Anda di halaman 1dari 27

DOKUMEN PORTOFOLIO

LOMBA BUDAYA MUTU


SMP NEGERI 1 KALEDUPA
KECAMATAN KALEDUPA
KABUPATEN WAKATOBI
TAHUN 2021

PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI


SMP NEGERI 1 KALEDUPA
Alamat : Jalan Poros Pasar Laulua Kec. Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Kode POS : 93792

i
IDENTITAS SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 KALEDUPA


2. NPSN : 40402325
3. Tahun Berdiri : 1910
4. Izin Operasional :-
5. Status Akreditasi/ Tahun : A / 2016
6. Koordinat : Bujur : E 123.7516 Lintang : S -5.5002
7. Alamat Sekolah : Jalan Poros Pasar Lau-lua
a. Desa : Ambeua Raya
b. Kecamatan : Kaledupa
c. Kab/ Kota : Wakatobi
d. Provinsi : Sulawesi Tenggara
e. Kode Pos : 93792
f. Telp/ Fax. :
g. E-mail : smp.kaledupaku@gmail.com
h. Website : http://smpn1kaledupa.rf.gd

A. Visi Sekolah
Adapun visi dari SMP Negeri 1 Kaledupa yaitu“Terwujudnya Prestasi Inovasi, Taat Dan
Berbudaya Dalam Berperilaku, Dilandasi Iman Dan Taqwa”.

B. Misi Sekolah
Adapun visi misi SMP Negeri 1 Kaledupa adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
2. Mengembangkan bidang pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat bakat dan
potensi peserta didik.
3. Meningkatkan potensi pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Mewujudkan kerjasama yang harmonis dengan semua pihak dalam pengembangan
sekolah.
5. Mewujudkan sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan.
6. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melaluipengajaran agama.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Berkat curahan rahmat dan kasih
sayang-Nya, sehingga Portofolio SMP Negeri 1 Kaledupa yang didusun dalam rangka Lomba
Budaya Mutu Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini dapat diselesaikan dengan baik
Laporan ini berjudul Kinerja Sekolah Dasar Lomba Budaya Mutu Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Tujuan laporan ini adalah 1) memberikan gambaran sekolah dalam
Mewujudkan sekolah dasar yang memiliki budaya mutu dalam memberikan layanan prima
dan menjadi benchmark (patok duga) bagi sekolah lain di sekitarnya dan acuan bagi
pembinaan para pemangku kepentingan, 2) Menyiapkan panduan bagi kepala sekolah, guru
dan pegawai sekolah, Memberikan rambu – rambu bagi kepala sekolah, guru dan pegawai
sekolah dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat, 3) Memberikan
gambaran tentang indikator kinerja yang harus dibangun dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan pendidikan di SMP Negeri 1 Kaledupa
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Komite Sekolah, semua guru,
Pengawas Sekolah dan semua yang berperan karena telah membantu selesainya laporan ini.
Kami mohon saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya laporan dan
pelaksanaan Manejemen Berbasis Sekolah di sekolah kami. Kiranya laporan ini dapat
bermanfaat, dan semoga segala bantuan, bimbingan dan dorongan yang diberikan oleh
berbagai pihak, mendapat balasan dari Allah SWT, Amin

Kaledupa,…………….2021
Kepala Sekolah

MASDAWATI, S.Pd
NIP. 19651231 198903 2 123
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i


