Anda di halaman 1dari 15

Turut Qur’an dan Hadits

SEJARAH
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Oleh:
Ekten Deaf Pariske
(Alumnus Senior Course BPL HMI Cabang Ciputat: Sindikasi Sejarah Peradaban Islam dan HMI)

“HMI tidak hanya Himpunan Mahasiswa Islam,


akan tetapi Harapan Masyarakat Indonesia”
(Jenderal Soedirman)

A. Pengantar Ilmu Sejarah

1. Pengantar

Sejarah adalah suatu kebetulan terjadi di masa yang telah lalu dan benar-benar
terjadi, dan kebetulan pula dicatat, biasanya kebenaran sejarah didukung bukti-
bukti yang membenarkan peristiwa itu benar-benar terjadi. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, ilmu sejarah adalah suatu pengetahuan uraian mengenai
peristiwa-peristiwa dan kejadiankejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Dari pengertian atau definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan
ilmu sejarah, sejarah adalah kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah
adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa tersebut.

Menurut asal katanya, sejarah berasal dari bahasa Arab, Syajaratun yang
artinya pohon. Syajaratun ini kemudian diserap kedalam bahasa melayu menjadi
Syajarah. Dan dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya dengan Sejarah.
Sedangkan dalam bahasa Inggris sejarah itu History. History berasal dari bahasa
Yunani , Istoria yang artinya informasi atau pencarian.

Yakin Usaha Sampai…. 1


Turut Qur’an dan Hadits

Menurut Ibnu Khaldun, sejarah itu catatan tentang manusia dan peradabannya,
termasuk semua peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya dan juga kenapa
peristiwa itu bisa terjadi.

Menurut sejarawan Indonesia, Nugroho Notosusanto. Sejarah itu peristiwa-


peristiwa yang menyangkut manusia sebagai makhluk bermasyarakat dan terjadinya
di masa lampau. Ini juga termasuk peristiwa-periswa tadi yang disusun berdasarkan
peninggalan-peninggalan yang ditemukan.

2. Manfaat Mempelajari Sejarah

Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari kejadian yang telah lampau
adalah pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, dan
dengan mempelajari maka dapat diambil hikmah/pelajaran dari peristiwatersebut.
Pada peristiwa yang terjadi dapat dianalisis kelebihan dan kekurangan yang ada dari
peristiwa itu, dan pengetahuan tersebut dapat meningkatkan kehati-hatian dalam
mengambil keputusan pada masa saat ini dengan mempertimbangkan prinsip nilai
yang terjadi di masa lalu, karena pada dasarnya peristiwa masa lalu linear dengan
masa saat ini dan yang akan datang.

3. Pengertian Peristiwa Sejarah

Peristiwa-peristiwa yang bisa kita sebut sejarah itu punya tiga sifat utama.
Pertama, unik. Kedua, penting. Ketiga, abadi. Unik artinya hanya terjadi satu kali
dan tidak mungkin berulang. Penting artinya menyangkut hajat hidup banyak orang.
Dan abadi artinya dikenang sepanjang masa. Jadi peristiwa sejarah itu adalah
peristiwa yang terjadi di masa lalu dan hanya sekali terjadi, mempengaruhi hidup
bnayak manusia dan akan terus dikenang sepanjang masa.

Yakin Usaha Sampai…. 2


Turut Qur’an dan Hadits

B. Misi Kelahiran HMI

1. Masyarakat Arab Pra Islam

Masyarakat Arab pra Islam atau yang lebih dikenal dengan masyarakat
jahiliyah hidup dalam keterbelakangan, baik pengetahuan, sosial budaya maupun
peradaban. Masyarakat arab pra Islam tidak mengenal tulis dan baca, walaupun ada
yang dapat menulis dan membaca itu hanya sebagian kecil saja, namun pemahaman
atau kebanggaan akan sastra demikian tingginya, jadi dapat disimpulkan bahwa
masyarakat Arab pada masa itu hidup dalam kebodohan.
Posisi wanita pada saat itu tidak dihargai, mereka hanya dipandang sebagai
benda bergerak yang menyenangkan, bahkan wanita dianggap sebagai beban dan
sumber bencana, implikasinya adalah ada anggapan jika memiliki anak wanita akan
mengakibatkan kemiskinan. Dampak dari pandangan itu, maka tak heran jika
mereka sering mengubur bayi wanita hidup-hidup (kalau sekarang, belum lahir
sudah dibunuh). Selain itu masyarakat Arab pra Islam hidup dalam perpecahan klan
(keluarga besar), karena mereka lebih menonjolkan ego kesukuan atau kabilah, ini
menyebabkan masyarakat Arab sering berperang antar kabilah dan tidak memiliki
rasa kebangsaan yang menyebabkan bangsa Arab menjadi lemah dan terpecah-
pecah.

2. Masyarakat Arab Pasca Islam

a. Fase Mekah

Muhammad lahir di Makkah pada masa keadaan masyarakat yang


buruk sekali. Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah,
bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Muhammad putra tunggal dari
pasangan Abdullah dan Aminah. Sejak kecil Muhammad memiliki sifat yang
terpuji sehingga kemudian ia dijuluki “al-amin” atau orang yang dapat
dipercaya.
Pada usia yang ke-25 Muhammad menikah dengan seorang janda kaya
yang bernama Khadijah. Dalam masa pernikahannya ini Muhammad sering
melakukan perenungan/kontemplasi di luar kota Makkah, tepatnya di sebuah

Yakin Usaha Sampai…. 3


Turut Qur’an dan Hadits

gua yang bernama Hira, beliau selalu memikirkan keadaan masyarakatnya yang
demikian rusak.
Pada saat Muhammad mendekati usia 40 tahun, beliau makin sering
stress memikirkan bangsanya, sehingga pelariannya dengan menyepi di gua
Hira semakin sering kuantitasnya. Suatu malam di bulan Ramadhan tepatnya
tanggal 17 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M,
datanglah suatu penampakan yang ternyata adalah malaikat Jibril yang
menyampaikan wahyu pertama (Al-Alaq : 1 – 5), dan ini pertanda bahwa
Muhammad telah dilantik menjadi rasul dan nabi walaupun tanpa berita acara.
Pasca wahyu di gua Hira, Muhammad S.A.W. Mendapat wahyu-wahyu
berikutnya yang memerintahkan kepada Muhammad S.A.W untuk
menyampaikan dakwah. Isi dakwahnya adalah ajakan untuk melakukan
perubahan-perubahan yang revolusioner, perubahan yang dibawa antara lain
perubahan akhlak, karena Islam mengajarkan akhlak yang baik. Perubahan lain
adalah nilai persamaan, yang dimaksud adalah kesetaraan antar umat manusia,
tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, antar ras, bangsa, dan lain
sebagainya, di mata Allah yang berbeda adalah ketaqwaan. Selain itu, ilmu
pengetahuan menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan, serta membangun
solidaritas persaudaraan yang berimplikasi pada penguatan nasionalisme atau
keutuhan dalam berbangsa dan beragama.
Pada fase Makkah ajaran yang disampaikan Muhammad S.A.W
berkaitan atau berhubungan pada nilai ketauhidan atau iman, karena pada saat
itu jaran Islam baru tegak kembali, sehingga yang harus dibangun pertama-tama
adalah fondasi aqidah atau iman yang dijadikan landasan fundamental. Tiap
tahun kota Makkah selalu didatangi oleh kabilahkabilah dari seluruh Arab yang
datang untuk untuk melakukan shoping atau ibadah haji.Muhammad S.A.W
melakukan dakwah terhadap orang-orang tersebut, dan usaha ini tidak sia-sia
karena dari kalangan yang berasal dari daerah-daerah tersebut ada yang
menyatakan keimanannya, diantaranya dari Yastrib. Konsekuensi logis dari
gerakan revolusioner berdampak pada peningkatan konstelasi politik
masyarakat Makkah, yang pada akhirnya memberikan satu pilihan kepada
Muhammad S.A.W untuk meninggalkan Makkah. Pada hijrah yang kedua,
Muhammad S.A.W. menginstruksikan kepada para pendukungnya untuk
meninggalkan kota Makkah menuju Yastrib yang dikemudian hari dikenal

Yakin Usaha Sampai…. 4


Turut Qur’an dan Hadits

dengan Madinah. Muhammad S.A.W pun pada akhirnya terpaksa harus


meninggalkan Makkah menuju Madinah, maka dimulailah babak baru dalam
Islam, fase Madinah.
b. Fase Madinah
Fase Madinah dimulai sejak hijrahnya Muhammad S.A.W dari Makkah
ke Madinah, karena Madinah dianggap baik untuk pembenihan Islam.Kaum
muslimin yang berada di Madinah terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Anshar
(kaum muslimin tuan rumah) dan Muhajirin (kaum muslimin pendatang dari
Makkah), maka langkah pertama yang dilakukan adalah mempertalikan
hubungan kekeluargaan atau hubungan persaudaraan antara kaum Anshar dan
Muhajirin, karena hanya dengan persatuanlah, maka umat Islam akan kuat.
Selanjutnya dilakukan lobi-lobi politik atau perjanjian dengan kelompok di luar
Islam yang ada di Madinah, karena pada saat itu telah ada kelompok lain yang
tinggal di sana, antara lain Yahudi.
Di Madinahlah Muhammad S.A.W. melakukan pembinaan masyarakat
Islam. Pembinaan masyarakat ini tidak hanya di bidang aqidah, tetapi juga
menyangkut masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya.Di Madinah
perkembangan ajaran Islam maju dengan pesat, pada fase ini ajaran lebih
ditekankan pada hukum kemasyarakatan atau lebih kepada muamallah. Dengan
semakin besarnya kamum muslimin, dianggap merupakan ancaman bagi
kelompok lain, maka semakin benci pula orang-orang Quraisy kepada
Muhammad S.A.W. dan para pendukungnya.Konstelasi kebencian makin
meningkat sehingga mengakibatkan timbulnya peperangan, antara lain Badr,
Uhud, Ahzab, Khandaq, dan beberapa perang lainnya. Pada prinsipnya bagi
kaum muslimin peperangan ini adalah upaya defensif dan dalam rangka
menegakkan kalimah tauhid.
Muhammad S.A.W. mangkat dan dimakamkan di Madinah di usia 63
tahun, pada tanggal 12 Rabiul Awal 11 H, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632
M.

Yakin Usaha Sampai…. 5


Turut Qur’an dan Hadits

C. Latar Belakang Sejarah Berdirinya HMI

Kalau ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar
belakang sejarah berdirinya HMI.

1. Situasi Dunia Internasional

Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam.


Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat
Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup
kesempatan untuk berpikir. Yang jelas ketika ummat Islam terlena dengan
kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat itu pula kemunduran
menghinggapi kita.

Akibat dari keterbelakangan ummat Islam , maka munculah gerakan untuk


menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan
utuh. Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan Pembaharuan ini ingin
mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh
kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja,
melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu
sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran
Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur'an dan
Hadist Rassullulah SAW.

Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pem-baharuan di dunia


Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga
penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh
(1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-
1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan
(1876-1938) dan lain-lain

2. Situasi NKRI

Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah
Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling
tidak 3 (tiga) hal :

Yakin Usaha Sampai…. 6


Turut Qur’an dan Hadits

a. Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya.


b. Missi dan Zending agama Kristiani.
c. Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.

Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT
maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal
Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.

3. Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia

Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4


(empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu
hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan,
kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya
yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang
terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup
ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba
menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat
agama Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat
dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.

Terpelajar
Mistik

Alim ulama

Awam

4. Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan

Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT)
dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sisitem yang diterapkan
dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan
barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang "mendangkalkan agama disetiap
aspek kehidupan manusia". Kedua : adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta
(PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua

Yakin Usaha Sampai…. 7


Turut Qur’an dan Hadits

organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler
dan Komunis), melanda dunia PT dan Kemahsiswaan, menyebabkan timbulnya
"Krisis Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara
akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan
akhirat

D. Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

1. Latar Belakang Pemikiran

Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane,


seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam
Indonesia) yang masih duduk ditingkat I. Tentang sosok Lafran Pane, dapat
diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di
Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemuda Lafran Pane yang tumbuh
dalam lingkungan nasionalis-muslim pernah menganyam pendidikan di Pesantren,
Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah.

Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: "Melihat


dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu
itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya.
Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi
masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah
keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk
mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau
pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran
agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI
tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut
mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut
memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat

2. Peristiwa Bersejarah 5 Februari 1947

Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan kegagalan.


Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan
pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir. Ketika itu

Yakin Usaha Sampai…. 8


Turut Qur’an dan Hadits

hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947,
disalah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan
Senopati), masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam
memimpin rapat antara lain mengatakan "Hari ini adalah pembentukan organisasi
Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau
menerima HMI sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang
biarlah terus menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan
berjalan"

Pada awal pembentukkannya HMI bertujuan diantaranya antara lain:

1. Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.


2. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.

Sementara tokoh-tokoh pemula / pendiri HMI antara lain :

• Lafran Pane (Yogya),


• Karnoto Zarkasyi (Ambarawa),
• Dahlan Husein (Palembang),
• Maisaroh Hilal (Singapura),
• Suwali, Yusdi Ghozali (Semarang),
• Mansyur, Siti Zainah (Palembang),
• M. Anwar (Malang),
• Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi
(Malang),
• Baidron Hadi (Yogya).

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Berdirinya HMI

a. Faktor Pendukung
1) Posisi dan arti kota Yogyakarta

• Yogyakarta sebagai Ibukota NKRI dan Kota Perjuangan


• Pusat Gerakan Islam
• Kota Universitas/ Kota Pelajar

Yakin Usaha Sampai…. 9


Turut Qur’an dan Hadits

• Pusat Kebudayaan
• Terletak di Central of Java

2) Kebutuhan Penghayatan dan Keagamaan Mahasiswa


3) Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia
4) Adanya STI (Sekolah Tinggi Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi)
5) Gajah Mada, STT (Sekolah Tinggi Teknik).
6) Adanya dukungan Presiden STI Prof. Abdul Kahar Muzakir
7) Ummat Islam Indonesia mayoritas

b. Faktor Penghambat Berdirinya HMI

Munculnya reaksi-reaksi dari :

1) Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)

Karena bagi Malino Ahmad (ketua PMY) merupakan tantangan untuk


melebarkan pengaruhnya di kalangan mahasiswa dan cendekiawan yang
saat itu dibutuhkan sekali, maka PMY (termasuk PSI) melancarkan
propagandanya bahwa HMI pemecah belah mahasiswa. Rekasi ini bersifat
ideologis, karena PMY yang jelas tidak beragama.

2) Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII)

Lafran pane adalah orang yang belum dikenal oleh Masyumi maupun
GPII, dengan sendirinya dicurigai karena ada kekuatan Islam yang tumbuh
diluar Masyumi. GPII yang pada waktu itu berorentasi kepada Masyumi
secara spontan Ia memberikan realisasi atas kelahiran HMI. Isu yang
dilancarkan oleh PMY temasuk oleh GPII ialah bahwa HMI merupakan
pemecah pemuda dan umat Islam. Persoalannya pada Lafran Pane bukan
karena tidak setuju dengan Masyumi dan GPII, tetapi yang urgen
organisasi harus bersifat independen.

Yakin Usaha Sampai….


10
Turut Qur’an dan Hadits

3) Pelajar Islam Indonesia (PII)

Kendati PII berdiri pada tanggal 4 Mei 1947 (lebih muda dari HMI),
tetapi ia juga memberikan reaksi atas kelahiran HMI dengan motif yang
hampir sama dengan GPII, karena anggota dan pengurus PII terdapat juga
rekan-rekan dari GPII. Sikap tidak setuju ini mereka cetuskan dalam
kongres I PII di solo tanggal 14-16 Juli 1947. Namun kemudian PII
berubah sikap tatkala PII melakukan Konferensi besar I, di Ponorogo pada
tanggal 4-6 November 1947. Setelah Lafran Pane diminta menjelaskan
maksud dan tujuan serta latar belakang sejarah berdirinya HMI, yang pada
pokoknya, bidang kemahasiswaan bukan merupakan bidang garap, bidang
PII maupun GPII, karena ia mempunyai ciri tersendiri, untuk itu HMI
hadir. Sehingga pembagian lapangan kerja dari berbagai aspek
kemasyarakatan terlaksana. Sejak itu PII maupun GPII menerima dan
memahami kehadiran HMI.

E. Sosok Pendiri HMI

Berdasarkan penelusuran dan penelitian sejarah, maka Kongres XI HMI tahun


1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsa berdirinya HMI, dan
disebut sebagai pendiri HMI. Lafran Pane adalah anak keenam dari Sutan Pangurabaan
Pane, lahir di Padang Sidempuan, 5 Pebruari 1922, pendidikan Lafran Pane tidak
berjalan “normal” dan “lurus”. Lafran Pane mengalami perubahan kejiwaan yang
radikal sehingga mendorong dirinya untuk mencari hakikat hidup sebenarnya.
Desember 1945 Lafran Pane pindah ke Yogyakarta, karena Sekolah Tinggi Islam (STI)
tempat ia menimba ilmu pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pendidikan agama Islam
yang lebih intensif ia peroleh dari dosen-dosen STI, mengubur masa lampau yang
kelam.
Bagi Lafran Pane, Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup yang
sempurna, karena Islam menjadikan manusia sejahtera dan selamat di dunia dan akhirat.
Pada tahun 1948, Lafran Pane pindah studi ke Akademi Ilmu Politik (AIP).Saat Balai
Perguruan Tinggi Gadjah Mada dan fakultas kedokteran di Klaten, serta AIP
Yogyakarta dinegerikan pada tanggal 19 Desember 1949 menjadi Universitas Gadjah
Mada (UGM), secara otomatis Lafran Pane termasuk mahasiswa pertama UGM. Setelah
bergabung menjadi UGM, AIP berubah menjadi Fakultas Hukum Ekonomi Sosial

Yakin Usaha Sampai….


11
Turut Qur’an dan Hadits

Politik, dan Lafran Pane menjadi sarjana pertama dalam ilmu politik dari fakultas
tersebut pada tanggal 26 Januari 1953.
Ayah : Sutan Pangurubaan Pane
Ibu : Gonto Siregar
Saudara Kandung : Sitiangat, Sanusi Pane, Armijn Pane, Asmah,
Salmiah, Siti Zahara Pane
Saudara Tiri : Nila Kusuma Pane, Krisna
Anak : M. Iqbal Pane, Toga Fakhruddin Pane,
Tetti Sari Rakhmiati Boru Pane

F. Fase-Fase Perkembangan HMI dalam Perjuangan Bangsa Indonesia

1. Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947)

Sudah diterangkan diatas

2. Fase Pengokohan (5 Februari 1947 - 30 November 1947)

Selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap kelahiran HMI


barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai
reaksi dan tantangan yang datang silih berganti, yang kesemuanya itu semakin
mengokohkan eksistensi HMI sehingga dapat berdiri tegak dan kokoh.

3. Fase Perjuangan Bersenjata (1947 - 1949)

Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka
konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang
pertempuran melawan agresi yang dilakukan oleh Belanda, membantu Pemerintah,
baik langsung memegang senjata bedil dan bambu runcing, sebagai staff,
penerangan, penghubung. Untuk menghadapi pemberontakkan PKI di Madiun 18
September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro
membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono dan wakil
Komandan Ahmad Tirtosudiro, ikut membantu Pemerintah menumpas
pemberontakkan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-
gunung, memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah dendam kesumat PKI terhadap

Yakin Usaha Sampai….


12
Turut Qur’an dan Hadits

HMI tertanam. Dendam disertai benci itu nampak sangat menonjol pada tahun '64-
'65, disaat-saat menjelang meletusnya G30S/PKI.

4. Fase Pertumbuhan dan Perkembangan HMI (1950-1963)

Selama para kader HMI banyak yang terjun ke gelanggang pertempuran


melawan pihak-pihak agresor, selama itu pula pembinaan organisasi terabaikan.
Namun hal itu dilakukan secara sadar, karena itu semua untuk merealisir tujuan dari
HMI sendiri, serta dwi tugasnya yakni tugas Agama dan tugas Bangsa. Maka
dengan adanya penyerahan kedaulatan Rakyat tanggal 27 Desember 1949,
mahasiswa yang berniat untuk melanjutkan kuliahnya bermunculan di Yogyakarta.
Sejak tahun 1950 dilaksankanlah tugas-tugas konsolidasi internal organisasi.
Disadari bahwa konsolidasi organisasi adalah masalah besar sepanjang masa. Bulan
Juli 1951 PB HMI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.

5. Fase Tantangan (1964 - 1965)

Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi
HMI. Setelah agitasi-agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI
menganggap HMI adalah kekuatan ketiga ummat Islam. Begitu bersemangatnya
PKI dan simpatisannya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-
aksinya, Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda hingga aksi-aksi riil berupa
penculikan, dsb.

Usaha-usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI ternyata
tidak menjadi kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas siapa
yang kontra revolusi, PKI dengan puncak aksi pada tanggal 30 September 1965
telah membuatnya sebagai salah satu organisasi terlarang.

6. Fase Kebangkitan HMI sebagai Pelopor Orde Baru (1966 - 1968)

HMI sebagai sumber insani bangsa turut mempelopori tegaknya Orde Baru
untuk menghapuskan orde lama yang sarat dengan ketotaliterannya. Usaha-usaha
itu tampak antara lain HMI melalui Wakil Ketua PB Mari'ie Muhammad
memprakasai Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) 25 Oktober 1965 yang bertugas
antara lain : 1) Mengamankan Pancasila. 2) Memperkuat bantuan kepada ABRI

Yakin Usaha Sampai….


13
Turut Qur’an dan Hadits

dalam penumpasan Gestapu/ PKI sampai ke akar-akarnya. Masa aksi KAMI yang
pertama berupa Rapat Umum dilaksanakan tanggal 3 Nopember 1965 di halaman
Fakultas Kedokteran UI Salemba Jakarta, dimana barisan HMI menunjukan
superioitasnya dengan massanya yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada
tanggal 10 Januari 1966 yang mengumandangkan tuntutan rakyat dalam bentuk
Tritura yang terkenal itu. Tuntutan tersebut ternyata mendapat perlakuan yang
represif dari aparat keamanan sehingga tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi
korban. Diantaranya antara lain : Arif rahman Hakim, Zubaidah di Jakarta, Aris
Munandar, Margono yang gugur di Yogyakarta, Hasannudin di Banjarmasin,
Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar, kesemuanya merupakan pahlawan-
pahlawan ampera yang berjuang tanpa pamrih dan semata-mata demi kemaslahatan
ummat serta keselamatan bangsa serta negara. Akhirnya puncak tututan tersebut
berbuah hasil yang diharap-harapkan dengan keluarnya Supersemar sebagai
tonggak sejarah berdirinya Orde Baru.

7. Fase Pembangunan (1969 - 1970)

Setelah Orde Baru mantap, Pancasila dilaksanakan secara murni serta


konsekuen (meski hal ini perlu kajian lagi secara mendalam), maka sejak tanggal 1
April 1969 dimulailah Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). HMI pun
sesuai dengan 5 aspek pemikirannya turut pula memberikan sumbangan serta
partisipasinya dalam era awal pembagunan. Bentuk-bentuk partisipasi HMI baik
anggotanya maupun yang telah menjadi alumni meliputi diantaranya : 1) partisipasi
dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan
dilaksanakannya pembangunan, 2) partisipasi dalam pemberian konsep-konsep
dalam berbagai aspek pemikiran 3) partisipasi dalam bentuk pelaksana langsung
dari pembangunan.

8. Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970 - sekarang )

Suatu ciri khas yang dibina oleh HMI, diantaranya adalah kebebasan berpikir
dikalangan anggotanya, karena pada hakikatnya timbulnya pembaharuan karena
adanya pemikiran yang bersifat dinamis dari masing-masing individu.

Yakin Usaha Sampai….


14
Turut Qur’an dan Hadits

Disebutkan bahwa fase pergolakan pemikiran ini muncul pada tahun 1970,
tetapi geja-gejalanya telah nampak pada tahun 1968. Namun klimaksnya memang
terjadi pada tahun 1970 dimana secara relatif masalah-masalah intern organisasi
yang rutin telah terselesaikan. Sementara dilain sisi persoalan ekstern muncul
menghadang dengan segudang problema

G. Komitmen Keislaman dan Kebangsaan sebagai dasar perjuangan HMI

Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan kebangsaan
yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan HMI yang dirumuskan dalam
tujuan awal HMI yaitu:

i. Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi


derajat rakyat Indonesia yang didalamnya terkandung wawasan atau
pemikiran kebangsaan atau ke Indonesiaan.
ii. Menegakkan dan mengambangkan ajaran Islam yang di dalamnya
terkandung pemikiran ke islaman.

Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan masih melekat


dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara jelas tersurat dalam rumusan tujuan
HMI (hasil Kongres ke IX di Malang Tahun 1969) sampai “terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT”.

Billahitaufiq wal Hidayah

Bahagia dan Jayalah HMI…………….

Yakin Usaha Sampai….


15

Anda mungkin juga menyukai