1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga tim penyusun dari Southeast Asia Minister Education Organization (SEAMEO)
Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in
Mathematics dapat menyelesaikan penulisan Unit Pembelajaran Eksplorasi Aktivitas STEM.
SEAMEO Regional Centre for QITEP in mathematics merupakan salah satu organisasi di
bawah SEAMEO yang memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga
kependidikan matematika di Asia Tenggara. Untuk mengaktualisasikan komitmen tersebut,
kami terus berupaya mengadakan program-program yang relevan bagi guru matematika di Asia
Tenggara, terutama Indonesia. Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah bimbingan teknis
guru matematika SMP atas prakarsa dari Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
(PSMP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Unit Pembelajaran Eksplorasi Aktivitas STEM ini disusun sebagai pedoman bagi guru yang
mengikuti Bimbingan Teknis SMP Pembelajaran Berbasis STEM pada Kurikulum 2013. Kami
berharap Unit Pembelajaran Eksplorasi Aktivitas STEM ini dapat digunakan oleh peserta
bimbingan teknis untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan mereka dalam mengajar
matematika.
Tim penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan Unit Pembelajaran
Eksplorasi Aktivitas STEM. Oleh karena itu, kritik dan saran terhadap penyempurnaan Unit
Pembelajaran Eksplorasi Aktivitas STEM ini sangat diharapkan.
Direktur,
Dr. Wahyudi
2
3
MATERI BIMBINGAN TEKNIS SMP
DISUSUN OLEH
2018
4
DAFTAR ISI
5
Pendahuluan
A. Penjelasan Umum
Secara umum pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan individu dalam
menghadapi tantangan kehidupan. Melalui pendidikan potensi individu
dikembangkan untuk mampu menghadapi setiap masalah dan perubahan dalam
kehidupan. Oleh karena itu, aspek-aspek yang berkaitan dengan pendidikan penting
untuk mendapat perhatian, termasuk pembelajaran di sekolah.
Kenapa siswa harus belajar matematika? Matematika adalah salah satu pelajaran
yang wajib dipelajari di sekolah. NCTM (2000: 17-19) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran matematika di sekolah bertujuan untuk ‘meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami matematika, kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika, kepercayaan diri siswa, sikap dan tindakan siswa terhadap
matematika’. Lebih khusus mengenai kepercayaan diri, pembelajaran matematika
di sekolah harus dapat membantu siswa untuk percaya pada kemampuan diri
mereka. Kepercayaan pada kemampuan diri suatu individu akan mempengaruhi
bagaimana sikap mereka ketika menghadapi masalah dalam kehidupan, dan pada
akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan mereka dalam hidup.
Pembelajaran matematika di sekolah harus bisa memperhatikan karakteristik siswa
agar dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dengan baik. Berdasarkan empat tahap
perkembangan kognitif Piaget siswa SMP (lebih dari 11 tahun) telah mencapai
tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), karakteristik tahap ini siswa mampu
berpikir abstrak, idealis dan logis (Santrock, 2011: 174). Karakteristik berpikir
abstrak tersebut menunjukkan mereka memiliki kemampuan pemecahan masalah
secara verbal. Contohnya, siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tahap
operasional konkret ( siswa yang berusia antara 7 sampai 11 tahun) akan kesulitan
dalam menyelesaikan permasalahan aljabar, mereka membutuhkan elemen konkret
untuk menarik kesimpulan. Sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir abstrak
(tahap operasional formal) dapat menyelesaikan masalah ini melalui presentasi
verbal. Young dan Muller (2015) menambahkan bahwa melalui para orang tua
mengirim anak-anak mereka ke sekolah karena dapat memperoleh akses yang lebih
mudah terhadap pengetahuan dibanding tetap tinggal di rumah.
6
Setiap era menuntut kemampuan yang berbeda untuk bisa bertahan dari setiap
generasinya, namun ada yang selalu sama yaitu kompetisi. Saat ini kita sedang
memasuki Abad ke-21 dan untuk bisa sukses dalam kompetisi tersebut ada
beberapa tuntutan yang harus dimiliki oleh siswa seperti kemampuan berpikir kritis,
kreativitas, inovasi, komunikasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Beetham & Sharpe (2013) menyampaikan bahwa perlu adanya pembelajaran yang
berbasis konteks dan melibatkan kolaborasi dalam pembelajaran matematika. Hal
tersebut juga selaras dengan Ernest (1991; 2000) yang menjelaskan bahwa tujuan
pembelajaran matematika untuk mempelajari kemampuan-kemampuan dasar untuk
menyelesaikan masalah matematika di kehidupan sehari dan memberikan
penguatan pada siswa untuk bisa berfikir kritis untuk berkontribusi di masyarakat.
Dalam rangka mempersiapkan diri siswa pada Abad ke-21 penguasaan ilmu
eksakta, terutama di bidang sains, teknologi, enjiniring, dan matematika (STEM),
memiliki peran penting di dunia pendidikan. Integrasi bidang-bidang keilmuwan
tersebut diharapkan menjadi kunci sukses bagi pembangunan suatu negara,
terutama dalam rangka persaingan pengembangan karir pekerjaan/ketrampilan abad
21 di tataran global. Istilah STEM diluncurkan oleh National Science Foundation
Amerika Serikat pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi pendidikan
dalam keempat bidang disiplin tersebut untuk meningkatkan jumlah sumber daya
manusia yang menguasai bidang-bidang STEM, mengembangkan warga negara
yang melek STEM, serta meningkatkan daya saing global AS dalam inovasi iptek
(Hanover Research, 2011). Pendekatan STEM tentu saja melibatkan ilmu lainnya
sebagai penunjang, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa, Seni, dll (Bybee,
2010; Sanders, 2009).
Beberapa negara di Benua Asia kemudian mulai mengembangkan STEM di
negaranya untuk mulai mengejar ketertinggalan, seperti Jepang, Korea, India,
Thailand, Malaysia, Filipina, termasuk Indonesia. Pendidikan STEM sebagai suatu
pendekatan interdisiplin pada pembelajaran memberikan peluang kepada guru
untuk memberi gambaran kepada peserta didik pentingnya konsep, prinsip, dan
teknik dari sains, teknologi, enjiniring, dan matematika digunakan dalam konteks
nyata secara terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan STEM diharapkan
bisa membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu bernalar dan berpikir
kritis, logis, dan sistematis, serta meningkatkan kemanpuan komunikatif,
7
Kolaboratif atau pemecahan masalah, sehingga mampu menghadapi tantangan
global serta mampu meningkatkan perekonomian Negara, sekaligus untuk
mewujudkan proyeksi Indonesia sebagai negara perekonomian terbesar ketujuh di
dunia pada 2030.
Unit Pembelajaran Segiempat dan Segitiga: Jenis-jenis dan sifat bangun datar ini
berisi pedoman untuk guru dalam menyajikan materi pembelajara jenis-jenis dan
sifat bangun datar yang menggunakan pendekatan STEM yang terintegrasi dengan
kurikulum 2013. Adapun unit yang dirancang untuk peserta didik kelas VII pada
semester 1. Kompetensi dasar yang harus dicapai melalui pembelajaran ini meliputi
KD 4.11: menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan
keliling segiempat dan segitiga, 3.11: Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk
berbagai jenis segi empat dan segitiga. Pembelajaran dan penilaian topik segitiga
dan segiempat memerlukan waktu 20 jam pelajaran (JP) dengan asumsi per minggu
diorganisasikan menjadi 7 tatap muka (TM), yakni masing-masing 2 atau 3 JP.
Pembelajaran menggunakan model Project Based Learning dengan pendekatan
STEM ini mampu mengakomodasi 4 TM dengan 10 JP..
Pembelajaran STEM pada topik Segitiga dan Segi empat mengangkat topik inovasi
kreatif pemuatan meja atau kursi dengan satu kaki. Desain inovatif merupakan hal
yang penting dalam pembuatan suatu karya yang sangat memungkinkan
penggunaan konsep-konsep pada mata pelajaran sains, teknologi, enjiniring dan
matematika (STEM). Desain inovatif kreatif pembuatan kursi yang berkaki satu
dapat menghemat tiga kaki, yang biasanya menggunakan 4 kaki. Oleh karena
inovasi ini, dapat terjadi penghematan bahan dasar (kaki kursi).
Integrasi pengetahuan STEM pada topik Segitiga dan Segi empat
Sains: Pengetahuan sains yang diperoleh peserta didik terdiri dari konsep pusat
masa suatu benda (center of mass) dan gravitasi terutama pada kesetimbangan
benda pejal. Pengetahuan sains lainnya juga mencakup zat atau bahan pembuat
kursi yang ramah lingkungan.
Teknologi: Teknologi yang digunakan di topik ini adalah dengan menggunakan
software geogebra untuk mengeplorasi titik pusat massa benda datar (2D).
Dengan Geogebra, siswa bisa memanipulasi bentuk segiempat dan segitiga
untuk menentukkan titik pusat massanya. Selain itu, siswa juga dapat mencetak
8
hasil bentuk segiempat dan segitiga dengan printer. Hasil cetakan tadi bisa
diduplikatkan pada kertas tebal untuk menguji kebenaran titik pusat massanya.
Enjinering: emjiniring atau kegiatan merekayasa pada pembelajaran ini
melatihkan peserta didik merekayasa komponen kaki dan bentuk desain alas
kursinya. Apakah dengan luasan alas kursi yang besar dapat menggunakan kaki
yang kecil atau tidak adalah rekayasa yang akan dilakukan siswa.
Matematika: matematika pada pembelajaran ini terfokus pada sifat-sifat segi
empat dan segitiga pada sifat diagonal-diagonalnya dan pada luas bangun
tersebut jika dibagi dua.
Unit pembelajaran STEM ini disusun sebagai pedoman bagi guru matematika SMP
dalam mengembangkan prencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan penilaian.
Paket pedoman guru memuat deskripsi umum kegiatan pembelajaran dan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP terdiri dari dari
desain pembelajaran dengan pendekatanSTEM, Kompetensi dasar, Indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, kemampuan prasyarat,
pengembangan penguatan Pendidikan karakter, analisis materi, skenario
pembelajaran (Pendekatan, model, metode, serta deskripsi kegiatan), sumber
belajar, alat dan bahan, serta penilaian. Lampiran RPP berupa lembar kerja siswa
serta Intrumen penilaian.
9
3) Siswa mampu menentukan titik pusat massa pada bentuk segitiga dan segi
empat.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan eksplorasi, diskusi, percobaan dan perancangan kursi berkaki satu,
siswa dapat memiliki pemahaman konsep tentang jenis dan sifat segi empat dan
segitiga. Begitupula siswa dapat memahami luas dan keliling bangun tersebut
termasuk bagaimana membagi luasan menjadi dua bagin yang sama luas.
SAINS TEKNOLOGI
1) Menentukan konsep titik pusat 1) Menggunakan software Geogebra
massa benda datar (2D). untuk mengekplorasi titik pusat masa
2) Memahami sifat dari titik pusat 2) Menggunakan printer untuk
massa. mencetak desain yang sudah dibuat di
3) Memahami gravitasi Geogebra.
