Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka

Kerja Bangku Adalah pekerjaan perkakas tangan yang di gunakan untuk


melakukan pembentukan, perbaikan dan perakitan yang sesuai dengan masing-masing
fungsi peralatan tangan dengan mesin dan semua pekerjaan dilakukan di atas meja
kerja (work bench). Kerja bangku meliputi pekerjaan yang bisa atau dapat dilakukan
diatas meja. Contohnya: Mengikir, mengetap, menggeerinda, melukis ,menandai,
menggergaji, menekuk, mengebor dan  pekrjaan merakit serta finishing. Sebelum
pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas terlebih dahulu mengetahui dan memahami
tentang alat ukur. Seperti contohnya: mistar baja ,jangka sorong, rolmeter, mikrometer
dan juga harus mengetahui tentang peralatan-peralatan tangan yang standar, itulah
yang disebut kerja 

Pekerjaan kerja bangku meliputi berbagai jenis kontruksi geometris yang sesuai
dengan perintah kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik beratkan pada pencapaian
hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Dimana pada proses tersebut lebih menitik
beratkan pada etos kerja yang meliputi ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik
sebagai dasar sebelum melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin
produksi. Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah kesabaran dan ketelitian
dalam bekerja. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita waktu
yang lama bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada waktu
sekarang Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-
benar presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan
pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus
benar-benar diketahui secara baik.

Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda tersebut


mencapai bentuk dan ukuran yang diinginkan. Sayatan-sayatan pada pekerjaan ini
sangatlah lembut. Untuk mengurangi dimensi baja dengan cara dikikir, membutuhkan
waktu yang cukup lama. Jenis pengerjaan ini dilakukan dengan alat yang disebut
sebagai kikir.

Kikir adalah salah satu alat yang paling penting dalam pekerjan kerja bangku.
Kikir memiliki batang baja yang mempunyai gigi-gigi pemarut yang bahan dasarnya
dibuat dari bahan baja karbon tinggi.

Adapun fungsi utama dari kikir adalah untuk meratakan dan


menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang satu dengan
bidang lainnya.membuat rata dan sejajar, membuat bidang-bidang berbentuk dan
sebagainya.. Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan
tangkainya.

1
Penampang kikir ada yang dibuat bermacam-macam bentuk, ada yang bulat,
segitiga, persegi, tembareng, segi empat panjang, dan bentuk pipih. Kegunaan dari
macam jenis penampang ini adalah untuk mengikir celah atau lubang bentuk
bujursangkar dan sebagainya

Untuk berbagai keperluan pekerjaan, kikir dibuat sedemikian rupa untuk


mempermudah pekerja menggunakannya. berikut ini jenis-jenis kikir yang digunakan
di dunia teknik

Gambar 1.1 Jenis Kikir Berdasarkan Tingkat Kekerasan

1) Kikir kasar (bastard), Kikir dengan tingkat kekasaran bastard umumnya


digunakan untuk pengerjaan awal. Profil gigi pada kikir ini sangat
timbul karena digunakan untuk pemakanan yang tebal. Jarak antar gigi
renggang.
2) Kikir sedang (medium), Kikir dengan tingkat kekasaran sedang,
digunakan untuk pengerjaan ringan. Bisa juga digunakan untuk proses
finishing. Jarak antar gigi sedikit lebih rapat dibandingkan kikir bastard
3) Kikir halus (smooth), Kikir jenis ini digunakan untuk pengerjaan
finishing. Profil giginya lebih rapat dibanding kikir sedang. Umumnya
digunakan untuk memperhalus permukaan benda kerja atau untuk
mendapatkan ukuran benda kerja yang presisi.

Gambar 1.2 kikir gigi pahatan tunggal


4) Gigi pahatan tunggal (single cut files), Gigi pada pahat ini berupa satu
set baris diagonal. Umumnya digunakan untuk pengikiran dengan

2
tekanan ringan. Dapat menghasilkan permukaan yang halus. Dan dapat
juga digunakan untuk mempertajam alat potong seperti pisau, gunting,
atau gergaji.

Gambar 1.3 kikir gigi pahatan silang


5) Gigi pahatan silang (double cut files), Gigi pada pahat ini berupa dua set
baris diagonal atau saling bersilangan. Digunakan untuk pengikiran
dengan tekanan yang lebih besar dibanding kikir gigi pahatan tunggal.
Sehingga dapat mengikis benda kerja lebih cepat.

Gambar 1.4 kikir gigi pahatan parut


6) Gigi pahatan parut (rasp cut files), Gigi pada kikir ini berupa
serangkaian gigi individu yang dibentuk oleh alat berujung tunggal.
Sehingga menghasilkan potongan yang kasar. Kikir jenis ini hanya
cocok untuk mengerjakan benda-benda yang lunak seperti kayu,
aluminium, timah, dan lain-lain.

Gambar 1.5 kikir gigi pahatan magicut


7) Gigi pahatan magicut (magicut files), Merupakan kikir dengan gigi
pahatan tunggal yang dibagi dengan gigi sudut. Sehingga ujung
potongnya menjadi lebih pendek. Dengan kikir ini operator bisa
melakukan pemakanan kasar dan halus secara bersamaan.

3
Gambar 1.6 kikir gigi pahatan kurva tunggal
8) Gigi pahatan kurva tunggal (curved cut files), Gigi pada kikir ini
membentuk kurva atau melengkung di seluruh permukaan kikir.
Umumnya digunakan pada bengkel body mobil untuk menghaluskan
bagian tertentu.

Gambar 1.7 kikir rata


9) Kikir rata (flat/hand files), Kikir dengan bentuk penampang persegi
panjang. Umumnya digunakan untuk mengikir logam seperti besi dan
baja.

Gambar 1.8 kikir persegi


10) Kikir persegi (square files), Kikir dengan bentuk penampang persegi.
Kikir ini biasanya digunakan untuk pembuatan alur pasak atau alur.

4
Gambar 1.9 kikir pisau
11) Kikir segitiga lancip atau kikir pisau (knife files), Kikir dengan bentuk
penampang segitiga sama kaki. Sudut terkecil pada kikir ini cocok
digunakan untuk mengikir celah yang kecil. Contohnya digunakan untuk
mengasah gigi gergaji dengan sudut kurang dari 60°.

Gambar 1.10 kikir segitiga sama sisi


12) Kikir segitiga sama sisi (three square files), Kikir dengan bentuk
penampang segitiga sama sisi. Bentuk segitiga sama sisi ini sangat
berguna untuk pembuatan sudut dengan presisi.

Gambar 1.11 kikir setengah lingkaran


13) Kikir setengah lingkaran (half round files), Kikir dengan bentuk
penampang setengah lingkaran. Kikir yang cocok digunakan untuk
mengikis permukaan yang melengkung. Baik itu cekung maupun
cembung.

5
Gambar 1.12 kikir bulat
14) Kikir bulat atau lingkaran (round files), Kikir dengan bentuk penampang
lingkaran. Kikir ini digunakan untuk menghaluskan dan menambah
diameter suatu lubang.

Selain kikir, terdapat juga peralatan perkakas yang sering digunakan seperti
ragum. Ragum sendiri merupakan alat penjepit benda kerja yang akan di kikir,
dipahat, digergaji, di-tap, di-sney, dan lain-lain. Dengan memutar tangkai (handle)
ragum, mulut ragum akan menjepit atau membuka / melepas benda kerja yang sedang
dikerjakan. Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat,
terkikir dan lain sebagainya.

Masalah yang timbul adalah bagaimana mencekam benda kerja dengan kuat
tanpa meninggalkan bekas kasar dari ragum, selain itu masalah lainnya adalah
bagaimana memegang bagian kecil dengan ragum yang relatif besar.Jika bagian
utama dari benda kerja mengalami permesinan atau akan mengalami kerusakan akibat
dari jepitan ragum standar, sepasang permukaan halus dari baja lunak akan mengubah
bangku ragum menjadi sebuah mesin ragum tetap.

Ragum merupakan alat bantu yang sangat berguna dalam dunia teknik.
Ragum biasanya digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan dikerjakan atau
diolah. Tanpa adanya ragum, seorang operator akan kesulitan untuk melakukan
pekerjaan kerja bangku. Biasanya ragum digunakan dalam melakukan kerja bangku
seperti memotong, mengikir dan lain sebagainya.

Gambar 1.13 Bagian bagian ragum

6
i. Rahang ragum merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan
benda kerja. Rahang ragum juga berfungsi untuk menahan benda kerja
agar tidak bergeser. Pada bagian ini terdiri dari 2 rahang, yaitu rahang
gerak yang jaraknya bisa diatur dan rahang tetap.
ii. Slide merupakan bagian ragum yang bisa keluar atau masuk ke dalam
body ragum. Bagian ini dapat membantu rahang untuk bergerak
mengatur seberapa jarak yang mampu dijangkau oleh ragum.
iii. Handle merupakan bagian yang berfungsi untuk mengatur keluar
masuknya ulir, Sehingga kalian bisa mengatur seberapa kuat
ragum tersebut dapat menjepit benda kerjanya.
iv. Screw merupakan bagian yang membantu slide untuk
keluar maupun masuk body. Ulir pada screw berperan untuk melakukan
poros transportir. Bagian ini penting untuk menunjang kekuatan
pencekaman pada ragum.
v. Pada bagian body ragum. Badan ini tidak bergerak. Dan semua bagian
ragum terikat pada bagian body.
vi. Alas adalah bagian paling bawah ragum yang berfungsi sebagai tempat
pengikat dengan meja kerja.

Pada ragum dibagi menjadi 4 golongan. Yaitu ragum untuk pengerjaan logam,


ragum untuk pengerjaan kayu, ragum tangan, dan ragum mesin.

Gambar 1.14 Ragum pengerjaan logam


a) Ragum pengerjaan logam digunakan untuk menjepit benda kerja
berbahan logam biasanya menggunakan (metalworking Vices). Kekuatan
pencekaman pada ragum ini sangat kuat. Sehingga memudahkan
operator untuk memproses benda kerja. Pada umumnya ragum
ini digunakan pada proses kerja bangku seperti, pemotongan,
pengeboran, pengikiran, penguliran (dengan melakukan pengerjaan tap
atau seney). Ragum ini juga bisa digunakan untuk menjepit benda kerja
berbahan kayu atau plastik. Namun, pencekamannya harus lebih hati-
hati dibandingkan dengan pengerjaan menggunakan bahan logam. Jika
dicekam terlalu kuat, permukaan benda kerja akan rusak bahkan
bentuknya dapat berubah.

7
Untuk peletakannya biasanya ragum ini selalu diikat di bagian atas meja
dan sudah didesain khusus untuk pencekaman yang kuat. Rahang pada
ragum ini terbuat dari baja yang dikeraskan dan permukaannya dibuat
kasar. Hal ini bertujuan supaya pencekamannya lebih kuat dan benda
kerja tidak bergeser.

Gambar 1.15 Ragum pengerjaan kayu


b) Ragum pengerjaan kayu digunakan untuk benda kerja yang berbahan
dasar kayu. Perbedaan dengan ragum pengerjaan logam (metalworking
vices) bisa dilihat pada pemasangan ragum di meja kerja. Ragum ini
selalu diikat di bagian bawah meja dan umumnya diikat secara
permanen. Permukaan rahang pada ragum jenis ini lebih lembut bahkan
rata disbanding dengan ragum untuk pengerjaan logam. Sehingga tidak
merusak bahkan membekas pada benda kerja yang dijepit.

Gambar 1.16 Ragum tangan


c) Ragum Tangan mungkin tidak asing lagi di dengar. Ragum jenis ini bisa
dibawa kemana saja karena tidak perlu diikat pada benda apapun dan
ukurannya kecil. Cukup digenggam menggunakan tangan saja kalian
bisa mengerjaan kerja bangku dalam posisi yang bermacam-
macam. Ragum ini fungsinya hampir sama dengan tang. Namun
kekuatan pencekamannya lebih kuat dibandingkan dengan tang

8
biasa. Pada umumnya ragum ini digunakan oleh  pemancing yang ingin
membengkokkan mata pancingnya.
d) Ragum Mesin biasanya digunakan untuk menjepit benda kerja pada
mesin. Mesin yang menggunakan ragum jenis ini antara lain mesin bor
dan mesin frais. Ragum ini digunakan untuk memudahkan pengguna
dalam melakukan proses pengeboran, pengefraisan, dan lain-
lain. Ragum jenis ini sangat dibutuhkan karena bisa saja proses pada
mesin sangat berbahaya bagi operator dan menggunakan ragum ini jauh
lebih aman untuk digunakan.

Gambar 1.17 Ragum mesin biasa


e) Ragum mesin biasa yaitu ragum biasa yang kedudukannya diikat pada
meja mesin. Pemasangan ragum jenis ini harus diperhitungkan dengan
benar supaya terpasang lurus pada meja mesin, Sehingga benda kerja
yang diproses tidak mengalami  penyimpangan.
f) Ragum Putar Yaitu ragum yang rahangnya dapat diputar sesuai dengan
kebutuhan. Ragum ini ada tiga macam, yaitu:

a. Ragum putar 1 aksis, Ragum yang bisa diputar 360° secara


horizontal. Sehingga memungkinkan operator menggunakan
berbagai sudut.
b. Ragum putar 2 aksis, Yaitu ragum yang bisa diputar 360° secara
horizontal dan dapat juga membuat sudut secara vertikal sampai 90°
Sehingga memungkinkan operator menggunakan berbagai sudut
secara horizontal dan vertikal.
c. Ragum putar 3 aksis, Yaitu ragum yang bisa diputar pada 3 aksis.
360° secara horizontal, 90° secara vertikal baik secara melintang
maupun membujur. Ragum ini merupakan ragum paling fleksibel
dibanding ragum yang sebelumnya.

Dalam praktik kerja bangku, selain kikir dan ragum, dibutuhkan juga alat ukur
mekanik untuk melihat sesuai tidaknya hasil pekerjaan dengan gambar kerja.

9
Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengukur.
Dalam perbaikan dan servis di bidang otomotif juga juga digunakan berbagai
peralatan-pelatan untuk mengukur.

Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara mekanik. Alat
ukur mekanik ini pada umumnya diunakan untuk mengukur panjang, lebar,
kedalaman, diameter luar dan diameter dalam sebuah benda.

Skala pengukuran yang digunakan sering digunakan pada alat ukur mekanik
ini adalah skala metrik dan skala inchi.

Berikut ini adalah bentuk macam-macam alat ukur mekanik sesuai dengan
fungsi dan kebutuhan masing-masing :

Gambar 1.18 Mistar baja


a. Mistar baja atau penggaris baja merupakan salah satu alat ukur mekanik dan
memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar, ketinggian ataupun
kedalaman suatu benda. Skala ukuran pada mistar baja ini memiliki tingkat
ketelitian 0,5 mm atau 1 mm. Panjang dari mistar baja juga bervariasi, panjang
mistar yang sering digunakan di bengkel adalah mistar baja yang memiliki
panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang 500 mm.
Pada mistar baja, ada juga yang menggunakan dua skala pengukuran yaitu
skala metrik dan skala inchi.

Gambar 1.19 Penggaris gulung

b. Penggaris gulung ini terbuat dari bahan pita baja yang digulung. Penggaris
gulung memiliki berbagai macam ukuran, adanya ukurannya sampai 2000 mm

10
atau 2 m, ada yang ukurannya sampai 5000 mm atau 5 m, bahkan ada yang
ukurannya sampai 15000 mm atau 15 m. Skala ukuran yang terdapat pada
penggaris gulung ini dibedakan menjadi dua skala, yaitu ada yang
menggunakan skala metrik dan ada yang menggunakan skala inchi. Penggaris
gulung atau measuring tape berfungsi untuk mengukur panjang, lebar,
kedalaman atau ketinggian yang memiliki jarak yang luas.

Gambar 1.20 Busur derajat


c. Busur derajat atau protactor memiliki bentuk setengah lingkaran dan
dilengkapi dengan sepotong logam lurus dan panjang yang dihubungkan pada
bagian setengah lingkaran yang dapat digerakkan disekeliling titik putarnya
untuk mengukur sudut. Busur derajat atau protactor ini berfungsi untuk
mengukur atau memeriksa sudut-sudut suatu benda. Alat ini dapat mengukur
sudut dari benda hingga 1800.

Gambar 1.21 Outside Caliper


d. Outside caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, mengukur dimensi
luar dan memeriksa apakah permukaan luar dari benda yang diukur sejajar
atau tidak. Outside caliper terdapat dua kaki sebagai pengukur,serta titik putar
pegas (spring pivot point) dan sekrup penyetel (adjustment screw). Cara
penggunaan outside caliper adalah dengan cara membengkokkan kedua

11
kakinya ke arah satu sama lainnya pada bagian ujun kaki untuk mendapatkan
hasil pengukuran.

Gambar 1.22 Inside Caliper


e. Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam, mengukur
dimensi bagian dalam dan untuk memeriksa apakah permukaan bagian dalam
suatu benda sejajar atau tidak. Inside caliper memiliki dua kaki yang
dihubungkan dengan spring pivot point serta memiliki sekrup penyetel
(adjustment screw) untuk menahan kedua kakinya saat pengukuran agar kedua
kaki tidak bergeser.

Gambar 1.23 Depth Gauge


f. Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi untuk mengukur
kedalaman suatu lubang. Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja
kecil yang memiliki skala utama dan bagian geser yang terdapat skala vernier.

Gambar 1.24 Vernier Caliper

12
g. Vernier caliper atau juga sering disebut dengan jangka sorong memiliki fungsi
untuk mengukur diameter luar suatu benda, mengukur diameter dalam suatu
benda dan mengukur kedalaman dari suatu benda. Jangka sorong memiliki
beberapa bagian yaitu rahang bawah, rahang atas, pengukur kedalaman,
sekrup pengunci, skala utama dan skala vernier/ nonius. Jangka sorong
memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,1 mm, tingkat
ketelitian 0,05 mm, tingkat ketelitian 0,02 mm, tingkat ketelitian 1/128 inchi
dan tingkat ketelitian 1/1000 inchi.

Gambar 1.25 Outside Micrometer

h. Outside micrometer atau micrometer luar memiliki fungsi untuk mengukur


diameter luar suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti
dibandingkan dengan jangka sorong. Outside micrometer memiliki beberapa
bagian, antara lain frame, anvil, spindle, lock, sleeve, thimble dan rachet
stopper/ rachet knob. Outside micrometer memiliki beberapa tingkat ketelitian
yaitu tingkat ketelitian 0,01 mm dan tingkat ketelitian 0,001 mm.

Gambar 1.26 Inside Micrometer

i. Inside micrometer atau micrometer dalam memiliki fungsi untuk mengukur


diameter dalam suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti
dibandingkan dengan jangka sorong. Inside micrometer terdiri dari beberapa
komponen, antara lain spindle, spacer, spindle lock screw, sleeve dan timble.
Inside micrometer memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 mm.

13
Gambar 1.27 Depth Micrometer
j. Depht micrometer atau micrometer kedalaman memiliki fungsi untuk
mengukur kedalaman suatu benda, kedalaman alur, ketinggian benda dengan
tingkat ketelitian tertentu. Depht micrometer memiliki komponen yang hampir
sama dengan inside micrometer akan tetapi depht micrometer memiliki
tambahan bagian block yang rata dengan permukaan yang rata.

14
BAB 2

TUJUAN PENULISAN

2.1 Tujuan Praktikum

Praktikum bengkel perkakas ini dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa :


a) Mampu memahami teori mengenai alat praktik bengkel yang sudah dipelajari.
b) Dapat mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari.
c) Mampu menciptakan spesimen sesuai lembar kerja yang telh di tentukan.
d) Mampu menggunakan alat kerja bangku sesuai dengan standar oprasional yang telah
di berikan.
e) Mampu meratakan permukaan benda kerja menggunakan kikir.
f) Mampu menghilangkan korosi pada permukaan benda kerja.
g) Mampu menerapkan prinsip kerja alat praktik dengan baik.
h) Mendapatkan ilmu tentang kesabaran, keuletan, dan ketelitian.

