php/naval
ISSN 2338-0322
Abstrak
Perkembangan teknologi pada era modern sekarang ini banyak ditemukan pembuatan produk/komponen yang
menggunakan penyambungan material dengan menggunakan pengelasan. Pada proses penyambungan dengan
menggunakan pengelasan, variasi kampuh las dan arus listrik menjadi faktor penting dalam menentukan kekuatan tarik
dan struktur mikro sambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan tarik, dan
perubahan struktur mikro pada material aluminium 6061 setelah dilakukan pengelasan menggunakan pengelasan
GMAW dengan variasi kampuh yang berbeda dan variasi arus listrik yang digunakan 180 A, 200 A, dan 220 A. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, berdasarkan perlakuan yang diberikan oleh peneliti yaitu
berupa pengelasan dengan menggunakan las GMAW pada aluminium 6061. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
jenis kampuh yang digunakan dan pemilihan arus yang tepat sangat berpengaruh untuk kualitas sambungan yang
ditinjau dari kekuatannya. Pengelasan GMAW dengan kampuh V dengan hasil yang maksimal pada arus 200 ampere
memiliki rata-rata tegangan sebesar 142.61 MPa, regangan sebesar 29.6 %, dan modulus elastisitas sebesar 7.304
GPa.Untuk perubahan struktur mikro yang dihasilkan dari sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan
GMAW dengan kampuh V memiliki tingkat kerapatan permukaan yang lebih baik dibandingkan sambungan las
aluminium 6061 yang dihasilkan dari pengelasan GMAW kampuh X. Kesimpulan umum yang dapat diambil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa sambungan las aluminium 6061 menggunakan pengelasan GMAW (Gas Metal ARC
Welding) kampuh V menghasilkan kualitas sambungan yang lebih baik dari pengelasan GMAW (Gas Metal ARC
Welding) kampuh X.
Kata Kunci : Aluminium 6061, Pengelasan GMAW, Kampuh Las, Arus Listrik,Uji tarik, Mikrografi
(4)
Gambar 3. Tipe Sambungan Las Butt Joint Dimana, Li adalah Panjang sesudah patah
Double V-Groove 60° (mm), Lo adalah Panjang mula-mula (mm),
adalah Regangan (%).
Kualitas dari sambungan las sangat 3. Modulus elastisitas (
menentukan kekuatan dari hasil sambungan las
Merupakan ukuran kekakuan suatu material
tersebut. Pengelasan yang baik akan
pada grafik tegangan-regangan. Modulus
menghasilkan kualitas sambungan dan masukan
elastisitas tersebut dapat dihitung dari slope
panas (heat input) yang baik. Masukan panas
kemiringan garis elastik yang linier.
(heat input) dalam pengelasan ditentukan oleh
beberapa parameter pengelasan diantaranya
adalah tegangan busur las, arus listrik, dan (5)
kecepatan pengelasan.
(1) Dimana, adalah Modulus elastisitas
(MPa), adalah Tegangan Maksimum
Dimana, HI adalah Heat Input (Joule/cm), I (KN/mm2), dan adalah Regangan (%).
adalah Kuat Arus (Ampere), E adalah Tegangan Setiap pemanjangan dari panjang semula
Busur (volt), dan v adalah Kecepatan Las 0 akan menyebabkan penyusutan lebar ,
(cm/menit). misalnya dari lebar semula b0 . Menurut
Pengujian tarik merupakan pengujian Poisson, persentase penyusutan lebar akan
merusak yang dilakukan dengan memberikan sebanding dengan persentase pamanjangannya.
gaya tarik pada material yang berlawanan pada Maka didefinisikanlah apa yang dikenal dengan
benda dengan arah menjauh dari titik tengah, Angka Banding Poisson, m selaku tetapan
atau dengan memberikan gaya pada salah satu kesebandingan yang menurut hubungan berikut.
Spesimen Tegangan
Regangan
(Aluminium (𝜎𝑚𝑎𝑥) E (GPa)
(𝜀) (%)
6061) (MPa)
Gambar 4. Dimensi Spesimen Uji Tarik BM 1 303.75 10.9 2.78
Keterangan : BM 2 305,26 11.1 2.75
Gage length (G) : 50,0 mm BM 3 304,34 10.9 2.79
Length of reduced section (A) : 57 mm 304,45 2,77
Rata-rata 10,96 %
Width (W) : 12,5 mm MPa GPa
Thickness (T) : 10 mm
Radius of fillet (R) : 12,5 mm 3.1.1 Tegangan Tarik
Overall length (L) : 200 mm Tabel 4. Data Hasil Pengujian Tegangan Tarik
Width of grip section (C) : 20 mm Lebar Tebal ∆l P Max Tegangan σ Rata -rata
NO SPESIMEN
Length of grip section (B) : 50 mm (mm) (mm) (mm) (KN) (MPa) (N/mm2)
1 V180-1 12.15 9.98 5.8 11.34 93.52
2. Parameter Perubahan 2 V 180-2 12.33 9.9 5.88 12.13 99.37 89.6
Pembentukan spesimen 3 V 180-3 12.47 9.97 5.5 9.45 76.01
Variasi kuat arus 4 V200-1 11.97 9.85 12.24 18.16 154.02
Variasi kampuh 5 V 200-2 11.96 10.42 10.07 18,16 145.72 146.41
Pengujian tarik 6 V 200-3 12.66 10.43 9.46 18.42 139.5
Pengujian Mikrografi 7 V 220-1 11.63 10.26 4.23 7.3 61.18
8 V 220-2 11.97 9.87 5.41 8.69 73.55 93.7
2.3. Alat-alat 9 V 220-3 12.17 10.29 7.68 18.33 146.37
Alat-alat yang digunakan antara lain: 10 X 180-1 10.75 10.15 6.05 15.28 140.04
1. Mesin bubut 11 X 180-2 12.35 10,02 5.56 10.36 83.72 120.57
2. Mesin uji tarik 12 X 180-3 11.67 10.13 6.33 16.31 137.97
3. Mesin uji Mikrografi 13 X 200-1 12.02 10.17 5.94 9.67 79.1
4. Jangka sorong 14 X 200-2 12.24 10.14 8.27 12.39 99.83 81.3
Amplas no. 100, no. 220, no. 400, no. 15 X 200-3 11.7 10.06 3.97 7.65 64.99
600, no. 800, dan no 1000. 16 X 220-1 11.8 10.38 13.86 18.55 151.45
5. Autosol 17 X 220-2 13.04 10.29 10.77 15.65 116.63 124.38
6. NaOH 18 X 200-3 11.82 10.67 7.34 13.25 105.06
E Rata-
σ Max Re gangan E E
No Spe sime n rata
(MPa) (%) (MPa) (GPa) (GPa)
1 V 180-1 93.52 11.6 8062 8.06
2 V 180-2 99.37 11.76 8450 8.45 8.255
3 V 180-3 76.01 11 6910 6.91
4 V 200-1 154.02 24.48 6292 6.29
5 V 200-2 145.72 20.14 7235 7.24 7.304
6 V 200-3 139.5 18.92 7373 7.37
7 V 220-1 61.18 8.46 7232 7.23
Gambar 7. Grafik Nilai Perbandingan 8 V 220-2 73.55 10.82 6798 6.8 7.014
Ferrite
Ferrite