Anda di halaman 1dari 58

PENINGKATAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TEMA 9


SUBTEMA 2 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MINIATUR TATA
SURYA BAGI SISWA KELAS VI MI AL-ROSYID
KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2021/2022

LAPORAN HASIL PENELITIAN


(PTK)

Disusun oleh
NUR AFIFAH, S.Pd.
NIP 2019.02.02.1344
Guru/Kepala Sekolah

MADRASAH IBTIDAIYAH AL-ROSYID


KEMENTERIAN AGAMA KECAMATAN DANDER
KABUPATEN BOJONEGORO

2022
ABSTRAK

NUR AFIFAH, 2022. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran


IPA Tema 9 Subtema 2 Dengan Menggunakan Media Miniatur Tata
Surya Bagi Siswa Kelas VI MI Al-Rosyid Kecamatan Dander Kabupaten
Bojonegoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022.

Kata Kunci : Miniatur tata surya, media pembelajaran, pembelajaran ipa.

Kemampuan peserta didik Kelas VI MI Al-Rosyid dalam memahami


materi tata surya tergolong cukup rendah. Hasil tersebut disebabkan
proses pembelajaran yang tidak ideal. Permasalahan tersebut diatasi
melalui media miniature tata surya. Diharapkan dapat bermanfaat untuk
kepentingan pihak lain.
Media miniature tata suya adalah cara yang diterapkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dengan kegiatan peragaan dibantu alat
yang disebut miniature atau bentuk kecil dari suatu benda. Media ini
adalah tiruan dari planet-planet yang sesungguhnya.
Penelitian dilaksanakan 2 siklus, bersama siswa kelas VI MI Al-
Rosyid berjumlah 25 anak. Tindakan siklus 1 mengamati objek,
mendeskripsikan objek, kegiatan tanya jawab dan pemberian tugas. Siklus
2 menggabarkan susunan tata surya. Pengumpulan data dengan teknik
penilaian hasil pembelajaran, observasi, dan dokumentasi. Analisis data
dengan teknik statistika deskripsi dengan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan proses pembelajaran ada perubahan
sebesar 73%. Mencerminkan indikator: interaktif, inspiratif, memotivasi,
menantang dan menyenangkan. Proses pembelajaran mencapai kategori
sangat berkualitas. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar
60%. Kedua peningkatan menunjukkan kategori peningkatan cukup
signifikan. Pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif dapat mengubah proses
pembelajaran menjadi berkualitas dan membawa siswa berkompetensi
meraih nilai setara dengan KKM.
Kesimpulan akhir membuktikan bahwa media miniature tata surya
dapat mengubah proses pembelajaran menjadi berkualitas dan dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi tata surya bagi siswa kelas VI MI
Al-Rosyid Bojonegoro. Untuk itu, media miniature tata surya dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran IPA atau pembelajaran mapel lain.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Guru harus mampu membawa siswa memiliki kompetensi sesuai

dengan tuntutan kurikulum 2013. Siswa yang berkompeten mampu

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh

sekolah. Pada tahun pelajaran 2021/2022, MI Al-Rosyid menentukan KKM

untuk seluruh mata pelajaran sebesar 75. Siswa dikategorikan

berkompetensi apabila memperoleh nilai akhir minimal 75. Guru juga

harus mampu mencapai ketuntasan klasikal paling sedikit sebesar 75%

dari jumlah siswa di kelas. Apabila guru mampu mencapai indikator

tersebut, baik secara individual maupun klasikal dikategorikan ideal.

Pengalaman dalam pembelajaran IPA materi tata surya

menunjukkan hasil belajar siswa kelas VI cukup rendah. Mayoritas siswa

belum mampu mencapai nilai akhir setara dengan KKM. Berdasarkan

hasil penilaian akhir, siswa yang memperoleh nilai 75 atau lebih hanya

ada 5 siswa atau sebesar 20% dari 25 siswa. Penulis sebagai guru gagal

memenuhi target ketuntasan belajar klasikal sehingga dikategorikan

kurang ideal.

Kegagalan tersebut disebabkan oleh kesalahan yang bersifat

manusiawi (human error) dalam pelaksanaan proses pembelajaran.


Penulis sebagai guru melaksanakan proses pembelajaran secara

monoton dan berpusat pada aktifitas guru (teacher oriented). Siswa hanya

diberi penjelasan kemudian mengerjakan tugas hingga selesai. Tidak ada

kesempatan berkomunikasi bagi siswa, baik dengan guru maupun dengan

siswa lainnya. Suasana proses pembelajaran sangat menjenuhkan bagi

siswa. Perlu ada tindakan untuk mengubah proses pembelajaran menjadi

lebih representatif bagi siswa.

Media miniature tata surya menjadi alternatif untuk mengubah

pembelajaran kemampuan pemahaman dan hasil belajar bagi siswa kelas

VI MI Al-Rosyid. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui peragaan

dengan media miniature tata surya. Guru menunjukkan media miniature

tata surya, kemudian mendeskripsikan planet-planet yang ada. Penulis

sebagai guru berharap melalui penerapan media miniature tata surya

dapat mengubah paradigma pembelajaran berorientasi pada aktifitas

siswa (student oriented).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, perlu diadakan Penelitian

Tindakan Kelas. Tindakan dengan menerapkan media miniature tata

surya dalam pembelajaran IPA. Melalui media miniature tata surya

diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. Judul

penelitian adalah “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran

IPA Tema 9 Subtema 2 Dengan Menggunakan Media Miniatur Tata Surya


Bagi Siswa Kelas VI MI Al-Rosyid Kecamatan Dander Kabupaten

Bojonegoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2021/2022.”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah dengan menggunakan media miniatur tata surya dapat

meningkatkan kompetensi siswa kelas VI dalam memahami materi

IPA tematik 9 subtema 2?

2. Bagaimana penerapan media miniatur tata surya untuk

meningkatkan kompetensi siswa kelas VI dalam memahami materi

IPA tematik 9 subtema 2?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penerapan media miniatur tata surya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI dalam pembelajaran IPA

tema 9 subtema 2.

2. Menganalisis peningkatan hasil belajar siswa kelas VI pada

pembelajaran IPA tema 9 subtema 2 dengan menggunakan media

miniatur tata surya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Mengetahui konsep teori media miniature tata surya sebagai elemen

pembelajaran.

b. Menguasai konsep media miniature tata surya sebagai materi

esensial dalam pembelajaran IPA.


2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi

sistem tata surya.

2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi sistem

tata surya.

b. Bagi Guru

1) Memperbaiki proses pembelajaran melalui penerapan media

representatif, kreativ dan inovatif.

2) Meningkatkan Meningkatkan kinerja guru dalam mengajar IPA.

c. Bagi Sekolah

1) Memperkaya khasanah pustaka tentang hasil penelitian pada

perpustakaan sekolah.

2) Memotivasi guru agar mampu melakukan penelitian sebagai bentuk

tindakan reflektif terhadap proses pembelajaran.


BAB II

KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kerangka Teoretis

1. Pembelajaran IPA

Pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta

didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Interaksi yang terjadi

diharapkan dapat membuat perubahan bagi siswa berupa tingkah laku

atau kemampuan yang semakin bertambah. Menurut Nash dalam Usman

(2006: 2) IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang

bersifat analisis, lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena

lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif baru tentang

objek yang diamati. Pembelajaran IPA menurut Sulistyorini (2007: 80)

harus melibatkan keaktifan anak secara penuh (active learning) dengan

cara guru merealisasikan pembelajaran yang mampu memberi

kesempatan pada anak didik untuk melakukan keterampilan berupa

mencari, menemukan, menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri

berbagai pengetahuan, nilai-nilai dan pengalaman yang dibutuhkan.

Berikut tujuan pembelajaran IPA pada siswa MI menurut Sulistyorini

(2007: 42)

a. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.


b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

sains yang akan bermanfaat dan bisa diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan pembuatan keputusan.

d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains

dalam kehidupan sehari-hari.

e. Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman kebidang

pengajaran lain.

f. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam.

g. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta

ini untuk dipelajari.

2. Tata Surya

Gambar 1.1 Sistem Tata

Surya (Sunber: Nasa)

Tata surya adalah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari, delapan

planet, planet kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa kecil lain.

Matahari adalah pusat orbit dari anggota tata surya lainnya, artinya benda-
benda langit beredar mengelilingi Matahari. Berikut adalah anggota sistem

tata surya:

a. Matahari

Matahari adalah sumber energi utama bagi planet bumi. Berbentuk

bola gas pijar yang terdiri dari gas Hydrogen dan Helium. Jaraknya dari

Bumi yaitu sekitar 150 juta Km. Berdiameter 1,4 ×10 6 Km, suhu

permukaannya sekitar 6000 ℃ dan suhu intinya mencapai 15.000 .000℃ .

percikan panasnya bisa membakar segala sesuatu hingga 97 Km. Namun,

Matahari masih termasuk bintang sedang karena masih banyak bintang

yang lebih besar dan lebih panas dari Matahari.

Gambar 1.2 Matahari (Sumber: Nasa)

b. Planet

Planet adalah benda langit yang mengorbit pada Matahari,

bentuknya cenderung bulat dan orbitnya tidak dilintasi benda angkasa

lain. Berikut adalah planet yang berada dalam sistem tata surya:

1) Merkurius

Planet Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan

Matahari. Jaraknya sekitar 58.000.000 Km dari Matahari. Planet ini

berevolusi dengan cepat tetapi berotasi lambat. Satu hari di Merkurius


sama dengan 30 hari di Bumi. Merkurius sulit terlihat di langit malam hari,

dan terlihat setelah Matahari tenggelam atau sebelum Matahari terbit.

Gambar 1.3 Merkurius (Sumber: Nasa)

2) Venus

Venus adalah planet yang paling dekat dengan Bumi. Venus lebih

panas dibanding Merkurius yang lebih dekat dari Matahari. Hal ini terjadi

karena Venus memiliki atmosfer tebal yang dilapisi awan. Oleh karena itu,

sinar Matahari terperangkap di dalamnya. Awan yang menyelimuti Venus

menjadi keunikan planet ini. Awan itu terlihat indah karena memantulkan

cahaya Matahari. Selain itu, venus menjadi planet yang paling terang

diantara planet-planet lain dalam system tata surya. Venus berotasi

searah jarum jam, satu hari di venus sama dengan 243 hari di Bumi.

Gambar 1.4 Venus (Sumber: Nasa)


3) Bumi

Planet ketiga adalah Bumi. Satu-satunya planet yang bisa ditinggali

oleh manusia. Bumi disebut planet biru karena sebagian wilayah Bumi

ditutupi oleh lautan sehingga tampak biru. Bumi diselimuti udara tebal

yang disebut atmosfer, berfungsi untuk menyaring panas dari Matahari

sehingga tidak terbakar.

Gambar 1.5 Bumi (Sumber: Nasa)

4) Mars

Mars dijuluki sebagai Planet Merah. Planet ini disebut-sebut paling

menyerupai Bumi. Satu hari di Mars sama dengan 24,6 jam di Bumi. Ia

juga memiliki kutub yang diselimuti es. Suhu udara di Mars lebih dingin

daripada suhu di Bumi, yaitu sekitar 63 derajat Celsius di bawah nol,

karena letak Mars yang lebih jauh dari Matahari dibanding Bumi. Mars

juga memiliki lapisan atmosfer, namun lebih tipis dibanding Bumi.


Gambar 1.6 Mars (Sumber: Nasa)

5) Yupiter

Yupiter adalah planet terbesar di dalam tata surya. Suhu di planet ini

pun sangat rendah, mencapai kurang lebih minus 100 derajat Celsius.

Planet Yupiter merupakan planet yang sebagian besar terdiri atas gas.

Letak inti planetnya pun jauh di tengah. Planet ini memiliki bintik merah

yang ternyata merupakan badai raksasa.

Gambar 1.7 Jupiter (Sumber: Nasa)

6) Saturnus

Planet keenam dalam sistem tata surya adalah planet Saturnus.

Saturnus terlihat memiliki cincin yang melingkari tubuhnya. Cincin tersebut

terdiri atas lingkaran bebatuan, debu, dan es yang terperangkap dalam

orbit mengelilingi planet tersebut. Saturnus merupakan gas raksasa yang

berputar sangat cepat. Hal ini menyebabkan bagian ekuatornya

menggembung. Oleh sebab itu, kutubnya tampak lebih datar dibanding

planet lainnya. Saturnus memiliki beberapa satelit yang lebih banyak

dibanding Bumi yang hanya memiliki satu. Salah satu satelit yang paling

terkenal yang mengelilingi Saturnus adalah Titan.


Gambar 1.8 Saturnus (Sumber: Nasa)

7) Uranus

Planet Uranus merupakan planet ketujuh dalam sistem tata surya.

Planet Uranus berputar miring karena porosnya yang hampir sejajar

dengan orbitnya. Suhu planet ini sangat dingin, yaitu sekitar minus 212

derajat Celsius.

Gambar 1.9 Saturnus (Sumber: Nasa)

8) Neptunus

Planet yang berada di urutan paling jauh dari Matahari adalah planet

Neptunus. Planet ini tampak berwarna biru gelap dari kejauhan dan tidak

memiliki permukaan yang nyata. Sama halnya dengan Jupiter, Saturnus,

dan Uranus, planet ini juga terdiri atas gumpalan gas. Atmosfernya

dipenuhi dengan gas metana, dan sering terjadi badai yang sangat besar.
Salah satu satelit yang mengelilingi Neptunus bergerak berlawanan arah

dengan satelit-satelit dan planet-planet lainnya.

Gambar 1.10 Neptunus (Sumber: Nasa)

c. Planet Kerdil

Planet kerdil (Dwarf Planet) merupakan kategori baru dalam

keanggotaan Tata Surya berdasarkan resolusi IAU tahun 2006. Sebuah

benda angkasa dikatakan planet kerdil jika mengorbit Matahari, bentuk

fisiknya cenderung bulat, orbitnya belum bersih dari keberadaan benda

angkasa lain, bukan merupakan satelit. Contohnya adalah Pluto dan

Ceres.

d. Benda-Benda Tata Surya Kecil

Seluruh benda angkasa lain yang mengelilingi Matahari selain planet

atau planet-kerdil. Benda-benda Tata Surya Kecil tersebut di antaranya

adalah komet, asteroid, objek-objek trans-neptunian, serta benda-benda

kecil lainnya.

3. Media Miniatur Tata Surya

Kata media berasal dari Bahasa latin yaitu jamak dari kata medium

yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sardiman

(2002: 59) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran menurut Rusmawan

(2009: 33) adalah sejumlah alat bantu, bahan, simulasi atau program yang

dipakai dalam pembelajaran untuk memperlancar keberhasilan belajar.

Ketepatan guru dalam memilih metode dan penggunaan media yang tepat

akan membuat pembelajaran menjadi efektif. Media berfugsi

mengarahkan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang

bermakna dan membekas pada ingatan dalam jangka waktu yang lama.

Media yang tepat sesuai dengan tujuan akan meningkatkan pengalaman

belajar sehingga anak didik bisa meningkatkan hasil belajar.

Media miniatur tata surya adalah media tiruan dari planet-planet

yang sesungguhnya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran

di kelas untuk mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

Media miniatur tata surya bisa dibuat sendiri dan diperjualkan di berbagai

situs perbelanjaan online maupun offline. Berikut adalah contoh media

miniatur tata surya.

Gambar 2 (Sumber: Google, Shopee)

B. Kerangka Bepikir
Pembelajaran menggunakan media konvesional membuat hasil

belajar dan kompetensi siswa tidak maksimal. Hasil belajar membuktikan

kompetensi siswa tentang sistem tata surya cukup rendah. Hal ini

dibuktikan dari nilai yang diperoleh siswa kelas VI MI Al-Rosyid pada tes

tulis materi tata surya rata-rata di bawah KKM. Siswa yang tuntas belajar

hanya 5 atau 20% dari 25 siswa.

Harus segera ditindak lanjuti karena materi tata surya merupakan

bagian soal tes dan penilaian akhir baik ujian sekolah maupun ujian

nasional. Tindakan untuk menunjang keberhasilan adalah melalui media

miniatur tata surya. Secara teoritis guru perlu menghadirkan benda tiruan

dari planet-planet yang sesungguhnya. Pemikiran ini didukung adanya

penelitian terdahulu terhadap penerapan media miniatur tata surya dan

hasil penelitiannya menunjukkan fakta dapat memperbaiki proses

pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa.

Hasil akhir penelitian dapat meningkatkan pemahaman tentang

karakteristik tata surya. Siswa mampu menyebutkan urutan planet-planet

beserta ciri-cirinya. Media miniatur tata surya memberikan konsep yang

realistis dengan menghadirkan planet-planet dalam bentuk nyata. Berikut

skema kerangka berpikir.


Kondisi awal
Pembelajaran tidak menggunakan media, berjalan
monoton dan kemampuan siswa tergolong rendah.

Tindakan
Media miniature tata surya dilaksanakan berdasarkan
hasil penelitian yang relevan dan didukung kerangka
teoretis.

Kondisi akhir
Perubahan proses pembelajaran menjadi berkualitas dan
meningkatkan hasil belajar materi tata surya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Rosyid Kecamatan Dander

Kabupaten Bojonegoro. Tepatnya pada kelas VI. Ruang Kelas VI cukup

luas dan ada perangkat miniature tata surya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilangsungkan pada semester II tahun pelajaran

2021/2022, dan terbagi menjadi 2 siklus. Pelaksanaan penelitian setiap

hari Sabtu sesuai jadwal pelajaran pada bulan Januari-Februari-Maret-

April tahun 2022.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI MI Al-Rosyid Kecamatan

Dander Kabupaten Bojonegoro dalam proses pembelajaran tematik 9

tepatnya materi tata surya muatan pelajaran IPA. Pada tahun pelajaran

2021/2022 jumlah siswa klas VI ada 25 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-

laki dan 16 siswa perempuan. Karakteristik umum dari siswa ketika

mengikuti proses pembelajaran kurang termotivasi untuk aktif.

Berdasarkan hasil penilaian sebelumnya, intake siswa tergolong di bawah

rata-rata. Membutuhkan tindakan yang tepat untuk memotivasi agar aktif

dan meningkatkan kemampuan.


C. Data dan Sumber data Penelitian

1. Data penelitian terdiri:

a. Kondisi proses pembelajaran IPA tematik 9 materi tata surya

menggunakan media miniature tata surya.

b. Penilaian hasil belajar meliputi: tugas individu, tanya jawab, dan tes

tertulis akhir pembelajaran.

2. Sumber data peneltian berasal dari: proses

a. Proses pembelajaran IPA tematik 9 materi tata surya menggunakan

media miniature tata surya.

b. Hasil pengamatan, catatan khusus dan sharing dengan guru

kolaboran.

D. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Penilaian

Penilaian dalam penelitian ini adalah penilaian tugas dan tes. Tes

berbentuk tes tertulis, yaitu bentuk soal tertulis, dijawab oleh siswa secara

tertulis. Kompetensi yang dinilai: (a) Memahami system tata surya, (b)

Menyebutkan anggota system tata surya beserta ciri-cirinya, dan (c)

Menjelaskan dan menulis urutan system tata surya.

b. Teknik Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan tindakan. Objek yang

diamati proses pembelajaran melalui media miniature tata surya. Indikator

yang diamati meliputi:

1) Interaktif, terjadi komunikasi antara siswa dengan guru.


2) Inspiratif, menumbuhkan inisiatif siswa dalam pembelajaran.

3) Memotivasi, mendorong siswa aktif mengikuti pembelajaran.

4) Menantang, memberikan tantangan siswa menyelesaikan tugas.

5) Menyenangkan, membuat siswa senang dalam pembelajaran.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi untuk mengumpulkan data berbentuk foto kegiatan dan

daftar catatan yang meliputi:

1) Catatan khusus peristiwa yang terjadi selama penelitian.

2) Catatan sharing dengan guru kolaboran.

3) Daftar nilai hasil tugas kelompok, tindak lanjut dan tes tertulis.

4) Daftar skor pengamatan.

E. Alat Pengumpulan data

1. Lembar Penilaian, berbentuk lembar kerja tugas individu, lembar

kerja tugas tindak lanjut dan lembar soal tes. Indikator penilaian:

a. Menjawab pertanyaan guru tentang tata surya dengan indikator:

1) Jawaban siswa benar.

2) Jawaban siswa salah.

b. Mempresentasikan tugas dengan indikator:

1) Mendeskripsikan salah satu planet dalam tata surya.

2) Menyebutkan ciri-ciri planet dengan benar.

3) Keruntutan urutan planet.

4) Penggunaan Bahasa komunikatif.

c. Menjawab soal dengan indikator:


1) Kesesuaian dengan materi yang diajarkan.

2) Keruntutan urutan planet.

3) Menjelaskan ciri-ciri planet.

4) Menyebutkan satelit planet.

5) Menyebutkan benda-benda langit selain planet.

2. Lembar pengamatan, berisi butir pengamatan untuk penerapan

media miniature tata surya. Aspek yang diamati:

a. Kegiatan Pendahuluan dengan indikator kegiatan:

1) Memberi salam, mempresensi dan berdoa bersama.

2) Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab.

3) Menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti dengan indikator kegiatan:

1) Memberikan gambaran singkat tata surya.

2) Menunjukkan perangkat miniature tata surya sebagai media.

3) Menjelaskan planet-planet anggota tata surya.

4) Memeragakan rotasi dan revolusi menggunakan miniature tata

surya.

5) Menyelesaikan tugas tentang tata surya.

6) Memresentasikan hasil tugas.

7) Mengadakan tanya jawab tentang tata surya.

8) Merefleksi pembelajaran yang telah terlaksana.

9) Mengadakan penilaian akhir pembelajaran.

10)Mengoreksi hasil penlaian akhir pembelajaran.


c. Kegiatan Penutup dengan indikator kegiatan:

1) Menyimpulkan meteri pembelajaran.

2) Menjelaskan pembelajaran pertemuan berikutnya.

3) Menutup dengan salam dan berdoa bersama.

3. Lembar dokumentasi, lembar dokumentasi yang digunakan untuk

mengumpulkan data terdiri dari:

a. Hasil foto kegiatan selama penelitian.

b. Daftar nilai hasil tes tertulis dan hasil pengamatan.

c. Daftar catatan tentang peristiwa khusus dan hasil sharing.

F. Teknik Analisis Data

1. Deskriptif kualitatif, yaitu memaparkan data sesuai fakta, meliputi:

a. Penyajian fakta dan fenomena pada proses pembelaaran.

b. Menjelaskan predikat hasil penilaian kemampuan siswa berikut.

1) 85% -- 100% = Amat tinggi

2) 70% -- 84% = Tinggi

3) 55% -- 69% = Cukup

4) 29% -- 54% = Rendah

5) 0% -- 28% = Amat rendah.

c. Menjelaskan predikat hasil pengamatan sebagai berikut.

1) 75% -- 100% = Sangat Berkualitas

2) 50% -- 74% = Cukup berkualitas

3) 25% -- 49% = Kurang berkualitas

4) 1% -- 24% = Tidak berkualitas.


d. Menjelaskan predikat peningkatan hasil penelitian sebagai berikut.

1) 75% -- 100% = Sangat signifikan

2) 50% -- 74% = Cukup signifikan

3) 25% -- 49% = Kurang signifikan

4) 1% -- 24% = Tidak signifikan.

2. Deskriptif Kuantitatif, yaitu memaparkan data dengan hitungan

statistika sederhana. Analisis deskriptif kuantitatif meliputi:

a. analisis kemampuan siswa dengan rumus: (20%xNK1 + 30%xNK2 +

50%xNK3)

Keterangan:

NK1 = nilai tugas kelompok

NK2 = nilai tugas tindak lanjut

NK3 = nilai tes tertulis.

∑ fx
b. analisis rata-rata kelas dengan rumus: Mean =
N

Keterangan:

Mean= rata-rata

∑fx = jumlah nilai dari data

N = jumlah siswa sebagai subjek penelitian.

c. analisis persentase ketuntasan belajar klasikal dengan rumus: T =

∑fx
x 100
N
Keterangan:

T = Ketuntasan klasikal

∑fx = jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas

N = jumlah siswa sebagai subjek penlitian.

100 = konstanta untuk menentukan persentase.

∑ fx
d. analisis persentase skor pengamatan dengan rumus: P = x
∑ fM

100

Keterangan:

P = persentase hasil pengamatan.

∑fx = jumlah skor hasil pengamatan

∑fM = jumlah skor maksimal

100 konstanta untuk menghitung persentase

e. analisis persentase perbandingan hasil pengamatan dan

S 1+ S 2 ∑S
kemampuan siswa antarsiklus dengan rumus: H = = x
3 Na

100

Keterangan:

H = Hasil perbandingan

S1 = Hasil selisih kondisi awal dan siklus I

S2 = Hasil selisih siklus I dan siklus II


3= konstanta untuk menentukan perbandingan

∑S = jumlah selisih nilai antarsiklus

Na = Nilai kondisi awal

100 = konstanta untuk menentukan peersentase

G. Validasi Data

Validasi data menggunakan triangulasi data dan instrumen, yaitu

memadukan data dan instrumen yang berbeda dari data dan instrumen

pokok.

a. Memadukan hasil pengamatan dengan hasil catatan khusus dan

sharing bersama dengan guru kolaboran.

b. Memadukan soal tes tetulis dengan dokumen pada kurikulum yang

terdiri dari: kisi-kisi dan tugas kelompok serta tugas tindak lanjut.

c. Memadukan data nilai kemampuan siswa dengan intake siswa pada

pembelajaran sebelumnya (kondisi awal).

H. Indikator Kinerja Penelitian

Penelitian ini dikategorikan berhasil apabila mencapai indikator:

1. Mampu mengubah hasil belajar pembelajaran IPA tema 9 subtema 2

materi tata surya dengan mencapai skor pada kisaran 50% -- 74%

atau cukup signifikan.


2. Mampu meningkatkan hasil belajar pembelajaran IPA tema 9

subtema 2 materi tata surya dengan mencapai nilai kemampuan

pada kisaran 50% -- 74% atau cukup signifikan.

I. Prosedur Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian dirancang dengan pendekatan PTK melalui tahapan:

perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan

refleksi (reflection). Berikut tahapan penelitian.

Pembelajaran
awal Siklus 1 Siklus 2 Siklus ...

Planning Planning

Action Reflection Action Reflection

Observation Observation

Bagan Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Subyantoro, 2012:

91)

2. Persiapan Penelitian

a. Mengajukan izin penelitian kepada kepala sekolah.

b. Menyusun jadwal penelitian, jadwal pelajaran dan silabus

pembelajaran.

c. Menyiapkan media wayang kulit seperti contoh berikut.


Miniature tata surya sebagai media pemelajaran

3. Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun RPP dan perangkat pendukung untuk 2 siklus.

2) Menyusun instrumen penilaian tes tertulis untuk 2 siklus.

3) Menyusun lembar pengamatan, catatan dan sharing untuk 2

siklus.

b. Tahap Tindakan

1) Memberi salam, memresensi dan berdoa bersama.

2) Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab.

3) Menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran.

4) Memberikan gambaran singkat tentang tata surya.

5) Menunjukkan perangkat miniature tata surya sebagai media.

6) Mencontohkan revolusi dan rotasi kepada siswa.

7) Menyelesaikan tugas tentang tata surya.

8) Memresentasikan hasil tugas tentang tata surya.

9) Mengadakan tanya jawab tentang tata surya.

10)Memberikan tugas tindak lanjut pekerjaan rumah.

11)Membahas hasil tugas tindak lanjut.

12)Merefleksi pembelajaran yang telah terlaksana.


13)Mengadakan penilaian akhir pembelajaran.

14)Mengoreksi hasil penilaian akhir pembelajaran.

15)Menyimpulkan hasil proses pembelajaran.

16)Menjelaskan pembelajaran pertemuan berikutnya.

17)Menutup dengan salam dan berdoa bersama.

c. Tahap Pengamatan

1) Mengamati proses pembelajaran.

2) Mencatat Kejadian khusus dan sharing dengan guru kolaboran.

d. Tahap Refleksi

1) Menganalisis hasil kemampuan siswa dan hasil pengamatan.

2) Menyusun konsep untuk menentukan penelitian lanjutan.

4. Penyelesaian Penelitian

a. Menyusun laporan hasil penelitian.

b. Mengadakan diseminasi dan pengesahan hasil penelitian.

c. Menyerahkan laporan hasil penelitian kepada perustakaan.


BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

1. Perencanaan Kondisi Awal

Proses pembelajaran diawali dengan penyusunan RPP, perangkat

tugas kelompok, dan perangkat penilaian. Penulis mengopi perangkat

perencanaan dari satuan pendidikan lain sehingga tidak sesuai dengan

kondisi faktual di sekolah. Perencanaan disusun sekedar untuk memenuhi

syarat proses pembelajaran.

2. Tindakan Kondisi Awal

Proses pembelajaran kondisi awal dilaksanakan 2x pertemuan

sesuai jadwal pelajaran untuk materi tematik 9, hari Sabtu. Pelaksanaan

pada tanggal 8 Januari 2022 dan 15 Januari 2022. Indikator ketercapaian

kompetensi meliputi: menjelaskan system tata surya dan menyebutkan

karakteristik anggota tata surya.

Pada pembelajaran kondisi awal penulis sebagai guru belum

mencerminkan kreativitas dan inovatif. Pembelajaran tidak didukung

dengan media pembelajaran. Berjalan monoton dan tidak ada variasi.

Berikut pokok-pokok kegiatan pembelajaran kondisi awal.

a. Kegiatan pendahuluan terdiri: salam dan berdoa bersama, presensi

kehadiran siswa, dan penjelasan materi dan tujuan pembelajaran,


b. Kegiatan inti meliputi: penjelasan materi tata surya, pengerjaan tugas

kelompok, presentasi hasil tugas, dan penilaian akhir pembelajaran,

c. Kegiatan penutup terdiri: penjelasan pembelajaran pertemuan

berikutnya, berdoa bersama dan mengucapkan salam.

1) Hasil dari tindakan dapat dicermati pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Daftar Nilai Kemampuan siswa Kondisi awal

No Nama Nilai Awal Keterangan

1 70 B

2 40 B

3 80 T

4 75 T

5 35 B

6 55 B

7 55 B

8 70 B

9 45 B

10 35 B

11 55 B

12 40 B

13 85 T

14 30 B

15 40 B

16 55 B
17 60 B

18 45 B

19 80 T

20 45 B

21 60 B

22 40 B

23 65 B

24 75 T

25 30 B

2) Analisis hasil tindakan Kondisi Awal sebagai berikut.

a) Jumlah total nilai kemampuan = 1365

b) Siswa yang tuntas belajar (T) = 5

c) Siswa yang belum tuntas (B) = 20

1365
d) Rata-rata kelas = = 54,6
25

5
e) Ketuntasan belajar klasikal = x 100 % = 20%
25

f) Rata-rata kelas memperoleh hasil pada kategori rendah karena

berada pada kisaran 29% – 54%.

g) Ketuntasan belajar klasikal memperoleh hasil pada kategori

amat rendah karena berada pada kisaran 0% -- 28%.

3. Pengamatan Kondisi Awal


Pengamatan terhadap proses pembelajaran konvensional tidak ada

kreativitas dan inovasi dari guru.

a. Hasil pengamatan dapat dicermati pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Daftar Skor Hasil pengamatan Kondisi awal

N Skor
Kegiatan
o akhir

1 Memberi salam mempresensi dan 2

berdoa bersama.

2 Mengadakan apersepsi dengan tanya 1

jawab.

3 Menjelaskan materi dan tujuan 1

pembelajaran.

4 Memberikan gambaran singkat tata 1

surya.

5 Menyelesaikan tugas kelompok 2

tentang tata surya.

6 Mempresentasikan hasil tugas 2

kelompok tentang tata surya.

7 Mengadakan tanya jawab tentang tata 1

surya.

8 Menyimpulkan hasil proses 2

pembelajaran.

9 Memberikan tugas tindak lanjut 2


Pekerjaan Rumah

10 Menjelaskan materi yang akan 1

dipelajari pertemuan berikutnya.

11 Menutup dengan salam dan berdoa 3

bersama

b. Analisis hasil pengamatan:

1) Jumlah total skor = 17

2) Skor tertinggi = 3

3) Skor terendah = 1

17
4) Persentase skor = x 100 % = 30%
55

5) Persentase pengamatan memperoleh hasil kurang berkualitas

karena berada pada kisaran 25% -- 49%.

4. Refleksi Kondisi Awal

Pembelajaran merupakan kegiatan mentransfer pengetahuan,

keterampilan dan sikap kepada siswa. Guru harus melaksanakan proses

pembelajaran yang ideal dan berkualitas agar siswa memiliki konsep

pengetahuan, keterampilan dan sikap secara maksimal. Dalam

Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, pembelajaran harus berjalan

interaktif, inspiratif, memotivasi, menantang dan menyenangkan. Indikator

tersebut harus tercermin dalam pembelajaran apabila ingin berhasil,

utamanya mampu meningkatkan kompetensi siswa.


Penulis sebagai guru menyadari kegagalan dalam pembelajaran

berdampak pada kemampuan siswa. Kegagalan tersebut merupakan

kesalahan secara pribadi sebagai guru (human error). Perlu melakukan

tindakan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan kemudian

melakukan penelitian untuk menganlisis hasil tindakan. Sejumlah guru

yang telah melaksanakan penelitian menunjukkan hasil yang cukup

signifikan. Penulis sebagai guru termotivasi untuk melakukan penelitian

dengan menerapkan tindakan representatif. Hasil belajar muatan

pelajaran IPA materi tata surya merupakan materi esensial dalam

pembelajaran IPA.

B. Deskripsi Siklus I

Penelitian siklus I merupakan perbaikan pembelajaran kondisi awal.

Penulis sebagai peneliti memilih penelitian terhadap tindakan melalui

media miniature tata surya. Tahapan penelitian sebagai berikut.

1. Perencanaan Siklus I

Penelitian siklus I diawali dengan kegiatan menganalisis hasil tes

akhir pembelajaran kondisi awal kemudian mengkaji materi pembelajaran

dan menganalisis silabus sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar. Selanjutnya melakukan kegiatan berikut.

a. Menyusun RPP dengan indikator pencapaian kompetensi:

1) Menganalisis karakteristik anggota tata surya.

2) Menggambarkan susunan tata surya.

b. Menyusun Lembar kerja tugas untuk siswa meliputi:


1) Lembar kerja tugas kelompok untuk 1x pertemuan.

2) Lembar kerja tugas tindak lanjut untuk 1x pertemuan.

c. Menyusun perangkat penilaian terdiri dari:

1) Kisi-kisi tes tertulis.

2) Lembar soal tes tertulis.

3) Kunci jawaban tes tertulis.

d. Menyusun lembar pengamatan, catatan khusus dan sharing.

2. Tindakan Siklus I

Pada tahap tindakan, pembelajaran tematik 9 dengan 2x pertemuan

setiap hari Sabtu, pada tanggal 8 Januari 2022 dan 15 Januari 2022.

Proses pembelajaran terbagi menjadi 3 tahap,

a. Kegiatan pendahuluan meliputi: salam, berdoa bersama, presensi

kehadiran siswa, apersepsi dan penjelasan materi.

b. Kegiatan inti terbagi menjadi tiga fase, yaitu: eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi. Fase ekspolorasi merupakan pengenalan media dan

penjajakan materi tata surya serta mencontohkan rotasi dan revolusi.

Fase elaborasi difokuskan memperdalam pemahaman tata surya

melalui media miniature tata surya. Dalam elaborasi, siswa harus

menyelesaikan tugas kelompok terdiri dari: (1) menganalisis planet

dan karakteristiknya (pertemuan ke-1). Pada pertemuan ke-2, ada

kegiatan pembahasan tugas, ulasan materi pembelajaran dan tes

akhir pembelajaran. Fase konfirmasi dengan kegiatan presentasi dan

tanya jawab tentang tata surya.


c. Kegiatan penutup berupa kesimpulan materi dan penjelasan

pertemuan berikutnya. Pada pertemuan ke-2 ada tugas tindak lanjut.

Proses pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama dan ucapan

salam.

1) Hasil tindakan dapat dicermati pada tabel berikut.

Tabel 4.3. Daftar Nilai Kemampuan Siswa Siklus I

No Nama Nilai Awal Keterangan

1 75 T

2 60 B

3 85 T

4 80 T

5 70 B

6 70 B

7 80 T

8 75 B

9 60 B

10 75 T

11 70 B

12 70 B

13 85 T

14 65 B

15 70 B

16 75 T
17 70 B

18 65 B

19 80 T

20 85 T

21 70 B

22 70 B

23 70 B

24 75 T

25 70 B

2) Analisis hasil tindakan berdasarkan data tabel di atas adalah:

a) Jumlah total nilai kemampuan = 1820

b) Siswa yang tuntas belajar (T) = 10

c) Siswa yang belum tuntas (B) = 15

1820
d) Rata-rata kelas = = 72
25

10
e) Ketuntasan belajar klasikal = x 100 % = 40%
25

f) Rata-rata kelas memperoleh hasil pada kategori tinggi karena

berada pada kisaran 70% – 84%.

g) Ketuntasan belajar klasikal memperoleh hasil kategori rendah

karena berada pada kisaran 29% -- 54%.

3. Pengamatan Siklus I
Penulis sebagai peneliti mengamati terhadap keseluruhan kegiatan

pembelajaran. Pengamatan dibantu oleh guru kolaboran pada 2x

pertemuan. Indikator pengamatan adalah: interaktif, inspiratif, memotivasi,

menantang, dan menyenangkan.

a. Hasil pengamatan dapat dicermati pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Daftar Skor Hasil Pengamatan Siklus I

Skor
No Kegiatan
akhir

1 Memberi salam mempresensi dan berdoa bersama. 4

2 Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab. 4

3 Menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran. 5

4 Memberikan gambaran singkat sistem tata surya. 3

5 Menunjukkan miniature tata surya sebagai media. 5

6 Memberikan contoh peragaan rotasi dan revolusi planet 4

dengan media miniature tata surya.

7 Memeragakan rotasi dan revolusi dengan media miniature 4

tata surya.

8 Menyelesaikan tugas kelompok. 4

9 Mempresentasikan hasil tugas kelompok. 2

10 Mengadakan tanya jawab. 3

11 Megoreksi hasil tugas tindak lanjut 5

12 Mengulas proses pembelajaran. 5

13 Mengadakan tes akhir pembalajaran 3


14 Mengoreksi hasil tes akhir pembelajaran 5

15 Menyimpulkan hasil proses pembelajaran. 4

16 Memberikan tugas tindak lanjut Pekerjaan Rumah 5

17 Menjelaskan pembelajaran pertemuan berikutnya. 3

18 Menutup dengan salam dan berdoa bersama 5

b. Analisis hasil pengamatan:

1) Jumlah total skor = 75

2) Skor tertinggi = 5

3) Skor terendah = 2,5

75
4) Persentase skor = x 100 % = 83%
90

5) Persentase hasil pengamatan memperoleh angka pada kisaran

75% -- 100%, kategori sangat berkualitas.

4. Refleksi Siklus I

Proses pembelajaran dengan tindakan melalui media miniature tata

surya membutuhkan perbaikan. Meskipun memperoleh skor sangat

berkualitas tetapi indikator belum tercermin secara keseluruhan. Ada

indikator yang belum dapat diikuti oleh siswa sehingga tidak terlihat dalam

proses, yaitu inspiratif dan menantang. Perlu mengembangkan inisiatif

siswa melalui kegiatan yang inspiratif. Siswa harus diberi tantangan untuk

diselesaikan secara individual dan kelompok.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penelitian siklus I belum

berhasil memenuhi target yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Target


akhir yang harus tercapai adalah ketuntasan belajar klasikal sebesar 75%

dari siswa satu kelas. Hasil sharing dengan guru kolaboran, penulis

sebagai peneliti harus mengadakan penelitian lanjutan. Kekurangan dan

kesalahan penelitian siklus I diperbaiki melalui penelitian siklus II.

C. Deskripsi Siklus II

Penelitian siklus II merupakan lanjutan dari penelitian siklus I. Barikut

tahapan penelitian.

1. Perencanaan Siklus II

Kegiatan perencanaan siklus II sama dengan siklus I. Ada

pengembangan indikator pencapaian kompetensi, yaitu:

a. Mampu membedakan antar planet dalam sistem tata surya.

b. Menulis dan menggambar urutan tata surya.

2. Tidakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II sama dengan siklus I. Penelitian

dilaksanakan 2x pertemuan, pada tanggal 22 dan 29 Januari 2022. Proses

pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap, pendahuluan, kegiatan inti dan

penutup. Fase kegiatan terdiri dari fase ekplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Ada pengembangan kegiatan menyelesaikan tugas kelompok,

yaitu:

a. Mendeskripsikan planet-planet dalam tata surya pada pertemuan ke-

1.

b. Menulis dan menggambar urutan planet pada pertemuan ke-2.

c. Hasil tindakan siklus II dapat dicermati pada tabel berikut.


Tabel 4.5. Daftar Nilai Kemampuan Siswa Siklus II

No Nama Nilai Awal Keterangan

1 90 T

2 85 T

3 85 T

4 95 T

5 80 T

6 90 T

7 80 T

8 95 T

9 80 T

10 85 T

11 85 T

12 90 T

13 95 T

14 85 T

15 90 T

16 85 T

17 90 T

18 95 T

19 80 T

20 85 T

21 90 T
22 80 T

23 90 T

24 95 T

25 90 T

d. Analisis hasil tindakan berdasarkan data tabel di atas adalah:

1) Jumlah total nilai kemampuan = 2.190

2) Siswa yang tuntas belajar (T) = 25

3) Siswa yang belum tuntas (B) = 0

2.190
4) Rata-rata kelas = = 87,6
25

25
5) Ketuntasan belajar klasikal = x 100 % = 100%
25

6) Rata-rata kelas memperoleh hasil pada kategori amat tinggi

karena berada pada kisaran 85% – 100% dan melebihi target

KKM.

7) Hasil ketuntasan belajar klasikal pada kategori amat tinggi karena

berada kisaran 85% -- 100% dan melebihi target minimal.

3. Pengamatan Siklus II

Pada pengamatan siklus II sama dengan siklus I.

a. Hasil pengamatan siklus II dapat dicermati pada tabel berikut.

Tabel 4.6. Daftar Skor Akhir Hasil Pengamatan Siklus II

No Kegiatan Skor
akhir

1 Memberi salam mempresensi dan berdoa bersama. 5

2 Mengadakan apersepsi dengan tanya jawab. 5

3 Menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran. 5

4 Menunjukkan perangkat miniature tata surya sebagai 4

media.

5 Memberikan gambaran singkat dialog berbahasa jawa. 5

6 Mencontohkan peragaan revolusi dan rotasi tata surya 5

dengan media.

7 Memeragakan rotasi dan revolusi dengan miniature tata 5

surya.

8 Menyelesaikan tugas tentang tata surya dalam 4

kelompok.

9 Mempresentasikan hasil tugas tata surya. 4

10 Mengadakan tanya jawab tentang tata surya. 5

11 Mengoreksi hasil tugas tindak lanjut 5

12 Mengulas peragaan planet dengan miniature tata surya. 5

13 Mengadakan tes akhir pembelajaran. 5

14 Mengoreksi hasil tes akhir pembelajaran. 5

15 Menyimpulkan hasil proses pembelajaran. 4

16 Memberikan tugas tindak lanjut Pekerjaan Rumah 5

17 Menjelaskan pembelajaran pertemuan berikutnya. 5

18 Menutup dengan salam dan berdoa bersama 5


b. Analisis hasil pengamatan

1) Jumlah total skor = 86

2) Skor tertinggi = 5

3) Skor terendah = 4

86,5
4) Persentase skor = x 100 % = 96%
90

5) Persentase pengamatan menunjukkan proses pembelajaran

sangat berkualitas karena berada pada kisaran 75% -- 100%.

4. Refleksi Siklus II

Penulis sebagai peneliti sangat memahami konsep teori yang

menjelaskan bahwa inisiatif dan antusiasme siswa sangat tergantung

situasi dan kondisi pribadi siswa. Bahkan menjadi karakter yang

berkembang dalam pribadi siswa sebagai individu. Pembelajaran melalui

tindakan media miniature tata surya sangat berkualitas. Pembelajaran

tergolong ideal karena secara umum indikator tercermin dalam proses.

Berdasarkan penilaian tugas dan tes tertulis, kemampuan siswa

mengalami fluktuasi hasil. Secara umum sudah mencapai nilai setara

KKM yang ditentukan sekolah. Dapat dikategorikan siswa memiliki

kompetensi dalam pembelajaran kemampuan menulis dialog sederhana

berbahasa jawa. Hasil akhir penelitian sudah memenuhi target awal

sehingga tidak memerlukan penelitian lanjutan.


D. Pembahasan

1. Pembahasan setiap Siklus

Data pengamatan kondisi awal menunjukkan proses pembelajaran

kurang berkualitas. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran, ada yang

memperoleh skor 1 merupakan skor terendah. Skor tertinggi 3 dan hanya

tercermin pada kegiatan berdoa dan memberi salam. Terindikasi indikator

pembelajaran sesuai Permendiknas Nomor 41 Tahun 2017 tidak tercermin

dalam keseluruhan kegiatan. Perlu diperbaiki dengan sebuah tindakan

yang representatif.

Data hasil penilaian akhir kondisi awal menunjukan siswa yang

memperoleh nilai > 75 atau tuntas belajar sebanyak 5 siswa. Yang

memperoleh nilai < 75 atau belum tuntas belajar sebanyak 20 siswa.

Hasil ini menunjukkan siswa yang tuntas lebih sedikit atau sebesar 20%

berbanding dengan siswa yang belum tuntas atau sebesar 80%.

Memperoleh rarta-rata kelas mencapai 54,6 dan berada di bawah KKM

sebesar 75. Menunjukkan kemampuan siswa tergolong sangat rendah.

Hasil pengamatan siklus I menunjukkan pembelajaran berjalan

sangat berkualitas. Ada kegiatan belum mencerminkan indikator secara

sempurna sehingga memperoleh skor terendah 2,5. Ada kegiatan yang

mencerminkan indikator secara sempurna sehingga memperoleh hasil

skor 5 merupakan skor tertinggi. Dari catatan khusus ada siswa

berkeliaran ketika menyelesaikan tugas kelompok. Ketika pelaksanaan tes

tertulis, ada siswa tiduran di atas meja dan tidak fokus dalam
pembelajaran. Perlu bimbingan sikap agar tidak terulang pada

pembelajaran berikutnya.

Hasil analisis nilai kemampuan siswa siklus I menunjukkan kurang

seimbang antara rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar

klasikal. Siswa yang tuntas belajar atau memperoleh hasil akhir > 75

sebanyak 10 siswa atau sebesar 40% dan siswa yang memperoleh hasil

akhir < 75 sebanyak 15 siswa atau sebesar 60%. Hasil tersebut

menunjukkan siswa yang tuntas belajar lebih sedikit dari pada yang belum

tuntas. Secara klasikal memperoleh rata-rata nilai mencapai 72 atau

kategori tinggi. Perlu melakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis

peningkatan kemampuan siswa.

Pengamatan pada siklus II menunjukkan proses pembelajaran

sangat berkualitas. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mencerminkan

indikator secara sempurna dan memperoleh skor 5 merupakan skor

tertinggi. Ada kegiatan mencerminkan indikator kurang sempurna

sehingga memperoleh tertinggi 4 merupakan skor terendah. Persentase

skor mencapai 96% dan mendekati standar tertinggi. Tercatat secara

khusus ada kelompok tidak serius menyelesaikan tugas. Ada siswa yang

menyontek hasil tes siswa lain. Perlu bimbingan khusus dari guru agar

tidak mengganggu kelompok lain atau siswa lain. Secara umum, penulis

sebagai guru berhasil melaksanakan pembelajaran yang ideal.

Kemampuan siswa siklus II menunjukkan hasil amat tinggi dan

terjadi keseimbangan antara rata-rata kelas dan ketuntasan belajar


klasikal. Hasil analisis menunjukkan rata-rata kelas mencapai 96 dan

ketuntasan belajar klasikal sebesar 100%. Semua siswa berjumlah 25

sudah memperoleh nilai akhir sebesar > 75 dan tuntas belajar. Tidak ada

siswa yang belum tuntas atau memperoleh nilai akhir sebesar < 75.

Secara umum, penulis sebagai guru mampu mambawa siswa

memperoleh peningkatan hasil belajar dengan indiktor memperoleh nilai

setara bahkan lebih dari sama dengan KKM.

2. Pembahasan Antarsiklus

Perubahan proses pembelajaran dari kondisi awal ke siklus I dan

siklus II tercermin pada sintak kegiatan pembelajaran. Dalam instrumen

pengamatan, kondisi awal ada 11 kegiatan, siklus I dan siklus II ada 18

kegiatan yang menjadi objek pengamatan. Masalah dalam pembelajaran

diperbaiki antarsiklus. Siswa sacara khusus tercatat melakukan

kesalahan, baik secara individual maupun kelompok tidak terlihat lagi

dalam siklus berikutnya karena diperbaiki seketika dalam pembelajaran

siklus tersebut melalui bimbingan.

Peningkatan kemampuan siswa tercermin pada ketuntasan belajar.

Dari kondisi awal ke siklus I peningkatan ketuntasan belajar klasikal tidak

drastis. Peningkatan drastis terjadi dari siklus I ke siklus II. Dari siklus ke

siklus hanya ada 1 siswa meraih nilai sempurna atau 100. Ini disebabkan

oleh sistem analisis nilai kemampuan siswa dengan menggabungkan nilai

tugas kelompok, tugas tindak lanjut dan tes tertulis. Ada siswa tuntas
tugas kelompok atau tindak lanjut tetapi tidak tuntas tes tertulis. Secara

umum, siswa berkompetensi meraih KKM.

E. Hasil Penelitian

Proses pembelajaran mencerminkan indikator interkatif, inspiratif,

memotivasi, menyenangkan dan menantang. Hal tersebut terindikasi pada

hasil pengamatan yang telah dianalisis dengan persentase. Persentase

skor hasil pengamatan pada kondisi awal sebesar 30%, siklus I sebesar

83% dan siklus II sebesar 96%. Peningkatan dari kondisi awal ke siklus I

sebesar 53% dan siklus I ke siklus II sebesar 13%. Perhitungan

53 %+13 % 66 % 22 %
peningkatan = = 22%. Persentase peningkatan x
3 3 30 %

100 = 73%. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan kategori cukup

signifikan berada pada kisaran 50% -- 74%.

Kemampuan siswa terlihat pada perolehan rata-rata nilai dan

ketuntasan belajar. Rata-rata nilai siswa dari kondisi awal ke siklus I

meningkat sebesar 18 dan siklus I ke siklus II sebesar 15. Perhitungan

18+15 33
peningkatan rata-rata sebesar = = 11. Persentase sebesar
3 3

11
x 100 = 20,1%. Hasil ketuntasan belajar klasikal dari kondisi awal ke
54,6

siklus I meningkat sebesar 20% dan siklus I ke siklus II sebesar 60%.

20 %+60 % 80 %
Perhitungan peningkatan = = 26,7%. Persentase
3 3

26 %
peningkatan x 100 = 100%. Perhitungan peningkatan kemampuan
26 %
100 %+20 % 120 %
siswa menjadi = = 60% dan menunjukkan peningkatan
2 2

cukup signifikan berada pada kisaran 50% -- 74%.

Hasil penelitian sudah sesuai dengan konsep teoretis menurut

Warsono dan Hariyanto (2014: 17) menjelaskan bahwa “untuk mengubah

pembelajaran menjadi berkualitas dan meningkatkan hasil belajar siswa

perlu pembelajaran aktif dengan menerapkan metode kreatif dan media

pembelajaran inovatif. Guru harus melakukan variasi dalam pembelajaran

agar berhasil sukses.”


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses peningkatan hasil belajar IPA materi tata surya melalui media

miniature tata surya di Kelas VI MI Al-Rosyid Bojonegoro mengalami

perubahan cukup signifikan dengan indikator peningkatan sebesar

73%. Proses pembelajaran mencerminkan indikator sesuai

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

Pendidikan, yaitu interaktif, inspiratif, memotivasi, menantang dan

menyenangkan bagi siswa.

2. Kemampuan peningkatan hasil belajar IPA materi tata surya melalui

media miniature tata surya bagi siswa kelas VI MI Al-Rosyid

mengalami peningkatan sebesar 60% pada kategori cukup

signifikan. Indikator kemampuan siswa tercermin dari hasil

persentase ketuntasan belajar klasikal dan rata-rata nilai yang

dianalisis dari tugas kelompok, tindak lanjut dan tes tertulis.

B. Saran-saran

1. Bagi Siswa

Semua siswa disarankan serius dan aktif mengikuti pembelajaran.

Sintak pembelajaran dijalani sesuai dengan metode yang diterapkan oleh

guru. Membuat suasana kelas tenang, kondusif dan tidak gaduh. Harus
memiliki insiatif dan menghadapi tantangan pembelajaran tanpa

menunggu perintah dan tugas dari guru. Untuk meningkatkan kemampuan

dalam pembelajaran harus tekun belajar.

2. Bagi Guru

Setiap guru diharapkan memunculkan ide kreatif dan inovatif setiap

melaksanakan proses pembelajaran. Selalu menciptakan pembelajaran

aktif agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

Mengoptimalkan sarana yang tersedia sebagai media pembelajaran untuk

menciptakan pemahaman siswa menjadi konkret. Harus mampu

mengubah paradigma pembelajaran interaktif, inspiratif, memotivasi,

menantang dan menyenangkan.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan selalu memberikan fasilitas kepada guru

untuk melakukan penelitian. Membimbing guru untuk pelaksanaan

pembelajaran ideal. Memberikan respon positif berupa reward kepada

guru yang berhasil dalam menjalankan tupoksi. Mengubah pola pikir lebih

inovatif dalam mengelola pembelajaran guru. Mampu menjadi teladan

bagi warga sekolah melalu tindakan reflektif.


DAFTAR PUSTAKA

Sulistyorini. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan

Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Rusmawan, Wawan. 2009. Urgensi Media Pembelajaran dalam KBM.

Diunduh dari http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/artikel/208-

urgensi-mediapembelajaran-dalam-kbm. Diakses pada tanggal 25

September 2021.

https://www.nasa.gov/multimedia/imagegallery/index.html

Samantowo, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA Di SD.

Jakarta: Depdiknas Dikti.

Kemendikbud. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Tema 9

Menjelajah Angkasa Luar. Jakarta: Kemendikbud, 2018.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)

Satuan Pendidikan : MI Al-Rosyid Bojonegoro

Muatan Terpadu : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : 6 / Genap

Pelajaran : Menjelajah Luar Angkasa

Sub Pelajaran : Tata Surya

Pertemuan :2

Alokasi waktu : 70 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu memahami sistem tata surya .
2. Siswa mampu menjelaskan posisi dan peredaran planet-planet dalam sistem tata
surya.
3. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri planet dalam sistem tata surya.
4. Siswa mampu mengidentifikasi benda-benda langit anggota tata surya.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a. (Religius 5


dan Integritas)
Pendahuluan 2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau nasional. menit
(Nasionalisme).
3. Pembiasaan membaca/menulis (Kegiatan literasi)
Kegiatan Mengamati 60

Inti 1. Siswa mencermati miniatur tata surya yang telah disiapkan oleh menit
guru.
2. Siswa mengamati pengertian tata surya dibuku.
3. Guru menjelaskan sistem tata surya dan benda-benda langit
anggota tata surya. (Communication)
Menanya

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


tentang materi yang disampaikan
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami tentang
tata surya.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa. (Communication)
Menalar

1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang planet-


planet dalam sistem tata surya. (Critical Thinking and Problem
Solving)
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil
diskusi tentang planet-planet dalam sistem tata surya.
3. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila terdapat
kesalahan atau kekurangan pada siswa.
4. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang tata surya.
Mencoba

1. Guru memberikan soal latihan tentang tata surya kepada siswa.


(Critical Thinking and Problem Solving)
2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan tersebut
secara individu. (Mandiri)
Mengkomunikasikan

1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-temanya


tentang sistem tata surya.
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar sistem tata surya yang
dilakukan secara lisan di depan teman dan guru.
(Communication)
Kegiatan A. Ayo Renungkan 5
 Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan
Penutup yang terdapat dalam Buku Siswa. menit
 Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan
berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran Buku
Guru.
B. Kerja Sama dengan Orang Tua
 Siswa diminta berdiskusi bersama orang tua bagaimana cara
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem tata
surya.
 Siswa menyampaikan hasilnya kepada guru.
C. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
Nasionalisme, Persatuan, dan Toleransi
D. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu siswa (Religius)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)

Satuan Pendidikan : MI Al-Rosyid Bojonegoro

Muatan Terpadu : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : 6 / Genap

Pelajaran : Menjelajah Luar Angkasa

Sub Pelajaran : Tata Surya

Pertemuan :2

Alokasi waktu : 70 menit

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu memahami sistem tata surya .
2. Siswa mampu menjelaskan posisi dan peredaran planet-planet dalam sistem tata
surya.
3. Siswa mampu menyebutkan ciri-ciri planet dalam sistem tata surya.
4. Siswa mampu mengidentifikasi benda-benda langit anggota tata surya.
5. Siswa mampu menggabarkan susunan tata surya
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Kegiatan 1. Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a. (Religius 5


dan Integritas)
Pendahuluan 2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau nasional. menit
(Nasionalisme).
3. Pembiasaan membaca/menulis (Kegiatan literasi)
Kegiatan Mengamati 60

Inti 1. Siswa mencermati miniatur tata surya yang telah disiapkan oleh menit
guru.
2. Siswa mengamati pengertian tata surya dibuku.
3. Guru menjelaskan sistem tata surya dan benda-benda langit
anggota tata surya. (Communication)
Menanya

1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya


tentang materi yang disampaikan
2. Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum di pahami tentang
tata surya.
3. Guru menjelasakan pertanyaan siswa. (Communication)
Menalar

1. Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang planet-


planet dalam sistem tata surya. (Critical Thinking and Problem
Solving)
2. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil
diskusi tentang planet-planet dalam sistem tata surya.
3. Guru memberikan pembenaran dan masukan apabila terdapat
kesalahan atau kekurangan pada siswa.
4. Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang tata surya.
Mencoba

1. Guru memberikan soal latihan tentang tata surya kepada siswa.


(Critical Thinking and Problem Solving)
2. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan tersebut
secara individu. (Mandiri)
3. Guru meminta siswa untuk menggambar susunan tata surya
secara individu. (Mandiri)
Mengkomunikasikan

1. Siswa mempresentasikan secara lisan kepada teman-temanya


tentang sistem tata surya.
2. Siswa menyampaikan manfaat belajar sistem tata surya yang
dilakukan secara lisan di depan teman dan guru.
(Communication)
Kegiatan E. Ayo Renungkan 5
 Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan
Penutup yang terdapat dalam Buku Siswa. menit
 Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan
berdasarkan panduan yang terdapat pada lampiran Buku
Guru.
F. Kerja Sama dengan Orang Tua
 Siswa diminta berdiskusi bersama orang tua bagaimana cara
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem tata
surya.
 Siswa menyampaikan hasilnya kepada guru.
G. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
Nasionalisme, Persatuan, dan Toleransi
H. Salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu siswa (Religius)
INSTRUMEN PENILAIAN

Lembar Penilaian Kognitif

1. Apa yang dimaksud dengan tata surya?


2. Ada berapa planet yang berada dalam sistem tata surya?
3. Jelaskan ciri-ciri planet Venus!
4. Sebutkan urutan planet dari yang terdekat hingga terjauh dari
Matahari?
5. Planet yang paling dekat dengan matahari adalah?
6. Planet merah adalah julukan dari?
7. Apa planet terbesar dalam sistem tata surya?
8. Planet yang terlihat memiliki cincin adalah?
9. Berapa suhu Matahari?
10. Gambarlah system tata surya dibukumu!

Kunci Jawaban dan Skor

1. Tata surya adalah sebuah sistem yang terdiri dari Matahari,


delapan planet, planet kerdil, komet, asteroid dan benda-benda
angkasa kecil lain.
2. 8
3. Venus memiliki atmosfer tebal yang dilapisi awan, merupakan
planet paling terang dalam system tata surya, berotasi searah
jarum jam, satu hari di venus sama dengan 243 hari di Bumi.
4. Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
5. Merkurius.
6. Mars.
7. Jupiter.
8. Saturnus.
9. Suhu permukaannya sekitar 6000 ℃ dan suhu intinya mencapai
15.000 .000℃ .
10.

Pedoman Penskoran

Skor Uraian
0 Tidak ada jawaban
3 Terdapat jawaban namun salah
5 Ada jawaban, benar sebagian
10 Jawaban benar seluruhnya

Mengetahui Bojonegoro, 25 Januari 2022


Kepala Sekolah, Guru Matematika Kelas 6 ,

Muhammad Radji M.Pd Nur Afifah S.Pd


NIP. 000703108209102246 NIP 201902021344

Anda mungkin juga menyukai