Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No.

2, Hal, 39 , Maret 2017


ISSN 2541-0660 © 2017

PENGUKURAN SELF-EFFICACY SISWA DALAM PEMBELAJARAN


MATEMATIKA DI MTs N 2 CIAMIS

Yoni Sunaryo
Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Galuh Ciamis
e-mail: kanza_arasyidc@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui Self-efficacy
siswa dalam pembelajaran matematika. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen
skala Self-efficacy berupa angket yang terdiri dari 15 pernyataan. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa SMP N 2 CIAMIS tahun pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan
sample adalah teknik stratified sampling atau sampling bertingkat yang mana diambil satu
kelas mewakili masing-masing tingkat sehingga ada tiga kelas yang diambil sebagai sample
dengan jumlah siswa secara keseluruhan ada 101 orang siswa. Kesimpulan dari penelitian
ini adalah rata-rata dari skor keseluruhan skala Self-efficacy adalah 3,07 sehingga masuk
ke dalam kategori positif. Dimensi Self-efficacy ada tiga dan masing-masing dimensi dihitung
rata-ratanya. Dimensi magnitude skor rataannya sebesar 3,1 yang berarti positif. Dimensi
generality skor rataannya sebesar 2,9 yang berarti negatif. Dimensi strength skor rataannya
sebesar 3,2 yang berarti positif.

Kata Kunci: Self-efficacy


• Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal,40 - 44, Maret 2017

PENDAHULUAN berhasil yaitu dari aspek psikologisnya yang


Matematika sebagai suatu disiplin menjadikan seseorang berhasil dalam
ilmu tidak lepas kaitannya dengan dunia menyelesaikan tugas dengan baik.
pendidikan terutama dalam pengembangan Self-efficacy merupakan suatu
ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain dalam keyakinan yang harus dimiliki siswa agar
pengembangan ilmu pengetahuan dan berhasil dalam proses pembelajaran. Menurut
teknologi, matematika juga memilki peranan Albert Bandura (1997) mengemukakan self-
penting dalam kehidupan sehari-hari. Sadar efficacy merupakan “beliefs in one's
atau tidak setiap orang selalu berhubungan capabilities to organize and execute the
dengan matematika dalam menyelesaikan courses of action required to manage
masalahnya, misalnya masalah yang prospective situations”, yang berati bahwa self
berhubungan dengan luas suatu daerah, efficacy adalah penilaian seseorang terhadap
menghitung jarak, kalkulasi keuangan dan kemampuannya dalam mengorganisir,
berbagai permasalahan lainnya. Mengingat mengontrol, dan melaksanakan serangkaian
pentingnya peran matematika maka sudah tingkah laku untuk mencapai suatu hasil yang
sewajarnya matematika menjadi mata diinginkan. Senada dengan pendapat
pelajaran wajib yang diajarkan di setiap Firmansyah dan Fauzi (Nuryaninim, 2012)
jenjang pendidikan mulai dari SD/MI, “Self-efficacy matematis didefinisikan sebagai
SMP/MTs, SMA/SMK dan perguruan tinggi. suatu penilaian situasional dari suatu
Terdapat tiga aspek kemampuan yang keyakinan individu dalam kemampuannya
harus dimiliki siswa dalam pembelajaran untuk berhasil membentuk atau
matematika yaitu kemampuan kognitif, afektif menyelesaikan tugas-tugas atau masalah-
dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut saling masalah matematis tertentu”. Self-efficacy
berkaitan sehingga aspek afektif memiliki membantu seseorang dalam menentukan
peranan penting dalam menunjang pilihan, usaha mereka untuk maju, kegigihan
keberhasilan siswa dalam menguasai dan ketekunan yang mereka tunjukkan dalam
matematika. Kemampuan afektif berhubungan menghadapi kesulitan, dan derajat kecemasan
dengan psikologis. Aspek psikologis siswa atau ketenangan yang mereka alami saat
dalam pembelajaran harus diperhatikan mereka mempertahankan tugas-tugas yang
dengan seksama sebagai komponen penting mencakupi kehidupan mereka.
yang menunjang keberhasilan siswa. Sejalan Pikiran individu terhadap self-efficacy
dengan pendapat Subandar (2007) yang menentukan seberapa besar usaha yang akan
menyatakan “Seseorang dapat dikatakan dicurahkan dan seberapa lama individu akan
berhasil di dalam pembelajaran jika terjadi tetap bertahan dalam menghadapi hambatan
perubahan dalam kemampuan kognitif dan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
perubahan afektif khususnya dalam prilaku.” Siswa dengan efikasi diri rendah dalam
Selama ini matematika selalu dianggap mengerjakan tugas tertentu akan cenderung
matapelajaran yang sulit dan menimbulkan menghindari tugas tersebut yang dianggapnya
efek negatif terhadap aspek psikologis siswa. sulit dan tak mampu diselesaikan. Sebaliknya
Efek negatif yang dimaksud diantaranya siswa yang memiliki efikasi diri tinggi akan
timbulnya kecemasan, ketakutan dan terus berusaha menyelesaikan tugas
kekhawatiran sebagai akibat dari seberapapun sulitnya tugas tersebut. Pada
ketidakyakinan terhadap kemampuan dirinya mata pelajaran matematika siswa tidak dapat
dalam menyelesaikan tugas-tugas. Aspek menghindar dari tugas-tugas yang harus
psikologis merupakan aspek penunjang yang diselesaikan siswa sebagai bentuk tanggung
menjadikan seseorang berhasil dalam jawab sebagai pelajar. Siswa dituntut mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Seperti menyelesaiakan semua tugas dengan baik
pendapat yang diungkapkan oleh Handayani sebagai refleksi dan evaluasi dari penguasaan
(2011) yang menyatakan bahwa salah satu siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
pendukung atau penunjang seseorang untuk Siswa dituntut mampu menguasai semua
Yoni Sunaryo •41

