Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP KURIKULUM DI DUNIA EROPA DAN AMERIKA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika

Dosen pengampu : Wanda Nugroho Yanuarto, M.Pd.

Disusun Oleh:

Siti Nur Afifah (1801060005)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................1


DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
MATERI...............................................................................................................................................3
A. Finlandia....................................................................................................................................3
1. Sistem Pendidikan Secara Umum..........................................................................................3
2. Sistem Pendidikan Dasar.......................................................................................................3
3. Sistem pendidikan menengah.................................................................................................4
4. Sistem Pendidikan Tinggi......................................................................................................4
5. Proses Pembelajaran di Kelas................................................................................................4
6. Model Pembelajaran Yang Sering Digunakan.......................................................................5
B. Kanada.......................................................................................................................................5
1. Sistem Pendidikan Secara Umum..........................................................................................5
2. Sistem Pendidikan Sekolah Dasar..........................................................................................5
3. Sistem Pendidikan Sekolah Menengah..................................................................................5
4. Sistem Pendidikan Sekolah Tinggi........................................................................................6
5. Proses Pembelajaran di Kelas................................................................................................6
6. Model Pembelajaran Yang Sering Digunakan.......................................................................6
C. Selandia Baru.............................................................................................................................6
1. Sistem Pendidikan Secara Umum..........................................................................................6
2. Sistem Pendidikan Sekolah Dasar..........................................................................................7
3. Sistem Pendidikan Sekolah Menengah..................................................................................7
4. Sistem Pendidikan Tinggi......................................................................................................7
5. Proses Pembelajaran di Kelas................................................................................................8
6. Model Pembelajaran Yang Sering Digunakan.......................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

2
MATERI
A. Finlandia
1. Sistem Pendidikan Secara Umum
Pemerintah memberikan perhatian terhadap pendidikan lebih besar dari sektor
lainnya, karena dengan cara seperti ini secara otomatis sektor lain juga akan
berkembang dengan sendirinya. Jika di negara- negara maju memberlakukan
“standardized test” untuk mengukur kemajuan siswa di sekolah, Finlandia tidak
melakukan hal ini (Goodlad, 2013). Sistem pendidikan Finlandia berkeyakinan
kemampuan murid tidaklah sama, jadi melakukan tes baku untuk semua murid sama
sekali tidak menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Di samping itu pendidikan di
Finlandia tidak memotivasi siswa untuk menjadi siapa yang terpandai di sekolahnya
(no competition), namun lebih menekankan bagaimana membentuk “learning
community” yaitu menggabungkan guru sebagai pendidik, siswa sebagai anak didik,
dan masyarakat sebagai bagian dari pendidikan, sehingga kolaborasi ini yang
membuat pendidikan lebih unggul karena semua merasa bertanggung jawab akan
proses pendidikan (Kristiantari, 2015).
Sekolahan tingkat dasar dan menengah digabung, sehingga murid tidak perlu
berganti sekolah pada usia 13 tahun. Dengan cara ini mereka terhindar dari masa
peralihan yang bisa mengganggu dari satu sekolah ke sekolah lain. Pendidikan di
Finlandia juga tidak membebankan siswa melakukan banyak PR atau tugas, jika
dibandingkan dengan Amerika yang membebankan siswa melakukan “homework”
selama 2-3 jam/hari maka Finlandia hanya memberlakukan maksimum 30
menit/hari. Mereka berkeyakinan “homework doesn’t make you smart”. Guru di
Finlandia lebih mengedepankan proses pembelajaran di mana siswa dapat menyerap
apa yang dipelajari di kelas dibandingkan apa yang mereka dapat lakukan di luar
kelas (Bhardwaj, Tyagi, & Ameta, 2015). Bahkan dalam satu kelas terdapat 2 guru
untuk memberikan hak belajar yang sama pada setiap siswa ditambah dengan satu
orang guru yang memfokuskan diri pada mengajar.
Sistem pendidikan di Finlandia juga berkeyakinan “pendidikan yang baik
tidak terletak pada hasil yang baik”. Oleh karena itu “standardized test” hanya
sebagai patokan namun bukan landasan. Standardize test hanya menghabiskan biaya
negara bermilyar-milyar setiap tahun untuk membuat soal ujian, namun hanya
beberapa individu saja yang bermutu (Avalos, 2011). Setiap siswa tidak memiliki
kemampuan yang sama untuk melakukan tes yang sama. Sebagai contoh ketika
melakukan “medical checkup” tidak perlu menyedot seluruh darah yang ada di
badan untuk mengetahui penyakit apa yang diidap, tetapi cukup dengan mengambil
beberapa tetesan saja (Karppinen, 2012).
2. Sistem Pendidikan Dasar
Materi yang diajarkan di Sekolah Dasar Finlandia ada sekitar 20 materi.
Namun demikian, siswa boleh memilih subject (tema) yang ada dalam materi
tersebut. Transveral competence artinya siswa dapat mengaitkan atau melintasi

3
materi lain untuk mencapai satu tujuan yang diharapkan. Dengan memilih sendiri
materi yang dibahas siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Support for learning di sini beririsan dengan assesment. Jadi pemebelajaran
betul-betul didukung dengan fasilitas dan penilaian merupakan bagian dari proses
pembelajaran. Objectives contents assesment criteria artinya dalam mendukung
pembelajaran, melaksanakan metode pembelajaran dan bahkan dalam enilaian pun,
kriteria penialian dilakukan dengan objektiv artinya disesuaikan dengan
kemampuann peserta didik, jadi setiap peserta didik mempunyai format penilaian
yang berbeda, tergantung kemampuan dan guru yang paling tahu bagaimana
kemamuan siswa tersebut. Kesemuanya itu dilakukan dengan penuh motivasi dan
pembelajaran yang menyenangkan.
3. Sistem pendidikan menengah
Pendidikan Menengah di Finlandia terdiri dari dua jenis: Pendidikan Umum
dan Pendidikan Vokasi. Fasilitas umum (sekolah dan makan) disediakan gratis oleh
pemerintah, namun murid mungkin harus membeli buku sekolahnya sendiri-sendiri.
Proses penerimaan siswa di pendidikan menengah atas bergantung banyak pada hasil
evaluasi siswa selama di tingkat pendidikan dasar serta nilai yang tercantum di
sertifikat kelulusan pendidikan dasar. Lulusan pendidikan dasar yang ingin
melanjutkan ke pendidikan vokasi biasanya juga melihat pengalaman kerja dan
faktor pendukung lainnya seperti hasil ujian masuk dan tes bakat. Lebih dari 90%
lulusan pendidikan dasar di Finlandia memilih langsung melanjutkan ke pendidikan
menengah atas. Lulusan semua pendidikan menengah atas –baik pendidikan umum
maupun vokasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk melanjutkan ke
pendidikan tinggi (universitas).
4. Sistem Pendidikan Tinggi
Finlandia memiliki dua jenis universitas, yaitu universitas umum dan
universitas ilmu terapan (applied sciences). Universitas umum mengedepankan riset
dan instruksi ilmiah, sedangkan universitas ilmu terapan memprioritaskan penerapan
ilmu secara praktis. Universitas di Finlandia merupakan organisasi mandiri yang
diatur oleh hukum. Setiap universitas bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan untuk menentukan target operasional dan kualitatif kebutuhan
sumber daya setiap tiga tahun. Hasil perjanjian kerjasama ini juga menjelaskan
bagaimana setiap target akan dimonitor dan dievaluasi. Universitas mendapatkan
pendanaan dari pemerintah, tetapi juga diharapkan untuk mengumpulkan dananya
sendiri.
5. Proses Pembelajaran di Kelas
Dalam Proses pembelajaran, negara Finlandia menggunakan kurikulum
Transveral yang bertujuan untuk : (a) berpikir dan belajar untuk belajar (b)
kompetensi budaya, interaksi dan ekspresi diri (c) menjaga diri sendiri dan mengatur
kehidupan sehari-hari (d) multiliterasi (e) Kompetensi ICT (f) kompetensi kehidupan
kerja dan kewirausahaan (g) partisipasi, keterlibatan dan membangun masa depan
yang berkelanjutan. Dalam proses pembelajaran hanya 4 jam guru mengajar dalam
sehari di Finlandia dan ditambah 2 jam untuk pengembangan diri dalam seminggu.
Guru dalam OECD ini rata-rata mengajar 703 jam selama setahun, sedangkan guru di

4
Finlandia mengajar hanya 592 jam selama setahun. Waktu ekstra guru di Finlandia
lebih banyak digunakan untuk mendukung murid yang memerlukan perhatian
khusus. Murid yang memerlukan perhatian khusus akan di bawa ke kelas yang
terpisah dan disediakan rencana pembelajaran secara individual.
6. Model Pembelajaran Yang Sering Digunakan
Model pembelajaran di Finlandia : Sekolah harus menyediakan kesempatan
untuk eksperimen, eksplorasi, pembelajaran aktif, aktivitas fisik dan bermain.
Keanekaragaman budaya dan kesadaran bahasa juga merupakan prinsip utama yang
memandu pengembangan budaya sekolah. Penggunaan berbagai bahasa dalam
kehidupan sehari-hari sekolah dipandang sebagai hal yang alami, dan bahasa
dihargai.
B. Kanada
1. Sistem Pendidikan Secara Umum
Sistem pendidikan Kanada berkembang ke arah lebih desentralisasi. Provinsi
tetap memberikan pedoman umum, tetapi dewan pendidikan setempat (Local Board)
dan masing-masing sekolah memiliki 10 kontrol lebih besar terhadap implementasi,
materi dan metode pengajaran. Tekanan terhadap hal-hal yang bersifat fakta semakin
dikurangi, dan tekanan lebih banyak pada pembentukan keterampilan untuk
membantu belajar.
Isi kurikulum dimasukkan mata pelajaran yang bersifat wajib, terutama
matematika, sains, bahasa, dan bidang ilmu-ilmu sosial biasanya sejarah dan
geografi. Sekarang diperkenalkan pula ilmu dan keterampilan baru. Kurikulum
sekarang memasukkan teknologi komputer, berpikir kreatif, belajar mandiri, dan
pendidikan lingkungan. Pada setiap provinsi-provinsi terdapat dewan sekolah yang
mengawasi pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan program-program
pendidikan.
Kurikulum sekarang memasukan komputer, berfikir kreatif, belajar mandiri
dan pendidikan lingkungan. Dari negara Kanada kita bisa menerapkan tempat yang
aman untuk belajar, memberikan kualitas/mutu pendidikan yang tinggi,
mengeluarkan ijazah yang diakui secara internasional dan bisa ditransfer dan biaya
kuliah yang terjangkau serta stabilitas politik.
2. Sistem Pendidikan Sekolah Dasar
Pendidikan wajib adalah bagi warga mulia usia 5-18 tahun. Pendidikan wajib
bagi warga Kanada dimulai dengan Sekolah Dasar yang ditempuh dalam periode 6-8
tahun. Kelas 1 hingga 6 atau 8, tergantung pada sistim di propinsi masing-masing.
Penempatan siswa untuk lokasi dimana bersekolah adalah ditentukan berdasarkan
wilayah terdekat dengan domisili tempat tinggal, yaitu oleh School Board (semacam
Kanwil di Indonesia). Kanada memiliki sebanyak 10,100 sekolah dasar. Kurikulum
sekolah dasar menekankan pada pengetahuan kesenian, matematika, sosial, sains,
olahraga, kesehatan, dan bahasa terutama kemampuan membaca dan menulis.
3. Sistem Pendidikan Sekolah Menengah
Sekolah menengah adalah menyelesaikan 4 atau 6 tahun terakhir dari
pendidikan wajib tersebut, sehingga disebut juga dengan kelas 7-12 atau 9-12.
Kurikulum pada tahun-tahun awal memberikan siswa dengan pelajaran-pelajaran

