Anda di halaman 1dari 16

RESENSI KITAB KAJIAN KESILAMAN

Judul : Perkembangan & Pemurnian Tasawuf


Penulis : Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Penerbit : Republika Penerbit
Terbit : I, Juni 2016
Tebal : Xii + 337 halaman
ISBN : 978-602-0822-303
Peresensi : A. Riyadhus Sholikhin,
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’arif
Jambi. 2022.
A. Biografi Penulis
Buya Hamka yang lahir dengan nama lengkap Abdul Malik Karim Amrullah,
dikenal sebagai sastrawan Indonesia, budayawan, serta ulama.
Buya Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah, lahir di Agam, Sumatra Barat,
pada 17 Februari 1908. Ia merupakan putra dari pasangan Abdul Karim Amrullah dan Sitti
Shafiah. Kehidupan pribadi Hamka dididik penuh dalam ajaran Islam karena ayahnya
seorang ulama di tanah Minangkabau. Sementara ibunya berlatar dari keluarga seniman.
Selama tinggal di Padang Panjang keseharian Hamka banyak mempelajari tentang
ilmu Alquran sesuai adat Minang. Ketika remaja, sang ayah sempat mendaftarkannya ke
Thawalib Sumatra yaitu sekolah Islam modern pertama di Indonesia.
Namun ia memutuskan pindah ke Jawa Tengah pada 1922 untuk merantau dan
belajar tentang pergerakan Islam modern ke sejumlah tokoh. Salah satunya H.O.S
Tjokroaminoto.
Setelah cukup lama merantau, Hamka kembali ke Padang Panjang dengan fokus
mengurus Persyarikatan Muhammadiyah. Dikarenakan pada masa itu ia belum bergelar
diploma, Hamka melanjutkan pendidikan bahasa Arab sekaligus belajar mengkaji lebih
dalam ilmu agama Islam ke Mekkah. Atas saran salah seorang teman dari Indonesia yang
juga berada di Mekkah yaitu Agus Salim, Hamka kembali pulang ke Tanah Air untuk
berkarier sebagai penulis.
Beliau wafat pada 24 Juli 1981, dikebumikan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan,
mendapat penghargaan Pahlawan Nasional. Untuk mengenang jasanya, nama Buya Hamka
pun diabadikan sebagai nama perguruan tinggi yaitu Universitas Muhammadiyah Hamka.

B. Sinopsis Buku
Sudah tak asing rasanya kata tasawuf dalam benak kita semua. Kadang-kadang
Tasawuf dimaknai dengan tempat pulang orang yang telah payah berjalan, tempat lari
orang yang terdesak, penguat pribadi orang yang lemah dan tempat berpijak orang yang
kehilangan tempat berpijak.
Namun apa sesunguhnya tasawuf itu?, sudahkah pemahaman kita sesuai dengan
sebagaimana mestinya?, Dalam buku buah karya Buya Hamka ini yang diberi judul
Perkembangan & Pemurnian Tasawuf pertanyaan diatas dikupas dengan bahasa yang
ringan dan mudah dipahami. Mengawali pembahasannya dengan kerohanian. Sejatinya,
kerohanian telah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW. Perangai mulia dari kepribadian
menjadi tauladan bagi semua umatnya. Sadarkah, di zaman yang sudah tak terpisahkan
dengan teknologi ini banyak hidup yang ditunjukan kepada kebendaan. Sementara benda
mengarah kepada perpecahan dan kerohanian menuju kesatuan. Hingga di suatu saat akan
tiba kesenangan perasaan, kemewahan dan nafsu menggapai kebendaan akan sirna.
Buku ini mengungkap, pemahaman bahwa pertumbuhan tasawuf Islam tidak
terpengaruh Hindu, Platonisme dan Nasrani. Secara gamblang dijelaskan berdasarkan
penyelidikan atas berbagai kemungkinan yang terjadi.
Tak tertinggal perkembangan pembahasan tasawuf dari masa Nabi Muhammad
SAW. hingga munculnya para sufi-sufi besar dengan membawa ajaran yang menjadi
keyakinannya. Semakin menambah pengetahuan dengan dipaparkannya perkembangan
tasawuf di ranah Persia hingga bumi pertiwi kita yakni Indonesia.
Buku ini penting dan cocok untuk pelajar setingkat MA, mahasiswa dan masyarakat
umum yang tertarik dalam mengenal lebih jauh makna tasawuf sesungguhnya dan sebagai
bahan referensi keagamaan.

C. Rangkuman isi Buku

BAB I
PENDAHULUAN
A. PERTUMBUHAN HIDUP KEROHANIAN
Yang dimaksud dengan hidup kerohanian itu adalah perjuangan manusia dalam
dirinya sendiri dalam mencapai kesempurnaan. Menurut penyelidikan para ahli,
memang ada perjuangan yang amat hebat di antara keinginan dan kesucian dari
gangguan – gangguan hawa nafsu. Hidup dalam kerohanian adalah ikhtiyar
mengalahkan gangguan hawa nafsu sehingga tercapai kemajuan yang sempurna
yang dinamai insan kamil. Pengaruh kebendaan (maddi), selalu merusak hubungan
manusia dengan Tuhannya. Menurut seorang Ulama syari`ah menyatakan bahwa
kalimat Tauhid (kepercayaan kepada ke Esaan Tuhan) dengan sendirinya menimbulkan
Tauhid kalimat artinya kesatuan kalimat, kesatuan tujuan dari seluruh makhluq.
Lain dari itu yang dituju dalam hidup kerohanian ialah penuh keinsyafan akan
alam. Dengan menunjukan perhatian atas alam, nampaklah keindahan atas ciptaan sang
Khalik. Lantaran itu kian lama kian bertambah perhatian atas alam,sehingga timbul
`isyq (rindu). Maka fana`lah (tenggelam) diri kemanusiaan di dalam baqa`nya zat
ketuhanan. Dan insyaf lah diri itu akan kesatuannya dengan segala maujud dan timbulah
keyakinan serta hilang segala keraguan.
Apabila hidup kerohanian telah menjadi kerinduan, dengan sendirinya akan
mempunyai pandangan sendiri tentang arti kaya atau miskin. Lantaran itu orang-orang
yang masuk dalam hidup kerohanian ini, tidaklah beda antara memakai pakaian mahal
maupun pakaian murah. Mereka tetap wara` (tawadu`), sederhana, ta`abud
(berbakti), zuhud. Dan kehidupan yang seperti inilah yang telah dimulai oleh Nabi saw
dan para sahabat pilihan.
Alhasil hidup kerohanian itulah yang menjadi pokok pertama bagi orang muslimin
didalam memandang segala soal kehidupan, yang menyangkut urusan politik,
ekonomi, sosial, amal dan semua segi kehidupan yang selalu didasarkan pada
kehidupan rohani.

B. MUHAMMAD DI GUA HIRA


Ke dalam gua itulah beliau pergi menyendiri, memutuskan sementara hubungan
dengan manusia, menjauhi semua kemewahan dunia dan hanya membawa bekal yang
sedikit. Dan hingga akhirnya sampailah pada saat dimana terbukalah hijab yang
menutupi perhubungan rohani dengan alam ghaib. Maka hilanglah semua keraguan dan
datanglah nur keyakinan yang ditunggu-tunggu yaitu Malaikat Jibril yang datang
membawa wahyu. Itulah hari yang dinamai Yaumul Furqon yaitu hari pemisahan di
antara kegelapan Jahiliyah dengan cahaya islamiyah, jatuh pada tanggal 17 bulan
Ramadlan.
BAB II
HAL IHWAL NABI DAN PERKATAAN HIDUP KEROHANIAN

A. KEHIDUPAN ROHANI BELIAU


Ada beberapa riwayat sebagai berikut:
Suatu hari, Bilal mendatangi Nabi saw. Karena nabi saw belum juga datang untuk
meng imami sholat subuh. Dan di dapatinya Nabi saw sedang menangis hingga basah
bantal nya. “mengapa engakau menangis, wahai utusan Tuhan! Padahal Allah telah
berjanji akan mengampuni dosa tuan, baik yang dahulu atau yang kemudian”, kata
Bilal.
“bagaimana aku tidak menangis ya Bilal! Padahal tadi malam datang ayat begini,
(lalu beliau bacakan ayat tersebut)
Kadang-kadang putus hubungannya dengan orang sekelilingnya, padahal beliau
hidup di antara mereka. Pada suatu hari, beliau sedang duduk seorang diri, masuklah
Aisyah. Terus beliau bertanya: “engkau siapa”
“ Aisyah”

“Aisyah yang mana”

“Aisyah anak Shiddiq”

“Shiddiq, siapa Shiddiq”

“Abu Bakar, Sahabat Muhammad!”

Beliau tidak lagi menjawab. Aisyah tahu bahwa ketika itu Nabi saw “sedang tidak dengan kita”.

B. KEHIDUPAN SAHABAT – SAHABAT


1. Abu bakar
Beliau hidup dengan sehelai kain saja, dan terhadap lidahnya sendiri, pernaha
dipegang nya, dan berkata:” lidah inilah yang senantiasa mengancamku”.
Berikut beberapa pendapat beliau”
1. Sifat dermawan adalah buah dari taqwa
2. Kekayaan adalah buah dari keyakinan
3. Martabat adalah buah dari tawadlu`
4. Barangsiapa yang mengecap rasa kesucian ma`rifat, maka ia akan ia akan
memandang sepi segala sesuatu selainAllah swt dan merasa tersendiri dalam
manusia banyak

2. Umar bin khattab


Beliau mempunyai jiwa bersih dan kesucian rohani yang begitu tinggi, sehingga
Nabi saw pernah berkata tentang dirinya” Tuhan Allah swt telah meletakan kebenaran
di ujung lidah Umar dan hatinya. Beliau pernah berpidato sebagai seorang khalifah,
padahal pada waktu itu bajunya terdapat dua belas tambalan dan pada kain sampingnya
terdapat empat tambalan Dasar kehidupan beliau ada dua yakni sabar dan ridla

3. Utsman bin affan

Meskipun beliau termasuk yang diberi kelapangan rejeki, tidaklah kurang pengaruh
hidup kerohanian itu dalam jiwanya Dalam kesehariannya, beliau tidak pernah lepas
dari Alqur an, hingga beliau wafat dalam keadaan membaca alqur an

4. Ali bin Abi Thalib


Kholifah ke empat ini juga tidak kurang subur hidup kerohanian itu pada dirinya
Pekerjaan dan cita-cita yang besarmenyebabkan beliau tidak peduli bahwa pakaian yang
dipakainya telah robek karena mumuk, dan kalau robek dijahitnya sendiri. Dan suatu
ketika pernah ditanya, mengapa sampai begini, wahai amirul mukminin!, beliau
menjawab,” untuk mengkhusu`kan hati dan untuk menjadi teladan bagi orang yang
beriman.
Sufyan bin uyaynah berkata, bahwasanya Ali ra sahabat paling besar yang hidup
dalam Zahid Imam syafi`i berkata,” beliau adalah besar dalam zuhudnya, dan orang
yang zuhud tidaklah peduli pada apapun selain Allah swt.
BAB III
PENGUPASAN AHLI – AHLI PENGETAHUAN TENTANG TASAWUF ISLAM
A. SUMBER KEISLAMAN
Kupasan dan penyelidikan ahli-ahli pengetahuan tentang asal-usul dan
pengambilan tasawuf islami sampai sekarang beelum selesai. Berbagai pendapat telah
dikemukakan, dan sebagian berpendapat bahwa sumber pengambilan tasawuf islam adalah
Alqur an, Hadits, dan kehidupan para sahabat Nabi saw.
B. PENGARUH – PENGARUH LAIN ATAS HIDUP KEROHANIAN ISLAM
1. Pengaruh Hindu
Tidak sedikit para ahli penelitian yang menyatakan bahwa
hidup kerohanian islam itu berasal dari ajaran agama Hindu. Pengaruh tersebut
terdapat pada masalah yoga, latihan ibadah, tafakkur, dzikir dan ma`rifatnya.
Dalam bukunya Tahqiqu Ma Lil Hindi Min Muqauwalah, Maqbulatin fil `Aqli au
Marzulah (penyelidikan tentang hal-hal di India, yang diterima atau yang ditolak
oleh akal).
Abdul Raihan Muhammad bin Ahmad Al Bairuni . Dalam bukunya Tahqiqu
Ma Lil Hindi Min Muqauwalah, Maqbulatin fil `Aqli au Marzulah (penyelidikan
tentang hal-hal di India, yang diterima atau yang ditolak oleh akal). Dalam buku
tersebut ditulisnya panjang lebar tetang Ilmu pengetahuan, Kepercayaan, Ibadat,
Keagamaan dan filsafat India. Juga disebutkan bahwasanya amalan kehidupan para
ahli tasawuf dan kehidupan yoga di India banyak sekali persamaannya dengan
kehidupan dan riyadhah kaum sufi.
Adanya kepercayaan tentang Tanasukh (reincarnatie) yaitu kemungkinan
perpindahnya suatu roh dari satu badan ke badan yang lain. Orang Hindu menyebut
nya dengan nama Karma, yaitu suatu roh yang memakai tubuh yang bukan tubuh
insani, seperti binatang (ular, kucing,kambing dan sebaginya).
Menurut albairuni terdapat persamaan antara karma dan jelma dalam
agama hindu dengan Madzhab orang sufi yang berkata bahwasanya dunia ini adalah
diri yang tidur dan akhirat diri yang bangun. Dan sebagian orang sufi
memungkinkan Hulul, menjelma yang haq pada tempat-tempat sebagai langit, `arsy
dan kursi. Dan sebagi an memungkinkan kepada alam, binatang, pepohonan dan
barang-barang keras (jamadat). Mereka menamainya AL Zuhurul Kulli (pernyataan
semesta). Kalau itu telah mungkin, maka jelmaan roh dari sautu badan ke badan
yang lain, tidaklah perkara yang tidak dapat ditolak lagi.terdapat persamaan antara
Hindu dan tasawuf Islam
Menurut Albairuni, terdapat persamaan antara Hindu dan tasawuf Islam.
Dalam ajaran Patenggel disebutkan bahwa mendirikan upacara-upacara ibadat
keagama an, sembahyang, puasa dan lain-lain bukanlah jalan untuk mencapai
bahagia (sa`adah) bagi manusia. Jalan mencapai bahagia hanyalah dengan dzikir
dan ta`ammul kelak akan membawa dirinya bersatu dengan Tuhan dan dengan
seluruh yang ada (Alkaum), karena pada hakikatnya semua itu adalah satu.
Madzhab Patenggel adalah suatu madzhab sufi yang amat mendalam.
Tiangnya adalah khalwat dan bersunyi diri; tapa, semedi, zuhud dan semua latihan
jiwa yang menyebabkan fana manusia walaupun dari dirinya sendiri. Waktu itulah
dia menca pai bahagia, tidak ada diatasnya bahagia lagi. Ketenteraman yang
menjadi puncak ketenteraman. Menurut Albairuni, madzhab patenggel inilah yang
dipakai oleh kaum shufi untuk mencari AL Haqq.
2. Pengaruh Persia
Islam berkembang di Persia sejak masa kholifah Umar bin Khottab, maka
terjalinlah hubungan yang erat dalam bidang ekonomi, politik dan kebudayaan.
Banyak pepatah dan hikmah Persia menjadi hiasan bagi perkembangan peradaban
Arab . Dan Nabi saw pernah mengambil pemikiran tentang siasat perang dari
Salman Alfarisi dari Persia dalam perang Khandak
Dalam kepercayaan kaum syi`ah, ada istilah yang disebut “hak ketuhanan
raja” yakni Tuhan menjelma pada Imam.
Tentang alam ini dikemudikan oleh tujuh orang quthub, yaitu wali yang amat
tinggi kekuasaannya.
Adanya kepercayaan Al Haqiqotul Muhammadiyah, bahwa semua alam ini
berasal dari nur ini.
3. Pengaruh Filsafat Yunani
Semboyan Sokrates “kenalah dirimu” yang tertulis didinding Ma`bad Delfi,
telah disesuaikan oleh ahli tasawuf dengan kata hikmah tasawuf yaitu Barang siapa
mengenal dirinya, sungguh dia telah mengenal Tuhannya”
Pada zaman kholifah Al Ma`mun (zaman Abbasiyah), timbul perlombaan
menterjemahkan kitab-kitab ilmu pengetahuan asing kedalam bahasa Arab, yakni
dari Persia, Hindustan dan Yunani
Mulculnya filsafat baru, gabungan alam fikiran Yunani dengan tasawuf mistik
timur oleh Plutin dari Iskandariyah. Dan orang menyebutnya Syekh Yunani.
Berikut beberapa pendapat Plutin yang dipakai para kaum sufi:
 Hakikat yang tertinggi tidaklah semata-mata didapat dengan berfikir, tetapi
dengan musyawarah (menyaksikan sendiri) sebagai paduan rrenunan jiwa
dengan keindahan alam
 Bahwasanya ma`rifat sejati tidak akan didapat dari jalan panca indera dan akal
belaka. Tetapi dengan Nur yang dianugerahkan Tuhan kedalam hati sanubari
seorang hamba setelah dia terlepas dari ikatan-ikatan kehendak nafsu dan
fanaa dari sekian alam semesta, lalu hidup merasakan keledztan dzat Ilahi,
hilang segala yang memisahkan sehingga bersatu dan berpadu.

BAB IV
PENYELIDIKAN ATAS KEMUNGKINAN – KEMUNKINAN ITU
1. Pengaruh Hindi
Tidak ada hubungan kebuayaan antara bangsa Arab dengan bangsa India
baik sebelum Nabi saw lahir maupuin setelah Islam tersebar luas.
Tidak ditemukan pengaruh fikiran Nirwana budha atau Brahmana Hindu
dalam karya-karya sastra bangsa Arab baik sebelum Nabi saw lahir maupun
sesudahnya
Al Bairuni baru lahir kedunia dipertengahan yang akhir dari abad ke empat
hijriyah (351H – 440H atau 962- 1048M), sedangkan dalam masa empat abad
yang telah lalu itu tasawuf telah berkembang dalam masyarakat Islam dengan
luasnya.
2. Pengaruh Persia
Tokoh –tokoh tassawuf dari Persia seperti Ma`ruf Al Karachi dan Abu
Yazid Al Bustami hidup sesudah tiga atau empat abad setelah masa timbulnya
kerohanian Islam.
Hidup kerohanian atau tasawuf memang besar pengaruhnya dalam kalangan
kaum Persia, terutama kaum syi`ah. Kadang-kadang karena pengaruh politik,
menentang kekuasaan yang ada. Setengan dari kepercayaan kaum syi`ah itu
ialah mempercayai akan adanya Imam yang ghaib dan yang ditunggu
kedatangannya di dunia. Sebab mereka tidak mau mempercayai imam yang
hadir, sebab Imam itu bukanlah syi`ah.
Adanya kepercayaan Nur Muhammad karena mungkin karena pengaruh
ajaran Zoroaster dalam kitabnya Zindavesta atau mempercayai juga akan
kepercaan Nasrani tentang Kalaam, tetapi hal itu semua jauh dari kehidupan
zuhud yang di ajarkan dalam Alqur an dan Hadits.
3. Pengaruh filsafat Yunani
Semua buku sejarah tidak ada yang menyebutkan adanya pengaruh faham
filsafat Yunani di tanah Arab. Tidak ada satupun hadist Nabi saw yang menyebut
nama Socrates, Plato, Aristoteles atau Platonis.
Tentang nama Zulkarnain, dislam alqur an hanya disebut Zulkarnain saja
tanpa Iskandar. Dan menurut Maulana Abdul Kalam Azad bahwa nama
Zulkarnain adalah Maharaja Cyprus di Pesia, sedangkan Iskandar Zulkarnain
adalah Nabi Muhammad saw.
Pada masa Kholifah Almakmun terjadi kegiatan penterjemahan kitab-kitab
Yunani kedalam bahasa Arab, sehingga banyak berpengaruh pada pemikiran
filosof Islam, seperti Al farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lain. Tetapi para
filosof muslim ini hanya menjadikan filsafat Yunani sebagai bahan bukan
tujuan, dan dasar filsafat islam tetaplah filsafat sendiri dalam daerah keislaman.
Imam Ghozali telah membawa pulang kembali kepada sumber kehidupan
rohani yang asli pada abad ke lima yang berdasarkan alqur an, hadits dan
kehidupan para sahabat utama. Inilah bukti yang nyata bahwa kehidupan rohani
islam timbul dari telaganya sendiri bukan dari luar islam.
BAB V
PERMULAAN BERKEMBANGNYA HIDUP KEROHANIAN
A. NUSSAAK, ZUHHAAD DAN `UBAAD
Nussaak artinya orang-orang yang telah menyediakan dirinya untuk mengerjakan
ibadah kepada Allah swt.
Zuhhaad artinya tidak ingin kepada dunia, kemegahan, harta benda dan pangkat

`Ubaad artinya orang-orang yang telah mengabdikan dirinya semata-semata kepada


Allah swt.
B. HASAN BASRI
Hasan bashri juga bergelar Abu Sa`id adalah seorang zahid yang amat masyhur
dalam kalangan Tabi`in. Lahir tahun 21H (632M) dan wafat tahun 110H. Beliaulah yang
pertama kali menyediakan waktunya memperbincangkan ilmu-ilmu kebathinan,
kemurnian akhlak dan usaha mensucikan jiwa didalam masjid Bashrah. Semua ajarannya
tentang kerohanian senantiasa di sandarkan pada sunah Nabi saw.
Dasar pendirian beliau adalah zuhud terhadap dunia, menolak akan kemegahan,
semata-mata menuju kepada Allah swt, tawakal, khauf (takut), dan Rajaa (harapan)
tidaklah terpisah. Janganlah hanya semata-mata takut kepada Allah, tetapi ikutlah
ketakutan dengan pengharapan. Takut akan murkanya tetapi mengharap akan kurnianya
Pandangan tasawufnya ialah senantiasa bersedih hati, senantiasa takut, kaalu-kalau
dia tidak melaksankan perintah Allah dan meninggalkan semua larangannya. Karena
saking takutnya sehingga seakan-akan dia merasa bahwa neraka itu hanya dijadikan
untuknya.
Berikut beberapa hikmah ajaran Hasan Bashsri
1. Perasaan takutmu sehingga bertemu dengan hati tentram, lebih baik dari pada
perasaan tenterammu yang kemudian menimbulkan rasa takut
2. Dunia adalah negeri tempat beramal. Barangsiapa yang bertemu dengan dunia
dalam rasa benci kepadanya dan Zuhud, akan berbahagialah dia dan memperoleh
faedah dalam persa habatan itu. Tetapi barang siapa yang tinggal di dunia, lalu
hatinya rindu dan perasaan tersangkut kepadanya, akhiratnya akan sengsara.
3. Tentang duka cita beliau bekata: patutlah orang insyaf bahwa mati sedang
mengancamnya, dan kiamat menagih janjinya, dan dia mesti berdiri dihadapan
Allah akan dihisab.
C. ROBI`ATUL `ADAWIYAH
Beliau adalah seorang zahid perempuan yang amat besar, wafat tahun
185H(796M). Tingkat kehidupan zuhud yang diajarkan oleh Hasan Bashri, yaitu takut dan
pengharapan telah di sempurnakan oleh Robi`ah Al `Adawiyah pada zuhud karena cinta.
Cinta yang suci murni itu lebih tinggi dari pada takut dan pengharapan. Cinta yang
suci murni tidaklah mengharapkan apa-apa. Soal surga atau neraka adalah soal nomor dua
atau bukan soal sama sekali. Sebab cinta itu sendiri sudah merupakan suatu nikmat yang
paling lezat. Cinta dibagi menjadi dua tingkat. Pertama cinta karena kerinduan, dan yang
ting kat kedua adalah dirindui, inilah tingkat tertinggi karena merupakan puncak segala
keindahan, tiada kata selain ya robbi. Naik setingkat lagi yaitu keinginan dibukanya hijab,
yang membatasi antara dirinya dengan Tuhan. Itulah tujuannya yaitu melihat Tuhan
(musyahadah).
D. SUFYAN TSAURI
Beliau berjuluk “Amirul Mukminin dalam hal Hadits”. Pendirian beliau yang
sangat kuat yaitu tidak mau mendekati raja-raja, beliau hidup di zaman Kholifah Al
Mansur. Hidupnya mengembara dari suatu kota ke kota yang lain untuk menerangkan inti
sari ilmu agama kepada murid-muridnya.
Pernah beliau dipanggil oleh Kholifah Al Mansur, dihadapannya beliau berkata
dengan suara lantang, sehingga orang-orang di sekelilingnya ketakutan kalau sampai beliau
dihukum mati.
Ketika beliau menjalankan ibadah haji, sang kholifah pun juga ada di Makkah.
Datanglah utusan untuk menjemputnya menghadap kholifah al Mansur, namun utusan itu
di tolaknya. Beliau lahir tahun 97H (602M) dan meninggal dunia di Bashrah pada tahun
121H (732M).
BAB VI
SYARI`AT, THORIQOH, HAKIKAT, MA`RIFAT
a. Syari`at
Artinya undang-undang atau garis-garis yang telah ditentukan. Termasuk
disalamnya hukum halal, haram, mubah, sunah, makhruh, wajib
Misalnya hukum wajib: sholat, zakat, dll.
b. Thoriqoh
Yaitu apa yang dituju dengan mengerjakan syari`at, yaitu keridhaan Allah
swt.
Berikut beberapa istilah yang berkait dengan Thoriqot:

1. Ikhlas yaitu yang suci murni, ibarat emas tidak ada campuran sedikit
pun
2. Muraqabah yaitu senantiasa mengintip dan mengintai dari dekat apa-
apa yang dilakukan menuju Tuhan
3. Muhasabah yaitu memperhitungkan keadaan diri sendiri, supaya
mendapat kelayakan disebut murid. Dihitung apa kekurangannya,
kelalaiannya, sehingga dengan demikian bertambah naiklah
maqamnya
4. Tajarrud yaitu melepaskan segala ikatan yang akan menghalangi diri
dalam menuju jalan kehidupan thariqoh, misalnya kemegahan dunia,
hawa nafsu, dll
5. `Isyq yaitu rindu pada sang kholiq yaitu Allah swt.
BAB VII
PERKEMBANGAN TASAWUF DI INDONESIA
A. Pengaruh Tasawuf dan Perkembangannya
Perkembangan tasawuf di Indonesia sejalan dengan perkembangan faham Ahlus
sunnah waljama`ah. Khususnya madzab Imam Syafi`i yang masuk ke Indonesia.
Dalam sejarah perkembangan tasawuf di Indonesia pengaruh Imam Ghazali lebih
besar dari pada pengaruh Al Hallaj dan Asy Syi`i.
Didalam kitab “jami` karomatil Auliyaa” karangan Syaikh Yusuf bin Ismail An
Nabhany disebutkan, Al Yafi`i berguru kepada seorang syaikh yang besar dan agung
yang berasal dari Indonesia, bernama Abu Abdillah Mas`ud bin Abdillah Al
Jawy. Dan berdasar kan keterangan perihal ibnu bathuthah, syaikh Al jawy hidup di
jaman kerajaan Pasai di Sumatra, yang oleh Ibnu Bathuthah disebut Negeri Jawa.
Jelaslah disini sejak jaman kerajaan islam samudera pasai di sumatera, sudah ada
hubungan antara negara Arab dengan Indonesia. Maka pengaruh Arab dalam bidang
tasawuf terlebih dahulu di banding dengan Persia dan India.
Pengaruh Persia dalam bidang tasawuf di Indonesia sesungguhnya juga sangat
besar, hal ini dapat kita lihat dari bukti sejarah, bahwa pada abad ketiga belas dan
empat belas masehi seluruh dunia islam di pengaruhi oleh orang-orang ahli tasaawuf
dari Iran, termasuk yang ada di Indonesia. Para tokoh tersebut misalnya Imam
Ghazali, Syaikh Abdul qadir Al Jailani, Al Hallaj.
Maka berkembanglah kehidupan tasawuf di Indonesia mulai abad tiga belas
hingga sekarang. Thaoriqoh – thoriqoh yasawuf yang berkembang di Indonesia
seperti Naqsyabandiyah dari Asia tengah, Qodiriyah dari Bagdad, Idrusiyah dari
Hadramaut, Rifa`iyah dari Mesir. Dan thoriqoh-thoriqoh ini terus berkembang hingga
sekarang.
B. Pembaharuan Ibnu Taimiyah
Berikut beberapa pendapat Ibnu Taimiyah dlam bidang tasawuf
1. Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan langsung, karenanya tidak
boleh menggunakan perantara (wasilah)
2. Istighostah di larang karena memohon pertolongan kepada makhluq supaya di
sampaikan kepada Tuhan haram
3. Untuk membuat hubungan langsung kepada Tuhan, menggunakan tuntunan yang
di ajarkan oleh Nabi saw.
4. Setiap orang bisa menjadi Waiyullah
5. Ibnu Taimiyah mengakui adanya Wali Allah, tetapi beliau tidak dapat menerima
jika makhluq Allah yang lain menyandarkan pengharapan kepada orang yang
dikatakan Wali Allah itu.
6. Melarang me “Rabithah” kan gurunya atau mengambil wasilah gurunya buat
menyampaikan permohonan atau kebaktian kepada Allah swt.
7. Filsafat mistik harus di hapuskan dari pokok ajaran islam

BAB VIII
MENGEMBALIKAN TASAWUF KE PANGKALNYA DI INDONESIA
Fatwa Syaikh Ahamad Khathib Bin Abdul latif Al Minangkabawi di makah: Bahwa
seluruh umat supaya kembali kepada ajaran asli dari nabi Muhammad saw dan
menghindarkan perbuatan syirik dan menghaadirkan guru dalam ingatan (Rabithah).
Kelebihan Buku :

1. Keluesan dan Kesederhanaan Bahasa yang digunakan buya hamka dalam menulis buku ini
sangat memudahkan pembaca memahami isi buku.
2. Pembahasan – pembahasan yang sangat lengkap mampu memberikan wawasan kepada
pembaca mengenai perkembangan perkembangan tasawuf secara utuh.
3. Pemahaman buya hamka mengenai tasawuf memeberikan pembaca cara pandang
mengenai tasawuf islam seperti apa adanya.

Kekurangan Buku :

Menurut pendapat peresensi tidak banyak terdapat kekurangan dalam buku ini,
hanya saja terdapat beberapa ungkapan atau Bahasa yang harus di cerna dengan
pemahaman yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. HAMKA, Perkembangan dan Pemurnian Tasawuf . Jakarta : Republika


Penerbit, 2016.

Anda mungkin juga menyukai