ENJINIRING MATEMATIKA
1) Mendesain dan merekaya kursi 1) Memahami jenis dan sifat segi empat
dengan kaki kayu yang efektif, dan segitiga terutama pada diagonal
efisien , dan kokoh. dan bentuk gabungan.
2) Menemukan konsep luas dan segi
empat dan segitiga.
3) Membagi luasan menjadi dua bagian
yang sama.
10
• Menentukan berkaki satu (Misal:
alat dan bahan kaki satu dengan tinggi
• Membuat kaki 10 cm dan luas
sesuai alas kursi 50 cm2
rancangan • Memberikan pendapat
• Uji coba untuk menyelesaikan
• Evaluasi hasil masalah serta memilih
uji coba cara yang terbaik
• Komunikasi (Misalnya: bagaimana
jika kita buat yang
mudah terlebih dahulu
seperti persegi)
• Membuat desain sesuai
dengan solusi terbaik
yang dipilih
berdasarkan hasil
diskusi kelompok
• Mengidentifikasi alat
dan bahan yang
disediakan (Misalnya:
apakah kertas karton
yang digunakan
sebagai alas kursi dapat
disambungkan dengan
kaki kursi, dengan cara
dan alat apa untuk
menyambungkannya?)
• Membuat kursi sesuai
desain yang sudah
dirancang.
• Melakukan ujicoba dan
merancang ulang
• Membuat kreativitas
sendiri dengan bentuk
alas kursi yang lain dan
membuat suatu desain
permainan
kesetimbangan.
11
E. Kemampuan Prasyarat
Guru memahami:
• pembelajaran dengan pendekatan STEM.
• pembelajaran dengan model Project Based Learning.
• penilaian pada pembelajaran model Project Based Learning dengan pendekatan
STEM.
• konsep pengukuran segititga dan segiempat.
• konsep persamaan titik pusat massa dan titik berat.
• cara penggunaan Geogebra.
Siswa sudah memahami:
• konsep pengukuran luas dan keliling di SD
• satuan pengukuan panjang dan luas
• bentuk-bentuk bangun 2 dimensi
• garis pembagi, titik tengah
• konsep gravitasi
• cara penggunaan Geogebra.
F. Materi Pokok
Segitiga merupakan bangun dua dimensi (2D) yang paling sederhana yang tersusun
atas tiga (3) sisi yang berupa segmen garis. Dengan ekplorasi segitiga maka dapat
menemukan konsep-konsep matematika pada bentuk 2D lain seperti pada segi
empat. Contoh yang paling sederhana adalah persegi atau persegi panjang. Lihatlah
gambar ilustrasi berikut:
12
Jika kita melipat/ memotong sebuah persegi panjang ataupun persegi pada salah satu
diagonalnya, maka akan terbentuk dua buah segitiga yang meliki ukuran dan luas
dan sama.
Sehingga, apabila siswa sudah dikenal dengan rumus mencari luas segitiga, maka
secara logika, jika ditanya luas persegi atau persegi panjang adalah dua kali luas
segitiga.
𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Luas 1 segitiga =
2
Sehingga jika kita memiliki dua segitiga yang sama dan identik maka:
Luas 2 segitiga = 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Dikarenakan luas dua segitiga adalah sama dengan luas sebuah persegi panjang,
maka dapat ditarik kesimpulan luas persegi panjang adalah
Luas persegi panjang = 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Hal ini bisa dipelajari secara terbalik yaitu memulai dengan luas persegi panjang
kemudian luas segitiga. Pendekatan yang terakhir ini yang bisa membantu
pemahaman siswa kenapa luas segitiga ada rumus dibagi dua atau ½ nya.
Hal ini juga bisa dieksplorasi dengan penggabungan dua segitiga kongruen menjadi
bangun baru seperti jajargenjang ataupun trapesium.
13
Dengan demikian memang segitiga dan segiempat terkait erat. Pada segitiga terdapat
beberapa garis; seperti garis bagi sudut, garis berat, garis tinggi dan garis sumbu.
Diantara garis-garis tersebut terdapat sebuah garis yang dapat membantu
menemukan titik pusat masa segitiga. Garis apakah yang membagi segitiga menjadi
dua daerah yang sama luas? Garis tersebut adalah garis berat.
Perhatikan BC terbagi menjadi dua bagian yang sama panjang di D. Jika D ditarik
sebuah garis ke A maka akan menghasilkan dua segitiga yang luasnya sama.
Mengapa demikian? Segitiga ABD dan ADC memiliki alas dan tinggi yang sama.
Sehingga jika dengan rumus luas segitiga, akan diperoleh luas yang sama karena
variabel pada luas segitiga adalah alas dan tinggi. Jika ketiga garis berat dilukiskan
maka akan bertemu di satu titik. Titik tersebut yang nanti akan disebut titik pusat
masa segitiga.
14
Sehingga, materi pokok pada topik segitiga dan segi empat adalah sebagai berikut.
• sifat-sifat segitiga dan segi empat : garis bagi, diagonal
• luas dan keliling segitiga dan segi empat
15
H. Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter
1) Religius: Menunjukan rasa syukur terhadap kebesaran Tuhan YME atas adanya
keteraturan, ketidakberaturan (unik) dan keseimbangan sehingga terciptanya
berbagai produk untuk kehidupan sehari-hari;
2) Nasionalime: disiplin dalam melakukan praktikum dan mengumpulkan tugas
proyek. Cinta tanah air dan menjaga lingkungan dengan menggunakan bahan-
bahan praktikum secukupnya dan membuang limbah praktikum pada tempatnya;
3) Gotong Royong: Bekerjasama dalam melakukan praktikum dan diskusi
pemecahan masalah dalam merancang kursi berkaki satu; Toleransi terhadap
berbagai pendapat yang muncul saat berdiskusi; Proaktif dalam kegiatan diskusi
untuk memecahkan masalah;
4) Mandiri: Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, disiplin, teliti, bertanggung
jawab, kritis, kreatif, komunikatif dalam merancang dan membuat purwarupa
kursi inovatif;
5) Integritas: Jujur dalam melaporkan data praktikum dan tanggung jawab dalam
melaporkan tugas proyek.
I. Skenario Pembelajaran
a. Pendekatan : STEM
b. Model : Project Based Learning
c. Metode : Diskusi, proyek, pemberian tugas
Pertemuan pertama: 2 x 40 menit
Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Waktu
(menit)
16
Alas dari kakinya berbentuk lingkaran
Setelah respon tersebut muncul dari siswa tanyakan
kepada siswa dimana tukang kayu meletakkan kaki
kursi tersebut. Berikan kesempatan pada siswa untuk
menjelaskan.
Kebanyakan siswa akan menjawab bahwa kaki tersebut
diletakkan pada titik pusatnya.
17
Ukuran segi empat diatas berturut-turut 15 cm x 10 cm
atau 12 cm x 12 cm.
Berikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi
dimana mereka akan meletakkan satu kaki kursi
tersebut.
Terdapat beberapa kemungkinan cara yang dilakukan
oleh siswa seperti berikut ini.
18
Gambar di atas adalah contoh jawaban siswa yang salah.
Penutup Pada kegiatan penutup berikan kesempatan pada siswa 20’
untuk presentasi dan bertanya.
Selanjutnya berikan kesempatan siswa untuk
memberikan refleksi dari apa yang telah mereka
pelajari.
19
Selanjutnya berdasarkan bangun baru yang terbentuk
berikan kesempatan pada siswa untuk mengeksplorasi
untuk menentukan letak titik massa yang baru. Seperti
contoh berikut ini.
20
Berikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan
menemukan bahwa titik massa yang baru berada pada
titik tengah titik massa pada masing-masing segitiga.
Berikan kesempatan siswa untuk eksplorasi bangun
segiempat sembarang seperti berikut ini.
21
tersebut bisa dimanipulasi siswa dan apabila
diperlukan bisa dicetak dengan printer pada kertas
tebal. Hasil cetakan kemudian digunting dan diuji
dengan ujung pensil.
22
pada pertemuan sebelumnya. Berikan kesempatan
siswa untuk kembali bekerja dalam kelompok.
Kegiatan Inti Pada kegiatan ini siswa akan diberi kesempatan untuk 80’
mengeksplorasi bangun-bangun yang memiliki bentuk
yang lebih unik dari bangun sebelumnya.
Misalnya pada aktifitas pertama siswa akan
mengeksplorasi bangun datar berbentuk L. Siswa
diminta untuk menentukan titik pusat massa dari
bangun tersebut.
23
Atau siswa akan menggunakan titik pusat massa dari
dua buah trapesium siku-siku.
24
Penutup Pada kegiatan penutup berikan kesempatan pada siswa 30’
untuk presentasi dan bertanya.
25
Letakkan pada meja dan geser sedikit demi sedikit
sampai bangun tersebut akan jatuh. Ketika bangun
tersebut mulai akan terjatuh maka garis putus-putus
berikut merupakan garis pembagi pada bangun
tersebut.
26
Penutup Pada kegiatan penutup berikan kesempatan pada siswa 20’
untuk presentasi dan bertanya.
J. Sumber Belajar
27
Penilaian
A. Instrumen Penilaian
1) Penilaian Sikap
a. Sikap pada saat diskusi
28
b. Lembar penilaian diri
PENILAIAN DIRI
Nama : MATEMATIKA
Kelas/semester:
Topik : Segitiga dan Segiempat
Setelah menyelesaikan proyek segitiga dan segiempat. Kamu dapat melakukan
penilaian diri dengan cara memberikan tanda √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan
kemampuan.
No Pernyataan Sudah Belum
Memahami Memahami
1 Memahami konsep titik pusat massa
2 Memahami sifat diagonal persegi,
persegi panjang, jajar genjang dan
segi empat yang lain
3 Memahami garis-garis pada segitiga
4 Memahami cara membagi luas
menjadi dua bagian yang sama luas
5 Memahami cara menghitung
luas,keliling segitiga dan segiempat
29
c. Penilaian antar teman
30
2) Penilaian Pengetahuan
Diberikan sebuah papan bebentuk segitiga akan dijadikan sebuah meja
berkaki satu. Di manakah kaki meja akan diletakkan?
31
3) Penilaian Ketrampilan (Presentasi)
No Nama Kejelasan Kemampuan Komunikatif Penggunaan
Siswa menyampaikan berargumen bahasa
32
Penutup
Unit Pembelajaran pendidikan STEM diharapkan bisa menjadi pedoman bagi guru
Matematika SMP dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan
penilaian bagi peserta didik pada materi Segitiga dan Segiempat. Setelah peserta
pelatihan menyimak paparan tentang pendekatan STEM dalam pembelajaran
Matematika SMP dengan pendekatan STEM, dan melakukan kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan STEM, dan berlatih membuat perencanaan pembelajaran pada topik
terpilih diharapkan peserta memiliki pemahaman, gambaran dan arahan bagaimana
melaksanakan pembelajaran Matematika dengan pendekatan STEM di sekolah masing-
masing.
Daftar Pustaka
Cholik Adinawan, S. (2005). Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta :
Erlangga.
Beetham, H., & Sharpe, R. (2013). Rethinking pedagogy for a digital age: Designing
for 21st century learning. New York, NY: Routledge.
Ernest, P., 1991. The Philosophy of Mathematics Education. London: Falmer Press.
Ernest, P., 2000. Why teach mathematics?. In: S. Bramall & J. White, eds. Why Learn
Maths?. London: Institute of Education, pp. 1-14.
NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Virginia, VA:
NCTM Inc.
Young, M. & Muller, J., 2015. Curriculum and Specialization of Knowledge: Studies
in sociology of education. London: Routledge.
Santrock, J.W. (2011). Child Development: An introduction. New York: McGraw Hill.
33
Lampiran
Lampiran 3
4. Gunakan lem untuk menyambung bagian dalam seperti kepala dan paruh
5. Tekuklah sedikit pada sayap agar sedikit kaku
6. Letakkan tusuk gigi di antara dua sayap
7. Tempelkan ekornya ke badan burung
8. Gunakan double tape untuk menempe uang logam sebagai pemberat diuujung sayap.
Sumber:http://www.ellenjmchenry.com/homeschool-freedownloads/energymachines-
games/documents/BalancingBirdToyPatternPage_000.pdf
34
Lampiran 2
35
36
MATERI BIMBINGAN TEKNIS SMP
DISUSUN OLEH
2018
37
DAFTAR ISI
Halaman
Pendahuluan ..................................................................................................... 39
Penjelasan Umum ..................................................................................... 39
Pembelajaran STEM pada Aktivitas Terjun Lenting ............................... 41
Deskripsi Unit Pembelajaran. ................................................................... 42
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan STEM. .................................. 42
Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 43
Analisis Materi Pembelajaran STEM (S, T, E, M) ................................... 43
Tahapan Pembelajaran dengan Pendekatan STEM .................................. 44
Kemampuan Prasyarat .............................................................................. 44
Materi Pokok ............................................................................................ 45
Pengembangan Keterampilan Abad 21 .................................................... 46
Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter ...................................... 47
Skenario Pembelajaran ............................................................................. 47
Sumber Belajar .......................................................................................... 54
Alat dan Bahan .......................................................................................... 55
Penilaian ........................................................................................................... 55
Teknik dan Bentuk Penilaian .................................................................... 55
Instrumen Penilaian .................................................................................. 55
Lampiran Contoh Lembar Kerja Siswa .................................................... 62
38
I. Pendahuluan
A. Penjelasan Umum
Secara umum pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan individu dalam
menghadapi tantangan kehidupan. Melalui pendidikan potensi individu
dikembangkan untuk mampu menghadapi setiap masalah dan perubahan dalam
kehidupan. Oleh karena itu, aspek-aspek yang berkaitan dengan pendidikan penting
untuk mendapat perhatian, termasuk pembelajaran di sekolah.
Kenapa siswa harus belajar matematika? Matematika adalah salah satu pelajaran
yang wajib dipelajari di sekolah. NCTM (2000: 16-17) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran matematika di sekolah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami matematika, kemampuan siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika, kepercayaan diri siswa, sikap dan tindakan siswa terhadap
matematika.
Pembelajaran matematika di sekolah harus bisa memperhatikan karakteristik siswa
agar dapat memfasilitasi siswa untuk belajar dengan baik. Berdasarkan empat tahap
perkembangan kognitif Piaget siswa SMP (lebih dari 11 tahun) telah mencapai
tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), karakteristik tahap ini siswa mampu
berpikir abstrak, idealis dan logis (Santrock, 2011: 174). Karakteristik berpikir
abstrak tersebut menunjukkan mereka memiliki kemampuan pemecahan masalah
secara verbal (the adolescent’s verbal problem-solving ability). Contohnya, siswa
dengan kemampuan berpikir abstrak tahap operasional konkret (siswa yang berusia
antara 7 sampai 11 tahun) akan kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
aljabar, mereka membutuhkan elemen konkret untuk menarik kesimpulan.
Sedangkan siswa dengan kemampuan berpikir abstrak (tahap operasional formal)
dapat menyelesaikan masalah ini melalui presentasi verbal (verbal presentation).
Young dan Muller (2015) menambahkan bahwa melalui para orang tua mengirim
anak-anak mereka ke sekolah karena dapat memperoleh akses yang lebih mudah
terhadap pengetahuan dibanding tetap tinggal di rumah.
Setiap era menuntut kemampuan yang berbeda untuk bisa bertahan dari setiap
generasinya, namun ada yang selalu sama yaitu kompetisi. Saat ini kita sedang
memasuki Abad ke-21 dan untuk bisa sukses dalam kompetisi tersebut ada beberapa
tuntutan yang harus dimiliki oleh siswa seperti kemampuan berpikir kritis,
kreativitas, inovasi, komunikasi, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Beetham & Sharpe (2013) menyampaikan bahwa perlu adanya pembelajaran yang
39
berbasis konteks dan melibatkan kolaborasi dalam pembelajaran matematika. Hal
tersebut juga selaras dengan Ernest (1991;2000) yang menjelaskan bahwa tujuan
pembelajaran matematika untuk mempelajari kemampuan-kemampuan dasar untuk
menyelesaikan masalah matematika dan memberikan penguatan pada siswa untuk
bisa berfikir kritis.
Dalam rangka mempersiapkan diri siswa pada Abad ke-21 penguasaan ilmu
eksakta, terutama di bidang sains, teknologi, enjiniring, dan matematika (STEM),
memiliki peran penting di dunia pendidikan. Integrasi bidang-bidang keilmuwan
tersebut diharapkan menjadi kunci sukses bagi pembangunan suatu negara,
terutama dalam rangka persaingan pengembangan karir pekerjaan/ketrampilan abad
21 di tataran global. Istilah STEM diluncurkan oleh National Science Foundation
Amerika Serikat pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi pendidikan
dalam keempat bidang disiplin tersebut untuk meningkatkan jumlah sumber daya
manusia yang menguasai bidang-bidang STEM, mengembangkan warga negara
yang melek STEM, serta meningkatkan daya saing global AS dalam inovasi iptek
(Hanover Research, 2011). Pendekatan STEM tentu saja melibatkan ilmu lainnya
sebagai penunjang, seperti Ilmu Pengetahuan Sosial, Bahasa, Seni, dll (Bybee,
2010; Sanders, 2009).
Beberapa negara di Benua Asia kemudian mulai mengembangkan STEM di
negaranya untuk mulai mengejar ketertinggalan, seperti Jepang, Korea, India,
Thailand, Malaysia, Filipina, termasuk Indonesia. Pendidikan STEM sebagai suatu
pendekatan interdisiplin pada pembelajaran memberikan peluang kepada guru
untuk memberi gambaran kepada peserta didik pentingnya konsep, prinsip, dan
teknik dari sains, teknologi, enjiniring, dan matematika digunakan dalam konteks
nyata secara terintegrasi dalam pengembangan produk, proses, dan sistem yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan STEM diharapkan
bisa membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu bernalar dan berpikir
kritis, logis, dan sistematis, serta meningkatkan kemanpuan komunikatif,
Kolaboratif atau pemecahan masalah, sehingga mampu menghadapi tantangan
global serta mampu meningkatkan perekonomian Negara, sekaligus untuk
mewujudkan proyeksi Indonesia sebagai negara perekonomian terbesar ketujuh di
dunia pada 2030.
Unit pembelajaran Persamaan Garis Lurus ini berisi pedoman untuk guru dalam
menyajikan materi pembelajaran persamaan garis lurus dan persamaan linear dua
40
variabel menggunakan pendekatan STEM yang terintegrasi dengan kurikulum
2013. Adapun unit yang dirancang untuk peserta didik kelas VIII pada semester 1.
Kompetensi dasar yang harus dicapai melalui pembelajaran ini meliputi: KD 3.4
menganalisis fungsi linear dan menginterpretasikan grafiknya yang dihubungkan
dengan masalah kontekstual; 4.4 menyelesaikan masalah kontekstual yang
berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan garis lurus.
Alokasi waktu yang dirancang untuk pembelajaran ini adalah 4 jam pelajaran (JP)
dengan asumsi dalam satu minggu diorganisasikan menjadi dua kali (Tatap Muka)
TM, yakni masing-masing 1+3 JP.
41
C. Deskripsi Unit Pembelajaran
Unit pembelajaran STEM ini disusun sebagai pedoman bagi guru Matematika SMP
dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan penilaian.
Paket pedoman guru memuat deskripsi umum kegiatan pembelajaran dan
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Komponen RPP terdiri dari desain
pembelajaran dengan pendekatan STEM, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, kemampuan prasyarat, pengembangan penguatan
Pendidikan karakter, analisis materi, skenario pembelajaran (pendekatan, model,
metode, serta deskripsi kegiatan), sumber belajar, alat dan bahan, serta penilaian.
Lampiran RPP berupa lembar kerja siswa serta intrumen penilaian.
42
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi, demonstrasi, percobaan dan perancangan pada aktivitas
terjun lenting ini diharapkan siswa dapat:
1. Membuat grafik (berupa grafik persamaan garis lurus) dari data percobaan dan
menentukan persamaan garis yang paling sesuai.
2. Menentukan hubungan antara panjang tali elastis (banyaknya karet gelang) dan
jarak jatuh.
3. Memprediksi panjang tali (banyaknya karet gelang) yang diperlukan
berdasarkan jarak jatuh tertentu.
SAINS TEKNOLOGI
Konsep gaya pegas pada terjun lenting. 3) Menggunakan alat-alat teknologi
untuk mengumpulkan data.
4) Mempelajari teknologi terkini
khususnya yang menyangkut terjun
lenting.
ENJINIRING MATEMATIKA
1) Mendesain, merekayasa dan 4) Menerapkan konsep persamaan garis
menggunakan model terjun lenting. lurus.
2) Mengujicoba, melakukan perbaikan, 5) Menerapkan konsep hubungan antara
dan mengkomunikasikan hasil dari dua variabel.
proyek terjun lenting. 6) Menerapkan hubungan dalam grafik
pada fungsi linear.
7) Menginterpretasikan fungsi linear
dalam grafik.
43
D. Tahapan Pembelajaran dengan Pendekatan STEM
E. Kemampuan Prasyarat
Guru memahami:
• pembelajaran dengan pendekatan STEM.
• pembelajaran dengan model Project Based Learning.
• konsep menentukan penyelesaian dari persamaan garis lurus.
44
• penilaian pada pembelajaran model Project Based Learning dengan pendekatan
STEM.
Siswa sudah memahami:
• cara menyelesaikan persamaan linear satu variabel.
• konsep gradien/kemiringan.
• mengambar grafik fungsi linear.
F. Materi Pokok
Materi pokok pada topik persamaan garis lurus adalah sebagai berikut.
• Kemiringan/gradien.
• Persamaan garis lurus.
• Titik potong garis.
Bentuk umum persamaan garis
a. y = mx adalah garis yang melalui (0, 0)
b. y = mx + c (garis dengan gradient m dan melalui (0, c)
c. y - y1 = m(x - x1)
𝑦−𝑦1 𝑦2 −𝑦1
d. =
𝑥−𝑥1 𝑥2 −𝑥1
e. ax + by + c = 0
Contoh :
Gambarlah garis 3x + y = 6
y
jawab : (0, 6)
x 0 2
(2, 0)
x
y 6 0
atau x = 0 3(0 ) y 6
y = 0 x 0 6
x=2
A(x 1, y1 )
45
Contoh :
a. Persamaan y = 2x + 3 maka = 2
46
ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya, dan menyampaikan hasil
proyeknya kepada teman-temannya.
47
Diskusi dipimpin oleh guru yang bertujuan untuk
mengingat kembali beberapa materi penting yang
menjadi prasyarat kegiatan yang akan dilakukan
pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan Inti Topik utama dalam diskusi seperti 25’
gradien/kemiringan, persamaan garis lurus dan
fungsi linear dan grafiknya, cara mengumpulkan
dan mengolah data, mengambar data yang telah
diperoleh, bagaimana menentukan variabel dan
membuat persamaan garis dari dua variabel yang
diketahui, dan lain-lain.
Setelah diskusi yang berkaitan dengan materi telah
diselesaikan.
Selanjutnya guru beralih ke tahap persiapan.
Guru memberikan informasi, alat dan bahan yang
akan dibutuhkan pada kegiatan percobaan.
Pada kegiatan selanjutnya guru mempersilahkan
siswa untuk berkumpul dengan kelompok dan
memberi tugas untuk mencari informasi mengenai
terjun lenting (bungee jump).
Siswa diminta untuk mengidentifikasi apa saja
faktor yang mempengaruhi terjun lenting (bungee
jump).
Penutup Guru juga memberi kesempatan pada siswa 10’
apabila ada yang perlu untuk ditanyakan dan
didiskusikan lebih lanjut.
48
Guru memperkenalkan bahwa model terjun lenting
yang akan mereka buat menggunakan karet gelang.
Guru juga bisa mulai membuka diskusi mengenai
beberapa poin penting seperti berikut ini.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjun lenting
terutama yang berhubungan dengan lompatan,
berat pelompat, keamanan, dan elastisitas tali.
2. Kriteria yang mempengaruhi kenyamanan dan
kesenangan dari terjun lenting.
3. Bagaimana untuk mempredisksi banyaknya karet
berdasarkan jarak jatuh yang ditentukan
menggunakan persamaan garis.
Ketiga poin penting yang tersebut di atas diharapkan
muncul dari hasil diskusi siswa.
Guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing
jalannya diskusi agar tetap efisien untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
49
Berikut ini contoh ikatan yang digunakan dalam
rangkaian terjun lenting (bungee jump).
50
Berikut ini contoh cara pengukuran dari rangkaian
terjun lenting (bungee jump).
51
Pada kegiatan selanjutnya, beri kesempatan pada siswa
untuk mengumpulkan data, mengolah data yang
mereka peroleh dari percobaan yang dilakukan dan
membuat grafik dari data yang diperoleh.
Pada proses pengumpulan data, siswa dipersilahkan
untuk menggunakan fitur video pada gawai
(smartphone) masing-masing.
Pada kegiatan diskusi, guru diharapkan menyiapkan
lembar kerja siswa. Dimana lembar kerja tersebut
memuat beberapa hal berikut ini.
52
5. Siswa juga diminta untuk mendiskusikan apa
rencana yang akan dilakukan apabila hasil prediksi
banyaknya karet menghasilkan nilai negatif.
Siswa selanjutnya juga diminta untuk berdiskusi untuk
menentukan cara/ dalam memprediksi jumlah karet
yang diperlukan berdasarkan jarak jatuh tertentu yang
ditentukan menggunakan metode yang telah dibuat.
Guru juga dapat memberikan kesempatan pada siswa
untuk menggunakan beberapa metode untuk
memprediksi. Karena pada kenyataannya tidak hanya
terdapat satu cara untuk memprediksi. Berikan
kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan
Berikut ini kemungkinan metode yang dilakukan oleh
siswa.
1. Menggunakan grafik dan memprediksi secara
manual berdasarkan grafik.
2. Menambahkan secara manual dengan
menghitung rata-rata pertambahan jumlah
karet.
3. Menggunakan fungsi linear y = mx + c.
4. Menggunakan persamaan garis lurus, dan
membuat persamaan garis lurus dari dua buah
titik dengan persamaan y - y1 = m(x - x1).
5. Menggunakan persamaan garis lurus, dan
membuat persamaan garis lurus dari dua buah
𝑦−𝑦1 𝑦2 −𝑦1
titik dengan persamaan = .
𝑥−𝑥1 𝑥2 −𝑥1
53
Siswa selanjutnya diminta untuk melakukan tantangan
dimana guru memberikan ketinggian 2 meter. Siswa
ditantang untuk menentukan berapa banyak karet yang
diperlukan untuk digunakan sebagai
Selanjutnya berikan kesempatan pada masing-masing
kelompok untuk presentasi dan mendiskusikan hasil
temuan-temuan dari kelompok lain.
J. Sumber Belajar
Sumber belajar pada pembelajaran ini dapat menggunakan:
1) Buku pegangan siswa Matematika SMP kelas VIII Kurikulum 2013.
2) Sumber bacaan lainnya yang relevan.
K. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pembelajaran ini adalah:
1. Pemberat/Boneka
2. 30 karet gelang
54
3. Isolasi
4. Meteran
III. Penilaian
A. Teknik dan Bentuk Penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
4. Sikap - Observasi Kegiatan Diskusi - Lembar Observasi
- Penilaian Diri - Format Penilaian
- Penilaian Antar Peserta Didik - Format Penilaian
- Jurnal - Catatan
5. Pengetahuan - Tes tertulis - Soal pilihan ganda
- Penugasan - Soal Uraian
- Tugas
6. Keterampilan - Penilaian Praktik - Lembar Pengamatan
- Penilaian Proyek - Rubrik Penilaian Tugas
- Penilaian Produk Proyek dan Produk
B. Instrumen Penilaian
1) Penilaian Sikap
a. Sikap pada saat diskusi
LEMBAR PENILAIAN KEGIATAN DISKUSI
Mata pelajaran : MATEMATIKA
Kelas/semester :
Topik : Proyek terjun lenting (bungee jump)
Kegiatan diskusi : ………………………….………………………….
Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, rasa ingin tahu,
santun, dan komunikatif sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
Berikan skor 1-4 pada setiap kolom sikap yang dinilai sesuai sikap siswa selama
berdiskusi.
No Nama Kerjasama Santun Rasa Ingin Komunikatif Jumlah
Siswa Tahu Skor
1 …
2 …
55
b. Lembar Penilaian Diri
PENILAIAN DIRI
Nama : MATEMATIKA
Kelas/Semester :
Topik : Proyek terjun lenting (bungee jump)
Setelah menyelesaikan proyek terjun lenting (bungee jump). Kamu dapat melakukan
penilaian diri dengan cara memberikan tanda √ pada kolom yang tersedia sesuai dengan
kemampuan.
56
c. Penilaian antar teman
- Pernyataan di bawah ini untuk menilai diri kamu sendiri dan teman sekelompok selama
proses pembelajaran dan penyusunan proyek
- Objektivitas harus dijunjung tinggi
- Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran
- Berikan tanda ceklist (√) jika melaksanakan atau strip ( – ) Jika tidak melaksanakan,
pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
- Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
2 Memaksa
teman untuk
menerima
pendapatnya
3 Mau
bekerjasama
dengan
semua
teman
4 Membantu
proses
pembuatan
57
2) Penilaian Pengetahuan
Penilaian ini berupa tes tertulis seperti contoh yang terlampir berikut ini.
Contoh Soal 1
Pada pendaftaran peserta didik baru tahun 2001 dan 2004 berturut-
turut 600 dan 750 calon peserta didik. Apabila jumlah pendaftar
peserta didik baru setiap tahun menunjukkan fungsi linear.
Contoh Soal 2
Jawaban:
Soal 1
a. y = 50t + 600
b. t = 29 dan y = 2050, sehingga jumlah calon peserta didik
58
Soal 2
a. V = 150 – 6t
b.
59
Rubrik Penilaian Presentasi
No Indikator Kriteria Penilaian
Penilaian
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
60
IV. Penutup
Unit Pembelajaran pendidikan STEM diharapkan bisa menjadi pedoman bagi guru
Matematika SMP dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan
penilaian bagi peserta didik pada materi Persamaan Garis Lurus dan Persamaan Linear
Dua Variabel. Setelah peserta pelatihan menyimak paparan tentang pendekatan STEM
dalam pembelajaran dengan pendekatan STEM, dan melakukan kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan STEM, dan berlatih membuat perencanaan pembelajaran pada topik
terpiliih diharapkan peserta memiliki pemahaman, gambaran dan arahan bagaimana
melaksankan pembelajaran Matematika dengan pendekatan STEM di sekolah masing-
masing.
V. Daftar Pustaka
Beetham, H., & Sharpe, R. (2013). Rethinking pedagogy for a digital age: Designing
for 21st century learning. New York, NY: Routledge.
Bybee, R. W. (2010). Advancing STEM education: A 2020 vision. Technology and
Engineering Teacher, 70(1),30-35.
Cholik Adinawan, S. (2005). Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta :
Erlangga.
Ernest, P., 1991. The Philosophy of Mathematics Education. London: Falmer Press.
Ernest, P., 2000. Why teach mathematics?. In: S. Bramall & J. White, eds. Why Learn
Maths?. London: Institute of Education, pp. 1-14.
Hanover Research- District Administrative Practices. (October 2011). K-12 STEM
Education Overview. Washington, DC.
NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Virginia, VA:
NCTM Inc.
Young, M. & Muller, J., 2015. Curriculum and Specialization of Knowledge: Studies
in sociology of education. London: Routledge.
Sanders, M. (2009). STEM, STEM education, STEMmania. The Technology Teacher,
68(4), 20-26.
Santrock, J.W. (2011). Child Development: An introduction. New York: McGraw Hill.
61
VI. Lampiran Contoh Lembar Kerja Siswa
62
Gambarlah grafik anda pada tempat yang disediakan berikut ini.
63
Berdasarkan grafik di atas, buatlah persamaan garis yang sesuai untuk data tersebut.
Jelaskan metode yang kamu gunakan untuk membuat persamaan tersebut.
Apa yang akan kamu lakukan untuk mengetahui jumlah karet yang diperlukan untuk
jarak jatuh yang besar.
x =
y =
gradien/kemiringan =
titik potong sumbu x =
titik potong sumbu y =
64
Apakah prediksimu akurat?
Jika jawabanmu ya, berikan alasan indikator apa yang mempengaruhi. Tapi jika
tidak, apa yang akan kamu lakukan untuk meningkatkan prediksimu.
65
Setelah melakukan percobaan di atas, coba tentukan berapa banyak karet yang
diperlukan jika diketahui jarak jatuhnya adalah 4 m.
Apa yang akan kamu lakukan bila hasil prediksi banyaknya karet menghasilkan nilai
negatif? Jelaskan alasanmu.
66
67
68