Oleh
NURHAEDAH, S.Pd., M.Pd
NIP. 19631128 198412 2 004
i
Best Practice dengan judul “Membangun Sarana Prasarana Dan Meningkatkan
Kualitas Sumberdaya Guru, Siswa dan Masyarakat di SD Inpres 3 Talise”
BIODATA PENULIS
ii
Nama Lengkap : Nurhaedah, S.Pd.,M.Pd
NIP : 19631128 18412 2 004
NUPTK : 2460741642300013
Pangkat/Gol. Ruang : Pembina Tk. I, IV/b
Jabatan : Kepala SD Inpres 3 Talise
Tempat dan Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 28 November 1963
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Masa Kerja Kepala Sekolah : 4 Tahun 4 Bulan
MEMBANGUN SARANA PRASARANA DAN
MENINGKATKAN KUALITAS SUMBERDAYA
Judul Best Practice :
GURU, SISWA DAN MASYARAKAT DI SD
INPRES 3 TALISE
Pendidikan Terakhir : S2
Unit Kerja
a. Kota : Kota Palu
b. Provinsi : Sulawesi Tengah
c. Telepon/Fax/HP : 085241118376
d. Email/Surel : haedahnur296@gmail.com
e. Website : -
Alamat Rumah
a. Jalan : Jl. Lagarutu No. 3
b. Kelurahan : Talise
c. Kecamatan : Mantikulore
d. Kota : Kota Palu
e. Provinsi : Sulawesi Tengah
f. Telepon : -
g. Kode Pos : 94116
1. Diklat-Diklat Kepala Sekolah
Kegiatan Peningkatan 2. Implementasi Kurikulum
Profesional Kepala Sekolah : 3. Workshop-Workshop Manajemen Kepegawaian
yang Pernah Diikuti *) 4. Pelatihan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Kepala Sekolah
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan best practice ini.
Laporan ini penulis susun berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam
menemukan solusi bagi permasalahan yang terjadi di SD Inpres 3 Talise. Melalui laporan
best practice ini penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis dalam mengatasi
permasalah internal dan eksternal yang penulis hadapi selama menjadi kepala sekolah di
SD Inpres 3 Talise. Penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak, baik para rekan kerja guru di sekolah maupun para orang tua siwa yang telah
menjadi bagian penting dari terlaksananya best practice ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis berharap saran dan masukan dari berbagai pihak agar dapat dijadikan sebagai
bahan penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti bagi
peningkatan kualitas pendidikan.
NURHAEDAH, S.Pd.,M.Pd.
NIP.19631128 198412 2 004
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Hasil FGD Guru SD Inpres 3 Talise........................................................ 15
Tabel 2.2 Perbandingan Keadaan Sarpras SD Inpres 3 Talise................................ 17
Tabel 2.3 Daftar Keadaan Guru SD Inpres 3 Talise................................................ 19
Tabel 2.4 Perbandingan Keadaan Siswa SD Inpres 3 Talise................................... 23
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kegiatan FGD Awal Tahun Ajaran Baru......................................... 5
Gambar 2.2 Keadaan Awal Ruang Kelas dan Lingkungan Sekolah.................... 7
Gambar 2.3 Proses Pembangunan Ruang Kelas.................................................. 7
Gambar 2.4 Proses Pembangunan Musholla........................................................ 7
Gambar 2.5 Proses Pembangunan Rumah Dinas Kepala Sekolah....................... 8
Gambar 2.6 Keadaan Awal Jumlah Guru............................................................ 8
Gambar 2.7 Kegiatan Workshop Pendidikan Karakter........................................ 9
Gambar 2.8 Kegiatan Workshop Pembuatan Media Pembelajaran..................... 10
Gambar 2.9 Kegiatan Peningkatan IT.................................................................. 10
Gambar 2.10 Kegiatan di TPA Nur Ikhlas............................................................. 10
Gambar 2.11 Kegiatan Kerjasama di Bidang Kesehatan....................................... 11
Gambar 2.12 Kegiatan Kerjasama dengan Puskesmas.......................................... 11
Gambar 2.13 Kegiatan Pemeliharaan Sekolah dan Penebangan Pohon................ 12
Gambar 2.14 Sosialisasi Peningkatan Partisipasi Orang Tua Siswa...................... 12
Gambar 3.1 Kegiatan Mentoring.......................................................................... 16
