NPM 1511031139
Star BPKP Batch 2
Tugas Teori Akuntansi
3. Pendekatan Etika
Dalam pendekatan ini, digunakan konsep kewajaran, keadilan pemilikan dan kebenaran. Menurut
Pattillo dalam Drs. Kusnadi HMA dkk (1986:38) menyatakan bahwa :
Standard dasarnya adalah pendekatan etis, metodenya adalah pemikiran logis dan masuk akal
sedangkan pengujian terakhir dari perumusannya terletak di dalam penerapannya terhadap dunia
nyata.
Secara singkat dimensi yang diutamakan dalam perumusan teori ini adalah dimensi etika. Dimana
etika memegang peranan dalam penerapan teori akuntansi.
4. Pendekatan Sosiologis
Dalam pendekatan ini yang menjadi perhatian dalam perumusan teori akuntansi adalah dampak social
dari teori akuntansi. Yang menjadi perhatian bukan hanya pemakai langsung akuntansi tetapi juga
masyarakat secara luas. Menurut konsep ini, prinsip akuntansi dinilai dari penerimaan dari seluruh
pihak terhadap laporan keuangan terutama yang melaporkan tentang dampak perusahaan terhadap
masyarakat.
5. Pendekatan ekonomi
Dalam merumuskan suatu teori akntansi menekankan pada pengendalian prilaku dari dari indicatorindikator makro ekonomi yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai pihak akuntansi.
6. Pendekatan non-Teoritis (Ahmad Riahi :1993:11-12)
Kita dapat membagi pendekatan ini menjadi pendekatan pragmatis (praksis) dan pendekatan
kekuasaan. Pendekatan pragmatis penyusunan teorinya ditandai dengan kesamaannya dengan dunia
nyata yang bermanfaat dalam artian bahwa solusinya bersifat praksis. Sedangkan pendekatan
kekuasaan digunakan oleh organisasi professional, yang terdiri atas penerbitan pernyataan sebagai
regulasi dari praktek akuntansi.
7. Pendekatan teori komunikasi
Menurut Norton H. Bedford dan Vahe Baladouni dalam Drs. Kusnadi H.M.A dkk (1986:43)
menyatakan bahwa ada suatu hubungan yang cukup menarik antara teori komunikasi dan teori
akuntansi. Mereka mengklaim bahwa akuntasi dapat ditinjau sebagai suatu system yang menyatu dari
sudut pandang komunikasi. Proses ini melibatkan penerapan informasi dengan memperhatikan jenis
perusahaan dan bagaimana seharusnya informasi di interpretasikan (dikomunikasikan) serta
melakukan seleksi terhadap metode komunikasi yang terbaik
Nomor 12 :
a) Seberapa penting bahwa pembuat standar setuju pada tujuan, konsep dan definisi sebelum
mereka mengembangkan kerangka konseptual akuntansi?
Merupakan hal yang sangat penting dan fundamental bahwasannya para penyusun standar,
mereka terlebih dahulu harus sepakat atas penetapan tujuan, konsep-konsep dan definisi-definisi
sebelum mereka mengembangkan kerangka konseptual akuntansi. Karena dalam menyusun
kerangka konseptual akuntansi, para penyusun standar harus memiliki tujuan yang sama
sehingga kerangka konseptual yang akan disusun tidak menyimpang dari tujuan yang telah
ditentukan dan disepakati bersama.
b) Seberapa pentingkah bahwasannya kerangka konseptual harus terlebih dahulu diterima secara
umum oleh para komunitas bisnis sebelum dikembangkan menjadi standar akuntansi?
Menurut saya, kerangka konseptual yang disusun tidak harus terlbih dahulu disetujui/diterima
oleh para komunitas bisnis, karena komunitas bisnis tidak semua ahli dalam bidang akuntansi,
namun pendapat dari komunitas bisnis atas kerangka konspetual akuntansi yang disusun tetap
diperlukan sebagai bahan masukan dan tanggapan-tanggapan atas kondisi penerapan akuntansi di
lapangan. Dan tetap saja para pelaku bisnis tidak memiliki kewenangan apakah harus setuju atau
tidak atas kerangka konseptual yang disusun. Para komunitas bisnis hanya berkewajiban
menerapkan standar akuntansi yang telah dibuat oleh organisasi yang kompeten dan ahli
dibidangnya.
c) Mengapa FASB dan IASB memerlukan kerangka konseptual umum?
FASB dan IASB telah memulai sebuah proyek konvergensi, untuk menghapus perbedaan antara
standar masing-masing dan untuk menyelaraskan agenda kerja mereka. Standar yang dihasilkan
oleh kedua badan harus mencerminkan prinsip-prinsip yang mendasari terkandung dalam
kerangka konseptual mereka. Misalnya, unsur-unsur laporan keuangan (aset, kewajiban, ekuitas,
pendapatan dan beban) didefinisikan dalam kerangka konseptual dan definisi ini digunakan
dalam standar. Jika IASB dan FASB memiliki perbedaan dalam kerangka kerja mereka, mereka
bisa mengalir melalui perbedaan standar mereka. Dengan demikian, kesepakatan tentang hal-hal
mendasar seperti definisi dan kriteria pengakuan dapat membantu papan untuk menghasilkan
standar harmonis
Nomor 13 :
Kelebihan dan kekurangan Rule-based Standars vs Principle Based standards:
Kelebihan Rule-based Standars :
Homogenitas. Karena memiliki sintaks yang seragam, makna dan interpretasi dari masingmasing aturan dapat dengan mudah dianalisis.
Kesederhanaan. Karena sintaks sederhana, mudah untuk memahami makna dari aturan. Ahli
domain seringkali dapat memahami aturan tanpa penerjemahan yang eksplisit. Aturan sehingga
dapat mendokumentasikan diri sampai batas yang baik.
Independensi. Ketika menambahkan pengetahuan yang baru tidak perlu khawatir tentang
dimana aturan itu akan ditambahkan, atau apakah ada interaksi dengan aturan lainnya. Secara
teori, setiap aturan adalah bagian independen dari pengetahuan tentang domain tersebut. Namun,
dalam prakteknya, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Modularitas. Independensi aturan mengarah ke modularitas dalam rule base. Prototipe sistem
dapat diciptakan cukup cepat dengan membuat beberapa aturan. Hal ini dapat ditingkatkan
dengan memodifikasi aturan berdasarkan kinerja dan menambahkan aturan baru.