214
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
215
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
metode Quasi Experiment dengan desain Tabel 2 Nilai hasil belajar dan ketuntasan hasil
Noneequivalent Control Group Pretest-Postest belajar siswa kelas eksperimen dan
Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kontrol
Jumlah
kelas IX sebanyak lima kelas. Sampel penelitian Jumlah
siswa
Nilai Nilai siswa
ini meliputi dua kelas yaitu kelas IXB dan IXC Kelas Ter- Ter-
Rerata
tuntas
tidak
yang diambil dengan teknik convenience Nilai tuntas
tinggi rendah belajar
belajar
sampling. Jenis data yang diperoleh adalah data (%)
(%)
hasil belajar, data keterlaksanaan pembelajaran Eksperi-
90 65 78,71 25 (81) 11 (19)
model PjBL, data hasil analisis tanggapan siswa men
dan tanggapan guru. Kontrol
90 40 68,28 10 (31) 22 (69)
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari
tahap persiapan, pelaksanaan pembelajaran, Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
penilaian, analisis data, dan penarikan rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen
kesimpulan. Pelaksanaan pembelajaran yaitu 78,71 dan kontrol yaitu 68,28. Ketuntasan
dilakukan selama 6x40 menit. Teknik klasikal pada kelas eksperimen mencapai 81%
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan 72% diantaranya memiliki nilai ≥ 80.
metode tes, observasi, wawancara dan angket. Hasil uji t terhadap nilai posttest disajikan
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji
pada Tabel 3.
homogenitas, uji normalitas, uji t, uji
ketuntasan secara klasikal,uji N-Gain, analisis Tabel 3 Hasil uji t nilai posttest kelas eksperimen
deskriptif keterlaksanaan pembelajaran model dan kontrol
PjBL, analisis deskriptif tanggapan siswa dan Kelas Rata- dk thitung ttabel Kriteria
rata
guru.
Eksperimen 78,71 61 4,46 2,041 Berbeda
secara
Kontrol 68,28
HASIL DAN PEMBAHASAN signifikan
Uji homogenitas dari data pretest Tabel 4 Prosentase jumlah siswa pada tiap
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kriteria N-gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol
kelas kontrol adalah homogen atau siswa pada
Kriteria Gain
kedua kelas memiliki pengetahuan awal materi Kelas
sistem ekskresi yang sama/homogen. Tinggi Sedang Rendah
Eksperimen 32% (10) 68% (21) 0,0% (-)
Nilai Hasil Belajar (Posttest) dan Ketuntasan
Kontrol 12,5% (4) 75% (24) 12,5% (4)
Hasil Belajar Siswa
Rangkuman nilai hasil belajar dan Dari tabel 4 dapat terlihat bahwa kelas
ketuntasan hasil belajar siswa disajikan pada eksperimen memiliki harga gain pada kriteria
Tabel 2.
tinggi mencapai 32%, sedangkan pada kelas
216
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
kontrol hanya mencapai 12,5%. Pada kelas baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
eksperimen tidak ada siswa yang mencapai N- keseluruhan siswa memberikan tanggapan
gain pada kategori rendah (0%), sedangkan positif terhadap pembelajaran model PjBL
pada kelas kontrol mencapai 12,5%. Dengan materi sistem ekskresi manusia yang telah
demikian maka peningkatan hasil belajar siswa diterapkan. Kategori tanggapan siswa pada tiap
sebelum dan setelah pembelajaran materi indikator angket dapat dilihat pada Tabel 7
sistem ekskresi manusia pada kelas eksperimen berikut.
lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
Tabel 7 Kategori tanggapan siswa pada tiap
Keterlaksanaan Model PjBL indikator angket
Hasil observasi keterlaksanaan model Kategori Tanggapan Siswa
Indikator Sangat Kurang Tidak
PjBL disajikan pada Tabel 5 berikut. Setuju
Setuju Setuju Setuju
Motivasi
Tabel 5 Skor Keterlaksanaan model PjBL pada belajar 11,3 80,6 8,1 0,0
setiap pertemuan yang dilakukan meningkat (%)
Skor tiap pertemuan (%)
Observer Belajar lebih
1 2 3 4
menyenangkan 30,6 69,4 0,0 0,0
1 9 (100) 9 (90) 11 (100) 9 (90) (%)
2 9 (100) 10 (100) 11 (100) 10 (100) Lebih aktif (%) 26,9 55,9 17,2 0,0
Lebih mudah
Tabel 5 menunjukkan prosentase tingkat memahami 8,1 70,9 21,0 0,0
keterlaksanaan pembelajaran materi sistem materi (%)
ekskresi manusia dengan model PjBL yang
Meningkatkan
diterapkan mencapai ≥90% pada setiap 48,4 51,6 0,0 0,0
kerja sama (%)
pertemuan, artinya pelaksanaan pembelajaran
sudah sesuai dengan RPP yang telah
ditetapkan. Tanggapan Guru
Hasil tanggapan guru menunjukkan
Tanggapan Siswa bahwa model PjBL dapat mengaktifkan siswa
Hasil tanggapan siswa disajikan pada di kelas, melatih siswa belajar mandiri secara
Tabel 6 berikut. berkelompok dan membuat suasana belajar
menjadi lebih menarik. Evaluasi dari model
Tabel 6 Persentase tanggapan siswa terhadap PjBL adalah model PjBL ini memerlukan
pembelajaran PjBL
waktu untuk diskusi lebih lama karena banyak
Kriteria Tanggapan Siswa Jumlah Siswa (%)
siswa yang mengajukan pertanyaan kepada
Sangat Baik 9 (29) kelompok yang presentasi tetapi waktunya
Baik 19 (61) terlalu singkat.
Cukup Baik 3 (10) Hasil uji t terhadap data posttest kelas
Kurang Baik - (0)
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan. Rata-rata
Tabel 6 memperlihatkan persentase
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih
siswa sebesar 90% berada pada kriteria baik dan
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan
sangat baik tanggapannya terhadap
hasil analisis nilai pretest menunjukkan bahwa
pembelajaran materi sistem ekskresi manusia
kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan
dengan model PjBL yang diterapkan.
kelompok yang memiliki pengetahuan awal
Sedangkan 10% siswa memberi tanggapan pada
materi sistem ekskresi yang relatif sama
kriteria cukup baik. Tidak ada siswa yang
(homogen). Jadi, adanya perbedaan signifikan
memberi tanggapan dengan kategori kurang
antara hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
217
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
kelas kontrol merupakan pengaruh dari di dalam kelompok proyek dan lahirnya proses
pembelajaran model PjBL pada materi sistem belajar yang bermakna. Adanya tugas proyek
ekskresi yang diterapkan. dalam pembelajaran model PjBL akan
Tingginya hasil belajar materi sistem membuat siswa berperan aktif dalam proses
ekskresi manusia pada kelas eksperimen pembelajaran. Siswa dapat menggali
dikarenakan dapat dijelaskan sebagai berikut. pengetahuannya sendiri melalui kegiatan
Menurut Daryanto (2014) keuntungan PjBL investigasi dan bertukar pendapat dengan siswa
sebagai model pembelajaran diantaranya yaitu lain selama proses presentasi dan diskusi kelas.
proses pembelajaran yang menyenangkan, lebih Keaktifan siswa pada proses pembelajaran juga
mengaktifkan siswa, dan meningkatkan dapat terlihat dari siswa yang mau bertanya dan
motivasi. Suasana belajar PjBL yang menanggapi pertanyaan dari siswa lain pada
menyenangkan membuat siswa lebih saat tahap diskusi dan presentasi. Namun
menikmati belajar sehingga konsep materi keterbatasan waktu membuat jumlah
mudah dipahami siswa. Siswa secara pertanyaan yang dapat diajukan siswa terbatas.
