Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan ................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW yang merupakan agama yang berintikan iman dan
amal. Akidah adalah pokok yang diatasnya berdiri syariat. Sedangkan
amal atau perbuatan adalah syariat dan cabang-cabangnya sebagai buah
dari keimanan.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
3
4
Contoh tauqifiyah:
Jika ada orang yang berkata bahwa ada shalat wajib ke enam yaitu di tengah
hari jam 10 setelah Dhuha sebelum Zhuhur, atau ada shalat wajib ke enam
yaitu di tengah malam selain Isya’, ini semua tidak disyari’atkan dan menjadi
hal yang batil dan bid’ah. Tidak boleh dikerjakan. Atau andai ada yang
mengatakan bahwa orang-orang disyariatkan untuk puasa sebulan penuh
selain pada bulan Ramadhan, atau mensyari’atkan berpuasa sebulan penuh
yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah, maka ini semua bid’ah.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu yang baru dalam urusan kami ini (urusan
agama), yang tidak asal darinya (agama), maka tertolak“
Karena itu apa yang tidak bisa di tangkap oleh panca indra tidak dapat
dinalar akal kecuali hanya secara umum dengan menganalogikan yang ghaib
dengan yang tampak oleh panca indra. Dengan cara ini kita dapat melakukan
penalaran parsial, kemudian penalaran parsial ini disinkronisasikan untuk
menetapkan hukum-hukum rasional kolektif. Sebab tanpa itu, setiap kita
hanya dapat menalar, misalnya, rasa sakit yang menimpanya.
Ketika mengatakan spesifikasi aqidah islam adalah keghaiban, itu
sama sekali tidak berarti bahwa semua muatan dalam aqidah islam bersifat
ghaib dan tidak dapat di tangkap pancaindra dan akal sehat. Tetapi maksudnya
adalah spesifikasi aqidah islam adalah percaya kepada yang ghaib seperti yang
di firman kan oleh Allah SWT dalam surah (AL Baqarah :1-3)
Artinya : “Alif Lam Mim. Kitab (Al-quran) ini tidak ada keraguan padanya,
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriiman kepada
yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang
kami anugrahkan kepada mereka”.
Iman kepada yang ghaib merupakan salah saatu spesifikasi fitrah
manusia. Penalaran terhadap realitas fisik merupakan kemampuan yang
dimiliki secara bersama oleh manusia dan binatang. Bahkan penalaran
metafisik sudahm merupakan insting yang tertanam dalam fitrah manusia.
Inilah yang kini sebut dorongan keingin tahuan. Di zaman ini kita
menyaksikan betapa tinggi nilai insting kini dimana ia telah menjadi faktor
pemicu penemuan-penemuan ilmiah, sehingga manusia modern dapat
menikmati segitu banyak kekayaan alam.
dengan segala konsekuensinya sebagai satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-
pisahkan satu sama lain.
1. Dimensi waktu Yang dinamakan dimensi waktu adalah bahwa Islam telah
diturunkan Allah SWT sejak nabi Adam hingga mata rantai kenabian ditutup
pada masa Rosuliloh saw. Dan Islam bukanlah Agama yang hanya diturunkan
semasa hidup Rosulluloh saw, tetapi untuk hidup seluruh umat manusia di
alam semesta ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Faris, Ibnu. Mu’jam Maqayis Al-Lughah (terj). Bandung: Pustaka Setia. 1999