TERAPI ISLAM
Tentang
TERAPI DO’A
Di Susun Oleh :
KELOMPOK 7
1. SRI JUNITA : 1912020080
2. ELISA PUTRI : 1912020067
3. ADAWIYAH HASIBUAN : 1912020078
4. EVANO FEBI PUTRA HARIANTO : 2012020099
Dosen Pembimbing :
Jemkhairil, M.Ag
Kami juga sebagai pemakalah dari kelompok 7 (tujuh) sangat berterimakasih banyak atas
bimbingan bapak Jemkhairil, M.Ag, selaku dosen pengampu pada mata kuliah terapi islam.
Dengan bantuan dan bimbingan beliau inilah makalah kami tentang “terapi do’a” dapat
terselesaikan dengan baik dan benar. Semoga Allah selalu memberi keberkahan kepada Beliau.
Aamiin. Kami juga berharap kepada pembaca semoga makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam menambah pengetahuan tentang Ketentuan islam
tentang jinayah. Namun, kami berharap agar pembaca juga mencari pengetahuan yang lebih
luas lagi, karena kami menyadari setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan,begitupun makalah
kami ini.
Terimakasih, Wassallammualaikum warahmatullah wabarakatuh
Pemakalah
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TERAPI DO’A
1. Definisi Doa
Kata doa menurut bahasa artinya permohonan atau panggilan. Sedangkan menurut
istilah Syar’i, berarti meminta pertolongan kepada Allah SWT, berlindung kepada-Nya dan
memanggil-Nya, demi mendapatkan manfaat atau kebaikan dan menolak gangguan atau bala.
(Amin Syukur: 2012). Menurut Dadang Hawari yang di kutip oleh Amin Syukur (2012) dalam
bukunya Sufi Healing Terapi dengan Metode Tasawuf, doa merupakan salah satu bentuk
komitmen keagamaan seseorang. Doa sendiri adalah permohonan yang di munajatkan ke pada
Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha
Pengampun. Selain itu doa merupakan suatu amalan dalam bentuk ucapan ataupun dalam hati
yang berisikan permohonan kepada Allah SWT, dengan selalu mengingat nama-Nya dan sifat-
Nya.
Menurut Kasron dan Sokeh, (2019) Adapun pengertian doa secara istilah ialah “melahirkan
kerendahan diri serta menyatakan kehajatan dan ketundukan kepada Allah SWT. Sebagai
muslim juga harus yakin dan percaya dengan kekuatan doa seperti yang sudah tertulis dalam
al-Qur`an surat Al-Mukmin ayat 60, Allah berfirman : yang artinya, Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan
hina. Doa merupakan permohonan segala sesuatu kebaikan yang diharapkan manusia kepada
Allah yang disampaikan dengan segala kerendahan hati, ketidakberdayaan dan ketundukan
manusia kepada Allah. Firman Allah dalam Al-Qur‟an surat Al–Baqarah: 186, “Dan apabila
hamba–hamba-Ku bertanya kepada tentang-Ku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku”
dalam bahasa sufistik, soal ikhtiar, doa dan takdir dilihat dari dimensi hakikatnya. Bahwa
secara hakikat, upaya dan doa itu tidak akan menjadi sebab terwujudnya takdir dan tidak akan
mengubah takdir, karena takdir Allah dengan semua ketentuannya telah mendahului ikhtiar dan
doa kita. Yang artinya:
• Doa dan ikhtiar itu sesungguhnya juga takdir;
Bila Allah hendak memberi anugerah seseorang maka si hamba juga ditakdirkan dan diberi
kemampuan untuk berdoa dan berikhtiar;
• Doa dan ikhtiar hanyalah tanda–tanda takdir itu sendiri;
Allah memerintahkan kita berupaya dan berdoa agar kita memahami bahwa kita sangat terbatas
dan tak berdaya sehingga doa dan upaya adalah bentuk kesiapan kehambaan belaka agar kita
siap menyongsong takdir-Nya, Aturan syariat mengharuskan kita berikhtiar dan berdoa karena
syariat adalah aturan bagi keterbatasan manusia dnegan bahasa dan tugas manusiawi (taklifi),
maka seseorang akan berdoa dan berikhtiar dengan penuh kepasrahan dan kerelaan pada
ketentuan dan pilihan terbaik Nya. Bukannya berdoa untuk memaksa-Nya mengubah takdir-
Nya (Syeikh Ibnu, Athaillah As-Sakandary, 2012) Danah Zohar dan Ian Marshal (2005), dalam
(Harmahilda H. Sholeh: 2016).
- Adab-adab Berdoa
Menurut Sudirman Tebba (2009) dalam buku Meditasi Sufistik, adab-adab berdoa antara
lain sebagai berikut:
• Mencari waktu-waktu yang mulia, seperti bulan arafah, bulan ramadan, hari jumat, dan
waktu sahur.
Allah berfirman:
2. TERAPI DO’A
Menurut Mosby (Putri, 2001 : 127), terapi didefenisikan sebagai tindakan perawatan pemulihan
atas penyakit atau cedera apapun yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang
terganggu ke fungsi normalnya. Terapi yang dimaksud dalam pengobatan ini tidak seperti
bayangan kita pada umumnya, yaitu mengobati penyakit dengan cara melakukan terapi dalam
proses penyembuhannya. Namun, terapi yang dimaksud adalah mengobati penyakit dengan
menggunakan doa-doa sebagai media penyembuhannya.
Pada hakekatnya doa adalah adab (kesopanan) yang disebabkan karena dalam keadaan
bagaimanapun kita akan selalu membutuhkan segala-galanya dari Allah swt. harus dilakukan
seorang hamba pada penciptanya. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan bagaimanapun
kita akan selalu membutuhkan segala-galanya dari Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt
dalam QS. al-Baqarah/2:186 :
ْ َْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ٌ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ
ْانِۙ فل َي ْس َتج ْي ُب ْوا ِل ْي َول ُي ْؤ ِم ُن ْوا ِبي
ِ ادي ع ِني ف ِ ِاني ق ِريبۗ ا ِجيب دعوة الد ِاع ِاذا دع
ِ واِ ذا سالك ِعب
ِ
َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ
لعلهم يرشدون
Hasil yang ditujukan dari beberapa penelitian menjelaskan bahwa terapi doa dapat dijadikan
intevensi yang efektif misalnya doa dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, bermanfaat
bagi kesehatan mental, doa dapat dijadikan sebagai penurun kecemasan misalnya dalam
penelitian Gallih Noor dkk (2019) dengan melihat pengaruh terapi doa terhadap penurunan
kecemasan pada pasien CKD yang akan menjalankan hemodialysis, ataupun dalam penelitian
Karson dan Sokeh (2019) yang membahas pengaruh bimbingan doa terhadap kecemasan pada
pasien preoperasi, kamudian dengan terapi doa dapat pula meningkatkan kecerdasan emosi
seseorang. Secara umum, dari beberapa jurnal yang dianalisis menunjukkan bahwa terapi doa
cukup efektif digunakan dalam beberapa kondisi kesehatan misalnya dalam jurnal Karson dan
Sokeh (2019) bahwa pemberian bimbingan doa efektif untuk menurunkan kecemasan pasien
pre-operasi. Hasil penelitian menunjukan kecemasan responden kelompok intervensi sebelum
diberi bimbingan doa paling banyak pada kategori berat yaitu 19 orang (79,2%) dan responden
kelompok kontrol sebelum tindakan dalam kategori berat yaitu 21 orang (87,5%). hasil
penelitian menunjukan bahwa kecemasan responden sesudah diberi bimbingan doa paling
banyak pada kategori ringan yaitu 11 orang (45,8%) dan responden sesudah pada kelompok
kontrol kategori berat yaitu 21 orang (87,5%). Hasil penelitian menunjukan antara sesudah
diberi bimbingan doa dengan kelompok kontrol didapatkan ada perbedaan yang signifikan (p-
value: 0,001), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
kecemasan pasien pre operasi sesudah pemberian bimbingan doa. Dalam penelitian Galih Noor
dkk (2019) Hasil penelitian menunjukan skor kecemasan pada kelompok doa sesudah
mendengarkan doa mayoritas skor kecemasan pada rentang 41-60 (46,7%) kemudian setelah
diberikan terapi skor kecemasan pada responden setelah mendengarkan doa mayoritas berada
padarentang 21 sampai dengan 40. Selain itu Intervensi doa menghasilkan hasil yang signifikan
dalam beberapa bidang kesehatan mental. Untuk meningkatkan kecerdasan emosi terapi doa
berperan dalam ketika terjadi gangguan kecerdasan emosi seperti kemarahan, agresi dan
keserakahan dapat dilakukan pengendalian diri dengan cara memohon perlindungan Allah
pengendalian marah, berwudhu kemudian berdoa dan berdzikir
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Syaefudin Ali. 2017. The Roles of prayers in Islam for Treatment (Healing):
Potenies and Problems. JKKI.Vol 8. Islamic University of Indonesia.
Alivian, Galih Noor dkk. 2019. Efektifitas Mendengarkan Murottal dan Doa Terhadap
Penurunan Kecemasan pada Pasien Hemodialisis di RSUD Wates Vol 6 no 2. Jurusan
Keperawatan Universitas Jendral Soedieman Purwokerto.
Kasron dan Sokeh. 2019, Pengaruh Bimbingan Doa Terhadap Tingkat Kecemasan
Pasien Preoperasi di Ruang Instalasi Bedah Sentral RS Islam Fatimah Cilacap Vol XII
No1. STIKES Al-Irsyad Al-Islamiah Cilacap
Simao, Talita Prabo et all. 2016. The Effect of Prayer on Patients Health: Systematic
Review. Jurnal Religions. MDPI: Universty Portugal.
Soleh, H. Harmathilda. 2016. Doa dan Dzikir dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi
Vol 2 No1. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Syukur, Amin, Sufi Healing Terapi dengan Metode Tasawus, Jakarta: Erlangga, 2012.
Tebba, Sudirman, Meditasi Sufistik, Ciputat: Pustaka irVan, 2009.
Vanila, Yanita. 2016. Doa Sebagai Metode Psikoterapi Islam untuk Kesehatan Mental
Pasien di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.