materi yang diajarkan agar mencapai nilai berikut: a) tingkat kesulitan tugas
maksimal. (magnitude). Aspek ini berimplikasi pada
Hasil penelitian Paul R. Pintrich dan pemilihan perilaku yang akan dicoba individu
Dale H. Schunk (Suastikayasa, 2011) berdasarkan pemahamannya terhadap tingkat
mengemukakan fakta bahwa siswa yang kesulitan tugas. Apabila tugas-tugas yang
memiliki self-efficacy yang tinggi lebih dibebankan pada individu disusun menurut
mampu menguasai beragam pokok bahasan tingkat kesulitannya, maka perbedaan self-
matematika dan tugas membaca dari pada efficacy secara individual mungkin terbatas
siswa yang memiliki self-efficacy yang pada tugas-tugas yang sederhana, menengah
rendah. Bila dikaitkan dengan prestasi belajar atau tinggi. Individu akan berupaya
matematika, maka penilaian self-efficacy melakukan tugas yang dianggap dapat
siswa terhadap mata pelajaran matematika, dilaksanakan dan menghindari situasi dan
dapat memberikan kontribusi terhadap perilaku yang di luar batas kemampuannya,
prestasi belajar matematika. Adanya self- b) Generalitas (generality). Aspek ini terkait
efficacy yang tinggi terhadap pelajaran cakupan tingkah laku dimana individu merasa
matematika mendorong siswa untuk tekun yakin terhadap kemampuannya. Keyakinan
serta berusaha sungguh-sungguh dalam individu atas kemampuannya tergantung pada
memberikan perhatian dan mencari strategi- pemahaman kemampuan dirinya pada suatu
strategi belajar untuk mempelajari dan aktivitas/situasi tertentu/terbatas atau
mengerjakan tugas-tugas matematika. serangkaian aktivitas/situasi yang lebih luas
Kesulitan yang dihadapi dalam belajar dan bervariasi.c. Kekuatan keyakinan
matematika, tidak membuat dirinya putus asa. (strength). Aspek ini berkaitan dengan
Ketekunan dan usaha inilah yang dapat kekuatan pada keyakinan seseorang atas
memberikan kontribusi positif terhadap kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan
prestasi belajar matematika yang dicapai mantap pada individu akan mendorong untuk
siswa di sekolah. gigih dalam berupaya mencapai tujuan,
Berdasarkan paparan di atas dapat sekalipun mungkin belum memiliki
disimpulkan bahwa self-efficacy matematika pengalaman yang menunjang. Sebaliknya
memiliki kontribusi positif serta peranan yang pengharapan yang lemah dan ragu-ragu
sangat penting terhadap prestasi belajar terhadap kemampuan diri akan mudah
matematika yang dapat dicapai oleh siswa. digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman
Self-efficacy matematika yang tinggi akan yang tidak menunjang.
mendorong pencapaian prestasi belajar Berdasarkan hasil wawancara dengan
matematika siswa yang lebih baik. Oleh guru matematika di MTs N 2 Ciamis diperoleh
karena itu siswa diharapkan memiliki self- fakta bahwa disekolah tersebut belum pernah
efficacy yang tinggi. dilakukan pengukuran terhadap self-efficacy
Dimensi self-efficacy menurut siswa mereka. Selama ini guru hanya melihat
Bandura (Nuryaninim, 2012) yaitu: siswa dari nilai ujian yang mencerminkan
1.Magnitude berkaitan dengan tingkat (level) prestasi belajar siswa. Oleh karena itu tujuan
kesulitan tugas yang dihadapi seseorang. penelitian ini adalah melakukan pengukuran
Keyakinan seseorang terhadap suatu tugas terhadap self-efficacy siswa di sekolah
berbeda-beda. 2.Generality merupakan tersebut dalam pembelajaran matematika.
perasaan kemampuan yang ditunjukkan
individu pada konteks tugas yang berbeda- METODE PENELITIAN
beda. 3.Strength merupakan kuatnya Penelitian ini merupakan penelitian
keyakinan seseorang berkenaan dengan deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan yang dimiliki. Adapun penjelasan self- efficacy siswa dalam pembelajaran
dari masing-masing aspek atau dimensi matematika. Data diperoleh dengan
tersebut seperti yang dikemukakan oleh Ika menggunakan instrumen skala self-efficacy.
Maryati (Suastikayasa, 2011) adalah sebagai Populasinya adalah seluruh siswa MTs N 2
•4 Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal,42 -44, Maret 2017

Ciamis tahun pelajaran 2016/2017. Teknik mengerti maksud tiap pernyataan yang tertera
pengambilan sample adalah teknik stratified di angket sehingga siswa memilih dengan
sampling. Menurut Arikunto (2009) tepat salah satu dari empat pilihan yang
“Sampling berstrata atau bertingkat (stratified tersedia yang sesuai dengan keadaan pada diri
sampling), digunakan oleh peneliti apabila di mereka. Setelah angket disebarkan langkah
dalam populasi terdapat kelompok-kelompok selanjutnya adalah menghitung rataan dari
subjek dan antara satu kelompok dengan keseluruhan dan juga dari masing-masing
kelompok yang lain tampak adanya strata atau dimensi self-efficacyBerdasarkan hasil
tingkatan.” Sample diambil satu kelas dari tiap penyebaran angket diperoleh Tabel 1 hasil
tingkatan sebagai perwakilan. Kelas VII A perhitungan sebagai berikut:
sebagai perwakilan kelas VII, kelas VIII D Tabel 1.
sebagai perwakilan kelas VIII dan kelas IX B Hasil Perhitungan Angket Self-efficacy
sebagai perwakilan kelas IX sehingga Rataan
Dimensi No Pernyataan
keseluruhan ada 3 kelas dengan total subyek Hitung
ada 101 orang siswa. Instrumen yang Magnitude 1 sd 5 3,1
digunakan adalah non tes berupa angket skala
Likert. Angket disusun berdasarkan dimensi Generality 6 SD 10 2,9
self-efficacy menurut Baruda yaitu dimensi Strength 11 SD 15 3,2
magnitude, dimensi generality dan dimensi Rataan Keseluruhan 3,07
strength.

HASIL DAN PEMBAHASAN Terlihat bahwa rataan keseluruhan sebesar


Subyek penelitian yang terdiri dari 101 3,07 lebih dari skor netral yang merupakan
orang siswa diberikan angket dengan median dari skala 5 sehingga disimpulkan
keseluruhan ada 15 item pernyataan yang bahwa self-efficacy siswa dalam pembelajaran
terdiri dari 8 pernyataan positif dan 7 matematika positif. Perhitungan juga
pernyataan negatif. Pernyataan 1 sampai 5 dilakukan pada masing-masing dimensi untuk
merupakan pernyataan dimensi magnitude mengetahui rataannya. Berdasarkan tabel
yang berkaitan dengan tingkat (level) diperoleh keterangan bahwa pada dimensi
kesulitan tugas yang dihadapi siswa. magnitude rataan hitungnya sebesar 3,1 yang
Pernyataan 6 sampai dengan 10 mengenai berarti positif. Pada dimensi generality
dimensi generality yang merupakan perasaan diperoleh rataan hitung sebesar 2,9 yang
kemampuan yang ditunjukkan siswa pada berarti negatif karena kurang dari 3. Terakhir
konteks tugas yang berbeda-beda. Sisanya untuk dimensi strength diperoleh rataan
yaitu pernyataan 11 sampai pernyataan 15 sebesar 3,2 yang berarti positif.
mencakup dimensi strength yang merupakan Interpretasi self-efficacy selain dalam
kuatnya keyakinan siswa berkenaan dengan kriteria positif dan negatif dapat juga disajikan
kemampuan yang dimiliki. dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup
Angket skala Likert yang disusun tinggi, sedang, cukup rendah, rendah, dan
menyajikan empat pilihan yaitu SS (sangat dangat rendah. Menurut Sadewi dkk (2012)
setuju), S (setuju), TS (tidak setuju) dan STS tingkat self-efficacy siswa terhadap
(sangat tidak setuju). Pilihan N (netral) tidak pembelajaran matematika disajikan pada
digunakan agar menggiring siswa untuk Tabel 2 berikut:
memihak. Masing-masing pilihan memiliki Tabel 2.
skor berbeda. Pada pernyataan positif SS = 5, Kriteria Tingkat Self-efficacy
S = 4, TS = 2 dan STS = 1. Sebaliknya untuk Interval Kriteria
pernyataan negatif SS = 1, S = 2, TS = 3 dan 91-100 Sangat Tinggi
STS = 4. Angket disebarkan di tiga kelas yang 78-90 Tinggi
menjadi kelas sampel. Pengisian angket 65-77 Cukup Tinggi
dipandu oleh peneliti agar siswa benar-benar
52-64 Sedang
Yoni Sunaryo •43

Interval Kriteria kemampuannya. Selanjutnya pada dimensi


39-51 Cukup Rendah generality siswa berada di level sedang dan
26-38 Rendah negatif. Artinya keyakinan siswa untuk
menyelesaikan tugas yang berbeda-beda
14-25 Sangat Rendah
berada di level sedang. Siswa tidak pesimis
Agar skor dalam skala Likert dapat tetapi juga tidak optimis. Cukup berusaha
diinterpretasikan pada kriteria menurut menyelesaikan tugas yang berbeda-beda tanpa
Sadewi maka skor rataan hitung mencari strategi untuk menyelesaikannya
dikonversikan ke dalam skala 100. Rataan dengan baik. Dimensi yang terakhir yaitu
keseluruhan yang skornya 3,07 setelah strength yang juga sama berada di level
dikonversi menjadi 61,4 maka termasuk dalam sedang dan positif. Siswa memiliki
kriteria atau level sedang. Sementara untuk pengharapan yang cukup kuat dan mantap
dimensi magnitude rataan hitungnya sebesar sehingga siswa terdorong cukup gigih dalam
3,1 setelah dikonversi menjadi 62 maka berupaya menyelesaikan tugas dengan baik
termasuk level sedang, pada dimensi sekalipun belum memiliki pengalaman yang
generality diperoleh rataan hitung sebesar 2,9 menunjang.
setelah dikonversi menjadi 58 yang berarti
termasuk kriteria sedang. Dimensi strength KESIMPULAN
rataan hitungnya sebesar 3,2 setelah Berdasarkan hasil pengukuran
dikonversi menjadi 64 maka termasuk level diperoleh kesimpulan bahwa self-efficacy
sedang. siswa pada pembelajaran matematik secara
Level self-efficacy siswa terhadap keseluruhan berada pada level sedang dan
pembelajaran matematika di MTs N 2 Ciamis positif. Begitu juga dengan ketiga dimensi
secara keseluruhan berada di level sedang. Itu self-efficacy yaitu magnitude, generality dan
berarti keyakinan siswa dalam menyelesaikan strength yang masing-masing berada di level
tugas-tugas matapelajaran matematika dengan sedang dan positif. Hanya generality yang
baik berada di kriteria sedang, meski jika negatif.
dalam kriteria lain berada pada kriteria positif.
Hal ini menggambarkan bahwa siswa di MTs DAFTAR RUJUKAN
N 2 Ciamis ketika dihadapkan dengan tugas-
tugas matematika yang menantang dan sulit Bandura, A. (1997). Self Efficacy: The
tingkat keuletan dan ketekunan mereka berada exercise of control. New York: W.H.
di level sedang. Pada prinsipnya mereka tidak Freeman and company.
akan mudah putus asa atau menghindari tugas Handayani, I. (2011). Penggunaan Model
yang diberikan guru hanya saja jika sudah Method dalam Pembelajaran Pecahan
berusaha dengan sungguh-sungguh namun Sebagai Upaya Meningkatkan
tugas tersebut tidak dapat diselesaikan barulah Kemampuan Pemecahan Masalah
mereka menyerah. Selain itu derajat Matematik dan Self Efficacy Siswa
kecemasan atau ketenangan yang mereka Sekolah Dasar. Tesis pada SPs UPI.
alami saat mempertahankan tugas-tugas yang Tidak Diterbitkan.
mencakupi kehidupan mereka juga berada Nuryaninim. (2012). Self Efficacy
pada level sedang. Artinya siswa tidak terlalu Matematika. Online :
cemas dan tidak terlalu optimis atau yakin tapi http://www.slideshare.net/Interest_Mat
tetap pada kondisi tenang. ematika_2011/self-efficacy-matematis
Dimensi magnitude setelah dilakukan .(13 Desember 2012).
pengukuran terlihat berada di level sedang dan Sadewi, dkk. (2012). Meningkatkan Self
positif. Hal ini menggambarkan bahwa siswa Efficacy Pelajaran Matematika Melalui
akan cukup berupaya melakukan tugas yang Layanan Penguasaan Konten Teknik
dianggap dapat dilaksanakan dan menghindari Modeling Simbolik. Jurnal UNES.
situasi dan perilaku yang di luar batas
Jurnal Teori dan Riset Matematika (TEOREMA) Vol. 1 No. 2, Hal, 44 , Maret 2017
ISSN 2541-0660 © 2017

Suastikayasa, K. (2011). Self Efficacy


Matematika Siswa. Online :
http://dinasti-
tamblang.blogspot.co.id/2013/05/self-
efficacy-matematika-siswa.html.(5
Oktober 2011).
Subandar, J. (2007). Berpikir Reflektif.
Makalah Pembicara utama seminar
nasional matematika. Bandung :
FPMIPA UPI.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai