Anda di halaman 1dari 73

DOKUMEN PORTOFOLIO

LOMBA BUDAYA MUTU SEKOLAH DASAR


SD NEGERI LAMAJANG 02
KECAMATAN PANGALENGAN
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

KOORDINATOR WILAYAH KECAMATAN PANGALENGAN

SEKOLAH DASAR NEGERI LAMAJANG 02


Alamat : Kp. Cijengkol RT 01 RW 09 Desa Lamajang Kecamatan pangalengan

v
LEMBAR PENGESAHAN

DOKUMEN PORTOFOLIO BUDAYA MUTU


SD NEGERI LAMAJANG 02
KECAMATAN PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT

Disyahkan sesuai dengan hasil pengamatan, visitasi dan verifikasi


Pada hari Rabu tanggal 28 Agustus 2019

Mengesyahkan
Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah,

GUSYANA, S.Pd ENGKUS KUSNADI, S.Pd. SD


NIP. 19590818 197803 1 001 NIP. 19630427 198410 1 002
Mengetahui,
Koordinator Wilayah
Kecamatan Pangalengan,

DR. H. SUMARNA J. M.Pd


NIP. 19640504 198410 1 001

v
IDENTITAS SEKOLAH

A. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah : SD NEGERI LAMAJANG 02
2. NPSN / NIS : 20.20.58.17 / 10.10.26.60.80.12
3. Tahun Berdiri : 1965
4. Izin Operasional : 982/Psd/1984
5. Status Akreditasi/ Tahun : A / 2019
6. Koordinat : Bujur : E 107.5437000 Lintang : S -7.1220000
7. Alamat Sekolah : Kp. Cijengkol RT 01 RW 09
a. Desa : Lamajang
b. Kecamatan : Pangalengan
c. Kab : Bandung
d. Provinsi : Jawa Barat
e. Kode Pos : 40378
f. Telp/ Fax. : 081224924934
g. E-mail : sdnlamajangdua@yahoo.com
h. Website :-
B. Visi Sekolah
Terwujudnya Peserta Didik yang Unggul dalam prestasi, Berakhlak mulia,
Hidup sehat dan Berkarakter berlandaskan iman dan takwa.

C. Misi Sekolah
1. Melaksanakan pembelajaran tematik, Pendekatan Saintifik dan Penilaian
Autentik dalam meningkatkan prestasi.
2. Mengoptimalkan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan keimanan dan
Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa.
3. Melaksanakan kegiatan Ekstrakulikuler dalam mengembangkan karakter Peserta
Didik.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang Sehat, Bersih dan Rapih.
5. Menanamkan hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari.
6. Melaksanakan kegiatan pembiasaan dan memberikan keteladanan budi pekerti
luhur.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Budaya Mutu Sekolah dapat diselesaikan.
Sekolah Dasar Berbudaya Mutu adalah sekolah dasar yang memberikan layanan
prima yang merefleksikan budaya mutu. Budaya Mutu Sekolah Dasar tercermin pada
komponen-komponen: (1) pembelajaran dan ekstrakurikuler yang efektif dalam
pembentukkan karakter peserta didik, (2) kepemimpinan visioner dan manajemen
berbasis sekolah termasuk didalamnya sekolah bersih dan sehat (3) pengelolaan
perpustakaan mendukung keefektifan pembelajaran dan menumbuhkembangkan budaya
baca warga sekolah, dan (4) lingkungan sekolah yang merefleksikan kondisi bersih,
rapih, dan sehat.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas dengan kebaikan
yang berlipat ganda.
Walaupun demikian, kami juga sadar bahwa kami hanyalah manusia yang pasti
memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, segala bentuk kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat kami nantikan demi perbaikan untuk penyusunan laporan di masa datang.

Bandung, 2019
Penyusun,

v
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ..............................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
IDENTITAS SEKOLAH ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Visi dan misi sekolah ............................................................................4-5
C. Struktur organisasi .................................................................................. 6
II. PROGRAM
A. Program makro (renstra) pengembangan budaya mutu sekolah dalam
7
jangka 4 tahun .......................................................................................
B. Program mikro (rencana kegiatan tahunan/ rencana operasional sekolah
8
dalam jangka 1 tahun ) ............................................................
C. Rencana pengembangan sekolah (RPS) dan rencana kegiatan anggaran
10
sekolah (RKAS) ......................................................................................
D. Program .................................................................................................. 16
A
Pembelajaran ................................................................................... 17
)
B) Kegiatan ekstrakurikuler ................................................................. 18
C) Manajemen berbasis sekolah .......................................................... 20
D
Perpustakaan sekolah ...................................................................... 29
)
E) UKS................................................................................................... 31
III. PELAKSANAAN........................................................................................ 32
A. Struktur organisasi dan penanggung jawab setiap jenis kegiatan
pengembangan budaya mutu
 Pembelajaran

v
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
B. Pelaksanaan setiap jenis kegiatan pengembangan budaya mutu
Pembelajaran ............................................................................... 35
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
C. Laporan kegiatan setiap jenis kegiatan pengembangan budaya mutu..45
 Pembelajaran
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
D. Keterlibatan warga sekolah dan pihak lain mendukung kegiatan
pengembangan mutu di sekolah ..................................................... 45
IV. EVALUASI........................................................................................... 49
A. Hasil evaluasi diri sekolah terhadap kegiatan ............................... 49
 Pembelajaran
 Kegiatan Ekstrakurikuler
 Manajemen Berbasis Sekolah
 Perpustakaan Sekolah
 UKS
B. Unit dan prosedur operasional standar dalam monitoring dan evaluasi
untuk menjamin kualitas pelaksanaan seluruh jenis kegiatan
pengembangan budaya mutu.......................................................... 51
C. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi terhadap seluruh jenis
kegiatan pengembangan budaya mutu ........................................... 53
V. PRESTASI
A. Akademik ....................................................................................... 54
B. Non-akademik ............................................................................... 54
VI. PENUTUP............................................................................................... 57
VII LAMPIRAN- LAMPIRAN

v
.

v
PROFIL SEKOLAH

A. IDENTITAS SEKOLAH
1. Nama Sekolah : SD NEGERI LAMAJANG 02
2. NPSN / NIS : 20.20.58.17 / 10.10.26.60.80.12
3. Tahun Berdiri : 1965
4. Izin Operasional : 982/Psd/1984
5. Status Akreditasi/ Tahun : A / 2019
6. Koordinat : Bujur : E 107.5437000 Lintang : S -7.1220000
7. Alamat Sekolah : Kp. Cijengkol RT 01 RW 09
a. Desa : Lamajang
b. Kecamatan : Pangalengan
c. Kab : Bandung
d. Provinsi : Jawa Barat
e. Kode Pos : 40378
f. Telp/ Fax. : 081224924934
g. E-mail : sdnlamajangdua@yahoo.com
h. Website :-

B. VISI
Terwujudnya Peserta Didik yang Unggul dalam prestasi, Berakhlak
mulia, Hidup sehat dan Berkarakter berlandaskan iman dan takwa.

C. MISI
1. Melaksanakan pembelajaran tematik, Pendekatan Saintifik dan Penilaian
Autentik dalam meningkatkan prestasi.
2. Mengoptimalkan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan keimanan
dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa.
3. Melaksanakan kegiatan Ekstrakulikuler dalam mengembangkan karakter
Peserta Didik.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang Sehat, Bersih dan Rapih.
5. Menanamkan hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari.
6. Melaksanakan kegiatan pembiasaan dan memberikan keteladanan budi
pekerti luhur.

v
D. Data Umum Sarana dan Prasarana Sekolah Pendukung Pelaksanaan
Budaya Mutu

Ketersediaan Kondisi
No. Sarana dan Prasarana
Ya Tidak Baik Rusak
1 Ruang Kepala Sekolah √ √
2 Ruang Guru √ √
3 Ruang Kelas √ √
4 WC Guru √
5 WC Peserta Didik Laki-Laki √ √
6 WC Peserta Didik Perempuan √ √
7 Perpustakaan √ √
a. Buku (buku teks, buku penunjang
kurikulum, buku bacaan, buku √ √
referensi, dan buku biografi)
b. Terbitan berkala (majalah, surat
√ √
kabar)
8 PRAMUKA √
9 Alat peraga IPA √ √
a. Model kerangka manusia √ √
b. Model tubuh manusia √ √
c. Bola dunia (globe) √ √
d. Contoh peralatan optik √ √
e. KIT IPA untuk eksperimen
√ √
dasar
f. Poster/ carta IPA √ √
10 UKS √ √
11 Perlengkapan ruang UKS √ √
a. Tempat tidur √ √
b. Tempat cuci tangan √ √
c. Timangan √ √
d. Kotak P3K & obat sederhana √ √
e. Alat ukur tinggi badan √ √

12 Kantin √
13 Tempat cuci tangan setiap kelas √
14 Halaman sekolah √ √
15 Taman dan kebun sekolah √ √
16 Tempat sampah pada setiap ruangan √ √

E. Keadaan Sekolah
1. Data Siswa dalam 3 (Tiga) Tahun terakhir

Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelas VI


Tahun Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Pelajaran Siswa
Sis Rbl Sis Rbl Sis Rbl Sis Rbl Sis Rbl Sis Rbl
2017/2018 33 1 37 1 33 1 31 1 33 1 40 1 206
2018/2019 26 1 53 2 30 1 35 1 30 1 32 1 206

v
2019/2020 44 2 25 1 54 2 30 1 36 1 31 1 220

F. Data Ruang

Kondisi Kategori
Jumlah Ukuran Keterangan
Tahun Pelajaran Baik Rusak Kerusakan
Ruang (M2)

Ruang Kepala Sekolah 1 7x8 1 Ruangan


Ruang Guru bergabung
Ruang kelas 7 7x8 7 Rusak Ringan RR
WC Guru 2 2 x 2,5 2
WC Siswa 2 2 x 2,5 2 Rusak Ringan RR
Gudang 1 2 x 2,5 1 Rusak Ringan RR
Dapur 1 1 x 1,5 1 Rusak Ringan RR

G. Keadaan Guru

Gol Jabatan Jenis Tugas Jumlah


No Nama / NIP NIP / NUPTK Ket
Ruang Guru Guru Mengajar Jam
1. Engkus Kusnadi, S.Pd.SD 196304271984101002 IV/a Kepala Guru Kls IV - 24
Sekolah Kelas VI
2. Sahroni, S.Ag 195908051982021008 IV/a Pembina Guru PAI 24
Mapel
3. 196003131982042005 IV/a Pembina Guru Kls IIIA 24
Yayah Hayati, S.Pd. SD Kelas
4. 196201151983052005 IV/a Pembina Guru Kls V 24
Omi setiawati, S.Pd Kelas
5. 196508281987032005 IV/a Pembina Guru Kls IIB 24
Hj. Iim Rosimah, S.Pd. SD Kelas
6. 198109242009011003 III/c Penata Guru Kls I-VI 24
M. Abduhrohman S, S.Pd Mapel
7. 196801062008012002 III/a Penata Guru Kls I 24
Hj. Elah Hayati, S.Pd Muda Kelas
8. 196907192008012003 III/a Penata Guru Kls IV 24
Rini Suhartini, S.Pd Muda Kelas
9. 196505092008012002 II/d Pengatur Guru Kls VI 24
Titi Maryati
TK.1 Kelas
10. 197606112000031003 II/d Pengatur 24
Rohman TK.1
11. 3046744699300003 - PPPK Guru Kls IIIB 24
Maryati, S.Pd Kelas
12. 9246759660300013 - Honorer Guru Kls II 24
Yani Sundawati, S.Pd Kelas
13. Sili Rachman Aryandi - OPS
14. Nur Syifa Faradilah - Perpustak
aan

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini selalu menjadi perhatian
berbagai kalangan, tidak hanya kalangan pendidikan, tetapi juga masyarakat.
Mereka menginginkan munculnya perubahan dalam hal upaya meningkatkan
kualitas pendidikan. Fakta menunjukkan bahwa kualitas pendidikan kita
belum sebagaimana yang diharapkan bila dibandingkan dengan di negara lain.
Menghadapi abad 21 tuntutan terhadap peningkatan kualitas pendidikan
semakin kuat.Hal ini dikarenakan adanya tuntutan antara lain: (1) kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (2) persaingan global yang semakin ketat, dan
(3) kesadaran masyarakat (orang tua siswa) akan pendidikan yang berkualitas
semakin tinggi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada
akhir-akhir ini telah membawa dampak perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, sehingga permasalahan dapat dipecahkan dengan
mengupayakan penguasaan serta peningkatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tanpa penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, seseorang
kurang bisa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam kehidupan sehari-hari
dan tidak mampu mengatasi persoalan-persoalan hidup yang selalu
berkembang dengan pesat.
Menurut Slamet PH (2005), budaya adalah nilai dan keyakinan dalam
suatu masyarakat, baik yang berdaya preservatif maupun progresif, yang
digunakan sebagai sumber penggalangan konformisme perilaku bagi
masyarakat pendukungnya. Nilai dan keyakinan memberi tahu mana yang
benar dan yang salah. Nilai-nilai yang merupakan kolektifitas saripati kualitas
kejiwaan manusia diwujudkan dalam bentuk nilai religi, ekonomi, teori,
solidaritas, seni, dan politik.

v
Mutu mengandung makna derajat/tingkat keunggulan suatu kinerja atau
upaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak, sedangkan mutu sekolah
dimaknai sebagai layanan prima yang diberikan sekolah kepada peserta didik
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Pada tingkat sekolah, mutu
mencakup input (segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses
belajar-mengajar), proses (berubahnya peserta didik dari belum terdidik
menjadi terdidik) dan output (prestasi belajar).
Budaya mutu adalah nilai dan keyakinan mutu dalam suatu masyarakat
yang digunakan sebagai sumber penggalangan konformisme perilaku yang
bermutu tinggi bagi masyarakat pendukungnya. Budaya Sekolah meliputi
nilai-nilai dan keyakinan. Nilai merupakan penghayatan warga sekolah
tentang apa yang dianggap benar-salah, baik buruk, keindahan dan
ketidakindahan, layak dan tidak layak, sedangkan Keyakinan merupakan sikap
tentang bagaimana cara sesuatu seharusnya dilakukan. Untuk itu keyakinan
merupakan sesuatu yang penting, berharga, bersifat konseptual yang harus
diyakini dan dihayati sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak, dengan
demikian budaya sekolah awalnya merupakan aturan dan tata tertib yang
disepakati bersama oleh warga sekolah, dihayati dan dilakukan terus-menerus
sampai menjadi kebiasaan.
Budaya mutu sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam
membentuk siswa menjadi manusia yang optimis, berani, terampil,
berperilaku kooperatif, ulet, disiplin, beretos kerja yang tinggi, pandai
menangkap peluang. Sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan budaya mutu
tertentu biasanya dapat dilihat dari beberapa variabel yang mempengaruhinya
seperti perolehan nilai, kondisi fisik, lingkungan sekolah, dan budaya sekolah.
Untuk mewujudkan sekolah berbudaya mutu setidaknya ada lima faktor
penting yang perlu mendapat perhatian sekolah yaitu: 1) kepemimpinan yang
tangguh, 2) visi misi sekolah yang jelas, 3) iklim budaya yang aman dan
kondusif, 4) memiliki harapan yang tinggi, dan 5) melakukan monitoring
kemajuan siswa secara berkelanjutan.

v
Untuk mewujudkan budaya mutu di sekolah SD Negeri Lamajang 02
telah melaksanakan berbagai program peningkatan budaya mutu baik melalui
penguatan pembelajaran yang bermutu, perbaikan sarana dan prasana,
penataan managemen sekolah, program pendidikan karakter, program sekolah
sehat dan bersih, program optimalisasi kinerja perpustakaan dan berbagai
program lainnya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah juga telah
melaksanakan berbagai jenis lomba sebagai bentuk apresiasi pada sekolah-
sekolah yang berhasil, seperti lomba MBS, sekolah dasar bersih dan sehat, dan
seterusnya.
Lomba Budaya Mutu di sekolah dasar tahun 2019 merupakan kelanjutan
dan perbaikan dari lomba sejenis tahun 2015. Dalam Lomba tahun 2019 ini,
seluruh sekolah peserta dievaluasi dari seluruh komponen budaya mutu secara
komprehensif (whole school assessment), sehingga penilaian menjadi lebih
terpadu.
Lomba dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada seluruh
propinsi di Indonesia untuk mengirimkan wakil-wakil sekolah terbaiknya,yang
kemudian akan dipilih melalui tiga tahapan seleksi yaitu seleksi administratif
(desk evaluation), seleksi visitasi lapangan, dan seleksi presentasi (grand
final). Seleksi yang terakhir ini akan menetapkan sekolah berbudaya mutu
tingkat nasional.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007, tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan, yang telah diperbarui dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

v
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomoir 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410;

C. Tujuan
1. Tujuan Umum Lomba Budaya Mutu di Sekolah Dasar ini adalah:
Mewujudkan sekolah dasar yang memiliki budaya mutu dalam
memberikan layanan prima dan menjadi benchmark (patok duga) bagi
sekolah lain di sekitarnya dan acuan bagi pembinaan para pemangku
kepentingan.
2. Tujuan Khusus Lomba Budaya Mutu di Sekolah Dasar ini adalah:
a. Menemukan sekolah dasar yang memiliki budaya mutu dengan segala
kekhasan dan keunggulannya masing-masing sebagai model yang baik
(good practices) bagi sekolah lain.
b. Menghimpun berbagai pengalaman inspiratif dari sekolah dasar yang
memiliki budaya mutu dan lingkungan yang bermutu
c. Mendokumentasikan dan mensosialisasikan pengalaman inspiratif
pengembangan budaya mutu pembelajaran, kepemimpinan dan
manajemen, pengembangan perpustakaan sekolah dan kegiatan
ekstrakurikuler kepada sekolah dasar di seluruh Indonesia.
d. Memotivasi para pemangku kepentingan, baik di satuan pendidikan
sekolah dasar maupun Pemerintah Daerah, untuk mewujudkan sekolah
dasar yang memiliki budaya mutu dalam memberikan layanan prima
kepada peserta didik.

D. Visi dan Misi Sekolah


A. VISI
Terwujudnya Peserta Didik yang Unggul dalam prestasi, Berakhlak
mulia, Hidup sehat dan Berkarakter berlandaskan iman dan takwa.

v
B. MISI
1. Melaksanakan pembelajaran tematik, Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Autentik dalam meningkatkan prestasi.
2. Mengoptimalkan kegiatan keagamaan dalam meningkatkan
keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa.
3. Melaksanakan kegiatan Ekstrakulikuler dalam
mengembangkan karakter Peserta Didik.
4. Menciptakan lingkungan sekolah yang Sehat, Bersih dan
Rapih.
5. Menanamkan hidup sehat dalam kehidupan sehari – hari.
6. Melaksanakan kegiatan pembiasaan dan memberikan
keteladanan budi pekerti luhur.

E. Struktur Organisasi Sekolah


1. Kepala Sekolah : Engkus Kusnadi S.Pd.SD
2. Komite Sekolah : Utar Sutarsa
3. Tata Usaha : Sili Rachman Aryandi
4. Unit Perpustakaan : Maryati, S.Pd
5. Unit UKS : Yayah Hayati, S.Pd. SD
6. Guru Kelas 1A : Hj. Elah Hayati, S.Pd
7. Guru Kelas 1B : Hj. Iim Rosimah, S.Pd. SD
8. Guru Kelas 2 : Yani Sundawati, S.Pd
9. Guru Kelas 3 A : Yayah Hayati, S.Pd. SD
10. Guru Kelas 3 B : Maryati, S.Pd
11. Guru Kelas 4 : Rini Suhartini, S.Pd
12. Guru Kelas 5 : Omi setiawati, S.Pd
13. Guru Kelas 6 : Titi Maryati, S.Pd.I
14. Guru PJOK : M. Abduhrohman S, S.Pd
15. Guru Agama Islam : Sahroni, S.Ag

v
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SD NEGERI LAMAJANG 02

Kepala Sekolah Komite Sekolah


Engkus Kusnadi, S.Pd.SD Utar Sutarsa

Unit Perpustakaan Tata Usaha


Maryati, S.Pd Sili Rachman Aryandi

Guru Kelas dan


MAPEL

Guru Kls IA Guru Kls IB Guru Kls II Guru Kls IIIA Guru Kls IIIB Guru Kls IV Guru Kls V Guru Kls VI
Hj. Elah Hayati, S.Pd Hj. Iim Rosimah, S.Pd. SD Yani Sundawati, S.Pd Yayah Hayati, S.Pd. SD Maryati, S.Pd Rini Suhartini, S.Pd Omi setiawati, S.Pd Titi Maryati, S.Pd.I
S.Pd.SD

Guru PJOK Guru PAI


M. Abduhrohman S, S.Pd Sahroni, S.Ag
S.Pd.SD

v
BAB II
PROGRAM

a. Program Makro (RKJM) Pengembangan Budaya Mutu dalam 4 Tahun


Permendiknas nomor 19 Tahun 2007 menyatakan, bahwa sekolah
harus membuat Rencana Kerja Sekolah yang terdiri atas Rencana Kerja
Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang
dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS),
yang disusun dan dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka
Menengah. Untuk selanjutnya glosarium nomor 10 pada Permendiknas
tersebut menyatakan, bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah
yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang
dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKA-S)
sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja
Sekolah (RAPB-S).
Rencana Kerja SD Negeri Lamajang 02 disusun dengan
mempertimbangkan keadaan sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan
tantangan dalam lingkungan strategis pendidikan di sekolah agar sasaran
dan program pengembangan sekolah dalam 4 tahun ke depan lebih realistis
dan konsisten dengan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang
efektif, efisian, akuntabel, dan demokratis. Hasil dari identifikasi dan
analisis pemecahan tantangan sekolah dapat dilihat pada tabel A dan B
terlampir.
Dalam bab ini dikemukakan hasil pengembangan program sekolah,
yang mencakup telaah mengenai: (1) sasaran, (2) program, (3) indikator
keberhasilan, (4) penanggung jawab, (5) kegiatan, dan (6) jadwal kegiatan.
Sasaran digunakan sebagai panduan dalam menyusun program dan
kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu 4 tahun guna merealisasikan
alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan pada tahap II.
Dalam menetapkan sasaran, sekolah telah melakukan analisis kesiapan
sekolah untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain dengan melihat

v
kesiapan sumberdaya manusia, sarana & prasarana, keuangan, dan situasi
serta kondisi sekolah.
Setelah sasaran dirumuskan, sekolah menetapkan program-program
yang perlu dikembangkan di sekolah. Program merupakan pernyataan
yang berisi kesimpulan dari satu atau beberapa alternatif pemecahan
tantangan utama yang memiliki karakteristik yang saling mendukung,
saling tergantung, atau saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang
sama. Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan tantangan utama tersebut,
maka program-program yang akan dikembangkan di SD Negeri Lamajang
02 sebagai berikut:
1) Kesiswaan.
2) Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran.
3) Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangannya.
4) Sarana dan Prasarana.
5) Keuangan dan Pembiayaan.
6) Budaya dan Lingkungan Sekolah.
7) Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan.
8) Administrasi dan Manajemen Sekolah.
9) Organisasi dan Kelembagaan
Untuk mengetahui keberhasilan apakah program / sasaran yang
ditetapkan berhasil atau tidak, maka dirumuskan beberapa indikator
keberhasilan. Indikator keberhasilan yang dirumuskan, berkaitan dengan
proses dan/atau hasil akhir.
Setelah indikator keberhasilan ditetapkan, langkah berikutnya adalah
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di sekolah. Kegiatan
pada dasarnya merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di
dalam program untuk memecahkan tantangan yang dihadapi sekolah.

b. Program Mikro (RKAS) Pengembangan Budaya Mutu dalam 1 Tahun.


Penyusunan RKAS SD Negeri Lamajang 02 didasarkan pada landasan
hukum, landasan operasional dan landsan emviris, yang kontesnya didasarkan

v
pada delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan pencapaiannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
RKAS merupakan Rencana program dikembangkan dengan tujuan
untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program
pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi utama
organisasi. Rencana program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis
sumber daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana.
PP Nomor 19 Tahun 2005 mengamanatkan bahwa Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) pada dasarnya harus mencakup substansi yang
telah ditetapkan, sesuai dengan tuntutan SNP. Sementara itu, Permendiknas
No. 19 Tahun 2007 secara rinci mengatakan bahwa RKAS harus memuat
secara jelas tentang;
1) kesiswaan
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya
4) sarana dan prasarana
5) keuangan dan pembiayaan
6) budaya dan lingkungan sekolah
7) peranserta masyarakat dan kemitraan
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
RKAS disusun berdasarkan hasil analisis kesenjangan antara kondisi
riil sekolah dengan kondisi ideal yang diharapkan dengan memperhatikan
skala prioritas. Menurut Muhaimin (2009; 196) RKAS disusun dengan tujuan
sebagai berikut:
1) menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkatan kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;
2) mendukung koordinasi antar pelaku sekolah;
3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku
sekolah dan/atau antara sekolah dan Dinas Pendidikan;

v
4) menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan;
5) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat;
6) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Oleh sebab itu, dalam penyusunan RKAS juga harus menerapkan
prinsip-prinsip berikut:
1. demand driven (berdasarkan kebutuhan)
2. data driven, realistik sesuai dengan hasil analisis konteks
3. dapat memperbaiki prestasi belajar peserta didik
4. membawa perubahan yang lebih baik (peningkatan/ pengembangan)
5. sistematis, terarah, terpadu (saling terkait & sepadan), dan menyeluruh
6. tanggap terhadap perubahan
7. bersifat partisipasif, keterwakilan, dan transparansi,
8. berdasarkan pada hasil review dan evaluasi.
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan pada lampiran bagian A butir 4.d menyatakan bahwa Rencana
Kerja Tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Dalam penyusunan RKAS kepala sekolah membentuk Tim Perumus
RKAS yang selanjutnya bertugas menyelesaikan RKAS sesuai dengan
mekanisme penyusunan.
Tahap penyusunan RKAS SD Negeri Lamajang 02
mempertimbangankan pada penentuan rencana kegiatan yang didasarkan pada
hasil analisis dan penentuan kebutuhan biaya dalam RKAS yang meliputi
kondisi ideal, kondisi riil, rencana tindak lanjut atau kegiatan, anggaran dan
sumber dana.

c. Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) dan Rencana Kegiatan Anggaran


Sekolah.
1. Pemenuhan Standar Kompetensi Kelulusan :

v
a. Peningkatan kedisiplinan siswa dan peningkatan ketaqwaan terhadap
Tuhan Y.M.E.
 Pemantapan tata tertib siswa
 Peningkatan kegiatan keagamaan melalui sholat dhuha berjamaah ,
kebaktian
b. Peningkatan nilai ujian sekolah dan nilai ujian nasional
 Pemantapan ( bimbingan ) materi UAS dan UNAS
 Pembuatan slogan persiapan ujian nasional.
 Pelaksanaan kegiatan tutor sebaya.
 Pembahasan SKL.
c. Peningkatan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
 Mengadakan kegiatan workshop pemahaman KKM
d. Peningkatan prestasi di bidang Olah Raga
 Mengefektifkan semua kegiatan olah raga
 Mengikutsertakan dalam kegitan turnamen
e. Peningkatan prestasi di bidang seni
 Mengefektifkan semua kegiatan seni yang ada di sekolah
 Mengikutsertakan dalam turnamen / pagelaran seni.
f. Peningkatan prestasi di bidang akademik
 Mengaktifkan kegiatan ektrakurikuler Matematika, IPA, Bahasa
Inggris dan IPS
 Mengikutsertakan dalam kegiatan lomba baik dalam dan luar kota.
2. Pemenuhan Standar Isi :

a. Pengembangan Buku/Dokumen 1 Kurikulum KTSP 2013


 Workshop Kurikulum KTSP 2013 Buku/Dokumen 1
b. Pengembangan Silabus
 Workshop penyusunan silabus
c. Pengembangan Rencana Pelaksanan Pembelajaran
 Workshop penyusunan RPP
d. Pengembangan bahan ajar dan LKS

v
 Workshop penyusunan bahan ajar dan LKS
e. Pengembangan panduan pembelajaran
 Workshop panduan pembelajaran
f. Pengembangan panduan evaluasi.
 Workshop panduan evaluasi.

3. Pemenuhan Standar Proses


a. Pengembangan pembelajaran dengan mengintegrasikan Imtaq ,
karakter, Iptek , Life skills dan enterprenensip
 Mengadakan IHT dan menyusun perangkat pembelajaran dengan
mengitegrasikan Imtaq dan Karakter
b. Pengembangan pembelajaran dengan berbagai pendekatan
 Merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan berbagai
pendekatan
c. Pengembangan pembelajaran untuk semua mata pelajaran
dengan menggunakan berbagai sumber
 Mengembangkan dan menerapkan dalam pembelajaran dengan
menggunakan berbagai sumber
d. Peningkatan pengawasan proses pembelajaran
 Melaksanakan kegiatan monitoring.

4. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan :


a. Peningkatan pemahaman kurikulum KTSP 2013 untuk Kepala Sekolah ,
Guru dan tenaga kependidikan
 Mengadakan in house traning kurikulum KTSP 2013
b. Peningkatan kompetensi berbahasa Inggris untuk guru
 Mengikut sertakan dalam kursus bahasa Inggris
c. Peningkatan kemampuan penguasaan komputer dan internet
 Mengikut sertakan dalam kursus komputer dan internet
d. Peningkatan kompetensi pengembangan media pembelajaran berbasis IT

v
. Mengadakan pelatihan multi media dan pembuatan media pembelajaran
berbasis IT
e. Peningkatan kompetensi guru melalui Lesson Study berbasis Sekolah
. Mengadakan lesson study berbasis sekolah setiap hari sabtu.

5. Pemenuhan Standar Sarana prasarana :


a. Pemenuhan Fasilitas 27 ruang belajar
 Melengkapi sarana pembelajaran di ruang kelas
b. Perpustakaan Digital ( Digital Library )
 Melengkapi sarana perpustakaan
c. Pemenuhan ruang Laboratorium IPA , Komputer , IPS, Matematika, Tata
Bog , Guru, Multi media , UKS , Kesenian , BK dan Kantin lesehan 3 R.
 Melengkapi sarana ruang diatas dalam pengembangan pembelajaran.
d. Pemenuhan Ruang Elektronika / Prakarya, sanggar pramuka , gudang
dan tempat parkir.
 Membangun Ruang tersebut diatas dan sarana yang diperlukan.

6. Pemenuhan Standar Pengelolaan :


a. Pemenuhan perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja dan
kegiatan sekolah.
 Penyusunan RKAS
b. Pemenuhan struktur organisasi dan mekanisme kerja sekolah
 Peyusunan pedoman job descripsion struktur dan mekanisme kerja
sekolah.
c. Peningkatan supervisi , monitoring , evaluasi dan akreditasi sekolah.
 Penyusunan progam dan pelaksanaan supervisi , monitoring , evaluasi dan
persipan akreditasi.
d. Peningkatan peran serta masyarakat dan kemitraan ( humas )
 Menjalin kerja sama dengan masyarakat melalui media komunikasi dan
mengaktifkan website.

v
e. Pengembangan PAS / SIM sekolah menuju e - school
 Persiapan dan pengembangan pengoperasikan PAS / SIM
f. Pengembangan Standar ISO 9001 : 2008 dan 14001 : 2004.
 Persiapan pelaksanaan audit internal dan eksternal.
g. Pengimplementasikan TQS dan TQM
 Perencanaan dan pelaksanaan pengimplementasikan TQM dan TQS
h. Pemenuhan kerja sama dengan sekolah baik dari dalam negeri
 Membuat progam dan pelaksanaan kerja sama dengan sekolah di dalam
i. Pemenuhan kerja sama dengan dunia usaha.
 Penyusunan progam dan pelaksanaan menjalin kerja sama dengan dunia
usaha
j. Pemenuhan kerja sama dengan lembaga lain yang relevan baik didalam
negeri maupun luar negeri
 Penyusunan progam dan pelaksanaan menjalin kerja sama dengan lembaga
lain yang relevan baik dalam negeri.
k. Penciptaan sekolah terbebas dari rokok , narkoba , kekerasan , kriminal
dan pelecehan seksual.
 Penyusunan progam dan melaksanakan sekolah terbebas dari rokok ,
narkoba , kekerasan , kriminal , pelecehan seksual dan trafficking
( Perdagangan orang).

7. Pemenuhan Standar Pembiayaan :


a. Peningkatan sumber dana pendidikan dari pemerintah daerah
 Mengalokasikan sumber dana BOSDA sesuai dengan rekening dengan
permintaan tambahan.
b. Pemenuhan pengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk
pengawasan.
 Mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dengan melakukan bentuk
pengawasan.
c. Pemenuhan penggunaan dana yang transparan dan akuntabel

v
 Semua penggunaan dana BOS ,BOSDA,BLOCKGRAND dan usaha lain
dilaporkan secara transparan dan akuntabel terhadap pihak yang terkait.
d. Pemenuhan dokumen pendukung pelaporan penggunaan dana
 Semua pelaporan dana BOS ,BOSDA , BLOCKGRAND dan usaha lain
didokumentasikan dengan baik.
e. Pengembangan income generating unit-unit usaha lain
 Pemenuhan income generating dari usaha lain diantaranya kantin ,koperasi
dan gren house..
f. Pemenuhan kerja sama dengan alumni.
 Mengadakan pertemuan dengan alumni guna menggalang pemasukan dana
g. Pemenuhan penggalian dana dari dunia usaha / industri.
 Mengadakan kerja sama dengan dunia usaha / industri seperti teh botol
sosro ,air minum dll.
h. Terbangunnya kerja sama dengan lembaga independen non pemerintah
baik dalam dan luar negeri.
 Menjalin kerja sama dengan lembaga independen dalam penggalian dana
untuk mengembangkan sekolah.

8. Pemenuhan Standar Penilaian :


a. Terimplentasikannya model evaluasi dengan teknik penilaian yang
bervariasi dan berbasis IT.
. Pembuatan model evaluasi berbasis IT untuk UH , UTS , UAS dan
UKK.
b. Pengembangan instrumen penilaian materi bertaraf internasional untuk
ulangan kenaikan kelas.
. Penyusunan instrumen penilaian materi untuk UH , UTS , UAS dan
UKK
c. Pengembangan Instrumen penilaian UAS .
. Menyusun instrumen penilaian dalam bentuk kisi – kisi dan soal untuk
ulangan akhir semester.
d. Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian guru dan sekolah

v
. Menyusun mekanisme dan prosedur penilaian.
e. Pengembangan perangkat pendokumentasikan penilaian
. Menyusun dan mendokumentasikan perangkat penilaian

9. Pemenuhan Standar Budaya dan Lingkungan Sekolah:


a. Penciptaan Lingkungan Sehat ,asri,indah,rindang,sejuk dengan taman
sekolah dan hutan sekolah.

 Kegiatan saji sapu untuk semua personil sekolah


 Perwujudan adiwiyata tingkat nasional mandiri
b. Peningk
 Pemberian reward kelas terbersih
atan
 Penanaman tanaman pagar
Budaya
 Pergantian pot bunga
berbudi
pekerti luhur
 Mengadakan kegiatan sapa pagi saling berjabat tangan
 Membuat dan menetapkan norma – norma pergaulan di sekolah.
c. Pengembangan kegiatan yang menumbuhkan sikap peduli terhadap
lingkungan,
 Mengadakan Kegiatan Jumat Bersih dan Olahraga Bersama
 Mengadakan kegiatan workshop tentang sekolah peduli
lingkungan
 Mengadakan kegiatan selama 5 menit pengambilan sampah
 Mewajibkan semua personil sekolah turun dari kendaraan
bermotor dan mesin dimatikan di gerbang pintu masuk
 Mengadakan Lomba Kebersihan Kelas setiap Bulan
d. Pengembangan kerja sama dengan lembaga lingkungan baik dari
dalam maupun luar negeri
 Mengadakan Kegiatan Posyandu bersama Warga Sekitar
 Mengadakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

v
 Mempromosikan Sekolah
 Mengadakan Program Lingkungan Bersih

d. Program
1) Pembelajaran
a) Pembelajaran berdasarkan kepada permendiknas No 41 tahun 2007
tentang standar proses dengan memperhatikan 4 tahapan proses yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan
b) Pembelajaran di SD Negeri Lamajang 02 mengembangkan
pembelajaran yang ramah anak dan mengintegrasikan pendidikan
karakter ke dalam setiap mata pelajaran.
c) Dalam Penyusunan Silabus dan RPP guru wajib memenuhi prinsip-
prinsip penyusunan.
d) Penerapan model-model pembelajaran yang PAKEM
e) Pengelolaan hpembelajaran harus menciptakan ketertiban,
kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
f) Implementasi pembelajaran harus meliputi kegiatan awal, kegiatan Inti
dan Kegiatan akhir, dengan memperhatikan proses eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi pada kegiatan inti.
g) Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian
hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan
Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
h) Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui 5 tahapan meliputi
: pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

v
2) Kegiatan Ekstra Kurikuler
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam
tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program
kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi
waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan
complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam
rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan
peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan
sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan
kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta
menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler
juga memberikan manfaat sosial yang besar.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan

v
peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh
kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau
pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran
bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.


a) Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;
b) Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga,
seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan
lainnya;
Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai
bentuk.
a) Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam
format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.
b) Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam
format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.
c) Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format
yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas.
d) Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam
format yang diikuti oleh peserta didik antarkelas.
e) Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam
format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui
kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.
Jenis kegiatan di SD Negeri Lamajang 02 sebagai berikut :
No Program Ekstrakurikuler Keterangan
1. Kepramukaan Wajib
2. Seni Tari Pilihan
3. Sepak Bola Pilihan
4. UKS Pilihan

v
f) Pelaksanaan
Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib
(kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program
ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak terkait
dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.
Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus
dirancang pada awal tahun atau semester dan di bawah bimbingan
kepala sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu
kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan
gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler
yang terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan
setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler
seperti, olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah
jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Kepramukaan,
dan kegiatan lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan
sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu).
Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar
sekolah atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti
Jambore Pramuka, ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan
dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin.
g) Program kegiatan ekstrakurikuler (terlampir).

3) Manajemen Berbasis Sekolah


Manajemen Berbasis Sekolah diartikan sebagai “model manajemen
yang memberikan otonomi atau kemandirian yang lebih besar kepada
sekolah”. (Sagala, 2006: 133) Model manajemen ini mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua
warga sekolah sesuai dengan standar mutu yang berkaitan dengan
kebutuhan sarana dan prasarana, fasilitas sekolah, peningkatan kualitas

v
kurikulum, dan pertumbuhan jabatan guru. Keputusan sekolah yang
diambil harus melibatkan secara langsung semua warga sekolah yaitu
guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa dan masyarakat
yang berhubungan dengan sekolah. Keputusan yang demikian dapat
membangun rasa memiliki bagi setiap warga sekolah dan dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab dan dedikasi warga sekolah.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), merupakan salah satu jawaban
dari pemberian otonomi daerah di bidang pendidikan dan telah diundang-
undangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidik Nasional Pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan
akuntabilitas publik”. Sedangkan Pasal 51 ayat (1) yang berbunyi,
“Pengelolaan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
Sejalan dengan hal diatas, maka pemerintah juga mengeluarkan
peraturan pemerintah yang melandasi pelaksanaan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) di satuan pendidikan yaitu, Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengelolaan satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
Manajemen Berbasis Sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas”.
Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, sampai saat ini masih
mengalami kendala yang berarti. Hal ini terjadi disebabkan karena belum
familiarnya konsep-konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah
dijajaran persekolahan. Tidaklah mudah menerapkan inovasi manajemen
dalam waktu yang singkat, namun fenomena yang terlihat menunjukkan
bahwa keinginan untuk melakukan perubahan di sektor pengelolaan
manajemen persekolahan telah mempengaruhi sistem penyelenggaraan
pengelolaan pendidikan kearah Manajemen Berbasis Sekolah dengan
meninggalkan pengelolaan manajemen yang konvesional.

v
Tugas dan fungsi utama sekolah adalah mengelola penyelenggaraan
MBS di sekolah masing-masing. Mengingat sekolah merupakan unit
utama dan terdepan dalam penyelenggaraan MBS, maka sekolah
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai berikut:
a) Menyusun rencana dan program pelaksanaan MBS dengan melibatkan
kelompok-kelompok, antara lain; wakil sekolah (kepla sekolah, wakil
kepala sekolah, guru, tata usaha), wakil orang tua siswa, wakil
organisasi professi, wakil pemerintah, dan tokoh masyarakat.
b) Mengkoordinasikan dan menyerasikan segala sumberdaya yang ada di
sekolah dan di luar sekolah untuk mencapai sasaran MPMBS yang
telah ditetapkan :
c) Melaksanakan MBS secara efektif dan efisien dengan menerapkan
prinsip-prinsip total quality management (fokus pada pelanggan,
perbaikan secara terus-menerus, dan keterlibatan total warga sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah) dan berfikir sistem (berfikir
holistik/tidak parsial, saling terkait, dan terpadu).
d) Melaksanakan pengawasan dan pembimbingan dalam pelaksanaan
MBS sehingga kejituan implementasi dapat dijamin untuk mencapai
sasaran MBS.
e) Pada setiap akhir tahun ajaran melakukan evaluasi untuk menilai
tingkat ketercapaian sasaran program MBS yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk menentukan sasaran baru
program MBS tahun-tahun berikutnya.
f) Menyusun laporan penyelenggaraan MBS beserta hasilnya secara
lengkap untuk disampaikan kepada pihak-pihak terkait yaitu Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Pengawas Sekolah, Komite Sekolah, dan
yayasan (bagi sekolah swasta), dan
g) Mempertanggung jawabkan hasilpenyelenggaraan MBS kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dengan sekolah yaitu Dinas Pendidikan
kabuapten/Kota, Komite Sekolah, dan yayasan (bagi sekolah swasta).

v
Adapun beberapa program yang dikembangkan dalam rangka
manajemen berbasis sekolah meliputi: (1) proses belajar mengajar, (2)
perencanaan dan evaluasi program sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4)
pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan peralatan dan perlengkapan, (6)
pengelolaan keuangan, (7) pelayanan siswa, (8) hubungan sekolah-
masyarakat, dan (9) pengelolaan iklim sekolah. 
Di bawah ini disajikan beberapa kutipan dari Program MBS SD
Negeri Lamajang 02 , sebagai berikut :
a) Kurikulum dan Pembelajaran
(1) Kurikulum disusun dengan mempertimbangkan karakteristik
peserta didik, potensi lingkungan sekolah, masyarakat, dan
potensi daerah.
(2) Perangkat kurikulum dan pembelajaran disusun secara mandiri
oleh sekolah melalui kerja tim yang terdiri dari Kepala Sekolah,
guru, unsur komite sekolah dan/atau orang tua siswa yang
memiliki keahlian.
(3) Kurikulum sekolah dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
pengembangan kuriklum.
(4) Tahapan pengembangan kurikulum dilakukan melalui langkah-
lagkah yanga sistematis.
(5) Sekolah memiliki dokumen muatan lokal yang disusun dengan
melibatkan kepala, guru, komite, tokoh masyarakat, instansi
terkait.
(6) Sekolah memiliki dokumen silabus dan RPP setiap mata
pelajaran.
(7) Sekolah memiliki program pembinaan bakat dan minat peserta
didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.
(8) Sekolah memiliki dokumen program kegiatan layanan konseling
dengan sasaran layanan individu dan layanan kelompok.
(9) Proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan dengan
pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

v
(10) Strategi pembelajaran memberikan kesempatan dengan leluasa
kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif, interaktif,
kreatif, inovatif dan mandiri.
(11) Penilaian pembelajaran dilaksanakan mencakup penilaian proses
dan hasil belajar.
(12) Instrumen penilaian yang digunakan bervariasi, menerapkan
teknis tes maupun non tes
(13) Pengorganisasian peserta didik dalam pembelajaran bervariasi
(klasikal, kelompok, berpasangan, individu)
(14) Aktifitas belajar peserta didik bervariasi ( misalnya: wawancara,
pengamatan, penelitian, bermain peran, melakukan percobaan )
sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan.
(15) Tata tertib kelas disusun dan disepakati bersama oleh siswa dan
guru.
(16) Perilaku warga kelas (guru dan siswa) sesuai dengan etika yang
berlaku.
(17) Proses pembelajaran memberi kesempatan peserta didik agar
berani bertanya, mengemukakan pendapat, mengkomunikasikan
ide/gagasan secara tertulis dan/atau lisan.
(18) Guru memanfaatkan berbagai sumber belajar (bahan pustaka,
lingkungan sekitar, pengalaman peserta didik, nara sumber,
internet) disesuaikan dengan kompetensi yang dikembangkan.
(19) Guru menggunakan alat bantu belajar (media atau alat peraga,
lembar kerja) sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan
bersama peserta didik.
(20) Guru membuat dan menggunakan lembar kerja untuk
mengkondisikan peserta didik menemukan konsep/
gagasan/cara/rumus dan mengamati konteks kehidupan nyata.
(21) Pertanyaan yang diajukan guru memancing siswa untuk
membangun gagasannya sendiri.

v
(22) Guru memberikan umpan balik yang dapat mendorong peserta
didik mengemukakan ide/gagasan.
(23) Peserta didik aktif dan tekun melakukan kegiatan/aktifitas
pembelajaran.
(24) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik tampil di
depan kelas untuk bercerita, mempresentasikan hasil kerja
kelompok/individu, memimpin diskusi kelas.
(25) Guru bersama siswa melakukan refleksi/perenungan tentang
kesan dan/atau pemahaman terhadap proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
(26) Hasil karya peserta didik dari kegiatan pembelajaran dipajang,
ditata rapi, dan diganti secara rutin dan teratur.
(27) Hasil belajar peserta didik dipantau secara berkelanjutan untuk
dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
(28) Kompetensi peserta didik dikembangkan secara seimbang baik
personal maupun sosial sesuai dengan latar belakang potensi
peserta didik (contoh: jujur, tanggung jawab, disiplin,
kerjasama, toleransi, empati, percaya diri, musyawarah,
kepemimpinan).
(29) Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan
(emosional, fisik, dan pelecehan seksual)
(30) Memberikan pelayanan remedial bagi siswa yang belum
mencapai kompetensi dan pengayaan bagi yang sudah mencapai
kompetensi.
(31) Sekolah memiliki kalender akademik.
(32) Sekolah memiliki dokumen perumusan Kriteria Ketuntasan
Minimal yang dilaksanakan melalui rapat dewan guru.
b) Peserta Didik
(1) Cakupan “pengelolaan peserta didik” di sekolah meliputi
penerimaan, penempatan, dan pelayanan sehari-hari di sekolah.

v
(2) Penerimaan peserta didik memberi kesempatan kepada semua
anak usia SD, dari berbagai latar belakang status ekonomi, sosial,
agama, bangsa/suku bangsa.
(3) Prosedur penerimaan peserta didik dilakukan secara transparan,
mulai dari pengumuman pendaftaran, proses seleksi, hingga
pengumuman penerimaan.
(4) Pelayanan prima kepada peserta didik, sejak siswa diterima
menjadi peserta didik, hingga pada melaksanakan kegiatan sehari-
hari, dengan memperhatikan minat, bakat, dan kebutuhan khusus
peserta didik.
(5) Sekolah memiliki dokumen buku induk peserta didik
(6) Sekolah memiliki dokumen kehadiran peserta didik.
(7) Sekolah memiliki dokumen mutasi peserta didik.
(8) Sekolah memiliki papan statistik peserta didik (yang
menggambarkan tentang jumlah siswa laki-laki dan perempuan di
setiap kelas, jumlah lulusan setiap tahun, jumlah siswa
melanjutkan setiap tahun, jumlah siswa berdasarkan usia).
(9) Sekolah memiliki dokumen pembinaan terhadap peserta didik
yang berada di kelas akhir
(10) Sekolah memiliki dokumen tentang alumni.
c) Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(1) Pembagian tugas guru yang jelas dan terpajang.
(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan pelatihan internal sekolah
dan/atau tingkat gugus bagi guru dan kepala sekolah.
(3) Minimal 50% dari jumlah guru yang ada telah mengikuti
pelatihan professional.
(4) Kepala sekolah memiliki program dan/atau agenda supervise
pembelajaran.
(5) Kepala sekolah memilki agenda kegitan untuk memfasilitasi guru
yang mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat dan
mengimplementasikan pembelajaran.

v
(6) Sekolah memmilik agenda kegiatan pertemuan rutin untuk
mengevaluasi dan menyusun kinerja sekolah.
(7) Minimal 25% guru menghasilkan produk inovatif dan kreatif (alat
peraga, hasil penelitian, karya ilmiah popular,kreasi seni dan lain-
lain.
(8) Sekolah menerapkan sistem penghargaan.
d) Sarana dan Prasarana
(1) Sekolah memiliki buku inventaris asset.
(2) Sekolah memiliki tempat penyimpanan peralatan sekolah.
(3) Sekolah memiliki taman
(4) Sekolah memiliki ruang guru yang bersih dan rapi
(5) Sekolah memiliki tempat parkir
e) Pembiayaan
(1) Sekolah memiliki toilet, bersih, tidak berbau, rasio minimal 1:32
yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
(2) Sekolah memiliki halaman yang bersih dan tertata rapi
(3) Sekolah memiliki pagar yang rapi
(4) Sekolah memiliki media pembelajaran/alat peraga sederhana hasil
karya guru dan siswa.
(5) Sekolah memiliki sudut baca/mini library yang tertata rapi dan
termanfaatkan sebagai sumber belajar peserta didik.
(6) Sekolah menyediakan tempat sampah minimal satu set yang
terdiri dari tiga jenis sampah(organic, plastic dan kertas, kaca besi
dan seng).
f) Pembiayaan
(1) Sekolah memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) secara terpadu
yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan peningkatan mutu
pendidikan dan dipetakan untuk jangka waktu menengah (4
tahun).
(2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKS untuk jangka

v
waktu 1 tahun, dilaksanakan secara transparan, terpadu,
berdasarkan skala prioritas, partisiaptif dan akuntabel.
(3) Transparansi dokumen RKAS dan penggunaannya melalui
(dipajang, website sekolah,laporan tertulis secara rutin).
(4) Sekolah memiliki inisiatif mencari dana tambahan di luar dana
BOS.
(5) Minimal 70% dana sekolah dialokasikan untuk peningkatan mutu.
(6) Sekolah membuat pembukuan yang tertib, rapi dan dapat
dipertanggung jawabkan.
g) Hubungan sekolah dengan masyarakat
(1) Sekolah memiliki nota kesepakatan (MOU) kerja sama dengan
lembaga pendidikan dan non pendidikan untuk meningkatkan
mutu penyelenggaraan pendidikan
(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan/rencana aksi untuk
sosialisasi/promosi program sekolah.
(3) Sekolah mengadakan open house di akhir tahun pelajaran kepada
masyarakat.
(4) Sekolah memiliki pengurus komite sekolah
(5) Sekolah memiliki agenda kegiatan bakti sosial di lingkungan
sekitar sekolah.
(6) Sekolah memiliki agenda kegiatan pertemuan rutin dengan orang
tua peserta didik dan komtie sekolah.
(7) Komite sekolah dan/atau orang tua peserta didik terlibat dalam
penyusunan program dan anggaran sekolah.
h) Budaya dan lingkungan sekolah
(1) Sekolah menerapkan 7 K ( kebersihan, ketertiban, kesehatan,
keindahan, kekeluargaan, keamanan, kerindangan)
(2) Sekolah memiliki agenda kegiatan budaya baca bagi peserta didik
dan guru

v
(3) Sekolah memiliki tata tertib sekolah, kode etik sekolah, peraturan
akademik hasil rumusan bersama antara sekolah, orang tua dan
perwakilan peserta didik dan terpampang secara komunikatif.
(4) Sekolah memiliki agenda kegiatan aksi bersih sekolah (jumat
bersih, sabsih)
(5) Sekolah memiliki program pembiasaan (berperilaku sopan,
berbicara santun, berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
amanah, menepati janji, empati kepada sesame sesama) dan
terpampang secara komunikatif.

4) Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan, secara umum, merupakan salah satu sarana pelestarian
bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai
sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional. Dalam dimensi persekolahan, perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang
kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah; yang melayani
sivitas akademika sekolah yang bersangkutan. Perpustakaan sekolah
memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis dalam mengembangkan
potensi peserta didik dan seluruh civitas akademika yang ada di
lingkungan sekolah. Arif Surrachman, mengidentifikasi peran dan fungsi
perpustakaan sekolah di dunia pendidikan, yaitu :
(1) Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum
dalam kurikulum sekolah
(2) Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
(3) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu
luang (buku-buku hiburan)
(4) Pusat Belajar Mandiri bagi siswa

v
Adapun Program Perpustakaan SD Negeri Lamajang 02 disusun
sebagai berikut ; (1)program pengadaan, (2) program pengolahan, (3)
program layanan dan (4) administrasi perpustakaan

(1) Program Pengadaan


Program pengadaan adalah program yang dirancang untuk melakukan
pengadaan seluruh jenis koleksi perpustakaan. Perpustakaan sebaiknya
membuat sebuah dokumen yang mengatur tentang pengadaan koleksi
agar terarah, terukur, akuntabel dan dapat dievaluasi.
(2) Program pengolahan Koleksi
Setelah pengadaan koleksi dilakukan berdasarkan ketentuan yang
termuat dalam Kebijakan Pengembangan Koleksi, maka tahap
selanjutnya adalah pengolahan koleksi. Pengolahan koleksi dilakukan
melalui dua kegiatan utama, yaitu katalogisasi dan klasifikasi.
Katalogisasi meliputi kegiatan deskripsi bibliografi dan analisis
subyek.
(3) Program Layanan Perpustakaan
Program ini meliputi :
(a) Sistem layanan. Misalnya sistem layanan terbuka (Open access)
atau sistem layanan tertutup (Close Access).
(b) Jenis layanan, seperti layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan
ruang baca, layanan audio visual, story telling (bercerita), dan
layanan kemas ulang informasi.
(c) Keanggotaan. Mengatur tentang persyaratan menjadi anggota, hak
dan kewajiban para anggota, serta peraturan/ketentuan tentang
layanan keanggotaan.
(d) Bimbingan Pemakai. Memuat tentang orientasi perpustakaan,
petunjuk pemanfaatan perpustakaan, bimbingan penelusuran
informasi, dan bimbingan minat baca.

v
(e) Evaluasi layanan. Memuat tentang bagaimana mengevaluasi
layanan perpustakaan agar layanan perpustakaan semakin hari
semakin baik.
(4) Program Administrasi Perpustakaan Sekolah
Setiap perpustakaan sekolah hendaknya memiliki program yang
mengatur tentang administrasi/ketatausahaan di perpustakaan, seperti
surat menyurat, perizinan, menata dan menyimpan dokumen (dokumen
pemesanan, pembelian, dll.), pengadaan alat tulis kantor, pembuatan
jadwal tugas/piket, menerima telepon, menerima atau mengirim fax,
email, dan sebagainya. Pendek kata, semua program administrasi di
perpustakaan perlu disusun sedemikian rupa, sehingga mendukung
program-program lainnya. Ketidak-rapian tata administrasi dapat
mengakibatkan terganggunya program-program lain. Misalnya, ketika
hendak mengadakan pengadaan koleksi, data pemesanan hilang atau
tidak ditemukan, maka hal ini tentu akan mengganggu proses
pengadaan.

5) UKS (khusus SD Pembina)


a.  Pembinaan lingkungan fisik sekolah
b. Meningkatkan keamanan sekolah
c. Pemeliharaan kamar mandi / WC
d. Peningkatan pelayanan UKS
e. Meningkatkan pembinaan KKR
f. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait
g. Pendidikan Kesehatan
h. Peningkatan pembinaan dan pelatihan ekstrakurikuler 
i. Pelayanan Kesehatan
j. Pembinaan Lingkungan Sekolah yang Sehat

v
BAB III
PELAKSANAAN

A. Struktur Organisasi dan Penanggung Jawab Kegiatan Pengembangan


Budaya Mutu

1. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu


Bidang Pembelajaran
Penanggung jawab : Kepala SD Negeri Lamajang 02
Ketua : M. Abduhrohman S, S.Pd

Team PengembangKurikulum (TPK) :


Ketua TPK : Engkus Kusnadi, S.Pd.SD

Sekretaris : Sili Rachman Aryandi

Anggota :
(1) Sahroni, S.Ag
(2) Yayah Hayati, S.Pd. SD
(3) Omi setiawati, S.Pd
(4) Hj. Iim Rosimah, S.Pd. SD
(5) Hj. Elah Hayati, S.Pd
(6) Rini Suhartini, S.Pd
(7) Titi Maryati, S.Pd.I
(8) Rohman
(9) Maryati, S.Pd

v
(10) Yani Sundawati, S.Pd
(11) Nur Syifa Faradilah

2. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu


Bidang Ekstrakurikuler.

Penanggung jawab : Kepala SD Negeri Lamajang 02


(1) Ketua : Hj. Iim Rosimah, S.Pd. SD

Koordinator Kegiatan Ekstrakurikuler : Hj. Elah Hayati,


S.Pd
Seni Tari : Rini Suhartini, S.Pd
Pramuka : Titi Maryati, S.Pd.I
Sepak Bola : M. Abduhrohman S, S.Pd
: Rohman
Dokter Kecil : Maryati, S.Pd
Rohani islam : Sahroni, S.Ag
Anggota :
(1) Yani Sundawati, S.Pd
(2) Nur Syifa Faradilah
(3) Yayah Hayati, S.Pd. SD
(4) Omi setiawati, S.Pd
(5) Sili Rachman Aryandi

3. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu


Bidang Manajemen Berbasis Sekolah
Penanggung Jawab : Kepala Sekolah
Ketua : Engkus Kusnadi, S.Pd.SD
Bendahara : Hj. Elah Hayati, S.Pd

v
Perencanaan dan evaluasi : Titi Maryati, S.Pd.I
Kurikulum : M. Abduhrohman S, S.Pd
Ketenagaan : Maryati, S.Pd
Sarana Prasarana : Rohman
Kesiswaan : Yani Sundawati, S.Pd
Humas : Utar Sutarsa
Iklim Sekolah : Itoh Marsitoh
Lingkungan Hidup : Hj. Iim Rosimah, S.Pd. SD

4. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu


Bidang Perpustakaan Sekolah

Engkus Kusnadi, S.Pd.SD


Komite Sekolah
Utar Sutarsa

Perpustakaan
Kurikulum Tata Usaha
M. Abduhrohman S, Maryati, S.Pd Sili Rachman Aryandi
S.Pd

Penanggung Jawab : Kepala Sekolah


Pengelola Perpustakaan : Maryati, S.Pd

Layanan membaca : Yayah Hayati, S.Pd. SD


Layanan Teknis : Omi setiawati, S.Pd
Teknologi (TIK) : Nur Syifa Faradilah

v
5. Struktur Organisasi dan Penanggungjawab Pengembangan Budaya Mutu
Bidang UKS (khusus SD Pembina)

B. Pelaksanaan Setiap Jenis Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu


1. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Pembelajaran
Pelaksanaan Proses Pembelajaran pada SD Negeri Lamajang 02
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Untuk itu setiap SD Negeri Lamajang 02 melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isimaka
prinsip pembelajaran yang digunakan: 1. dari pesertadidik diberi tahu
menuju peserta didik mencari tahu; 2. dari guru sebagai satu-satunya
sumber belajarmenjadi belajar berbasis aneka sumberbelajar; 3. dari
pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; 4. dari pembelajaran berbasis konten menuju
pembelajaran berbasis kompetensi; 5. dari pembelajaran parsial menuju
pembelajaran terpadu; 6. daripembelajaran yang menekankan jawaban
tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi; 7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8. Peningkatandan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); 9. pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat; 10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan

v
memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); 11. Pembelajaran yang
berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12. pembelajaran
yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
siswa, dan di mana saja adalah kelas. 13. Pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran; dan 14. Pengakuan atas perbedaan individualdan latar
belakang budaya peserta didik.
Persyaratan pembelajaran untuk Pelaksanaan Proses Pembelajaran
SD Negeri Lamajang 02 dengan Alokasi Waktu Jam Tatap Muka
Pembelajaran sebanyak 35 menit. Buku Teks Pelajaran Buku teks
pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Khusus pada Pengelolaan Kelas : a) Guru menyesuaikan pengaturan
tempat duduk peserta didik seduai dengan tujuan dan karakteristik proses
pembelajaran. b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses
pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik. c) Guru
wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh
peserta didik. d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan
dan kemampuan belajar peserta didik. e). Guru menciptakan ketertiban,
kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran. f). Guru memberikan penguatan dan umpan balik
terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. g). Guru mendorong dan menghargai peserta
didik untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. h). Guru berpakaian
sopan, bersih, dan rapi. i.) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan
kepada peserta didik silabus mata pelajaran; dan j.) Guru memulai dan
mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment)yang menilai kesiapan siswa, proses, dan

v
hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut
akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect)
dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian
otentik dapat digunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan
(remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu,
hasil penilaian otentik dapat digunakansebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi
proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan
menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
2. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Ekstrakurikuler.
Sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler maka SD
Negeri Lamajang 02 telah menyusun peraturan bagi pelaksanaan kegiatan
tersebut meliputi :
a. Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler;
b. Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler;
c. Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi:
(1) ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan;
(2) tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler;
(3) keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan;
(4) jadwal kegiatan; dan
(5) level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik.
d. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi:
(1) Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada
satuan pendidikan;
(2) Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan
untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan
(3) Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan
untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler.
e. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler.

v
Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik harus
mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala),
dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang
terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan
pendidikan tempatnya belajar.

3. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen Berbasis


Sekolah
Perencanaan kerja sekolah diawali dengan perumusan Visi, Misi dan
Tujuan sekolah berdasarkan profil sekolah oleh tim pengembang sekolah
yang terdiri dari kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, komite sekolah
dan tokoh masyarakat.
Sekolah menyusun rencana kerja sekolah satu tahun dan rencana
kerja sekolah empat tahun yang dinyatakan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS) rencana kerja tahunan dijadikan dasar
pengelolaan sekolah yang ditujukan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Rencana kerja tahunan memuat
tentang rencana pengembangan kurikulum dan pembelajaran, rencana
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, rencana pengembangan
sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, rencana pengembangan
kesiswaan, rencana pengembangan budaya dan lingkungan sekolah,
rencana pengembangan partisipasi/peran serta masyarakat dan kemitraan,
serta rencana-rencana kerja lain yang mengarah pada peningkatan mutu
pendidikan seperti pernyataan standar pengelolaan nasional pendidikan.
Perencanaan pengembangan kurikulum dan pembelajaran di antaranya 1)
Penyusunan Kurikulum, 2) Penyusunan perangkat pembelajaran berupa
program tahunan, program semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk semua mata pelajaran, 3) Penyusunan kalender
pendidikan, 4) Penyusunan jadwal pembelajaran, 5) Penyusunan
kurikulum muatan lokal, 6) Penyusunan program supervisi sekolah.
Menurut Ragan (Soetopo dan Soemanto, 1993:13) pengertian kurikulum

v
adalah “all the experiences of children for which the school accepts
responsibility” yang artinya bahwa “semua pengalaman anak di bawah
tanggung jawab sekolah”.
Perencanaan pengembangan pendidik (guru) dan tenaga
kependidikan di antaranya: 1) Membuat usulan penambahan guru mata
pelajaran, 2) Mengusulkan peningkatan kualifikasi guru yang belum
S1/D4, 3) Mengusulkan guru untuk di sertifikasi, 4) Mengusulkan tenaga
administrasi, perpustakaan dan laboratorium komputer. 5) Menyusun
kegiatan pertemuan guru melalui kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)
mini dan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah. Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 BAB
XI, Pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa: “Pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. yang selalu harus
ditingkatkan kompetensinya.
Perencanaan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan di
antaranya: 1) Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana, 2)
Mengusulkan membuat laboratorium komputer dan jaringan internet, 3)
Melaksanakan perawatan terhadap saran dan prasarana yang tersedia.
Dalam hal ini Mulyasa (2005:49) mengatakan bahwa: “sarana pendidikan
adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran”.
Perencanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah di
antaranya: 1) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS)
dengan melibatkan warga sekolah, 2) Membuat usulan penambahan biaya
operasional sekolah, 3) Membuat laporan pertanggungjawaban
penggunaan anggaran sekolah, 4) Penyusunan administrasi penggunaan
keuangan sekolah. Menurut Fattah (2004:143), menyebutkan bahwa:

v
“agar penggunaan keuangan sekolah mencapai sasarannya, perlu
dilakukan dengan menjalankan fungsi-fungsi dari manajemen dalam
pengelolaan keuangan sekolah, seperti melalui iuran BP3, melalui
penyewaan fasilitas sekolah, pembayaran siswa, bantuan yayasan dan
gerakan pengumpulan dana”.
Perencanaan pengembangan kesiswaan di antaranya: 1) Membuat
persiapan penerimaan siswa baru seperti membuat surat keputusan dari
kepala sekolah dan pembentukan panitia penerima siswa baru, 2)
Menyusun rencana kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri siswa,
3) Menyusun rencana melaksanakan bimbingan belajar untuk seluruh
siswa untuk peningkatan prestasi akademik. Menurut pendapat Daien
(1989: 89) pengelolaan kesiswaan itu ialah “Keseluruhan proses
penyelenggara usaha kerja sama dalam bidang kesiswaan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan di sekolah”.
Perencanaan pengembangan partisipasi/peran serta masyarakat di
antaranya: 1) Mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa dalam
rangka meningkatkan kerjasama sekolah dengan orang tua siswa untuk
meningkatkan prestasi siswa, 2) Menyusun rencana pertemuan dengan
komite sekolah dalam rangka meningkatkan peran komite sekolah di
antaranya advisory agency, mediator agency, supporting agency dan
controlling agency. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 tahun 2003 Komite sekolah dan madrasah berperan meningkatkan
kualitas pelayanan pendidikan melalui: “1) nasihat, 2) pengarahan, 3)
bantuan personalia, material, dan fasilitas, maupun pengawasan”.
Masyarakat diharapkan secara sungguh-sungguh memberikan masukan
sesuai dengan kemampuannya.
Perencanaan pengembangan lingkungan dan kultur sekolah di
antaranya: 1) Menyusun program unggulan yang menjadi ciri khas sekolah
dalam meningkatkan dan menyalurkan potensi siswa agar lahir siswa
unggul dalam berbagai prestasi. 2) Menyusun rencana penghijauan
sekolah agar membuat suasana lingkungan sekolah menjadi sejuk dan

v
nyaman. 3) Menyusun rencana program sekolah sehat dan sekolah bersih.
4) Menyusun rencana mengembangkan toleransi beragama diantar warga
sekolah.
Selanjutnya pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu pendidikan
meliputi: Pelaksanaan pengelolaan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) penyusunan Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, penyusunan struktur
dan muatan kurikulum, penetapan kalender pendidikan/akademik,
menyusun silabus dan RPP. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran
didasarkan pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan dan
peraturan pelaksanaannya, sedangkan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran didasarkan pada serta Standar Proses dan Standar Penilaian.
Kenyataan yang terjadi di sekolah tempat penelitian dilaksanakan masih
ada mata pelajaran yang silabus dan RPP belum ditulis secara lengkap dan
benar. Masih ada guru yang mengkopi paste silabus dan RPP yang ditulis
oleh guru dari sekolah yang lain atau silabus yang dikeluarkan oleh BSNP.
Pelaksanaan pembelajaran guru melakukan dengan pendekatan pola
Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Kenyataan yang terjadi di sekolah tempat penelitian masih ada guru
belum melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan PAKEM mereka
masih dengan model pembelajaran yang konvensional. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 19, ayat 1) bahwa: “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik”.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik guru menyusun
program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan
berkesinambungan. Penyusunan program penilaian hasil belajar
didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan. Sekolah menilai hasil

v
belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan
keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian
ketuntasan yang direncanakan, dalam kegiatan penilaian. Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 (2007: 2) Standar Penilaian
menyatakan bahwa: “Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
penilaian pendidikan yang berlaku secara nasional”.
Pelaksanaan pengembangan tenaga pendidik dilakukan dengan
kegiatan pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG) mini di sekolah, dan
Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus sekolah satu kali dalam satu bulan.
Diikuti oleh semua guru dalam gugus sekolah dibimbing oleh guru
pemandu mata pelajaran Akan tetapi masih ada guru yang enggan hadir
pada pertemuan KKG.
Dalam pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah
menetapkan kebijakan secara tertulis. Pengelolaan fasilitas fisik untuk
kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan perkembangan kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik. Sarana prasarana dikelola oleh guru sesuai
bidangnya masing-masing dan adanya partisipasi dari semua unsur seperti
kepala sekolah, pendidik, siswa dan tokoh masyarakat saran dan prasaran
sekollah belum mencukupi.
Sarana laboratorium komputer tersedia beberapa unit namun untuk
pemasangan jaringan internet untuk sekolah belum dapat disediakan.
Sedangkan perawatan sarana dan prasarana sekolah dilakukan melalui
Kartu Inventaris Barang (KIB) yang berisi jenis barang, tahun pembelian,
kondisi sarana pada saat ini, jumlah sarana dan prasarana yang tersedia di
sekolah. Menurut Subagio (1990:11) bahwa: “Pengelolaan sarana dan
prasarana merupakan proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian logistik atau
sarana dan prasarana”. Kenyataan di sekolah sarana dan prasarana yang
tersedia belum sesuai dengan rasio 1:2 artinya satu sarana untuk dua orang
peserta didik.

v
Pelaksanaan pengembangan pembiayaan dan keuangan sekolah yang
tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) di
antaranya: 1) Pengembangan perpustakaaan. 2) Kegiatan penerimaan
peserta didik baru. dll
Sumber pendapat keuangan sekolah di antaranya dari dana Bantuan
Operasional Sekolah dana APBN sebesar Rp. 800.000 persiswa per tahun,.
Sekolah membuat pedoman pengelolaan biaya operasional sekolah tentang
sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola dan
membuat pedoman penyusunan dan pencairan anggaran sesuai dengan
peruntukannya, pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta
penggunaan anggaran. Sekolah melaporkan penggunaan anggaran kepada
komite sekolah, serta Dinas Pendidikan tentang pengelolaan biaya
investasi dan operasional sekolah.
Dalam pelaksanaan peran serta masyarakat sekolah melibatkan
warga dan masyarakat pendukung sekolah dalam mengelola pendidikan,
pengelolaan akademik dan pengelolaan non-akademik. Keterlibatan peran
serta warga sekolah dan masyarakat dalam pengelolaan sesuai dengan
peran komite sekolah yaitu advisory agency, mediator agency, supporting
agency dan controlling agency. Sekolah menjalin kemitraan dengan
lembaga lain pemerintah dan non-pemerintah yang relevan, berkaitan
dengan input, proses, output. Sistem kemitraan sekolah ditetapkan dengan
perjanjian secara tertulis. Komite sekolah selalu meninjau proses kegiatan
belajar mengajar secara berkala. Orang tua partisipasi aktif untuk kegiatan
hari besar agama, hari besar nasional dan orang tua siswa sangat
mendukung program yang diadakan sekolah.

4. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Perpustakaan Sekolah


Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang
memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi
kurikulum, kepala sekolah hendaknya mengakui pentingnya jasa
perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya.

v
Kepala sekolah bekerja erat dengan perpustakaan dalam mendisain
rencana pengembangan, terutama dalam bidang program literasi informasi
dan promosi membaca.
Pada saat rencana dilaksanakan, kepala sekolah menjamin
penjadwalan waktu dan sumberdaya yang luwes untuk memungkinkan
guru dan murid mengakses ke perpustakaan beserta layanannya. Kepala
sekolah juga memastikan adanya kerjasama antara guru dan tenaga
perpustakaan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa pustakawan
sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum,
pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen
pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah
memasukkan evaluasi perpustakaan dan menekankan sumbangan penting
jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan
yang telah ditetapkan.
Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung
jawab melakukan pekerjaan secara profesional dan hendaknya bekerja
sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa
perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dari unit kerja.
Seperti halnya dengan kepala sekolah, maka kepala unit kerja hendaknya
melibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan
memberikan perhatian khusus ke perpustakaan sebagai bagian penting dari
lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber daya pembelajaran.
Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah.
Penting adanya kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena
hal itu demi untuk kepentingan murid. Murid dapat menggunakan
perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan perpustakaan harus
dirasakan sebagai lingkungan pembelajaran yang tidak menakutkan, bebas,
terbuka tempat murid dapat mengerjakan semua tugas, baik sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok.

v
5. Pelaksanaan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (khusus SD
Pembina)

C. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu


1. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Pembelajaran
Secara umum pelaksanaan pembelajaran di bawah tanggung jawab
kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran selalu melaporakn
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD Negeri Lamajang 02 secara
berkala. (Laporan Terlampir).
2. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan ekstrkurikuler selalu dilaporkan secara berkala
dan dijadikan bahan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya
(Laporan terlampir).
3. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Manajemen
Berbasis Sekolah.
Pelaksanaan Manajemen berbasis sekolah merupakan program yang
sangat mutlak disusun dan dilaksanakan kemudian dievaluasi secara
berkelanjutan. Oleh karena itu pemantauan, dan pelaporan terhadap
program yang sudah dilaksanakan menjadi bahan evaluasi diri sekolah dan
selalu dilaporkan dalam bentuk Laporan Kinerja Sekolah.
4. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang Perpustakaan
Sekolah.
Pelaporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan sekolah secara rutin
disampaikan oleh kepala unit perpustakaan kepada kepala sekolah
(Laporan Terlampir)
5. Laporan Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang UKS (khusus SD
Pembina)

D. Keterlibatan Warga Sekolah dan Pihak Lain Mendukung Kegiatan


Pengembangan Mutu di Sekolah.

v
Dengan semakin kompleksnya manajemen Sekolah yang selalu
berkembang dan padatnya kegiatan kepemimpinan di sekolah, maka semakin
banyak pula masalah-masalah yang perlu penanganan, dan melibatkan warga
sekolah, baik guru, orang tua, karyawan, siswa mapun pemerintah setempat
sama-sama menyadari perlunya terobosan-terobosan yang positif agar mampu
meningkatkan nilai jual sekolah, meningkatnya kepercayaan masyarakat dan
semakin kondusifnya kegiatan belajar mengajar sehingga akan menghasilkan
lulusan yang baik dan bisa menempati perguruan-perguruan ternama seperti
yang diharapkan oleh masyarakat.
Keterlibatan seluruh warga sekolah Civitas keluarga besar SD Negeri
Lamajang 02 serta masyarakat yang peduli akan pendidikan, serta saling
mengisi diantara kelebihan dan kekurangan yang ada akan menjadikan
kegiatan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dan efektif,
masyarakat merasa memiliki dan merasakan manfaat dengan adanya sekolah
yang berada dilingkungannya.
Dalam hal ini wakil kepala sekolah sebagai perantara hubungan dengan
masyarakat tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa ada kerja sama dengan
berbagai pihak, Humas menjadi unsur penyambung komunikasi dengan
berbagai pihak dan berbagai kegiatan informasi-infirmasi yang berhubungan
dengan kinerja guru, pembuatan perangkat guru, dengan orang tua siswa,
dengan dinas instansi dan berbagai permasalahan yang dengan tepat bersama
kepala sekolah dan unsur pimpinan yang lain saling bekerja sama dalam
menjalankan kepemimpinan disekolah.
Semua warga sekolah, warga masyarakat dan tokoh-tokoh pemerintah
daerah setempat selalu bekerja sama untuk kemajuan pendidikan di daerah
tersebut, karena kita juga menyadari bahwa tidak semua peserta didik mampu
untuk mencukupi kebutuhan sekolah sehari-hari, buku, alat tulis dan buku-
buku paket lain untuk belajar sehari-hari. Terobosan-terobosan baru,
kerjasama dengan berbagai pihak dan menggali informasi-informasi untuk bea
siswa, BKM maupun bantuan-bantuan lain. Sehingga bagi yang kurang
mampu dapat terus bisa bersekolah.

v
Bagaimanapun juga sekolah tidak bisa terlepas dari lingkungan
masyarakat dimana sekolah tersebut berada, hubungan harus tetap dibina
dengan baik, kultur dan budaya masyarakat tidak boleh bersinggungan.
Bantuan dan silaturahmi dengan warga setempat, harus terus dibina,
sumbangan dan santunan bagi masyarakat sekitar yang kurang mampu, adanya
musibah, kematian dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya terus dibina sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki oleh sekolah.
Kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat, RT, RW, Kepala
Kelurahan sangat diperlukan dan ditingkatkan lagi karena dengan kerjasama
yang baik dan saling pengertian maka akan terciptanya kondisi yang tertib,
keamanan terjaga dan situasi selalu kondusif karena masyarakat merasa ikut
memiliki dan peduli dengan keberadaan sekolah tersebut.
Bekerja sama dengan komite sekolah untuk mencari solusi-solusi yang
terbaik bagi peningkatan mutu pendidikan, menggalang dana, dan mencari
terobosan-terobosan dana untuk menunjang program sekolah yang telah
dispakati bersama dalam rapat-rapat Komite, sehingga masyarakat tidak
merasa terbebani dengan pembiayaan sekolah dalam upaya peningkatan
sekolah yang berkualitas dan menghasilkan lulusan SD yang dapat bersaing di
era globalisasi.

