomo, 2009. Seminar Psiko Edukasi dan Training Otak Kanan Dahsyat.
Paparan Mataeri Seminar, Kayyisu Excelent.
Daniel H. Pink, 2006. A Whole New Mind. Diterjemahkan Rusli, 2009. Misteri
Otak Kanan Manusia. Jogjakarta: Penerbit Think.
Komarudin Ukim. 2017. Tanggap, tanggon, dan trengginas
https://www.kompasiana.com/ukimkomarudin/54f6eca1a33311b3518b4d82/tangg
ap-tanggon-trengginas (di akses 23-06-20

Anda mungkin juga menyukai