IDENTITAS SEKOLAH ......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Visi dan misi sekolah ..............................................................................
C. Struktur organisasi ..................................................................................
II. PROGRAM
A. Program makro (renstra) pengembangan budaya mutu sekolah dalam
jangka 4 tahun .......................................................................................
B. Program mikro (rencana kegiatan tahunan/ rencana operasional sekolah
dalam jangka 1 tahun ) ............................................................
C. Rencana pengembangan sekolah (RPS) dan rencana kegiatan anggaran
sekolah (RKAS) ......................................................................................
D. Program ..................................................................................................
A
Pembelajaran ...................................................................................
)
B) Kegiatan ekstrakurikuler .................................................................
C) Manajemen berbasis sekolah ..........................................................
D
Perpustakaan sekolah ......................................................................
)
E) UKS...................................................................................................
III. PELAKSANAAN
A. Struktur organisasi dan penanggung jawab setiap jenis kegiatan
pengembangan budaya mutu
 Pembelajaran
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
B. Pelaksanaan setiap jenis kegiatan pengembangan budaya mutu
Pembelajaran
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
C. Laporan kegiatan setiap jenis kegiatan pengembangan budaya mutu
 Pembelajaran
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
D. Keterlibatan warga sekolah dan pihak lain mendukung kegiatan
pengembangan mutu di sekolah ............................................................
IV. EVALUASI
A. Hasil evaluasi diri sekolah terhadap kegiatan
 Pembelajaran
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
B. Unit dan prosedur operasional standar dalam monitoring dan evaluasi
untuk menjamin kualitas pelaksanaan seluruh jenis kegiatan
pengembangan budaya mutu..............
C. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi terhadap seluruh jenis
kegiatan pengembangan budaya mutu ..................................................
V. PRESTASI
A. Akademik ...............................................................................................
B. Non-akademik ........................................................................................
VI. PENUTUP
VII LAMPIRAN- LAMPIRAN
.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini selalu menjadi perhatian berbagai
kalangan, tidak hanya kalangan pendidikan, tetapi juga masyarakat. Mereka
menginginkan munculnya perubahan dalam hal upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita belum sebagaimana yang diharapkan
bila dibandingkan dengan di negara lain.
Menghadapi abad 21 tuntutan terhadap peningkatan kualitas pendidikan semakin
kuat.Hal ini dikarenakan adanya tuntutan antara lain: (1) kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (2) persaingan global yang semakin ketat, dan (3) kesadaran masyarakat (orang
tua siswa) akan pendidikan yang berkualitas semakin tinggi. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terjadi pada akhir-akhir ini telah membawa dampak perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia, sehingga permasalahan dapat dipecahkan dengan
mengupayakan penguasaan serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, seseorang kurang bisa mengantisipasi
perubahan-perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mampu mengatasi
persoalan-persoalan hidup yang selalu berkembang dengan pesat.
Menurut Slamet PH (2005), budaya adalah nilai dan keyakinan dalam suatu
masyarakat, baik yang berdaya preservatif maupun progresif, yang digunakan sebagai
sumber penggalangan konformisme perilaku bagi masyarakat pendukungnya. Nilai dan
keyakinan memberi tahu mana yang benar dan yang salah. Nilai-nilai yang merupakan
kolektifitas saripati kualitas kejiwaan manusia diwujudkan dalam bentuk nilai religi,
ekonomi, teori, solidaritas, seni, dan politik.
Mutu mengandung makna derajat/tingkat keunggulan suatu kinerja atau upaya baik
yang tampak maupun yang tidak tampak, sedangkan mutu sekolah dimaknai sebagai
layanan prima yang diberikan sekolah kepada peserta didik sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Pada tingkat sekolah, mutu mencakup input (segala hal yang
diperlukan untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar), proses (berubahnya peserta
didik dari belum terdidik menjadi terdidik) dan output (prestasi belajar).
Budaya mutu adalah nilai dan keyakinan mutu dalam suatu masyarakat yang
digunakan sebagai sumber penggalangan konformisme perilaku yang bermutu tinggi bagi
masyarakat pendukungnya. Budaya Sekolah meliputi nilai-nilai dan keyakinan. Nilai
merupakan penghayatan warga sekolah tentang apa yang dianggap benar-salah, baik
buruk, keindahan dan ketidakindahan, layak dan tidak layak, sedangkan Keyakinan
merupakan sikap tentang bagaimana cara sesuatu seharusnya dilakukan. Untuk itu
keyakinan merupakan sesuatu yang penting, berharga, bersifat konseptual yang harus
diyakini dan dihayati sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak, dengan demikian
budaya sekolah awalnya merupakan aturan dan tata tertib yang disepakati bersama oleh
warga sekolah, dihayati dan dilakukan terus-menerus sampai menjadi kebiasaan.
Budaya mutu sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam membentuk
siswa menjadi manusia yang optimis, berani, terampil, berperilaku kooperatif, ulet,
disiplin, beretos kerja yang tinggi, pandai menangkap peluang. Sekolah-sekolah yang
memiliki keunggulan budaya mutu tertentu biasanya dapat dilihat dari beberapa variabel
yang mempengaruhinya seperti perolehan nilai, kondisi fisik, lingkungan sekolah, dan
budaya sekolah. Untuk mewujudkan sekolah berbudaya mutu setidaknya ada lima faktor
penting yang perlu mendapat perhatian sekolah yaitu: 1) kepemimpinan yang tangguh, 2)
visi misi sekolah yang jelas, 3) iklim budaya yang aman dan kondusif, 4) memiliki
harapan yang tinggi, dan 5) melakukan monitoring kemajuan siswa secara berkelanjutan.
Untuk mewujudkan budaya mutu di sekolah SMP Negeri 1 Kaledupa telah
melaksanakan berbagai program peningkatan budaya mutu baik melalui penguatan
pembelajaran yang bermutu, perbaikan sarana dan prasana, penataan managemen sekolah,
program pendidikan karakter, program sekolah sehat dan bersih, program optimalisasi
kinerja perpustakaan dan berbagai program lainnya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah juga telah melaksanakan
berbagai jenis lomba sebagai bentuk apresiasi pada sekolah-sekolah yang berhasil, seperti
lomba MBS, sekolah dasar bersih dan sehat, dan seterusnya.
Dalam Lomba tahun ini, seluruh sekolah peserta dievaluasi dari seluruh komponen
budaya mutu secara komprehensif (whole school assessment), sehingga penilaian menjadi
lebih terpadu.
Lomba dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada seluruh propinsi di
Indonesia untuk mengirimkan wakil-wakil sekolah terbaiknya,yang kemudian akan
dipilih melalui tiga tahapan seleksi yaitu seleksi administratif (desk evaluation), seleksi
visitasi lapangan, dan seleksi presentasi (grand final). Seleksi yang terakhir ini akan
menetapkan sekolah berbudaya mutu tingkat nasional.

B. Visi dan Misi Sekolah


 Visi
Terwujudnya Prestasi Inovasi, Taat Dan Berbudaya Dalam Berperilaku,
Dilandasi Iman Dan Taqwa”.
 Misi
1. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
2. Mengembangkan bidang pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat bakat dan
potensi peserta didik.
3. Meningkatkan potensi pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Mewujudkan kerjasama yang harmonis dengan semua pihak dalam
pengembangan sekolah.
5. Mewujudkan sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan.
6. Menanamkan keimanan dan ketakwaan melaluipengajaran agama.
C. Struktur Organisasi Sekolah
Adapun struktur organisasi SMP Negeri 1 Kaledupa sebagai berikut:
BAB II
PROGRAM