berkelompok mendesain dan merencanakan Pada pembelajaran PjBL tahap presentasi hasil
bagaimana cara menyelesaikan tugas proyek memang diperlukan waktu yang cukup lama
yang diberikan guru. Proses pembelajaran lebih agar diskusi dan pembahasan materi dapat
banyak dilakukan dengan diskusi, tidak hanya lebih dalam untuk dipelajari. Hasil angket
mendengarkan penjelasan materi dari guru saja tanggapan siswa menunjukan 26,9% siswa
sehingga proses belajar dikelas menjadi sangat setuju dan 55,9% siswa menyatakan
menarik dan tidak membosankan. Seluruh setuju bahwa dengan penerapan pembelajaran
siswa (100%) menyatakan setuju dan sangat PjBL mereka menjadi lebih aktif dalam
setuju bahwa pembelajaran materi sistem pembelajaran. Pendapat serupa juga dikatakan
ekskresi manusia menggunakan model PjBL oleh Grant (2002) yang mengatakan bahwa
membuat suasana belajar menjadi lebih PjBL adalah metode instruksional untuk
menyenangkan. membuat pembelajaran aktif yang dapat
Pada pembelajaran model PjBL materi membangun pengetahuan.
sistem ekskresi manusia yang diterapkan Proses belajar yang bermakna, keaktifan
menggunakan panduan LKS, siswa diberi siswa, dan keterlibatan siswa secara langsung
kebebasan untuk mencari dan memperoleh dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih
informasi yang dibutuhkan untuk mudah memahami materi yang dipelajari,
menyelesaikan tugas proyek. Siswa belajar sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
secara mandiri dan tidak hanya mengandalkan Lindawati et al (2013) menyatakan bahwa PjBL
informasi dari guru saja. Sehingga dalam proses selain dapat meningkatkan kreativitas juga
mencari informasi ini, siswa dapat memiliki dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guo &
berbagai pengalaman. Manasikana et al (2012) Yang (2012) juga menyatakan bahwa PjBL
menyatakan bahwa tugas proyek dapat merupakan pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan pengalaman siswa. Apabila meningkatkan keprofesionalan guru dan
siswa terlibat langsung dalam pencarian peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan
informasi, dimungkinkan pemahaman konsep dengan hasil angket yang menunjukan bahwa
yang didapat lebih mudah diterima siswa, oleh 70,9% siswa setuju jika model PjBL lebih
karena itu hasil belajar siswa kelas eksperimen memudahkan siswa dalam memahami materi
pada penelitian ini lebih baik dibandingkan sehingga hasil belajar menjadi optimal.
kelas kontrol. Dengan PjBL siswa merasa Hasil uji N-gain kelas eksperimen
menikmati proyek yang dikerjakan dengan cara menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
bekerja sama dengan teman (Demirci, 2010). memiliki N-gain pada kriteria rendah, sebesar
Rais (2010) menyatakan bahwa PjBL 68% siswa masuk kriteria sedang, dan sisanya
dapat mendorong peningkatan aktivitas siswa berada pada kriteria tinggi (32%), sedangkan
218
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
pada kelas kontrol sebesar 12,5% siswa masih eksperimen sangat mungkin dipengaruhi oleh
berada pada kriteria gain rendah, sebesar 75% desain pembelajaran PjBL materi sistem
masuk kriteria sedang, dan hanya 12,5% siswa ekskresi manusia yang diterapkan.
yang masuk kriteria gain tinggi. Berdasarkan Secara umum respon siswa terhadap
hasil ini disimpulkan bahwa secara individual pembelajaran model PjBL materi sistem
peningkatan pemahaman siswa terhadap materi ekskresi yang diterapkan dapat dilihat dari data
sistem ekskresi sebelum dan setelah tanggapan siswa. Data tanggapan siswa
pembelajaran pada kelas eksperimen lebih baik diperoleh dengan menggunakan angket yang
daripada kelas kontrol. Dapat dikatakan bahwa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan apa
model PjBL juga berpengaruh positif terhadap yang dirasakan siswa selama pembelajaran
peningkatan hasil belajar siswa. berlangsung, meliputi motivasi belajar, suasana
Pada kelas eksperimen, dari 25 siswa belajar, keaktifan siswa, pemahaman materi
yang tuntas belajar terdapat 18 siswa yang dan peningkatan kerja sama dengan siswa lain.
memiliki nilai ≥ 80. Hasil ketuntasan klasikal Hasil analisis tanggapan siswa terhadap
pada kelas eksperimen yang mencapai 81%, pembelajaran materi sistem ekskresi dengan
menunjukkan bahwa dengan menerapkan model PjBL menunjukkan bahwa 90%
model PjBL, sebagian besar siswa telah mampu tanggapan siswa berada pada kriteria setuju dan
mencapai kompetensi dasar yang telah sangat setuju, sedangkan sisanya berada pada
ditetapkan. Dengan demikian pembelajaran kriteria kurang setuju. Tidak ada siswa yang
model PjBL yang diterapkan berpengaruh memberi tanggapan pada kriteria tidak setuju.
positif terhadap hasil belajar siswa dan layak Hasil ini juga membuktikan bahwa penerapan
digunakan dalam pembelajaran materi sistem model PjBL pada materi sistem ekskresi
ekskresi. Penelitian yang hampir sama mendapat tanggapan positif dari siswa.
dilakukan oleh Munawaroh (2013) hasilnya Pembelajaran model PjBL sebelumnya
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran belum pernah diterapkan dalam pembelajaran
model PjBL pada materi sistem pencernaan IPA di SMP Negeri 1 Secang, namun demikian
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. siswa memberi tanggapan sangat baik terhadap
Pelaksanaan penerapan model model pembelajaran ini. Siswa merasa
pembelajaran berbasis proyek perlu diukur termotivasi dan antusias untuk melaksanakan
tingkat keterlaksanaannya. Hal ini bertujuan tiap tahapan-tahapan dari pembelajaran model
untuk mengetahui apakah pembelajaran yang PjBL dengan panduan LKS dan mau
diterapkan sesuai dengan yang direncanakan menanyakan kesulitannya pada guru. Pada
(sintaks pembelajaran PjBL dan tahap PjBL tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek
dilakukan tepat waktu). Lembar observasi siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan
keterlaksanaan dalam penelitian ini meliputi proyek yang ditugaskan. Sebesar 80,6% siswa
tahapan-tahapan pada model PjBL yang harus setuju dan 11,3% siswa sangat setuju jika
diterapkan sesuai dengan RPP yang telah motivasi belajar mereka meningkat dengan
ditetapkan. Kegiatan observasi dilakukan oleh pembelajaran PjBL.
dua orang observer selama proses pembelajaran Hasil tanggapan guru IPA di SMP
berlangsung. Negeri 1 Secang mengenai kegiatan
Berdasarkan analisis data hasil observasi, pembelajaran dengan model PjBL,
tingkat keterlaksanaan pembelajaran model menunjukkan bahwa model PjBL yang
PjBL mencapai ≥90% untuk setiap pertemuan. diterapkan sudah dapat mengaktifkan siswa di
Hasil ini menunjukkan bahwa guru telah kelas, melatih siswa belajar mandiri secara
melaksanakan seluruh tahapan-tahapan berkelompok dan membuat suasana belajar
kegiatan dalam pembelajaran model PjBL menjadi lebih menarik. Dampak positif model
sesuai dengan RPP. Dengan demikian, PjBL pada proses pembelajaran akan
tingginya hasil belajar siswa pada kelas berdampak pula pada hasil belajar siswa yang
219
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
lebih baik. Menurut Subini (2012) salah satu Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik
faktor yang mempengaruhi kecenderungan Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
siswa untuk belajar adalah metode atau model Demirci, Cavide. 2010. The project-based learning
belajar yang digunakan. Apabila siswa tertarik approach in a science lesson: a sample project
dengan materi yang diajarkan atau dengan study. Journal of Educational Sciences, 5: 66-79.
model pembelajaran yang diterapkan akan Devi, P. K. 2010. Metode-Metode Dalam Pembelajaran
membuat siswa lebih semangat untuk belajar. IPA. Pusat Pengembangan dan
Model PjBL yang diterapkan mampu membuat Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan IPA.
siswa tertarik dalam proses pembelajaran
sehingga menunjukkan hasil belajar siswa yang Grant, Michael M. 2002. Geyying a grip on project
based learning : theory, Cases and
lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
recommendations. A middle school computer
Penerapan model pembelajaran project tecnologies journal. Vol 5, 1-17
based learning membutuhkan manajemen waktu
Guo S. & Yang, Y. 2012. Project-based learning: an
yang baik. Guru harus benar-benar
effective approach to link teacher professional
memperhatikan keefektifan waktu yang development and students learning. Journal of
digunakan agar proses pembelajaran berjalan Educational Technology Development and
Exchange, 5(2), 41-56.
dengan baik. Pada awal pembelajaran guru
mengalami kendala dimana siswa belum Jagantara, I. M.W., Adnyana, P.B., Widiyanti,
pernah melakukan pembelajaran dengan model N.L.P.M., & Si, S. (2014). Pengaruh model
pembelajaran berbasis proyek (project based
PjBL sebelumnya, sehingga siswa masih
learning) terhadap hasil belajar biologi
bingung dalam mendesain perencanaan proyek. ditinjau dari gaya belajar siswa sma. Jurnal
Hal ini dapat disiasati dengan penjelasan Pendidikan IPA, 4(1).
tentang karakteristik serta langkah-langkah
Lindawati, Fatmariyanti, S., dan Arif M. 2013.
pembelajaran PjBL terlebih dahulu kepada Penerapan model pembelajaran project based
siswa. Selain itu, pembelajaran model PjBL ini learning untuk meningkatkan kreativitas
siswa Man 1 Kebumen. Radiasi. Vol 3(1):42-
akan lebih efektif lagi apabila waktu untuk
45.
diskusi dan presentasi hasil lebih lama. Hal ini
karena pada tahapan inilah siswa bisa Manasikana O. A., Ashadi, & Haryono. 2012.
Pembelajaran IPA melalui metode inquiry
memperoleh kelengkapan dan kedalaman
terbimbing dan proyek ditinjau dari
materi dari kelompok lain. Pada tahap ini guru kreativitas dan kemampuan menggunakan
juga dapat menguji seberapa mendalam alat laboratorium. Jurnal inquiry 1(1):24-33.
pengetahuan siswa terhadap materi yang Munawaroh, Amanatul. 2013. Penerapan Model
dipresentasikan, dilihat dari jawaban siswa Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk
terhadap pertanyaan yang diajukan. Meningkatkan Hasil Belajar Sistem
Pencernaan SMP. Unnes journal of Biology
Education. Vol 2: 91-98.
SIMPULAN
Rais, M. 2010. Model Project Based Learning
Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi
Simpulan penelitian ini adalah Akademik Mahasiswa. Jurnal Pendidikan dan
penerapan pembelajaran model Project Based Pengajaran. Vol 43:246-252.
Learning (PjBL) materi sistem ekskresi
Subini, Nini. 2012. Psikologi Pembelajaran.
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa Yogyakarta: Mentari Pustaka.
di SMPN 1 Secang.
DAFTAR PUSTAKA
220
Siti Nurbaiti, dkk / Unnes Journal of Biology Education 5 (2) (2016) : 214-221
221