Jadi dari segi bentuk ada riya' yang jelas, riya' yang samar
dan riya' yang tersamar. Riya' yang jelas nampak manakala dalam
ibadah yang diketahui orang lain seseorang memperbagus tata-cara,
memperlama sujud dan ruku, seperti nampaknya khusyu', padahal
manakala sendiri dilakukannya ibadah itu secara cepat, enteng dan
memudahkan. Tanpa adanya riya' ini dia tidak dapat beramal seperti
itu, dan merasakan senang dalam beramal karenanya.
Itulah riya' yang sangat halus kerjanya, yang tak pernah dike-
tahui orang lain, namun sungguh berbahaya, dia mampu memberangus
ikhlash, menggeser pahala sampai zero point, dan menyisakan kesia-
siaan pada kita. Lalu kalau ini terjadi pada kita ?
wassalam,
------------
tarbiyah@isnet.org
TAKLIF
Alif Laam Mim.
Apakah manusia itu mengira,
bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,
" Kami telah beriman ",
Sedang mereka tidak diuji lagi ?
Dan sesungguhnya Kami telah menguji
orang-orang sebelum mereka,
maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar,
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta
(Al-Ankabut: 1-3)
Dien yang mulia ini, agama yang Allah hanya ridha kepada-
nya, mensyaratkan kesiapan menanggung beban. Karena bukan saja
karakter jalan bersamanya penuh dengan onak dan duri, penderitaan
dan kesulitan, yang bahkan semua itu merupakan sunah ilahiyah yang
mewarnai sejarah awal perkembangan agama ini, tapi juga sifat taklif
itu sendiri bersumber pada sifat ubudiyah manusia kepada Allah
serta standar pembuktian keimanan.
Wassalam,
------------
tarbiyah@isnet.org
T A W A D L U'
" Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penya-
yang itu (ialah) orang yang berjalan di atas bumi
dengan RENDAH HATI dan apabila orang-orang yang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan " (Al Furqaan: 63)
Wassalam,
------------
tarbiyah@isnet.org
SABAR
wassalam,
------------
tarbiyah@isnet.org
AMANAH
------------
tarbiyah@isnet.org
A D I L
"Apa yang anda adukan ?", tanya qadli pada ketua rahib, dengan
suara tegas. "Sesungguhnya Panglima Qutaibah telah mencaplok negeri
kami, dia merebutnya tanpa memberikan pilihan atau da'wah terlebih
dahulu pada kami". Qadli menoleh pada gubernur seraya bertanya,
"Bagaimana tanggapan anda ? Apakah terlebih dahulu anda tawar-
kan 3 pilihan; masuk islam, bayar jizyah, atau perang ?".
"Tidak", jawab gubernur. "Kalau begitu anda telah mengaku",kata
qadli. "Sesungguhnya Allah hanyalah memberikan kemenangan kepa-
da ummat ini jika mereka mengikuti Allah dan RasulNya dan men-
jauhi penghianatan terhadap siapapun. Demi Allah kita keluar
dari rumah masing-masing hanyalah untuk satu tujuan: jihad fi
sabilillah. Kita tidak keluar untuk menguasai dunia dengan
cara yang bathil. Maka aku putuskan: kaum Muslimin harus me-
ninggalkan negeri ini, setelah itu baru kaum Muslimin menga-
jak mereka kepada islam, kalau menolak mereka harus membayar
jizyah dan keamanan mereka dijamin, kalau masih tetap menolak
maka maklumatkanlah perang".
Wassalam,
------------
tarbiyah@isnet.org
AKHLAQ ISLAMI
wassalam,
------------
tarbiyah@isnet.org
ISTIGHFAR
"Tsakilatka ummuk," kata 'Ali bin Abi Thalib ketika berjumpa dengan
seorang yang berkata astaghfirullah. Ucapan itu secara harfiah berarti
ibumu pantas menangisimu atau alangkah baik-nya bila ibumu dulu kehilangan
kamu. Secara idiomatis, perkataan itu diucapkan kepada orang yang berbuat
kekeliruan atau menderita kemalangan. Amat mengherankan 'Ali mengucapkan
kata itu untuk orang yang membaca istighfar. Bukankah kita harus menghargai
orang yang bertobat, apalagi bila yang bertobat itu bekas parampok besar
atau penjarah bangsa? Kita menghardik siapa saja yang menghujat pemimpin
yang sudah bertobat. Kita menganggap tidak etis atau tidak sesuai dengan
norma ketimuran untuk menuntut kekayaan orang yang sudah beristighfar.
Tetapi 'Ali menyesalkan orang yang mengucapkan istighfar. Apakah 'Ali, yang
terkenal sebagai pemimpin yang bijak, tidak etis? Dengarkan penjelasannya,
"Kamu tidak tahu apa makna astaghfirullah. Astaghfirullah dimaksudkan bagi
orang-orang yang berkedudukan tinggi. Kata itu berdiri di atas enam
topangan. Yang pertama adalah penyesalan untuk perbuatan salah yang sudah
dilakukan; kedua, bertekad sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi perbuatan
yang salah; ketiga, mengembalikan hak-hak manusia yang sudah kamu rampas
supaya kamu meng-hadap Allah dengan bersih tanpa ada satu pun kezaliman
yang dipertanggung-jawabkan; keempat, kamu ganti kewajiban yang sudah kamu
abaikan sehingga kamu berlaku adil atasnya; kelima, berkenaan dengan daging
tubuhmu.yang tumbuh dari rezeki haram, hilangkan daging itu dengan
kesedihan sampai kulit menyentuh tulang. Setelah itu, tumbuhkan daging baru
dengan rezeki yang halal; keenam, usahakan agar tubuhmu merasakan pedihnya
ketaatan sebagaimana dahulu tubuh yang sama merasakan lezatnya kemaksiatan.
Setelah itu, ucapkanlah astaghfirullah."
Istighfar artinya permohonan maaf kepada Allah atas dosa-dosa yang -pernah
kita lakukan, baik berkenaan dengan kewajiban kepada manusia maupun
kewajiban kita kepada Tuhan. Kita dengan gampang mengasumsikan bahwa
istighfar adalah "pemutihan". Dengan istighfar, Tuhan mengampuni semuanya.
Tsakilatka ummuk bila orang bisa lobs dari hukum hanya dengan sepatah kata
saja. Tertipulah orang yang segera memberi penghargaan -kepada penjahat
yang sudah mengucapkan patahan kata itu.
Tahap yang paling berat untuk orang atau institusi yang melakukan kesalahan
adalah penyesalan dengan meminta maaf. Per-nahkah kita dengar permohonan
maaf dari orang-orang yang berkuasa, betapapun banyak bukti dionggokkan
tentang -kesalahan mereka? Pernah, tetapi penguasa di luar negeri, menurut
berita di media. Di Australia, seorang pejabat penting bunuh diri karena ia
keliru menggunakan uang SPJ untuk kepentingan pribadinya. Di Jepang,
seorang Menteri Perhubungan mengundurkan din karena tidak berhasil menjaga
keselamatan penerbangan. Di kota-kota kecil, di seberang Atlantik, wali
kota meminta maaf bila ada kerugian yang diderita warga akibat kebijakan
yang salah.
Di negeri kita, ABRI segan meminta maaf bila oknum-oknumnya menculik atau
melakukan kesalahan prosedur. Petugas keamanan tak pernah minta maaf bila
ia gagal menjaga ke-amanan penduduk. Wali kota tak pernah minta maaf bila
kebi-jakannya menyusahkan warganya. Dan presiden tak boleh kita tuntut
untuk minta maaf bila pemerintahannya telah menyeng-sarakan kita.
Tahap kedua adalah tidak boleh mengulangi lagi kesalahan yang sama. Tuhan
tidak akan memaafkan pemerintah Indonesia yang sesudah reformasi masih juga
memberikan surat sakti untuk proyek-proyek pertambangan atau menyalurkan
dana IMF secara sembunyi-sembunyi.
Pada tahap berikutnya, orang yang sudah melanggar hak orang lain harus
mengembalikan hak yang dilanggarnya. Yang sudah menjarah harta rakyat harus
mengembalikan lagi semua hasil jarahannya. Yang pernah menculik harus
mengembalikan orang yang diculiknya. Yang suka membodohi rakyat dengan
manipulasi informasi harus memberikan informasi yang benar. Yang pernah
mengadu domba harus mendamaikan lagi yang bertengkar. Yang pernah memfitnah
harus merehabilitasi kehormatan orang yang terfitnah. Yang pernah
merugikan orang lain harus mengganti kerugian itu.
Pada tahap keempat, para pendosa harus memenuhi kewajiban yang pernah
diabaikannya. Petugas keamanan harus melindungi rakyat setelah sekian lama
mencengkeram mereka dengan ketakutan. Pemerintah harus menggunakan kekayaan
negara untuk kemakmuran rakyat setelah sekian lama menggunakannya untuk
memakmuran pejabat dan keluarganya. Pengusaha harus membagikan keuntungan
perusahaan kepada masyarakat dengan mensejahterakan mereka setelah sekian
lama menindasnya. Para perusak lingkungan harus memperbaiki lingkungan
setelah lama menghancurkannya. Para pemerkosa harus mengganti segala
kerugian material dan nonmaterial yang diderita korban.
Pada dua tahap terakhir; perut Anda yang kembung dari barang haram harus
dikempiskan; tubuh Anda yang gemuk hasil KKN harus Anda kuruskan. Mulailah
hidup de-ngan yang halal. Rasakan susahnya menjalankan kewaj-iban Anda
kepada Tuhan dan kepada sesama manusia setelah Anda merasakan kelezatan
melanggar kewajiban itu. Payahkan diri Anda -untuk berkhidmat kepada rakyat
karena jabatan Anda setelah Anda merasakan kesenangan memanfaatkan
fasi-litas itu. Setelah semua tahapan ini Anda lalui, barulah Anda
mengucapkan astaghfirullah.
BOHONG
Bila anda ingin sukses sebagai pemimpin, atau anda ingin meraih
keuntungan baik keuntungan secara ekonomis ataupun politis, hanya
ada satu kunci sukses: berbohong!
Jikalau ada anak dibesarkan dalam keluarga yang biasa berbohong, dia
akan tumbuh sebagai pembohong nantinya. Jikalau sepasang suami isteri
biasa berbohong pada sejawatnya, satu waktu nanti diantara suami-isteri
pun akan saling membohongi. Kerakusan kita terhadap apa saja, baik itu
jabatan, uang ataupun kenikmatan duniawi lainnya, akan membuat kita
sadar atau tidak sadar menjadi pembohong kelas berat. Kedengkian,
berbarengan dengan permusuhan kepada golongan lain, mendorong orang
untuk menjatuhkan orang lain itu dengan kebohongan.
Kepada mereka yang sering berbohong, ada baiknya kita sampaikan bahwa
lambat laun orang akan menyadari dan mencium aroma dusta di lidah anda.
Perlahan tapi pasti, setiap orang akan mendeteksi kebohongan anda. Di
saat itu terjadi, anda akan terkejut menyadari betapa sempitnya dunia
ini ketika semua orang mengetahui kebohongan anda. Yang anda bisa lakukan
hanyalah berhenti dan bertobat, atau mencari mangsa baru yang belum tahu
siapa anda. Beruntunglah anda bila memilih yang pertama, dan celakalah
anda bila anda masih saja mencari mangsa baru.
Lebih celaka lagi, adalah mereka yang selalu menjadi korban kebohongan,
namun tidak sadar dan terus memilih anda sebagai pemimpinnya dan selalu
menyediakan ruang bagi anda untuk terus berbohong.
Muslim yang baik, tak akan jatuh dua kali pada lubang yang sama.
Segala puji bagi Allah, Rab Yang Maha Suci dan Maha Agung,
Diantara akhlak yang baik yang diajarkan oleh Allah kepada manusia adalah:
***16:90***
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Selalu berbuat adil, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat baik harta maupun
nasihat, tidak melakukan perbuatan keji kepada siapapun, tidak melakukan
kemungkaran dan permusuhan apalagi dengan sesama muslim.
***3:159***
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Kita harus bersikap lemah lembut kepada siapapun, agar kita tidak dijauhi
oleh teman-teman kita, bahkan mungkin tidak menunjukkan kepada orang non
muslim sifat-sifat yang baik yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Apabila
kita melihat kemungkaran, dan mereka tidak mau diperingatkan kita
dianjurkan mema'afkan mereka, bahkan dianjurkan memohon ampunan bagi mereka.
Begitu pula apabila ada berita yang kita terima, hendaknya berita tersebut
kita teliti dengan baik, agar kita tidak menimpakan musibah bagi suatu
kelompok masyarakat atau kaum.
***49:6***
6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Kita diperingatkan kepada akhlak tinggi yang dimiliki oleh Ibrahim, Ishaq
dan Ya'qub, serta para rasul lainnya.
***38:45***
45. Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub
yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang
tinggi.
***38:46***
46. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan
(menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu
selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
***49:12***
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Kita sering membaca di dalam surat-surat kabar, bahkan di dalam mimbar ini,
bahwa orang-orang muslim dihujat oleh saudara-saudaranya. Bahkan dalam
hujatan tersebut kadang-kadang penuh dengan prasangka, emosionil dan jauh
dari syari'ah Islam yang ada.
Tidak jarang dari hujatan tersebut disertai fitnah, dan menghakimi tetapi
tanpa saksi dan tanpa mendatangkan si terdakwa. Mereka menjelek-jelekkan
orang dimuka umum, di mimbar ini atau di media informasi lainnya.
***68:10***
10. Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah
lagi hina,
***68:11***
11. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.
Sebagai umat Islam kita dianjurkan menjadi penegak keadilan, tidak hanya
pandai menuduh tanpa fakta atau sekedar mengikuti hawa nafsu.
***4:135***
135. Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun
terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika
ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena
ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan
(kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.
Ingat dihadapan Allah, yang dianggap yang terbaik disisiNya adalah orang
yang takwa.
***49:13***
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Wassalam