1) Manajemen Berbasis Sekolah

Adapun beberapa program yang dikembangkan dalam rangka manajemen berbasis


sekolah meliputi: (1) proses belajar mengajar, (2) perencanaan dan evaluasi program
sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4) pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan
peralatan dan perlengkapan, (6) pengelolaan keuangan, (7) pelayanan siswa, (8)
hubungan sekolah-masyarakat, dan (9) pengelolaan iklim sekolah. 
Di bawah ini disajikan beberapa kutipan dari Program MBS SMP Negeri 1 Kaledupa,
sebagai berikut :
a) Kurikulum dan Pembelajaran
(1) Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
potensi lingkungan sekolah, masyarakat, dan potensi daerah.
(2) Perangkat kurikulum dan pembelajaran disusun secara mandiri oleh sekolah
melalui kerja tim yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru, unsur komite sekolah
dan/atau orang tua siswa yang memiliki keahlian.
(3) Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum.
(4) Tahapan pengembangan kurikulum dilakukan melalui langkah-langkah yang
sistematis.
(5) Sekolah memiliki dokumen silabus dan RPP setiap mata pelajaran.
(6) Sekolah memiliki program pembinaan bakat dan minat peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
(7) Sekolah memiliki dokumen program kegiatan layanan konseling dengan
sasaran layanan individu dan layanan kelompok.
(8) Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan pendekatan aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM).
(9) Strategi pembelajaran memberikan kesempatan dengan leluasa kepada peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, interaktif, kreatif, inovatif dan mandiri.
(10) Penilaian pembelajaran dilaksanakan mencakup penilaian proses dan hasil
belajar.
(11) Instrumen penilaian yang digunakan bervariasi, menerapkan teknis tes maupun
non tes
(12) Pengorganisasian peserta didik dalam pembelajaran bervariasi (klasikal,
kelompok, berpasangan, individu)
(13) Aktifitas belajar peserta didik bervariasi (misalnya: wawancara, pengamatan,
penelitian, melakukan percobaan) sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan. Hal ini diterapkan sebelum masa pandemi
(14) Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh siswa dan guru.
(15) Perilaku warga kelas (guru dan siswa) sesuai dengan etika yang berlaku.
(16) Proses pembelajaran memberi kesempatan peserta didik agar berani bertanya,
mengemukakan pendapat, mengkomunikasikan ide/gagasan secara tertulis
dan/atau lisan.
(17) Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar (bahan pustaka, lingkungan
sekitar, pengalaman peserta didik, nara sumber, internet) disesuaikan dengan
kompetensi yang dikembangkan.
(18) Guru menggunakan alat bantu belajar (media atau alat peraga, lembar kerja)
sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan bersama peserta didik.
(19) Guru membuat dan menggunakan lembar kerja untuk mengkondisikan peserta
didik menemukan konsep/ gagasan/cara/rumus dan mengamati konteks
kehidupan nyata.
(20) Pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa untuk membangun
gagasannya sendiri.
(21) Guru memberikan umpan balik yang dapat mendorong peserta didik
mengemukakan ide/gagasan.
(22) Peserta didik aktif dan tekun melakukan kegiatan/aktifitas pembelajaran.
(23) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik tampil di depan kelas
untuk bercerita, mempresentasikan hasil kerja kelompok/individu, memimpin
diskusi kelas.
(24) Guru bersama siswa melakukan refleksi/perenungan tentang kesan dan/atau
pemahaman terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(25) Hasil karya peserta didik dari kegiatan pembelajaran dipajang, ditata rapi, dan
diganti secara rutin dan teratur.
(26) Hasil belajar peserta didik dipantau secara berkelanjutan untuk dapat mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
(27) Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang baik personal
maupun sosial sesuai dengan latar belakang potensi peserta didik (contoh: jujur,
tanggung jawab, disiplin, kerjasama, toleransi, empati, percaya diri,
musyawarah, kepemimpinan).
(28) Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan (emosional, fisik,
dan pelecehan seksual)
(29) Memberikan pelayanan remedial bagi siswa yang belum mencapai kompetensi
dan pengayaan bagi yang sudah mencapai kompetensi.
(30) Sekolah memiliki kalender akademik.
(31) Sekolah memiliki dokumen perumusan Kriteria Ketuntasan Minimal yang
dilaksanakan melalui rapat dewan guru.
b) Peserta Didik
(1) Cakupan “pengelolaan peserta didik” di sekolah meliputi penerimaan,
penempatan, dan pelayanan sehari-hari di sekolah.
(2) Penerimaan peserta didik memberi kesempatan kepada semua anak usia SMP,
dari berbagai latar belakang status ekonomi, sosial, agama, bangsa/suku bangsa.
(3) Prosedur penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan, mulai dari
pengumuman pendaftaran, proses seleksi, hingga pengumuman penerimaan.
(4) Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima menjadi peserta
didik, hingga pada melaksanakan kegiatan sehari-hari, dengan memperhatikan
minat, bakat, dan kebutuhan khusus peserta didik.
(5) Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik
(6) Sekolah memiliki dokumen kehadiran peserta didik.
(7) Sekolah memiliki dokumen mutasi peserta didik.
(8) Sekolah memiliki dokumen statistik peserta didik (yang menggambarkan tentang
jumlah siswa laki-laki dan perempuan di setiap kelas, jumlah lulusan setiap
tahun, jumlah siswa berdasarkan usia).
(9) Sekolah memiliki dokumen pembinaan terhadap peserta didik yang berada di
kelas akhir
(10) Sekolah memiliki dokumen tentang alumni.
c) Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(1) Pembagian tugas guru yang jelas dan terpajang.
(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan pelatihan internal sekolah dan/atau tingkat
gugus bagi guru dan kepala sekolah.
(3) Minimal 50% dari jumlah guru yang ada telah mengikuti pelatihan professional.
(4) Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise pembelajaran.
(5) Kepala sekolah memilki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru yang
mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat dan mengimplementasikan
pembelajaran.
(6) Sekolah memmilik agenda kegiatan pertemuan rutin untuk mengevaluasi dan
menyusun kinerja sekolah.
(7) Minimal 25% guru menghasilkan produk inovatif dan kreatif (alat peraga, hasil
penelitian, karya ilmiah popular,kreasi seni dan lain-lain.
(8) Sekolah menerapkan sistem penghargaan.
d) Sarana dan Prasarana
(1) Sekolah memiliki buku inventaris asset.
(2) Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.
(3) Rasio antara ruang kelas dan rombongan belajar 1:3
(4) Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi
(5) Standar luas ruangan kelas ( 8 m x 7 m) untuk rata-rata 28 peserta didik per kelas
(6) Sekolah memiliki toilet, bersih, tidak berbau, rasio minimal 1:28 yang terpisah
antara laki-laki dan perempuan.
(7) Sekolah memiliki halaman yang bersih dan tertata rapi
(8) Sekolah memiliki pagar yang rapi
(9) Sekolah memiliki media pembelajaran/alat peraga sederhana hasil karya guru dan
siswa.
(10) Sekolah memiliki perpustakaan dan pojok baca yang tertata rapi dan
termanfaatkan sebagai sumber belajar peserta didik.
(11) Sekolah menyediakan tempat sampah minimal satu set yang memisahkan
sampah organik dan non organic
e) Pembiayaan
(1) Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) secara terpadu yang disusun
berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan mutu pendidikan dan dipetakan
untuk jangka waktu menengah (4 tahun).
(2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari RKS untuk jangka waktu 1 tahun, dilaksanakan secara
transparan, terpadu, berdasarkan skala prioritas, partisiaptif dan akuntabel.
(3) Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya melalui (dipajang, website
sekolah,laporan tertulis secara rutin).
(4) Minimal 70% dana sekolah dialokasikan untuk peningkatan mutu.
(5) Sekolah membuat pembukuan yang tertib, rapi dan dapat dipertanggung
jawabkan.
f) Hubungan sekolah dengan masyarakat
(1) Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan lembaga
pendidikan dan non pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan
pendidikan
(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk sosialisasi/promosi
program sekolah.
(3) Sekolah memiliki pengurus komite sekolah
(4) Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan sekitar sekolah.
(5) Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin dengan orang tua peserta
didik dan komite sekolah.
(6) Komite sekolah dan/atau orang tua peserta didik terlibat dalam penyusunan
program dan anggaran sekolah.
g) Budaya dan lingkungan sekolah
(1) Sekolah menerapkan 7 K ( kebersihan, ketertiban, kesehatan, keindahan,
kekeluargaan, keamanan, kerindangan)
(2) Sekolah memiliki literasi dengan budaya membaca 10 menit setiap pagi sebelum
apel bagi peserta didik dan guru
(3) Sekolah memiliki tata tertib sekolah, kode etik sekolah, peraturan akademik hasil
rumusan bersama antara sekolah, orang tua dan perwakilan peserta didik dan
terpampang secara komunikatif.
(4) Sekolah memiliki agenda kegiatan aksi bersih sekolah (sabtu bersih)
Sekolah memiliki program pembiasaan (berperilaku sopan, berbicara santun, berperilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, amanah, menepati janji, empati kepada sesame sesama) dan
terpampang secara komunikatif.
2) Kegiatan Ekstra Kurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di


luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar
minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan
di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran
bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler yang telah diselenggarakan di SMP Negeri 1 Kaledupa
dalam bentuk sebagai berikut :

No Program Ekstrakurikuler Keterangan


1. Kepramukaan Wajib
2. Kerohanian Islam Pilihan
3. Seni Tari Pilihan

3) Pembelajaran

a) Pembelajaran berdasarkan kepada permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar


proses dengan memperhatikan 4 tahapan proses yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penilaian dan pengawasan
b) Pembelajaran di SMP Negeri 1 Kaledupa mengembangkan pembelajaran yang paham
anak dan mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam setiap mata pelajaran.
c) Dalam Penyusunan Silabus dan RPP guru wajib memenuhi prinsip-prinsip
penyusunan.
d) Penerapan model-model pembelajaran yang PAKEM
e) Pengelolaan pembelajaran harus menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran;
f) Implementasi pembelajaran harus meliputi kegiatan awal, kegiatan Inti dan Kegiatan
akhir, dengan memperhatikan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada
kegiatan inti.
g) Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
h) Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui 5 tahapan meliputi : pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

4) Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan, secara umum, merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka
sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,
teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional. Dalam dimensi persekolahan, perpustakaan sekolah
adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung
jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani sivitas akademika sekolah yang
bersangkutan. Perpustakaan sekolah memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis
dalam mengembangkan potensi peserta didik dan seluruh civitas akademika yang ada di
lingkungan sekolah. Arif Surrachman, mengidentifikasi peran dan fungsi perpustakaan
sekolah di dunia pendidikan, yaitu :
(1) Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum
sekolah
(2) Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan
kreativitas dan imajinasinya.
(3) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-
buku hiburan)
(4) Pusat Belajar Mandiri bagi siswa
Adapun Program Perpustakaan SMP Negeri 1 Kaledupa disusun sebagai berikut ;
(1) Program Pengadaan
Program pengadaan yang dilakukan adalah dengan menjalin kerjasama dengan pihak
penerbit (PT. Intan Pariwara, PT. Erlangga dan Ganessa) untuk memenuhi kebutuhan
buku atau kelengkapan perpustakaan lainnya.
(2) Program pengolahan Koleksi
Setelah pengadaan dilakukan berdasarkan ketentuan yang termuat dalam Kebijakan
Pengembangan Koleksi, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan koleksi.
Pengolahan koleksi dilakukan dengan mengkatalogisasi semua jenis buku yang telah
ada. Katalogisasi ini dibuat dengan membagi jenis buku fiksi yang memuat tentang
semua jenis buku mata pelajaran yang telah diperoleh dari pihak penerbit yang
disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan non fiksi memuat tentang buku-buku
yang berupa cerita atau bentuk literasi lainnya
(3) Program Layanan Perpustakaan
Program ini meliputi :
(a) Sistem layanan. Misalnya sistem layanan terbuka (Open access)
(b) Jenis layanan, seperti layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan ruang baca, dan
layanan kemas ulang informasi yang dituangkan dalam bentuk papan informasi
(c) Keanggotaan. Mengatur tentang persyaratan menjadi anggota, hak dan kewajiban
para anggota, serta peraturan/ketentuan tentang layanan keanggotaan.
(d) Evaluasi layanan. Memuat tentang bagaimana mengevaluasi layanan perpustakaan
agar layanan perpustakaan semakin hari semakin baik.

(4) Program Administrasi Perpustakaan Sekolah


Pada program ini perpustakaan membuat website yang memuat seluruh aplikasi

5) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


a. Peningkatan pembinaan dan pelatihan Pembinaan lingkungan fisik sekolah
b. Meningkatkan keamanan sekolah
c. Pemeliharaan kamar mandi / WC
d. Peningkatan pelayanan UKS
e. Meningkatkan pembinaan KKR
f. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait
g. Pendidikan Kesehatan
h. ekstrakurikuler 
i. Pelayanan Kesehatan
j. Pembinaan Lingkungan Sekolah yang Sehat
BAB III
PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen Berbasis Sekolah

Perencanaan kerja sekolah diawali dengan perumusan Visi, Misi dan Tujuan
sekolah berdasarkan profil sekolah oleh tim pengembang sekolah yang terdiri dari kepala
sekolah, pengawas sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat.
Sekolah menyusun rencana kerja sekolah satu tahun dan rencana kerja sekolah
empat tahun yang dinyatakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)
rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditujukan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Rencana kerja
tahunan memuat tentang rencana pengembangan kurikulum dan pembelajaran, rencana
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, rencana pengembangan sarana dan
prasarana, keuangan dan pembiayaan, rencana pengembangan kesiswaan, rencana
pengembangan budaya dan lingkungan sekolah, rencana pengembangan partisipasi/peran
serta masyarakat dan kemitraan, serta rencana-rencana kerja lain yang mengarah pada
peningkatan mutu pendidikan seperti pernyataan standar pengelolaan nasional
pendidikan.
Perencanaan pengembangan kurikulum dan pembelajaran di antaranya 1)
Penyusunan Kurikulum 2013, 2) Penyusunan perangkat pembelajaran berupa program
tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
semua mata pelajaran, 3) Penyusunan kalender pendidikan, 4) Penyusunan jadwal
pembelajaran, 5) Penyusunan program supervisi sekolah. Menurut Ragan (Soetopo dan
Soemanto, 1993:13) pengertian kurikulum adalah “all the experiences of children for
which the school accepts responsibility” yang artinya bahwa “semua pengalaman anak di
bawah tanggung jawab sekolah”.
Perencanaan pengembangan pendidik (guru) dan tenaga kependidikan di
antaranya: 1) Mengusulkan peningkatan kualifikasi guru yang belum S1/D4, 2)
Mengusulkan guru untuk di sertifikasi, 3) Mengusulkan tenaga administrasi, perpustakaan
dan laboratorium komputer. 4) Menyusun kegiatan pertemuan guru melalui kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) mini dan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus
sekolah.
Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di antaranya: 1)
Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana, 2) Mengusulkan rehabilitasi
laboratorium ipa, 3) Melaksanakan perawatan terhadap saran dan prasarana yang tersedia.
Perencanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah di antaranya: 1)
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan melibatkan warga
sekolah, 2) Membuat usulan penambahan biaya operasional sekolah, 3) Membuat laporan
pertanggungjawaban penggunaan anggaran sekolah, 4) Penyusunan administrasi
penggunaan keuangan sekolah.
Perencanaan pengembangan kesiswaan di antaranya: 1) Membuat persiapan
penerimaan siswa baru seperti membuat surat keputusan dari kepala sekolah dan
pembentukan panitia penerima siswa baru, 2) Menyusun rencana kegiatan ekstrakurikuler
dan pengembangan diri siswa, 3) Menyusun rencana melaksanakan bimbingan belajar
untuk seluruh siswa untuk peningkatan prestasi akademik.
Perencanaan pengembangan partisipasi/peran serta masyarakat di antaranya: 1)
Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa dalam rangka meningkatkan kerjasama
sekolah dengan orang tua siswa untuk meningkatkan prestasi siswa, 2) Menyusun rencana
pertemuan dengan komite sekolah dalam rangka meningkatkan peran komite sekolah di
antaranya advisory agency, mediator agency, supporting agency dan controlling agency.
Perencanaan pengembangan lingkungan dan kultur sekolah di antaranya: 1)
Menyusun program unggulan yang menjadi ciri khas sekolah dalam meningkatkan dan
menyalurkan potensi siswa agar lahir siswa unggul dalam berbagai prestasi. 2) Menyusun
rencana penghijauan sekolah agar membuat suasana lingkungan sekolah menjadi sejuk
dan nyaman. 3) Menyusun rencana program sekolah sehat dan sekolah bersih. 4)
Menyusun rencana mengembangkan toleransi beragama diantar warga sekolah.
Selanjutnya pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu pendidikan meliputi:
Pelaksanaan pengelolaan kurikulum 2012, penyusunan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah,
penyusunan struktur dan muatan kurikulum, penetapan kalender pendidikan/akademik,
menyusun silabus dan RPP. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran didasarkan
pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan dan peraturan pelaksanaannya,
sedangkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran didasarkan pada serta Standar Proses
dan Standar Penilaian.
Pelaksanaan pembelajaran guru melakukan dengan pendekatan pola Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan dipadukan dengan pembelajaran
konvensional.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik guru menyusun program penilaian
hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan. Penyusunan
program penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan. Sekolah
menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan
keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang
direncanakan, dalam kegiatan penilaian.
Pelaksanaan pengembangan tenaga pendidik dilakukan dengan kegiatan pertemuan
Kelompok Kerja Guru (KKG) mini di sekolah, dan Kelompok Kerja Guru (KKG) di
gugus sekolah satu kali dalam satu bulan. Diikuti oleh semua guru dalam gugus sekolah
dibimbing oleh guru pemandu mata pelajaran.
Dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah menetapkan
kebijakan secara tertulis. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler
disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik. Sarana
prasarana dikelola oleh guru sesuai bidangnya masing-masing dan adanya partisipasi dari
semua unsur seperti kepala sekolah, pendidik, siswa dan tokoh masyarakat.
Sarana laboratorium komputer tersedia beberapa unit computer yang dilengkapi
dengan server ujian nasional dan terbukti berhasil menjadi salah satu sekolah di
Kecamatan Kaledupa yang mengikuti ujian nasional secara mandiri di sekolah sendiri
meski mendapat beberapa kendala salah satu nya masalah jaringan. Sedangkan perawatan
sarana dan prasarana sekolah dilakukan melalui Kartu Inventaris Barang (KIB) yang
berisi jenis barang, tahun pembelian, kondisi sarana pada saat ini, jumlah sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah.
Pelaksanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah yang tertuang
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) yaitu: Belanja langsung berupa
belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat sekolah melibatkan warga dan
masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola pendidikan, pengelolaan akademik dan
pengelolaan non-akademik. Keterlibatan peran serta warga sekolah dan masyarakat dalam
pengelolaan sesuai dengan peran komite sekolah yaitu advisory agency, mediator agency,
supporting agency dan controlling agency. Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga
lain pemerintah dan non-pemerintah yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output.
Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secara tertulis. Komite sekolah
selalu meninjau proses kegiatan belajar mengajar secara berkala. Orang tua partisipasi
aktif untuk kegiatan hari besar agama, hari besar nasional dan orang tua siswa sangat
mendukung program yang diadakan sekolah.

B. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Ekstrakurikuler.

Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler maka SMP Negeri 1


Kaledupa telah menyusun peraturan bagi pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi :
a. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
b. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
c. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
(1) ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
(2) tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
(3) keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
(4) jadwal kegiatan; dan
(5) level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
d. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
(1) Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan;
(2) Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
(3) Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-
masing kegiatan ekstrakurikuler.
e. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik harus mengikuti
program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti
suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak terkait
dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.

C. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Pembelajaran

Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada SMP Negeri 1 Kaledupa diselenggarakan


secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap SMP Negeri 1 Kaledupa melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isimaka prinsip
pembelajaran yang digunakan: 1. dari pesertadidik diberi tahu menuju pesertadidik
mencari tahu; 2. dari guru sebagai satu-satunya sumber belajarmenjadi belajar berbasis
aneka sumberbelajar; 3. dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah; 4. dari pembelajaran berbasis konten menuju
pembelajaran berbasis kompetensi; 5. dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran
terpadu; 6. daripembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; 7. Dari pembelajaran verbalisme
menuju keterampilan aplikatif; 8. Peningkatandan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); 9. pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat; 10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); 11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. 13. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 14.
Pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik.
Persyaratan pembelajaran untuk Pelaksanaan Proses Pembelajaran SMP Negeri 1
Kaledupa dengan Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran sebanyak 35 menit.
Buku Teks Pelajaran Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan
efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Khusus pada Pengelolaan Kelas : a) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk
peserta didik seduai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran. b) Volume dan
intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh
peserta didik. c) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti
oleh peserta didik. d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik. e). Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan,
kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. f). Guru
memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung. g). Guru mendorong dan menghargai peserta
didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. h). Guru berpakaian sopan, bersih,
dan rapi. i.) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata
pelajaran; dan j.) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan
waktu yang dijadwalkan.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik
(authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya,
dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil
penilaian otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
otentik dapat digunakansebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.

D. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Perpustakaan Sekolah


Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan
kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah
hendaknya mengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong
pemanfaatannya.
Kepala sekolah bekerja erat dengan perpustakaan dalam mendisain rencana
pengembangan, terutama dalam bidang program literasi informasi dan promosi membaca.
Pada saat rencana dilaksanakan, kepala sekolah menjamin penjadwalan waktu dan
sumberdaya yang luwes untuk memungkinkan guru dan murid mengakses ke
perpustakaan beserta layanannya. Kepala sekolah juga memastikan adanya kerjasama
antara guru dan tenaga perpustakaan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa
pustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum,
pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah memasukkan evaluasi
perpustakaan dan menekankan sumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat
dalam pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung jawab melakukan
pekerjaan secara profesional dan hendaknya bekerja sama dengan perpustakaan agar
semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang
subjek dari unit kerja. Seperti halnya dengan kepala sekolah, maka kepala unit kerja
hendaknya melibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan memberikan
perhatian khusus ke perpustakaan sebagai bagian penting dari lingkungan pembelajaran
dan sebagai pusat sumber daya pembelajaran.
Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah. Penting adanya
kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itu demi untuk kepentingan
murid. Murid dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan
perpustakaan harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaran yang tidak menakutkan,
bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semua tugas, baik sebagai perorangan
maupun sebagai kelompok.

E. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (Terlampir)

A. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu


1. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Pembelajaran
Secara umum pelaksanaan pembelajaran di bawah tanggung jawab kepala sekolah
sebagai pemimpin pembelajaran selalu melaporakn pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
SMP Negeri 1 Kaledupa secara berkala. (Laporan Terlampir).
2. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrkurikuler selalu dilaporankan secara berkala dan
dijadikan bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya (Laporan terlampir).
3. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen Berbasis Sekolah.
Pelaksanaan Manajemen berbasis sekolah merupakan program yang sangat mutlak
disusun dan dilaksanakan kemudian dievaluasi secara berkelanjutan. Oleh karena itu
pemantauan, dan pelaporan terhadap program yang sudah dilaksanakan menjadi bahan
evaluasi diri sekolah dan selalu dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja Sekolah.
4. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Perpustakaan Sekolah.
Pelaporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan sekolah secara rutin disampaikan oleh
kepala unit perpustakaan kepada kepala sekolah (Laporan Terlampir)
5. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (khusus SD Pembina)
BAB IV
HASIL EVALUASI DIRI

A. Hasil Evaluasi Diri Sekolah Terhadap Kegiatan Bengembangan Budaya Mutu


1. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 1 Kaledupa saat ini masih
menggunakan acuan kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 masih mengembangkan
instrumen sesuai dengan indikator pada setiap Standar Kompetensi dan Kompetensi
dasar .Berikut gambaran rencana evaluasi,di mulai dari perecanaan evaluasi yang
meliputi, evaluasi direncanakan mulai dari pembuatan program semester yang
dicantumkan dalam silabus dan diterapkan dalam rencana pembelajaran atau
RPP.Untuk pelaksanaan evaluasi diterapkan dalam RPP pada setiap pembelajaran
yang terdiri dari evaluasi awal yang biasanya dilaksanakan pada awal pembelajaran,
bisa dilaksanakan dalam bentuk tertulis ataupun tanya jawab langsung, yang
tujuannya adalah untuk melihat kemampuan awal siswa .Dalam proses pembelajaran
evaluasi dilakukan dalam beberarapa hal, yaitu penilaian sikap dan penilaian berupa
tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan atau kelompok sesuai
dengan tujuan dari pembelajaran yang direncanakan. Evaluasi akhir adalah penilaian
yang menyeluruh dari penilaian sikap dan penilaian pengetahuan.Adapun jenis
evaluasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kaledupa adalah Ulangan harian
(UH),UTS,UAS dan US.UH dilaksanakan setelah minimal menyelesaikan satu
kompetensi dasar dari mata pelajaran tertentu,sedangkan UTS dilaksanakan setelah 8
– 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir semester adalah
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa
di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.Semua nilai pada setiap evaluasi
itu dimasukkkan kedalam sistem informasi akademik ( SIAKAD). Sistem Informasi
Akademik atau SIAKAD adalah sebuah program yang dirancang khusus sebagai
pusat informasi akademik sekolah yang mencakup penginputan semua proses dan
hasil penilaian, data siswa, data guru dan data karyawan. Dengan adanya program
SIAKAD ini sangat mempermudah proses penginputan data khususnya dalam
penyimpanan hasil evaluasi pembelajaran siswa. Dalam proses atau cara kerja
penginputan nilai melalui SIAKAD ini dilakukan melalui dua sistem yaitu oleh guru
pengampu (SIMPEN) dan oleh wali kelas (SISWAL). SIMPEN hanya menginput
nilai mata pelajaran atau muatan kurikulum yang diampu. Sedangkan SISWAL
menginput nilai mata pelajaran diampu wali kelas, data diri siswa, daftar hadir siswa,
pengembangan diri siswa, dan semua data yang diperlukan dalam proses pencetakan
hasil evaluasi belajar siswa. SIAKAD dilaksanakan secara online di lingkungan
sekolah dengan menggunakan password yang hanya diketahui oleh pihak tertentu/
yang berkepentingan. Ujian Sekolah (US) dilaksanakan untuk jenjang akhir atau kelas
6 evaluasi dilaksanakan mengikuti program dan jadwal pemerintah. Setelah
melaksanakan rangkaian penilaian akan dilanjutkan dengan pertemuan dengan orang
tua (Komite Sekolah) dalam rangka mendiskusikan hasil evaluaasi siswa selama satu
bulan pembelajaran dan mensosialisasikan/membahas rencana program pembelajaran
ke depan.
2. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Ekstrakurikuler
Setiap Ekstrakurikuler yang terdiri dari Akademik maupun Akdemik di bina
oleh Pembina internal ataupun eksternal,dan dapat di evaluasi di setiap 1x/bulan
dengan melampirkan jadwal kegiatan Dan SK,serta Absensi pelaksanaan ekskul serta
Program yang telah di susun oleh masing-masing Pembina ataupun pelatih untuk 1
tahun.
3. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen
Berbasis Sekolah
Berdasarkan hasil evaluasi dari tujuh komponen MBS yang dilaksanakan oleh
SMP Negeri 1 Kaledupa secara umum telah terlaksana sesuai dengan ketentuan dan
prinsip MBS akan tetapi ada komponen yang kurang lengkap secara administrasi
yaitu pada komponen manajemen hubungan masyarakat.
4. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Perpustakaan Sekolah
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program perpustakaan di SMP Negeri
1 Kaledupa secara umum belum terlaksana sesuai dengan ketentuan akan tetapi ada
komponen yang masih kurang lengkap dari sisi sarana, buku referensi dan tenaga
pustakawan.
Efektivitas Penggunaan buku sebagai sumber belajar untuk meningkatkan
minat baca siswa dirintis dengan perpustakaan talang air.
5. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (khusus
SD Pembina)
Pelaksanaan Program UKS di SMP Negeri 1 Kaledupa berdasarkan hasil
evaluasi telah diupayakan semaksimal mungkin, namun Tim Pelaksana UKS SMP
Negeri 1 Kaledupa menyadari bahwa program ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari
berbagai pihak demi kesempurnaan program ini di tahun mendatang.

B. Prosedur Operasional Standar Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengembangan


Budaya Mutu
Untuk menjamin keterlaksanaan kegiatan dan operasional setiap program budaya
mutu SMP Negeri 1 Kaledupa telah menyusun Prosedur Operasional Standar yang
meliputi POS Pembelajaran, POS Ekstrakurikuler, POS Manajemen berbasis Sekolah,
POS Perpustakaan dan POS UKS.
Di bawah ini dipaparkan beberapa Prosedur Operasional Standar dan Peraturan
Akademik SMP Negeri 1 Kaledupa, sebagai berikut :
SOP Kegiatan Rutin Harian
KEDATANGAN
Tujuan
1. Memberikan perhatian dan motivasi kepada siswa.
2. Membudayakan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun).
3. Mengontrol ketertiban siswa.
Prosedur
1. Guru yang bertugas datang lebih awal maksimal pukul 07.00
2. Petugas mengontrol absensi guru.
3. Guru yang bertugas berdiri di depan pintu gerbang dengan sikap tenang, sopan, tidak
mengobrol dan bercakap-cakap sendiri.
4. Guru menyambut kedatangan siswa dengan memberi salam secara khusyu’,
sederhana dan penuh hormat.
5. Guru menjabat tangan siswa sambil melontarkan senyum kasih sayang dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
5.1 Hanya berjabat tangan dengan sesama jenis, kecuali terhadap siswa kelas 3
sekolah dasar ke bawah.
5.2 Saling bertatap penuh keakraban dan rasa kasih sayang.
5.3 Dilaksanakan dengan kesungguhan, sederhana dan keramahan.
5.4 Tidak berlebihan dan tasyabbuh.
6. Guru memberi perhatian kepada siswa berkaitan dengan tata tertib siswa dan keadaan
psikis siswa.
7. Guru memeriksa keadaan dan penampilan siswa berkaitan dengan akhlaq dan adab,
ketertiban dan aturan sekolah
8. Petugas TU mengelola siswa yang terlambat dengan ketentuan :
a. Siswa yang hadir di atas pukul 07.20 dinyatakan terlambat
b. Bagisiswa yang terlambat diberi sangsi sesuai dengan ketentuan
c. Bagi siswa yang terlambat lebih dari empat kali akan di laporkan kepada wali
kelas untuk diberikan teraphy lebih lanjut.
d. Apabila tidak ada perubahan maka sekolah akan memberikan surat peringatan
kepada orang tua siswa yang bersangkutan.
e. Apabila masih juga belum ada perubahan dilakukan pemanggilan orang tua
f. Apabila masih juga melakukan hal yang sama maka sekolah akan
memberlakukan sanksi skorsing hingga dikeluarkan dari sekolah apabila tidak
bisa lagi dibina sesuai dengan ketentuan.

6. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi


Pola tindak lanjut yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kaledupa adalah melalui
rapat khusus artinya hasil monitoring dan evaluasi dibawa keforum rapat untuk
dilakukan analisa dan disepakati tindak lanjut yang akan dilaksanakan baik itu
program pembelajaran, MBS, Ekstrakurikuler, Perpustakaan, maupun UKS. Berikut
adalah contoh model tindak lanjut hasil evaluasi dalam program pembelajaran :

C. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengembangan Budaya


Mutu
Tindak lanjut dari Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengembangan Budaya
mutu berupa Penghargaan, atau perintah tugas dengan rekomendasi bagi para guru.
Proses tindak lanjut merupakan hasil monitoring dan evaluasi selama kegiatan
berlangsung yang selanjutnya hasil supervisi kegiatan berbagai program yang
dilaksanakan guru dilaporkan kepada Pengawas Binaan.

BAB V
PRESTASI (3 TAHUN TERAKHIR)

A. Akademik
1. Prestasi Kepala Sekolah

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

2. Prestasi Guru

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

3. Prestasi Siswa

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

B. Non Akademik
1. Prestasi Kepala Sekolah
No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

2. Prestasi Guru

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan

3. Prestasi Siswa

No Jenis Kejuaraan Tingkat Hasil Keterangan


BAB VI
PENUTUP

Dalam pelaksanaan budaya mutu sekolah ada banyak faktor yang mempengaruhi
kesuksesannya. Akan tetapi hal yang paling penting sebetulnya adalah sejauh mana pengelola
dapat mensinergikan  program-program budaya mutu sekolah dengan visi-misi sekolah serta
kebutuhan sesuai dengan ketentuan. Proses pelaksanaan budaya mutu sekolah adalah sebuah
proses kreatif dan inovatif yang mestinya menjadi bagian penting dalam kegiatan
pengembangan mutu sekolah.
Akhir kata tim penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan portofolio
budaya mutu sekolah, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai