Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK PENGELASAN

TERHADAP KEKERASAN LAPISAN LASAN PADA BAJA


ASTM A316

Muh. Gilang Romadlon


Jurusan Teknik Mesin, FTI, Institut Teknologi Budi Utomo Jakarta,
muhammadgilang4242@gmail.com

ABSTRACT
Seat and plug are components of control valve that are always in friction contact. The
plug usually wears out. One of the efforts in battling this wear is hardfacing, a process of
cladding the base metal to increase its surface hardness using SMAW. This research is aimed
to investigate the effect of welding current on weld surface hardness.
Keywords: SMAW, stellite, surface hardness, current capacity, weld, heat-affected zone

ABSTRAK
Sebuah control valve memiliki seat dan plug yang selalu bergesekan, sehingga plug
sering mengalami keausan. Salah satu upaya untuk mengurangi keausan dengan cara
hardfacing, yaitu penambahan material (cladding) pada logam induk dengan maksud
meningkatkan kekerasan permukaan. Penambahan material dapat dilakukan dengan
pengelasan SMAW, dimana salah satu parameter yang berpengaruh terhadap kekerasan
lapisan lasan adalah besarnya arus listrik pengelasan.

Kata kunci: las SMAW, stellite 6, kekerasan, kuat arus listrik, pengelasan, heat-affected zone

PENDAHULUAN yang berpengaruh terhadap kekerasan weld


Pengaturan aliran fluida pada suatu metal. Peningkatan arus listrik akan
instalasi pipa dilakukan oleh sebuah control meningkatkan kekerasan weld metal atau
valve seperti pada Gambar 1. Pada sebuah lapisan lasan. Dengan arus pengelalsan
control valve terdapat seat dan plug yang sebesar 80 Ampere, kekerasn weld metal
selalu bergesekan. Plug sering mengalami pada sambungan ST 37 dan SS 304 adalah
keausan atau tererosi. Salah satu upaya 92.5 HRB (Yogi Nasrul, 2016). Peningkatan
untuk mengurangi keausan lakukan arus ampere dari 110 A ke 130 A akan
hardfacing (Linconn Electric Company, meningkatkan kekerasan weld metal dari
2014). Hardfacing merupakan penambahan 105 H ke 140 HB (Ridway Balaka, 2016).
material pada logam induk dengan maksud Tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan kekerasan permukaan base mengetahui pengaruh arus listrik
metal. Penambahan material dapat pengelasan terhadap kekerasan lapisan
dilakukan dengan pengelasan SMAW. Arus lasan. Metode penelitian dimulai dengan
listrik merupakan salah satu parameter menyiapkan baja tahan karat (ASTM
A316) digunakan sebagai
material plug dan material stillite 6 sebagai Tabel 1. Spesifikasi material Stainless Steel 316
M C M N
material penambah. Stillite 6 berupa % C Si P N
n r o i
elektroda berdiameter 3.2 mm. Pengelasan 1 1
Min. - - - - 2 -
6 0
dengan posisi datar digunakan sebagai Max 0.0 0.04 0.0 1 1 0.
2 3
proses cladding. Variasi arus pengelasan . 8 5 3 8 4 1

adalah 120 A, 140 A dan 160 A. Pengujian


Material elektroda stellite 6
kekerasan dilakukan permukaan lapisan
merupakan jenis baja tahan aus HSLA (High
lasan.
Strength Low Alloy). Baja ini tergolong ke
Hardfacing merupakan penambahan
dalam jenis material baru sehingga tidak
material pada logam induk dengan maksud
memiliki equivalent di dalam ASTM
meningkatkan kekerasan permukaan base
ataupun standar material lainnya. Material
metal. Penambahan material bisa dilakukan
elektroda stellite 6 ideal untuk aplikasi pada
dengan pengelasan SMAW. Beberapa
industri pertambangan, industri semen,
keuntungan dari penggunaan pelapisan
pembuatan baja, dan mesin-mesin dan
permukaan hardfacing (Davis, 1993) adalah
komponen dari valve. Jenis material ini
hasil logam lasnya mempunyai ketahanan
sesuai untuk semua tipe abrasi, geser atau
yang tinggi terhadap aus dan
impak pada media kering atau basah,
memungkinkan digunakan pada semua
termasuk juga abrasi temperatur tinggi
kondisi yang mengalami aus.
(hingga 3500°C). kekerasan baja ini sekitar
380 -490 HV. Komposisi kimia elektroda
stellite 6 ditampilkan pada Tabel 2 (Delero,
2017).

Tabel 2. Spesifikasi elektroda stellite 6


% Cr W C Ni Mo Fe Si
Min. - 4 - - - - -
Max. 30 5 1.2 3 1 3 2

Gambar 1. Ilustrasi sebuah control valve (ISA Shielded Metal Arc Welding adalah
Interchange, 2017) proses pengelasan manual dimana busur
listrik tercipta diantara benda kerja dan
Baja tahan karat merupakan elektroda termakan yang dibungkus terak.
kelompok dari baja paduan yang Proses ini menggunakan dekomposisi terak
mempunyai sifat atau karakterisasi khusus. guna menciptakan gas pelindung dan
Ciri umum dari baja tahan karat adalah menyediakan elemen terak untuk
kadar kromium (Cr) yang tinggi tidak melindungi lelehan logam lasan. Proses
kurang dari 16%. Kromium (Cr) dengan pengelasan dan diagram sirkuit SMAW
besi (Fe) dalam baja membentuk larutan ditunjukkan pada Gambar 2. Peralatan
padat dan solid. Sifat utama dari baja tahan SMAW meliputi sumber daya, kabel
karat adalah ketahanannya yang tinggi elektroda, kabel kerja, pemengang
terhadap korosi, disamping memiliki sifat elektroda, penjepit, dan elektroda. Elektroda
ketangguhan yang tinggi, mudah dibentuk, dan sistem kerja adalah bagian dari
dan mempunyai sifat mampu las yang rangkaian listrik.
tinggi. Spesifikasi baja tahan karat stainless
steel yang digunakan dapat dilihat pada
Tabel 1.
elektroda, metal yang akan dilas, dan bentuk
geometri sambungan. Kecepatan pengelasan
yang tinggi akan berdampak pada
berkurangnya penetrasi,
sehingga kekuatan sambungan menurun,
disamping mengakibatkan masukan panas
yang diterima persatuan panjang akan
menjadi lebih kecil. Kecepatan pengelasan
yang tidak juga berdampak terjadinya
pendinginan yang cepat sehingga dapat
memperkeras daerah terpengaruh panas.
Kecepatan las yang terlalu tinggi akan
berpengaruh pada bentuk manik las yang
Gambar 2. Elektroda dan sistem kerja SMAW menyempit dan penguatan manik yang
(Suratman, 2001)
rendah. Selain itu dapat merubah sifat
Besarnya arus pengelasan yang mekanik daerah lasan yang berupa naiknya
kekuatan tarik dan perpanjangan yang rendah
diperlukan tergantung pada diameter
(Wiryosumarto, 2008).
elektroda, tebal bahan yang dilas, jenis Pengaruh kecepatan pengelasan dapat
elektroda yang digunakan, geometri dilihat pada Tabel 3. Peningkatan kecepatan
sambungan, diameter inti elektroda, posisi pengelasan menurunkan kekuatan tarik
pengelasan. Daerah las mempunyai lasan (Mohruni, 2013).
kapasitas panas tinggi maka diperlukan arus
yang tinggi. Arus las merupakan parameter Tabel 3. Pengaruh kecepatan pengelasan terhadap
las yang langsung mempengaruhi kekuatan tarik [11]
penembusan dan kecepatan pencairan
logam induk. Makin tinggi arus las makin
besar penembusan dan kecepatan
pencairannya.
Besar arus pada pengelasan
METODE
mempengaruhi hasil las bila arus terlalu
rendah maka perpindahan cairan dari ujung Penelitian ini menggunakan metode
elektroda yang digunakan sangat sulit dan eksperimen dengan diagram alir penelitian
busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas seperti pada Gambar 3. Penelitian dimulai
yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan dengan menyiapkan materail plug yaitu baja
logam dasar, sehingga menghasilkan bentuk tahan karat ASTM A316. Sampel plug berbentuk
rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta selinder berdiameter 2 cm dan tinggi 1.5 cm.
penembusan kurang dalam. Jika arus terlalu Permukaan sampel plug kemudian dibersihkan
besar, maka akan menghasilkan manik dari kotoran dan oli yang melekat.
Material elektroda adalah material yang
melebar, butiran kecil, penetrasi dalam,
digunakan untuk melapis permukaan material
serta penguatan matrik las tinggi (Suratman,
plug. Material elektroda adalah stellite 6. Proses
2001). Kekuatan tarik meningkat dengan cladding dilakukan dengan metode pengelasan
meningkatnya arus pengelasan dari 100 A ke (SMAW). Variasi arus pengelasan yaitu 120 A,
160 A sebagaimana hasil penelitian Joko 140 A dan 160 A.. Posisi pengelasan adalah datar
Santoso (2006) dan Trinova Budi Santoso (flat). Uji kekerasan mikrovickers dilakukan
(2015). pada permukaan lapisan las dan material plug
Kecepatan pengelasan sangat sangat sebagai base metal (Gambar 4). Pengujian
dipengaruhi oleh besar kuat arus yang kekerasan dilakukan pada 3 titik lokasi untuk
dipakai, jenis elektroda, diameter inti setiap sampel dengan jarak interval antar titik 0.5
cm.
masing masing adalah 259.7 HV dan 242.3 HV.
Mu lai
Nilai rata-rata kekersan base metal dengan arus
Persiapan material
pengelasan 160 A adalah 252 HV. Peningkatan
Material Elektroda
Material Plug
(stellite 6)
arus pengelasan dari 120 A ke 140 A
(ASTM 316)
menyebabkan nilai kekerasan base metal
Pengelasan (SMAW)
menurun dari 259.7 HV ke 242.3 H atau turun
120 A 140 A
160 A 6.7 persen. Penurunan sebesar 6.7 persen dapat
Pemotongan sampel
dikatakan tidak signifikan. Perubahan arus
Uji kekerasan
pada Cladding
pengelasan berikutnya dari 140 A ke 160 A
Data dan Analisa
menyebabkan kekerasan base metal meningkat
Simpulan
secara dari 242.3 HV menjadi 252 HV atau naik
Sel esai
4 persen. Peningkatan sebesar 4 persen dapat
diabaikan. Peningkatan arus pengelasan dari 120
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian A menjadi 140 A hingga mencapai 160 A tidak
berdampak pada nilai kekerasan base metal.
Nilai rata-rata kekerasan base metal realtif tetap
sekitar 242-259.7 HV

Gambar 4. Ilustrasi Lokasi Uji Kekerasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5 memperlihatkan lokasi


pengujian kekerasan mikrovicker pada lapisan Gambar 5. Tampak atas lokasi pengujian
lasa. Hasil uji kekerasan pada lapisan lasan dan kekerasanpada lapisan lasan
material plug terlihat pada tabel 10. Hasil rata-
rata kekerasan untuk Lapisan lasan dan material Tabel 10 Hasil uji Kekerasan mikrovicker (HV)
plug disajikan pada Gambar 6.
Nilai rata-rata kekerasan lapisan lasan Lokasi No Arus pengelasan
(Ampere)
dengan arus pengelasan sebesar 120 A dan 140 120 140 160
A masing – masing adalah 465 HV dan 514.7 1 454 530 395
HV. Bila arus pengelasannya 160 A maka nilai Lapisan 2 478 533 438
rata-rata kekerasan lapisan lasan adalah 423 HV. lasan
3 464 481 436
Peningkatan arus pengelasan dari 120 A menjadi Rata- 465 514.7 423
140 A akan menaikkan kekerasan lapisan lasan rata
dari 465 Hv menjadi 514.7 H atau naik 11 1 253 250 245
persen. Penambahan arus pengelalsan Materia 2 263 243 247
l
berikutnya dari 140 A ke 160 A menyebabkan plug
kekerasan lapisan las menurun dari 514.7 HV 3 264 234 264
menjadi 423 HV atau turun sebesar 18 persen. Rata- 259.7 242.3 252
Nilai rata-rata kekerasan material plug rata
akibat pengelasan dengan arus 120 A dan 140 A
Penambahan material stellite 6 sebagai
lapisan las dengan metode pengelasan mampu
meningkatkan kekerasan base metal secara
signifikan bergantung pada arus pengelasan 140 A menyebabkan kekerasan base metal
yang digunakan. Pengaplikasian arus meningkat 110 persen. Penambahan arus
pengelasan sebesar 12 Ampere mampu pengelasan menjadi 160 A menyebabkan
meningkatkan kekerasan base metal sebesar kekerasan base mental naik 70 Persen
80 persen. Sementara penggunaan arus
pengelasan sebesar
600

500
Kekerasan mikrovicker (HV)

400

300
Lapisan Lasan
200 Material plug

100

0
120 140 160
Arus Pengelasan (Ampere)

