Anda di halaman 1dari 7

i

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DESKRIPSI STUDI KASUS ........................................................................ 1

ANALISIS SITUASI...................................................................................... 1

ALTERNATIF SOLUSI ................................................................................ 2

EVALUASI ..................................................................................................... 3

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 5

ii
RENDAHNYA KEMAMPUAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS 2C
SDN GISIKDRONO 02 SEMARANG PADA MATERI PECAHAN
A. Deskripsi Studi Kasus

Studi kasus ini berjudul "Rendahnya Kemampuan Matematis Peserta Didik Kelas
2C SDN Gisikdrono 02 Semarang pada Materi Pecahan". Topik ini penting karena
kemampuan matematis yang kuat pada tingkat Sekolah Dasar (SD) merupakan fondasi
penting untuk pengembangan kemampuan matematika yang lebih kompleks di tingkat
yang lebih tinggi. Kemampuan matematis yang dimaksud dalam studi kasus ini yakni
pemahaman dan pemecahan masalah matematika. Pecahan merupakan salah satu
konsep matematika dasar yang esensial, dan pemahaman yang baik tentang pecahan
menjadi kunci untuk menghadapi materi matematika yang lebih lanjut di jenjang
pendidikan berikutnya. Rendahnya kemampuan matematis pada materi pecahan pada
usia dini dapat mempengaruhi minat dan hasil belajar peserta didik dalam belajar
matematika.

Sehingga penanganan masalah ini melalui studi kasus dan penyusunan


rekomendasi perbaikan akan membantu menciptakan strategi pembelajaran yang lebih
efektif dan mendukung peserta didik untuk mengatasi kesulitan tersebut sejak dini, serta
mereka dapat memiliki dasar yang kuat dalam matematika sepanjang kehidupan
akademis mereka.

B. Analisis Situasi
1) Situasi Perancangan dan Evaluasi Pembelajaran:
Situasi pada perancangan dan evaluasi pembelajaran melibatkan peserta didik
kelas 2C SDN Gisikdrono 02 Semarang yang mengalami rendahnya kemampuan
matematis pada materi pecahan. Selain itu, peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran juga sangat penting dalam mengidentifikasi kendala dan mencari
solusi untuk meningkatkan pemahaman dan pemecahan masalah matematika peserta
didik. Studi kasus ini menganalisis mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya kemampuan matematis peserta didik pada materi pecahan.
2) Peran Penulis dalam Merancang dan Melakukan Evaluasi:

1
Penulis memainkan peran kunci dalam merancang dan melakukan evaluasi
studi kasus ini. Penulis bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah,
merancang metode penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta
menyusun rekomendasi dan strategi perbaikan yang relevan. Dalam hal evaluasi,
penulis juga bertugas mengukur efektivitas rekomendasi dan strategi yang diusulkan
untuk meningkatkan kemampuan matematis peserta didik pada materi pecahan.
3) Pihak yang Terlibat dalam Perancangan dan Evaluasi:
Peserta didik kelas 2C SDN Gisikdrono 02 Semarang sebagai subjek penelitian,
guru/peneliti sebagai narasumber informasi terkait proses pembelajaran, dan teman
sejawat sebagai observer. Kepala sekolah berperan dalam mendukung dan
memberikan izin untuk melakukan studi kasus ini.
4) Tantangan dan Hambatan yang Dihadapi dalam Merancang dan Melakukan Evaluasi:
a. Keterbatasan Waktu: Waktu yang terbatas dapat mempengaruhi keseluruhan
proses penelitian dan evaluasi, termasuk pengumpulan data dan analisis yang
komprehensif.
b. Keterbatasan Akses Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki sumber daya
yang memadai untuk mendukung penerapan strategi pembelajaran yang
inovatif, seperti media pembelajaran interaktif.
c. Kerjasama dan Partisipasi Peserta Didik: Tidak semua peserta didik aktif
berpartisipasi dalam studi kasus.
C. Alternatif Solusi
1) Langkah Nyata untuk Menghadapi Tantangan Merancang dan Melakukan Evaluasi
Pembelajaran:
a. Perencanaan yang Matang: merumuskan masalah penelitian yang tepat,
merancang instrumen penelitian yang relevan, serta mengidentifikasi subjek
penelitian dengan cermat.
b. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Melibatkan guru kelas, kepala sekolah, dan
teman sejawat yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk memahami
tantangan yang dihadapi dan mencari solusi bersama. Kolaborasi ini dapat
membantu mengumpulkan perspektif yang beragam dan memperoleh dukungan
dari seluruh tim.
c. Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif: Mengadopsi metode pembelajaran yang
interaktif dan menarik, seperti permainan matematika, simulasi, atau percobaan,

2
untuk memfasilitasi pemahaman materi pecahan secara lebih visual dan
menyenangkan.
d. Monitoring dan Evaluasi Berkesinambungan: Melakukan monitoring dan
evaluasi secara berkesinambungan selama proses pembelajaran untuk
mengidentifikasi masalah yang muncul secara dini dan memberikan tindakan
perbaikan yang tepat waktu.
e. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Memanfaatkan teknologi, seperti
perangkat lunak pembelajaran interaktif untuk meningkatkan keterlibatan peserta
didik dalam memahami materi pecahan.

2) Sumber Daya atau Materi yang Digunakan untuk Menjawab Tantangan tersebut:

a. Sumber Daya Belajar Interaktif: Menggunakan perangkat lunak atau aplikasi


edukasi interaktif yang mendukung pembelajaran materi pecahan dengan
simulasi yang menarik.
b. Media Pembelajaran: Memanfaatkan media pembelajaran visual seperti video,
gambar, atau alat peraga yang membantu peserta didik memvisualisasikan konsep
pecahan dengan lebih baik.
c. Bahan Ajar yang Menarik: Menciptakan materi ajar yang menarik, seperti cerita
atau permainan matematika, yang membantu peserta didik dalam
menghubungkan konsep pecahan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
d. Kegiatan Kolaboratif: Merencanakan kegiatan kolaboratif yang melibatkan
peserta didik dalam diskusi dan kerjasama untuk memecahkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan pecahan.
e. Penggunaan Alat Peraga: Menyediakan alat peraga matematika yang relevan
untuk memperkuat pemahaman konsep pecahan melalui pendekatan berbasis
objek.
f. Penilaian Formatif dan Sumatif: Menggunakan penilaian formatif secara
berkelanjutan untuk melacak perkembangan peserta didik dan penilaian sumatif
untuk mengukur pencapaian akhir mereka pada materi pecahan.
D. Evaluasi
Hasil dari langkah-langkah nyata yang telah dilakukan dalam menghadapi
tantangan merancang pembelajaran dan melakukan evaluasi pembelajaran terkait
rendahnya kemampuan matematis peserta didik pada materi pecahan sangat positif.
Kolaborasi dengan pihak terkait, termasuk guru kelas, dan teman sejawat, telah

3
memberikan wawasan yang berharga dalam memahami masalah yang dihadapi peserta
didik. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran aktif dan teknologi telah
meningkatkan keterlibatan dan minat belajar peserta didik pada materi pecahan.

Rekomendasi untuk menggunakan media pembelajaran visual, sumber daya


belajar interaktif, dan alat peraga matematika telah membantu peserta didik
memvisualisasikan konsep pecahan secara lebih baik dan memberikan pengalaman
pembelajaran yang menyenangkan.

Secara keseluruhan terdapat peningkatan pemahaman dan pemecahan masalah


matematika dalam pembelajaran peserta didik di kelas 2C SDN Gisikdrono 02
Semarang pada materi pecahan, Peserta didik menunjukkan peningkatan dalam
menerapkan pecahan dalam kehidupan sehari-hari, hasil belajar mereka meningkat, dan
memberikan dasar yang lebih kuat bagi kemampuan matematis mereka di masa depan.

4
DAFTAR PUSTAKA

Anghileri, J. (2006). Scaffolding Practices that Enhance Mathematics Learning. Journal of


Mathematics Teacher Education, 9(1), 33-52.

Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. (1992). Principles of Instructional Design (4th
Ed.). Wadsworth.

NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. National Council of
Teachers of Mathematics.

Stacey, K. (2005). Howden, R., & Chick, H. (Eds.). Enhancing Primary Mathematics Teaching
and Learning. RoutledgeFalmer.

Suyitno, A. (2018). Matematika untuk Sekolah Dasar. Graha Ilmu.

Van de Walle, J. A., Karp, K. S., & Bay-Williams, J. M. (2012). Elementary and Middle School
Mathematics: Teaching Developmentally (8th Ed.). Pearson.

Zimmerman, B. J. (2002). Becoming a Self-Regulated Learner: An Overview. Theory into


Practice, 41(2), 64-70.

Zimmerman, B. J., & Schunk, D. H. (2011). Handbook of Self-Regulation of Learning and


Performance. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai