Anda di halaman 1dari 8

Nama : Najwa Qorinah M.

N
NIM : 050420863
Prodi : Manajemen Ekonomi
Mata Kuliah : Agama Islam

1. Pemahaman yang benar dan kuat tentang konsep-konsep fundamental Islam, seperti
keesaan Allah, risalah (kenabian), malaikat, kitab-kitab Allah, hari kiamat, dan takdir,
menjadi landasan dari pembenaran dalam hati.

Pembenaran dalam hati juga mencakup rasa takut dan cinta kepada Allah, serta
kesadaran akan kebesaran-Nya.

 Pembenaran dalam hati, pada dasarnya adalah dalam hati karna ini mencangkup
keyakinan yang kuat dan tulus, dalam hati bahwa allah adalah satu satunya tuhan
yang berhak di sembah dan dibuktikan bahwa ajarannya adalah kebenaran mutlak

Pembenaran dalam hati adalah inti dari iman dan menjadi landasan bagi Tindakan
dan pengakuan imanyang lebih lanjut.

 ikrar dengan lisan mencerminkan langkah berikutnya dalam ekspresi iman, setelah
pembenaran dalam hati terbentuk, seorang muslim diharapkan untuk
mengungkapkan iman mereka dengan lisan ikrar ini umumnya dikenal sebagai dua
syahadat, yaitu Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasulullah dua syahadat ini
merupakan inti dari ikrar seorang muslim terhadap prinsip-prinsip dasar agama
Islam.

Syahadat Tauhid menyatakan bahwa tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah,
yang Maha Esa, Ini mencerminkan pemahaman bahwa keesaan Allah adalah dasar
dari keimanan sementara syahadat Rasulullah menyatakan bahwa Muhammad
adalah utusan Allah, menegaskan bahwa petunjuk hidup harus diambil dari wahyu
yang diterima oleh Rasulullah Ikrar dengan lisan bukan hanya merupakan pernyataan
verbal belaka; itu juga menunjukkan komitmen seorang muslim untuk hidup sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam yang diikrarkan.

 Pembuktian melalui perbuatan adalah tindakan nyata yang mencerminkan


keyakinan dan pengakuan iman seseorang. Ini melibatkan mengamalkan ajaran
agama dalam kehidupan sehari-hari dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan

prinsip-prinsip iman.
Pembuktian melalui perbuatan adalah cara untuk menunjukkan kepada dunia bahwa
iman seseorang bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi juga tercermin dalam
tindakan dan perilaku yang baik.
Ketiga aspek ini saling melengkapi dan saling memperkuat satu sama lain. Pembenaran
dalam hati adalah dari iman, tetapi tanpa ikrar dengan lisan, keyakinan tersebut mungkin
tidak terungkap secara jelas kepada orang lain. Begitu juga, tanpa pembuktian melalui
perbuatan, keyakinan dan pengakuan iman hanya akan menjadi kata-kata kosong tanpa
dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. bagaimana ciri ciri orang beriman, berikut ciri-cirinya:

A. Bila disebut nama Allah begetar hatinya

Ciri-ciri orang beriman surah al-Anfal ayat 2 ini menerangkan ketika disebut
nama Allah Swt, maka begetar hatinya. Allah Swt berfirman

‫ِإَّنَم ا ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن ٱَّلِذ يَن ِإَذ ا ُذ ِكَر ٱُهَّلل َو ِج َلْت ُقُلوُبُهْم َو ِإَذ ا ُتِلَيْت َع َلْيِهْم َء اَٰي ُت ۥُه َز اَد ْتُهْم ِإيَٰم ًنا َو َع َلٰى َر ِّبِهْم َيَتَو َّك ُلوَن‬

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.”

B. Selalu bertaubat, Sesungguhnya setiap orang memiliki salah yang tidak diketahui
ada salah yang diketahui. Tentunya, dalam hal ini sebaik-baik orang yang
bersalah atau berdosa yakni kembali kepada Allah dengan cara taubat.

Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah An-Nur ayat 31:

‫َو ُتوُبٓو ۟ا ِإَلى ٱِهَّلل َجِم يًعا َأُّيَه ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬

Artinya: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

C. Senantiasa beribadah, Sungguh Allah Swt telah memberikan nikmat yang banyak
kepada hambanya, oleh karena itu hendaknya senantiasa mengabdikan diri dan
beribadah kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱْر َك ُعو۟ا َو ٱْسُجُدو۟ا َو ٱْع ُبُدو۟ا َر َّبُك ْم َو ٱْفَع ُلو۟ا ٱْلَخْيَر َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”
(QS. Al-Hajj: 77)
D. Berzikir atau memuji Allah Swt

Allah Swt berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 41:

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱْذ ُك ُرو۟ا ٱَهَّلل ِذ ْك ًرا َك ِثيًرا‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)


Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab: 41).

E. Sabar, menjadi salah satu ciri ciri orang beriman, Allah Swt berfirman dalam
surah Al-Baqarah ayat 153:
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ٱْسَتِع يُنو۟ا ِبٱلَّصْبِر َو ٱلَّص َلٰو ِةۚ ِإَّن ٱَهَّلل َم َع ٱلَّٰص ِبِريَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153).

F. Besyukur, Setelah sabar orang yang beriman itu senantiasa bersyukur, hal ini
sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152:

‫۟ا‬
‫َفٱْذ ُك ُروِنٓى َأْذ ُك ْر ُك ْم َو ٱْشُك ُرو ِلى َو اَل َتْكُفُروِن‬

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
(QS. Al-Baqarah: 152)

G. Memulyakan anak yatim


Allah Swt berfirman dalam surah An-Nisaa ayat 36:

‫َو اْع ُبُدوا َهّٰللا َو اَل ُتْش ِرُك ْو ا ِبٖه َش ْئًـا َّو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح َس اًنا َّو ِبِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَم ٰس ِكْيِن َو اْلَج اِر ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو اْلَج اِر‬
‫اْلُج ُنِب َو الَّصاِحِب ِباْلَج ْۢن ِب َو اْبِن الَّسِبْيِۙل َو َم ا َم َلَك ْت َاْيَم اُنُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب َم ْن َك اَن ُم ْخ َتااًل َفُخ ْو ًر ۙا‬

Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya


dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”
(QS. An-Nisaa: 36).

H. Menjauhkan diri dari hal sia-sia


Allah Swt berfirman:

‫َو اَّلِذ يَن ُهْم َع ِن الَّلْغ ِو ُم ْع ِر ُضوَن‬


Artinya: “dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang sia-sia.” (QS. Al-Mukminun 23: 3)
I . Membaca Al-Quran, Mendengarkan dan membacakan al-Quran termasuk ciri
ciri orang yang beriman. Sebab keutamaan mendengarkan bacaan Al-Quran akan
menambah iman kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

‫َو ِإَذ ا ُتِلَيْت َع َلْيِه ْم َء اَٰي ُت ۥُه َز اَد ْتُهْم ِإيَٰم ًنا‬

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka


(karenanya).” (QS. Al-Anfal: 2)

J. Beramal saleh, Hal ini diterangkan dalam firman Allah Quran surah
Al-Maidah ayat 9:
‫َو َعَد ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا َو َع ِم ُلو۟ا ٱلَّٰص ِلَٰح ِتۙ َلُهم َّم ْغ ِفَر ٌة َو َأْج ٌر َع ِظ يٌم‬

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang
beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Maidah: 9).
3. Surat Al-Mujadalah ayat 11 berisi tentang adab penuntut ilmu dalam majelis ilmu

3.
serta pentingnya menuntut ilmu karena orang-orang yang memiliki ilmu
pengetahuan akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Subhanahu wata’ala.

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحو۟ا ِفى ٱْلَم َٰج ِلِس َفٱْفَس ُحو۟ا َيْفَس ِح ٱُهَّلل َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل ٱنُشُز و۟ا َفٱنُشُز و۟ا َيْر َفِع ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ِم نُك ْم‬
‫َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتو۟ا ٱْلِع ْلَم َد َر َٰج ٍتۚ َو ٱُهَّلل ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah:
11).

