Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TERAPI ISLAM
Tentang
TERAPI DO’A

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 7
1. SRI JUNITA : 1912020080
2. ELISA PUTRI : 1912020067
3. ADAWIYAH HASIBUAN : 1912020078
4. EVANO FEBI PUTRA HARIANTO : 2012020099

Dosen Pembimbing :
Jemkhairil, M.Ag

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI –B)


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL
PADANG
TAHUN 2021 / 1443 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga
makalah kami ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. InsyaAllah. Dan tak lupa shalawat
dan salam semoga selalu tercurahkan ke Ruh Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang
syafaat beliau kita harapkan di yaumil akhir kelak. Aamiin.

Kami juga sebagai pemakalah dari kelompok 7 (tujuh) sangat berterimakasih banyak atas
bimbingan bapak Jemkhairil, M.Ag, selaku dosen pengampu pada mata kuliah terapi islam.
Dengan bantuan dan bimbingan beliau inilah makalah kami tentang “terapi do’a” dapat
terselesaikan dengan baik dan benar. Semoga Allah selalu memberi keberkahan kepada Beliau.
Aamiin. Kami juga berharap kepada pembaca semoga makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam menambah pengetahuan tentang Ketentuan islam
tentang jinayah. Namun, kami berharap agar pembaca juga mencari pengetahuan yang lebih
luas lagi, karena kami menyadari setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan,begitupun makalah
kami ini.
Terimakasih, Wassallammualaikum warahmatullah wabarakatuh

Padang, 14 November 2021

Pemakalah
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TERAPI DO’A
1. Definisi Doa
Kata doa menurut bahasa artinya permohonan atau panggilan. Sedangkan menurut
istilah Syar’i, berarti meminta pertolongan kepada Allah SWT, berlindung kepada-Nya dan
memanggil-Nya, demi mendapatkan manfaat atau kebaikan dan menolak gangguan atau bala.
(Amin Syukur: 2012). Menurut Dadang Hawari yang di kutip oleh Amin Syukur (2012) dalam
bukunya Sufi Healing Terapi dengan Metode Tasawuf, doa merupakan salah satu bentuk
komitmen keagamaan seseorang. Doa sendiri adalah permohonan yang di munajatkan ke pada
Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha
Pengampun. Selain itu doa merupakan suatu amalan dalam bentuk ucapan ataupun dalam hati
yang berisikan permohonan kepada Allah SWT, dengan selalu mengingat nama-Nya dan sifat-
Nya.
Menurut Kasron dan Sokeh, (2019) Adapun pengertian doa secara istilah ialah “melahirkan
kerendahan diri serta menyatakan kehajatan dan ketundukan kepada Allah SWT. Sebagai
muslim juga harus yakin dan percaya dengan kekuatan doa seperti yang sudah tertulis dalam
al-Qur`an surat Al-Mukmin ayat 60, Allah berfirman : yang artinya, Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina. Doa merupakan permohonan segala sesuatu kebaikan yang diharapkan manusia kepada
Allah yang disampaikan dengan segala kerendahan hati, ketidakberdayaan dan ketundukan
manusia kepada Allah. Firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Al–Baqarah: 186, “Dan apabila
hamba–hamba-Ku bertanya kepada tentang-Ku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku”
dalam bahasa sufistik, soal ikhtiar, doa dan takdir dilihat dari dimensi hakikatnya. Bahwa
secara hakikat, upaya dan doa itu tidak akan menjadi sebab terwujudnya takdir dan tidak akan
mengubah takdir, karena takdir Allah dengan semua ketentuannya telah mendahului ikhtiar dan
doa kita. Yang artinya:
• Doa dan ikhtiar itu sesungguhnya juga takdir;
Bila Allah hendak memberi anugerah seseorang maka si hamba juga ditakdirkan dan diberi
kemampuan untuk berdoa dan berikhtiar;
• Doa dan ikhtiar hanyalah tanda–tanda takdir itu sendiri;
Allah memerintahkan kita berupaya dan berdoa agar kita memahami bahwa kita sangat terbatas
dan tak berdaya sehingga doa dan upaya adalah bentuk kesiapan kehambaan belaka agar kita
siap menyongsong takdir-Nya, Aturan syariat mengharuskan kita berikhtiar dan berdoa karena
syariat adalah aturan bagi keterbatasan manusia dnegan bahasa dan tugas manusiawi (taklifi),
maka seseorang akan berdoa dan berikhtiar dengan penuh kepasrahan dan kerelaan pada
ketentuan dan pilihan terbaik Nya. Bukannya berdoa untuk memaksa-Nya mengubah takdir-
Nya (Syeikh Ibnu, Athaillah As-Sakandary, 2012) Danah Zohar dan Ian Marshal (2005), dalam
(Harmahilda H. Sholeh: 2016).

- Adab-adab Berdoa
Menurut Sudirman Tebba (2009) dalam buku Meditasi Sufistik, adab-adab berdoa antara
lain sebagai berikut:
• Mencari waktu-waktu yang mulia, seperti bulan arafah, bulan ramadan, hari jumat, dan
waktu sahur.
Allah berfirman:

ِ ‫َو ِب ااْلَ اس َح‬


َ‫ار ُه ام يَ استَ اغ ِف ُر اون‬
Artinya :
“Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”(Q.s. Adz Dzariyat: 18)

• Memanfaatkan suasana dan keadaan yang mulia.


Abu Hurairah r.a berkata, “Pintu-pintu langit dibuka ketika terjadi pertempuran barisan-
barisan fi sabilillah, ketika turun hujan dan ketika didirikannya shalat wajib. Maka
pergunakanlah waktu-waktu tersebut untuk berdoa.” Mujahid berkata, “Shalat itu di letakkan
pada waktu-waktu terbaik, maka hendaknya kalian berdoa setiap kali selesai shalat.
• Berdoa dengan menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya, sekira dapat
terlihat ketiaknya.
Selain mengangkat kedua tangannya hendaknya tidak mengankat pandangannya ke arah langit.
Rasulullah swa. Bersabda, “sesungguh, orang-orang hendaklah berhenti mengangkat
pandangan mereka ke langit ketika berdoa, atau (juka tidak) penglihatan mereka akan
dibutakan.”
• Merendahkan suara, antara lirih dan keras.
Firman Alla ‘azzawa jalla;
َ َ‫ت بِ َها َوا ابت َِغ بَيانَ ٰذلِك‬
‫سبِي ًاَل‬ ‫ص ََلتِكَ َو َْل تُخَافِ ا‬
َ ِ‫َو َْل تَجا َه ار ب‬
Artinya : “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula
merendahkannya.” (Q.s. Al-Isra’:110)
• Tidak memaksakan diri menyusun doa yang bersajak.
Orang yang berdoa hendaknya bersikap merendah, sedangkan perbuatan memaksakan diri
sama sekali tidak sesuai dengannya. Nabi saw. bersabda, “Suatu saat nanti akan ada orang-
orang yang berlebihan dalam berdoa”.
• Bersifat mengiba, khusyu’, penuh harap,dan takut.
Menurut H.r. Dailami dalam Musnadul-Firdaus, dari Anas, Rasulullah saw. bersabda, Apabila
Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan mengujinya, sehingga Dia mendengar
suaranya mengiba.
• Tegas dalam berdoa, yakni aka di kabulkan serta berharap dengan sungguh-sungguh.
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah seorang diantara kalian ketika berdoa mengucapkan, ‘Ya
Allah, ampunilah aku jika Engkau berkehendak, Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau
berkrhrndak.’ Hendaklah bersikap tegas dalam memohon, karena allah tidak ada yang
memaksa-Nya” (Muttafaq ‘Alaih, dari Abu Hurairah).
• Berdoa dengan mendesak, dan mengulanginya tiga kali.
Hendaknya seseorang tidak tergesa-gesa agar doanya cepet terkabul. Hal ini sesuai dengan
hadis Nabi saw., “Seorang diantara kalian akan dikabulkan doanya selama ia tidak tergesa-gesa
dengan mengatakan ‘Aku telah berdoa, tetapi doaku tidak dikabulkan.’ Maka apabila kamu
berdoa, berdoalah sesering mungkin, karena kamu memohon kepada Dzat yang Maha
Pemurah” (Muttafaqun ‘Alaih, dari Abu Hurairah).
• Membuka doa dengan dikrullah’ azza wa lajja. Jadi tidak langsung meminta.
Abu Sulaiman Ad-Daranirahimahumullah berkata, “Barangsiapa ingin memohon suatu hajat
kepada Allah, hendaklah memulainya dengan membaca shalawat bagi Nabi saw. karena Allah
SWT menerima kedua shalawat tersebut, dan Dia terlalu mulia untuk tidak mengabulkan apa
yang ada diantara kedua shalawat itu.”
• Bertaubat.
Bertaubat merupakan adab batin dan merupakan pangkal terkabulnya doa, yaitu
mengembalikan semua yang diambil secara dzalim, serta menghadapkan hati sepenuhnya
kepada Allah SWT. Semua ini merupakan faktor-faktor yang paling dekat dengan terkabulnya
doa.
- Manfaat Berdoa
Doa mengandung sejumlam manfaat. Di antaranya ialah doa bertujuan untuk memohom
keselamatan di akhirat, yaitu masuk surga dan terhindar dari api neraka. Keselamatan di akhirat
harus diminta kepada Allah SWT, kerena menjalankan perintan Allah dan menjauhi semua
larangan-Nya tidak otomatis membuat orang masuk surga. Ini karena masuk surga atau neraka,
adalah hak prerogatif Tuhan. (Sudirman Tebba: 2009). Doa juga bermanfaat untuk meminta
kelancaran urusan duniawi, seperti memperoleh pekerjaan, rizki, kedudukan, bidnis, studi,
jodoh, keturunan dan sebagainya. Allah mengerti bahwa kita hidup di dunia tentu ingin hidup
baik dan sejahtera. Karena kesejahteraan hidup tidak semata-mata untuk keperluan dunia, tetapi
juga untuk memenuhi kewajiban agama, seperti sholat, puasa, zakat dan haji. (Sudirman Tebba:
2009).
Selain yang di sebutkan di atas doa juga bermanfaat untuk mencegah musibah. Semua manusia
sering menimpa musibah, karena musibah terjadi di luar perhitungan manusia. Oleh sebab itu
manusia memerlukan bantuan kekuatan di luar dirinya yaitu Tuhan untuk mencegah datangnya
musibah. (Sudirman Tebba: 2009). Doa bermanfaat juga untuk ketanangan fikiran dan
perasaan, hati atau jiwa. Makin banyak seseorang berdoa maka makin tenang pula fikiran dan
hatinya. Ketenangan hati dapat dilihat pada terbentuknya sikap-sikap sufistik pada seseorang
yang banyak berdoa, seperti sabar, ikhlas, ridha, qona’ah (merasa cukup), syukur, shidiq,
istiqomah, raja’, dan tawakal. Kemudian dari ketenangan jiwa tersebut, orang aka hidup sehat
dan bahagia, sehingga dapat dikatakan bahwa doa bermanfaat untuk mewujudkan hidup sehat
dan bahagia. (Sudirman Tebba: 2009). Adapun beberapa faedah doa adalah sebagai berikut:
menghadapkan wajah kepada Allah SWT. dengan tadharru’, memajukan permohonan kepada
Allah SWT yang memiliki perbendaharaan yang tidak akan habis- habisnya, memperoleh
naungan rahmat Allah SWT., menunaikan kewajiban taat dan menjauhkan maksiyat,
menabung sesuatu yang diperlukan untuk masa susah dan sempit, memperoleh keridhaan Allah
SWT., memperoleh hasil yang pasti karena setiap doa dipelihara dengan baik di sisi Allah SWT
melindungi diri dari bala bencana, dan menolak bencana atau meringankan tekanannya (Habibi
& Hasbi, 2015) dalam (Kasron dan Sokeh: 2019).

2. TERAPI DO’A
Menurut Mosby (Putri, 2001 : 127), terapi didefenisikan sebagai tindakan perawatan pemulihan
atas penyakit atau cedera apapun yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang
terganggu ke fungsi normalnya. Terapi yang dimaksud dalam pengobatan ini tidak seperti
bayangan kita pada umumnya, yaitu mengobati penyakit dengan cara melakukan terapi dalam
proses penyembuhannya. Namun, terapi yang dimaksud adalah mengobati penyakit dengan
menggunakan doa-doa sebagai media penyembuhannya.
Pada hakekatnya doa adalah adab (kesopanan) yang disebabkan karena dalam keadaan
bagaimanapun kita akan selalu membutuhkan segala-galanya dari Allah swt. harus dilakukan
seorang hamba pada penciptanya. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan bagaimanapun
kita akan selalu membutuhkan segala-galanya dari Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt
dalam QS. al-Baqarah/2:186 :
ْ َْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ
ْ‫انِۙ فل َي ْس َتج ْي ُب ْوا ِل ْي َول ُي ْؤ ِم ُن ْوا ِبي‬
ِ ‫ادي ع ِني ف ِ ِاني ق ِريبۗ ا ِجيب دعوة الد ِاع ِاذا دع‬
ِ ‫واِ ذا سالك ِعب‬
ِ

َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ
‫لعلهم يرشدون‬

Artinya : Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku,


sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka
selalu berada dalam kebenaran.

- Doa Sebagai Terapi


Banyak orang memilih beberapa cara untuk melepaskan diri dari kesusahan kondisi termasuk
minum minuman keras, kelasi opiat, pengalihan, bermain hiburan, pelacuran, hiburan erotis,
menonton film atau drama dan selain permohonan atau praktik dunia lain (ritual doa).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meresepkan praktik mendalam, untuk contoh,
permohonan dan praktik keagamaan sebagai meditasi lainnya untuk membuat kesejahteraan
dan sehat. Menurut sumber yang sah, ada tiga macam penyembuhan energi memperbaiki yaitu
memulihkan dari Quran, memperbaiki menggunakan zikir, dan memperbaiki dengan mencari
bantuan dengan petisi dari penganut agama lain individu (permohonan pemisahan). Al-Quran
terdiri dari tiga metodologi. Yang pertama adalah dampak administratif dengan melakukan
semua biaya al-Quran termasuk manfaat kesehatan dari permohonan wajib, puasa, filantropi,
dan perjalanan (hijrah dan khuruj). Yang kedua adalah aturan kesehatan atau kesejahteraan
memajukan hal-hal dari Quran dan kebiasaan kebiasaan para nabi. Yang ketiga adalah dampak
perbaikan langsung dari Quran”. (Talita Prado Simao, et all: 2016)
Doa sebagai terapi merupakan sebuah terapi yang luar biasa. Banyak orang yang sembuh
penyakitnya hanya dengan doa yang sering diucapkan dari orang-orang tertentu. Dadang
hawari dalam bukunya “Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi”, mengoleksi
banyak hasil penelitian dari para ahli mengenai doa sebagai obat. (Amin Syukur: 2012) Para
peneliti itu diantaranya adalah: Mattews (1996) dari Universitas Georgetown, Amerika Serikat,
yang menyatakan bahwa dari 212 peneliti yang telah dilakukan oleh para ahli sebelumnya,
ternyata 75% menyimpulkan adanya pengaruh positif pada pasien, dan hanya 7% yang
menyatakan adanya pengaruh negatif doa terhadap hasil terapi. Manfaat doa terhadap proses
kesembukan pasien terutama terletak pada berbagai penyakit seperti depresi, kanker,
hipertensi, jantung dan penyalah gunaan narkoba, alkohol, dan zat adiktif. Selain itu hasil
survei majalan TIME, CNN, dan USA Weekend (1996), membuktikan bahwa lebih dari 70 %
pasien percaya bahwa doa dan dzikir juga merupakan obat bagi penderita selain dalam
pengertian medis (Amin Syukur, 2012).
Doa merupakan suatu media penyembuh yang dapat menimbulkan ketenangan, motivasi
positif, kepasrahan, rasa optimis dan semangat hidup, sehingga sesuai dengan teori penanganan
kecemasan yaitu meningkatkan adaptasi terhadap stres dan terapi psikoreligius. (Galih Noor
Alivian, Iwan Purnawan, dan Danang Sutiono: 2019)
Menurut pakar kesehatan jiwa, doa mengandung unsur psikoterapeutik yang mendalam. Terapi
psikoreligius ini tidak kalah pentingnya dengan psikoterapi psikiatri, karena ia mengandung
kekuatan spiritual /kerohanian yang membangkitkan rasa percaya diri dan harapan sembuh.
Kedua hal ini sangat efisien bagi penyembuhan suatu penyakit selain obat-obatan dan tindakan
medis. (Sudirman Tebba: 2009)
Seorang sufi tiada hari tanpa berdoa, karena berdoa adalah bagian dari kehidupan sufistik.
Mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh serta dalam bimbingan sang guru. Selain
dzikir, doa merupakan bagian dari mujahadah kepada Allah SWT. Berdoa selalu di mulai dari
bismillah yang pada umumnya memiliki makna” dengan menyebut nama Allah”. Sebagaimana
yang telah di ungkapkan Chitshi, bismillah menurut akar katanya dapat diterjemahkan sebagai
berikut: secara harfiyah berartidengan, bersama, atau di dalam; berarti suatu atmosfer, nama
atau cahaya; adalah sesuatu Dzat Yang Maha Esa. Dengan demikian ketika kita mengucapkan
bismillah, maka aliran nafas akan mengikuti makna tersebut dengan, bersama , atau di dalam
suatu atmosfer atau cahaya Dzat Yang Maha Esa (Amin Syukur, 2012).
Menurut Yanita Vanela (2016) Salah satu contoh terapi doa pasien dianjurkan membaca doa
memohon panjang umur, antara lain:
1. Ya Allah panjangkanlah umurku (‫ع ُم َر َوا‬ َ ‫)لّلَ ُّه َم‬
ُ ‫طىِل‬
َ ‫) َوصَّحِ ح اَج‬
2. Sehatkanlah badanku (‫سادَنَا‬
َ ‫سلَّم اَم َرا‬
3. Sembuhkanlah penyakitku (‫ض َها‬ َ ‫) َو‬
4. Berikanlah aku taufik dan hidayah, rajin bertha'at dan menjahui dosa, sesungguhnya
ِ ‫ع ِه الّذُ ُوى‬
Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. ( َ‫ب ا َِوك‬ َ ‫عة َوالس ََّل َم ِة‬ َ ّ‫َو َّو ِفق َىا َو َهد َِوا ِباال‬
َ ‫طا‬
‫علَى ُّك ِل شيئ قَدِير‬
َ ).
Doa harus disertai dengan keyakinan, kesabaran dan keridhoan. Doa sangat diperlukan untuk
ketenangan hatiseseorang. Doa adalah harapan untuk kesembuhan. Sebagai perawat, kita harus
membimbing pasien dalam agama dan doanya. Baik pasien sendiri yang berdoa ataupun kita
yang berdoa untuk kesembuhan pasien (Reza, 2016) dalam (Kasron dan Sokeh: 2019)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa do’a sebagai penyembuh terhadap kecemasan
diantaranya dengan berdo’a menghasilkan beberapa efek medis dan psikologis yaitu akan
menyeimbangkan keseimbangan kadar serotonin dan neropineprine di dalam tubuh, dimana
fenomena ini merupakan morfin alami yang bekerja didalam otak serta akan menyebabkan hati
dan pikiran merasa tenang dibandingkan sebelum berdo’a, Otot-otot tubuh mengendur
terutama otot bahu yang sering mengakibatkan ketegangan psikis. Hal tersebut
merupakansalah satu bentuk karunia Allah yang sangat berharga yang berfungsi sebagai zat
penenang didalam otak manusia (Chabibah, 2011; Isnaini, 2016) dalam (Kasron dan Sokeh:
2019)

Hasil yang ditujukan dari beberapa penelitian menjelaskan bahwa terapi doa dapat dijadikan
intevensi yang efektif misalnya doa dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, bermanfaat
bagi kesehatan mental, doa dapat dijadikan sebagai penurun kecemasan misalnya dalam
penelitian Gallih Noor dkk (2019) dengan melihat pengaruh terapi doa terhadap penurunan
kecemasan pada pasien CKD yang akan menjalankan hemodialysis, ataupun dalam penelitian
Karson dan Sokeh (2019) yang membahas pengaruh bimbingan doa terhadap kecemasan pada
pasien preoperasi, kamudian dengan terapi doa dapat pula meningkatkan kecerdasan emosi
seseorang. Secara umum, dari beberapa jurnal yang dianalisis menunjukkan bahwa terapi doa
cukup efektif digunakan dalam beberapa kondisi kesehatan misalnya dalam jurnal Karson dan
Sokeh (2019) bahwa pemberian bimbingan doa efektif untuk menurunkan kecemasan pasien
pre-operasi. Hasil penelitian menunjukan kecemasan responden kelompok intervensi sebelum
diberi bimbingan doa paling banyak pada kategori berat yaitu 19 orang (79,2%) dan responden
kelompok kontrol sebelum tindakan dalam kategori berat yaitu 21 orang (87,5%). hasil
penelitian menunjukan bahwa kecemasan responden sesudah diberi bimbingan doa paling
banyak pada kategori ringan yaitu 11 orang (45,8%) dan responden sesudah pada kelompok
kontrol kategori berat yaitu 21 orang (87,5%). Hasil penelitian menunjukan antara sesudah
diberi bimbingan doa dengan kelompok kontrol didapatkan ada perbedaan yang signifikan (p-
value: 0,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
kecemasan pasien pre operasi sesudah pemberian bimbingan doa. Dalam penelitian Galih Noor
dkk (2019) Hasil penelitian menunjukan skor kecemasan pada kelompok doa sesudah
mendengarkan doa mayoritas skor kecemasan pada rentang 41-60 (46,7%) kemudian setelah
diberikan terapi skor kecemasan pada responden setelah mendengarkan doa mayoritas berada
padarentang 21 sampai dengan 40. Selain itu Intervensi doa menghasilkan hasil yang signifikan
dalam beberapa bidang kesehatan mental. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi terapi doa
berperan dalam ketika terjadi gangguan kecerdasan emosi seperti kemarahan, agresi dan
keserakahan dapat dilakukan pengendalian diri dengan cara memohon perlindungan Allah
pengendalian marah, berwudhu kemudian berdoa dan berdzikir
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Syaefudin Ali. 2017. The Roles of prayers in Islam for Treatment (Healing):
Potenies and Problems. JKKI.Vol 8. Islamic University of Indonesia.
Alivian, Galih Noor dkk. 2019. Efektifitas Mendengarkan Murottal dan Doa Terhadap
Penurunan Kecemasan pada Pasien Hemodialisis di RSUD Wates Vol 6 no 2. Jurusan
Keperawatan Universitas Jendral Soedieman Purwokerto.
Kasron dan Sokeh. 2019, Pengaruh Bimbingan Doa Terhadap Tingkat Kecemasan
Pasien Preoperasi di Ruang Instalasi Bedah Sentral RS Islam Fatimah Cilacap Vol XII
No1. STIKES Al-Irsyad Al-Islamiah Cilacap
Simao, Talita Prabo et all. 2016. The Effect of Prayer on Patients Health: Systematic
Review. Jurnal Religions. MDPI: Universty Portugal.
Soleh, H. Harmathilda. 2016. Doa dan Dzikir dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi
Vol 2 No1. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syukur, Amin, Sufi Healing Terapi dengan Metode Tasawus, Jakarta: Erlangga, 2012.
Tebba, Sudirman, Meditasi Sufistik, Ciputat: Pustaka irVan, 2009.
Vanila, Yanita. 2016. Doa Sebagai Metode Psikoterapi Islam untuk Kesehatan Mental
Pasien di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai