Oleh
Hj. AISYAH, S.Pd., M.Pd.
NIP. 19731210 199903 2 003
i
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ii
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan best practice ini.
Laporan ini penulis susun berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam
menemukan solusi bagi permasalahan yang terjadi di SDN Sukamakmur II. Melalui
laporan best practice ini penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis dalam mengatasi
permasalah internal dan eksternal yang penulis hadapi selama menjadi kepala sekolah di
SDN Sukamakmur II. Penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak, baik para rekan kerja guru di sekolah maupun para orang tua siwa yang telah
menjadi bagian penting dari terlaksananya best practice ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai
bahan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan kualitas pendidikan.
ABSTRAK
iii
Dalam menjalankan tugas sebagai kepala sekolah di SDN Sukamakmur II
Penulis menemukan permasalahan pada minimnya kemampuan guru dalam
menyiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran sangat rendah. Motivasi guru
untuk belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya yang sangat rendah,
hubungan komunikasi dan kerja sama antara kepala sekolah, guru dan masyarakat
sangat renggang dan kurang terjalin dengan baik, serta keterlibatan partisipatif dari
masyarakat khususnya orang tua siswa dalam pendidikan anak sangat rendah.
Untuk mengatasi hal ini penulis memilih pendekatan kemitraan untuk membuka
peluang tercipatanya komunikasi dua arah yang saling mengisi. Pendekatan ini
ditransformasikan ke dalam langkah operasional dalam bentuk langkah nyata. yang
terbagi dua yaitu langkah operasional bagi guru yang terdiri atas (1) Focus Group
Discussion (FGD), Mentoring, (3) Supervisi Akademik, dan langkah operasional
bagi orang tua siswa yang terdiri atas (1) Home Visit dan (2) School Visit. Dalam
pengaplikasiannya, semua langkah operasiona ini terbukti mampu meningkatkan
kompetensi guru dan peran partisipatif orang tua siswa dalam peningkatan
pendidikan anak di sekolah.
DAFTAR ISI
iv
Halaman
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Metode Pemecahan Masalah...................................... 11
Gambar 3.1 Proses Supervisi Akademik................................................................ 14
Gambar 3.2 Proses Supervisi Akademik................................................................ 14
Gambar 3.3 Proses Supervisi Akademik................................................................ 15
Gambar 3.4 Kunjungan Rumah (Home Visit) ......................................................... 16
DAFTAR TABEL
vi
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Supervisi Akademik................................................................... 13
Tabel 3.2 Hasil FGD Guru SDN Sukamakmur II.................................................... 17
Tabel 3.3 Mentoring Progress SDN Sukamakmur II............................................... 18
Tabel 3.4 Hasil Supervisi Akademik....................................................................... 20
Tabel 3.5 Penilaian Komponen Pembelajaran......................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
SDN Sukamakmur II memiliki pandangan yang keliru mengenai pendidikan anak mereka
di sekolah. Mereka beranggapan bahwa pendidikan anak mereka sudah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab sekolah. Sehingga mereka menjadi berlepas diri terhadap
tanggung jawab mendidik anak. Hal ini berimbas pada tingkat pastisipasi orang tua
terhadap kemajuan pendidikan anak yang sangat rendah. Mereka sangat jarang hadir dalam
kegiatan pertemuan yang diadakan oleh pihak sekolah. Selain itu pada beberapa
kesempatan penulis sering berhadapan dengan orang tua siswa yang menyalahkan pihak
sekolah dan guru atas rendahnya nilai yang didapatkan oleh anaknya. Orang tua siswa
seolah apatis dan tidak mau tahu demgam kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah.
Mereka juga kurang menyadari bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama
yang harus dijalankan secara kolaboratif untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih
baik.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, maka penulis menarik beberapa
permasalahan pokok pada SDN Sukamakmur II yaitu:
1. Guru dan orang tua siswa memiliki kesadaran yang sangat rendah mengenai peran
mereka dalam peningkatan kualitas pendidikan.
2. Kemampuan guru dalam menyiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran
sangat rendah.
