Anda di halaman 1dari 40

Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Fadhilah Dzikir
Firman Allah, SWT :
َ ْ ُ ْ َ
. َ ْ ِ ‫َ ا َ ا ِ ْ َ آ َ ُ ا اذ ُ ْوا ا َ ذِ ً ا‬
Artinya, Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan
menyebut nama Allah), zikir yang sebanyak
banyaknya (QS.Al-Ahzab :41).
Allah, SWT. berfirman:
ُْ َ َ ُ ْ ُ ُ َْ ُ ْ َ
‫ُ ْو ِن‬ ‫ذ ُ ْو ِ أذ ْ ْ َوا ُ ْوا ِ و‬
Artinya, Ingatlah engkau kepada-Ku niscaya Aku ingat pula
kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah ingkar (QS. Al-Baqarah:152).
Allah SWT berfirman :
َ ْ ُ ُ ََ ًْ َ َ ُ ْ َ
.‫ْ ِ ُ ْ ن‬ ‫ِ ا‬ ‫ذ ُ وا ا‬
Artinya, Dan ingatlah Allah Ta'ala sebanyak-banyaknya agar
supaya kamu mendapat keberuntungan.

Allah SWT berfirman : َ


ُ ُ ْ َ ْ ْ ُُ َ َْ َ َُْ َ ْ
‫ُ ُ ْ ِ ِ ِا ِ ۗ أ ِ ِ ِ ا ِ ْ َ ِ ا ْ ُب‬ ِ ‫ا ِ آ او‬
Artinya, Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati
mereka aman dan tenteram dengan berzikir kepada
Allah. Ingatlah dengan berzikir kepada Allah itu,
maka hatipun akan merasa aman dan tenteram (QS.
A-Ro’d: 28).
Firman Allah SWT :
ُ ُْ ُ ََ ًْ ُ ُ ً َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ
ِ ‫ْ ُ ُ ا َ ة ذ ُ وا ا ِ و دا و‬ ‫إِذا‬
Artinya, Maka apabila telah kamu sempurnakan
sembahyangmu maka berzikirlah kamu kepada
Allah,di waktu kamu berdiri,duduk dan berbaring
(pada malam dan siang) (QS. Al-Nisa' : 103). di
1|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

daratan dan di pelayaran, di waktu kaya dan


miskin, pada masa sakit dan sehat, dengan sirr dan
jahar), demikian sebagaimana ditafsirkan oleh
Sayyidina Abdullah bin Abbas, ra.
Nabi Muhammad s.aw. bersabda dalam hadis qudsi:
َ
ْ. ُ‫َ ُ ُل ا ُ َ َو َ َ َ َ َ ْ ِي َ َذ َ َ َو َ َ ْ َ َ َ ه‬
ِ ِ
Artinya, Allah Ta'ala berfirman : Aku ada bersama-sama
hambaKu selagi ia mengingatKu dan kedua
bibirnya bergerak menyebutKu.
Sabda Nabi s.a.w.
َ َ َ ً َ َْ َ
. َ َ ‫أ ُ ا ِس د َر َ ا ا ِ ُ ْون ا‬
Artinya, Manusia yang paling besar derajat kedudukannya
adalah orang-orang yang berzikir kepada Allah
Ta'ala.
Syaikh Abu Sa’id al-Kharaziy menyatakan bahwa ketika
Allah menginginkan seorang hamba untuk dijadikan kekasih-
Nya, maka akan dibuka baginya pintu zikir. Dan ketika dia
telah merasakan nikmat zikir, maka akan dibuka baginya
kedekatan dengan Allah. Selanjutnya, dia akan diberi
ketentraman, dan dijadikan baginya ketauhidan yang kuat,
dihilangkan pula darinya tabir-tabir Allah, dia dimasukkan
dalam wilayah kesendirian (bersama Allah), dibuka baginya
hijab keagungan Allah. Dan ketika mata batinnya telah sampai
pada keagungan tersebut, maka dia menyatu dengan Allah.
Ketika itulah, dia menjadi lebur dan hancur, sebab dia tengah
berada dalam penjagaannya, dan terbebas dari segala bisikan
nafsunya (Tanwir al-Qulub, h. 510).
Dalam hadits qudsi, dari Abu Hurairah, Rasulullah, saw.
bersabda : Allah swt. berfirman:

2|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari


Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

َْ ُ ُ ْ َ ‫َ ْ ِ ِ َذ‬ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ َََ َ َ ْ ََ
‫ وا‬, ِ ‫ا ِ َ ِّ ْ ِي‬
ِ ِ ِ ِ َ ‫ نذ‬,ِ ُ ِ
ً ‫َ َء َ ْ ِ ْ ُ َو ن ا ْ َ َ َب ا َ ْ ًا َ َ ْ ُ إ َ ْ ِ ذ َِرا‬ ُ ُ ْ َ ‫َ َء َذ‬ َ َ ‫َو ْن َذ‬
ِ ِ ِ ٍ ٍ ِ ٍ ِ ِ
ًَ َ ْ َ َُُْ َ ْ َ َ ً َ َ َ ََْ
. ‫و‬ ‫ْ ُ إ ْ ِ َ ً َو ن أ ِ ْ ِ أ‬
ْ َ ‫َو ِن ا ب إ ذِرا‬
Artinya, Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku
menyertainya, dimana saja ia berzikir pada-Ku. Jika
ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat
pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku
didepan umum, maka Aku akan mengingatnya pula
didepan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia
mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan
mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia
mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan
diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang kepada-
Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan
berlari (HR. Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i,
Ibnu Majah dan Baihaqi).

Allamah Al-Jazariy dalam kitabnya Miftahul Hishni al-


Hashin berkata : Hadits di atas ini terdapat dalil tentang
bolehnya berzikir dengan jahar/agak keras’. Imam Suyuthiy
juga berkata: zikir di hadapan orang orang tentulah zikir
dengan jahar, maka hadits itulah yang menjadi dalil atas
bolehnya.
Sabda Nabi s.a.w. َ َ
ْ َ ُّ َ ْ َْ ْ
. ّ ٍ ِ َ ‫ذِ ُ ا ِ ِ ا ِ ِ َ ُ ِ َ ا ْ ِ ِ َ َ دِ ِ ِ ْ ٍ َوأ‬
Artinya, Orang yang berzikir kepada Allah di tengah-tengah
himpunan orang yang lalai dari mengingat Allah,
baginya ganjaran pahala mengikuti bilangan seluruh
manusia dan binatang.

3|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari


Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Hadits di atas menyebutkan keutamaan orang-orang berzikir di


dalam majelis, dan sabda Nabi Muhammad,s.a.w. :
َ َ َْ ُ َ ُّ َ َ
. َ َ ‫ِق ُ ِ ِ ْ َ ٍ ْ ٌر َ َم َ ا‬ ‫ذا ِ ُ ا ِ ِ ا‬
Artinya, Orang yang berzikir kepada Allah di dalam
perkampungan, setiap sehelai rambutnya mempunyai
nur atau cahaya pada hari ia menemui Allah Ta'ala
kelak, yaitu pada hari kiamat.
Hadits di atas menyebutkan pula kelebihan majelis zikir
dengan suara yang keras dalam berzikir, Saiyidi Ahmad Al-
Qusyasyi Qaddasallahu sirrahu berkata :
ْ ُ ْ َ َْ ْ ْ ْ َ ُْ َ َ َ
.ِ ِ ِ ‫ِ ذِ ِ ا َ ْ ِ ا ِي َ ْ َ ُ ُ ا ْ ُ َ ُ ا َ ِ ِ ِه‬ ِ‫اد‬
Artinya, Ini bukti kelebihan zikir dengn suara yang nyaring
yang didengar oleh orang lain, lalu ia mengingati
Allah dengan zikirnya kepada Allah Ta'ala itu.
Al-Ustadz Abu Aliy Al-Daqqaq, ra. berkata, " zikir
adalah suatu rukun yang kuat di jalan wushul kepada Allah
(dan dalam usaha meningkatkan diri hingga bisa wushul
kepada Allah). bahkan zikirlah yang menjadi patokan dalam
meniti jalan ini. Dan tidak seorangpun dapat sampai kepada
Allah Ta'ala, jika tidak mengekalkan zikir. "
Dari Abu Hurairah, ra, Nabi saw bersabda :
ْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َُ َ ُ َ َ
ِ ِ ‫ َو ا ُ ّ ِد ْون َ َر ُ ْ ل ا ِ ل ا ا ِ ُ ْون ا َ ِ ًا َوا ا‬:‫ ْا‬,‫َ َ ا ُ ّ ِد ْون‬
.‫ات‬ َ
Artinya, Telah majulah orang-orang istimewa! Tanya mereka
‘Siapakah orang-orang istimewa?’ Ujar Nabi saw.
‘Mereka ialah orang-orang yang berzikir baik laki-
laki maupun perempuan (HR. Muslim).
Disebutkan oleh Syeikh Aliy al-Murshafiy, ra. dalam
kitabnya Manhaj al-Salik ila Asyaraf al-Masalik, ringkasan

4|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari


Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

(mukhtasar) Risalah al-Qusyairi, ia menukilkan dari


sebahagian orang arifin. Kemulian dan kelebihan zikir
dibanding dengan ibadah-ibadah yang lain terhimpun sebanyak
35 perkara:
1. Menjunjung tinggi perintah Allah Ta'ala, Allah SWT
berfirman :
ً ََ ًَ ْ ُ ُْ ٌ ّ َ َ ً َ ً ْ َ ُ ْ َ َ
ِ ‫ة وا‬ ‫َ ا َ ا ِ ْ َ ا َ ُ ْااذ ُ وا ا ذِ ا ِ ا و ِ ه‬
Artinya, Hai orang-orang yang beriman berzikirlah dengan
menyebut Allah dengan zikir yang sebanyak-
banyaknya. Dan bertasbilah kepada-Nya di
waktu pagi dan petang (QS. Al-Ahzab: 41-42).
2. Allah Ta'ala akan menyebut dirimu, Firman Allah SWT :
ُ ُ َْ ُ ُْ
... ْ ْ ‫اذ ُ ْو ِ اذ‬
Artinya, Sebutlah (ingatlah) akan Aku, niscaya Aku akan
menyebut (mengingat) mu (QS. Al-Baqarah:
152).
3. Allah ridho dengan yang demikian.
4. Nyata ketinggian dan kebesaran Allah Ta'ala dalam hatimu
ketika engkau menyebut-Nya. Firman Allah SWT :
ُ َ ْ َ ‫َو َ ِ ْ ُ ا ِ ا‬
Artinya, Zikrullah itu terlebih besar (keutamaannya
daripada ibadat-ibadat yang lain) QS. Al-
Ankabut :45).
5. Gandrung (masyghul) seluruh anggota badanmu di dalam
taat kepada Allah (mudah berbuat taat).
6. Malaikat senantiasa menghampirimu dan para malaikat
sangat suka kepada orang berzikir.
7. Engkau akan terus merasakan Allah itu dekat besertamu
dengan tidak sesuatu berkaifiyat atau cara dan tidak ada
had, karena firman Allah SWT. dalam hadis qudsi :
5|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

ْ َ َ ‫ِي ْ َوا َ َ َ َ ُ َ ْ ُ َذ‬


ْ ْ َ ّ َ َ ْ ِ َ َ‫ا‬
ِ ِ ِ
Artinya, Aku selalu mengikuti prasangkaan hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku senantiasa bersamanya
selama ia mengingat (zikir) kepada-Ku (Bukhari
dan Muslim).
8. Malaikat yang memelihara segala amal manusia akan
segera menuliskan kebajikan bagi orang yang berzikir.
9. Syaitan akan menjauhimu. Berkata Syaikh
Afdhaluddin,“sesungguhnya syaitan itu
menaiki/mengendarai salah seorang dari kita setiap kali ia
lalai menyebut nama Allah, karena syaitan senantiasa
berdiri menghadap hati manusia. Dan setiap kali manusia
itu lalai menyebut nama Allah Ta'ala, maka syaitan pun
menguasainya. Dan setiap kali manusia itu menyebut nama
Allah Ta'ala, ia pun turun darinya. Andaikata disingkapkan
bagi salah seorang dari kita, niscaya ia melihat iblis
mengendarainya sebagaimana salah seorang dari kita
mengendarai seekor kedelai. Iblis mengendalikannya
sebagaimana ia mengendalikan keledai sepanjang malam
dan siang setiap ia lalai mengingat Allah, dan turun
darinya setiap kali ia menyebut nama Allah SWT.
10.Bahwasanya orang yang berzikir atas dasar iman, pada
haqiqatnya mencintai Allah Ta'ala.
11.Bahwasanya zikir itu melepaskan diri dari sifat munafik.
12.Zikir kepada Allah dapat memelihara diri dari syaitan.
13.Zikir dapat memelihara diri dari api neraka.
14.Nikmat dari Allah SWT. senantiasa dirasakan, bahwa Allah
menjadikan kita dari golongan orang yang selalu berzikir
kepada Allah dan bukannya dari orang yang lalai menyebut
dan mengingat-Nya.
15.Hatinya menjadi terang dan terbuka dengan cahaya
zikrullah.
6|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

16.Hatinya selalu terjaga dari segala kejahatan.


17.Orang yang berzikir itu sangat dekat kepada Allah, seakan
tidak ada sesuatu yang menghalangi. Firman Allah SWT
dalam hadits qudsi, Akulah berada dekat dengan orang
yang senantiasa menyebut atau mengingat Aku.
18.Dibukakkan baginya semua pintu langit, karena para
malaikat naik dengan zikir itu.
19.Setiap tempat dipermukaan bumi ini yang mendengarkan
zikir itu akan menjadi saksi baginya dan mereka gembira
serta senang.
20.Hati mereka menjadi lembut dan khusu' dengan berzikir.
21.Dihapuskan dengan satu kalimat daripada zikir itu 10
kejahatan.
22.Hatinya menjadi tenang dan tentram, sebagaimana firman
Allah Ta'ala: َ
ُ ُ ْ َ ْ ْ ُُ َ ََْ َُْ َ ْ
‫ُ ُ ْ ِ ِ ِا ِ ۗ أ ِ ِ ِ ا ِ ْ َ ِ ا ْ ُب‬ ِ ‫ا ِ آ او‬
Artinya, Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka
aman dan tenteram dengan berzikir kepada Allah.
Ingatlah dengan berzikir kepada Allah itu, maka
hatipun akan merasa aman dan tenteram (QS. A-
Ro’d: 28).
23.Malaikat kiraman katibin (pencatat amal) tidak mencatat
amal kejahatanmu, keduanya berdoa untukmu agar
terpelihara dari semua kejahatan dan mendapatkan
kemenangan di surga dan terlepas dari siksa neraka, serta
bersama malaikat yang menanggung Arasy. Firman Allah
Ta'ala:
        

Dan malaikat mengucapkan tasbih dengan memuji Tuhan


mereka dan memintakan ampun mereka itu bagi orang
yang ada di bumi.
7|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

24.Meringankan semua yang berat-berat pada hari kiamat.


Sabda Nabi saw. Terdahulu yang masuk surga orang-orang
mufarridun. Sahabat bertanya, “siapakah mufarridun itu ya
Rasulullah?” Nabi menjawab, "Mereka itulah yang
mengekalkan zikrullah, padahal dengan zikrullah itu akan
dapat menghilangkan yang berat-berat dari dosa mereka
pada hari kiamat" (al-Hadits).
25.Zikir itu terlebih afdhal daripada haji, jihad, perang sabil,
sedekah, dan daripada semua amal yang wajib.
26.Bahwa Allah swt. memberikan kepada orang yang berzikir
itu terlebih banyak (meskipun tanpa meminta) dibanding
dengan orang yang meminta kepada-Nya.
Firman Allah swt. di dalam hadits qudsi :
ْ ْ ِ‫َ ْ َ َ َ ُ ذ‬
َ ْ ِ َ ‫ي َ ْ َ ْ َ َ ْ اَ ْ َ ْ ُ ُ اَ ْ َ َ َ اُ ْ َ ا‬
ِ
ِ ِ ِ
Artinya, Barang siapa gandrung menyebut Aku, niscaya
Aku berikan kepadanya yang terlebih utama
daripada apa yang Aku berikan kepada orang
yang meminta.
27.Orang yang berzikir kepada Allah akan dilengkapi oleh
rahmat Allah dan diberikan kepada mereka hati yang tetap
mengingat Allah dan keberkahan serta diliputi oleh para
malaikat.
28.Bahwasanya jika seorang hamba Allah pada permulaan
harinya dimulai dengan zikrullah, dan menutup harinya
dengan zikrullah, niscaya diampuni permulaan suratan
(amal)-nya, pertengahannya dan akhir suratannya.
29.Orang yang berzikir itu diseru oleh munadi (penyeru) dari
langit dengan mengatakan, berdirilah kamu, maka
sesungguhnya telah digantikan kejahatanmu dengan segala
kebajikan dan dosa kalian telah diampuni.

8|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari


Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

30.Orang mukmin yang shaleh dalam satu majelis sambil


berzikir mampu menghapuskan kesalahan bagi sejuta
perhimpunan orang yang duduk berbuat kejahatan.
31.Bahwasanya orang yang memperbanyak zikrullah itu, pada
hari kiamat akan duduk di atas beberapa mimbar dari nur,
sementara kedua tangannya dipegang oleh malaikat dan
anbiya' sebagai tanda ketinggian kedudukan mereka, dan
muka mereka lebih bercahaya dari bulan purnama empat
belas, sementara pada saat itu manusia dalam keadaan takut
dan gentar. Adapun orang-orang yang banyak berzikir itu
tidaklah merasa takut dan gentar.
32.Orang yang memperbanyak zikir itu adalah orang yang
sangat mulia pada hari kiamat atas kehendak Allah.
33.Orang yang ahli zikir itu mereka bermain-main dan
mengambil buah-buahan setiap waktu di dalam kebun
surga.
Nabi Muhammad, saw. bersabda:
ْ ّ ُ َ َ ََ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ
.ِ ِ ‫إِذا َ َ ْر ْ ِ ِ َ ِض ا َ ِ ْر ُ ْا ِ ْ َ ِ ْ ُ َو َ رِ َ ض ا َ ِ ل ِ ا‬
Artinya, Apabila kamu melewati kebun surga, maka
ambillah buah-buahannya. Para sahabat
bertanya, wahai Rasulallah, apakah (yang
dimaksud) kebun surga itu? Nabi menjawab,
itulah majelis-majelis zikir.
Ketahuilah bahwasanya Rasulullah, saw. menyamakan
majelis zikir itu seperti kebun di dalam surga, karena
tempat perhimpunan zikir itu tempat turunnya rahmat,
hidayah, rahasia yang ajaib-ajaib dan makrifat yang ghaib-
ghaib yang diperoleh orang yang berzikir seperti orang
yang masuk ke dalam kebunnya, yaitu tempat mengambil
buah-buahan yang indah dan lezat di dalamnya.

9|Al-Faqir Irsan Daeng Mangngerang Al-Makasari


Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

34.Zikrullah yang dilakukan oleh penghuni bumi merupakan


cahaya baginya. Sabda Rasulullah, saw. "Orang yang
berzikir di tengah-tengah orang yang lalai laksana pohon
kayu yang hijau di antara kayu-kayu yang kering."
35.Bahwasanya zikir khafi itu disebutkan oleh orang yang
mempunyai zikir khafi di sisi Allah Ta'ala dan memperoleh
balasan satu perbendaharaan hingga hari kiamat, maka
apabila ia masuk akan surga, Allah Ta'ala berfirman
kapadanya, "Adakah bagimu pahala sebagai balasan atas
zikir khafi yang tak seorangpun mengetahui dan melihatnya
selain Aku?”

Para ulama berbeda pendapat tentang mana yang lebih


utama, zikir dengan suara yang keras (jahar) atau dengan suara
perlahan (sirr). Syeikh Abdul Mawahib al-Syaziliy berkata,
"zikir dengan suara yang keras lebih utama bagi orang yang
masih pemula dalam menyelusuri jalan Allah yang hatinya
masih keras dan kelam.”
Al-Syeikh Abdul Wahhab al-Sya'raniy berkata, "telah
menjadi kesepakatan para ulama tasawuf bahwa bagi murid
permulaan diwajibkan berzikir dengan suara yang keras atau
nyaring, karena sesungguhnya zikir dengan pelan dan perlahan
tidak memberi mamfaat untuk naik ke martabat yang lebih
tinggi.”
Sebaiknya murid berzikir dengan nada yang
memungkinkan ia dengar, sebab zikir dengan bersuara itu
lebih bermanfaat bagi orang-orang yang telah bulat tekadnya.
Dianjurkan pula bagi mereka untuk berzikir dengan keras dan
sempurna sehingga bergerak atau bergoyang-goyang dari atas
kepalanya hingga jari kakinya. Ulama ahli tasawuf berkata,
“apabila seorang murid berzikir dengan sangat keras dan
10 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

semangat yang tinggi maka dilipatkan baginya maqam segala


jalan kepada Allah dengan cepat. Terkadang bisa ditempuh
dalam sesaat, apa yang tidak bisa ditempuh oleh orang lainnya
dalam sebulan atau lebih.
Adapun dalil yang demikian itu antara lain firman Allah
SWT.
ً َ ْ َ َ َ ْ َ ِ َ َ ْ َ َ َ َ ِ َ ْ َ ْ ِّ ْ ُ ُ ْ ُ ُ ْ َ َ ُ
‫ة‬ ‫ِ اة او ا‬ ِ ‫ِذ‬
Artinya, Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras
seperti batu, bahkan lebih keras lagi (QS. Al-
Baqarah :74).
Sebagaimana batu tidak bisa pecah, kecuali dengan
kekuatan. Demikian halnya dengan hati manusia, tidak akan
lembut melainkan dipukul dengan zikir yang keras.

Seyogyianya pula murid berzikir bersama orang-orang


banyak, seperti kata Syeikh Abdul Wahhab Al-Sya'raniy,
“Sesungguhnya ulama terdahulu dan kini telah sepakat bahwa
sunnat berzikir secara bersama-sama, baik di mesjid ataupun
tempat lainnya dengan syarat-syarat tertentu.
Bagi orang yang berzikir disunnahkan menghadirkan
kebesaran Allah dalam hati. Syeikh Abu Bakar al-Kataniy,
Sebagian dari syarat orang berzikir harus disertai dengan
membesarkan Allah dan takzim. Jika tidak, seseorang tidak
akan menempati maqam al-Rijal, yakni tidak naik ke martabat
orang yang arifin.
Syeikh Abul Hasan Al-Syaziliy berkata, “zikir yang afdhal
bagi murid adalah membaca lafadz ُ‫ َﻵ إِﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ﷲ‬selama ada di
dalam hawa nafsunya. Maka apabila ia telah fana’ dari
nafsunya, zikir dengan lafadz ُ‫ ﷲُ ﷲُ ﷲ‬lebih bermamfaat
baginya.
11 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Zikir sirr (dalam hati) lebih afdhal bagi orang arifin


yang telah sampai kepada makrifatullah dengan makrifat yang
tak pernah putus dan dengan ilmu haqiqat serta ilmu laduni.
Mereka melakukan zikir dengan hati.
Ulama berkata, apabila telah mengenal Allah dengan
makrifat yang putuh, niscaya keluhlah lidahnya. Syaikhuna
Quthubul Akwan Sayyidi Syeikh Muhammad bin Sayyid
Syeikh Abdul Karim Al-Samman al-Madaniy berkata, “pada
mulanya orang arif itu semata-mata memikirkan Allah dan
memandang kenyataan Allah (tajalli) dalam hati mereka.”
Syeikh Abul Hasan Al-Syaziliy berkata, “Sesungguhnya
kami melihat Allah dengan penglihatan iman dan yaqin. Maka
kami dikayakan oleh yang demikian itu dengan dalil dan
burhan atau bukti nyata.”

Maqam inilah yang dinamakan oleh ahli shufi dengan


maqam syuhud, yakni melihat Allah dengan mata hati, melalui
penglihatan yang layak bagi Allah, tidak disamakan atau
disetarakan dengan hal dan sesuatu yang baru dalam
pandangan lahiriyah. Firman Allah SWT. :
ُ َ ْ َ َ َْ
. ُ ْ ِ َ ‫ِ ِ ِ ْ ٌ َو َ ا ِ ْ ُ ا‬
Artinya, Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan
Dia Maha Mendengar lagi Maha melihat (QS. Asy-
Syura:11).

12 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Adab Berdzikir
Saudaraku ketahuilah bahwa zikir itu ada kalanya dinamai
zikir hasanat dan zikir derajat. Zikir hasanat (kebaikan) adalah
zikir yang biasa diucapkan menyertai setiap aktifitas sehari-
hari dan tidak memerlukan adab/tata cara berzikir yang harus
kita jelaskan. Sedangkan zikir derajat adalah zikir yang untuk
meningkatkan atau mengangkat derajat atau martabat
seseorang ke maqam (kedudukan) yang lebih tinggi, hal ini
memerlukan adab-adab dan kaifiyat tertentu dalam
mengamalkannya. Cara inilah yang dilakukan oleh para ahli
shufi dan penganut thariqat khalwatiyah samman.
Untuk melaksanakan zikir dalam thariqat ada tatakrama
yang harus di perhatikan, yakni adab berzikir. Semua bentuk
ibadah bila tidak menggunakan tatakrama atau adab, faedah
yang dihasilkannya sangat sedikit. Dalam kitab Al-Mafakhir
Al-’Aliyah fiy al-Ma’atsir Al-Syadz`liyah dan kitab Hidayatus
Salikin yang disusun Al-Syeikh Abdush Shamad al-Falembani,
pada pasal Adab al-Dzikr, sebagaimana dituturkan oleh Syeikh
Abdul Wahhab Al-Sya’raniy, bahwa adab berzikir itu banyak
tetapi dapat dikelompokkan menjadi 20 (dua puluh), yang
terbagi menjadi tiga bagian; 5 (lima) adab dilakukan sebelum
berzikir, 12 (dua belas) adab dilakukan pada saat berzikir, 3
(tiga) adab dilakukan setelah selesai berzikir. Inilah adab
dzikir derajat yang harus di lakukan seorang salik agar dzikir
yang di lakukannya memberikan mamfaat dan menaikkan
derajatnya di sisi Allah Ta’ala.
Adab Sebelum Berzikir
Adapun 5 (lima ) adab yang harus diperhatikan sebelum
berzikir adalah:

13 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

1. Taubat dari segala maksiat dan perbuatan sia-sia yang


tidak memberi faedah kepada akhirat yang hakekatnya
adalah meninggalkan semua perkara yang tidak
berfaedah bagi dirinya, baik berupa ucapan, perbuatan,
atau keinginan.
2. Mandi dan atau berwudhu.
3. Diam dan tenang. Hal ini dilakukan agar dalam zikir
nanti dapat memperoleh shidqu, artinya benar lidahnya
dengan hatinya, seperti bahwa sibukkan hatinya dahulu
daripada menyebut ُ‫ ﻵ إِﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ﷲ‬dengan lafazh ُ‫ ﷲُ ﷲُ ﷲ‬,
dengan pikiran, tidak dengan lidah. Agar dapat terpusat
pada bacaan ُ‫ ا ُ ﷲُ ﷲ‬dalam hatinya yang kemudian
dibarengi dengan lisannya yang mengucapkan ُ‫ﻵ إِﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ﷲ‬
4. Minta tolong dalam hatinya ketika masuk dalam zikir
dengan himmah syaikh-nya, sambil mengucapkan:
َ ُ َ ْ ََْ ُ َ ُ
.ِ ‫د ْ ُ ْ ُر َ ْ ِ ْ د ْ ُ ْ ُر َ ا ا ّ ِ ِ ِ د ْ ُ ْ ُر َ َر ُ ْ ل ا‬
Atau menyaksikan dengan hatinya ketika sedang
melaksanakan zikir terhadap himmah syaikh atau guru
mursyidnya.
5. Mengi'tikadkan bahwa ia minta tolong kepada
syaikhnya, supaya minta tolong kepada Nabi
Muhammad, SAW. Karena Syaikhnya merupakan
pewaris dari Nabi Muhammad SAW. Atau meyakini
bahwa zikir thariqah yang dipeloleh dari syaikhnya
adalah zikir yang bersumber dari Rasulullah, Saw,
secara turun-temurun sampai kepada syaikhnya.
Sebagaimana ditegaskan dalam hadis, ‫اﻟ ُﻌﻠَ َﻤﺎ ُء َو َرﺛَﺔُ ْاﻷَ ْﻧﺒِﯿَﺎ ِء‬,
ulama itu merupakan pewaris daripada nabi.
Adab Saat Berzikir
Ada 12 Adab yang harus diperhatikan pada saat melakukan
zikir adalah:
14 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

1. Duduk di tempat yang suci seperti duduknya di dalam


shalat jika ia mubtadi (memulai) karena yang demikian
itu terlebih banyak memberi bekas didalam hati atau
duduk bersila jika ia muntahi (selesai).
2. Menghamparkan kedua telapak tangannya di atas kedua
pahanya.
3. Mengharumkan tempatnya untuk berzikir dengan
wewangian, demikian pula dengan pakaian di badannya.
4. Memakai pakaian yang halal dan suci.
5. Memilih tempat yang gelap dan sepi jika
memungkinkan.
6. Memejamkan kedua mata, karena hal itu akan dapat
menutup jalan indra lahir, karena dengan tertutupnya
indra lahir akan menjadi penyebab terbukanya indra hati
atau batin.
7. Membayangkan sosok guru mursyidnya di antara kedua
matanya. Dan ini menurut ulama thariqah merupakan
adab yang sangat penting.
8. Jujur dalam berzikir. Artinya hendaknya seseorang yang
berzikir itu dapat memiliki perasaan yang sama, baik
dalam keadaan sepi (sendiri) atau ramai (banyak orang).
9. Ikhlas, yaitu membersihkan amal dari segala
ketercampuran. Dengan kejujuran serta keikhlasan
seseorang yang berzikir akan sampai derajat al-
shidiqiyah dengan syarat dia mau mengungkapkan
segala yang tersirat dalam hatinya (berupa kebaikan dan
keburukan) kepada syaikhnya. Jika dia tidak mau
mengungkapkan hal itu, berarti dia berkhianat dan akan
terhalang dari futuh (keterbukaan bathiniyah).
10.Memilih shighot zikir bacaan ُ‫ﻵ إِﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ﷲ‬, jahar
(mengeraskan), sempurna serta ta’zhim dan dinaikkan
lafaz َ‫" ﻵ إِﻟﮫ‬Laailaha" itu dari atas pusatnya dan

15 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

menyampaikan lafaz ُ‫" إِ ﱠﻻ ﷲ‬Illallah" itu ke hatinya yang


dinamakan hati sanubari, dan mencenderungkan
kepalanya kepada lambung yang kiri serta hadir hatinya
secara maknawi di dalamnya. Karena bacaan ini juga
memiliki keistimewaan yang tidak setara dengan bacaa-
bacaan zikir syar’i lainnya.
11.Menghadirkan makna zikir itu dengan hatinya setiap
kali menyebut zikir itu.
12.Menafikan atau meniadakan segala sesuatu kecuali
Allah Ta'ala dalam hatinya melalui lafaz َ‫ ﻵ إِﻟﮫ‬supaya
tetap ta'sir (berbekas) lafaz ُ‫ إِ ﱠﻻ ﷲ‬itu di dalam hati dan
supaya meresap pada sekalian anggota badannya. Atau
mengosongkan hati dari segala apapun selain Allah
dengan kalimat ُ‫ ﻵ إِﻟﮫَ إِ ﱠﻻ ﷲ‬, agar pengaruh kata “ُ‫”إِ ﱠﻻ ﷲ‬
terhujam di dalam hati dan menjalar ke seluruh anggota
tubuh.
Adab setelah Berzikir
Ada 3 (tiga) adab setelah berzikir adalah:
1. Bersikap tenang dan diam saat berlangsung zikirnya,
khusyu’ dan menghadirkan hatinya untuk menunggu
waridud zikir. Para ulama thariqah berkata bahwa bisa
jadi waridud zikir datang dan sejenak memakmurkan
hati, hal itu pengaruhnya lebih besar daripada apa yang
dihasilkan oleh riyadlah dan mujahadah tiga puluh
tahun.
2. Hendaklah ia menahan nafasnya dari keluar masuk kira-
kira 6-7 nafas. Karena ia terlebih segera memperbaiki
hati dan membuka hijab serta memutuskan khawatir
(bayang-bayang) nafsu syaitan. Menurut ulama thariqah
lebih cepat menyinarkan bashirah, menyingkapkan

16 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

hijab-hijab dan memutus bisikan–bisikan hawa nafsu


dan setan.
3. Menahan minum air. Karena zikir dapat menimbulkan
hararah (rasa hangat) di hati orang yang melakukannya,
yang disebabkan oleh syauq (rindu) dan tahyij (gairah)
kepada al-mazkur yakni Allah, Swt. yang merupakan
tujuan utama dari zikir, sedang meminum air setelah
berzikir akan memadamkan rasa tersebut.
Para guru mursyid berkata, “Orang yang berzikir
hendaknya memperhatikan tiga tatakrama ini, karena natijah
(hasil) zikirnya hanya akan muncul dengan hal tersebut.”
Wallahu a’lam.
Semua adab zikir tersebut biasa bagi orang yang berzikir
dengan usahanya. Adapun bagi orang yang tidak menuntut
kaifiyat usaha tersebut tidak lazim baginya semua adab itu.
Bahwasanya adab mereka itu taslim bagi warid, yakni
menerima barang yang datang dari hasil zikir tersebut serta
hadir hatinya semata-mata karena Allah Ta'ala. Dan terkadang
berlaku atas lidahnya itu ( ُ‫ ) ﷲُ ﷲُ ﷲ‬atau ( ‫ )ھُ َﻮ ھُ َﻮ ھُ َﻮ‬atau (‫) َﻻ َﻻ َﻻ‬
atau ( َ‫ ) أَأَأ‬atau ( ‫ ) اَ ْه اَ ْه اَ ْه‬atau ( ‫ ) ھَﺎ ھَﺎ ھَﺎ‬atau (‫ )ھ َْﻰ ھ َْﻰ ھ َْﻰ‬atau
suara dengan tiada huruf atau ia menggetar-getar karena telah
ghalib (biasa) baginya zikir tersebut. Demikianlah yang
disebutkan oleh Syaikhuna wa Ustadzuna Al-Arifi Billahi
Sayyidi Syeikh Muhammad bin Syeikh Abdul Karim Al-
Samman al-Madaniy di dalam kitab Nafhatul Ilahiyah fiy
Kaifiyat Suluk Al-Thariqat Al-Muhammadiyah.
Beliau berkata pula dalam kitabnya: seluruh adab ini lazim
bagi orang yang berzikir dengan lidah. Adapun bagi orang
yang berzikir dengan hati, maka tidak membutuhkan semua

17 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

adab zikir ini. Tetapi harus membersihkan hatinya dari barang


yang selain Allah Ta'ala.

Ratib Samman/ Dzikir Derajat


(Kaifiyat dzikir Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah)

Fadhilah ratib samman


1. Akan mendapatkan JADZABATUL-HAQ yaitu orang-
orang yang di sampaikan Allah Ta'ala kepada makrifat yg
sebenar-benarnya.
2. Menaikkan derajat dan martabat kita kepada Allah Ta'ala
3. Sebagai benteng yang sangat kokoh dari segala musibah
4. Lebih cepat membuka hati
5. Akan mendapatkan Kasyaf yang sempurna dan ke ikhlasan
yang kamil
6. Menghilangkan kesusahan didalam hati, menhapuskan
kekerasan dalam hati,melenyapkan penyakit batin yang
didalam hati.
7. Mematahkan segala bisikan syaitan didalam hati.
8. Menolak segala bencana yang zahir dan yang batin,dan
syaitan di halang untuk menunggangi kita.
9. Dapat membersihkan sifat-sifat tercela dari dalam hati dan
menyampaikannya kepada sifat-sifat yang terfuji.
10.Menambah rasa cinta kepada Allah Ta'ala dan Rasulullah
saw.
11.Akan di tarik oleh tangan pertolongan oleh Allah Ta'ala
semasa hidup dan matinya sekalipun,dan ia termasuk
didalam golongan orang-orang yang berbahagia di akhirat.
12.Tidak akan di ganggu oleh bangsa jin
13.Akan di kayakan oleh Allah Ta'ala didalam dua negri.
Yakni dunia dan akhirat.
Dan masih banyak lagi Fadhilahnya,moga kita senantiasa
istiqomah berdzikir kepada Allah Ta'ala dan senantiasa
18 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

bershlawat kepada junjungan kita Sayyidina Muhammadin


saw. Dan seyogyanya kita jangan meninggalkannya karena
sangat banyak rahasia yang terkandung di dalamnya.

Ratib ini di kerjakan sesudah Shalat Isya dan Subuh yaitu


duduk iftirasy, yakni duduk seperti orang yang dalam keadaan
tahiyyat awal, namun sedikit perbedaannya, sebab untuk
tujuan melakukan ratib, kedua tapak kaki diduduki, kemudian
menghadirkan hati kepada Allah dan menutup mata agar mata
hati terbuka serta menghamparkan kedua tangan di atas paha.
Setelah itu membaca lafadz-lafadz berikut:
Membaca Al-Fatihah sekali atau tiga kali yang di hadiahkan
kepada:
o Ruh Nabi Muhammad SAW dan kepada ruh keluarga
dan sahabatnya.
o Ruh atau Syeikh yang mengajarkan/mentalqin kita
dalam menerima berkah/dzikir dan kepada semua
penghulu Syeikh dalam tarekat khalwatiyah
sammaniyah.
o Ruh kepada kedua orang tua kita, dan semua muslimin
dan muslimat dan mukminin dan mukminat. Dan d
mulai dengan bacaan:
َْ ْ ْ ِ َ ‫َو‬ ْ َ ‫ َوا‬, َ َ ‫َ ا ُ َ َ ْ ِ َو‬ َُ َ َ ْ ُْ َ ْ َ َ ِ‫ا‬
ِ ‫ا‬ ِ ‫ا‬ ِ ِ ٍ ‫ا‬ ِ ‫ا‬ ِ ‫ة‬
َُ َْ ُ َُ َ ْ ْ َ
. ِ ‫ا ِ ْ ِ ا َ َ ِ ِ ْ ٌء ِ ِ ا‬
Ilaa hadhratin nabiyil mustafaa muhammadin shalla llahu
alaihi wasallama, wa jamii’isy syaikh ahlith thariiqatil
khalwatiyyati syaiun lillahi lahumul fatihah…
Baca surah Al-Fatihah sekali kemudian membaca:

19 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah
َ َ َ َ َ
َ
‫ُ ْون‬ ِٰ َ ۡ ُ ‫ َو ٓ أ‬,‫ ٓ أ ۡ ُ ُ َ َ ۡ ُ ُ ْو َن‬,‫ ُ ۡ َ َ ا ۡ َ ٰ ِ ُ ْو َن‬, ِ ْ ِ ‫ا‬ ‫ٱ ِا‬
َ َ
ۡ ُ ُ ْ ِ‫ َ ُ ۡ د‬, ُ ُ ۡ ‫ َو َ ٓ أ ُ ۡ َ ٰ ُ ْو َن َ ٓ أ‬, ۡ ْ َ َ ٞ َ َ۠ ٓ ََ ُ ُ ۡ َ ٓ َ
َ
َ ‫َو‬ ِ ِ ‫ و‬, ‫أ‬
ِ
. ِ ْ ِ‫د‬
Bismillahi rahmani rahim, Qul yaa ayyuhaal kafiruun, laa
akbudu maa takbuna, wa laa antum abiduuna maa akbudu, wa
laa anaa aabidum maa abadttum, wa laa antum abiduuna
maa akbudu, lakum di nukum wa liya diin.
‫ب‬َ ْ ُ ‫ي ا ِ ْ َ ا َ ْ َ ُ ْا َ َ ا َ ْ ُ ِ ْ َ َ ْ َ ُ ْا ِ ْ َر ْ َ ِ ا ِ ا ِن ا َ َ ْ ِ ُ ا‬
َ ِ‫ُ ْ َ ِ َ د‬
ِ
َُْ ُ َ
. ُ ْ ِ ‫ِ ْ ً ا ِ ُ َ ا ْ ُر ا‬
Qul yaa ibaadiyal ladziina asrafuu alaa anfusihim laa
taqnathuu min rahmatillahi innal laha yagfirudz dzunuba
jamii’an innahu huwal gafuurur rahiim.
َ ّ َ ََ ُ ْ ْ َ ْ ُ ََ ْ َ
ِِ ‫ُر َو َ َر ُ ْ ُ ا ِ ُ ا ِ ْ ُ ا ُ َ ُر َو َ ا‬ ‫َ َق ا ُ ا َ ِ ْ ُ ا‬
ُ َ ‫ُ َ َّ َوآ ِ ِ ا ْ ُ ْ َ ِ ْ َ ا ْ َ ْ َ ر َو َ ْ ُ َ َ َذ ِ َ ِ َ ا ِ ِ ْ َ ا ا ِ ْ َ ا ْ َ ْ َ ار ا‬
ِ ِ ِ ٍ
ْ ْ ْ ْ ْ َ
َ ‫ا ْ َ ْ َ ِ َو َ ر ْك َ ِ ْ ِ َو ْ َ ْ ِ ُ ا َ ا َ ِ ْ َ ا َ ا َ ْ َم ا َ ْ َ ا َ ّ َر ا ِن ا‬ َ
ِ ِ ِ
ّ َ ُ َ ّ َ
ً ْ ِ ْ َ ‫َ َ ا ِ ْ َ آ َ ُ ْا َ ْا َ ْ ِ َو َ ِ ُ ْا‬ َ َ َ َ ْ َ ُ ََُ ََ َ
ِ ‫ا‬ ِ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫و ِء‬
‫ب‬ َ ْ َ ‫َ ْ َ َدا ِ َ ا‬ َ َ َ ُ ‫َ َ َ ّ ِ َ ُ َ َو َ آل َ ّ ِ َ ُ َ َو َ ّ ِ ْ َو َر ِ َ ا‬
َ
ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ
َْ َ ْ َ
. ِ ‫َر ُ ْ ِل ا ِ أ‬
Shadaqallahul azhiimus sattaaru wa balaga rasuluhun nabiyul
kariimul mukhtaru wa shallal lahu ala sayyidina muhammadin
wa aalihil mushtafiinal akhyari wa nahnu ala dzalika minasy
syahidiinadz dzaakiriinal abraar. Allahumman faknaa bihi wa
baarik lanaa fiihi wanastagfirul lahal ‘azhiimal hayyal
qayyuumal ‘aziizal gaffar. Innal laha wa malaaikatahu
yushalluuna alan nabi yaa ayyuhal ladziinz aamanuu shalluu
alaihi wa sallimuu taslimaa. Allahumma shalli ala sayyidinaa
muhammadin wa ala aali sayyidinaa muhammadin wa sallim
20 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

wa radiyal lahu ta’ala an saadaatinaa ashhaabi rasuulil lahi


ajma’in.
َ ْ َ ْ َ ‫ا ِ َ َ َ َو ِ ُ ّ ا ْ ُ ْ ِ ْ َ أ‬ َ ِ ‫ا َ ُ ا ْ ْ َ َ َو ِ َا ِ ِ ْ َ َو ِ َ َ َ و ِ ْ َ ا‬
ِِ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ ْ ّ َ َ
ُ ْ َ ْ ‫ُ ْ َ َن َر ّ َ َر ّب ا ْ ِ ة ِ َ َ ُ ْ َن َو َ َ ٌم َ ا ْ ُ ْ َ ِ ْ َ َوا‬
. َ ِ َ ‫با‬ ِ ‫ِ ِر‬ ِ ِ ِ
Allahummag firlanaa waliwaalidiinaa wa limasyaa yikhina
wali’ikhwaninaa fiil lahi ta’ala wa likullil muslimiina ajma’in.
Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ammaa yashifuuna
wasalaamun alal mursaliina wal hamdu َ lillahi rabbil ‘alamiin
َ ْ ِ ْ ‫ا َ ُ َ ّ َو َ ّ ِ ْ َ َ َ ّ ِ َ ُ َ ٍ ا ْ و ِ ْ َ َو َ ّ َو َ ّ ِ ْ َ َ َ ّ ِ َ ُ َ ٍ ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َْ َُ َ ّ َ َ ِ ْ ّ َ َ ّ َ َ ْ َ ْ َ ّ ُ َُ َ َ ّ َ َ َ ْ ّ َ َ ّ َ َ
ِ‫ٍ ِ ا ء‬ ِِ ِ ‫ٍ ِ ِو ٍ و ِ ٍ و ِو‬ ِ ِ ‫و ِو‬
َ ْ َ ُ ‫ِا‬ ْ َ َ َ ‫ا ْ َ ْ َ إ َ َ ْ ِم ا ّ ِ ْ َو َ ّ َو َ ِ ْ َ َ ِ ْ ِ ا ْ َ ءِ َوا ُ ْ َ ِ ْ َ َو َ ا‬
ْ َ ْ َ ْ َ ّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َََ َ َ ََ ُ َ َ َ َْ ََْ َ ْ َ َْ َ ََ َ
‫رك و‬ ‫ات وا ر ِ ور ِ ا‬ ِ َ َ ‫ِِ ِ ْ أ ِا‬ ‫ِ ْ ِ ِ َ دِ ا ِ ا‬ ‫و‬
َ ْ َ ‫َ ْ َ َدا ِ َ َذوى ا َ ْ را َ ّ أ َ ْ َو ُ َ َ َو ُ ْ َ َن َو َ َو َ ْ َ ا‬ َ ْ ْ
‫ب َر ُ ْ ِل‬ ِ ِِ ِ ٍ ِ ِِ ِ ِ
َ َْ َ ْ ُ َ َ َْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ّ َِْ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ
ِ ِ ‫وار‬ ‫ َو ِ ا ِ ِ َ ُ ْ ِ ِ َ ٍن ا ِ م ا ِ ِ وا‬, َ ِ َ ‫ا ِ أ‬
َ
َ َ ‫َ ا َ ْر َ َ ا ِ ِ ْ َ َ ا َ ُ َ َ َ َ ْ ُم َ ا ِ َ ا ِ ْ َ َ ا َ ُ َ َر َ َ َوا ِ َ ا ْ َ ْ ِ َة ِ َ ا َ ْر‬
ْ َ ْ
ِ‫ا ِِ َ ا ُ آ‬
Allahumma shalli wasallim ala sayyidinaa muhammadin fil
awwaliina, wa shalli wasallim ala sayyidinaa muhammadin
fiil akhiriina, wa shalli wasallim ala sayyidinaa muhammadin
fii kulli waqtiw wahiinin, wa shalli wasallim ala sayyidinaa
muhammadin fiil malaail a’laa ila yaumid diini, wa shalli
wasallim ala jami’il ambiyaai wal mursaliina wa ‘alal
malaikatil muqarrabiina wa ala jami’I ibadil lahish shalihiina
min ahlis samawaati wal ardhiina wa radiyal lahu tabaaraka
wa ta’ala an saadaatinaa dzawil qadril jaliyyi abi bakrin wa
umara wa utsmaana wa ali wa’an saairi ashhaabi rasuulil lahi
ajma’in, wa’anit tabi’iina lahum bi’ihsaanin ila yaumid diini
21 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

waahsurnaa warhamnaa ma;ahum birahmatika yaa arhamar


rahimiina yaa allahu yaa hayyu yaa qayyumu laailaha illa
anta yaa allahu ya rabbanaa yaa waasi’al magfirati yaa
arhamar rahimiina allahumma aamiin.
kemudian membaca istigfar tiga kali :
َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ُُ َ ْ ََ َْ ُ ْ َُ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ َ ْ َْ َْ َ ََْْ
‫وا ِ ة‬ ‫ا‬ ‫ا ا م و ب إ ِ ِ وأ‬ ِ ‫ِ ُ ٱ ا ِ ا ِي إ ِ إ‬ ‫أ‬
×٣
Astagfirullahal azhiimal ladzii laa ilaha illa huwal hayyul
qayyuumu wa atuubu ilaihi wa as’aluhu taubata wal magfirah
3x
Kemudian istimdad yaitu mata di pejamkan, bibir dan gigi
di rapatkan, lidah di lipat ke atas, dan nafas di tahan kemudian
mengkonsentrasikan fikiran/ingatan serta menyerahkan diri
sepenuhnya kepada wajibul wujud yaitu Allah SWT, sehingga
dalam perasaan dan penghayatan tiada yang maujud selain
Allah SWT, setelah timbul rasa maka tanamkanlah huruf ‫ﻻ‬
mulai dari pusar sampai ke ubun-ubun, ‫ اﻟﮫ‬di bahu kanan, dan
lafadz ‫ اﻻ ﷲ‬di bahu kiri. Kemudian lafadz ‫ﷲ‬ ‫ ﻵ إِﻟَﮫَ اِ ﱠﻻ ﱠ‬di lihat
dengan penglihatan mata hati bercahaya seperti emas murni,
kemudian lafadz itu di himpungkan kedalam hati sanubari, lalu
di sebarkan ke darah, daging tulang dan ke seluruh tubuh
(kemudian dalam hati mengucap tiada wujud saya hanya
wujud Nur Muhammad dan tiada wujud Nur Muhammad
hanya wujud Allah Ta’ala) setelah itu maka mulailah berdzikir
‫ﷲ‬ ‫ ﻵ إِﻟَﮫَ اِ ﱠﻻ ﱠ‬tiga kali dengan cara menarik ucapan ‫ ﻵ‬dengan
panjang mulai dari pusat ke ubun-ubun kemudian kepala di
arahkan kepaha kiri dan dalam hati berkata ُ‫ﷲ‬ ‫ﻵ َﻣ ْﻌﺒُﻮْ َد اِ ﱠﻻ ﱠ‬
(tiadalah yang aku sembah yang sebenarnya selain Allah)
kemudian kepala di arahkan kepaha kanan dalam hati berkata
ُ‫ﷲ‬‫( ﻵ َﻣ ْﻘﺼْ ﻮْ َد اِ ﱠﻻ ﱠ‬tiadalah yang dimaksud sebenarnya selain Allah)
lalu kepala di arahkan kebahu kanan dalam hati berkata ‫ﻵ‬
22 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

ُ‫ﷲ‬‫ َﻣﻮْ ﺟُﻮْ َد اِ ﱠﻻ ﱠ‬tiadalah yang maujud sebenarnya selain Allah)


kemudian meluruskan badan sambil mengucapkan َ‫ إِﻟَﮫ‬dalam
hati berkata ُ‫ﷲ‬ ‫ب اِ ﱠﻻ ﱠ‬ ْ ‫( ﻵ َﻣ‬tiadalah yang dituntut sebenarnya
َ ْ‫ﻄﻠُﻮ‬
selain Allah) lalu memalukan dzikir ‫ﷲ‬ ْ ‫ اِﻻﱠ ﱠ‬kedalam hatinya
yang di namakan hati sanubari dengan kuat serta kepala di
arahkan kelambung yang kiri. Itulah tata cara dzikir yang di
ulang sebanyak tiga kali dan juga di namakan dzikir
Khalwatiyah. Kemudian engkau berdzikir semampumu atau
300 kali atau lebih serta menghadap kiblat jika sendiri dan
membuat setengah lingkaran jika berjamaah dan hadir hatinya
kepada Allah serta mengekalkan dalam hati ُ ‫َ ْ ُ ْ َد ا ِ ا‬
(tiadalah yang yang maujud selain Allah).
Dan saat engkau ingin mengakhiri dzikir maka di lanjutkan
dengan mengucapkan ‫ ﻻ اﻟﮫ اﻻ ﷲ‬lafadz ‫( ﷲ‬Allahu) pada ‫اﻻ ﷲ‬
di sunnahkan bahkan lebih afdhal jika ucapannya di
perpanjang sehingga huruf terakhirnya ‫ ه‬di akhiri dengan ْ‫و‬
sukun (tanda baris mati) seperti ْ‫ ھُﻮ‬sambil menahan nafas 5
sampai 7 nafas serta menekan dan menundukkan kepala kearah
hati sanubari dan menafikan (meniadakan) dan menyerahkan
diri dalam wujud yang haqiqi (yaitu wujud Yang Maha Esa)
kalau hal semacam ini menimbulkan perasaan yang tidak dapat
di lukiskan dengan kata-kata, laksana sebuah laut yang tidak
bertepi, maka dzikir yang telah di uraikan telah mendapat
hasil, oleh karena penghayatan yang di buahkan oleh dzikir
Qalbi dan dzikir semacam ini termasuk ibadah yang paling
tinggi nilai dan derajatnya karena hanya di capai dalam
beberapa saat saja. Bagi orang-orang yang tidak menempuh
cara dzikir semacam ini maka tidak akan merasakan perasaan
yang tidak dapat di gambarkan dengan kata-kata, walaupun
beribadah sepuluh tahun, dua puluh tahun atau terus menerus
tanpa menuntut kaifiat dzikir ini.

23 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

kemudian engkau melanjutkan dengan bacaan:

‫ب‬ ّ ‫ُ َ ٌ َر ُ ْ ُل ا ِ َ َو ِ ْ ً ‘ َو َ ّ َو َ ّ ِ ْ َ َ َ ِ ْ ِ ا ْ َ ْ َ ءِ َوا ْ ُ ْ َ ِ ْ َ َوا ْ َ ْ ُ ِ ِ َر‬


ِ ِ ِ
ْ َ ْ
.َ ِ َ ‫ا‬
Laa ilaha illallahu muhammadun rasuulullahi haqqaw
washidqan, wa shalli sallim ala jami’l ambiyaai wal
mursaliina wal hamdulillahi rabbil ‘alamiin.
Kemudian membaca surah Al-Fatihah sekali di tujukan
kepada Hadhrat Nabi SAW, kepada Syeikh kita, Sayyidi
Syeikh Muhammad Samman, Sayyidi Syeikh Mustafa Al
Bakri dan kepada seluruh Syeikh Thariqat Khalwatiyah
Sammaniyah, dengan bacaa:
َُ َ ََ ُ َُ َ َ ْ ُْ ْ َ
‫ِ ِن‬ ِ ِ ‫ْ ِ َو َ َ َو ْ ِ َو َ ّ ِ ِ ا‬ ‫ٍ َ ا‬ ‫ا ِ َ َة ِ ا ِ ا‬
ُ ُ َ ِ ِ ‫ْ َ ِ ا ْ َ ْ َ ِ ِ َ ْ ٌء‬ ‫ا‬ ِ ْ َ ّ ُ ‫ا ن َو َ ّ ِ ا ْ ِ ُ ْ َ َ ا ْ َ ْ ي َو‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َْ
.... َ ِ ‫ا‬
Ilaa hadhratin nabiyl Mustafa muhammadin shallal lahu
alaihi wasallama wa syaikh wa sayyidisy syaikh
muhammadinis sammaani wa sayyidisy syaikh mustafal bakri
wa kulli syaikhth thariiqatil khalwatiyyati syai’un lillahi
lahumul fatihah….
Setelah itu engkau membaca shalawat kepada Nabi SAW
sekali di iktikatkan bahwa kita berada di hadapan Rasulullah
SAW, dengan bacaan:
ََ َُ َ ّ َ ََ ّ َ ُ َ
. َ َ ‫ٍ َو آ ِ ِ َو َ ْ ِ ِ َو‬ ِِ ِ ‫ا‬
Allahumma shalli ala sayyidinaa muhammadin wa ala aalihi
wa sahbihi wa sallam.
Kemudian meletakkan kedua tangan di dadanya
(bersedekap) seperti di dalam shalat serta menghadapkan

24 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

segenap hati kepada hadrat Nabi Muhammad, saw. dengan


membaca dan mengeraskan sedikit suara:
ُ‫ا َ َ ةُ َوا َ ُم َ َ ْ َ َ َ ْ َ ا ا َ َ ةُ َوا َ ُم َ َ ْ َ َ َر ُ ْ َل ا ا َ ة‬
ِ ِ ِ
ُ َ ْ ‫ ا ُ ا ْ َ ُ ا ُ ا ْ َ ُ ا ُ ا‬.‫ ا َ ْ َ َ َ ُ ِ ِ َ ْ ْ ًا‬.ِ ‫َوا َ ُم َ َ ْ َ َ َ َ ا‬
َ َ َ َ َ َ
ِ ِ
ُ. ْ َ ْ ‫إ َ َ إ ا ُ َوا ُ ا َ ْ َ ُ ا َ ُ ا َ ْ َ ُ َو ِ ِ ا‬
ِ
Ashshalatu was salaamu alaika yaa habiibal lahi, Ashshalatu
was salaamu alaika yaa rasuulul lahi, Ashshalatu was
salaamu alaika yaa nabiyal lahi, al azhamatu lillahi takbiran.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar laailaha illallahu
wallahu akbaru, allahu akbaru walillahil hamdu.
Lalu mengangkat kedua tangan ke langit sambil membaca
doa secara jahar َ َ sebagai berikut:
ّ َ َ َْ َ َ ْ َ َ ْ َ ُْ َ َ ُ َْ َ َ ََُُْ ََْ ْ َ ُْ َ َ َ ُ ْ َ
ِ ‫أر ا ا ِ ِ و‬ ِ ِ ِ ‫ر ن ر‬ ‫ِ وا ِ ذ‬ ‫وا‬
ْ َ ْ ْ ْ َ ْ َ ّ
ُ ْ َ ‫َو َ ِ ْ َ َ ِ ْ ِ ا ْ َ ءِ َوا ُ ْ َ ِ ْ َ َوا‬
.َ ِ َ ‫ب ا‬ ّ َ
ِ ‫ِ ِر‬ ِ
Wagfu anna yaa kariimu wag firlanaa dzunubanaa yaa
rahmaanu yaa rahiimu birahmatika yaa arhamar rahimiina,
wa shalli wa sallim ala jami’il ambiyaai wal mursaliina wal
hamdu lillahi rabbil ‘alamiin.
Doa di tutup dengan menyapu kedua tangan ke wajah.
Setelah itu membaca silsilah atau tertib Fatihah atau bisa
lansung membaca surah Al-Fatihah sebanyak 9 kali jika
berjamaah dan 8 kali jika sendiri, niat dalam hati
menghadiahkan pahala bacaan tersebut kepada Nabi SAW.,
keluarga Beliau, sahabat Beliau, begitu pula kepada Syeikh
kita yang mengajarkan kepada kita barakka dan seluruh Syeikh
Tarikat Khalwatiyah, kepada Seluruh Rasul, kakek dan nenek
kita Sayyidina Adam dan Hawa, dan juga kepada seluruh
malaikat Mukarrabin.

25 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Tertib Fatihah Tarekat Khalwaiyah Sammaniyah:


َ ْ ِ َ ْ ُ ْ ‫َ َو َ ِ ا ْ َ ْ َ ءِ َوا‬ َ ‫َ ا ُ َ َ ْ ِ َو‬ َُ َّ
ِِ ّ ‫ا‬ ِ ‫ة‬ َ ْ َ َ‫إ‬
ِ ٍ ِِ ِ
َْ َُ ‫ِ ا‬ ْ َ َ َْ َ َْ ََ َْ َْ َ َ َ
ِ ِ ‫وا‬ ِ ِ ‫و ِِ ا‬ ِ ِ ‫َ ا َ ِ َوا‬ ‫ِ وا‬ ‫َوا‬
َ ِ ّ ُ‫آد َم َوأ‬َ َْ َ َ َ ُّ َ ْ ََ ُّ َ َْ ِ
‫َ َ ا ِء َوا‬
ْ
‫ْو ِ ّ ِ َ َوا‬
ُ ْ َ
ِ ‫ب ٍ وا ِ ا‬ ِ ‫آل ٍ وا‬ ِ ‫ِ و‬ ‫وا‬
َُ َْ ْ َُ َ َ ْ َ َ
ِ ‫ا‬ ِ ِ ‫َ َ ُ َ ا ِ َ ْ ِم ا ّ ِ ْ َ ْ ٌء‬ ‫اء َو َ َ َزل‬ َ َ
Ilaa hadhratin nabiyyi sayyidi muhammadin shallal lahu alaihi
wa sallama wa kaffatil ambiyaai wal mursaliina wash
shahaabati wal qaraabati wattaabi’iina wa taabi’it taabi’iina
wal malaa’ikatil muqarrabiina wal kurruubiyyiina wasy
syuhadaa’I wash shalihiina wa aali kulli wa ashhaabi kulli wa
ilaa abiina aadama wa umminaa hawwaa’a wamaa tana zala
bainahumaa ilaa yaumiddiina syai’un lillahi lahumul
fatihah….
ُ ِ ‫ْ َ ِس و َ ْ َة ِ َو َ ٍس َو َ ّ ِ َ َ ْ ِ ا ِ ْ ّ ٍس َوا ُ ُ ْ ِ ْ َو ُ ْو‬ ِ َ ْ َ‫ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َُ َ ْ ُ َُ َ ْ ُ ْ َ ْ
َ ِ ِ ‫ِ ِ ِ َوا‬ ْ ْ َ ْ ْ َ َ ِ ْ ِ َ َ ‫َو‬
ْ َ
, ِ ‫ْ ٌء ِ ِ ا‬ ِ ِ ‫ا‬‫و‬ ِ
Al khadhiri wa ilyaasi wa hamzati wa abbaasin wa sayyidinaa
abdillahibni abbasain ushuulihim wa furuu’ihimu watalaa
miiidzatihim wa ahli silsilatihim wal akhidziina anhum syai’un
lillahi َ lahumul fatihah….
ََ ‫ى أ‬ ْ َ ْ َْ َْ َ َ ْ َُْ
ْ ِ ّ َ ‫َو‬
ِ ِ ‫ا ُ ِ ا ِ ِّ َوا َ ْ ا ْ َرا ِ ِّ َ ّ ِ ِ ى ا ْ ِ ْ ُ ا دِرِا‬
َ ْ ّ ََ ّ ََْ َُ ْ ْ ّ َ ‫ى أ َ ْ َ َ ا ّ َ ِ ّ َو‬ ْ ِ ّ َ ‫ا ْ َ َ و ّي َو‬
ِ ْ ‫ى‬ ِ ِ ‫ى إ ِ َ ا ِ ْ َ ا ُ ْ ِ ِّ َو ِ ا ا ِ ِ و‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ِْ َ ُ ْ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َُ َ ْ ‫اَْ ب ا‬
ِ ِ ‫ن‬ ‫ا ا َ ِ ا‬ ِ ِ ‫ا ا ٍ و‬ ِ ‫ا ِ ِّ و‬ ِ
َ َ ْ َ ْ َ َ ُ
ُ ُ ِ ِ ‫َوأ ُ ْ ِ ْ َو ُ ُ ْو ِ ْ َو َ ِ ْ َ ِ ْ َوأ ْ ِ ِ ِ ْ َوا ِ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ٌء‬
ِ ِ ِ ِ ِ
َُ َْ
ِ ‫ا‬
Al quthubir rabbaaniyyi wal haikan nuuraaniyyi sayyidisy
syaikhi abdul qaadiril jailaanii wa sayyidi ahmadal badawiyyi
26 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

wa sayyidi ahmadar rifaiyyi wa sayyidi ibraahiimad


dusuuqiyyi wa muhammadil ghazaliyyi wa sayyidi abdul
wahhaabisy sya’raniyyi wa qutubi hadzal wakti wa shahibi
hadzal baladil lahu yakuunu fii aunihim wa ushuulihim wa
furuu’ihim wa talaa miidzatihim wa ahli silsilatihim wal
aakhidziina anhum syai’un lillahi lahumul fatihah… َ
ُ َْ ٰ ََ َ َ َْ َ َ َ َ ْ َُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ‫ُ ُ ا ْ ْ َان َو‬
‫ا رِف‬ ِ ‫ِ وأ ذِ وو ِ ِ إ ِ ا‬ ‫با‬ِ ِ ِ
َ
ُ َ َ َ ‫ْ ا ن َ ّ ِ ْس ا ُ َ ّ ْر ُر ْو َ ُ َو‬ َ ْ ْ َ ْ ‫ِ َ ّ ِي ا ّ ِ ْ ِ ُ َ ِ ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِا‬ ِ ِ ِ
ْ ْ َ َ
َ ْ ‫ت ُ ُ ْ ِ ِ ا ّ ِ ْ َوا‬
ِ ِ
َََ َ َََ ْ َْ ْ ُ َ َ ْ
‫و‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ا‬‫و‬ ِ َ ‫أ ِ ّ ِ ا َ ُ َ َ ْ َ َو َ ا‬
ِ ِ
َُ َ ْ ُ َُ َ ْ
ِ ‫َوا ِ َ ة ِ ْ ٌء ِ ِ ا‬
Qutubil akwaani wa mahbuubir rahmaani syaikhinaa wa
ustaadzinaa wa wasiilatinaa ilaal lahi ta’ala al-arifu billahi
sayyidisy syaikhi Muhammad ibni abdil kariimis sammaani
qaddis allahumma nawwir ruhahu wa dhara’ihahu a’iddi
allahumma alaina wa alal hadhiriina wal muslimiina mim
barakatihi wa barakaati uluumihi fid diini wad dunyaa wal
aakhirati syai’un lillahi lahumul fatihah….. َ
ْ ّ ْ َْ َ َ ْ ُ ْ ‫ى ا‬ ْ ِ ّ َ ِ‫َ ْ ِ ا ْ َ ِ َ ِم أ ْ ا ْ َ ِ ْ َ ِ ُ ْ ِ ُ ا ْ ْرد‬
ِ ِ ‫ا ِ ِي ا‬ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ْ ُ
ُ ُ ِ ِ ‫َ َ ل ا ّ ِ ْ َوأ ُ ْ ِ ِ َو ُ ْو ِ ِ َو َ ِ ْ ِ ِ َوا ْ ِ ِ ِ ِ َوا ِ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ ٌء‬
َ َ َ َ َ َ ُ
ِ ِ ِ
َُ َْ
ِ ‫ا‬
Syaikhith thariiqati wa imaami ahlil haqiiqati munsi’ul wirdi
sayyidisy syikhi mustafal bakriyyi ibni kamaaliddiini ushuulihi
wa furuu’ihi watalaa miiidzatihi wa ahli silsilatihi wal
akhidziina anhu syai’un lillahi lahumul fatihah….
ْ ْ َ
ِ ِ َ ‫ِ ِّي َ ُ ْ ٍ و َ ِ ِ َ دا ِ َ ا‬
َ ْ َ ْ
ِ ‫ىا‬ ْ ِ ّ َ ِ‫أَ ْو ِ َ ءِ ا ْ َ ْ ن َو ُ ُ ا ْ ُ ُ ْد‬
ِ ِ ِ
ُ ْ َ ْ َ َ ّ َ ً ْ ُ ُ
‫ْ ِ ا ِ ا َ ْ َ ُر ْو ِس َو َ ِ ِ َ دا ِ َ ا َ ْ َ ُر ْو ِ ِ َو َ ِ ِ ذ ّرِ ِ َر ُ ْ ِل‬ ِِ

27 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

ْ ِ ‫اج َر ُ ْ ل ا ِ َ ا ُ َ َ ْ ِ َو َ َ َوا ُ ُ ْ ِ ْ َو ُ ُ ْو‬ ِ َ ‫ا ِ َ ا ُ َ َ ْ ِ َو َ َ َوأَ ْز‬


‫و‬
ِ ِ ِ
َُ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َْ َ َ
ِ ‫َو َ ِ ْ ِ ِ ْ َوا ِ ِ ِ ِ ِ ْ َوا ِ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ٌء ِ ِ ا‬
Auliyaail kauni wa quthubil wujudi sayyidisy syaikhi alwiyyi
baa’buudin wa saa’iri saadaatinaal alawiyyati khushushan
sayyidinaa abdillahil ‘aida ruusi wa saa’iri saadatinal ‘aida
ruusiyyati wa saa’iri dzurriyyati rasulil lahi shallal lahu alaihi
wasallama wa azwaaji rasulil lahi shallal lahu alaihi
wasallama wa ushuulihim wa furuu’ihimu watalaa
miiidzatihim wa ahli silsilatihim wal akhidziina anhum syai’un
lillahi lahumul fatihah….
َ ْ ِ ْ ُ ْ ‫َ ْ ِ َ َو َ َ َ ِ َ َوا ُ ْ َ ذِ َ إ َ ا ِ َ َ َ َوا ّال َ َ ْ ِ ُ ْ َ ةُ ا ِ ِ ْ َ َو ُ َ ّ َ ا‬
ِ ِ ِ ِ
ِْ ‫ى ا‬ ْ ِ ّ َ ‫ َو‬,‫َ ْ ِ ا ْ َ ن‬ ْ ْ َ ‫َْ ا‬
ِْ ‫ى ا‬ ْ ِ ّ َ ‫َ َِْ ِ ا ن‬
ِ ِ ِ ِ‫ا‬ ِ ِ ِ
َ ْ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ ْ ْ َ ْ َْ
ِْ ‫ىا‬ ْ ِ ّ َ ‫ َو‬,‫َ ن‬
ِ ِ ِ ‫ و ِ ِ ى ا ِ إ ِدرِ ا‬,‫ِن‬
ْ ْ ّ ََ ‫ِ ِن ا‬ ِ ‫ِا ِ ِ ا‬
ْ ُْ َ ُْ‫ىا ْ َُ ا‬ ْ ِ ّ َ ‫ َو‬,‫َ ْ ِ ا ِ ا ْ ُ ِ ْ َ ِ ْ َ ِ ا ْ ِ إ ْدر ْ َ ا ِ ْ ُ ْ َ َن‬
ِ ِ‫ا‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ِْ ِْ ‫ىا‬
َ ُ ْ
ْ ِ ّ َ ‫ َو‬, ْ َ ُ ‫ى ا ْ ِ َ ْ ِ ا َ ّ ْ َ ِ ا‬ ُ ْ ْ ِ ّ َ ‫ َو‬, ُ ْ ِ ُ ْ ‫َ ْ ِ ا ِ ا‬
ِ ِ ِِ ِ
َ َ َ ْ َ َْ ْ ْ ْ
ْ ِ ّ َ ‫ َو‬, ّ َ ‫اق َ ِ ْ َ ِ ا ْ ِ َ ْ ِ ا‬ ْ
ِ ْ ِ ْ ‫ب ِْ ِ ا‬ ‫ِ ا‬ ِ ‫ىا‬ ِ ِِ ‫ا ز‬
ُْ ِْ ‫ىا‬ َ ْ ِ ّ َ ‫ب َو‬ ْ
ْ َ ‫ى ا ْ ِ َ ْ ِ ا َ ْ َ َِْ ِ ا ْ ِ َ ُْ ا‬ ْ ِ ّ َ ‫ َو‬,‫اق‬ْ
ِ ِ ‫ا ز‬
ْ َُْْ َْ ْ ْ ِ ّ َ ‫ َو‬, ْ َ ‫َ ْ ا ْ ِ ْ ا ْ ِ َ ْ ِ ا‬
ِ ِ‫د‬ ‫ى ا ْ ِ ا َ رِ ِف ِ ِ ِ ا‬ ِ ٍ ِ ِ
ُ ‫ ا ْ َ ْ ُ ا ْ َ ْ ُ ا ِْر َ ن ا ْ َ ْ ُ ا‬, ْ ْ ‫ُ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َ ا ْ َ ُ ْ َ ْ ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ِ ‫ َوا ُ ُ ْ ِ ْ َو ُ ُ ْو‬, َ ُ ْ ُ ِ َ ُ ْ ِ‫َ ْ ُ ْد‬ َْ ْ َ َ
ِ ِ ِ ‫ِ ْ ِ ا ْ ِ ا َ رِ ِف ِ ِ ِ ا‬
َُ َْ ُ َُ َ ْ َ ْ َْ َ َ
ِ ‫َو َ ِ ْ ِ ِ ْ َوا ِ ِ ِ ِ ِ ْ َوا ِ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ ٌء ِ ِ ا‬
Syaikhina wa barakaatinaa wa ustaadzinaa ilaal lahi ta’ala
wad daalli alaihi umdatus salikiiina wa murabbiyal muriidiina
khalifatis sammani sayyidisy syakhi abdish shamad ibni abdir
rahmaani, wa sayyidisy syaikhi abdil kariim ibni
muhammadinis sammaani, wa sayyidisy syaikhi idriis ibni
28 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

utsmaana, wa sayyidisy syaikh abdil lahil muniiri khalifatisy


syaikhi idris ibni utsmaana , wa sayyidisy syaikhi
muhammadinil fudhail ibni abdillahil lahil muniiri, wa
sayyidisy syaikhi abdil ghaniyyi bni muhammadinil fudhaili,
wa sayyidisy syaikhi abdur razaaqi khalifatisy syaikhi abdil
ghaniyyi, wa sayyidisy syaikhi abdul wahhabi khalifatisy
syaikhi abdur raazaqi, wa sayyidisy syaikhi abdish shamadi
khalifatisy syaikhi abdul wahhabi, wa sayyidisy syaikhi abu
bakriin ibni fikhrin syaikhi abdish shamadi, wa sayyidisy
syaikhil aarifi billahi fathir rahmani Mahmud ibni
muhammadi yuusufa khalifatisy syaikhi abu bakriin ibni
fikhrin, al faqirul haqiiru irsan ibni abdur raufi khalifatisy
syaikhil aarifi billahi fathir rahmani Mahmud ibni
muhammadi yusuf. wa ushuulihim wa furuu’ihim wa talaa
miidzatihim wa ahli silsilatihim wal aakhidziina anhum
syai’un lillahi lahumul fatihah… َ
ْ ‫ِ َ ّ ي ا َّ ْ ا ّ ّ ْ ا‬ ُ َْ َ ْ ْ َ َ ُ َ َ ْ َْ َ َ ْ ُ َْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ف‬ ِ‫ِ ا ر‬ ‫ِ و ذِ ا‬ ‫ِ ِ أ ذِ ا‬
ْ
ُ ْ َ ِ ْ ‫ َو َ ْ ِ ا‬, ّ ‫ َو َ ْ ِ ا ْ ِ ا َ ْ َ َ ا َ َ ا‬, ْ ِ ‫ َو َ ِ ا َّ ْ ِ َ ْ ِ ا‬,‫ُ َ َ َ َن‬
ِِ ِ ِ
ْ
َ ْ ِ ِ ‫ِ ِ ِ ْ َوا‬ َ ْ ْ َ َ ْ َْ َ َ ُ
َ ْ ْ ُ َ ْ ْ ُ َ ُ ْ ْ
ُ ْ َ ْ ‫ا َْن‬
ِ ِ ‫ وا ِ ِ و و ِ ِ و ِ ِ ِ وا‬, ِ ِ ‫ِ ا‬ ِ ِ
َُ َْ ُ َُ َ
ِ ‫َ ْ ُ ْ ْ ٌء ِ ِ ا‬
Khalifati ustadzinal a’zhami wa mulaadzinaal afhamil arifu
billahi sayyidisy syaikhish shiddiiq ibni umar khana, wa
sayyidisy syaikhi sa’didiini, wa sayyidisy syaikhi ahmadal
ghazali, wa sayyidisy syaikhi abdur rahman ibni abdil mubiini,
wa ushuulihim wa furuu’ihim wa talaa miidzatihim wa ahli
silsilatihim wal aakhidziina anhum syai’un lillahi lahumul
fatihah…
َ َ َْ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ُ ْ َِ َ َ ْ َِ َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ َ َ ََ
‫و ِ او‬ ِ ِ َ ِ ‫ْ َو ِ َ ِ ِ َو‬ ِ ِ ‫ِ ون و ا ِ ِ و ا‬ ‫و‬
ُ
َُْ ََ ُ ْ َُ َ ُ ُْ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ َ
ْ ُ َ َ َ ‫َوا َ ْو َ ْ َ ُ ْ ان ا‬
‫و‬ ‫ِ ا ور‬ ٍِ ِ ِ

29 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

َ ْ َ َ َْ ُ ْ ََ َ ْ ََ
ِ ‫ةِ ا‬ ِ ‫ْ َ دِ ْ َ ا ِ ْ ِم َو َ َ َ َ ْ ِ َوا َ ِ ُ ِ ِ ِ ٍ َو ِ ُ ِ َ ا‬
ُ َْ َ َ ََ َُ َ َ ْ ُْ
. َ ِ ‫ٍ َ ا ُ ْ ِ َو َ َ ْ ٌء ِ ِ ُ ُ ا‬ ‫ا‬
Lanaa walakum yaa haadhiruna waliwaalidiikum wa
limasyaayikhinaa wa limasyaa yikhikum waliman aushaanaa
wa aushainaakum innal laha ta’ala yu’thii kulla saa’ilin
suklahu alaa maa yuriidul lahu warasuuluhu wa yahfazhu
’alainaa diinal isalaami wa yatawaffanaa alaihi wal jami’u
likulli niyyatin wanahtimu bihaa ilaa hadharatin nabiyl
musthafaa muhammadin shallal lahu alaihi wa sallama
syai’un lillahi lahumul faatihah.
Kemudian mengangkat tangan dan membaca doa ini:
ِْ َ َ ُ ‫َ ا‬ َُ َ ّ َ ّ ُ َ َ ُّ ََ َ َ ََ َ َ َ ْ َ َ َ َْ َ ُ َ
ٍ ِِ ِ ‫ِ و‬ ‫و‬ ‫ا‬ ِ ‫وا‬ ِ ِ ‫ا‬
ْ َ َ َ ْ َ َْ َ َ ًْ َ َ َ َ
ِ ‫َوا ِ ْ ا ُ َ َو ِ َا ِ ِ ْ َ َو ِ َ ِ ِ َ َو ِ ِ َ ا ِ َ ِ ا‬ ٍ ‫َ َوا َ َر‬
‫اض‬ ‫و‬
َْْ ْ ْ َْ َ ْ ْ َْ ْ ْ ْ ْ َْ ْ ْ َ ََ
ِ َ ‫ت ا َ ءِ ِ ُ ْ َوا‬
.‫ات‬ ِ ِ ُ ‫ت َوا ُ ِ ِ َوا‬ ِ َ ِ ُ ‫َو ِ َ ِ ْ ِ ا ُ ِ ِ َوا‬
َْْ َ ََ ْ ّ َ َ ّ َ َ ََ ََْ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ‫ا َ ُ ا ْ َ ْ ُد‬
ِ‫ِ ْ ِ ا ِ َ ء‬ ِ ‫ و ِ و‬. ‫وار ا ا‬ ِ ‫َوا‬ ِ
َ ْ ْ
ُ ْ ِ ‫ آ‬. َ ْ َ ‫َوا ْ ُ ْ َ ِ ْ َ َوا َ ْ ُ ِ ِ َر ّب ا‬
ِ ِ
Allahumma birahmatika ammanaa wakfinaa syarramaa
ahammanaa wa ala hubbika wa hubbi nabiyyika muhammadin
shallal lahu alaihi wa sallama jam’an tawaffanaa wa nata
radhin annaa wagfir, allahumma lanaa waliwaalidiinaa wa
limasyaayihinaa wali’ikhwaninaa fil lahi ta’ala walijamii’il
muslimiina wal muslimaati wal mu’miniina wal mu’minaatil
ahyaai minhum wal amwaati. Allahummas tajib duaa ’ana
waasyfi mardhaanaa warham amwaatana. Wasallim ala
jami’il ambiyaai wal mursaliina wal hamdu lillahi rabbil
‘alamiin. Aamiin.

30 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Kemudian engkau menahan nafasmu di bawah perut sambil


mengesakan Allah Ta’ala dan membaca Shalawat Nuqtah yang
di karang Syeikh kita Syeikh Samman Q.S.
ْ َ ُْ ََ ُ َُ َ ّ َ ََ ْ ّ َ َ ّ َ ُ َ
ِ َ ْ ِ ‫ْ ِ َو َ َ َ ِ دا ِ َة ِ ا ُ ُ ْدِ َو‬ ‫ّ ٍ َ ا‬ ِِ ِ ‫ِ و‬ ‫ا‬
َ َْ َ َ ْ َ ّ ُ َ َ َ َ ْ َ
ِ ‫تا‬ ِ ‫ِ ِ ذرة ِ ا ُ ُ ْدِ ءِ َ َا‬ ِ ‫ي‬ ْ ‫ات ا ر‬
ِ ِ ‫ا كِ َ ا ِ ا ُ ْدِ ا ِ ِ ا‬
َ َُْْ ََ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ ََ َْ َ ُ ُ َْ َ ُْ ْ
ِ ‫ا‬ ِ ِ ‫د‬ ‫ل‬ِ ‫ا‬ ‫د‬ ‫و‬ ‫ي‬ ِ ‫ا‬ ِ ِ ِ ‫ه‬ ِ ِ ‫وا‬ ِ ‫ا ِي‬
ْ ِ َ ُ َ ‫ت َذا ِ َ َو ْ َ ْز‬ َ ّ َ َ ً َ ْ ُ َ َ َ ّ ُ َ ْ َ ْ َُْ َ َْ ْ َ َ َََ َ ْ
ِ ِ ِ ِ ‫ةِ ا ِ ن‬ ِ ‫ا‬
ْ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ً ْ َ ََ َ ُْ َ
‫ْ ِ ا َ ِل ا ُ ِ ِق‬ ِ ِ ‫ة ِ أ ءِك و‬ ِ ِ ِ َ ‫رِك ن ِ أة ِ َ ِ ا‬
ُ َ ْ َ ْ َ‫ت َ ُ ِ ْ َ َ ٌ َ ْ ا‬ َ َ ُْ ْ َ ْ َ ْ َ ََ َ ُُْ
ِ ِ ‫َ ِِ ِ ِ ا‬ ‫ِ ْ ِ ا َ َا ِ ِ ا ِى‬ ‫ر‬
َْ َْ ْ ُ ْ َ ْ ‫َ َ َ ِط ُ ْ َ َو َ ْ َ ُ ْن َ َن ِ ْ َ ًح ِ ِ َا َ ِ ُ ّ َ ا‬ َ
ِ ‫ب ا‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ّ ُ َ َ ْ َ ََْ َ َ َ َ ْ ْ ْ َ
ِ ِ ُ ِ ِ ِ ِ ‫َو َ َ ِ َ دِك َوا ُ ِ ا ِى َ ِ ا‬ ِ ِ ‫ِا ا‬ ‫ا ّ ِ ّ ِا ِ ِ ا‬
َ ْ ًَ َ َ َْ ّ ُ َ ُ ْ ‫َوا َ ْ َ ِ َ َ ْ ُ ا‬ َ َْ ُ ْ َ َ ََ َ َ َ َ َ
ِ ‫ة‬ ِِ ‫ا‬ ِ ِ ‫ى‬ ِ ِ ِِ ‫ا‬ ِ ِ ِ ‫آ‬ ‫ِ و‬
َُ ُُ ُ ّ َ َْ َْ َ َ َ َ ًَ ْ ََ
‫ْ ِ َ ُ ْ ِ ِ َ ْ ِ ِ ْ ُ ِ ا ِ ِ ِ ُ َ ِ ا َارِ َ ِ َ ِ ِ َ ّ ِ ُ ِ َ ْ َ َ َو ّ ِ ُس‬
َ ِ ‫ْ َا‬ َ ْ ِ ِ ‫َ ا َ ْ َ َار َ َو ُ َ ّ ْ َ ا َ ْر َوا َ َ َو ُ َ ّ ُ َ َ َ ِ َ َ َ ْ َ َو َ َ َ َو َوا‬
ِِ ِ ِ ِ ِ
ّْ َْ ‫ِ ا‬ َ َ ْ َ ً َ
َ ‫ت ا َ َ َ ُ ْو‬ ْ ْ ْ َ ْ ْ ْ
َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ ْ
ِ ِ ‫ِم ا‬ ِ ٍ ِ َ ِ ُ ‫ت َوا ُ ِ ِ َوا‬ ِ ِ ُ ‫َوا ُ ِ ِ َوا‬
ََ ْ َْ َ َ ْ ََْ ًَْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ُّ َ ْ ُ ْ َْ َ َ َْ
ِ ِّ َ ‫ا‬ ٍ ِ ‫و‬ ‫ة‬
ٍ ِ ‫و‬ ٍ ِ ‫و‬ ٍ ‫و‬ ِ ِ ِ ‫ا‬ ‫و‬ ٍ
ْ ْ َ ْ َْ
. َ ِ َ ‫ا ِ َ َوآ ِ ِ َو َ ْ ِ ِ أ‬
Allahumma shalli sallim ala sayyidina muhammadin
shallallahu alaihi wa sallam nuqthati daa’iratil wujuudi wa
hiithati aflaaki muraaqisy syuhuudi alifidz dzaatis saari
sirruhaa fii dzarratil wujuudi haa’i hayawaatil ‘aalamil ladzi
minhu mabda ’uhu wa ilaihi maqarruhu miimi mulkikal ladzii
laa yudhaahaa wa daali daimuu miyyatikal lati laa tatanaaha
man azhhartahu min hadhratil hubbi fakaana munshatan
litajalliyyaati dzaatika wa abraztahu bika min nuurika fakaana
31 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

mir’atan lijamaalikal baahiri fii hadhrati asmaa’ika wa


shifaatika syamsil kamaalil musyriqi nuuruhaa ala jami’il
awaalimil ladzi kawwanta bihi jami’il mukawwinaati fakullum
minhaa qaa’imun man ajlastahu ala bisaathi qurbika wakhash
shashtahu bi’an kaana miftaahan lihizaanati hubbikal
mahbuubil a’zhamis sirrizh zhahiril mukattamil waasithati
bainaka wabaina ibaadika wa sullamil ladzi laa turaqqii illa
bihi fii musyahidi kamaa laa tika wa ala aalihi yanaabii’ul
haqaa’iqi wa ashhaabihi mashaabiihul huda likullil khalaa’iqi
shalatan minka alaihi maqbuulatan bika minna ladaihi taliiqu
bidzatihi tagmisunaa bihaa fii anwaari tajalliyaatihi
tuthahhiru biha quluubanaa watuqaddisu biha asraaranaa
waturaqqi biha arwaahanaa wa tu’ammimu barakaatihaa
alaina wa masyaayihinaa wawaalidinaa wa ikhwaaninaa wal
mukminiina wal mukminati wal muslimiina wal muslimati
ajma’in maqruunatan salaamin minka ilaa yaumid diini alfin
wa lakal hamdu minka fii kulli waqtin wahiinin madhruubatan
bi alfay shalatin wa tasliiman alaa sayyidil amiini wa aalihi
wa shahbihi ajma’ina.
Kemudian membaca:
ْ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َْ َ َ ٌ ََ ٌ َُ
(٧×) ِ َ َ ‫ت َ َ ا‬
ِ ْ َ َ َ ِ
Muhammadum basyarun laa kalbasyari bal huwa kalyaa quuti
bainal hajar 7x.
Kemudian di lanjutkan dengan bacaan:
َ َ ُُْ َ ّ َ ْ ْ ُُْ َ
ِ ‫اة‬ َ َ ْ ِ ِ ‫بأ ذ‬ ِ ‫ِن ا ِ ِ ر‬
َْ ‫ِ ِا ِِْ ا َ ِِْ ِ َ ا‬ ‫أ ذ‬
َ ْ ُ ُ َْ ْ َ ّ َ َ ُ ْ ُ ََ ْ َ ‫ا‬
. ‫ون‬ ‫ب ان‬ِ ‫ِ ِ وأ ذ ِ ر‬
Audzu billahis sami’il ‘aliimi minasy syaithanir rajiim rabbi
‘audzu bika min hamazaatisy syayaathini wa audzu bika rabbi
ayyahdhuruun.
32 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

َ
‫ٱ ِ ْ ِ ٰ ِ ِ َ ۡ ِم‬ ‫َ ٱ‬
ْ َ َۡ ّ َ ُ ۡ َۡ ‫ٱ ِ ٱ‬
ِ ٰ ‫بٱ‬ ِ ‫ر‬ ِ ِ ِ ‫ٱ ِٱ‬
َ ْ ِ ‫َ ٰ َط ٱ ۡ ُ ۡ َ ِ َ ِ َ ٰ َط ٱ‬ ّ َ ۡ ُ ْ َ ۡ َ ‫َك‬
ِ ‫ِ ٱِ ِ ٱ‬
َُُۡ ‫ٱ ّ ِ ِ إ ِ َك‬
َ ِّ َ ََ
‫ب ۡ ِ ۡ َو ٱ‬
ُ ۡ َۡ ۡ َ ۡ
‫ِٱ‬ َۡ َ َ ۡ َ َۡ
ِ ِ
Bismillahir rahmanir rahim. Alhamdulillahi rabbil 'alamin.
Arrahmanir rahim. Maliki yaumiddin.Iyyaka na'kbudu wa
iyyaka nasta'in. Ihdinassiratal mustaqim. Siratal lazina

ّ َ ‫ ُ ۡ أَ ُ ُذ‬. ِ ‫ٱ‬
an'amta'alaihim ghairil maghdubi 'alaihim waladdhalin. Amin.
َ
ِ ٰ ِ‫إ‬ ‫َ ِ ِ ٱ ِس‬ ‫ٱ ِس‬ ‫ب‬ِ ِ ِ ‫ٱ ِٱ‬
ۡ ۡ َ
‫ِي ُ َ ۡ ِ ُس ِ ُ ُ ورِ ٱ ِس‬ ‫اس ٱ َ ِس ٱ‬ ِ َ ۡ َ ‫ِّ ٱ‬ ِ ‫ٱ ِس‬
ۡ
‫ِ َ ٱ ِ ِ َوٱ ِس‬
Kemudian membaca surah yang di inginkannya seperti, atau
membaca surah Al-Mulk, Surah As-Sajadah di waktu Isya dan
Surah Yasin, Surah Al-Waqi’ah di waktu subuh. Kemudian di
tutup dengan bacaan:
َ ْ َْ َ َ ْ ُ ََ ْ ِ َ ْ ‫َ َ َق ا ُ ا‬
ِ ْ ِ َ ‫ ا ُ ا َ َ ِ ِ َو َ رِك‬, ُ ْ ِ ‫ُ َو َ َر ُ ْ ُ ا ِ ا‬
ْ َ ْ ّ َ ُ ْ َ ْ ‫ َوا‬.‫َ ا ْ َ َر‬ ْ َ ْ ‫ْ َ ا ْ َ ا ْ َ ْ َم ا‬ َ ْ ‫َو َ ْ َ ْ ُ ا َ ا‬
.َ ِ َ ‫ب ا‬
ِ ‫ِ ِر‬ ِ ِ ِ
Shadaqallahul azhiimus sattaaru wa balaga rasuluhun nabiyul
kariim. Allahumman faknaa bihi wa baarik lanaa fiihi
wanastagfirul lahal ‘azhiimal hayyal qayyuumal ‘aziizal
gaffar.
Kemudian berjabat tangan dengan orang yang hadir pada
majelis itu serta mengatakan:
َ َ ‫ا ُ َ َ ْ ِ َو‬ َ َُ ََ ُ َ
ٍ ‫ا‬
Shallalahu alaa muhammadin shallallahu alaihi wa sallam.

33 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
‫‪Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah‬‬

‫ة‬ ‫داه‬ ‫ورد‬


‫}‪{Wirid sesudah Shalat Fardhu‬‬
‫َ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ َْ ُا َاَْ‬ ‫َ‬
‫َ ا َ ا ْ ُم َوا ْ ُب ا ِ ْ ِ ×‪{٣‬‬ ‫ا ِ اِ َ اِ‬ ‫ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫}ا‬
‫َ َ ْ َ َ ُ‪ ُ َ ,‬ا ْ ُ ْ ُ َو َ ُ ا ْ َ ْ ُ ُ ْ َو ُ ْ ُ َو ُ َ َ َ ُ ّ َ ْ‬ ‫ْ َ هُ‬ ‫َ‬
‫ا ِ َ ا ِ ا ُ َو‬
‫َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫}‬
‫َ‬
‫ِ ْ ُ × ‪{١٠‬‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫}ا ُ ا ِ ْ ِ ْ ِ َ ا ر ِ × ‪{ ٧‬‬
‫ج‬ ‫دان‬ ‫د ن و‬
‫َ ِم َوا َ ْد ْ َ‬ ‫َ ّ ِ َ َر َ ِ‬ ‫ِم‪،‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ِم ْ َ ُ ْد ا‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ‬
‫ِم َو ِ ا‬
‫َ‬
‫ا ُ ا َ ا‬
‫َْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ََ َْ َ َ َ َََ َْ َ ََ ََ‬ ‫َْ َ َ َ َ‬
‫َ ِام‪.‬‬
‫ِل وا ِ‬ ‫ذاا‬ ‫ِم‪ ،‬ر ر و‬ ‫دارا‬ ‫ا‬
‫َ ّ َۡ َ‬ ‫ۡ‬ ‫َ ُ‬
‫ب ٱ ٰ ِ َ‪,‬‬ ‫ِ ِر ِ‬
‫ٱ ِ ‪،‬ٱ َۡ ُ‬
‫ِ‬ ‫ٱ ِٱ‬ ‫ا ُ ْذ ِ ِ ِ َ ا ْ َ ِن ا ِ ْ ِ ‪.‬‬
‫ۡ‬ ‫ۡ َ‬ ‫َ‬ ‫ٱ ِ ‪ِ ۡ َ ِ ِ ٰ َ ,‬م ٱ ّ ِ ‪ ,‬إ َك َ ۡ ُ ُ‬
‫َك ۡ َ ِ ُ ‪ ,‬ٱ ِ ٱ ّ ِ َ ٰ َط ٱ ُ ۡ َ ِ َ ‪,‬‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٱ‬
‫ّ َ َٰ ُ ُ ۡ َٰ ‪ٓ ٞ َ ٞ‬‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َ ۡ َ ۡ َ َ َۡ ۡ َ ۡ َۡ ۡ ُ‬ ‫َ‬
‫إِ ٰ ِ ۖ‬ ‫ب ۡ ِ ۡ َو ٱ ِ ‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِٱ‬ ‫ِ‬ ‫ِ َ ٰ َط ٱ ِ‬
‫ۡ‬
‫إ َ ٰ َ إ ُ َ ٱ ۡ َ ٰ ُ ٱ ِ ُ ‪ .‬ٱ ُ َ ٓ إ َ ٰ َ إ ُ َ ٱ ۡ َ ٱ ۡ َ ُم ۚ َ َ ُ ُ هُۥ ِ َ ‪َ ٞ‬و َ َ ۡم‪ ۚ ٞ‬ۥُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬
‫ۡذ ِ ِۦ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ ۡ ِ ۡ‬ ‫َ‬ ‫ت َو َ ٱ ِض َ َذا ٱ ِي َ ۡ َ ُ َ ُ ٓ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ هۥ إ ِ ِ ِ ۚ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٱ ٰ ٰ ِ‬
‫ََٰٰ َ ۡ َ َ‬ ‫َو َ َ ۡ َ ُ ۡ َو َ ُ ِ ُ َن َ ۡ ء ّ ِ ۡ ِ ۡ ِۦٓ إ َ َ ٓ َء َو ِ َ ُ ۡ ِ ُ‬
‫ۖ‬ ‫ض‬ ‫ٱ‬ ‫و‬ ‫ت‬ ‫ِ‬ ‫ٱ‬ ‫ۚ‬ ‫ِ ِ ِ‬ ‫ِ ٖ‬ ‫ۖ‬
‫ْ ْ َ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ۡ‬ ‫ُ ۡ‬ ‫َ َ ُ ۡ ُ‬
‫َو ُ ٔ دهُ ِ ُ َ ۚ َو َ ٱ َ ِ ٱ َ ِ ُ ‪ .‬آ َ َ ا ُ ل ِ َ ِل إ ِ ْ ِ ِ ر ّ ِ ِ َوا ُ ِ ُ ن ۚ‬
‫ِ َو َ َ َ ِ َو ُ ُ ِ َو ُر ُ ِ َ ُ َ ّ ُق َ ْ َ أ َ َ ّ ِ ر ُ ِ ۚ َو َ ُ ا َ ْ َ‬ ‫ُ آَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫َوأَ َ ْ َ ۖ ُ ْ َ ا َ َ َر َ َ ْ َ ا ْ َ ُ َ ُ َ ّ ِ ُ ا ُ َ ْ ً إ ُو ْ َ َ ۚ َ َ َ َ َ َ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ََْ َ َْ َ َ ْ َ َ َ َُ‬
‫ْ َ إِ ْ ً ا‬ ‫ِ‬ ‫ا ِ إِن ِ َ أ ْو أ َ ۚ َر َ َو‬ ‫ۗر‬ ‫ا‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫َ َ َ َ ُ َ ا ِ ْ َ ِ َ ْ ِ َ ۚ َر َ َو َ ّ ِ َ َ َ َ َ َ ِ ۖ َوا ْ ُ َ َوا ِ ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ار َ ْ َ ۚ أ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ا ْ َ ْ ِم ا ْ َ ِ َ ‪ َ َ .‬ٱ ُ ُ ۥ إ َ ٰ َ إ ُ َ‬
‫ٓ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َو ْ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪34 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i‬‬
‫‪Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah‬‬

‫ٱ ِّ َ ِ َ‬ ‫ۡ‬ ‫ُ ۡ‬ ‫َ ٓ َۢ ۡ ۡ َ ٓ إ َ ٰ َ‬ ‫َ َۡ َ َ ُ َُُْ ْ ۡ ۡ‬
‫َ ٱ َ ِ ُ ٱ َ ِ ُ ‪ .‬إِن‬ ‫إِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫وٱ ِ وأو ا ٱ ِ‬
‫ُء‬
‫ْ ََ ٓ‬
‫ِ‬
‫َ ََ ُٓ ََْ ُ ُۡ ۡ َ‬
‫ء و ِع ٱ‬
‫ۡ َ‬ ‫ُۡ‬
‫ِ ٱ‬
‫َٰ َ ۡ ُ ۡ ُ ۡ‬
‫ِ ٱ ِ‬ ‫ٱ ِ ٱ ۡ ۡ َ ٰ ُ ۗ‪ ُ ,‬ٱ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ َ‬ ‫َ َٰ ُ ّ َ ۡ َ ‪ُ ٞ‬‬ ‫ۡ‬
‫َ ََ ُٓ َ َ َُۡ َ‬ ‫ُ‬ ‫ٓ‬ ‫َ‬
‫َُ َ ْ َ‬
‫ِ ٱ ۡ ِ‬ ‫ءٖ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ء ۖ ِ ِك ٱ ۖ إ ِ‬ ‫ُء َو ِل‬ ‫و ِ‬
‫َ ُ‬ ‫َ ُۡ ُ َّۡ َ َ ۡ‬ ‫ٱ ۡ َو ُ ۡ ُج ٱ ۡ َ ِ َ ٱ َ ّ‬
‫ۡ‬ ‫َ َُ ُ َ َ‬
‫َ ِّ ۖ َو ۡ ُزق‬ ‫ِ و ِج ٱ ِ ِ ٱ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٱ رِ و ِ ٱ ر ِ‬
‫ب‪.‬‬ ‫َ‬ ‫َ ََ ُٓ َۡ‬
‫ء ِ ِ ِ ٖ‬
‫ُۥ‬
‫ََۡ َ ُ‬
‫و‬ ‫ٱ ِ ‪ َ ُ ۡ ُ ,‬ٱ ُ أَ َ ٌ ٱ ُ ٱ َ ُ َ ۡ َ‬
‫ِ ۡ َو َ ۡ ُ َ ۡ‬ ‫ٱ ِٱ‬
‫ِ‬
‫َ َ‬ ‫ْ ُۡ ُ ُ َ ّ َۡ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ ُ ًا أَ َ ُ‬
‫َ ّ‬ ‫َ َو ِ‬ ‫ِ َ ّ َ‬ ‫ٱ‬ ‫ب‬ ‫ذ‬ ‫أ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ِ‬ ‫ٱ‬ ‫ۢ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫‪,‬‬ ‫‪.‬‬
‫َ‬ ‫ٱ ُ َ ِ َو ِ َ ّ‬ ‫ۡ‬ ‫َ‬ ‫َ ِ إ َذا َو َ َ َو ِ َ ّ‬
‫ٱ ِ‬ ‫َ َ َ‪.‬‬ ‫َ ِ ٍ إِذا‬
‫ِ‬ ‫ِٱ ٰ ٰ ِ ِ‬ ‫ٍ ِ‬
‫َ ۡ‬ ‫َٰ‬ ‫ُ ُ َ ّ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫ْ ُ‬
‫ِّ ٱ َ ۡ َ ِ‬
‫اس‬ ‫ب ٱ ِس َ ِ ِ ٱ ِس إ ِ ِ ٱ ِس ِ‬ ‫أ ذ ِ ِ‬ ‫‪,‬ٱ ِ ِ‬ ‫ٱ‬
‫ۡ‬ ‫ۡ‬
‫ٱ ِ ِ‪,‬‬ ‫ٱ ِٱ‬ ‫ٱ َ ِس ٱ ِي ُ َ ۡ ِ ُس ِ ُ ُ ورِ ٱ ِس ِ َ ٱ ِ ِ َوٱ ِس‪.‬‬
‫َك َ ۡ َ ِ ْ ُ‬ ‫ٱ ِ ْ َ ٰ ِ ِ َ ۡ ِم ٱ ّ ِ إ َك َ ۡ ُ ُ‬ ‫َ ّ َۡ َ ْ‬
‫بٱ ٰ ِ َ ٱ‬ ‫ر‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٱ َۡ ۡ ُ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َۡ ۡ ََ‬ ‫ْ َ َۡ َ ۡ َ َ َۡ ۡ َ ۡ َۡ ۡ ُ‬ ‫َ‬ ‫ۡ‬ ‫ۡ َ‬
‫ِ و‬ ‫ب‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٱ‬ ‫ِ‬ ‫ٱِ ِ ٱ ّ ِ َ ٰ َط ٱ ُ ۡ ِ َ ِ َ ٰ َط ٱ ِ‬
‫ٱ ِّ َ ‪ .‬آ ِ ْ َ‬
‫ِ َ َد ِ َ ‪ َ ,‬ا ِ َ َ ا ِ ا ُ َو ْ َ هُ َ َ ْ َ َ ُ ‪ُ َ ,‬‬ ‫ا َ ُ ا َ ِ ّ َ َ ذِ ْ َك َو ُ ْ َك و ُ ْ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ َ ُ ْ َ ُ َ َُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ا ْ ُ ْ ُ َو َ ُ ا َ ْ ُ َو ُ َ‬ ‫ْ‬
‫ِ ْ ٍ ِ ْ ُ ‪ ,‬ا ِ َ ا ِ ا ُ َو ْ ُ ُ ا ِ ا ِ ه ا ِ و‬
‫َ‬ ‫َ َ َْ‬ ‫ُْ ْ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ ْ ُ َ‬
‫َو ُ ا َ ُءا َ َ ُ ‪ ,‬ا ِ َ ا ِ ا ُ ِ ِ َ ُ ا ّ ِ ْ َ َو ْ ِهَ ا ِ ُ ْون‪.‬‬ ‫ا‬
‫َْ َْ‬ ‫َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ّ َ َْ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َُ َ ُُْ َ َ ُْ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ن ر ِ ا ِ ِّ ا‬ ‫ا َا ِ َ ِ‬ ‫ه و‬ ‫ره‬ ‫ن‬
‫ا ْ َ َ ب ا ِ ِ َ َر ّ ُ ْ َ َن ا } ُ ْ َ َن ا ِ ‪َ َ ْ ُ {×٣٣‬ن ا ِ ا ْ َ ِ ْ ِ َو َ ْ ِ ه ِ َدا ً‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫َ ل َو ِ َ ِ ا ُ‬‫ْ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫َ ْ ً ا َ ْ ُ ِ ِ }ا َ ْ ُ ِ ِ ‪َ {×٣٣‬ر ا َ َ‬
‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ٍ‬ ‫ٍل و ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ُ ًَ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ة‬ ‫ا َ ُ }ا ُ ا َ ُ ‪ {×٣٣‬ا ُ ا َ ُ ِ ًا َوا َ ْ ُ ِ ِ ِ ًا َو ُ ْ َ ن ا ِ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ ْ ُ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ ُ َ َ َ ُ ّ‬ ‫َ َ َ َ‬
‫ِ‬ ‫ِو ِ و‬ ‫و ا‬ ‫‪ ،‬ا‬ ‫ِ‬ ‫َوا ِ ْ ‪ ,‬ا ِ َ ا ِ ا و ه‬

‫‪35 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i‬‬
‫‪Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah‬‬

‫َ ْ ٍء َ ِ ْ ُ ‪ .‬ا َ ُ َ َ ِ َ ِ َ ا َ ْ َ ْ َ َو َ ُ ْ ِ َ ِ َ َ َ ْ َ َو َ َراد ِ َ َ َ ْ َ َو َ َ ْ َ ُ‬
‫ََ‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ ّ ْ َ َ َ ُ َ ّ َ َ َ ّ َ ُ َ‬
‫ِك َو َر ُ ْ ِ ا ِ ِّ ا ِّ ِّ َو آ ِ ِ‬ ‫ٍ ْ ََ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ذا ا ِ ِ ا ‪ .‬ا‬
‫ّ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬
‫َو َ ْ ِ َو َ ر ْك َو َ ّ ِ ْ ُ َ ذَ َ َك ا ا ِ ُ ْو َن َو َ َ َ ْ ذِ َك ا َ ِ ْ َن َو َ ِ ْ َو َر ِ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬
‫َ ْ َ َدا ِ َ ا َ ْ َ ب َ ّ ِ َ َر ُ ْ ل ا ِ ا َ ْ َ ْ َ ‪ َ ُ ْ َ .‬ا ُ َو ِ ْ َ ا َ ِ ْ ُ ِ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫ا ُ ََ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َْ ْ‬ ‫ََْْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ َ ُ َ‬ ‫ْ‬
‫ُِ ا َ ا ِ ِ‬ ‫ا َ ْ ٰ َو ِ ْ َ ا ِ ْ َ َو َ ْل َو ة ا ِ ِ ِ ا َ ِ ِّ ا َ ِ ْ ِ ‪} .‬أ‬
‫×‪ َ },{٣‬ا َ ِ ْ ُ َ َ َ َ ِ ْ ُ َ َ ×‪ ,{٢‬ا َ ُ َ َ ِ ْ ُ َ َوا َ َ ْ ُ َ ْ َ ا َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫اِ َ اِ ا ُ اِ َ اِ ا ُ َ ْ ُ د‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬
‫اِ َ اِ ا ُ اِ َ اِ ا ُ َ ْ ُ د‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫َ َ‬
‫ا ِ َ ا ِ ا ُ ا ِ َ ا ِ ا ُ َ ْ ُ ْد‬
‫َ اِ َ َ اِ ا ُ َ اِ َ َ اِ ا ُ َ ِ ٌ‬
‫َ ا ِ َ َ ا ِ ا ُ َ ا ِ َ َ ا ِ ا ُ َدا ٌ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ َ َ َو ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ا ِ َ َ ا ِ ا ُ َ ّ ُ َ ُ َ ٌ َر ُ ْ ُل ا ِ َ ا ُ َ َ ْ ِ َو َ َ ِ َ َ ّ‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫َُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ٰ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ َ‬ ‫ت َو َ َ ْ َ َو َ ْ َ ُ ا ِن َء ا ُ َ َ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َُْ ُ‬
‫ِ ِ ا ِ و ِ ِ ِ ا ِ ِ ‪ .‬ا ِن ا و ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ َ َ ُ ْ َ ُّ ْ َ َ ْ َ َ ّ ُ ْ َ ْ ْ ً َ ُ َ ّ َ َ َ ّ َ‬ ‫ُ َ ْ َن َ َ ا ّ َ ا َ َ‬
‫ِِ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ِ‬ ‫و‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫آ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ِِ‬
‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ََْْ َ ْ‬ ‫َ َ َ ُ ُْ‬ ‫َُ َ َ ّ ْ َ َ َ ُ ََ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُّ‬
‫ِ ِ‬ ‫‪.‬و‬ ‫ِر لا ِا‬ ‫ِ ا‬ ‫رك و‬ ‫ٍ و ِ ور ِ ا‬
‫َ ْ َ ْ‬
‫ب ا َ ِ َ ‪.‬ا ِ َ ‪.‬‬ ‫َ ّ‬
‫ر ِ‬
‫ج‬ ‫دا‬ ‫د ء‪,‬د‬ ‫د ء‪,‬‬
‫َ‬ ‫َُ‬ ‫َْ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫ََْْ‬
‫َ ا َ ا ْ ُم َوا ْ ُب ا ِ ْ ِ ×‪{٣‬‬ ‫ْ ِ ا ِ اِ َ اِ‬ ‫ُِا َا ِ‬ ‫}ا‬
‫َ‬
‫ُ ُ ْ ِ ُ ْن‬
‫َ‬ ‫ا ُ َ َو ْ َ هُ َ َ ْ َ َ ُ ا ِ َ ً وا ِ ً ا و َر ً َ ِ ً ا و َ ْ ُ‬ ‫َْ َْ َ َ‬
‫}ا َ ُ ان ا ِ َ ا ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ ُ ْ َ َ َُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ِ َ ‪...‬‬ ‫ٌ َ ا ُ ْ ِ َو َ َ ْ ٌ ِ ِ ا‬ ‫ِِا‬ ‫×‪ {٤‬ا ِ َ َ ة ِ ا‬
‫ج‪:‬‬ ‫دا‬ ‫‪,‬د‬ ‫وا‬ ‫د ن د ء‬

‫‪36 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i‬‬
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

ْ ُ ُ ‫ُ َ َا ُ َ َا‬ َ ْ ُْ َ َْ ْ ُ ْ ِ ‫}ا َ ْ َ ْ ِ ُ ا َ ْ َو‬


ِ ِ ِ ِ ‫{} َ ا‬١١× ‫ت‬ ِ ِ ‫ِ ِ وا‬ ِ
ََ َ َ َ ِ ‫ُ َ ٌ َر ُ ْ ُل ا‬ ََ َ ْ
ِ ِ ‫ا ُ َ ْ ِ َو َ و آ‬ {٣× ُ ‫ا‬ ِ ‫ {} ا ِ ا‬٥× ِ َ ِ َ ‫ا‬
ُّ
ِ َ َ ْ ‫ا ْ َ ا ِ َ َ ْ ِم ا‬ َ ْ َ َ ‫َ ِ ٌ ِ ْ َ ْ ِم‬ ُ َ َ ْ َ ‫َو َ ا‬ َ ‫َ َ َد َ َ َ ْ َ َ َر‬
ِ ِ ِ
َ ‫َ َ َد‬ ََ َ َ َْ ُّ ْ ُ َُ ُ َ َ َ ََْ َْ ْ َ ََْ َ َِْ
ٍ ‫ٍو‬ ِ ِ ِ ‫ٌ َر ُ ْ ل ا‬ ‫ا‬ ِ‫َ ة } اِ َ ا‬ ‫مو ٍ ِ ا‬
ْ
{٣× ِ ‫َو ِ َ ُ ِ ُ ا‬

Silsilah Thareqat Khalwatiyah Samman


Rahasia Thareqat Khalwatiyah Samman ini di wahyukan oleh Allah Ta’ala
dengan perantaraan Malaikat Jibril A.s kepada.
1. Sayyidina wa Maulana Muhammad Saw.Sayyidil Alamin, kemudian
kepada
2. Amirul mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhaha,
kemudian kepada
3. Sayyidi As-Syeikh Hasan Al-Bashri, kemudian kepada
4. Sayyidi As-Syeikh Habib al-Ajami, kemudian kepada
5. Sayyidi As-Syeikh Daud At-Tha'I, kemudian kepada
6. Sayyidi As-Syeikh Ma'ruf al-Karkhi, kemudian kepada
7. Sayyidi As-Syeikh As Surri As-Saqati, kemudian kepada
8. Sayyidi As-Syeikh Junaid Al-Baghdadi, kemudian kepada
9. Sayyidi As-Syeikh Mamsyad Ad-Dainawari, kemudian kepada
10. Sayyidi As-Syeikh Muhammad Ad-Dainawari, kemudian kepada
11. Sayyidi As-Syeikh Muhammad Al-Bakri, kemudian kepada
12. Sayyidi As-Syeikh Wajihuddin Al-Qadhi, kemudian kepada
13. Sayyidi As-Syeikh Umar Al-Bakri, kemudian kepada
14. Sayyidi As-Syeikh Abi An-Najib As Suhrawardi, kemudian kepada
15. Sayyidi As-Syeikh Quthubuddin Al-Abhari, kemudian kepada
16. Sayyidi As-Syeikh Rukniddin Muhammad As-Sinjasi, kemudian kepada
17. Sayyidi As-Syeikh Syihabuddin At-Tibrizi, kemudian kepada
18. Sayyidi As-Syeikh Jamaluddin Al-Azhari, kemudian kepada
19. Sayyidi As-Syeikh Abi Ishaq Ibrahim Az-Zahid Al-Kailani (Ibrahim bin
Adham), kemudian kepada
20. Sayyidi As-Syeikh Akha Muhammad Al-Bilisi, kemudian kepada
37 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

21. Sayyidi As-Syeikh Pir Umar Al-Khalwati, kemudian kepada


22. Sayyidi As-Syeikh Muhammad Miram Al-Khalwati, kemudian kepada
23. Sayyidi As-Syeikh Izzuddin, kemudian kepada
24. Sayyidi As-Syeikh Pir Muhammad Shadruddin, kemudian kepada
25. Sayyidi As-Syeikh Abi Zakariya Asy-Syarwani Al-Bakuwi, kemudian
kepada
26. Sayyidi As-Syeikh Pir Muhammad Al-Arzanjani, kemudian kepada
27. Sayyidi As-Syeikh Jalabi Sulthanul Aqsira-i Jamal Al-Khalwati, kemudian
kepada
28. Sayyidi As-Syeikh Khairuddin At-Tuqadi, kemudian kepada
29. Sayyidi As-Syeikh Sya'ban Afandi Al-Qashthumuni, kemudian kepada
30. Sayyidi As-Syeikh Muhyiddin Al-Qashthumumi, kemudian kepada
31. Sayyidi As-Syeikh Umar Al-Fuadi, kemudian kepada
32. Sayyidi As-Syeikh Isma'il Al-Jurumi, kemudian kepada
33. Sayyidi As-Syeikh Ali Afandi Qurrahbash, kemudian kepada
34. Sayyidi As-Syeikh Musthafa Afandi Al-Adrannawi, kemudian kepada
35. Al imam Al Jalil Sayyidi As-Syeikh Abdul Latif , kemudian kepada
36. Sayyidi As-Syeikh Mushtafa Al-Bakri ibn kamaluddin, kemudian kepada
37. Sayyidi As-Syeikh Muhammad ibn Abdul Karim As-Samman Al-Qadiri Al-
Khalwati Al-Madini, kemudian kepada
38. Sayyidi As-Syeikh Muhammad Shaddiq ibn Umar Khan Al-Madani,
kemudian kepada
39. Sayyidi As-Syeikh Al-Hajj Idris bin Utsman, kemudian kepada
40. Sayyidi As-Syeikh Abdillah Al-Munir Syamsul Arifin (arung ujung baso
bukakka), kemudian kepada anaknya
41. Sayyidi As-Syeikh Muhammad Fudhail Tajul Khalwati (lalo pananrang
dea sehe daeng massese), kemudian kepada
42. Sayyidi As-Syeikh Abdul Ghani Tajul Arifin (andi mangngaweang petta
bani), kemudian kepada keponakannya
43. Sayyidi As-Syeikh Abdus Shamad Asadullah Al-Mas-uli (andi pallajareng
petta rukka), kemudian kepada
44. Sayyidi As-Syeikh Abu Bakri ibn Fihrin Tajul Khalwati Al-Makassari
(puang labbang), kemudian kepada
45. Sayyidi As-Syeikh Al Arifi Billahi Al Hajji Mahmud bin Muhammad Yusuf
bin Muhammad Jakfar bin Muhammad Husain al-Bugisi r.a.(Puang
Sehe), kemudian kepada

38 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

46. Al-Faqir Irsan bin Abdul Rauf bin Ibrahim bin abdul Rauf Al-Makasary
(Daeng Mangngerang)
47. Dan seterusnya kepada siapa saja yang di kehendaki Allah Ta’ala sampai
akhir zaman.
ُ ُ َْ َ َْ
‫ِِ و‬
ْ ْ ُ ْ ُ َْ ُ
‫َرةُ ا ْ َب َو ِل ا َ ِ َ ذِ ِ ا‬
َ َْ
ِِ ‫ا‬ ُ ْ ِ‫ذ‬
َْ ُ َ َ ُ َََْ
{ْ ِ ‫}رواه ا‬ ‫ا‬
“menyebut nama orang-orang saleh adalah penghapus dosa,
dan di saat menyebut nama orang-orang saleh rahmat turun
dan mendapat berkah.” (HR Addailami)
Abu Sa’id Muhammad Al-Khadimiy berkata, “Barangsiapa
membaca silsilah para masyaikh setelah khatam Khawajikan,
ketika talqin zikir, ketika akan memulai zikir, dan setelah
menyempurnakan wirid, maka akan tercapai baginya
peningkatan (maqam) dan mukasyafah. Dan salik membaca
silsilah itu untuk menghilangkan duka, kesedihan, dan
kegelisahan, memudahkan tercapainya keinginan, memenuhi
hajat kebutuhan, dan menyembuhkan orang yang sakit, dan
(silsilah itu juga bisa bermanfaat) jika ditulis dan dibawa
(Tanwir al-Qulub, h. 539).

39 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i
Zawiyah Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah

Ijazah

Dengan senantiasa mengharap Ridho, Rahmat dan Barakah


Allah Ta’ala saya Al Faqir Ilallahi Ta’ala Irsan Daeng meng-
Ijazah-kan kitab dan amalan ini kepada saudara:
Nama :

Tempat & lahir :

Alamat :

Tanggal Ba’iat :

Dan telah berbai’at dan menerima talqin Tarekat Khalwatiyah


Sammaniyah dari Al Faqir Irsan bin Abdul Rauf al Makasary
Dengan senantiasa memohon berkat Rasulullah SAW,
Berkat Saiyidi Syeikh Muhammad bin Syeikh Abdul Karim
As-Samman Al-Qadiri Al-Khalwaty al-Madani q.s yang
bermakam di Baqi’ dan Berkat seluruh Masyaikh silsilah
Thareqat Khalwatiyah Sammaniyah moga Allah Ta’ala
mengumpulkan kita sekeluarga di dalam golongan orang yang
saleh serta di berikan Khusnul Khatimah. Aamiin .
Maros :
Yang memberi izin dan ijazah

Al Faqir Irsan bin Andul Rauf Daeng


Mangngerang al Makasary

40 | A l - F a q i r I r s a n D a e n g M a n g n g e r a n g A l - M a k a s a r i

Anda mungkin juga menyukai