Gambar 3.2 Keadaan Ruang/ Kelas Baru............................................................ 17
Gambar 3.3 Keadaan Musholla Baru................................................................... 17
Gambar 3.4 Pengadaan Pagar Keliling Sekolah.................................................. 18
Gambar 3.5 Pengadaan Rumah Dinas Kepala Sekolah....................................... 18
Gambar 3.6 Keadaan Guru dan Tendik SD Inpres 3 Talise................................. 18
Gambar 3.7 Kegiatan Supervisi Akademik Pengawas Bersama Kepsek............. 20
Gambar 3.8 Kegiatan Keagamaan di Masjid Nur Ikhlas..................................... 20
Gambar 3.9 Kegiatan Lomba Bidang Imtaq........................................................ 21
Gambar 3.10 Kegiatan Kerjasama dari Puskesmas dan Kelurahan....................... 21
Gambar 3.11 Kegiatan Kebersihan Lingkungan Rutin.......................................... 22
Gambar 3.12 Kegiatan Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Da’i Cilik.................. 22
Gambar 3.13 Penyeselesaian dan Konseling Siswa Bermasalah........................... 24
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
siswa dalam kegiatan belajar, minimnya pendidikan karakter dan etika siswa
terhadap guru sebagai orang tua di sekolah, serta kurangnya pengetahuan siswa
terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan IMTAQ.
Selain kendala internal, penulis juga menghadapi kendala eksternal yang
datang dari masyarakat sekitar khususnya orang tua siswa. Melalui interaksi
langsung dengan masyarakat sekitar dan observasi yang dilakukan dalam kurun
waktu beberapa bulan penulis menemukan bahwa kebanyakan orang tua siswa
yang menyekolahkan anaknya di SD Inpres 3 Talise memiliki pandangan yang
keliru mengenai pendidikan anak mereka di sekolah. Mereka beranggapan bahwa
pendidikan anak mereka sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah.
Sehingga mereka lepas tanggung jawab dalam mendidik anak. Hal ini berimbas
pada tingkat pastisipasi orang tua terhadap kemajuan pendidikan anak yang sangat
rendah. Mereka sangat jarang hadir dalam kegiatan pertemuan yang diadakan oleh
pihak sekolah. Selain itu pada beberapa kesempatan penulis sering berhadapan
dengan orang tua siswa yang menyalahkan pihak sekolah dan guru atas rendahnya
nilai yang didapatkan oleh anaknya. Orang tua siswa seolah apatis dan tidak mau
tahu dengam kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah. Mereka juga kurang
menyadari bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama yang harus
dijalankan secara kolaboratif untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.
2
4. Hubungan komunikasi dan kerja sama antara kepala sekolah, guru dan
masyarakat masih renggang dan kurang terjalin dengan baik.
5. Adanya penyalahgunaan narkoba, rendahnya motivasi siswa dalam
kegiatan belajar, pendidikan karakter dan etika siswa terhadap guru
sebagai orang tua di sekolah, serta kurangnya pengetahuan siswa terkait
dengan hal-hal yang berhubungan dengan IMTAQ
6. Keterlibatan partisipatif dari masyarakat khususnya orang tua siswa dalam
pendidikan anak sangat rendah
1.3 Tujuan
Merujuk pada permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka tujuan dari
best practice kepala sekolah ini adalah untuk:
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di sekolah.
2. Meningkatkan kesadaran guru dan orang tua siswa mengenai peran mereka
dalam peningkatan kualitas pendidikan.
3. Menambah kuantitas tenaga pengajar serta meningktakan kemampuan dan
motivasi guru dalam menyiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran.
4. Membangun hubungan komunikasi dan kerja sama yang baik antara
kepala sekolah, guru dan masyarakat.
5. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai narkoba, meningkatkan
motivasi siswa dalam kegiatan belajar, pendidikan karakter dan etika siswa
terhadap guru sebagai orang tua di sekolah, serta meningkatkan
pengetahuan siswa terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan
IMTAQ
6. Meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya orang tua siswa dalam
pendidikan anak.
1.4 Manfaat
Melalui pelaksanaan best practice ini penulis berharap dapat memberikan
manfaat pedagogik dan praktis sebagai berikut:
1. Manfaat pedagogik, pelaksanaan best practice ini diharapkan dapat
menjadi rujukan bagi rekan-rekan kepala sekolah dalam menemukan solusi
yang tepat bagi permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.
3
2. Manfaat praktis: pelaksanaan best practice ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemecahan masalah
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia khususnya mengenai
peningkatan sarana dan prasarana, profesionalisme guru, pendidikan
karakter siswa dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak.
4
BAB II
PELAKSANAAN DAN HASIL / PEMBAHASAN MASALAH
Topik yang penulis angkat pada FGD ini adalah seputar kendala dalam
proses pembelajaran di sekolah. Diskusi kelompok terarah ini melibatkan semua
guru yang berjumlah 12 orang dan dilaksanakan di sekolah setelah proses
penerimaan siwa baru selesai dilaksanakan. Penulis mengemas proses diskusi ini
dengan dalam suasana akrab kekeluargaan diselingi dengan acara “makan siang
bersama” dengan tujuan untuk menghindari perasaan tertekan dari suasana formal
yang mungkin timbul dan dapat menjadi rintangan komunikasi antara sesama
kelompok diskusi. Penulis meminta para guru untuk secara terbuka menyatakan
5
berbagai kekurangan dan permasalahan yang selama ini mereka hadapi termasuk
solusi yang dapat mereka tawarkan. Dalam diskusi ini penulis hanya bertindak
sebagai moderator atau fasilitator dan tidak melibatkan diri secara langsung dalam
proses diskusi. Hal ini penulis lakukan untuk menjaga keleluasaan para guru
dalam mengeluarkan gagasan atau pendapatnya selama proses diskusi.
2. Pendampingan (Mentoring)
Pendampingan atau mentoring merupakan follow up atau kelanjutan dari
proses FGD yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah penulis dan para guru
secara bersama-sama menemukan permasalahan yang selama ini dihadapi dalam
proses pembelajaran, maka selanjutnya penulis secara berkala melakukan proses
pendampingan kepada setiap guru untuk membantu mereka secara personal
mengatasi permasalahan tersebut. Dalam hal ini penulis tidak bertindak sebagai
kepala sekolah yang mengawasi kinerja bawahannya tetapi bertindak sebagai
sahabat atau pendamping yang secara suka rela dan terbuka bersedia berbagi
pengalaman dan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Berbeda dengan
proses FGD yang dilakukan secara terstruktur dan terjadwal, kegiatan mentoring
dilaksanakan melalui proses on going learning di mana kepala sekolah sebagai
mentor mendampingi guru secara aktif dengan memperhatikan kebutuhan guru
tersebut. Penulis juga secara rutin memantau perkembangan para guru yang
didampingi memastikan proses mentoring ini berjalan secara berkesinambungan.
6
dan Pengawas TK/SD untuk mengajukan proposal rehabilitasi gedung
sekolah ke Pemerintah Daerah Kota Palu.
Gambar 2.2. Keadaan Awal Ruang Kelas dan Lingkungan Sekolah
b. Meminta bantuan pada Pemerintah Kota Palu dan pada pihak lain
Dalam hal ini pembangunan mushola sekolah sangat perlu di
laksanakan di SD Inpres 3 Talise. Melihat mayoritas siswa di SD Inpres 3
Talise beragama islam dan kegiatan yang bernuansa Iman dan Taqwa
(IMTAQ) juga sering dilaksanakan di sekolah. Untuk itu pihak sekolah
mengajukan proposal pada Pemerintah Kota Palu dan donator-donatur yang
bersedia memberikan bantan pembangunan mushola untuk sekolah. Selain
musholla, penulis juga mengupayakan pencarian bantuan untuk
pembangunan rumah dinas khusus kepala sekolah.
7
Gambar 2.4. Proses Pembangunan Musholla
Setelah pelaksanaan FGD pada awal tahun ajaran baru, penulis sebagai
kepala sekolah berinisiatif untuk mencari dan menambah kekurangan jumlah guru
di SD Inpres 3 Talise yakni sejumlah 3 orang guru sebagai guru kelas dikarenakan
sejumlah guru yang sebelumnya mengajar di SD Inpres 3 Talise telah diangkat
menjadi kepala sekolah bersamaan dengan terangkatnya penulis juga sebagai
kepala sekolah di sekolah ini.
8
Gambar 2.6. Keadaan Awal Jumlah Guru
9
Gambar 2.8. Kegiatan Workshop Pembuatan Media Pembelajaran
10
Gambar 2.10. Kegiatan di TPA Nur Ikhlas
11
Gambar 2.13. Kegiatan Pemeliharaan Sekolah dan Penebangan Pohon
12
karena belakangan siswa masih banyak yang kurang memahami arti atau
cara pengaplikasian pendidikan karakter dan etika.
d. Peningkatan pengetahuan siswa terkait IMTAQ
Kegiatan peningkatan IMTAQ siswa dilaksanakan di SD Inpres 3 Talise
setiap hari Jum’at. Hal ini dilakukan oleh masing-masing guru kelas dan
guru mata pelajaran untuk mengembangkan pengetahuan siswa mengenai
iman dan taqwa tiap-tiap agama. Di SD Inpres 3 Talise sendiri terdapat
mayoritas siswa beragama islam, oleh karena itu di sekolah ini guru
Pendidikan Agama Islam lebih diutamakan untuk menjadi tutor atau
pendamping siswa untuk kegiatan peningkatan pengetahuan IMTAQ
sehingga setiap hari Jum’at semua siswa yang beragama islam diwajibkan
untuk mengaji, menghafal surah-surah pendek, latihan ceramah agama,
dan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Selain kegiatan
tersebut di atas, di SD Inpres 3 Talise juga mengaktifkan kegiatan BTQ
(Baca Tulis Qur’an) dan TPA (Taman Pengajian Al-qur’an) untuk anak-
anak usia sekolah yang terdaftar sejumlah 60 siswa dengan nama TPA Nur
Ikhlas .
13
Gambar 2.14. Sosialisasi Peningkatan Partisipasi Orang Tua Siswa
14
dan mampu melunturkan semua tembok pemisah yang selama ini ada di antara
para guru dan kepala sekolah.
Berdasarkan FGD yang telah dilaksanakan tersebut penulis kemudian
menarik beberapa poin pokok hasil diskusi sebagai berikut:
Tabel 2.1. Hasil FGD Guru SD Inpres 3 Talise
Rencana tindak
Permasalahan Solusi
lanjut
Pengetahuan tentang Pengenalan dan praktek Melaksanakan praktek
metode pengajaran mengenai metode-metode secara langsung
sangat kurang pengajaran mengenai metode-
metode pengajaran
efektif
Motivasi rendah Dibutuhkan pendekatan Membangun
disebabkan masalah interpersonal untuk komunikasi dari hati
personal memahami permasalahan ke hati dengan guru
tersebut secara personal
Beberapa guru masih Pelatihan mengenai cara Memberikan pelatihan
belum tahu cara penyusunan perangkat mengenai pedoman
menyusun perangkat pembelajaran yang baik penyusunan perangkat
pembelajaran yang baik dan benar pembelajaran yang
dan benar baik dan benar
Guru takut mendapatkan Meningkatkan Memberikan
koreksi juga takut pemahaman mengenai pemahaman mengenai
dianggap tidak mampu pentingnya koreksi demi pentingnya koreksi
mengajar kemajuan kompetensi demi kemajuan
guru kompetensi guru
Beberapa guru masih Pelatihan terkait Memberikan pelatihan
belum paham IT pengembangan IT mengenai peningkatan
IT kepada semua guru
2. Pendampingan (Mentoring)
Melalui proses mentoring ini penulis berhasil mengatasi hambatan
komunikasi yang selama ini terjadi antara guru dan kepala sekolah. Hal ini
mampu memberikan pengaruh positif bagi penyampaian pengetahuan antara
kepala sekolah sebagai pendamping dan guru sebagai terdamping. Penulis
memberikan bimbingan atau mentoring terhadap guru-guru yang motivasi
mengajarnya rendah dan masih menggunakan metode mengajar konvensional
yaitu metode diktasi atau meminta siswa untuk menyalin ulang materi tertentu
dari buku paket yang diberikan. Melalui pendekatan komunikasi interpersonal
15
dengan guru yang bersangkutan, penulis berhasil memberikan pemahaman dan
motivasi untuk lebih serius lagi dalam melaksanakan tugasnya. Bahkan penulis
memperkenalkan metode-metode pengajaran lain yang lebih efektif dan meminta
guru tersebut untuk mengaplikasikannya di dalam kelas sehingga secara
berangsur-angsur guru tersebut dapat belajar dan termotivasi kembali untuk
mengajar.
Gambar 3.1. Kegiatan Mentoring
16
Tabel 2.2. Perbandingan Keadaan Sarpras SD Inpres 3 Talise
Awal Menjabat Sekarang
Ruang Kelas masih sejumlah 7 ruang Ruang Kelas dan rombel sudah
dan 7 rombel dengan siswa sejumlah berjumlah 12 dengan kelas parallel dan
198 siswa jumlah siswa 283 siswa
Ruang Guru dan kepala sekolah tidak Sudah memiliki ruang kepala sekolah
ada dan masih menggunakan ruang meskipun belum memiliki ruang guru
kelas sebagai gantinya tersendiri tetapi masih bisa digabung
dengan ruang pimpinan dan dapat
digunakan sebagai ruang rapat
Musholla kecil dengan ukuran 6x6 m 2 dan Musholla baru dengan lebih luas 8x8 m 2
kemudian dirubuhkan karena rusak berat lengkap dengan fasilitasnya
akibat gempa
Keadaan sekolah masih terlihat gersang Keadaan sekolah mulai ditanami
kekurangan tanaman hijau pepohonan yang menjadi rindang pada
waktu yang akan datang
Batas/keliling sekolah belum full Sudah dipagari full walaupun belum
dengan pagar dengan pagar yang tinggi
Belum memiliki rumah dinas khusus Sudah memiliki rumah dinas untuk
kepala sekolah kepala sekolah
17
Gambar 3.3. Keadaan Musholla Baru
18
4. Penambahan Kuantitas Guru, Peningkatan Kapasitas Guru, Pembentukan
Kerjasama yang Baik antar Kepala Sekolah, Guru dan Masyarakat
Saat ini jumlah guru di SD Inpres 3 Talise sudah lengkap dan memenuhi
kebutuhan guru yang sebenarnya, dimana Guru Kelas berjulah 12 orang, Guru
PAI berjumlah 2 orang, Guru PJOK berjumlah 2 orang, Guru PAK berjumlah 1
orang dan Guru Mulok Bahasa Daerah berjumlah 1 orang.
Tabel 2.3. Daftar Keadaan Guru SD Inpres 3 Talise
No Nama Guru Jabatan
1 Afianti, S.Pd Guru Kelas 6B
2 Nurbaya Hi. Kader, S.pd.SD Guru Kelas 6A
3 Amnah, S.Pd.I Guru Kelas 5A
4 Iwan Iswanti Lenga, S.Pd Guru Kelas 5B
5 Ni Made Seriasih, S.Pd.SD Guru Kelas 4A
6 Sri Luciani, S.Pd Guru Kelas 4B
7 Lisnur, A.Ma.Pd Guru Kelas 3A
8 Nur Ivon, S.Pd Guru Kelas 3B
9 Aderia, S.Pd Guru Kelas 2A
10 Yunita Saganta, S.Pd Guru Kelas 2B
11 Ayu Sri Puspita Devi, S.Pd Guru Kelas 1A
12 Serli, S.Pd Guru Kelas 1B
13 Nirwan, A.Ma.Pd Guru PAI
14 Supadi Guru PAI
15 Seska, S.Pd Guru PJOK
16 Syuriansyah Suryadi, S.Pd Guru PJOK
17 Yulianti C. Tangdilian, S.Pd Guru PAK
19
Gambar 3.6. Keadaan Guru dan Tendik SD Inpres 3 Talise
Kerjasama antar kepala sekolah, guru dan masyarakat juga semakin baik
dibuktikan dengan adanya kerjasama kepala sekolah, guru dan masyarakat dalam
20
bidang keagamaan yakni dalam hal hal kepengurusan atau risma masjid sekolah,
Masjid Nur Ikhlas. Dalam kepanitiaan ini, penulis atau kepala sekolah bertindak
sebagai penanggungjawab, Ketua panitia kepengurusan dipegang oleh Pak RT,
Sekretaris yakni salah seorang masyarakat yang sekaligus juga bertindak sebagai
Imam Masjid Nur Ikhlas, sedangkan Bendahara sendiri dipegang oleh salah
seorang guru di SD Inpres 3 Talise.
Gambar 3.8. Kegiatan Keagamaan di Masjid Nur Ikhlas
21
pemberian vaksin, obat cacing, vitamin A dan penanaman nilai kebersihan
lingkungan sekolah.
Gambar 3.10. Kegiatan Kerjasama dari Puskesmas dan Kelurahan
22
Tabel. 2.4. Perbandingan Keadaan Siswa SD Inpres 3 Talise
Awal Masuk Sekarang
Masih banyak siswa yang terlibat kasus Sudah tidak ada sama sekali siswa yang
penyalahgunaan narkotika terlibat penyalahgunaan narkotika
(menggunakan lem fox) di lingkungan berkat adanya kerjasama dari seluruh
sekolah warga sekolah
Masih kurang kontrol terhadap kegiatan Guru semakin waspada dan awas
yang dilakukan siswa ketika jam terhadap kegiatan siswa pada jam
istirahat maupun jam pulang sekolah istirahat dan jam pulang sekolah
Kurangnya motivasi siswa dalam Siswa lebih tertarik dengan
kegiatan belajar di sekolah pembelajaran dikarenakan metode baru
yang didapatkan guru setelah mengikuti
diklat dan workshop yang kemudian
digunakan oleh guru untuk mengajar di
kelas
Minimnya pengetahuan siswa mengenai Sekitar 80% siswa mulai
pendidikan karakter dan kurangnya memperhatikan pendidikan etika dalam
etika siswa dalam menghormati dan hal menghargai dan menghormati
menghargai orang yang lebih tua warga sekolah yang lebih tua.
Kurangnya pembimbigan kepada siswa Sekolah lebih mengutamakan
dalam hal peningkatan Imtaq penanaman Imtaq terhadap siswa
sehingga banyak siswa lebih percaya
diri untuk mengikuti lomba-lomba yang
berkaitan dengan Imtaq
23
Gambar 3.12. Kegiatan Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Da’i Cilik
24
6. Peningkatan partisipasi masyarakat khususnya orang tua siswa dalam
pendidikan anak.
Hasil dari laporan hasil belajar siswa setiap 3 bulan sekali kepada orang
tua siswa hingga saat ini masih diberlakukan oleh beberapa orang guru di SD
Inpres 3 Talise. Peningkatan yang dapat dilihat dari cara ini adalah sekitar 50%
orang tua siswa memberikan respon positif dengan cara ini, sebagiannya lagi
masih menjadi orang tua yang pasif dan masih menganggap sekolah / guru lah
yang menjadi satu-satunya penanggungjawab untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan siswa sehingga mereka masih kurang minat untuk ikut berpartisipasi
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri.
25
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Dalam Laporan Best Practice ini, penulis menggunakan metode atau
pendekatan kemitraan untuk menyelesaikan masalah yang penulis temui di SD
Inpres 3 Talise. Melalui kegiatan Focus Group Discussion para guru
menunjukkan antusiasme yang tinggi selama proses diskusi dan secara terbuka
dapat mengkomunikasikan semua pendapat dan gagasan yang mereka miliki.
