Anda di halaman 1dari 5

Zikir dan ketenangan hati

Hati yang belum dikosongkan dari masalah duniawi tidak dapat tenang mengingat Allah
sebagaimana seharusnya.Sejak dahulu sampai sekarang kegalauan hati merupakan salah satu
masalah terbesar yang menimpa kehidupan manusia. Efeknyapun sangat terasa dalam kehidupan
individu maupun sosial seseorang.
Sebaliknya, ketenangan merupakan sesuatu yang hilang secara tidak jelas dari kehidupan
manusia. Akibatnya, manusia mencari kemana saja untuk mendapatkannya. Narasi sangat
panjang akan dihasilkan bila kita ingin menuliskan tentang upaya manusia sepanjang sejarah
untuk menemukan ketenangan, baik dari jalan yang benar atau semu.

Ketenangan dan kegalauan memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan individu
maupun masyarakat yang berujung pada kebahagiaan dan kesengsaraan manusia. Hal ini tidak
bisa dilewati begitu saja. Itulah mengapa banyak buku ditulis dengan tema kegalauan hati dan
bagaimana solusinya guna meraih ketenangan batin.
 
Sejarah manusia penuh dengan adegan-adengan menyedihkan dimana manusia berusaha
menggapai segala sesuatu dan melangkahkan kaki pada setiap lembah dan menyerahkan dirinya
pada segala bentuk kecanduan demi mendapatkan ketenangan.
 
Tapi al-Quran hanya dengan satu kalimat pendek dan berisi menunjukkan jalan yang terpercaya
dan terdekat dan berfirman:
ّ
‫تطمئن القلوب‬ ‫أال بذكر هللا‬
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ra’d: 28) (Tafsir
Poin berikut ini juga harus menjadi perhatian, hati yang belum dikosongkan dari masalah
duniawi tidak dapat tenang dengan mengingat Allah sebagaimana seharusnya. Perlu proses untuk
meraih ketenangan bagi mereka yang masih mencintai dunia.
Sebagaimana dalam riwayat Rasulullah Saw disebutkan:
َ ُ‫فَإِنَّهُ َمن أقبَ َل إلَى هللاِ بِقَلبِ ِه َج َع َل هللاُ ق‬
‫لوب ال ِعبا ِد ُمنقا َدةً إلَی ِه بِال َم َو َّد ِة َوالرَّح َم ِة‬
Sesungguhnya orang yang menghadapkan hatinya kepada Allah, maka Allah akan menjadikan
hati orang-orang perhatian kepadanya dan ia menjadi tercinta dan tersanjung di sisi mereka.
Zikir apakah yang membuat seseorang merasa tenang?
Maksud dari ayat di atas yang menjelaskan bahwa mengingat Allah akan menjadikan hati tenang
bukan berarti hanya dengan menyebut nama-Nya, berkali-kali membaca tasbih, tahlil dan takbir,
lantas hati menjadi tenang. Tapi maksudnya adalah perhatian pada Allah, pada keagungan-Nya,
ilmu dan pengetahuan-Nya, kehadiran dan pengawasan-Nya sepenuh hati. Perhatian ini akan
menjadi permulaan bagi setiap orang untuk berusaha dan bergerak serta beraktivitas dalam
kehidupan sehari-hatinya dan menjadi benteng yang memisahkan dirinya dan dosa. Inilah
hakikat Zikir dimana pengarih dan keberkahannya telah dijelaskan dalam banyak riwayat. (Tafsir
Namuneh, jilid 10, hal 215)
Sebagaimana setelah menggunakan obat setelah digigit ular, seseorang akan merasakan
keselamatan dan kesehatan, jiwa juga demikian. Ia akan merasakan ketenangan dengan
mengingat Tuhan.

Macam-macam dzikir
Dalam A-Quran dan Hadist, disebutkan banyak macam dzikir yakni seperti dzikir dengan
menggunakan lidah, menggunakan fikiran, keyakinan serta berdzikir dengan perbuatan. Adapun
penjelasannya yaitu sebagai berikut:

Berdzikir Dengan Menggunakan Lidah


Maksud dari berdzikir dengan menggunakan lidah disini artinya dzikir dilakukan dengan
mengucapkan atau melafadzkan kalimat-kalimat dzikir, bisa dilakukan dengan suara yang
lantang (jahar) atau bisa pula secara samar (siri). Beberapa contoh kalimat dzikir yang telah
Rasulullah contohkan misalnya: Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wallahu
akbar, astaghfirullahal ‘adzim, laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim, laa ilaaha
illallah, muhammadar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Berdzikir Dengan Menggunakan Fikiran


