PENDAHULUAN
A. Latar Beakang
satu mata pelajaran yang diwajibkan di setiap jenjang sekolah mulai dari SD sampai
siswa mampu meningkatkan berbagai kompetensi yang dimilikinya. Hal ini sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh Dahar (2011: 121) yang menyatakan bahwa
proses pendidikan.
matematis. Dari data yang diperoleh, sebanyak 73,3% siswa masih memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang relatif kurang. Hal ini disebabkan oleh
sekolah yaitu melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan,
lisan, tulisan, gambar, grafik, peta, diagram, dan sebagainya (Depdiknas, 2006: 6).
penting dimiliki oleh setiap siswa karena (a) pemecahan masalah merupakan tujuan
prosedur dan strategi merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum
pemecahan masalah sangat penting dalam matematika, bukan saja bagi mereka
yang dikemudian hari akan mendalami atau mempelajari matematika, melainkan
juga bagi mereka yang akan menerapkannya dalam bidang studi lain dan dalam
kehidupan sehari-hari
tahun belakangan dari hasil TIMSS dan PISA menujukkan hasil capaian belajar
masih rendah dan berada pada posisi di bawah Malaysia dan Singapura.
Realita ini terlihat dari data hasil penilaian yang dilakukan pada tahun 2019
sudah berpartisipasi dalam penilaian ini selama 18 tahun, sejak tahun 2000. Namun
selama itu pula nilai kemampuan siswa tak pernah berada di atas rata-rata.
Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat suatu kaitan yang mengikat satu sama
siswa. Hal ini terkait karena rendahnya motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran matematika. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dyah Dwi
matematika.
merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang
kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk
belajar secara optimal yang tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal.
salah satu aspek penting dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Motivasi
belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu
dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian munculnya
motivasi ditandai dengan adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat
disadari atau tidak. Woodwort (dalam Wina Sanjaya, 2010:250) bahwa suatu
motive adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang
dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan
tertentu. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai
tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang dimiliknya. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Arden (dalam Sanjaya 2010:250) bahwa kuat lemahnya atau
semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan akan
Motivasi dalam belajar sangatlah penting bagi siswa. Apabila dalam diri siswa
sudah terdapat motivasi maka proses belajar mengajar di kelas akan berjalan
dengan lancar serta tercapai tujuannya. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya
dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman,
perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi rendah dalam
kegiatan belajar.
kondisi tertentu, sehingga siswa mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak
suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu.
merupakan kondisi yang mengaktifkan tingkah laku agar mencapai tujuan yang
memberikan arah kegiatan belajar secara benar. Lebih dari itu, dengan motivasi
belajarnya.
2. Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku pelajar tersebut.
baik bagi guru dan siswa adalah sangat penting dalam mencapai keberhasilan
belajar sesuai tujuan yang diharapkan. Adapun pentingnya motivasi bagi guru
sampai berhasil.
teman sebaya.
berkesinambungan.
belajar dan juga pola pembelajaran yang masih bersifat konvesional dengan pola
pembelajaran yang berpusat pada guru, hal ini karena proses pembelajarannya lebih
berkonsentrasi pada latihan soal yang lebih bersifat prosedural dan mekanistik.
Siswa jarang diberikan soal-soal yang terkait pemecahan masalah dengan metode
keaktifan siswa, siswa tidak terlibat aktif dalam menggali ide atau konsep secara
bermakna, dan siswa hanya menerima ilmu pengetahuan dalam bentuk yang sudah
jadi atau bersifat hapalan saja. Sehingga motivasi belajar siswa di bidang
matematika menurun dengan kata lain banyak siswa yang enggan belajar
Hasil belajar sebagai output nyata untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar
siswa. Dengan hasil belajar guru dapat mengetahui siswa yang kurang mencapai
nilai ketuntasan. Oleh karena itu motivasi juga mempengaruhi hasil belajar yang
diperoleh siswa. Berdasarkan hasil observasi awal, motivasi dan hasil belajar
matematika siswa SD Negeri 014647 Mekar Tanjung Asahan, masih relatif rendah.
Hal itu ditunjukkan dari pengamatan yang dilakukan di kelas V yang berjumlah 30
siswa (26,7%), siswa yang memiliki kemauan mengerjakan soal di depan kelas
sebanyak 6 siswa (13.3%), dan hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria
bermalas-malasan untuk mencatat materi yang diberikan oleh guru, dan siswa cepat
merasa putus asa jika ada sedikit kesulitan. Selain akar penyebab dari siswa
tidak tepat akan berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Oleh
karena itu guru dituntut untuk dapat menentukan model pembelajaran yang tepat
kemampuan berpikir tingkat tinggi, belajar merupakan hasil dari dialog dan diskusi
(MMP) adalah suatu model pembelajaran yang dirancang dalam membantu guru
mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan-latihan yang dimaksud disini adalah
lembar kerja siswa yang diberikan saat proses aktifitas pembelajaran sedang
berlangsung. Tujuan dari pemberian lembar kerja agar siswa lebih mudah
penggunaan latihan-latihan soal untuk membantu guru agar siswa dapat mencapai
peningkatan yang luar biasa”. Good & Grouws (dalam Slavin & Cyntia, 2007:31)
yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektifitas penggunaan latihan-
karena guru hanya sebagai fasilitator yang mendampingi dan hanya membantu
dengan adanya lembar kerja siswa tersebut diharapkan mampu dapat meningkatkan
kelompok.
Dalam model pembelajaran Missouri Mathematics Project, siswa tidak hanya
belajar di dalam kelas saja karena siswa diberikan pekerjaan rumah sehingga siswa
mempunyai waktu belajar yang lebih banyak. Tugas-tugas yang telah dikerjakan
oleh siswa akan dibahas bersama-sama sehingga siswa akan mengetahui apakah
B. Perumusan Masalah
SD?
tipe MMP di SD ?
C. Tujuan Penelitan
adalah:
C. Tujuan Penelitan
adalah:
tipe MMP dengan siswa yang mengikuti pembelajaran secara konvensional pada
pelajaran matematika.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Sebagai referensi awal bagi peneliti untuk dijadikan pemikiran awal dalam
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa, membuat siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar
pelajaran yang disukai, dan membuktikan belajar itu tidak sulit bahkan
menyenangkan.