Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Foundry Vol. 2 No.

1 April 2012 ISSN : 2087-2259

PENENTUAN PENGELASAN DISSIMILIAR ALLUMUNIUM DAN PELAT BAJA


KARBON RENDAH DENGAN VARIASI WAKTU PENGELASAN DAN ARUS
LISTRIK

Teguh Wiyono1
1
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Pratama Mulia Surakarta
e-mail: masgoeh@yahoo.com

Abstrak
Telah dilakukan penelitian terhadap pengaruh parameter las titik terhadap struktur mikro dan uji tarik
sambungan las baja karbon rendah dengan Allumunium, agar diketahui kombinasi variabel las yang paling tepat
untuk mendapatkan hasil las yang baik. Dalam penelitian ini tebal plat yang digunakan yaitu 1 mm. Untuk tebal
Allumunium 3 mm, arus yang digunakan adalah: 2.5 kA, 5 kA, 7.5kA, , dan 10 kA, gaya elektroda tetap3 kN dan
waktu las 2.5 detik, 5 detik, 7.5 detik, , dan 10 detik., Pengujian mekanik yang dilakukan adalah, pengujian
kekuatan geser sambungan dengan metode uji tarik, sedangkan pengujian metalografi dilakukan dengan
menggunakan mikroskop optik. Proses pengelasan memperlihatkan untuk tebal plat 1 mm,dengan Allumunium 3
mm apabila arus 2.5 kA terjadi sambungan las tetapi tidak begitu kuat ikatannya. Untuk arus 5 kA terjadi
sambungan las tetapi sambunganya sedang apabila mendapat tekanan sambungan cepat lepas . Untuk arus 7.5
kA terjadi sambungan las yang sempurna dilihat pencairan dua logam tersebut menjadi satu dan melebur. Untuk
arus 10 kA terjadi sambungan las tetapi allumunium terjadi meleleh karena telalu lama kena panas arus las.
Hasil pengujian struktur mikro memperlihatkan bahwa material mempunyai struktur ferit, perlit, dan martensit.
Dengan demikian dari penelitian ini didapat hasil untuk pelat tebal 1 mm kombinasi yang terbaik adalah arus
7.5 kA, waktu las 7.5 detik dan gaya elektroda 3 kN
Kata Kunci : Las titik ,uji tarik ,Struktur mikro,

A. PENDAHULUAN kecilnya arus listrik, besar kecilnya gaya


Pengelasan adalah proses penekanan, lamanya waktu penekanan, dan
penyambungan antara dua bagian logam luas singgungan elektroda.
atau lebih dengan menggunakan energi Ditinjau dari segi metalurgi,
panas. Karena proses ini maka logam di penggunaan variabel las titik yang tidak
sekitar lasan mengalami siklus termal cepat tepat akan mengakibatkan perubahan yang
yang menyebabkan terjadinya perubahan- tidak terencana dalam logam, sehingga
perubahan metalurgi yang rumit, deformasi dapat mengakibatkan kerusakan dalam
dan tegangan-tegangan termal. Menurut bentuk patah, retak, perubahan bentuk, atau
variasi kebutuhan dalam pengelasan, salah perubahan sifat mekanisnya
satunya adalah las titik (spot welding). Pada penelitian ini dilakukan variasi
Proses pengelasan titik didasarkan pada beberapa parameter las yaitu arus listrik,
prinsip bahwa bila arus listrik dialirkan dan lamanya waktu pengelasan. Diameter
melalui logam, aliran listrik akan elektroda yang digunakan adalah tetap dan
memanaskan logam. Penggunaan arus yang tebal pelat baja karbon rendah yang
cukup tinggi akan menghasilkan suhu yang digunakan adalah 1 mm dan Allumunium 3
cukup tinggi dan suhu yang tinggi ini akan mm. Dari hasil analisa akan didapat suatu
mencapai suhu fusi logam dan terjadilah kesimpulan yang menggambarkan
pengelasan. kombinasi arus, waktu las, yang paling baik
Pelaksanaan/penggunaan proses las untuk tebal plat 1 mm dan Allumunium 3
titik tergantung pada 4 hal, yaitu: besar mm.
19
Jurnal Foundry Vol. 2 No. 1 April 2012 ISSN : 2087-2259

Las resistansi listik adalah suatu cara 4. Paduan Al dengan logam lainnya
pengelasan dengan permukaan pelat yang menghasilkan logam yang kuat seperti
disambung ditekan satu sama lain, dan pada Duralium (campuran Al, Cu, mg)
saat yang sama arus listrik dialirkan untuk pembuatan badan pesawat.
sehingga permukaan tersebut menjadi panas 5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida
dan mencair karena adanya resistansi listrik. MnO2 dan Cr2O3.
Prinsip proses las titik adalah bila arus Aluminium terdapat melimpah dalam
listrik sebesar I ampere melalui suatu kulit bumi, yaitu sekitar 7,6 %. Dengan
hambatan R ohm selama t detik, maka akan kelimpahan sebesar itu, aluminium
terjadi energi termal pada hambatan tersebut merupakan unsur ketiga terbanyak setelah
yang dapat dituliskan sebagai berikut: oksigen dan silikon, serta merupakan unsur
logam yang paling melimpah. Namun,
H = I² Rt Aluminium tetap merupakan logam yang
dimana : H = Jumlah energi termal yang mahal karena pengolahannya sukar. Mineral
timbul (joule) aluminium yang bernilai ekonomis adalah
I = Kuat arus (ampere) bauksit yang merupakan satu-satunya
R = Hambatan (ohm) sumber aluminium. Kriloit digunakan pada
t = Waktu (detik) peleburan aluminium, sedang tanah liat
Dalam las ini terdapat dua kelompok banyak digunakan untuk membuat batu
sambungan, yaitu sambungan tumpang dan bata, keramik. Di Indonesia, bauksit banyak
sambungan tumpul. Sambungan tumpul ditemukan di pulau Bintan dan di tayan
biasanya dilaksanakan untuk pelat-pelat (Kalimantan Barat).
tipis.
Dalam perkembangan industri sekarang
ini baja telah menjadi salah satu logam B. METODOLOGI
industri yang luas penggunaannya. Baja Bahan yang digunakan dalam
telah merupakan suatu masukan yang penelitian ini adalah baja karbon rendah
diperlukan dalam semua sektor utama berbentuk pelat dengan ketebalan 1 mm
industri, seperti angkutan, konstruksi, peti dengan komposisi kimia (maksimum) 0,08
pengaman listrik, alat-alat rumah tangga, % C; 0,40 % Mn ; 0,03 % P; 0,03 % S. dan
dan peralatan mekanis. alluminium tebal 3 mm.
Aluminium adalah logam yang Peralatan yang digunakan dalam
berwaarna putih perak dan tergolong ringan penelitian ini terdiri atas peralatan untuk
yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm – proses pengelasan las titik dan peralatan
3.Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara untuk pelaksanaan pengujian.
lain :
1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun
maka banyak digunakan untuk alat
rumah
tangga seperti panci, wajan dan lain-
lain.
2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil
digunakan sebagai pembungkus
makanan, obat, dan rokok.
3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar
dari Cu maka Al digunakan sebagai
kabel
tiang listrik.
20
Jurnal Foundry Vol. 2 No. 1 April 2012 ISSN : 2087-2259

Maximum Welding Power : 204 kVA


Rated Frequency : 50 Hz
Rated Supply Voltage : 380 V
Duty Cycle : 6,8 %
Maximum Short Current : 25.000 A
Maximum Electrode Force : 1000 kgf (= 10
kN)
Cooling Water : 10 L/min
Untuk pengujian tarik dan struktur mikro
dengan mikroskop optik.
Hasil Pengujian tarik Sebagai Berikut
Alat yang Digunakan untuk Pengujian
Jenis : SANS
Kapasitas ; 100 ton
UTM

Gambar 1. Bahan yang digunakan

Spesifikasi mesin las titik yang


digunakan adalah: Pada Gambar 2- 5 ditunjukkan hasil uji
Type : Stationary spot welding tarik sambungan las tebal plat 1 mm dan
Nominal Power Allumunium waktu las 2.5 detik, 5 detik
at 50 % Duty Cycle : 75 kVA ,7.5 detik dan 10 detik .

21
Jurnal Foundry Vol. 2 No. 1 April 2012 ISSN : 2087-2259

Dari beberapa gambar diatas dianalisa Pada Gambar 7 ditunjukkan struktur


terlihat bahwa kekuatan tarik yang paling mikro tebal plat 1 mm dan Allumunium
baik adalah pada waktu pengelasan waktu 3 mm HAZ dan Daerah las perbesaran
7.5 detik dibandingkan dengan waktu yang dengan perlakuan arus 3 kA, waktu las 5
lainnya Hal ini terjadi karena pada daerah detik, gaya elektroda 3 kN.
las, waktu yang 7.5 detik kedua logam dapat
bereaksi dan ada ikatan satu sama lain
sehingga ikatan kedua logam tersebut dapat
sempurna.Bila dibandingkan waktu yang
lain kekuatan logam makin turun. Sehingga
kekuatan sambungan tidak maksimal ini
menunjukkan bahwa distribusi panas yang
diterima tidak merata.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data hasil Foto Mikro dapat dibuat
suatu kesimpulan sebagai berikut

Pada Gambar 8 ditunjukkan struktur


mikro tebal plat 1 mm dan Allumunium
3 mm HAZ dan Daerah las perbesaran
dengan perlakuan arus 3 kA, waktu las 7.5
detik, gaya elektroda 3 kN.

Pada Gambar 6 ditunjukkan struktur


mikro tebal plat 1 mm dan Allumunium
3 mm HAZ dan Daerah las perbesaran
dengan perlakuan arus 3 kA, waktu las 2.5
detik, gaya elektroda 3 kN.

Pada Gambar 9 ditunjukkan struktur


mikro tebal plat 1 mm dan Allumunium
3 mm HAZ dan Daerah las perbesaran
dengan perlakuan arus 3 kA, waktu las 10
detik, gaya elektroda 3 kN.

Dari beberapa gambar yang dianalisa


terlihat bahwa kekerasan pada daerah las
selalu lebih tinggi dibandingkan dari HAZ
dan logam induk. Hal ini terjadi karena pada
22
Jurnal Foundry Vol. 2 No. 1 April 2012 ISSN : 2087-2259

daerah las, panas yang diterima logam lebih diambil kesimpulan sebagai berikut: Untuk
besar dibandingkan dengan daerah HAZ dan plat dengan tebal 1 mm, kombinasi arus
daerah logam induk. Demikian juga listrik, waktu las, dan gaya elektroda yang
pendinginan yang terjadi pada daerah las terbaik adalah arus 7.5 kA, waktu las 7.5
lebih cepat dibandingkan daerah HAZ dan detik, dan gaya elektroda 3 kN. Pada
logam induk, sehingga timbul rekristalisasi kombinasi ini, kekerasan pada daerah las
dan perubahan besar butir. Dari gambar dan HAZ lebih homogen.
terlihat bahwa apabila arus listrik tinggi,dan
waktu, maka kekerasan makin tinggi. Hal DAFTAR PUSTAKA
ini mengakibatkan kekuatan logam makin
turun. Untuk tebal plat 1 mm, kondisi arus 3 ASM Hand book, Metal Handbook,
kA, waktu las 7.5 - 10 detik, ,; ini Welding, Brazing and Soldering,
menunjukkan bahwa distribusi panas yang 1985,1993.
diterima sampel merata. Book Company, Tokyo, 1982.
Pengamatan terhadap hasil foto struktur Edward A. Fentos, Resistance Welding,
mikro memperlihatkan pengaruh masukan American Welding Society, March,
panas terhadap logam yang dilas; daerah 1997.
ferit berwarna terang dan struktur perlit George E. Dieter, Mechanical Metallurgy,
berwarna gelap. Ferit mempunyai sifat yang McGraw-Hill Book Company, 1988.
lebih lunak bila dibandingkan dengan perlit. George F. van der Noort, Metallography,
Juga dari foto struktur mikro di atas dapat McGraw-Hill, New York, 1984.
dianalisa bahwa akibat masukan panas maka Harsono Wiryosumarto, Teknologi
terjadi perubahan butir dan fasa. Apabila Pengelasan Logam, PT Pradnya
arus listrik, waktu las, maka timbul fasa Paramita, Jakarta, 1994.
bainit dan martensit yang kekerasannya Leslie, William C, The Physical Metallurgy
tinggi. Akibat kekerasan yang tinggi ini, of Steel. McGraw-Hill International
maka kekuatan geser sambungan las Suherman Wahid, Pengetahuan Bahan, ITS
menjadi berkurang. Surabaya, 1987.
Takashi Nakamura, Elementary Principles
D. KESIMPULAN of the Resistance Welding, Japan, 1997.
Setelah dilakukan penelitian serta
pengujian tarik dan metalografi, maka

23

Anda mungkin juga menyukai