2.2 Waktu dan Tempat Praktikum

Pelaksanaan praktikum bengkel perkakas pada pukul 11.00 WIB hari Kamis,
12 Maret 2020 dan tempat pelaksanaannya yaitu di Workshop Bengkel Perkakas
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Semarang.

BAB 3
15
METODE DAN BAHAN

3.1 Bahan dan Alat Praktikum

3.1.1 Bahan Praktikum

Pada praktikum yang telah praktikan lakukan yaitu menggunakan bahan dasar
di Plat U.

Gambar 3.1 Benda Kerja

3.1.2 Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :

a) Wearpack yaitu termasuk dalam alat perlindungan diri yang berupa pakaian,
memiliki fungsi melindungi tubuh d ari cidera maupun yang membahayakan
diri.

Gambar 3.2 wearpack

b) Safety gloves.sarung tangan yang digunakan adalah lifting hand gloves untuk
melindungi tangan dari goresan benda tajam.

16
Gambar 3.3 safety gloves

c) Ragum, digunakan untuk menjepit benda kerja.

Gambar 3.4 Ragum

d) Jangka sorong,digunakan untuk mengukur ketebalan atau lebar diameter


benda kerja.

Gambar 3.5 Jangka Sorong

e) Kikir,yang digunakan agar dapat menghilangkan karat pada pelat U serta


meratakan permukaannya.

17
Gambar 3.6 Kikir

f) penyiku. Digunakan untuk mengetahui kerataan dan kesikuan benda kerja

Gambar 3.7 penyiku

3.2 Metode Praktikum

Pengikiran : pada praktikum yang telah dilakukan praktikan tergolong


dalam penggunaan metode pengikiran menengah kasar yang merupakan proses
pengikiran untuk menghasilkan kekasaran permukaan antara kasar dan halus
(tengah-tengah). Pengikiran ini digunakan ketika benda kerja hampir mendekati
ukuran yang diinginkan. Jenis kikir yang digunakan pada pengikiran ini memiliki
bilah yang tidak terlalu kasar dan tidak terlalu halus (tengah-tengah).

18
Gambar 3.8 proses pengikiran

19
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Berikut adalah penampakan benda kerja sebelum dilakukan pengikiran.

Gambar 4.1 benda kerja sebelum pengikiran

Selanjutnya, setelah dilakukan pengikiran maka penampakan benda kerja


seperti di bawah ini :

(tidak mendapatkan gambar setelah pengikiran)

Tabel 1 Pengukuran Benda Kerja

Sebelum pengikiran Sesudah Pengikiran Tebal Pengikiran


0,234 0,228 0,006

Tabel 2 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Praktikum

NO Sebelum Pengikiran Sesudah Pengikiran


1 Benda Kerja dilapisi tahan Lapisan dari benda keja
karat hilang
2 Permukaan tidak rata Permukaan Rata
3 Permukaan kasar Permukaan lebih halus

20
4.2 Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa benda kerja
yang sebelumnya berkarat dan tidak rata, karat tersebut sudah dihilangkan tetapi
untuk tingkat kerataan benda kerja masih tidak sesuai dengan yang diminta. Kerataan
yang didapat ini dapat diperbaiki dengan melanjutkan pengikiran yang menggunakan
besar dan kecepatan tenaga yang disesuaikan serta menggunakan prosedur dan
metode yang baik.

21
BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pekerjaan diperlukan adanya


keuletan, kedisiplinan, dan ketelitian, serta mengikuti SOP (standard operational
procedure). Agar pekerjaan dapat mencapai maksimal serta tidak terjadi apa-apa yang
tidak diinginkan atau meminimalisir kecelakaan kerja.

5.2 SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang laporan di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk tanggapan bisa berisi saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan laporan yang telah di jelaskan.

22

Anda mungkin juga menyukai