Anda di halaman 1dari 5

SELF-EFFICACY SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Agus Subaidi
Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura
Alamat: Jalan Raya Panglegur 3,5 KM Pamekasan
Email : agusunira@yahoo.com

Abstrak
Self efficacy mempengaruhi bagaimana individu berpikir, merasa, memotivasi diri, dan
bertindak. Self-Efficacy adalah keyakinan seorang individu mengenai kemampuannya dalam
mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu.
Dimensi-dimensi Self-Efficacy yang digunakan sebagai dasar bagi pengukuran terhadap Self-
Efficacy individu adalah magnitude,strength, dan generality. Self-Efficacy yang kuat atau tinggi
sangat dibutuhkan siswa dalam pemecahan masalah matematika tersebut sehingga dapat
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tersebut. Siswa dengan Self-Efficacy yang tinggi
akan lebih mampu bertahan menghadapi masalah matematika tersebut, mudah memecahkan
tugas dan masalah matematika tersebut, dan kegagalan memecahkan masalah matematika
tersebut dianggap karena kurangnya usaha atau belajar. Sebaliknya siswa dengan Self-Efficacy
yang lemah atau rendah cenderung rentan dan mudah menyerah menghadapi masalah
matematika tersebut, mengalami kesulitan dalam memecahkan tugas dan masalah matematika
tersebut, dan kegagalan memecahkan masalah matematika tersebut dianggap karena kurangnya
kemampuan matematikanya.

Kata-kata Kunci: Self efficacy, Pemecahan Masalah Matematika

PENDAHULUAN permasalahan tersebut bisa direduksi bahkan


Self-Efficacy (keyakinan diri) siswa dapat dieliminir siswa (Leonard dan Supardi,
merupakan salah satu dimensi penting dalam 2010: 342).
pemecahan masalah matematika. Menurut Berdasarkan pengalaman penulis
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. selama menjadi pengajar matematika di
54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi sekolah dan bimbingan belajar, banyak siswa
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan memiliki Self-Efficacy rendah. Hal tersebut
Menengah, dalam pembelajaran matematika ditunjukkan dengan perilaku menyerah saat
Self-Efficacy dituntut untuk dikembangkan. menemui kesulitan dalam mempelajari atau
Pengembangan Self-Efficacy dalam memecahkan masalah. Perilaku tersebut juga
kurikulum matematika tersebut antara lain muncul saat siswa mendapatkan informasi
disebutkan bahwa pelajaran matematika tentang suatu materi bahwasannya materi
harus menanamkan sikap menghargai tersebut sulit maka siswa cenderung tidak
kegunaan matematika dalam kehidupan. memiliki keyakinan dapat mempelajarinya
Penanaman sikap tersebut, yakni merasa atau bahkan memecahkan masalah-masalah
ingin mengetahui, perhatian, minat dalam yang berkaitan dengan masalah tersebut. Hal
mempelajari matematika, bersikap ulet dan ini sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa
percaya diri dalam pemecahan masalah. siswa yang memiliki Self-Efficacy rendah
Pentingnya pengembangan Self- mengalami kesulitan dalam memecahkan
Efficacy siswa dalam pemecahan masalah tugas dan menganggap tugas tersebut sebagai
matematika dikarenakan: (1) proses ancaman terhadap dirinya. Siswa yang
pembelajaran matematika dikelas sangat memiliki aspirasi rendah dan komitmen yang
dipengaruhi oleh Self-Efficacy siswa terhadap lemah pada tujuan cenderung menyerah.
pelajaran matematika (Shadiq, 2007: 1), (2) Sebaliknya individu yang memiliki Self-
Self-Efficacy siswa membentuk kemampuan Efficacy tinggi, aspirasi tinggi, dan komitmen
matematika siswa dalam pemecahan masalah yang tinggi pada tujuan, tugas yang sulit
matematika (Bandura, 1993: 119), (3) dianggap sebagai tantangan untuk
pelajaran matematika diasumsikan oleh dipecahkan dari pada dianggap sebagai
kebanyakan siswa sebagai pelajaran yang ancaman yang harus dihindari (Bandura,
sulit, membuat stress, dan membosankan, 1993: 144-145).
dimana dengan Self-Efficacy yang tinggi

64
Subaidi, Self-Efficacy Siswa |65

Fakta empiriknya, pentingnya Self- masalah matematika tersebut, dan kegagalan


Efficacy siswa dalam pemecahan masalah memecahkan masalah matematika tersebut
matematika tampak terlihat dalam berbagai dianggap karena kurangnya kemampuan
penelitian ilmiah kalangan akademisi. Albert matematikanya. Akibat hal tersebut, siswa
Bandura dan Schunk (1981) dalam tidak bisa mencapai keberhasilan belajar
penelitiannya memperlihatkan bahwa dalam pembelajaran pelajaran tersebut.
semakin tinggi keyakinan diri (Self-Efficacy) Kemampuan matematika siswa dapat
maka semakin cepat siswa tersebut dibentuk melalui pembentukan Self-Efficacy.
memecahkan tugas pelajaran matematika, Tantangan dan frustasi yang menjadi krusial
bertahan memecahkan soal pelajaran penghambat kemampuan matematika siswa
matematika, dan cermat dalam komputasi dapat diatasi melalui pembentukan Self-
pelajaran matematika (Prakoso, 1996: 12). Efficacy (Borovik dan Gardiner, 2006: 2).
Keyakinan diri ini, dalam pelajaran
matematika terbentuk karena sikap positif Self-Efficacy Siswa dalam Pemecahan
terhadap matematika, dimana dengan sikap Masalah Matematika
positif ini dapat memecahkan masalah 1. Pengertian Self-Efficacy
matematika sesuai dengan kemampuan Menurut Bandura (1997: 3), Self-
aktualnya (Bandura, 1993: 119). Barry J. Efficacy adalah keyakinan seorang
Zimmerman dalam penelitiannya individu mengenai kemampuannya dalam
memaparkan bahwa Self- mengorganisasi dan menyelesaikan suatu
Efficacy berpengaruh secara signifikan tugas yang diperlukan untuk mencapai
terhadap motivasi belajar dan pembelajaran hasil tertentu. Sedangkan menurut
siswa. Self-Efficacy mendorong siswa Kusaeri (2011: 22-23) sikap menjadi
responsif untuk memperbaiki metode dasar bertindak, dan tindakan menjadi
pembelajarannya dan dapat memprediksi ungkapan sikap itu. Ini berarti bahwa
hasil yang dicapainya. Self-Efficacy tentang Self- Efficacy seorang siswa akan
kemampuan akademiknya memainkan peran menjadi dasar siswa tersebut melakukan
essensial dalam membentuk motivasi belajar tindakan dalam menghadapi suatu
untuk mencapai kemampuan akademik masalah tertentu dan hasil tindakannya
(Zimmerman, 2000: 89). merupakan ungkapan Self-Efficacy siswa
Sampai pada saat ini, mengikuti tersebut. Menurut Robbins (2003:127),
perspektif teori kognitif sosial (social Self- Efficacy merupakan faktor yang ikut
cognitif theory) atau teori pembelajaran mempengaruhi kinerja seseorang dalam
sosial (social learning theory) Albert mencapai suatu tujuan tertentu.
Bandura tampak bahwa Self-Efficacy sangat Ditinjau dari akademik, Self-
penting bagi siswa sekolah menengah untuk Efficacy akademik mengacu pada
pemecahan masalah matematika. Artinya, keyakinan individu bahwa ia mampu
Self-Efficacy yang kuat atau tinggi sangat melakukan tindakan tertentu (Schunk,
dibutuhkan siswa dalam pemecahan masalah 1991). Selanjutnya Schunk menyatakan
matematika tersebut sehingga dapat bahwa Self-Efficacy bukanlah satu-
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran satunya pengaruh pada perilaku/tindakan.
tersebut. Siswa dengan Self-Efficacy yang Perilaku atau tindakan merupakan fungsi
tinggi akan lebih mampu bertahan dari banyak variabel. Berdasarkan
menghadapi masalah matematika tersebut, pendapat-pendapat di atas dapat
mudah memecahkan tugas dan masalah disimpulkan bahwa Self-Efficacy adalah
matematika tersebut, dan kegagalan keyakinan seseorang terhadap
memecahkan masalah matematika tersebut keterampilan dan kemampuan dirinya
dianggap karena kurangnya usaha atau dalam mengorganisasi dan menyelesaikan
belajar. permasalahan untuk hasil yang terbaik
Sebaliknya siswa dengan Self- dalam suatu tugas tertentu.
Efficacy yang lemah atau rendah cenderung 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
rentan dan mudah menyerah menghadapi Self-Efficacy
masalah matematika tersebut, mengalami Menurut Bandura (1997: 80-115)
kesulitan dalam memecahkan tugas dan menyatakan bahwa ada empat sumber
utama yang mempengaruhi Self-Efficacy menurut tingkat kesulitan tertentu
seseorang yaitu: maka Self-Efficacy nya akan jatuh
a. Pengalaman keberhasilan seseorang pada tugas-tugas yang mudah, sedang,
dalam menghadapi tugas tertentu dan sulit sesuai dengan batas
pada waktu sebelumnya. Apabila kemampuan yang dirasakan untuk
seseorang pernah mengalami memenuhi tuntutan perilaku yang
keberhasilan dimasa lalu maka dibutuhkan bagi masing-masing
semakin tinggi pula Self-Efficacy, tingkatnya tersebut. Dimensi kesulitan
sebaliknya apabila seseorang memiliki implikasi terhadap pemilihan
mengalami kegagalan dimasa lalu tingkah laku yang dicoba atau yang
maka semakin rendah pula Self- akan dihindari. Individu akan mencoba
Efficacy orang tersebut. tingkah laku yang dirasa mampu
b. Pengalaman orang lain. Individu yang dilakukan dan akan menghindari
melihat orang lain berhasil dalam tingkah laku yang dirasa berada di luar
melakukan aktifitas yang sama dan batas kemampuannya.
memiliki kemampuan yang sebanding b. Strenght
dapat meningkatkan Self-Efficacy Dimensi ini berkaitan dengan tingkat
nya, sebaliknya jika orang yang kekuatan atau kelemahan keyakinan
dilihat gagal maka Self-Efficacy individu tentang kemampuan yang
individu tersebut menurun. dimilikinya. Individu dengan Self-
c. Persuasi verbal, yaitu informasi Efficacy kuat mengenai
tentang kemampuan seseorang yang kemampuannya cenderung pantang
disampaikan secara verbal oleh orang menyerah dan ulet dalam
yang berpengaruh sehingga dapat meningkatkan usahanya walaupun
meningkatkan keyakinan bahwa menghadapi rintangan. Sebaliknya
kemampuan-kemampuan yang individu dengan Self-Efficacy lemah
dimiliki dapat membantu untuk cenderung mudah terguncang oleh
mencapai apa yang diinginkan. hambatan kecil dalam menyelesaikan
d. Kondisi fisiologis yaitu keadaan fisik tugasnya.
(sakit, rasa lelah dan lain-lain) dan c. Generality
kondisi emosional (suasana hati, Dimensi ini merupakan dimensi yang
stress dan lain-lain). Keadaan yang berkaitan dengan keluasan bidang
menekan tersebut dapat tugas yang dilakukan. Dalam
mempengaruhi keyakinan akan mengatasi atau menyelesaikan
kemampuan dirinya dalam masalah/tugas-tugasnya, beberapa
menghadapi tugas. Jika ada hal individu memiliki keyakinan terbatas
negatif, seperti lelah, kurang sehat, pada suatu aktivitas dan situasi tertentu
cemas, atau tertekan, akan dan beberapa menyebar pada
mengurangi tingkat Self-Efficacy serangkaian aktivitas dan situasi yang
seseorang. Sebaliknya, jika seseorang bervariasi.
dalam kondisi prima, hal ini akan 4. Self-efficacy Siswa dalam Pemecahan
berkontribusi positif bagi Masalah Matematika
perkembangan Self-Efficacy. Self efficacy adalah hal penting bagi
3. Indikator Self-Efficacy setiap orang untuk menghadapi suatu
Menurut Bandura (1997: 42-43), masalah yang dihadapi. Hal ini diperkuat
dimensi-dimensi Self-Efficacy yang dengan bukti bahwa self efficacy sangat
digunakan sebagai dasar bagi pengukuran mempengaruhi kehidupan. Self efficacy
terhadap Self-Efficacy individu adalah : juga sangat mempengaruhi kepercayaan
a. Magnitude. diri, sedangkan kepercayaan diri adalah
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat satu diantara aspek-aspek kepribadian
kesulitan tugas yang diyakini oleh yang penting dalam kehidupan manusia,
seseorang untuk dapat diselesaikan. yang terbentuk melalui proses belajar
Jika individu dihadapkan pada dalam interaksinya dengan lingkungan.
masalah atau tugas-tugas yang disusun Kepercayaan diri merupakan aspek
kepribadian manusia yang berfungsi 4. Struktur Masalah yaitu struktur
penting untuk mengaktualisasikan potensi masalah yang diberikan kepada siswa
yang dimiliki manusia. (pemecahan masalah), seperti format
Penelitian yang dilakukan Belz dan secara verbal atau gambar,
Hacket pada tahun 1983, (Pajares, kompleksitas (tingkat kesulitan soal),
2002:11) melaporkan bahwa dengan self konteks (latar belakang cerita atau
efficacy yang tinggi, maka pada umumnya tema), bahasa soal, maupun pola
seorang siswa akan lebih mudah dan masalah satu dengan masalah yang
berhasil melampaui latihan-latihan yang lain dapat mengganggu kemampuan
diberikan padanya, sehingga hasil akhir siswa dalam memecahkan masalah.
dari pembelajaran tersebut yang tercermin Dari keempat faktor yang
dalam prestasi akademiknya juga mempengaruhi pemecahan masalah
cenderung akan lebih tinggi dibandingkan tersebut, tampak salah satunya adalah
siswa yang memiliki self-efficacy lebih keyakinan dan motivasi, dimana
rendah. keyakinan dan motivasi ini sangat
Sedangkan menurut siswono (2008) terkait dengan Self-Efficacy. Hal ini
ada beberapa faktor yang mempengaruhi menunjukkan bahwa Self-Efficacy
kemampuan dalam pemecahan masalah : memiliki dampak langsung terhadap
1. Pengalaman awal, yaitu pengalaman kemampuan matematika. Oleh karena
terhadap tugas-tugas menyelesaikan itu, seorang guru perlu mengetahui dan
soal cerita atau soal aplikasi. mengarahkan agar siswa memiliki Self-
Pengalaman awal seperti ketakutan Efficacy sehingga siswa mampu
(phobia) terhadap matematika dapat memecahkan masalah matematika.
menghambat kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah. PENUTUP
2. Latar belakang matematika yaitu Self-efficacy sangat berperan penting
kemampuan siswa terhadap konsep- dalam segala hal, terutama bagi siswa yang
konsep matematika yang berbeda- sedang memecahkan masalah matematika.
beda tingkatnya dapat memicu Dengan adanya rasa self-efficacy yang tinggi
perbedaan kemampuan siswa dalam dalam diri siswa diharapkan dapat berhasil
memecahkan masalah. dalam memecahkan masalah matematika.
3. Keinginan dan motivasi yaitu Untuk menanamkan self-efficacy siswa yang
dorongan yang kuat dari dalam tinggi, maka guru perlu menciptakan
diri(internal), seperti menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan,
keyakinan saya “bisa” maupun mengaktifkan dan mengembangkan
eksternal, seperti diberikan soal-soal keyakinan diri serta selalu memberi motivasi
yang menarik,menantang, kontekstual yg baik.
dapat mempengaruhi hasil pemecahan
masalah.

DAFTAR PUSTAKA Competition Conference 2006,


Bandura, Albert. 1997. Self-Efficacy The Cambridge, England, July 22-28,
Excercise of Control. USA: W. H 2006.
Freeman and Company.
Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008.
. 1993. “Perceived Self- Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Efficacy in cognitive development Jakarta: Pusat Perbukuan
and functioning”. Educational Departemen Pendidikan Nasional
Psychologist. 28(2), 117-148.
Kusaeri. 2011. Transformasi Nilai-Nilai
Borovik, Alexandre V and Gardiner, Tony. Karakter Melalui Pelajaran
2006. “Mathematical Abilities and Matematika di Sekolah. Aksioma:
Mathematical skills”. Word Jurnal Matematika dan Pendidikan
Federation of National Matematika, 2(1), 21-32.
Mathematics
Leonard dan Supardi U.S. 2010. “Pengaruh Shadiq, Fajar. 2007. Apa dan Mengapa
Konsep Diri, Sikap Siswa pada Matematika Begitu Penting ?.
Matematika, dan Kecemasan Siswa Yogyakarta: Pusat Pengembangan
terhadap Hasil Belajar Matematika”. dan Pemberdayaan Pendidik dan
Cakrawala Pendidikan XXIX, Tenaga Kependidikan (PPPPTK)
3:341-352. Matematika, Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan
Polya G. 1973. HowTto Solve It: A New Kependidikan, Departemen
Aspect of Mathematical Method. Pendidikan Nasional.
Princeton, New Jersey: Princeton
University Press. Siswono, Tatag Y. E. 2008. Model
Pembelajaran Matematika Berbasis
Prakoso, Heru. 1996. “Cara Penyampaian Pengajujan dan Pemecahan
Hasil Belajar untuk Meningkatkan Masalah untuk Meningkatkan
Self-Efficacy Mahasiswa”. Jurnal Kemampuan Berpikir Kreatif.
Psikologi. 2, 11-22. Surabaya: Unesa University Press.

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Zimmerman, Barry J. 2000. “Self-Efficacy:


Organisasi Jilid 1. Jakarta: Indeks An Essential Motive to learn”.
Kelompok Gramedia. Contemporary
Educational
Schunk, D. H. (1991). “Self-efficacy and Psycology, 25, 82-92
academic motivation”. Educational
Psychologist, 26, 207-231.
.

Anda mungkin juga menyukai