Masyarakat adalah mitra sekolah yang dapat diandalkan. Masyarakat


terkait langsung dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, karena
keberadaan sekolah ada di tengah-tengah masyarakat dan menjadi tujuan
masyarakat sekitar untuk menuntut ilmu. Sekolah dan masyarakat harus selalu
bersinergi untuk mewujudkan outcome sekolah yang berkualitas. Dukungan
masyarakat kepada sekolah hendaknya bukan hanya bersifat material tapi juga
dukungan moril seperti memberikan rasa aman kepada semua warga sekolah.
Memang kepala sekolah harus memiliki kompetensi social yang handal.
Disamping itu sekolah bisa dijadikan pusat informasi bagi masyarakat sekitar
sekolah. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang bersifat umum
bukan hanya mengenai siswa tapi juga yang berkenaan dengan pemberdayaan

v
sumber daya yang ada di lingkungan masyarakat. Sekolah dapat menjadi
trigger (pemicu) untuk memajukan masyarakat sekitar sekolah.
Namun yang masih menjadi persoalan adalah dukungan masyarakat
belum optimal baik dalam hal prakarsa dan kontribusi untuk mamajukan
sekolah maupun memberikan rasa aman baik pada siswa maupun guru yang
mengajar di sekolah. Sebuah harian daerah pernah memberitakan ada guru
yang dirampok oleh pelaku yang juga masyarakat sekitar sekolah. Selain itu
ada usaha ternak ayam potong yang berdampingan dengan sekolah yang
sangat mengganggu proses pembelajaran di sekolah karena bau yang tidak
sedap yang berasal dari kotoran ayam tersebut, dan mungkin masih banyak
lagi persoalan-persolan lain yang dapat mengganggu kelancaran proses
pembelajaran. Memang persoalan ini sangat ruet dan kompleks, tetapi dengan
tekad dan komitmen yang kuat antara pihak sekolah, pemerintah, dan
masyarakat sebagai sebuah system yang mempunyai maksud yang sama untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas, maka MBS ini dapat diterapkan
dengan baik dan dihantarkan sampai ke tujuan. Semoga

v
BAB IV
HASIL EVALUASI DIRI

A. Hasil Evaluasi Diri Sekolah Terhadap Kegiatan Bengembangan Budaya


Mutu
1. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran di SD Negeri Lamajang 02 saat ini masih
menggunakan acuan kurikulum KTSP. Pada kurikulum KTSP masih
mengembangkan instrumen sesuai dengan indikator pada setiap Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar .Berikut gambaran rencana evaluasi,di
mulai dari perecanaan evaluasi yang meliputi, evaluasi direncanakan mulai
dari pembuatan program semester yang dicantumkan dalam silabus dan
diterapkan dalam rencana pembelajaran atau RPP.Untuk pelaksanaan
evaluasi diterapkan dalam RPP pada setiap pembelajaran yang terdiri dari
evaluasi awal yang biasanya dilaksanakan pada awal pembelajaran, bisa
dilaksanakan dalam bentuk tertulis ataupun tanya jawab langsung, yang
tujuannya adalah untuk melihat kemampuan awal siswa .Dalam proses
pembelajaran evaluasi dilakukan dalam beberarapa hal, yaitu penilaian
sikap dan penilaian berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan
penugasan perseorangan atau kelompok sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran yang direncanakan. Evaluasi akhir adalah penilaian yang
menyeluruh dari penilaian sikap dan penilaian pengetahuan.Adapun jenis
evaluasi yang dilakukan di SD Negeri Lamajang 02 adalah Ulangan
harian (UH),UTS,UAS dan US.UH dilaksanakan setelah minimal
menyelesaikan satu kompetensi dasar dari mata pelajaran

v
tertentu,sedangkan UTS dilaksanakan setelah 8 – 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Ulangan akhir
semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi siswa di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.Semua nilai pada setiap evaluasi itu dimasukkkan kedalam sistem
informasi akademik ( SIAKAD). Sistem Informasi Akademik atau
SIAKAD adalah sebuah program yang dirancang khusus sebagai pusat
informasi akademik sekolah yang mencakup penginputan semua proses
dan hasil penilaian, data siswa, data guru dan data karyawan. Dengan
adanya program SIAKAD ini sangat mempermudah proses penginputan
data khususnya dalam penyimpanan hasil evaluasi pembelajaran siswa.
Dalam proses atau cara kerja penginputan nilai melalui SIAKAD ini
dilakukan melalui dua sistem yaitu oleh guru pengampu (SIMPEN) dan
oleh wali kelas (SISWAL). SIMPEN hanya menginput nilai mata
pelajaran atau muatan kurikulum yang diampu. Sedangkan SISWAL
menginput nilai mata pelajaran diampu wali kelas, data diri siswa, daftar
hadir siswa, pengembangan diri siswa, dan semua data yang diperlukan
dalam proses pencetakan hasil evaluasi belajar siswa. SIAKAD
dilaksanakan secara online di lingkungan sekolah dengan menggunakan
password yang hanya diketahui oleh pihak tertentu/ yang berkepentingan.
Ujian Sekolah (US) dilaksanakan untuk jenjang akhir atau kelas 6 evaluasi
dilaksanakan mengikuti program dan jadwal pemerintah. Setelah
melaksanakan rangkaian penilaian akan dilanjutkan dengan pertemuan
dengan orang tua (Komite Sekolah) dalam rangka mendiskusikan hasil
evaluaasi siswa selama satu bulan pembelajaran dan
mensosialisasikan/membahas rencana program pembelajaran ke depan.
2. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Ekstrakurikuler

v
Setiap Ekstrakurikuler yang terdiri dari Akademik maupun Akdemik
di bina oleh Pembina internal ataupun eksternal,dan dapat di evaluasi di
setiap 1x/bulan dengan melampirkan jadwal kegiatan Dan SK,serta
Absensi pelaksanaan ekskul serta Program yang telah di susun oleh
masing-masing Pembina ataupun pelatih untuk 1 tahun.
3. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Manajemen Berbasis Sekolah
Berdasarkan hasil evaluasi dari tujuh komponen MBS yang
dilaksanakan oleh SD Negeri Lamajang 02 secara umum telah terlaksana
sesuai dengan ketentuan dan prinsip MBS akan tetapi ada komponen yang
kurang lengkap secara administrasi yaitu pada komponen manajemen
hubungan masyarakat.
4. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
Perpustakaan Sekolah
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan program perpustakaan di
SD Negeri Lamajang 02 secara umum belum terlaksana sesuai dengan
ketentuan akan tetapi ada komponen yang masih kurang lengkap dari sisi
sarana, buku referensi dan tenaga pustakawan.
Efektivitas Penggunaan buku sebagai sumber belajar untuk
meningkatkan minat baca siswa dirintis dengan perpustakaan talang air.
5. Hasil Evaluasi Diri Kegiatan Pengembangan Budaya Mutu Bidang
UKS (khusus SD Pembina)
Pelaksanaan Program UKS di SD Negeri Lamajang 02
berdasarkan hasil evaluasi telah diupayakan semaksimal mungkin, namun
Tim Pelaksana UKS SD Negeri Lamajang 02 menyadari bahwa program
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu
diharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi
kesempurnaan program ini di tahun mendatang.
B. Prosedur Operasional Standar Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Pengembangan Budaya Mutu

v
Untuk menjamin keterlaksanaan kegiatan dan operasional setiap
program budaya mutu SD Negeri Lamajang 02 telah menyusun Prosedur
Operasional Standar yang meliputi POS Pembelajaran, POS Ekstrakurikuler,
POS Manajemen berbasis Sekolah, POS Perpustakaan dan POS UKS.
Di bawah ini dipaparkan beberapa Prosedur Operasional Standar dan
Peraturan Akademik SD Negeri Lamajang 02 , sebagai berikut :
SOP Kegiatan Rutin Harian
KEDATANGAN
Tujuan
1. Memberikan perhatian dan motivasi kepada siswa.
2. Membudayakan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun).
3. Mengontrol ketertiban siswa.
Prosedur
1. Guru yang bertugas datang lebih awal maksimal pukul 07.00
2. Petugas mengontrol absensi guru.
3. Guru yang bertugas berdiri di depan pintu gerbang dengan sikap tenang,
sopan, tidak mengobrol dan bercakap-cakap sendiri.
4. Guru menyambut kedatangan siswa dengan memberi salam secara
khusyu’, sederhana dan penuh hormat.
5. Guru menjabat tangan siswa sambil melontarkan senyum kasih sayang
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
5.1 Hanya berjabat tangan dengan sesama jenis, kecuali terhadap siswa
kelas 3 sekolah dasar ke bawah.
5.2 Saling bertatap penuh keakraban dan rasa kasih sayang.
5.3 Dilaksanakan dengan kesungguhan, sederhana dan keramahan.
5.4 Tidak berlebihan dan tasyabbuh.
6. Guru memberi perhatian kepada siswa berkaitan dengan tata tertib siswa
dan keadaan psikis siswa.
7. Guru memeriksa keadaan dan penampilan siswa berkaitan dengan akhlaq
dan adab, ketertiban dan aturan sekolah
8. Petugas TU mengelola siswa yang terlambat dengan ketentuan :

v
a. Siswa yang hadir di atas pukul 07.20 dinyatakan terlambat
b. Bagisiswa yang terlambat diberi sangsi sesuai dengan ketentuan
c. Bagi siswa yang terlambat lebih dari empat kali akan di laporkan
kepada wali kelas untuk diberikan teraphy lebih lanjut.
d. Apabila tidak ada perubahan maka sekolah akan memberikan surat
peringatan kepada orang tua siswa yang bersangkutan.
e. Apabila masih juga belum ada perubahan dilakukan pemanggilan
orang tua
f. Apabila masih juga melakukan hal yang sama maka sekolah akan
memberlakukan sanksi skorsing hingga dikeluarkan dari sekolah
apabila tidak bisa lagi dibina sesuai dengan ketentuan.

6. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi


Pola tindak lanjut yang dilaksanakan di SD Negeri Lamajang 02 adalah
melalui rapat khusus artinya hasil monitoring dan evaluasi dibawa
keforum rapat untuk dilakukan analisa dan disepakati tindak lanjut yang
akan dilaksanakan baik itu program pembelajaran, MBS, Ekstrakurikuler,
Perpustakaan, maupun UKS. Berikut adalah contoh model tindak lanjut
hasil evaluasi dalam program pembelajaran :

C. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pengembangan


Budaya Mutu
Tindak lanjut dari Hasil Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Pengembangan Budaya mutu berupa Penghargaan, atau perintah tugas dengan
rekomendasi bagi para guru. Proses tindak lanjut merupakan hasil monitoring
dan evaluasi selama kegiatan berlangsung yang selanjutnya hasil supervisi
kegiatan berbagai program yang dilaksanakan guru dilaporkan kepada
Pengawas Binaan.

v
BAB V
PRESTASI

DAFTAR PENCAPAIAN PRESTASI


SDN LAMAJANG 02
N Tahu
Peringkat Jenis Lomba Tingkat dari
o n
1 Juara Umum 1 Gudep Desa 1985 Desa
2 Juara Umum 1 Gudep Desa 1985 Desa
3 Juara 1 Arak - arakan Desa 1995 Desa
4 Juara 3 Cerdas Cermat Desa 1996 Desa
5 Juara 1 Arak - arakan Desa 1996 Desa
6 Juara 3 Arak - arakan Desa 1997 Desa
7 Juara Harapan Cerdas Cermat Desa 1997 Desa
Kecamata
8 Peringkat 2 2000
Rata - rata Perolehan Nem Sekolah n
Kecamata Magma
9 Juara 2 2002
Uji Prestasi n Nusantara
10 Juara 1 SKJ Desa 2004
Kecamata
11 Juara 1 2004
Calistung n
12 Juara 1 Sepak Bola Tingkat SD Ranting 2005
13 Juara Umum 2 Pekan Kreatifitas Gugus 2005
Kecamata
14 Juara 2006
Nari Popdut Pasanggiri Jaipongan n
Kecamata
15 Juara 2006
Gudep Tergiat Putri Kwaran Peg n
16 Juara 1 Baca Al-Qur'an Gugus 2006
Kecamata
17 Juara 2 2006
Baca Al-Qur'an n

v
18 Juara 2 Membaca Kelas II Gugus 2006
19 Juara 3 Mencongak Gugus 2006
20 Juara 1 Membaca Kelas I Gugus 2007
21 Juara 1 Mencongak Gugus 2007
22 Juara 2 Lomba Dikte Kelas II Gugus 2007
23 Juara 2 Arak - arakan Desa 2007
24 Juara 2 Membaca Kelas II Gugus 2007
25 Juara 1 Calistung Gugus 2009
26 Juara 1 Calistung Gugus 2009
27 Juara 2 Lomba MTQ Desa 2009
28 Juara 3 Lomba Lagu Wajib Desa 2009
29 Juara 3 Lomba Pupuh Desa 2009
30 Juara 1 Calistung Kelas I Gugus 2011
Kecamata
31 Juara 3 2011
Calistung Kelas I n
32 Juara 1 Puisi Gugus 2013
33 Juara 1 Pidato Bahasa Indonesia Gugus 2013
34 Juara 1 Biantara Putra Gugus 2013
Kecamata
35 Juara 1 2013
Pidato FLS2N n
36 Juara 2 Biantara Putri Gugus 2013
37 Juara 2 Kriya Anyaman Gugus 2013
38 Juara 2 Dongeng Putra Gugus 2013
Kecamata
39 Juara 2 2013
Biantara Putra n
40 Juara 2 Hifdil Al-Qur'an Putri IMTAQ Gugus 2013
41 Juara 3 Cerita Bergambar Gugus 2013
42 Juara 3 Menyanyi Tunggal Gugus 2013
Kecamata
43 Juara 1 2014
Catur Putri n
Kecamata
44 Juara 1 2014
Pidato FLS2N n
Kecamata
45 Juara 2 2014
Catur Putri n
Kecamata
46 Juara 3 2014
Ngadongen Putra n
Kecamata
47 Juara 1 2015
Pidato FLS2N n

v
Kecamata
48 Juara 1 2015
Aksara Sunda Pasanggiri n
49 Juara 1 Arak - arakan Desa 2015 Desa
50 Juara 3 Pidato FLS2N Kabupaten 2015
Kecamata
51 Juara 1 2016
Cipta Baca Puisi Putra FLS2N n
Kecamata
52 Juara 1 2016
Cipta Baca Puisi Putri FLS2N n
Kecamata
53 Juara 1 2016
Pidato FLS2N n
54 Juara 2 Arak - arakan Desa 2016
Kecamata
55 Juara 3 2016
Maca Nulis Aksara Sunda n
56 Juara 1 Sajak Sunda Pasanggiri Putri Gugus 2017
57 Juara 1 Aksara Sunda Pasanggiri Putri Gugus 2017
58 Juara 1 Aksara Sunda Pasanggiri Putra Gugus 2017
59 Juara 1 Sajak Sunda Pasanggiri Putra Gugus 2017
60 Juara 1 Baca Puisi FLS2N Gugus 2017
61 Juara 1 Pantomim Gugus 2017
62 Juara 1 Hifdil Al-Qur'an Putra IMTAQ Gugus 2017
63 Juara 1 Kaligrafi Putri IMTAQ Gugus 2017
64 Juara 1 Atletik Kids O2N Gugus 2017
65 Juara 1 Pildacil Putra Gugus 2017
Kecamata
66 Juara 1 2018
Maca Sajak Putri n
67 Juara 2 Maca Sajak Putra kecamatan 2018
Kecamata
68 Juara 1 2018
Baca Tulis Aksara Sunda n
Kecamata
69 Juara 1 2018
Maca Sajak Putri n
Kecamata
70 Juara 1 2018
Baca Tulis Aksara Sunda n
Kecamata
71 Juara 2 2018
Maca Sajak Putra n
Kecamata
72 Peringkat 2 2018
Guru Berprestasi n
Kecamata
73 Peringkat 2 2018
Guru Berprestasi n
Kecamata
74 Juara 3 2018
Qosidah Pentas PAI n
75 Juara 3 Qosidah Pentas PAI Kecamata 2018

v
n
Kecamata
76 Juara 1 2018
Calistung Kelas I n
Kecamata
77 Juara 2 2018
Calistung Kelas II n
Juara Harapan Kecamata
78 2018
1 Calistung Kelas III n
Kecamata
79 Juara 1 2019
Kriya Anyaman n
Kecamata
80 Juara 2 2019
Pidato Putra n
Kecamata
81 Juara 2 2019
Pidato Putri n

BAB VI
PENUTUP

Dalam pelaksanaan budaya mutu sekolah ada banyak faktor yang


mempengaruhi kesuksesannya. Akan tetapi hal yang paling penting
sebetulnya adalah sejauh mana pengelola dapat mensinergikan  program-
program budaya mutu sekolah dengan visi-misi sekolah serta kebutuhan
sesuai dengan ketentuan. Proses pelaksanaan budaya mutu sekolah adalah
sebuah proses kreatif dan inovatif yang mestinya menjadi bagian penting
dalam kegiatan pengembangan mutu sekolah.
Akhir kata tim penyusun menyadari banyak kekurangan dalam
penyusunan portofolio budaya mutu sekolah, oleh karena itu kritik dan
saran sangat diharapkan.

v
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Pembelajaran
1. Perangkat Pembelajaran
a. Silabus dan RPP
b. Bahan Pengayaan
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Komponen Pembelajaran (bukti berupa daftar hadir siswa & guru, foto
ruang kelas, jadual pelajaran, foto media pembelajaran yang
digunakan, format evaluasi siswa untuk sikap, pengetahuan &
keterampilan, daftar nilai, foto sumber bahan ajar)
b. Program pendampingan (program remedial dan pengayaan) bukti
berupa dokumen program remedial & pengayaan

v
c. Pelaksanaan pembelajaran (pendahuluan inti, penutup)
d. Pembelajaran di dalam dan luar kelas
3. Penilaian
a. Dokumen penilaian siswa ( Contoh Rubrik Penilaian, Contoh Raport
(1 kelas)
b. Dokumen penilaian evaluasi diri guru (bukti berupa daftar hadir guru,
foto kegiatan guru/pendampingan siswa, foto KKG)
c. Foto Pembelajaran di dalam dan luar kelas berbasis aktivitas
d. Foto Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
e. Prestasi akademik (bukti berupa dokumen/foto piagam/sertifikat/piala
internasional, nasional, Provinsi dan Kota
B. Kegiatan Ekstra Kurikuler
1. Program Ekstra kurikuler (memuat program ekskul yang ada di sekolah)
a. Jenis Program Kegiatan
b. Rencana strategi 4 tahunan
c. Rencana strategi 1 tahunan
d. Visi, misi ekskul (memuat program ekskul yang ada di sekolah)
e. Struktur organisasi ekskul (Dokumen struktur dan , SK/Surat Tugas
Penanggung Jawab Kegiatan)
f. Pembiayaan
2. Pelaksanaan
a. Tenaga Pendidik
b. Peserta didik
c. Jadual Pelaksanaan
d. Daftar hadir pembina/instruktur dan siswa
e. Implementasi kegiatan Ekskul
f. Keterlibatan warga sekolah dan stakeholders
g. Evaluasi kegiatan ekskul
3. Sarana-Prasarana ( Foto Sarana Prasarana) disesuaikan dengan ekskul
yang dilaksanakan di sekolah

v
4. Prestasi kegiatan ekskul ( daftar, sertifikat penghargaan/piagam/piala, foto
tingkat Internasional, Nasional, Provinsi dan Kab/Kota max 3 tahun
terakhir)
5. Foto kegiatan Ekskul

C. Manajemen Berbasis Sekolah


1. Perencanaan MBS bukti dokumen berupa: (surat undangan rapat
kegiatan sekolah, notulen rapat, daftar hadir rapat, dll)
2. Pengorganisasian MBS bukti dokumen berupa: (struktur organisasi
sekolah, struktur komite sekolah, dll)
3. Pelaksanaan 7 komponen MBS a.n:
a. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran; (bukti berupa dokumen
pengembangan kurikulum dan pembelajaran melibatkan komite
sekolah termasuk TOGA, TOMAS dan DUDI)
b. Manajemen Peserta Didik ( tata tertib kelas, dll)
c. Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( pembagian tugas
PTK, dll)
d. Manajemen Sarana-Prasarana (bukti berupa dokumen
pengembangan sarpras tanpa dibantu Bansos)
e. Manajemen Pembiayaan
f. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
g. Manajemen Budaya dan Lingkungan
4. Penerapan Prinsip MBS
a. Kemandirian
b. Keadilan
c. Keterbukaan
d. Kemitraan
e. Partisipatif
f. Efisiensi
g. Akuntabilitas
5. Kepemimpinan Sekolah :

v
a. Perilaku Kebiasaan dan Kinerja Kepala sekolah sesuai dengan
kompetensi kepribadian
b. Perilaku dan Kinerja Kepala sekolah sesuai dengan kompetensi
manajerial dalam hal perencanaan
c. Perilaku dan Kinerja Kepala sekolah sesuai dengan kompetensi
manajerial dalampengelolaan sistem informasi
d. Perilaku dan Kinerja Kepala sekolah sesuai dengan kompetensi
kewirausahaan
e. Perilaku dan Kinerja Kepala sekolah sesuai dengan kompetensi
supervisi
f. Foto kegiatan terkait MBS
D. Perpustakaan
1. Pengelolaan Perpustakaan;
a. Visi dan Misi Perpustakaan
b. Struktur Organisasi
c. Program Kerja
d. Anggaran
2. Layanan Perpustakaan
a. Jam Buka Perpustakaan
b. Jenis Layanan
c. Jadwal kunjungan masing-masing kelas bukti berupa daftar kunjungan
siswa
d. Promosi/sosialisasi perpustakaan sekolah (bukti berupa pengumuman
penggunaan perpustakaan,dll)
e. Kegiatan perpustakaan terintegrasi dengan pembelajaran( bukti berupa
rpp dan tugas siswa, foto)
f. Laporan kegiatan perpustakaan
g. Kerjasama perpustakaan sekolah dengan instansi terkait (bukti berupa
surat perjanjian
3. Koleksi Perpustakaan

v
a. Jenis Koleksi meliputi (daftar buku, terbitan berkala, audio visual,
multimedia)
b. Jumlah Koleksi
c. Koleksi referensi Perpustakaan meliputi (buku teks pelajaran, buku
panduan guru, buku pengayaan, kamus/ensiklopedi & sumber belajar
lainnya)
d. Penambahan koleksi (sumber penambahan koleksi;hibah, alumni,
masyarakat,dll)
e. Kegiatan penataan/penyusunan kembali koleksi perpustakaan yang
telah selesai baca (bukti berupa foto kegiatan) Pemeliharaan dan
perawatan Perpustakaan
4. Tenaga Perpustakaan
a. Jumlah tenaga
b. Kualifikasi tenaga perpustakaan
c. Upaya peningkatan kompetensi /kapasitas petugas perpustakaan Daftar
hadir petugas
5. Sarana-Prasarana Perpustakaan
a. Luas ruangan Perpustakaan (min 7x8m)
b. Kelengkapan ruangan perpustakaan (area/sudut baca, area/sudut
koleksi, area/sudut kerja)
c. Sarana Perpustakaan: (kursi dan meja baca pengunjung, kursi dan meja
kerja pustakawan, meja sirkulasi, dan meja multimedia, rak buku, rak
majalah,katalog,dll)
d. Untuk point b dan c bukti berupa dokumen inventaris di ruang
perpustakaan
e. Lokasi Perpustakaan (bukti berupa foto/denah)
6. Foto kegiatan perpustakaan

E. UKS (SD Pembina)


1. Program SD Pembina
2. Program UKS

v
a. Dokumen kegiatan pendidikan kesehatan (dokter kecil, apotik hidup,dll)
b. Dokumen Layanan Kesehatan (kerjasama dengan Puskesmas)
c. Dokumen Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (operasi semut, cuci
tangan,

Anda mungkin juga menyukai