Anda di halaman 1dari 4

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BELAJAR GEOMETRI DAN

PENGUKURAN SD DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI


PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Hidayatus Soffiah
NPM 19120406 Kelas 5I

Permasalahan

Geometri dan Pengukuran merupakan bagian dari ruang lingkup mata pelajaran matematika di sekolah
dasar (Standar Isi, 2006: 417). Geometri merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang telah ada dari
berabad tahun silam juga sesuai dengan kondisi real kehidupan sehari-hari sekelompok masyarakat dan telah
dianggap sebagai sebuah abstraksi dari dunia nyata atau sebuah model yang membantu pikiran atau logika.
Sedangkan konsep-konsep dan keterampilan dalam pengukuran di dalam kurikulum matematika semuanya
berkaitan dengan membandingkan apa yang diukur dengan apa yang menjadi satuan ukuran standar. Kunci
untuk mengembangkan keterampilan dalam pengukuran adalah pengalaman yang cukup dengan kegiatan
pengukuran.

Namun, banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika khususnya dalam materi
Geometri dan Pengukuran sangat sulit. Mereka menganggap dalam materi tersebut harus hafal dengan rumus
begitu pula langkah mengerjakannya. Padahal sulit tidaknya suatu pelajaran tergantung pada diri siswa sendiri,
apakah siswa tersebut siap atau tidak dalam menerima materi tersebut. Dan banyak metode lain yang dapat
digunakan selain hanya menghafal rumus, seperti berlatih soal secara terus menerus sehingga dengan
sendirinya siswa akan hafal rumus tersebut. Inilah yang menjadi permasalahan utama dalam pembelajaran
matematika khususnya geometri dan pengukuran. Selain itu bagaimana cara pendidik meyakinkan siswa bahwa
pelajaran matematika tidak sulit seperti yang mereka bayangkan itu juga hal yang penting dan perlu
diperhatikan, karena dengan ketidak senangan tersebut dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar
matematika.

Oleh sebab itu, perlu adanya pendekatan pembelajaran yang tepat dari pendidik agar siswa tidak merasa
tegang saat mengikuti pembelajaran matematika khususnya dalam materi Geometri dan Pengukuran SD.
Namun, tidak hanya pendekatan dalam pembelajaran saja media pembelajaran juga berperan penting dalam
meningkatkan minat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Pembahasan

Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik dan tingkat pemahaman masing-masing dalam suatu
pembelajaran. Hal itulah yang akan menentukan kebutuhan dan pendekatan pembelajaran jenis apa yang akan
digunakan oleh seorang pendidik dalam menyampaikan suatu materi. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dan efektif adalah Pendekatan Konstekstual. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dilibatkan secara penuh dan langsung dalam
pembelajaran siswa juga didorong untuk mampu mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia
nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimillikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pendekatan pembelajaran kontekstual dimulai dengan
mengambil, mensimulasikan, menceritakan, berdialog, bertanya jawab atau berdiskusi berdasarkan kejadian
dunia nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari kemudian diangkat kedalam konsep yang akan
dipelajari dan dibahas. Melalui pendekatan ini, memungkinkan terjadinya proses belajar yang didalamnya siswa
mampu mengeksplorasikan pemahaman serta kemampuan akademiknya dalam berbagai variasi konteks, di
dalam ataupun di luar kelas, untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya baik secara mandiri
ataupun berkelompok. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam belajar Geometri dan Pengukuran serta
merubah persepsi siswa bahwa belajar Geometri dan Pengukuran itu sulit.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual yaitu:

1. Siswa dilatih untuk belajar bekerja, menemukan, mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya. Langkah ini bisa dikatakan sebagai langkah awal agar siswa memiliki minat dan rasa
penasaran sehingga menggugah antusiasme siswa terhadap apa yang akan dipelajari.
2. Siswa diarahkan untuk melaksanakan kegiatan inquiry. Kegiatan inquiry merupakan kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
3. Kembangkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya. Berikan pertanyaan kepada siswa apakah mereka
penasaran dengan apa yang akan dipelajari. Hal ini akan sangat memberikan dorongan kepada siswa
untuk aktif.
4. Ciptakan masyarakat belajar, agar siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dan saling bertukar
pengetahuan. Buat kelompok belajar agar siswa dapat meningkatkan rasa kerjasama antar sesame
temannya.
5. Hadirkan media pembelajaran sebagai contoh kongkret sehingga siswa mampu memahami konsep
pembelajaran geometri dan pengukuran dengan baik, tentunya disertai dengan penjelasan.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan, langkah ini sebagai bentuk konfirmasi antara guru dan siswa dari
hasil pekerjaan yang sudah dilakukan.
7. Lakukan penilaian nyata, dengan cara ini penguasaan konsep terkait Geometri dan Pengukuran siswa
dapat diukur. Bentuk penilaian nyata ini bisa berupa rubrik penilaian kinerja, penilaian portofolio, maupun
penilaian proyek.

Seperti yang dijelaskan pada langkah-langkah pembelajaran pendekatan kontekstual diatas yaitu salah
satunya adalah menghadirkan media pembelajaran, maka media pembelajaran yang dapat diambil tentunya
media yang dapat diukur dan ada kaitannya dengan bangun datar maupun ruang yang sesuai dengan materi
Geometri dan Pengukuran. Tentunya bagi seorang pendidik media pembelajaran ini penting dan perlu untuk
diperhatikan karena dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep materi yang akan
disampaikan. Selain itu, pemilihan bahan juga sangat penting dalam proses pembuatan media
pembelajaran.
Bahan dari barang-barang bekas dapat dijadikan alternatif dalam pembuatan media pembelajaran
tersebut. Barang bekas yang digunakan contohnya botol bekas, gelas air mineral, kaleng, tutup botol atau
kaleng, kardus maupun yang lainnya. Bentuk dari barang bekas yang digunakan juga harus menyesuaikan
materi dalam Geometri dan Pengukuran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain murah dan mudah
ditemukan, siswa juga akan lebih tergugah untuk mengetahui berapa ukuran dari barang bekas yang sering
mereka temui tersebut. Namun, media pembelajaran tersebut juga perlu dibuat semenarik mungkin agar
siswa tertarik dan lebih berantusias untuk mencari tahu. Kemudian antara pendekatan kontekstual dan
media pembelajaran dari barang bekas tersebut dapat dikolaborasikan dengan baik, siswapun dapat diajak
untuk menemukan secara langsung barang bekas yang dapa mereka ukur. Selanjutnya siswapun dapat
diberi kebebasan untuk menghias barang bekas yang akan mereka jadikan sebagai media tersebut agar
terlihat lebih menarik. Hal ini akan meningkatkan kreativitas dan memudahkan siswa dalam memahami
konsep Geometri dan Pengukuran.

Simpulan

Dalam suatu pembelajaran suatu pendekatan dan media pembelajaran adalah hal yang sangat penting
guna untuk mencapai suatu tujuan atau capaian pembelajaran dan juga untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi yang disampaikan. Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan yang dapat
diterapkan, pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dilibatkan
secara penuh dan langsung dalam pembelajaran. Dalam pendekatan ini siswa juga didorong untuk mampu
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimillikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun
tidak hanya berpatokan pada pendekatan, media pembelajaran juga menjadi salah satu peranan penting dalam
memudahkan siswa dalam belajar yang dimana dalam hal ini bahan barang bekaslah yang digunakan sebagai
media pembelajaran.

Daftar Pustaka

Sulaiman. Meningkatkan Kreativitas Dan Pemahaman Konsep Volum Dan Luas Sisi Bangun Ruang Dengan
Pendekatan Kontekstual. Retrieved from https://ejournalwiraraja.com/index.php/FKIP/article/view/1259.

Dwi Winarni (2021). Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas V Sd Negeri Ugang Sayu Desa 3 Kecamatan Gunung Bintang Awai Kabupaten Barito Selatan.
JMP Online Vol. 5, No. 7, 484-493. Retrieved from http://e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-
jmp/article/view/848

Sarminah (2018). Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Kelas Vi Sd Negeri
004 Tembilahan Kota Kecatamatan Tembilahan. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau Volume 2 Nomor 2 Maret 2018 | ISSN Cetak : 2580 -
8435 | ISSN Online : 2614 – 1337. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/258094-
penerapan-pendekatan-kontekstual-untuk-m-49be588f.pdf

Joko Sulianto (2008). Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Berpikir
Kritis Pada Siswa Sekolah Dasar. Vol. 4, No. 2, Desember 2008: 14-25.

Metode Pembelajaran Matematika Bermain Sambil Belajar Dan Penemuan Dalam Matematika. Retrieved from
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-
MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/METODE__PEMBELAJARAN__MATEMATIKA%2C_BE
RMAIN__SAMBIL__BELAJAR.pdf
Goenawan Roebyanto (2014). Geometri dan Pengukuran Statistik. Gunung Samudera (Grup Penerbit Pt Book
Mart Indonesia).

Isrok'atun, Amelia Rosmala (2021). Model-Model Pembelajaran Matematika. Bumi Aksara

Sumardjan, S.Pd., M.M.Pd (2017). Desain Pembelajaran MTK SD Menyenangkan. Formaci.

Anda mungkin juga menyukai