Anda di halaman 1dari 3

Kaum muslimin jemaah Jumah Rahimakumullah

Pada kesempatan yang berbahagia ini marilah kita senantiasa berupaya meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan
menjauhi segala larangan Allah.

Di dalam surah Al-Baqarah ayat 152, Allah memberikan perjanjian kepada manusia, bahwa
barang siapa manusia yang ingat kepada Allah niscaya Allah akan ingat pula padanya.
Sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Quran:

( : ).
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-ku. (QS Al-Baqarah [2]: 152)

Manusia merupakan makhluk istimewa yang diciptakan oleh Allah dengan derajat
kemuliaan. Surat A Tiin :
Laqad khalaqnal insaana fi ahsani taqwim.
Sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.
Kesempurnaan yang telah diberikan Allah baik dari segi wujudnya maupun dalam
kelengkapan pribadi dan saranya penunjangnya. Coba bila kita renungkan, manusia tidak
mempunyai cakar dan kuku yang tajam seperti harimau namun ternyata manusia dapat
mengalahkan harimau, manusia tidak mempunyai sayap untuk terbang seperti burung
tapi dapat menciptakan pesawat yang kecepatannya melebihi kecepatan burung. Manusia
tidak mempunyai tanduk dan kulit yang tebal seperti badak namun manusia bisa lebih
kebal dari pada badak. Jadi walaupun manusia diciptakan sebagai makhluk yang berjalan
tegak dengan dua kaki dan tangan sebagai alat untuk berkreasi namun manusia dapat
mengalahkan makhluk yang berkaki empat atau lebih. Hal ini karena manusia mempunyai
kekuatan rohani baik dari unsur akal maupun hatinya.
Tubuh manusia bisa sehat dan hidup bila terpenuhi nutrisi yang diambil dari sari-sari
makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuhnya. Namun lain halnya dengan hati
manusia yang dapat hidup dan sehat bila senantiasa dihiasai dengan perilaku dzikrullah,
dzikir kepada Allah Karena itu tubuh yang sehat tidak menjamin rohaninya hidup dan
sehat. Maka agar rohani manusia khususnya orang-orang yang beriman dapat hidup dan
sehat, Allah memerintahkan agar memperbanyak dzikir kepada Allah SWT, sebagaimana
firman-Nya:

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al
Ahzab: 41-42)

Ayat ini adalah merupakan salah satu ayat dari surat Madaniyah, yaitu surat yang di
wahyukan setelah Rasulullah SAW hijrah dari Mekah ke Madinah, diantara tandanya
diawali dengan ya ayyuhallazina amanu hai orang-orang yang beriman. Karena dzikir ini
hanya diperintahkan kepada orang-orang yang beriman.
Dengan dzikir hati akan menjadi tenang, diantara ketenangan hati akan diperoleh dengan
melakukan dzikir yang banyak.
Dzikir dengan lisan bila bibirnya senantiasa bergetar dengan mengucapkan asma Allah.
mengucapkan kalimat2 thoyyibah.

Dalam amalan-amalan lain selain zikir yang diutamakan adalah kualitasnya, bukan
kuantitasnya. Yang penting adalah baik tidaknya amal bukan banyak tidaknya amal itu.
Kata sifat untuk amal adalah amalan shaliha bukan amalan katsira. Tapi khusus untuk
zikir, Al-Quran memakai kata sifat dzikran katsira bukan dzikran shaliha. Betapa pun jelek
kualitas zikir kita, kita dianjurkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Karena zikir harus
kita lakukan sebanyak-banyaknya, maka tidak ada batasan waktu untuk berzikir.
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai. ( QS.Al A'raaf, :205 )
Dzikir bil qalb (hati) bila didalam hati telah tertancap keyakinan akan adanya Allah, zat
yang Maha Agung yang menguasai seluruh alam, menjadi tempat bergantung dan
berlindung segala makhluknya.
Dzikir bil hal (amal perbuatan) adalah mengimplementasikan keyakinan dan ucapan
lisannya. Solat merupakan zikir dengan amalan. Segala amal yang mendekatkan diri kita
kepada Allah membuat kita ingat kepada Allah, berarti itu termasuk zikir.

Dzikir bil mal adalah menyadari bahwa setiap harta yang dimiliki ada sebagian kecil yang
menjadi hak orang lain. Harta bisa menciptakan hidup bahagia namun bukan bukan
segala-galanya bahwa dengan harta hidup menjadi bahagia.

Setiap muslim diberikan ujian dan cobaan oleh Allah SWT, namun sekali-kali Allah tidak
memberikan ujian dan cobaan kecuali berdasarkan kemampuan hamba-Nya. Bila ujian
dan cobaan datang silih berganti, seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Namun bagi
orang-orang yang beriman senantiasa berupaya menyandarkan diri kepada Allah SWT.
Orang beriman senantiasa berdzikir kepada Allah SWT, karena sesungguhnya dengan
berzikir maka hati orang-orang yang beriman akan menjadi tenang. Sebagaimana firman
Allah SWT:

.(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS. Arrodu: 28)
Kaum muslimin jemaah Jumah Rahimakumullah.
Setelah Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk berzikir,
bagaimanakah cara melaksanakan dzikir, Allah memerintahkan dzikran katsiran yaitu
dengan dzikir yang banyak. Adapun para mufassir berbeda pendapat tentang pengertian
dzikran katsiran ini:
Mujaahid mengartikan tidak melupakan Allah untuk selama-lamanya, jadi dimanapun
tempatnya dan dimanapun berada, bagaimanapun keadananya hendaknya selalu
mengingat Allah. Dalam keadaan sendiri maupun ketika bersama-sama dengan orang lain,
sedang gembira atau susah dalam keadaan damai atau perang, hendaknya selalu
mengingat Allah SWT.
Ibnu Assaib mengartikan shalat 5 waktu, panggilan shalat adalah panggilan untuk
mengingat Allah, setiap bacaan shalat adalah merupakan dzikir.
Muqatil bin Hayyan mengartikan membaca tasybih, tahmid, takbir dan tahlil.
Oleh karena itu pada ayat ini pada dasarnya Allah menganjurkan kepada sekalian orangorang yang beriman yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya supaya banyak zikir
mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan
lidahnya pada setiap keadaan dan setiap waktu. Karena Allah-lah yang melimpahkan
segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya, maka diperintahkan
bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala
sesuatu yang tidak pantas baginya.

Dzikir akan membentuk pribadi yang ikhlas, sabar, sehat, tawakal, qanaah, ridha bila
dapat mengaplikasikan dzikir secara integral, yaitu dengan dzikir billisan, dzikir bil qalb,
dzikir bil hal dan dzikir bil mal. Kita berharap semoga Allah senantiasa membimbing dan
mengarahkan kita ke jalan yang diridhai-Nya.

Anda mungkin juga menyukai