Gambar 6. Nilai rata- rata kekerasan pada lapisan lasan dan material plug

Gambar 7. Persentase kenaikan kekerasan dari base metal ke lapisan lasan

SIMPULAN Penambahan arus pengelasan dari


140 A ke 160 A akan menurunkan kekerasan
Berdasarkan penyajian data dan dari 51.47 HV ke 423 HV, dan 4) Kekerasan
pembahasan di atas maka dapat tidak berubah dengan meningkatkan arus
disimpulkan bahwa: 1) Penambahan pengelasan dari 120 A ke 160 A.
material stellite 6 dengan menggunakan
metode pengelasan SMAW mampu
meningkatkan kekerasan permukaan
material plug, 2) Peningkatan arus
pengelasan dari 120 A ke 140 A mampu
meningkatkan kekerasan dari 465 H ke
514.7 HV, 3)
Davis, J.R., Hardfacing (1993), Weld Cladding,
DAFTAR PUSAKA and Dissimilar Metal Joining. ASM
Handbook Vol. 6: Welding, Brazing and
Linconn Electric Company (2014), Soldering (pp.1967- 2061). ASM
“Hardfacingproduct and procedure International.
Selection,” Bucklet, diakses tanggal 26
Delero (2017), “STELLITE TM 6
November 2017 dari ALLOY,”
http://www.lincolnelectric.com techincal data diakses tanggal 11
ISA Interchange (2017), november2017 dari
“Autoquiz20150612”, https://deloro-test-
diakses tanggal 26 Oktober 2017 dari bed.squarespace.com/s/Deloro-MDS-
https://automation.isa.org/2015/06/what- Stellite6-rev00.pd
is- the-process-of-grinding-the-plug-and-
Suratman, M. (2001),” Teknik Mengelas
seat-of-a-valve-called/autoquiz20150612/
Asetilen, Brazing dan Busur Listrik,
M. Yogi Nasrul L., Heru Suryanto, Abdul Qolik Pustaka Grafika, Bandung..
(2016), “ Pengaruh Variasi Arus Las
Joko Santoso, (2006), ” Pengaruh Arus
Smaw Terhadap Kekerasan Dan
Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik
Kekuatan Tarik Sambungan Dissimilar
Dan Ketangguhan Las Smaw Dengan
Stainless Steel 304 Dan St 37, Jurnal
Elektroda E7018”, Skripsi, Universitas
Teknik Mesin, No. 1, April 2016, Hal 1-
Negeri Semarang,
12 , diakses tanggal 10 novemer 2017
dar Trinova Budi Santoso, Solichin, Prihanto Tri
i Hutomo, (2015), “ Pengaruh Kuat Arus
https://www.researchgate.net/publication/ Listrik Pengelasan Terhadap Kekuatan
315 Tarik Dan Struktur Mikro Las Smaw
779962_PENGARUH_VARIASI_ARUS Dengan Elektroda E7016, Jurnal Teknik
_L Mesin, Tahun 23, No. 1, April 2015, Hal
AS_SMAW_TERHADAP_KEKERASA 59- 64
N_ A. S. Mohruni, B. H. Kembaren, (2013)
DAN_KEKUATAN_TARIK_SAMBUN “Pengaruh Variasi Kecepatan Dan Kuat
GA Arus Terhadap Kekerasan, Tegangan
N_DISSIMILAR_STAINLESS_STEEL_3 Tarik, Struktur Mikro Baja Karbon
04 Rendah Dengan Elektroda E6013”, Jurnal
_DAN_ST_37 Rekayasa Mesin Vol. 13 No. 1 Maret
Ridway Balaka, Abd. Kadir, Dedi Saputra 2013, Hal 1-8,
Tolantomo(2016), “Analisis Pengaruh Wiryosumarto, H dan Okumura, T, (2008)
Arus Pengelasan Pada Sudut Elektroda Teknologi Pengelasan Logam. PT.
70° Terhadap Sifat Kekerasan Dan Pradnya Paramitha, Jakarta,
Struktur Mikro Baja Karbon Rendah
Menggunakan Jig Welding”, Jurnal
Enthalpy – E-ISSN :2502- 8944, Vol. 2,
No.2 November 2016 hal 50-55
. diakses tanggal 10 novemver 2047 dari
http://www.Ojs.Uho.Ac.Id/Index.Php/Ent
halp y/Article/Download/1775/1256.
American Society of Materials International
(1993), ASM Handbook Vol. 8:
Mechanical Testing and Evaluation,
ASM International, United State
ofAmerica.

Anda mungkin juga menyukai