1.)Kekuatan Statik
Dalam sambungan las sifat tarik sangat dipengaruhi oleh sifat dari logam induk, sifat
daerah HAZ, sifat logam las dan sifat sifat dinamik dari sambungan berhubungan erat dengan
geometri dan distribusi tegangan dalam sambungan.
Dua batang uji tarik untuk sambungan las ditunjukkan pada gambar. 1.1, yang satu
dengan arah tarikan melintang garis las dan yang lain dengan arah tarikan sejajar garis las.
Batang uji tersebut dibebani dengan kenaikan beban sedikit demi sedikit sampai patah.
Kemudian sifat tarikannya dapat dihitung dengan persamaan-persamaan berikut.
Tegangan :
F
σ= (kg/mm2 ) F = beban (kg)
Aο
Aο = luas mula penampang batang uji (mm2 ¿
Regangan :
L−Lο
E=
Lο
x 100% Lο = panjang mula dari batang uji
Gambar 1.1
Hubungan antara tegangan dan regangan dapat dilihat dalam Gambar 1.2. titik P
adalah batas dimana hukum Hooke masih berlaku dan disebut batas proporsi dan titik E
adalah batas apabila beban diturunkan ke nol lagi dan tidak terjadi perpanjangan lagi disebut
batas elastik. Titik S1 disebut titik luluh atas dan titik S2 titik luluh bawah. Pada beberapa
logam batas lulus ini tidak terlihat di diagram tegangan regangan dan tegangan luluhnya
ditentukan dengan regangan sebesar 0,2% seperti Gambar 1.3. tegangan tertinggi (σ t) dan
tegangan patah (σ p).
Keuletan logam ditentukan sebagai regangan tertinggi yang dapat dihitung dengan
persamaan dibawah. Dengan L−L1 seperti pada Gambar1.4
A o− A f
Reduksi penampang RA= x 100%
Ao
Gambar 1.4
Dalam konstruksi las selalu digunakan logam las yang mempunyai kekuatan dan keuletan
yang lebih baik atau paling tidak sama dengan logam induk. Tetapi karena proses pengelasan
kekuatan dan keuletan logam dapat berubah. Dalam hal logam las sifat ini dipengaruhi oleh
keadaan, cara, dan prosedur pengelasan. Dalam Tabel berikut ditunjukkan sifat mekanik
beberapa jenis elektroda terbungkus.
Dalam pelaksanaannya manik las dalam las tumpul mempunyai ketebalan lebih dari plat
yang dilas dan ketebalannya tidak boleh lebih dari 3mm. Bila bentuk dari manik las rapi
konsentrasi tegangan yang terjadi antara 1,3 sampai 1,8 tegangan rata-rata. Konsentrasi
tegangan dan tegangan sisa pada nyatanya tidak terlalu mempengaruhi kekuatan sambungan
las tumpul.
Gambar 1.5.
Konsentrasi tegangan pada las sudut
Besarnya konsentrasi tegangan yang terjadi di dalam las sudut dapat mencapai antara 6
sampai 8 kali pada akar las dan antara 2 sampai 6 kali pada kaki las. Kekuatan tarik dari
sambungan las sudut didasarkan atas beban patah dan dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut.
P √2 F (kg/mm2)
Tegangan patah σ = =
h t Ln h L n
P = beban tarikan patah (kg)
L = panjang kaki (mm)
N = jumlah sabungan sudut
ht = tebal leher teoritis (mm)
h = ukuran sudut (mm)
Tegangan geser dapat terjadi pada sambungan las sudut sejajar dengan tegangan
terbesar pada akhir manik yang dekat pada ujung yang berpenampang luas dan simetri
terhadap garis las. Dari sini jelas bahwa makin panjang garis lasnya perbandingan antara
tegangan tertinggi ujung las dengan tegangan pada tengah garis las makin besar. Kekuatan
patah dari sambungan las sudut sejajar lebih rendah dari kekuatan sambungan las sudut
melintang seperti dalam tabel berikut.
Ukuran dari las sudut dinyatakan dengan panjang kaki las dan biasanya panjang dari
kedua kaki dianggap sama sehingga tebal las teoritis (ht) adalah h cos45.
Sambungan las isi biasanya tidak berdiri sendiri tetapi selalu dilaksanakan bersamaan
dengan las sudut. Konstruksi yang disambung las ini biasanya sangat ruwet dan ditambah
dengan adanya las sudut di dalam sambungan maka analisa tegangan dari sambungan sangat
sukar ditentukan. Dalam pelaksanaan perhitungan, kekuatan geser dari las isi diambil antara
0,5 sampai 0,7 dari kekuatan geser sambungan las tumpul.
2.) Kekuatan Tumbuk
Kekuatan tumbuk dari suatu benda adalah kemampuan bahan dalam menerima
tumbuk yang diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan batang uji
dengan palu ayun. Atau sama dengan sifat logam sama dengan ketangguhan, dan perli
diperhatikan karena logam dengan kekuatan tarik yang sama belum tentu mempunyai
kekuatan tumbuk yang sama dan logam yang kuat belum tentu ketangguhannya tinggi. Sifat
ini akan menurun jika menurunnya temperatur dan mendadak menurun pada suhu tertentu
dan biasa disebut suhu transisi.
Pemilihan bahan
Perencanaan
Pembuatan
pengawasan
Tegangan boleh dalam las adalah tegangan tertinggi yang boleh terjadi dalam suatu
konstruksi dengan tidak membahayakan berdasarkan sifat mekanik logam induk dan logam
las, jenis dari beban dan sambungan. Dalam perencanaan besarnya tegangan yang terjadi
harus lebih rendah dari pada tegangan boleh.
1. Bahan las
2. Cara mengelas
3. Tempat pengelasan
4. Laku panas
5. Penyelesaian
6. Persiapan permukaan
7. Jenis pemeriksaan
8. Jenis dari sambungan
9. Jenois beban
10. Keadaan penggunaan
Dengan memperhatikan hal diatas, beberapa efisiensi sambungan untuk bidang bidang
penggunaan tertentu telah distandarkan. Dalam tabel berikut ditunjukkan efisiensi sambungan
untuk bejana tekan yang berubah dengan tingkat pemeriksaan radiografi.
Tabel. Efisiensi sambungan
Efisiensi sambungan
Up Up
Jenis sambungan Tanpa up
radiografi radiografi
radiografi
penuh sebagian
(1) Las tumpul kedua sisi 100 95 70
Las tumpul dengan pelat
(2) 90 85 65
pembantu
(3) Las tumpul satu sisi - - 60
Sambungan tumpang dengan
(4) - - 55
las sudut dua sisi
Sambungan tumpang dengan
(5) las sudut satu sisi dan las isi - - 50
satu sisi
Sambungan tumpang dengan
(6) - - 45
las sudut satu sisi
Distribusi tegangan dalam las tumpul tidak terlalu sukar dihitung tetapi dalam sambungan
las sudut sangat sukar, karena itu dalam hal ini tegangan yang terjadi dianggap sama dengan
yang terjadi dalam leher las. Dari beberapa negara telah mulai dipikirkan untuk menstadarkan
perhitungan sambungan las dan inipun mendapat dukungan dari IIW (International Institute
of Welding dan dari ISO).