Allah SWT
Seruan untuk mengingat allah
● Allah berfirman,
●آمنُوا ا ْذك ُُروا الل َّ َه ِذك ًْرا ك َ ِث ًيراين
َ ِ
ذ َ ّ لا ا ه َ
َ ّ يَا أ
ُ ي
َ
● Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. al Aḥzāb(33): 41)
● “Maka Ingatlah kepada-Ku (Allah), Aku(Allah) akan ingat kepadamu (Al-
Baqarah:152
● Dalam salah satu perintah Allah yang harus disampaikan Nabi Yahya kepada umatnya (Bani Israil)
berbunyi, "Allah memerintahkan kalian untuk berzikir dengan banyak mengingat Allah, karena
sesungguhnya perumpamaan hal ini seperti keadaan seorang lelaki yang dikejar-kejar musuh yang
memburunya dengan cepat dari belakang. Kemudian lelaki itu sampai ke suatu benteng, lalu ia
berlindung di dalam benteng itu (dari kejaran musuhnya). Sesungguhnya tempat yang paling kuat bagi
seorang hamba untuk melindungi dirinya dari setan ialah bila ia selalu dalam keadaan berzikir
Mengingat Allah SWT." (HR Hakim).
● Mengingat Allah dan diingat oleh Allah akan membuat hati seseorang menjadi tenteram, Allah berfirman, "Orang-
orang yang beriman yang hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah, hati menjadi tenteram. Dan orang yang hatinya tenteram adalah orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS. Al Ra'd [13]: 28-29).
● Kedua ayat ini memberikan gambaran kepada kita bahwa hakikat dzikrullah (mengingat Allah) bukan hanya menyebut
nama Allah di lisan, melainkan juga harus diikuti dengan keimanan dan amal saleh.
● Artinya, orang yang berzikir (mengingat Allah) harus yakin bahwa Allah selalu hadir dan memantau semua
perbuatannya. Bahkan, pemantauan ini tidak hanya secara lahir, tetapi juga secara batin (motif dan tujuan) dari
perbuatan tersebut. Dengan adanya keyakinan akan pemantauan seperti ini, seseorang akan selalu mawas diri agar
tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah SWT.
● Zikir seperti ini yang akan menuntun seseorang menjadi manusia beriman dan
rajin beramal saleh, karena sebelum merasa dilihat oleh orang lain, ia telah
meyakini bahwa ia sedang dan selalu diawasi oleh Allah SWT. Orang seperti
inilah yang apabila disebut nama Allah akan gemetar hatinya, dan apabila
dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya
kepada Tuhan mereka bertawakal. (QS al Anfal [8]: 2). Semoga kita termasuk
bagian dari mereka. Aamin.
Doa Agar Selalu Mengingat Allah
SWT.
اد ِت َك
َ َ ب ِ
ع ن
ِ س حو
ُْ َ َ
ك ْر
ِ ك ش
ُ و
َ َ
ك ْر
ِ ك ِ
ذ َى ل ع
َ ىّ ِ
ن ِ
ع َ الل َّ ُه ّمَ أ
Allahumma a'inni 'ala dzikrika wa syukrika wa husni 'ibadatik
Artinya,
" Ya Allah, semoga Engkau memberi pertolongan kepada kami untuk bisa selalu ingat (zikir) kepada-Mu,
syukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu."
● Berdzikir, atau mengingat Allah adalah membangun kesadaran Ilahi di dalam diri. Membangun kesadaran
berketuhanan dalam seluruh aktivitas merupakan modal utama bagi masyarakat modern yang sering
mengalami penyakit psikologis. Depresi, stress, prustasi dan sebagainya menjadi fenomena bagi masyarakat
modern sekarang ini. Fenomena ini tidak hanya dialami oleh orang-orang miskin dan kurang berpendidikan
tetapi juga menimpa orang-orang kaya dan mereka yang berpendidikan tinggi.
● Allah Ta’ala memerintahkan agar, setelah selesai menunaikan shalat hendaknya berdzikir kepada-Nya.
Dan Allah Ta’ala mengingatkan agar berdzikir dilakukan, dalam keadaan berdiri, duduk atau berbaring.
Ini mengisyaratkan pentingnya berdzikir bagi seorang hamba.
● عل َٰى ُجنُو ِبك ُم
َ ودا َو ً َالصل َا َة فَا ْذك ُُروا الل ّ َ َه ِقي
ً اما َوق ُُع َ ّ َف ِإ َذا ق ََضيْتُ ُم
● Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, duduk dan
berbaring. (QS. al Nisā’/4: 103)
● Seorang cendekiawan yang bergelut dalam dunia akademik dengan berbagai teori tanpa kekuatan
berdzikir akan kehilangan jati dirinya. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk ruhani yang
memerlukan makanan ruhani yakni berdzikir.
● Rasulullah saw. bersabda, “setiap orang mempunyai tujuan dan tujuan anak Adam adalah kematian,
maka hendaknya kalian selalu berdzikir kepada Allah, agar mudah menghadapinya dan senang akan
akhirat.” (‘Alī al-Mukhtārī, jilid. 1, h. 370)
● Dalam hadis lain, Rasulallah saw bersabda, “tanda cinta kepada Allah adalah senang berdzikir kepada-
Nya dan tanda orang yang benci kepada Allah adalah orang benci kepada dzikrullah.” (ibid)
Macam-macam dzikir:
1. Dzikr al-Lisān
2. Dzikr al-Qalb
3. Dzikr bi al Jawārih
Dzikr al-Lisān
● Dzikir bi al-lisān adalah berdzikir dengan menyebut dan memanggil asma Allah secara teratur dan konsisten.
Teratur artinya mencari al ahwal al syarifah, yakni kondisi terbaik untuk berdzikir secara lisan dan
mengulang-ulang penyebutan nama Allah. Pengulangan dalam berdzikir adalah cara untuk melihat respon
batini, misalnya mengulang kalimat “ ”الــ لاــهـ اـال لاــهـseratus atau seribu kali untuk melihat respon batini agar
terjadi koneksitas batin.
Dzikr al-Qalb
● Dzikr al-Qalb adalah berdzikir yang dilakukan melalui gerakan hati. Hati yang penuh dengan asma Allah
akan memberikan sensitivitas batini dalam menjalankan kehidupan. Hati yang selalu berdzikir adalah hati
yang sehat atau qalb al-salīm. Dzikr bi al-Qalb pada hakikatnya sama dengan dzikr bi al-lisān, namun pada
dzikru bi Qalbi peran lisan menjadi berkurang.
Dzikr bi al Jawārih
● Dzikr bi al-Jawārih adalah dzikir dengan seluruh anggota badan. Mereka yang berdzikir pada tahapan ini memiliki
daya sensor yang kuat. Matanya hanya melihat kebaikan dan secara otomatis menolak keburukan. Tangannya hanya
memegang dan menerima yang halal, dan secara otomatis dan sensitif dari semua perbuatan yang haram. Kakinya
hanya dapat melangkah menuju kebaikan dan tidak akan mampu melangkah menuju sesuatu yang haram. Dzikir
bentuk ketiga ini merupakan hasil dan aktualisasi dari bentuk dzikir pertama dan kedua.
Banyak keistimewaan bagi umat Muslim
yang senantiasa berdzikir kepada Allah SWT.
1. Dilancarkan rezekinya