3. Motivasi guru untuk belajar dan meningkatkan kemampuan profesionalnya sangat
rendah
4. Hubungan komunikasi dan kerja sama antara kepala sekolah, guru dan masyarakat
sangat renggang dan kurang terjalin dengan baik.
5. Keterlibatan partisipatif dari masyarakat khususnya orang tua siswa dalam
pendidikan anak sangat rendah
1.3. Tujuan
Merujuk pada permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka tujuan dari best
practice kepala sekolah ini adalah untuk:
1. Meningkatkan kesadaran guru dan orang tua siswa mengenai peran mereka dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyiapkan dan melaksanakan proses
pembelajaran.
2
3. Meningkatkan motivasi guru untuk belajar dan meningkatkan kemampuan
profesional mereka
4. Menciptakan pola hubungan kerja sama dan komunikasi yang baik antara kepala
sekolah, guru, dan masyarakat khususnya orang tua siswa.
5. Meningkatkan keterlibatan partisipatif dari masyarakat khususnya orang tua siswa
dalam pendidikan anak.
1.4. Manfaat
Melalui pelaksanaan best practice ini penulis berharap dapat memberikan manfaat
pedagogik dan praktis sebagai berikut:
3
BAB II
METODE PEMECAHAN MASALAH
4
untuk terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan anak sehingga membebankan
semua tanggung jawab tersebut kepada pihak sekolah.
b. Mindset atau pola pikir orang tua siswa yang memandang bahwa pendidikan anak
terbatas hanya di lingkungan sekolah saja menjadi penyebab utama kurangnya
keperdulian mereka terhadap pendidikan anak di luar sekolah khususnya di
rumah.
c. Komunikasi dan interaksi langsung antara pihak sekolah dan orang tua siswa yang
sangat kurang menjadikan hubungan kedua pihak menjadi renggang dan kurang
harmonis.
5
Secara empiris pendekatan kemitraan ini penulis ambil berdasarkan pengalaman
pribadi penulis sebagai salah satu pembina Program Kesejahteraan Keluarga (PKK).
Karena penulis sering berhadapan dengan masyarakat yang sangat sulit menerima
perubahan dan cenderung memiliki cara pandang yang sempit dalam menerima informasi
maka penulis mencoba pendekatan interpersonal dengan mengajak masyarakat berbincang
dari hati ke hati. Pendekatan ini ternyata sangat efektif karena mereka menjadi lebih
terbuka dan bersedia memberikan ruang untuk berdiskusi. Dalam proses diskusi tersebut
penulis berusaha menekankan pentingnya peran mereka di dalam program yang dijalankan
sehingga mereka merasa dihargai dan dibutuhkan. Rasa dibutuhkan inilah yang mendorong
mereka untuk terlibat secara aktif karena penulis memposisikan mereka sebagai mitra yang
sejajar dengan penulis dalam melaksanakan setiap program PKK.
Pengalaman empiris ini menjadi salah satu dasar penulis untuk menerapkan
pendekatan ini kepada para guru dan orang tua siswa. Penulis berkeyakinan bahwa dengan
pendekatan kemitraan akan tercipta sebuah sinergi yang harmonis yang mendorong
keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan khususnya guru dan orang tua siswa
sehingga tujuan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak dapat didukung
secara penuh dan berkelanjutan. Melalui pendekatan kemitraan ini pula penulis dapat
menghilangkan rintangan-rintangan komunikasi dan interaksi yang selama ini terjadi.
Menurut Utari (2010) umumnya kegiatan kemitraan adalah upaya penyediaan sumber daya
dan sumber dana pendidikan, pendampingan pengerjaan tugas, dan dukungan langsung di
ruang kelas bersama guru. Dari definisi ini maka dapat dikatakan bahwa kemitraan antara
guru dan kepala sekolah dapat berbentuk pendampingan dan dukungan langsung yang
diberikan oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.
Sementara itu menurut Anderson (1998: 589) kemitraan antara sekolah dan orang
tua siswa dapat terjalin melalui interaksi dalam bentuk pertemuan langsung (tatap muka),
di sekolah, di rumah, atau bahkan di tempat kerja orangtua. Komunikasi yang dijalin juga
hendaknya disadari sebagai bagian penting dari pola pengasuhan, sehingga orangtua
berkomitmen dalam peningkatan pendidikan anak. Comer dan Haynes (1997) mengatakan
bahwa anak-anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekelilingnya mendukung,
yakni orangtua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta kalangan masyarakat sekitar.
Karena sekolah tidak dapat memberikan semua kebutuhan pertumbuhan dan
6
perkembangan siswa, sehingga diperlukan keterlibatan bermakna oleh orangtua dan
anggota masyarakat.
7
terdamping dan pemahaman tentang masalah mereka. Seorang pendamping memiliki
peran dalam membantu terdamping untuk menumbuhkan motivasi dan percaya
dirinya. Berdasarkan penjelasan mengenai mentoring atau pendampingan ini maka
dapat dilihat bahwa posisi kepala sekolah sebagai pendamping dan guru sebagai
terdamping adalah sejajar, dimana keduanya memiliki visi yang sama dan berbagai
pengetahuan (sharing knowledge) berdasarkan visi tersebut. Kepala sekolah
mendampingi guru sebagai rekan atau sahabat untuk memberikan masukan dan
dorongan motivasi dalam menjalankan tugas pengajaran di sekolah.
c. Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru
tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial, ekonomi
dan berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran.
Secara umum terdapat tiga tujuan penting dari supervisi akademik adalah
untuk:
1. Membantu guru mengembang kemampuan profesionalnya dalam memahami
akademik, kehidupan telah mengembangkan keterampilan mengajarnya dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini
bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru
sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawat, maupun
sebagai peserta didik.
3. Mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
8
guru mampu mentransformasikan proses FGD dan mentoring yang telah mereka
dapatkan sebelumnya ke dalam aplikasi nyata di dalam kelas.
9
kunjungan sekolah orang tua siswalah yang didorong untuk terlibat secara langsung
dan aktif untuk memberikan dukungan pada proses belajar anak di sekolah. Hal ini
sejalan dengan pendapat Comer dan Haynes (1997) yang menyatakan bahwa anak-
anak belajar dengan lebih baik jika lingkungan sekelilingnya mendukung, yakni
orangtua, guru, dan anggota keluarga lainnya serta kalangan masyarakat sekitar.
Melalui kehadiran orang tua secara langsung di sekolah, mereka dapat
dengan leluasa melihat dan memahami proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh pihak sekolah. Hal ini sangat penting untuk membangun pemahaman mereka
mengenai tugas guru dalam mendidik anak yang dapat menumbuhkan rasa simpati
dan penghargaan bagi profesi guru. Selain itu kegiatan kunjungan sekolah memiliki
implikasi positif untuk membangun inteaksi dan keterlibatan aktif dari orang tua
siswa sehingga mereka dapat merasa turut dilibatkan dalam proses pendidikan anak
di sekolah. Dalam kunjunga sekolah ini juga orang tua siswa dapat secara langsung
memberikan masukan kepada kepala sekolah dan guru mengenai harapan-
harapannya terkait dengan pendidikan anak.
Berdasarkan tahapan-tahapan dalam metode pemecahan masalah seperti
yang telah dijabarkan di atas maka penulis dapat menggambarkan kerangka
pemecahan masalah sebagai berikut :
10
Internal: Eksternal:
Pengetahuan Sosio-ekonomi
Motivasi SUMBER Mindset
Interaksi MASALAH Interaksi
Komunikasi Komunikasi
SOLUSI
Membangun
Pendekatan
Kemitraan
AKSI:
GURU ORANG TUA SISWA
11
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL YANG DIPEROLEH
2. Mentoring
Mentoring atau pendampingan merupakan follow up atau kelanjutan dari proses
FGD yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah penulis dan para guru secara bersama-
sama menemukan permasalahan yang selama ini dihadapi dalam proses pembelajaran,
maka selanjutnya penulis secara berkala melakukan proses pendampingan kepada setiap
guru untuk membantu mereka secara personal mengatasi permasalahan tersebut. Dalam hal
ini penulis tidak bertindak sebagai kepala sekolah yang mengawasi kinerja bawahannya
tetapi bertindak sebagai sahabat atau pendamping yang secara suka rela dan terbuka
12
bersedia berbagi pengalaman dan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Berbeda
dengan proses FGD yang dilakukan secara terstruktur dan terjadwal, kegiatan mentoring
dilaksanakan melalui proses on going learning di mana kepala sekolah sebagai mentor
mendampingi guru secara aktif dengan memperhatikan kebutuhan guru tersebut. Penulis
juga secara rutin memantau perkembangan para guru yang didampingi memastikan proses
mentoring ini berjalan secara berkesinambungan.
3. Supervisi Akademik
Setelah penulis melakukan pendampingan dan berusaha membangun percaya diri
serta motivasi para guru untuk menemukan solusi yang mereka hadapi dalam proses
pembelajaran, maka sebagai tahap akhirn penulis melaksanakan Supervisi Akademik
kepada setiap guru. Hal ini sangat penting untuk mengetahui kemajuan yang telah mereka
capai dari proses FGD dan mentoring yang telah mereka lalui sebelumnya.
A. Persiapan
Menyusun perencanaan supervisi akademik. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah :
a. Sosialisasi supervisi akademik.
Pada tahap ini penulis memberikan sosialisasi mengenai perencanaan
supervisi akademik kepada guru yang akan disupervisi dan membuat
kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan supervisi akademik.
b. Menyusun instrumen supervisi.
Instrumen yang perlu dipersiapkan dalam tahap ini adalah :
1. 9-a . Administrasi Perencanaan Pembelajaran.
2. 9-b. Istrumen Check List Rencana Pembelajaran
3. 9-c Lembar Observasi / Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas.
4. 9-d. Daftar Pertanyaan Setelah Observasi
5. 9-e. Lembar observasi Penilaian Hasil Pembelajaran
c. Menyusun jadwal supervisi.
Berdasarkan diskusi dengan guru-guru SDN Sukamakmur II disepakati
jadwal pelaksanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut:
Hari : Senin – Sabtu
Tanggal : 01 - 06 April 2019
Tempat : SDN Sukamakmur II
13
d. Menentukan guru yang akan disupervisi.
Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah Penetapan guru yang akan
disupervisi dilakukan pada sosialisasi awal tentang rencana supervisi akademik
oleh Kepala Sekolah kepada guru yang akan disupervisi.
5 Jumat , 08 Pembelajaran
April 2019 Darmawati IPA Guru kelas 1 tematik terpadu
6 Sabtu , 09 Pembelajaran
April 2019 Hayati IPS Guru kelas 1 tematik terpadu
B. Pelaksanaan
a. Pra-observasi
Pra-observasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta OJL (Kepala
Sekolah) sebelum melakukan observasi kelas. Pelaksanaan observasi diawali
dengan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan instrumen 9-a, 9-b, 9-c, 9-d, dan 9-e
2. Kepala berkonsultasi dengan guru yang akan disupervisi.
3. Meminta perangkat pembelajaran 1 hari sebelum observasi.
4. Pengisian instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran.
14
b. Observasi Kelas
Sekolah melakukan pra-observasi sebelumnya maka dilanjutkan dengan
melaksanakan observasi kelas pada guru kelas VI-I untuk mengetahui kompetensi
guru tersebut dalam menyajikan pembelajaran. Pelaksanaan observasi kelas
dilakukan terhadap semua guru kelas. Berikut disajikan beberapa dokumentasi
observasi kelas dalam supervisi akademik yang dilaksanakan oleh penulis:
15
Gambar 3.3. Prose Supervisi Akademik
16
kepada orang tua siswa. Dengan demikian orang tua siswa dapat mengetahui
perkembangan dan permasalahan dimiliki oleh anak sekaligus berperan aktif untuk
mencarik solusi efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berikut ini adalah salah
satu ilustrasi dari kunjungan rumah yang dilakukan oleh penulis dan guru kelas.
.
17
3.2. Hasil Kegiatan
1. Focus Group Discussion
Para guru menunjukkan antusiasme yang tinggi selama proses diskusi dan secara
terbuka dapat mengkomunikasikan semua pendapat dan gagasan yang mereka miliki.
Bahkan selama diskusi setiap guru secara sadar mengoreksi kekurangan mereka dalam
proses pembelajaran di kelas termasuk kendala rasa percaya diri dan motivasi rendah yang
mereka miliki. Di luar dugaan ternyata forum diskusi kelompok ini telah mampu menjadi
“media curhat” bagi para guru dan mampu melunturkan semua tembok pemisah yang
selama ini ada di antara para guru dan kepala sekolah.
Berdasarkan FGD yang telah dilaksanakan tersebut penulis kemudian menarik
beberapa poin pokok hasil diskusi sebagai berikut :
2. Mentoring
Melalui proses mentoring ini penulis berhasil mengatasi hambatan komunikasi
yang selama ini terjadi antara guru dan kepala sekolah. Hal ini mampu memberikan
pengaruh positif bagi penyampaian pengetahuan antara kepala sekolah sebagai
18
pendamping dan guru sebagai terdamping. Sebagai salah satu contoh, pendampingan pada
Bapak Ade Suryaman, S.Pd., guru yang mengajar di kelas 5. Guru tersebut merupakan
guru senior yang telah menginjak masa pensiun sehingga motivasi mengajarnya sangat
rendah. Selain itu metode mengajar yang digunakan merupakan metode konvensional yaitu
metode diktasi atau meminta siswa untuk menyalin ulang materi tertentu dari buku paket
yang diberikan. Melalui pendekatan komunikasi interpersonal dengan guru yang
bersangkutan, penulis berhasil memberikan pemahaman dan motivasi untuk lebih serius
lagi dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan penulis memperkenalkan metode-metode
pengajaran lain yang lebih efektif dan meminta guru tersebut untuk mengaplikasikannya di
dalam kelas sehingga secara berangsur-angsur guru tersebut dapt belajar dan termotivasi
kembali untuk mengajar.
Perkembangan mentoring guru SDN Sukamakmur II dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.3. Mentoring Progress SDN Sukamakmur II
Perkembangan
Nama guru Permasalahan Proses Mentoring Guru selama
Mentoring
a. Cenderung a. Memberikan a. Sudah mampu
emosional dalam pengetahuan dan mengontrol
mengajar penjelasan tentang emosi dan nada
b. Kurang psikologi anak agar suara dalam
menguasai guru dapat menghadapi
metode menciptakan suasana siswa baik di luar
ADE
pengajaran belajar yang maupun di dalam
SURYAMAN
kondusif kelas
b. Memberikan b. Mulai dapat
masukan tentang menerapkan
metode-metode metode
pengajaran efektif pengajaran baru
di dalam kelas
a. Motivasi a. Memberikan a. Motivasi
mengajar sangat pendekatan mengajar telah
kurang interpersonal untuk dapat meningkat
b. Selalu mengajar memberikan b. Mulai
ARI PUSPITA dengan metode dorongan motivasi mempraktekkan
pengajaran b. Memperkenalkan dan metode mengajar
konvensional mempraktekkan yang efektif
metode mengajar
yang efektif
DEDE a. Motivasi a. Memberikan a. Motivasi
SUPRIATNA mengajar sangat pendekatan mengajar sudah
19
Perkembangan
Nama guru Permasalahan Proses Mentoring Guru selama
Mentoring
kurang interpersonal untuk mulai meningkat
b. Sering memberikan b. Kebiasaan
memberikan tugas dorongan motivasi memberikan tugas
dan membiarkan b. Berusaha dan membiarkan
siswa belajar menumbuhkan siswa belajar
sendiri di dalam kesadaran guru untuk sendiri sudah
kelas terlibat aktif dalam mulai berkurang
pengajaran
a. Motivasi a. mendorong guru a. telah mampu
mengajar tinggi untuk terus belajar menguasai materi
namum kurang dan membantu guru karena motivasi
memahami materi memahami materi belajar menjadi
yang diajarkan yang akan diajarkan tinggi
WIWIN
b. kurang suka b. memberikan b. mampu
WINANGSIH
dengan siswa pemahaman memberikan
yang aktif mengenai psikologi pendekatan yang
bertanya anak termasuk cara baik bagi siswa
menghadapi siswa yang aktif
yang aktif
a. kurang mampu a. mendorong guru a. Guru memiliki
memberikan mempraktekkan motivasi yang
penjelasan di cara-cara efektif tinggi untuk
depan kelas dalam berbicara dan mengaplikasikan
b. materi yang memberikan cara-cara yang
diajarkan penjelasan di depan diajarkan
ERI LATIFAH
cenderung kelas. b. Guru menjadi
monoton b. Mendorong guru rajin mecari tahu
untuk memperkaya materi yang
materi yang akan menarik bagi
diajarkan agar siswa siswa
tidak bosan
a. Guru tidak a. memberikan a. secara bertahap
mampu pemahaman mampu
menguasai siwa mengenai psikologi menghadapi
yang aktif anak termasuk cara siswa yang aktif
b. Guru tidak menghadapi siswa b. pengelolaan
KURNIA SARI,
mampu yang aktif kelas menjadi
S.Pd
mengelola kelas b. guru diberikan lebih baik dari
dengan baik pemahaman sebelumnya
mengenai cara
pengelolaan kelas
yang efektif
3. Supervisi Akademik
20
Berdasarkan pelaksanaan supervisi akademik penulis dapat menyajikan analisis
hasil supervisi akademin dalam bentuk tabel dibawah ini:
21
Komponen Alternatif Pemecahan
NO Kelebihan Kelemahan
Analisis Masalah
1. Perangkat 100% mendapat Agenda harian kelas Pembuatan agenda
Pembelajaran nilai baik untuk dan pedoman guru harian dan prota dibuat
semua item sudah tidak ada semua, prota semua guru, pedoman
dilaksanakan masi ada yang belum guru diadakan oleh
buat
sekolah
2. Proses 50% nilai baik 50% Pada kegiatan inti Bimbingan oleh Kepala
Pembelajaran nilai cukup untuk guru kurang Sekolah agar
semua item sudah memanfaatkan memanfaatkan alat
dilaksanakan media pembelajaran peraga yang sudah ada.
dan kurang KKG membahas teknis
maksimal penggunaan alat peraga.
menggunakan alat
peraga
3. Penilaian 100 % mendapat Pembinaan cara
Pembelajaran nilai baik untuk penyusunan soal dan
semua item sudah pengolahan nilai
dilaksanakan
4. Kunjungan Rumah
Kunjugan Rumah memberikan hasil positif yaitu:
a. Terjalin komunikasi dan silaturrahmi yang baik antara guru dan orang tua siswa
b. Orang tua siswa berperan aktif dalam mengawasi proses belajar anak di rumah
c. Tercipta rasa saling percaya (trust) antara orang tua siswa dan guru
d. Orang tua dapat menjadi pendukung yang efektif dalam membantu guru
meningkatkan prestasi peserta didik
5. Kunjungan Sekolah
a. Orang tua siswa menjadi lebih dapat memahami dan menghargai tugas sekolah dan
guru dalam mendidik anak
b. Orang tua dapat secara langsung memantau proses belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh sekolah
c. Orang tua siswa dapat secara langsung memberikan masukan bagi peningkatan
pendidikan anak
d. Menciptakan hubunga harmonis antara guru dan orang tua siswa di dalam maupun
di luar sekolah
BAB IV
22
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Simpulan
Melalui kegiatan Focus Group Discussion pra guru menunjukkan antusiasme yang
tinggi selama proses diskusi dan secara terbuka dapat mengkomunikasikan semua pendapat
dan gagasan yang mereka miliki. Bahkan selama diskusi setiap guru secara sadar
mengoreksi kekurangan mereka dalam proses pembelajaran di kelas termasuk kendala rasa
percaya diri dan motivasi rendah yang mereka miliki. Melalui kegiatan mentoring ini
penulis berhasil mengatasi hambatan komunikasi yang selama ini terjadi antara guru dan
kepala sekolah. Hal ini mampu memberikan pengaruh positif bagi penyampaian
pengetahuan antara kepala sekolah sebagai pendamping dan guru sebagai terdamping.
Melalui supervisi akademik guru mampu meningkatkan kompetensi mereka dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Kegiatan kunjungan rumah memberikan hasil positif berupa terjalin komunikasi
dan silaturrahmi yang baik antara guru dan orang tua siswa, orang tua siswa berperan aktif
dalam mengawasi proses belajar anak di rumah, tercipta rasa saling percaya (trust) antara
orang tua siswa dan guru, dan orang tua dapat menjadi pendukung yang efektif dalam
membantu guru meningkatkan prestasi peserta didik. Kegiatan Kunjungan Sekolah
meningkattkan pemahaman dan penghargaan orang tua siswa terhadap tugas sekolah dan
guru dalam mendidik anak, orang tua dapat secara langsung memantau proses belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh sekolah, orang tua siswa dapat secara langsung
memberikan masukan bagi peningkatan pendidikan anak, dan sekolah dapat menciptakan
hubunga harmonis antara guru dan orang tua siswa di dalam maupun di luar sekolah
4.2. Refleksi
Meskipun upaya pendekatan yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan
peningkatan dan perbaikan masalah internal dan eksternal yang ada di SDN Sukamakmur
II, namun upaya peningakatan kualitas pendidikan tidak hanya berhenti sampai di situ.
Penulis masih harus banyak belajar dan berusaha mencari pendekatan-pendekatan baru
yang mungkin dapat lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Selain itu penulis juga masih perlu untuk mendalami tugas dan fungsi manajerial kepala
sekolah khususnya pelatihan-pelatihan kompetensi kepala sekolah yang pada gilirannya
dapat menjadi faktor pendukung dalam menjalankan sekolah yang maju dan inovatif.
4.3. Rekomendasi
23
Melalui laporan ini penulis memberikan beberapa rekomendasi terkait dengan
pendekatan kemitraan yang penulis lakukan di SDN Sukamakmur II sebagai berikut:
a. Dalam melaksanakan pendekatan kemitraan diperlukan peran aktif semua
stakeholder untuk bersama-sama menjalin kerja sama dalam rangka peningkatan
kapabilitas sekolah bagi kualitas pendidikan yang maju dan berkelanjutan
b. Kepala sekolah memilki peran yang strategis sebagai morot penggerak sehingga
dalam pendekatan kemitraan kepala sekolah diharapkan dapat memberikan dedikasi
yang banyak dalam membangun jembatan komunikasi dan interaksi dengan
masyarakat khususnya orang tua siswa
c. Pendekatan kemitraan ini hanya salah satu pendekatan di antara banyak
pendekatan-pendekatan yang dapat dipilih oleh kepala sekolah. Oleh karena itu
dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapai sekolah kepala sekolah diharapkan dapat mampu untuk mengidentifikasi
sumber masalah guna menemukan pendekatan yang efektif dan berkelanjutan.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
26
BIODATA PENULIS
6 Agama : Islam
7 Status : Kawin
Perumnas BTJ Blok X /
a. Jalan :
323
b. Kelurahan/Desa : Sukaharja
8 Alamat Rumah c. Kecamatan : Telukjambe Timur
d. Kabupaten : Karawang
b. Berat Badan : 58 kg
f. Ciri-ciri Khas : -
g. Cacat Tubuh : -
27
PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
KORWILCAMBIDIK
KECAMATAN TELUKJAMBE TIMUR
Jl. Ronggowaluyo No. 40 Telukjambe – Karawang Telp. (0267) 644059
28
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Hj. AISYAH, S.Pd., M.Pd
NIP : 19731210 199903 2 003
NUPTK : 1542751653300043
Jabatan : Kepala SDN Sukamakmur II
Menyatakan bahwa saat ini saya tidak sedang dalam alih tugas/mutasi ke jabatan
lain. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
29
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Hj. AISYAH, S.Pd., M.Pd
NIP : 19731210 199903 2 003
NUPTK : 1542751653300043
Jabatan : Kepala SDN Sukamakmur II
Menyatakan bahwa saya tidak pernah menerima hukuman atau sanksi sedang atau
berat. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari
terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang di tetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
30
31
1