Bahkan selama diskusi setiap guru secara sadar mengoreksi kekurangan mereka
dalam proses pembelajaran di kelas termasuk kendala rasa percaya diri dan
motivasi rendah yang mereka miliki. Melalui kegiatan mentoring ini penulis
berhasil mengatasi hambatan komunikasi yang selama ini terjadi antara guru dan
kepala sekolah. Hal ini mampu memberikan pengaruh positif bagi penyampaian
pengetahuan antara kepala sekolah sebagai pendamping dan guru sebagai
terdamping. Melalui supervisi akademik guru mampu meningkatkan kompetensi
mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sarana dan prasarana sekolah
sekarang lebih mengalami peningkatan yang signifikan dibanding pada tahun
2016/2017. Peningkatan kuantitas, kualitas dan kompetensi guru di SD Inpres 3
Talise juga semakin baik dari tahun ke tahun, selain itu peningkatan siswa juga
semakin signifikan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, dan imtaq. Yang masih
perlu dikembangkan adalah peningkatan minat orang tua siswa untuk turut
membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan siswa baik di rumah
maupun di sekolah.
3.2 Saran
Melalui laporan best practice ini penulis memberikan beberapa saran
terkait dengan pendekatan kemitraan ataupun metode peningkatan yang penulis
lakukan di SD Inpres 3 Talise sebagai berikut:
a. Dalam melaksanakan pendekatan kemitraan diperlukan peran aktif semua
stakeholder untuk bersama-sama menjalin kerja sama dalam rangka
peningkatan kapabilitas sekolah bagi kualitas pendidikan yang maju dan
berkelanjutan
26
b. Kepala sekolah memilki peran yang strategis sebagai motor penggerak
sehingga dalam pendekatan kemitraan kepala sekolah diharapkan dapat
memberikan dedikasi yang banyak dalam membangun jembatan
komunikasi dan interaksi dengan masyarakat khususnya orang tua siswa
c. Pendekatan kemitraan ini hanya salah satu pendekatan di antara banyak
pendekatan-pendekatan yang dapat dipilih oleh kepala sekolah. Oleh
karena itu dalam memilih pendekatan yang sesuai untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapai sekolah kepala sekolah diharapkan dapat mampu
untuk mengidentifikasi sumber masalah guna menemukan pendekatan
yang efektif dan berkelanjutan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
PROFIL SEKOLAH
Nama Sekolah : SD INPRES 3 TALISE
NPSN : 40203743
Jenjang Pendidikan : SD
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Jl. Dayodara No. 7b
RT / RW : 0 / 0
Kode Pos : 94116
Kelurahan : Kelurahan Talise
Kecamatan : Kec. Mantikulore
Kabupaten/Kota : Kota Palu
Provinsi : Prov. Sulawesi Tengah
Negara : Indonesia
Posisi Geografis : -0,8874 Lintang
119,8881 Bujur
29
Lampiran II
Visi Misi
“ Visi “
Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia, berprestasivi dan berbudaya
lingkungan
“ Misi “
1. Mendorong kreativitas dan kompetensi guru
2. Meningkatkan kesejahteraan Pegawai
3. Mendorong Kreativitas belajar siswa dengan berorientasi IPTEK
4. Menciptakan Kondisi belajar yang mengarah pada terciptanya
pembentukan karakter dan akhlak mulia
5. Memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan
6. Meningkatkan kegiatan ekskul yang mengarah pada pendirian siswa
7. Mempersiapkan siswa yang berpengetahuan dan berakhlakul karimah
8. Memelihara dan mengupayakan sarana dan prasarana sekolah
30
Lampiran III
Sanitasi
Sumber air : Ledeng/PAM
Sumber air minum : Disediakan oleh sekolah
Kecukupan air bersih : Cukup sepanjang waktu
Sekolah menyediakan jamban yang
dilengkapi dengan fasilitas
: Tidak
pendukung untuk digunakan oleh
siswa berkebutuhan khusus
Tipe jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
Sekolah menyediakan pembalut
: Tidak ada
cadangan
Jumlah hari dalam seminggu siswa
mengikuti kegiatan cuci tangan : Tidak pernah
berkelompok
Jumlah tempat cuci tangan : 0
Jumlah tempat cuci tangan rusak : 0
Apakah sabun dan air mengalir
: Ya
pada tempat cuci tangan
Sekolah memiiki saluran
pembuangan air limbah dari : Ada saluran pembuangan air limbah ke tangki septik atau IPAL
jamban
Sekolah pernah menguras tangki
septik dalam 3 hingga 5 tahun
: Ya
terakhir dengan truk/motor sedot
tinja
31
32