MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Dr. Munzil, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh :
1. Ana Fitria Azzmi
(150351600876)
2. Elmayana
(150351608394)
3. Nurul Umi Marfuah (150351602244)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran ini.
Pembuatan makalah ini bertujuan memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Belajar
dan Pembelajaran pada Semester III. Makalah ini berjudul Sistem Pembelajaran
IPA di Negara Jerman.
Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun
dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena
itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya, kami mangharapkan
ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
Kesimpulan1
3.1
Saran11
DAFTAR PUSTAKA2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara Jerman dikenal sebagai negara yang sangat peduli dengan
itu. Akan tetapi mereka merasa bertanggung jawab, karena memang mereka
membutuhkan kualitas tenaga kerja yang baik yang dihasilkan oleh pendidikan
untuk mendukung proses produksi dan pengembangan mereka.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apakah filosofi sistem pendidikan di Jerman?
2. Apa tujuan dari pendidikan di Jerman?
3. Bagaimana subyek pembelajaran IPA di Jerman?
4. Bagaimana Metode pembelajaran IPA di Jerman?
5. Bagaimana Evaluasi pembelajaran IPA di Jerman ?
1.3
1.
2.
3.
4.
5.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filosofi Sistem Pendidikan di Jerman.
Sistem Pendidikan Di Jerman terdiri atas sektor-sektor Primer,
Sekunder dan Tersier. Pada masing-masing sektor terdapat tipe-tipe sekolah.
Hubungan antara kelompok umur degan jenjang pendidikan menunjukkan
waktu yang tepat bagi peserta didik untuk memasuki jenjang yang relevan.
Variasi luasan blok pada masing-masing tipe sekolah tidak menggambarkan
banyaknya populasi peserta didik pada tipe sekolah tersebut. Anak-anak wajib
masuk sekolah secara full time mulai umur enam tahun, periode ini
berlangsung sampai anak berumur sembilan tahun (di beberapa negara bagian
sampai sepuluh tahun). Setelah menyelesaikan periode ini, anak muda tidak
harus masuk sekolah secara full time, tetapi bisa juga masuk sekolah part time
(sekolah kejuruan) selama tiga tahun. Secara sederhananya, anak-anak di
Jerman harus sekolah mulai umur 6 hingga 18 tahun. Setelah empat tahun di
sekolah dasar (Grundschule), anak dapat memasuki jenjang pendidikan
sekunder yang terdiri atas Hauptschule, Realschule, Gymnasium, dan
Gesamtschule. Dari sini kemudian siswa melanjutkan ke Berufsschule,
Berufsfachschule,
atau
Gymnasium
tergantung
pada
kemampuan
akademisnya.
Anak-anak yang kedua orang tuanya bekerja dapat menitipkan
anaknya di Kinderkrippe. Anak-anak di Kinderkrippe berusia dibawah 3
tahun. Dari sekitar 10 anak biasanya didampingi oleh 3 orang pengasuh.
Kinderkrippe tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Orang tua
membayar sendiri biaya pengasuhan.
Kindergarten (Taman Kanak-Kanak) dimulai dari umur 3-6 Tahun.
Pendidikan ini dinamakan "Vorschulische Einrichtungen", yang berarti
"Persiapan sebelum Pendidikan". Konsep taman kanak-kanak di Jerman
banyak ditiru oleh negara lain. Oleh sebab itulah, tingkatan sekolah ini di
beberapa negara tetap mengadopsi nama Jermannya Kindergarten.
Penyelenggara taman kanak-kanak paling banyak adalah gereja-gereja,
memasuki
Hauptschule,
Realschule
atau
Gymnasium,
dia pelajari, ujian yang dia ikuti, dan apa yang dia lakukan dan dia maui.
Terkadang perkuliahan dilakukan dalam ruang auditorium besar (sampai 600
siswa), sehingga kesiapan "mental" mahasiswa untuk belajar mandiri perlu
benar-benar dipertimbangkan bila memilih kuliah di Universitas. Kuliah ratarata dilakukan dalam bahasa Jerman. Walau demikian di beberapa Universitas
(seperti di Universitas Bielefeld, Universitas Bremen, dll) ada juga beberapa
kuliah yang dilakukan dalam bahasa Inggris.
Model perkuliahan tersusun dari Vorlessung (perkuliahan), Seminar
(semacam diskusi dalam ukuran kecil atau dalam kelompok kecil), dan
bung (latihan). Ujian dilakukan langsung dengan Profesor yang
bersangkutan. Rata-rata ujian bersifat lisan, walau ada juga yang diberikan
secara tulisan. Sistem ujiannya juga bervariasi ada yang diperbolehkan
mengulang (untuk mata kuliah yang tidak lulus), namun sering juga hanya
sekali saja (boleh mengulang namun tahun berikutnya. bukan semester
berikutnya).
Sistem Fachhochschule (nama internasionalnya sekarang sering
disebut sebagai University of Applied Science) lebih diatur secara ketat mirip
dengan sistem perkuliahan di Indonesia, misal urutan perkuliahan, praktek,
dan lain sebagainya. Berdasarkan dua lembaga pendidikan tinggi tersebut,
mana yang lebih baik dan cocok, ini bergantung dengan tujuan sekolahnya.
Fachchochschule rata-rata disukai oleh orang Jerman yang ingin langsung
bekerja di industri, sedangkan Universitas lebih disukai bagi mereka yang
ingin berkarir di bidang riset dan pengembangan, atau di bidang akademik.
Berdasarkan pemantauan dan perkenalan dengan beberapa mahasiswa dari
Indonesia, sebagian besar mahasiswa Indonesia lebih suka mengambil
pendidikan Fachchochschule ini. Hal ini selain alasan waktu serta biaya juga
karena mereka ingin cepat bekerja.
Secara "gengsi" memang masih ada anggapan di masyarakat Jerman
bahwa Univeritas lebih "bergengsi" daripada Fachhochschule. Hal ini
dikarenakan rata-rata Profesor atau Doktor kelas pertama (1) di Jerman
banyak yang berada di Univeritas (bekerja), tetapi anggapan ini mulai
bergeser dengan makin majunya sistem di Fachhochschule sekarang
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
10
negara tersebut.
Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah
berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar Syah Nur. 2001. Perbandingan sistem pendidikan.
Bandung : Lubuk Agung.
Alwasilah An International Comparative Study of School Curriculum, Chaedar.
2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung:Rosda.
Syah Nur, Agustiar. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara.
Bandung: Lubuk Agung.
Akdogan, Cemil. 2005. Asal Usul Sains Modern dan Kontribusi
Muslim, dalam Islamia; Jurnal
12