Salah satu dzikir yang begitu tinggi nilainya dimata Allah yaitu dengan merenungkan ciptaan-
Nya. Karena selain dapat memberikan kemantapan terhadap iman, manfaatnya juga besar bagi
kehidupan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-Imran ayat 191 yang artinya:
“ Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘ Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.” (QS Ali-Imran [3] : 191)
Berdzikir Dengan Menggunakan Perasaan
Berdzikir tidak hanya dengan menggunakan lisan tetapi bisa juga dengan menggunakan perasaan
yaitu dengan cara selalu khusnudzan atau berbaik sangka terhadap Allah Ta’ala. Serta dengan
merasakan betapa indahnya rahmat yang telah Allah berikan. Dan hal yang harus selalu diingat
yaitu semua kebaikan datangnya dari Allah, sementara semua keburukan dan kesalahan
datangnya dari kita sebagai manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 79
yang artinya:

“ Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.”(QS An-Nisa : 79)

Berdzikir Dengan Keyakinan


Maksud dari berdzikir dengan keyakinan disini yaitu meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi
di dunia ini merupakan kehendak Allah Ta’ala. Berdzikir dengan meyakinkan diri hingga masuk
ke dalam lubuk hati ini merupakan tingkatan tertinggi di antara dzikir lainnya.

Dzikir Dengan Menggunakan Perbuatan


Dzikir ini diakukan dengan perbuatan yang senantiasa selalu bersikap patuh dan taat terhadap
semua peraturan Allah Ta’al, dalam hal ‘aqidah, ibadah dan mu’amalah. Sehingga dapat
menjauhkan dari segala perbuatan tercela dan akan selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
terpuji .
Manifestasi mengingat Allah
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw kepada Sayidina Ali as bersabda, “Hai Ali! Ada tiga hal
yang tidak bisa ditahan oleh umat ini dan tidak semua orang bisa menahannya.
1. Toleransi dengan saudara seagama dalam urusan harta.
2. Memberikan hak orang lain dari miliknya sendiri.
3. Mengingat Allah dalam segala kondisi yakni bukan hanya membaca Subhanallah,
Alhamdulillah, Allahu Akbar, tapi mengingat Allah ketika seseorang menghadapi sesuatu yang
haram dan ia takut kepada Allah dan meninggalkannya.”
Dalam riwayat lain Imam Ali as berkata, “Zikir ada dua macam; mengingat Allah saat
mendapatkan musibah dan menghadapinya dengan sabar dan yang lebih utama darinya adalah
mengingat Allah saat menghadapi hal-hal yang haram dan menjauhinya.” ((Tafsir Namuneh,
jilid 10, hal 216)
Penulis Majma al-Bayan juga menjelaskan tentang makna zikir bahwa Allah menjadikan
mengingat Allah sebagai penenang hati pada satu tempat dan di tempat lain menyebabkan rasa
takut di hati. Mengapa demikian, karena Zikir yang pertama mengingat pahala dan nikmat-Nya.
Ketika seseorang mengingat nikmat Allah, maka hatinya akan merasa tenang. Sementara zikir
yang menyebabkan hati seseorang merasa takut adalah ketika ia mengingat siksa dan kemarahan
Allah dan siapa saja yang mengingat hal ini, ia tidak akan merasa tenang. (al-Mizan, jilid 11, hal
545)
Zikir Untuk Mencapai Ketenangan
Disebutkan bahwa secara umum, mengingat Allah dengan segala bentuk akan menyebabkan
ketenangan hati. Selain itu membaca zikir berikut ini juga memiliki peran dalam mewujudkan
ketenangan:
‫ول َو ال ق َّوةَ إاّل باهللِ ال َعلِ ِّی ال َعظیم‬
َ ‫ما شا َء هللا ال َح‬
Mirza Mohammad Ashtiani dalam buku Hadiah Ahmadi menyebutkan:
“Allamah Thabathabai penulis tafsir al-Mizan mengatakan, “Untuk mendapatkan ketenangan
hati, letakkan tangan di dada dalam kondisi duduk dan berdiri, bacalah beberapa kali ayat 28
surat ar-Ra’d:
ِ ‫كر هللاِ اَال ب ِذ‬
‫كر هللا تَط َمئِنُ القلوب‬ ّ
ِ ‫الذینَ ا َمنوا وتَط َمئِ ُّن قُلوبُهُم ب ِذ‬
Ayat ini sangat berpengaruh dalam mewujudkan ketenangan hati. (Emi Nur Hayati)

Anda mungkin juga menyukai