Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH VARIASI WAKTU LAS TERHADAP BEBAN GESER MAKSIMUM

DAN STRUKTUR MIKRO LASAN LAS TITIK TAHANAN LISTRIK


PADA SAMBUNGAN LAP PLAT BAJA KARBON RENDAH AISI 1008

Wahyu Purwo Raharjo


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta

Resistance spot welding is a welding process using electrodes to apply both


electrical current and pressure. Heat is generated by electrical resistance between two
or more workpieces.
The objective of this research was to investigate the effect of welding time on
AISI 1010 weld characteristic and maximum shear loading. Welding was done on AISI
1010 low carbon steel plates. The thickness of each plates was 0.8 mm. Welding time
variation were 0.75, 1.0, and 1.25 seconds at constant voltage of 1.79 V. The material
testing was set on tensile-shear test and microstructure.
The results shows that the welding time increase make the nugget size enlarged.
The largest shear force required to break the specimen was 4.34 kN and occurred on
specimen with welding time 1.25 seconds. That is due to the larger nugget of the two steel
plate joint for 1.25 second than for 0.75 and 1.0 second.
The microstructure of the weld nugget consists of ferrite and martensite. In the
PMZ, the microstructure contains ferrite and pearlite with presence of martensite.
Meanwhile the microstructure in the base metal and HAZ consists of ferrite and pearlite.

Keywords : Resistant spot welding, welding time, low carbon steel, AISI 1010.

PENDAHULUAN melalui logam sehingga menimbulkan


Las titik tahanan listrik telah panas pada sambungan, dan dibawah
digunakan secara luas untuk menyambung pengaruh tekanan terbentuklah gel/nugget.
lembaran logam untuk bodi kendaraan Transformator yang terdapat dalam mesin
sejak 1950-an dan merupakan metode las merubah tegangan arus bolak-balik dari
penyambungan yang utama pada industri 110 volt atau 220 volt menjadi 4 volt
kendaraan darat. Kendaraan modern sampai 12 volt dan arusnya menjadi cukup
umumnya memiliki 2000 sampai 5000 besar sehingga dapat menimbulkan panas
lasan titik (Chao, 2003). yag diperlukan. Bila arus mengalir dalam
Kualitas las titik tahanan listrik logam, panas timbul didaerah dengan
dipengaruhi oleh beberapa parameter yang tahanan listrik terbesar , yaitu pada batas
meliputi gaya tekan elektroda, diameter permukaan kedua logam atau lembaran dan
permukaan tekan elektroda, waktu las, arus disinilah terjadi sambungan las.
dan waktu tenggang. (Amstead,1979).
Pada proses pengelasan tahanan Pada proses las tahanan listrik
listrik, logam mencair sebagian dan terjadi sambungan mengalami tekanan selama
pengaruh panas yang besar di sekitarnya, proses pemanasan yang diatur dengan
maka terjadi perubahan struktur mikro cermat dan prosesnya sendiri berlangsung
pada logam tersebut. Struktur mikro logam dengan cepat. Hampir semua jenis logam
mempengaruhi sifat mekanik dari suatu dapat dilas dengan las tahanan listrik,
logam sehingga perubahan struktur mikro meskipun beberapa logam seperti timah
juga akan mengubah sifat mekaniknya. putih, seng dan timbel agak sulit dilas.
(Amstead,1979).
TINJAUAN PUSTAKA Pada pengelasan tahanan listrik ada
Metode pengelasan tahanan listrik 3 faktor yang perlu diperhatikan yaitu arus,
dikembangkan pertama kali oleh Ellihu tahanan dan waktu ditinjau dari persamaan :
Thompson pada akhir abad XIX. Pada H= I2 R t (1)
proses ini arus yang cukup besar dialirkan dimana :
H = Jumlah panas (joule) daerah las dan HAZ (heat affected zone)
I = Arus (ampere) berangsur meningkat kembali setelah logam
R = Tahanan (ohm) menjadi dingin. Tekanan ditiadakan dan
t = Waktu (detik) benda kerja bisa dipindah. ( Amstead,
sedangkan besarnya arus didapat dari 1979).
rumus: Pada las titik dijumpai lima daerah
V dimana timbul panas : pada batas
I= (2) permukaan diantara kedua lembaran logam
R
dimana: ; pada batas permukaan antara lembaran
I = Arus (ampere) dan masing-masing elektroda dan lembaran
V = Voltase (volt) logam masing-masing.
R = Tahanan (ohm) Tahanan kontak pada batas antara
Arus sekunder ini diatur dengan kedua lembaran logam merupakan tahanan
mengatur jumlah lilitan dan kumparan yang paling besar, dan disinilah mulai
primer. Untuk memperoleh sambungan las terbentuk sambungan las. Tahanan kontak
yang baik, ketiga variabel arus, tahanan pada titik ini tergantung pada permukaan,
dan waktu perlu diperhatikan dan besarnya gaya elektroda dan ukuran
ditentukan dengan cermat. Besaran ini elektroda. Bila kedua lembaran terbuat dari
tergantung pada tebal, jenis bahan serta bahan dan tebal yang sama, berdasarkan
ukurannya dan jenis elektroda yang keseimbangan energi, nugget las akan
dipergunakan. (Amstead,1979). terjadi tepat ditengah-tengah. Bila bahan
Waktu pengaliran arus sangat atau ketebalan lembaran logam berbeda,
menentukan. Perlu ada tenggang waktu maka untuk memperoleh keseimbangan
antara saat sambungan las mulai dibentuk. panas diperlukan elektroda yang berbeda.
Arus mulai mengalir diatur oleh pengatur (Amstead,1979).
waktu dan dibiarkan beberapa lama sampai Prosedur standar untuk optimisasi
sambungan las terbentuk. Arus dihentikan, las titik mengacu pada evaluasi beberapa
namun tekanan dipertahankan sampai sifat fisik las untuk menghasilkan
kedalaman las atau ukuran nugget yang
sambungan las menjadi dingin, agar tidak
terjadi busur antara elektroda dan diinginkan. Untuk baja karbon, variabel
sambungan. Tekanan pada sambungan proses seperti arus, waktu las, dan gaya
dapat berasal dari tenaga manusia, tekanan penekanan dipilih berdasarkan ketebalan
mekanik, udara, pegas, atau hidrolik. material [Santella, et. al.,2003].
Penekanan harus dikendalikan dan Lasan titik yang bagus adalah lasan
diserasikan dengan arus pengelasan. dengan nugget yang besar dan kekuatan
(Amstead,1979). tinggi tanpa ekspulsi atau nugget parsial
[Spinella, 1994]. Newton dkk. (1994)
Siklus las dimulai ketika elektroda
bersinggungan dengan logam dibawah menyatakan bahwa lasan dengan nugget
pengaruh tekanan sebelum arus dialirkan. ukuran penuh dan setidaknya dengan
Waktu yang singkat ini disebut waktu kekuatan minimum, dan tanpa retakan,
tekan. Kemudian arus bertegangan rendah flash,/ekspulsi, porositas adalah lasan yang
dialirkan diantara elektroda, logam yang bagus
bersinggungan menjadi panas dan suhu Pada umumnya, karakteristik las
naik sampai mencapai suhu pengelasan. mengacu pada kekuatan statik dan dinamik.
Segera ketika suhu pengelasan tercapai, Kekuatan geser, peel strength adalah contoh
tekanan antara elektroda memaksa logam kekuatan statik, sedangkan kekuatan impak
menjadi satu dan terbentuklah sambungan dan ketangguhan lelah adalah kekuatan
las. Periode ini biasanya berlangsung dinamik. Namun demikian, karena alasan
praktis, hanya pengujian geser yang
beberapa detik dan disebut waktu las.
Kemudian arus dihentikan meskipun biasanya dilakukan untuk las titik.[Zhou,
tekanan tetap ada, periode ini disebut 2003].
waktu tenggang. Kekuatan logam pada Kekuatan sambungan seringkali
berhubungan dengan sifat fisik sambungan.
Sebagai tambahan, sifat lasan umumnya Nomor seri : 023075 tahun
mengacu pada ukuran nugget/button, 2002
ukuran daerah terpengaruh panas/heat Jenis : AC Point Welder
affected zone (HAZ), penetrasi, cekungan, Rated Power : 16 kVA
dan sifat material (American Welding Main input voltage : 380 V
Society, 2003). Rated input current : 42 Ampere
Zuniga dan Sheppard (1997) Second empty load voltage: 1,6 V – 3.2 V
melakukan pengujian kegagalan las titik Duty cycle rating : 20 %
pada baja kekuatan tinggi dan mempelajari Adjustable class number: 6 class
mekanisme kegagalan secara detail dari Max welding thickness for low carbon steel
sampel sambungan lap dan coach peel. : 3+3 mm
Salah satu penemuan mereka adalah bahwa Voltase yang dipakai adalah voltase
mekanisme kegagalan dari sampel 2 (1.79 volt) dan variasi waktu las adalah
sambungan lap adalah necking terpusat 0.75, 1.0, dan 1,25 detik.
(pergeseran terpusat) pada logam induk Spesimen uji struktur mikro dibuat
dan dekat batas antara daerah HAZ dan dari hasil pengelasan yang dipotong
logam induk. melintang pada pertengahan nugget,
Sakuma dan Oikawa (2003) yang kemudian proses selanjutnya yang meliputi
melakukan pengujian pada sambungan las mounting dengan resin unsaturated
titik pada plat baja kekuatan tinggi polyester, pengamplasan dengan amplas
mengemukakan bahwa peningkatan nomor 320, 400, 600, 800, 1000 dan 1200
diameter nugget berakibat pada naiknya serta pemolesan dengan autosol. Pengetsaan
kekuatan tarik geser / tensile shear strength dilakukan dengan larutan HNO3 3%.
(TSS) dan kekuatan tarik silang / cross Uji struktur makro dilakukan untuk
tensile strength (CTS). Tetapi ketika arus mengetahui struktur makro sambungan las
terlalu besar yang menyebabkan terjadinya yang terdiri dari jumlah lapis las, luas
ekspulsi, TSS meningkat sampai tingkat daerah lebur, daerah batas las dan lebar
tertentu tetapi CTS menurun. Sakuma dan daerah terpengaruh panas. Uji struktur
Oikawa juga mengemukakan bahwa faktor mikro dilakukan untuk mengetahui struktur
yang mempengaruhi kekuatan lasan titik mikro yang terbentuk pada logam dasar
tahanan listrik adalah diameter nugget, (base metal/BM), daerah terpengaruh
kekuatan plat, ketebalan plat, komposisi panas/HAZ), daerah cair sebagian (partially
kimia, dan terjadinya ekspulsi. melted zone/PMZ) dan logam las (weld
Anastassiou, dkk (1990) metal/WM). Pengujian dilakukan dengan
melakukan penyelidikan pada tegangan mikroskop cahaya dengan perbesaran 40X
sisa lasan titik dan distribusi struktur mikro untuk struktur makro dan 200X untuk
lasan titik pada plat baja dan menunjukkan struktur mikro.
distribusi tegangan sisa merupakan Spesimen uji geser dibuat
tegangan tarik pada pusat dan tegangan berdasarkan standard JIS Z 3139 (gbr. 1).
tekan pada takik dimana retakan sering
dimulai.

METODOLOGI
Bahan yang diteliti adalah plat baja
karbon rendah AISI 1008 dengan ketebalan
0.8 mm. Kedua logam dasar tersebut dilas
dengan menggunakan peralatan las titik
tunggal stationer selanjutnya dilakukan
pengujian struktur makro dan mikro serta
pengujian kekuatan geser. Gambar 1. Spesimen uji geser
Pengelasan dilakukan dengan Uji geser dilakukan untuk
peralatan las titik : mengetahui beban maksimum yang mampu
Merek : Krisbow ditahan oleh sambungan las. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan mesin uji necking pada perbatasan antara nugget
universal (universal testing machine/UTM) dengan logam induk (d). Perpatahan terjadi
untuk uji geser sambungan las dalam arah ketika beban sudah mencapai batas
longitudinal. Kapasitas mesin yang kekuatan material. Kemudian terjadi
diguanakan adalah 1 ton. Jumlah spesimen perambatan retak di sekeliling nugget yang
masing-masing tiga spesimen untuk setiap akhirnya menyebabkan terjkadinya
jenis pengujian. sobekan. Fenomena ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yuh J.
HASIL DAN ANALISIS Chao, 2003.
Masukan Panas Sobekan dalam perpatahan ini
Tegangan listrik yang digunakan terjadi pada batas sekeliling nugget,yaitu
adalah sebesar 1.79 volt. Tahanan listrik pada batas antara logam induk dan HAZ.
baja karbon rendah AISI 1010 adalah
Pada daerah ini terdapat tegangan sisa
1.244 x 10-3 Ω (Metals Handbook, 1990)
maka besarnya arus dapat dihitung :
akibat proses pengelasan yaitu karena
indentasi oleh elektroda dan siklus termal.
V 1.79v
I= = =1439A Menurut penelitian oleh Anastassiou (1990)
R 1.244 x103  tegangan sisa pada daerah ini adalah
tegangan tekan dan disini retakan pada saat
Dalam penelitian ini variasi waktu penarikan terjadi
las yang digunakan adalah 0.75, 1.00 dan Data rata-rata hasil uji tarik geser
1.25 detik. Masukan panas dapat dihitung :
berikut ukuran nugget diperlihatkan dalam
H1 =I2 R t1
=(1439A)2x 1.244 x 10-3 Ω x 0. 75 s
tabel 1.
=2,576 x 103 Joule Dari data hasil uji tarik geser dapat
H2 = I2 R t2 dilihat bahwa gaya tarik maksimum
=(1439A)2x 1.244 x 10-3 Ω x 1.00 s semakin meningkat pada variasi waktu las
=3,435 x 103 Joule yang lebih besar. Ini disebabkan oleh
H3 = I2 R t3 semakin besarnya ukuran nugget (gbr 3).
=(1439A)2x 1.244 x 10-3 Ω x 1. 25 s Dari foto perpatahan spesimen pada
=4,294 x 103 Joule gambar 4. terlihat bahwa untuk spesimen
dengan waktu las yang lebih tinggi (1.25
Dari hasil perhitungan masukan
detik) perpatahanya berupa sobekan yang
panas diatas didapatkan bahwa semakin
lama waktu las maka semakin besar
lebih luas sedangkan untuk waktu las 0.75
masukan panas yang dihasilkan yang detik pepatahan berupa lepasnya nugget
berakibat semakin banyak logam yang atau buttoning. Hal ini disebabkan karena
mencair. Hal ini menyebabkan semakin dengan waktu las yang lebih lama yang
besar luasan nugget yang dihasilkan. menyebabkan keliling nugget lebih besar
sehingga konsentrasi tegangan yang terjadi
Hasil Uji Geser lebih luas dan saat gaya penarikan
Hasil pengujian geser ditambah, terjadi sobekan yang lebih luas.
menunjukkan patahan tidak terjadi pada Selain itu penetrasi nugget juga
nugget melainkan berrupa sobekan pada berpengaruh dimana dengan waktu las yang
bagian luar nugget. Ini menunjukkan lebih singkat menyebabkan penetrasi
bahwa bagian nugget mempunyai kekuatan berkurang. Hal ini menyebabkan ketebalan
lebih tinggi daripada bagian logam yang nugget berkurang sehingga nugget lebuh
mengalami sobekan. Mekanisme terjadinya mudah lepas saat terjadi penarikan.
sobekan pada saat pengujian tarik geser Waktu las yang lebih lama
dijelaskan pada gambar 2. menyebkan diameter nugget semakin besar
Ketika penarikan dilakukan, sehingga gaya yang dibutuhkan untuk
penampang melintang nugget berputar memutus sambungan semakin besar pula.
sehingga nugget lurus sejajar dengan garis Tetapi ketika waktu las melebihi 1.25 detik,
beban (b). Pada tahap (c) terjadi maka akan mulai terjadi ekspulsi yang akan
konsentrasi tegangan pada logfam sekitar menurunkan kualitas lasan. Meskipun
nugget. Saat beban bertambah, terjadi setelah terjadi ekspulsi beban maksimum
yang bisa ditahan lasan tetap meningkat sedangkan kekuatan tarik pada nugget las
tetapi menurut Sakuma dan Oikawa (2003) tidak dapat dihitung sebab kekuatan tarik
kekuatan tarik silangnya (cross tensile nugget adalah gaya tarik dibagi luas nugget,
strength) akan turun. sedangkan pada pengujian ini tidak terjadi
Dari pengujian tarik hanya putus pada nugget melainkan sobekan pada
didapatkan gaya tarik maksimum bagian sekeliling nugget.

Gambar 2. Mekanisme perpatahan sambungan las titik

Tabel 4.3 Gaya geser maksimum rata-rata pada tiap spesimen


Variasi Gaya tarik Diameter nugget las Luas nugget las
maksimum (kN) (mm) (mm2)
t1 4.11 3.2 34.21
t2 4.20 3.5 45.36
t3 434 4.3 63.62

440
Gaya Tarik Maksimum Rata-Rata

435
430
425
420
Series1
415
410
405
400
395 Gambar 3.Grafik gaya geser
t1 t2 t3
maksimum rata-rata
Spesimen
Gambar 4. Foto perpatahan spesimen

Hasil Foto Struktur Makro Perbedaan luas nugget maupun


Hasil pengujian foto makro pada HAZ nantinya akan berpengaruh terhadap
penampang melintang sambungan las dapat kekuatan lasan, terutama pada kekuatan
dilihat pada gambar 5. Pada gambar gesernya sebab berdasarkan penelitian oleh
tersebut terdapat beberapa zona yaitu Anastassiou (1990) didapati bahwa
logam induk, HAZ (heat affected zone), putusnya sambungan las titik biasanya
PMZ (partially melted zone) dan nugget. terjadi pada perbatasan antara HAZ dan
Dari gambar foto makro tersebut logam induk. Sehingga semakin luas luasan
dapat dilihat bahwa nugget pada nugget dan HAz maka kekuatan las akan
sambungan mempunyai diameter yang semakin besar.
berbeda. Diameter nugget semakin besar Dari foto makro juga terlihat bahwa
pada spesimen dengan waktu pengelasan pada waktu las yang lebih lama
yang semakin lama. Berdasarkan menghasilkan panampang lasan yang lebih
pengukuran diameter nugget pada masing- tipis. Jika waktu las ditambah lagi maka
masing spesimen, didapatkan diameter akan terjadi ekspulsi. Terjadinya ekspulsi
rata-rata nugget sebagai berikut: akan menurunkan kualitas lasan baik dilihat
 d nugget las t = 0.75 detik : 3,2 mm dari penampilan karena lasan berbentuk
 d nugget las t = 1.00 : 3,5 mm cekung dan tidak rata maupun kekuatan.
 d nugget las t = 1.25 : 4,3 mm
Dari perbandingan diameter nugget Hasil Foto Struktur Mikro
terlihat bahwa semakin lama waktu las Struktur mikro dari logam induk
maka semakin besar diameter nugget yang dapat dilihat pada gambar 6. Dari gambar
dihasilkan. Ini disebabkan masukan panas tersebut dapat dilihat bahwa struktur mikro
yang semakin besar seiring dengan logam dasar terdiri dari ferit α dan perlit
semakin lamanya waktu las sehingga dengan ferit lebih dominan karena logam
logam yang mencair semakin banyak induk merupakan baja karbon rendah
sehingga nugget semakin besar. (C=0.097).
Daerah HAZ pada ketiga Foto struktur mikro daerah HAZ
sambungan las titik diatas juga mempunyai untuk lasan dengan waktu las 0.75 detik,
luas yang berbeda dimana pada lasan 1.0 detik, dan 1.25 detik berturut turut dapat
dengan waktu las lebih lama daerah HAZ dilihat pada gambar 7(a), 7(b) dan 7(c).
lebih luas. Ini juga disebabkan karena Ketiga foto tersebut menunjukkan
pengaruh besarnya masukan panas kemiripan struktur daerah HAZ baik pada
berbeda. Dimana dengan masukan panas spesimen dengan waktu las 0,75 detik, 1,0
yang lebih besar maka luas logam yang detik, maupun 1,25 detik. Secara umum
terpengaruh sehingga merubah strukturnya struktur daerah haz masih terdiri atas ferit
semakin luas. murni (primary ferrite) dan perlit. Jika
dibandingkan dengan struktur mikro logam
induk, struktur mikro HAZ menunjukkan Penghalusan struktur ini terjadi
pola struktur yang lebih halus. Ini oleh proses rekristalisasi. Karena pada
disebabkan karena masukan panas yang daerah ini butir-butir menjadi semakin kecil
mempengaruhi daerah HAZ menyebabkan maka daerah ini disebut sebagai zona
terjadinya penghalusan struktur. penghalusan butir/grain refined zone.

Gambar 5. Foto makro lasan dengan waktu las 0.75 detik (a), 1.0 detik(b) dan 1.25 detik(c)

Gambar 6. Struktur mikro logam induk


(a) (b)

Gambar 7. Struktur mikro HAZ lasan


dengan waktu las 0,75 detik (a), 1,0 detik
(b) dan 1,25 detik (c)

(c)

Gambar 8. Struktur mikro PMZ lasan Gambar 9. Struktur mikro nugget las
dengan waktu las 0,75 detik dengan waktu las 0,75 detik

Zona penghalusan butir ini terjadi ini akan menurunkan waktu untuk
pada saat rekristalisasi, terjadi transformasi menyelesaikan pembentukan ferit dan
dari struktur ferit-perlit ke austenit. Tetapi perlit. Hasilnya adalah struktur ferit-perlit
karena kurangnya suhu puncak /peak yang lebih halus dibandingkan pada daerah
temperature pada daerah ini, austenit yang logam induk.
terbentuk tidak tumbuh secara sempurna Dari pengukuran ukuran butir
sehingga butir-butirnya tetap kecil. Karena dengan standar ASTM grain size didapati
ukuran butir yang kecil, maka terdapat bahwa daerah HAZ mempunyai nomor
lebih banyak permukaan untuk pengintian. ASTM grain size lebih besar (ukuran butir
Hal ini menyebabkan laju pengintian lebih kecil) yaitu 7.5 dibandingkan dengan
meningkat. Meningkatnya laju pengintian 5.5 pada logam induk. Ukuran butir yang
lebih halus ini akan meningkatkan struktur mikro pada PMZ, struktur mikro
kekuatan logam. Umumnya, pengurangan pada nugget mengandung martensit yang
ukuran butir primary ferrite dengan faktor lebih banyak.
pengurangan 2 akan meningkatkan Jumlah martensit yang lebih banyak
kekuatan luluh sekitar 50%.(Brooks, 1996). pada daerah nugget las tersebut disebabkan
Struktur mikro yang terbentuk oleh dua hal. Yang pertama adalah,
pada PMZ dapat dilihat pada gambar 8. kecepatan pendinginan. Daerah nugget las
Struktur mikro PMZ menunjukkan struktur mengalami pendinginan yang lebih cepat
ferit yang terdiri dari ferit murni dan ferit daripada PMZ sebab pada saat pengelasan,
asikular (acicular ferrite) , dan terdapat daerah nugget bersentuhan dengan
sedikit struktur martensit. elektroda yang didinginkan dengan sirkulasi
Dibandingkan dengan daerah air sehingga daerah nugget las lebih cepat
HAZ, pada daerah PMZ terdapat ferit dingin dan akibatnya struktur martensit
dengan ukuran butir yang lebih besar. Hal lebih banyak terbentuk. Penyebab kedua
ini disebabkan karena daerah PMZ adalah martensit lebih mudah bernukleasi
mendapat masukan panas yang lebih tinggi pada dislokasi atau kelompok dislokasi di
daripada HAZ sehingga terjadi dalam butir dimana energi tegangan
pertumbuhan butir. dislokasi dapat digunakan untuk membantu
Selain ferit murni/primary ferrite, pengintian. (Easterling, 1983). Pada daerah
pada PMZ juga terdapat ferit nugget las ini terjadi dislokasi akibat
asikular/acicular ferrite. Ferit asikular penekanan oleh elektroda saat proses
terbentuk oleh rapatnya tempat nukleasi pengelasan dan waktu tahan/holding time.
termasuk inklusi dalam butir. Ferit Semakin banyaknya martensit pada
asikular juga bisa terbentuk jika reaksi nugget las tersebut akan menyebabkan
proeutectoid ditekan, misalnya oleh nugget las menjadi sangat keras.
pembentukan karbida pada batas austenit- Foto mikro nugget las juga
ferit. menunjukkan struktur ferit yang terdiri dari
Terdapatnya ferit asikular pada ferit murni dan ferit asikular.
PMZ akan meningkatkan ketangguhan Dari foto mikro spesimen tidak
daerah ini. Pada PMZ juga terlihat adanya ditemukan adanya retakan. Ini dikarenakan
martensit. Adanya struktur martensit ini plat baja yang digunakan adalah plat baja
menunjukkan pendinginan berlangsung karbon rendah.
cepat sehingga karbon yang terlarut dalam
austenit tidak sempat berdifusi pada saat KESIMPULAN
pendinginan dan akhirnya menghasilkan 1. Kekuatan geser paling tinggi untuk
martensit. Pendinginan yang cepat ini voltase pengelasan 1,79 V didapatkan
disebabkan oleh bentuk plat baja yang tipis pada waktu pengelasan 1,25 detik karena
sehingga panas dengan mudah dilepaskan nugget las yang terbentuk paling besar.
oleh logam. Martensit dapat terbentuk pada 2. Terdapat 4 zona pada logam yang dilas
proses pengelasan dengan las titik tahanan yaitu zona logam induk, HAZ, PMZ dan
listrik bahkan pada baja karbon rendah logam las atau nugget. Dari foto struktur
sekalipun. mikro, struktur yang terbentuk adalah
Namun demikian masih ditemui - Logam induk: ferit dan perlit dengan
struktur perlit dalam jumlah yang kecil. Ini ferit yang lebih dominan.
menunjukkan pada beberapa bagian terjadi - HAZ : ferit dan perlit dengan
pendinginan yang cukup lambat sehingga butir yang lebih halus
ferit dan perlit yang telah bertransformasi dibanding logam induk
menjadi austenit mempunyai cukup waktu - PMZ : ferit, perlit dan martensit.
untuk membentuk perlit. - Nugget : ferit dan martensit.
Struktur mikro pada nugget las
dapat dilihat pada gambar 9. Struktur DAFTAR PUSTAKA
mikro nugget las terdiri ats ferit dan ASM Handbook, 1995, “Volume 6:
martensit. Jika dibandingkan dengan Welding, Brazing and Soldering”,
ASM International Handbook
Comitte, USA.
Amstead, BH., 1997, “Teknologi Mekanik
jilid 1”, Edisi 7, Erlangga.
Anastassiou, 1990, Residual Stress and
Microstructure Distribution
Internasional Spot Weld Steel
Sheet : Relation with fatigue
Behaviour.
Brooks, Charlie R., 1996, Principles of
Heat Treatment of Plain Carbon
and Low Alloy Steel, ASM
International, USA.
Callister, W.D., 1994, Materials Science
and Engineering, John Wiley and
son, Canada.
Chuko, W. L. and Gould, J. E., 1985,
Detailing Nugget Development
Internasional Spot Welds.
Easterling, Kenneth, 1983, Introduction to
the Physical Metallurgy of
Welding, Butterworths, London.
Kalpakjian, 1995, Manufacturing
Engineering and Technology,
Addison Wesley Publishing
Company, USA
Kou, Sindo, 1987, “Welding Metalurgy”,
John Willey &Sons, New York.
Santella, M.L., Babu, S.S., Riemer, B.W.,
and Feng, Z., 2003, Influence of
Microstructure on the Properties
of Spot Welds.
Sonawan, H dan Suratman, R, Pengantar
Untuk Memahami Proses
Pengelasan Logam, Alfabeta,
Bandung.
Surdia, T. dan Saito, S, 1994, Pengetahuan
Bahan Teknik, Cetakan keempat,
Pradnya Paramita, Jakarta.

Van Vlack, Lawrence H.1992, Ilmu dan


teknologi Bahan (Ilmu Logam dan
Bukan Logam), Erlangga, Jakarta.
Wiryosumarto, H., Toshie Okumura, 2000,
“Teknologi Pengelasan Logam”,
Pradnya Paramita, Jakarta.
Yuh J. Chao, 2003, Ultimate Strength and
Failure Mechanism of Resistance
Spot Weld Subjected to Tensile,
Shear, or Combined
Tensile/Sheare Loads

Anda mungkin juga menyukai