Menurut tafsir as-Sadi oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, surat Al-Mujadalah ayat
11 menjelaskan tentang ajaran dari Allah untuk para hambaNya yang beriman ketika mereka
berada dalam majelis perkumpulan, yang sebagian dari mereka ada orang yang baru datang
meminta agar tempat duduk diperluas.

Termasuk bersopan santun dalam hal ini adalah dengan memberikan kelonggaran tempat
agar bisa diisi oleh orang-orang yang baru datang, bukan untuk mengganggu orang yang
telah ada di tempat tersebut. siapa pun yang memberi kelonggaran (memberi tempat), maka
akan diberi kelonggaran oleh Allah, siapa pun yang memberi keleluasaan pada saudaranya,
maka Allah akan memberinya keleluasaan.

"Dan apabila dikatakan, 'Berdirilah kamu'," artinya berdirilah dari tempat duduk kalian,
karena adanya suatu keperluan mendesak, "maka berdirilah," maksudnya segeralah berdiri
agar kemaslahatan tercapai, karena melaksanakan hal seperti ini termasuk bagian dari ilmu
dan iman. Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman berdasarkan ilmu
dan keimanan yang Allah berikan pada mereka.

"Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." Masing-masing diberi balasan
berdasarkan amalnya. Perbuatan baik akan dibalas baik dan perbuatan buruk akan dibalas
buruk.

Dalam riwayat Ibnu Abbas, juga disebutkan bahwa saat para ahli Badar datang dan
mengucap salam, salam mereka dijawab oleh kaum muslim dalam majelis ilmu tersebut
namun para ahli Badar ini dibiarkan berdiri, tidak diberi tempat untuk duduk di tempat dekat
Rasulullah SAW duduk. Melihat para sahabatnya ahli Badar berdiri, Rasulullah Shalallahu
'alai wassalam pun memerintahkan sebagian sahabat yang lain untuk berpindah dan
memberi tempat untuk ahli Badar. Mereka pun mematuhi perintah Rasulullah SAW. Akan
tetapi ada kaum munafik yang ikut di majelis ilmu itu berkata dan menuduh bahwa
Rasulullah SAW tidak adil karena mengutamakan sahabat ahli Badar dibanding mereka yang
sudah duduk lebih dahulu. Lantas turunlah ayat tersebut, untuk menjelaskan keutamaan
memberi kelapangan bagi orang dalam majelis ilmu dan memberi tempat duduk kepada ahli
badar.
4. Ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu menempati posisi yang tinggi dalam
ajaran Agama Islam. Seorang cendekiawan muslim dari Mesir Abbas Mahmud al-
Aqqad bahkan mengatakan, berpikir dalam rangka mencari kebenaran merupakan
bagian dari kewajiban Islam. Dan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim harus
selalu ditandai dengan peningkatan ilmu pengetahuan.

Al-Qur'an, sebagai kitab suci dalam agama Islam, memberikan apresiasi yang sangat
tinggi terhadap ilmu pengetahuan. dalam berbagai ayat, Al-Qur'an mendorong umat
Islam untuk mencari pengetahuan, memahami alam semesta, dan menggunakan akal
budi mereka untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah. sebagai hasilnya,
banyak kata yang terkait dengan ilmu dan pengetahuan muncul dalam Al-Qur'an, dan
beberapa di antaranya memiliki derivasi atau bentuk turunan yang menunjukkan
kesamaan makna dengan konsep ilmu dalam berbagai konteks.

 'Ilm (‫)علم‬: Kata dasar yang paling sering muncul dalam Al-Qur'an adalah "ilm" yang
secara harfiah berarti ilmu atau pengetahuan, ayat-ayat Al-Qur'an secara langsung
mendorong pencarian ilmu dan menegaskan keutamaan orang-orang yang memiliki
pengetahuan
 Alim (‫ )عليم‬: Merupakan bentuk terbitan dari kata "ilm."

Allah sering disebut sebagai "Al-'Alim" yang berarti Maha Mengetahui atau Maha
Tahu. penggunaan kata ini menunjukkan bahwa Allah adalah sumber pengetahuan
tertinggi dan Maha Mengerti segala sesuatu.

 Alam (‫ )عاَلم‬Kata ini berasal dari akar kata yang sama dengan "ilm" dan merujuk pada
dunia atau alam semesta. dalam Al-Qur'an, kata "alam" digunakan untuk
menunjukkan keindahan dan keragaman ciptaan Allah.
 Alamaat (‫)آالَم ات‬, Merupakan bentuk jamak dari kata "alama" yang berarti tanda atau
bukti. dalam beberapa ayat, kata ini digunakan untuk merujuk pada tanda-tanda
kebesaran Allah di alam semesta yang bisa dijadikan bahan kajian ilmiah.
 Hikmah (‫)حكمة‬, Kata "hikmah" digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada
kebijaksanaan, pengetahuan yang mendalam, atau kebijaksanaan yang diberikan
oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya, dalam Surah Al-Baqarah (2:269), Allah
berfirman,

“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barangsiapa diberi
hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebajikan yang banyak”

Derivasi:
• Hakim (‫)حاِك م‬, Merupakan bentuk turunan dari "hikmah" dan merujuk pada seseorang yang
bijaksana atau memiliki kebijaksanaan. dalam Al-Qur'an, Allah sering disebut sebagai "Al-
Hakim," yang berarti Maha Bijaksana.

• Hukm (‫)ُحكم‬, Kata ini berkaitan dengan pengertian hukum atau perintah. Dalam beberapa
konteks, kata "hukm" digunakan untuk merujuk pada hukum-hukum Allah yang terkandung
dalam Al-Qur'an.

 'Ilmu Kitab (‫)علم الكتاب‬, Istilah "ilmu kitab" muncul dalam beberapa ayat dan merujuk
pada pengetahuan yang terkandung dalam kitab-kitab suci Allah, termasuk Taurat, Injil,
dan Al-Qur'an.

5. Ayat yang menyebutkan bahwa manusia bisa lebih sesat atau buruk dari hewan
ternak terdapat dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 179. Berikut adalah ayat
tersebut beserta tafsirnya:
‫َو َلَقْد َذ َر ْأَنا ِلَجَهَّنَم َك ِثْيًرا ِّم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِۖس َلُهْم ُقُلْو ٌب اَّل َيْفَقُهْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم َاْع ُيٌن اَّل ُيْبِص ُرْو َن ِبَهۖا َو َلُهْم ٰا َذ اٌن اَّل َيْس َم ُعْو َن ِبَهۗا‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫ُاو ِٕىَك َك اَاْلْنَع اِم َبْل ُهْم َاَض ُّل ۗ ُاو ِٕىَك ُهُم اْلٰغ ِفُلْو َن‬

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan
manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."

(QS. Al-A'raf: 179)

 Tafsirannya adalah, bahwa Allah menciptakan banyak jin dan manusia yang akan masuk
ke dalam neraka Jahannam. Mereka memiliki hati, mata, dan telinga, tetapi tidak
memanfaatkannya dengan baik.

Mereka tidak menggunakan hati mereka untuk memahami ayat-ayat Allah, tidak
menggunakan mata mereka untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan tidak
menggunakan telinga mereka untuk mendengar ayat-ayat Allah. dalam hal ini, mereka
lebih buruk daripada binatang ternak, karena binatang ternak tidak memiliki akal dan
kemampuan untuk memahami ayat-ayat Allah.

Oleh karena itu, mereka yang lalai dan tidak memanfaatkan akal dan indera yang
diberikan oleh Allah akan menjadi lebih sesat dan buruk daripada binatang ternak,
kemudian Allah dalam ayat ini menguraikan apa yang tidak terperinci pada ayat-ayat
yang lampau tentang hal-hal yang menyebabkan terjerumusnya manusia ke dalam
kesesatan.

Allah menjelaskan banyak manusia menjadi isi neraka Jahanam seperti halnya mereka
yang masuk surga, sesuai dengan amalan mereka masing-masing

Anda mungkin juga menyukai