5
wajib. Kemudian pada tingkat yang lebih tinggi mulia diberikan pilihan-pilihan sesuai
dengan minat dan bakatnya. Terdapat 3,400 sekolah menengah di Kanada, dan juga
ada 2000 sekolah yang menggabungkan antara SD dan SM. Sekolah menengah ada
yang menyediakan jurusan umum dan kejuruan pada sekolah yang sama, tetapi ada
juga yang mengkhususkan untuk kejuruan saja. Jumlah rata-rata siswa pada satu
sekolah adalah 350an siswa. Lulus dari grade 12 di propinsi British Columbia
diberikan ijazah dengan istilah Dogwood Diploma, dan di propinsi Ontario disebut
dengan OSSD (Ontario Secondary School Diploma).
4. Sistem Pendidikan Sekolah Tinggi
Terdapat 163 universitas negeri dan swasta. Dan 183 college & institut negeri.
Biaya kuliah untuk International Student mulai dari $ 12,000 hingga $ 32,000 per
tahun. Periode masa belajar untuk tingkat sarjana ( S1 ) ditempuh dalam 3 – 4 tahun;
tingkat master ( S2 ) ditempuh dalam 2 tahun; tingkat doctoral ( S3 ), ditempuh dalam
3 – 5 tahun. Siswa mulai memasuki jenjang kuliah setelah menyelesaikan grade 12
( sekolah menengah ). Dan sebagian besar universitas juga menyediakan jalur khusus
bagi siswa dewasa ( mature or adult student ). Untuk memasuki jenjang kuliah dapat
ditempuh juga melalui college selama 1-2 tahun kemudian berpindah ke universitas
untuk tahun ke-3 dan ke-4. Pada umumnya sudah terbentuk semacam perjanjian
bersama antara college dengan universitas pada satu propinsi yang sama mengenai
persyaratan dan prosedur perpindahan tersebut. Demikian juga perpindahan antar
universitas.
5. Proses Pembelajaran di Kelas
Proses pembelajarannya menggunakan konsep-konsep seperti belajar dengan
strategi "Child-centered", "continuous progress", "team teaching", "discovery
method", "open plan school", dan "audiovisual aids" mulai dipakai, kadang-kadang
mengabaikan akibat-akibat hasilnya, atau mendabaikan pendidikan guru-gurunya.
Program sekolah yang terdiri dari berbagai pelajaran wajib dan buku-buku teks yang
ditentukan oleh departemen pendidikan provinsi juga mengalami perubahan dan
modifikasi yang cukup signifikan dan banyak program-program baru yang
diperkenalkan. Ditinjau dari aspek struktur, sistem pendidikan Kanada berkembang ke
arah lebih desentralisasi.
6. Model Pembelajaran Yang Sering Digunakan
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada era
globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan pertama kali oleh
Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di
McMaster University Canada.
Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai
awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan
dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
C. Selandia Baru
1. Sistem Pendidikan Secara Umum
Pemerintahan New Zealand menjalankan wajib belajar. Wajib belajar adalah
antara umur 6 sampai 16 tahun. Siswa dapat meninggalkan bangku sekolah pada umur

6
15 hanya saja jika ada izin dari orang tua dan sekolah dengan alasan-alasan yang
ditentukan. Pendidikan gratis dijadikan hak seluruh warga negara
(citizens dan permanent residents) mulai dari primary school sampai secondary
school selama 13 tahun penuh (setara SD, SMP, dan SMA), yang dimulai dari ulang
tahun ke-5 sampai akhir tahun ajaran bertepatan dengan ulang tahun ke-19.
Kebanyakan orang tua mengantarkan anaknya ke sekolah pada hari ulang tahun ke-5
anaknya atau beberapa hari setelahnya. Paling lambat anak-anak harus diantarkan ke
sekolah pada tahun ajaran pertama yang ditemui setelah ulang tahun ke-5.
2. Sistem Pendidikan Sekolah Dasar
Pada saat duduk di kursi sekolah dasar, siswa di Selandia Baru mengikuti
kurikulum nasional dengan mata pelajaran sebagai berikut: bahasa Inggris, seni,
pendidikan kesehatan dan olahraga, bahasa, matematika, statistik, ilmu pengetahuan
alam, ilmu pengetahuan sosial dan teknologi. Kemampuan para pelajar dalam hal
membaca, menulis dan menghitung diuji sesuai dengan usia mereka, sesuai dengan
aturan yang diatur oleh Standar Nasional Selandia Baru Para pelajar memulai
pendidikan dasar mereka pada usia 5-6 tahun dan durasi pendidikan dasar tersebut
ialah 6 tahun (Kelas 1-6)
3. Sistem Pendidikan Sekolah Menengah
Sekolah menengah pertama (Kelas 7 dan 8) ialah jembatan antara sekolah
dasar dan sekolah menengah atas. Pendidikan dasar dimulai sejak kelas satu sampai
dengan kelas 8. Pada saat memasuki kelas 7 dan 8, para siswa memiliki pilihan untuk
tetap melanjutkan studi di sekolah dasar mereka atau melanjutkan studi mereka ke
sekolah menengah pertama yang baru. Para siswa memasuki sekolah menengah
pertama pada usia 11-12 tahun.
Selandia Baru memiliki tiga kategori sekolah menengah atas sekolah negeri,
dimana 85% dari penduduk asli Selandia Baru masuk ke sekolah ini, sekolah negeri
berintegrasi, yang dikelola berdasarkan keagamaan atau menggunakan metode
pengajaran yang khusus dan sekolah swasta. Para pelajar yang memasuki sekolah
menengah atas (Kelas 9-13) atau yang sering disebut high schools atau colleges
berupaya untuk menggapai National Certificate of Educational Achievement (NCEA).
Selain itu, sekolah menengah pertama pun menawarkan beberapa mata pelajaran
kejuruan seperti pariwisata dan pemrograman komputer. Beberapa sekolah juga
menawarkan ujian internasional Cambridge dan program International Baccalaureate.
4. Sistem Pendidikan Tinggi
Selandia Baru memiliki 8 universitas yang didanai negara. Mereka masing-
masing menawarkan gelar sarjana atau magister dalam berbagai pilihan mata
pelajaran dan memiliki kekuatan dalam gelar profesional khusus. Semuanya diakui
secara internasional. Selain studi pascasarjana dan penelitian, pendidikan lanjutan
juga mencakup tingkat yang lebih tinggi dan kejuruan. Program berkisar dari program
untuk membantu siswa bekerja, hingga sertifikat dan diploma. Sistem pendidikan
Selandia Baru mencerminkan masyarakat mereka yang unik dan beragam, terbuka
terhadap berbagai kemampuan, kepercayaan agama, kelompok etnis, tingkat
pendapatan dan gagasan tentang pengajaran dan pembelajaran.

7
Memilih tempat perkuliahan memang harus spesifik dalam
mempertimbangkan kondisi dan kualitasnya. Pelajar yang memilih kuliah di New
Zealand memang merupakan pilihan yang tepat. Pelajar yang kuliah di New Zealand
juga diajar untuk berpikir kritis, fleksibel, respon cepat, dan mengembangkan pola
pikir mereka sehingga mampu menghadapi masalah dan tantangan yang akan
ditemuinya di lingkungan luar yang sering berubah-ubah. Siswa yang telah terbiasa
dengan sistem pendidikan seperti ini akan mampu menerapkan pola pikirnya untuk
menciptakan hal baru dan tanggap terhadap masalah dan dengan cepat mampu
menyelesaikannya
5. Proses Pembelajaran di Kelas
Waktu pelaksanaan Sekolah dibagi menjadi 4 terms (triwulan) di mana awal
tahun pelajaran dimulai dari sekitar akhir Januari atau awal Februari dan berakhir
pada pertengahan Desember setiap tahunnya. Setiap akhir term ada masa libur.
Sekolah berlangsung setiap hari Senin sampai dengan Jum’at dari pukul 9 pagi
sampai 3 siang.
Ada delapan bidang ilmu yang diajarkan di primary school yaitu: English,
Arts, Health and Physical Education, Learning Languages, Mathematics and
Statistics, Science, Social Sciences, dan Technology. Semua pelajaran ini diberikan
dalam situasi yang menyenangkan namun merangsang anak untuk berpikir kritis.
Dengan suasana kelas yang menyenangkan dan cara mengajar yang child-centred
serta rasio murid dalam satu kelas per satu guru sekitar 1:20 an, memungkinkan anak
untuk mengembangkan potensinya.
Kelas begitu hidup dan hangat. Suasana enjoyable learning benar - benar
tercipta, jauh dari tekanan. Susunan pola meja dan kursinya pun diatur sesuai dengan
keinginan. Tampak sekali bahwa siswa sangat menyenangi semua pelajaran yang
mereka terima, mereka sangat bersemangat. Siswa juga sangat percaya diri dalam
mengemukakan tentang apa yang telah mereka baca, tulis, dan pikirkan. Siswa sudah
dikenalkan dengan teknologi sedini mungkin. Mereka juga diajarkan untuk
bertanggung jawab dan setiap ada keberhasilan selalu dirayakan sebagai bentuk
penghargaan.
Tidak ada istilah tidak naik kelas. Berdasarkan kemampuannya setiap anak
dimasukkan dalam kelompok-kelompok kecil di dalam kelas sehingga setiap anak
merasa percaya diri dengan kemampuannya. Hasil evaluasi belajar (rapot) tidak
diberikan dalam angka, tetapi dalam bentuk uraian. Setiap sekolah mempunyai
program pemberian penghargaan untuk murid-murid yang berprestasi. Ada standard
yang berlaku secara nasional dan cara-cara evaluasi tertentu yang dipakai untuk
menilai prestasi murid, tetapi mereka tidak melaksanakan ‘ujian nasional.
6. Model Pembelajaran Yang Sering Digunakan

Model pembelajaran yang dilakukan adalah model yang dengan rincian sebagai
berikut :

8
a. Penuh percaya diri, yang maksudnya anak-anak muda New Zealand  melakukan
hal-hal positif untuk membentuk identitas diri, termotivasi dan dapat diandalkan,
cerdas berpikir, giat dan kewirausahaan serta tangguh.
b. Connected, yang dimaksudnya anak-anak muda New Zealand mampu berhubungan
baik dengan orang lain, pengguna alat komunikasi yang efektif, mampu
mengelolah tanah dan lingkungannya, anggota komunitas dan warga yang baik.
c. Terlibat aktif, yang maksudnya anak-anak muda New Zealand merupakan peserta
dalam berbagai konteks kehidupan serta kontributor kesejahteraan budaya,
ekonomi dan lingkungan New Zealand. 
d. Pembelajar sepanjang hayat, yang maksudnya anak-anak muda New Zealand
adalah pemikir kritis dan kreatif, pencari aktif, pengguna dan pencipta ilmu
pengetahuan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Maknun, L. & Royani, A. (2019). Sekolah Dasar Di Finlandia Serta Persamaan. Telaah
Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sekolah Dasar Di Finlandia Serta Persamaan
Dan Perbedaannya Dengan Kurikulum 2013 Di Indonesia, 64–70. Retrieved from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd/article/view/9947

Absawati, H. (2020). Telaah Sistem Pendidikan Finlandia: Penerapan Sistem Pendidikan


Terbaik Dunia Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Elementary: Kajian Teori Dan Hasil
Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 64–70.

Daud, R. M. (2019). Sistem pendidikan Finlandia suatu alternatif sistem pendidikan Aceh.
Indonesia: Fakutas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry, 53(9), 21–36.

Refiaeter, U. H. (2018). Perbandingan Sistem Penjas Indonesia Dengan Kanada, (November),


1–55.

Leni, N. (2019). Faktor yang Membuat 7 Negara (Finlandia, Korea Selatan, Hongkong,
Jepang, Singapura , Belanda, Kanada) Diakui Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik di
Dunia dalam Kajian Antropologi dan Matematika. Prosiding Seminar Nasional
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 219–229.

Morgan, C. (n.d.). OF EDUCATIONAL QUALITY AND, 18(2011), 125–156.

Tinggi, S., & Excelsius, T. (2021). Education System in Canada, (January).


https://doi.org/10.13140/RG.2.2.16224.10244

Ministry of Education. 2007. The New Zealand Curriculum. Wellington: Learning Media


Limited.

10

Anda mungkin juga menyukai