tersebut. Seperti itulah perhitungan amal ibadahnya yang lain. (HR. Tirmidzi, Ahmad dan
Nasai).
Ingatlah mati dalam shalatmu , karena sesungguhnya jika orang mengingat mati dalam
shalatnya tentu ia akan memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti orang tidak yakin ia akan
dapat melakukan shalat selainnya. (HR. Dailami, dishahihkan oleh Albani)
Tujuan dan Hikmah Shalat
Shalat adalah ibadah yang diwajibkan oleh Allah kepada orang-orang yang
beriman sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan (Q.S. Al-Baqarah/
2 : 45).
Jawabannya ada dalam diri kita masing-masing. Namun lebih jelasnya Allah
swt. berfirman dalam surat An-Nisaa ayat 43
Jelaslah bahwa Birrul Walidain adalah kewajiban setiap anak dalam kerangka
taat kepada perintah Allah.
Begitulah, syariat Islam menetapkan betapa besar hak-hak orang tua atas anaknya. Bukan saja
ketika sang anak masih hidup dalam rengkuhan kedua orang tuanya, bahkan ketika ia sudah
berkeluarga dan hidup mandiri. Tentu saja hak-hak yang agung tersebut sebanding dengan
besarnya jasa dan pengorbanan yang telah mereka berikan. Sehingga tak mengherankan jika
perintah berbakti kepada orang tua menempati ranking ke dua setelah perintah beribadah kepada
Allah dengan mengesakan-Nya. Allah berfirman, Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu. (AnNisa:36)
Sebagai anak, sebenarnya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk
mengekspresikan rasa bakti dan hormat kita kepada kedua orang tua.
Memandang dengan rasa kasih sayang dan bersikap lemah lembut kepada
mereka pun termasuk birrul walidain. Allah berfirman, Dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kasih sayang. (Al-Isra:23)
Dalam kitab Adabul Mufrad, Imam Bukhari mengetengahkan sebuah riwayat
bersumber dari Ibnu Jarir dan Ibnu Mundzir melalui Urwah, menjelaskan
mengenai firman Allah : Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kasih sayang. Maka Urwah menerangkan bahwa kita
seharusnya tunduk patuh di hadapan kedua orang tua sebagaimana seorang
hamba sahaya tunduk patuh di hadapan majikan yang garang, bengis, lagi
kasar.
Kisah Uwais al-Qorni
Dari Asir bin Jabir beliau mengatakan, Jika para gubernur Yaman menemui
khalifah Umar Ibnul Khatthab, maka khalifah selalu bertanya, Apakah
diantara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir, sampai suatu hari beliau
bertemu dengan Uwais, beliau bertanya, engkau Uwais bin Amir?, Betul
Jawabnya. Khalifah Umar bertanya, Engkau dahulu tinggal di Murrad
kemudian tinggal di daerah Qorn?, Betul, sahutnya. Beliau bertanya,
Dulu engkau pernah terkena penyakit belang lalu sembuh akan tetapi masih
ada belang di tubuhmu sebesar uang dirham?, Betul. Beliau bertanya,
Engkau memiliki seorang ibu. Khalifah Umar mengatakan, Aku mendengar
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Uwais bin Amir akan
datang bersama rombongan orang dari Yamandahulu tinggal di Murrad
kemudian tinggal di daerah Qorn. Dahulu dia pernah terkena penyakit
belang, lalu sembuh, akan tetapi masih ada belang di tubuhnya sebesar
Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dia
bertanya, Wahai Rasulullah, aku mempunyai harta kekayaan dan anak. Sementara ayahku
berkeinginan menguasai harta milikku dalam pembelanjaan. Apakah yang demikian ini benar?
Maka jawab Rasulullah, Dirimu dan harta kekayaanmu adalah milik orang tuamu. (Riwayat
Ibnu Majah dari Jabir bin Abdillah).
Jangan Durhaka !
Durhaka kepada orang tua (uquuqul walidain) termasuk dalam kategori dosa
besar. Bentuknya bisa berupa tidak mematuhi perintah, mengabaikan,
menyakiti, meremehkan, memandang dengan marah, mengucapkan katakata yang menyakitkan perasaan, sebagaimana disinggung dalam Al-Quran:
Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan ah kepada orang tua. (Al-
uang dirham. Dia memiliki seorang ibu, dan dia sangat berbakti kepada
ibunya. Seandainya dia berdoa kepada Allah, pasti Allah akan mengabulkan
doanya. Jika engkau bisa meminta kepadanya agar memohonkan ampun
untukmu kepada Allah maka usahakanlah. Maka mohonkanlah ampun
kepada Allah untukku, Uwais al-Qarni lantas berdoa memohonkan ampun
untuk Umar Ibnul Khaththab. Setelah itu Umar bertanya kepadanya, Engkau
hendak pergi ke mana? Kuffah, jawabnya. Beliau bertanya lagi, Maukah ku
tuliskan surat untukmu kepada gubernur Kuffah agar melayanimu? Uwais alQorni mengatakan, Berada di tengah-tengah banyak orang sehingga tidak
dikenal itu lebih ku sukai. (HR. Muslim)
Isra : 23). Jika berkata ah/cis/huh saja nggak boleh, apalagi yang lebih
kasar daripada itu.
Orang tua kita, siapa pun orangnya, memang harus dihormati, apalagi jika
beliau seorang muslim. Rasulullah pernah berpesan, Seorang muslim yang
mempunyai kedua orang tua yang muslim, kemudian ia senantiasa berlaku
baik kepadanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu surga
baginya. Kalau ia memiliki satu orang tua saja, maka ia akan mendapatkan
satu pintu surga terbuka. Dan kalau ia membuat kemurkaan kedua orang
tua maka Allah tidak ridha kepada-Nya. Maka ada seorang bertanya,
Walaupun keduanya berlaku zhalim kepadanya? Jawab Rasulullah, Ya,
sekalipun keduanya menzhaliminya. (Riwayat Bukhari)
3.Jihad Di jalan Allah
Seperti diterangkan dalam al Quran dan as Sunnah kemudian dibukukan
dalam ratusan kitab fiqh oleh ulama, bisa diringkas; Secara bahasa kata aljihaad berasal dari kata jaahada, yang bermakna al-juhd (kesulitan)
atau al-jahd (tenaga atau kemampuan).Imam Ibnu Mandzur dalam
Kitab Lisaan al-Arab nya, secara bahasa, al-jihaad artinya;mengerahkan
kemampuan dan tenaga yang ada, baik berupa perkataan maupun
perbuatan.
Jadi jihad itu bukan terorisme, dan jihad tidak sama dan tidak identik dengan
terminologi kekerasan. Terakhir dan terpenting dari segalanya adalah bahwa
jihad harus dilaksanakan demi Allah, bukan untuk memperoleh tanda jasa,
pujian, apalagi keuntungan duniawi.
Firman Allah dalam QS. al- Hajj (22): 78
Terjemahannya:
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.