Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN KE-40

ISTIDROJ : KARPET MERAH YANG BERUJUNG MALAPETAKA


Oleh : Drs. HN Taufiq, M.Ag

A. MENGENAL MAKNA “ISTIDROJ” ( PEMBIARAN / PEMBERIAN TANGGUH )


‫ َح َّد َثَنا ْحَيىَي ْبُن َغْياَل َن َق اَل َح َّد َثَنا ِر ْش ِديُن َيْع يِن اْبَن َس ْع ٍد َأُب و‬:١٦٦٧٣ ‫مس ند أمحد‬
‫ِم‬ ‫ِل‬ ‫ِج‬ ‫ِع‬
‫اَحْلَّج اِج اْلَم ْه ِر ُّي َعْن َحْر َم َل َة ْبِن ْم َر اَن الُّت يِّيِب َعْن ُعْق َب َة ْبِن ُمْس ٍم َعْن ُعْق َب َة ْبِن َع ا ٍر َعْن‬
‫الَّنِّيِب َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم َق اَل ِإَذا َر َأْيَت الَّل َه ُيْع ِط ي اْلَعْب َد ِم ْن ال ُّد ْنَيا َعَلى َمَعاِص يِه َم ا‬
‫َفَلَّم ا َنُس وا َم ا ُذِّك ُر وا‬: ‫ُيِح ُّب َفِإ َّنَم ا ُه َو اْس ِتْد َر اٌج َّمُث َتاَل َرُس وُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم‬
‫ٍء‬ ‫ِه‬
‫ِب َفَتْح َن ا َعَلْيِه ْم َأْبَو اَب ُك ِّل َش ْي َح َّتى ِإَذا َفِر ُح وا ِبَم ا ُأوُت وا َأَخ ْذ َناُه ْم َبْغَت ًة َف ِإ َذا ُه ْم‬
. ‫ُمْبِلُس وَن‬
Musnad Ahmad 16673: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ghailan dia berkata:
Telah menceritakan kepada kami Risydin -yakni Ibnu Sa'd Abul Hajjaj Al Mahari- dari
Harmalah bin Imran At Tujibi dari Uqbah bin Muslim dari Uqbah bin Amir dari Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika kalian melihat Allah memberikan dunia kepada
seorang hamba pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu
hanyalah merupakan istidroj." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
membacakan ayat: '(Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada
mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka: sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa
mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa) '. (Qs. Al
An'am: 44).

B. LATAR BELAKANG MUNCULNYA “ISTIDROJ”


1. Karena suka bermaksiat
‫ِص ِه ِح‬ ‫ِم‬ ‫ِط‬ ‫ِه‬
‫َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّل ُه َعَلْي َو َس َّلَم َق اَل ِإَذا َر َأْيَت الَّل َه ُيْع ي اْلَعْب َد ْن الُّد ْنَيا َعَلى َمَعا ي َم ا ُي ُّب َفِإ َّنَم ا ُه َو‬
‫ِت‬
‫اْس ْد َر اٌج‬
“Dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Jika kalian melihat Allah
memberikan dunia kepada seorang hamba pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai,
maka sesungguhnya itu hanyalah merupakan istidroj." (Musnad Ahmad 16673)

2. Karena mendustai ayat-ayat Allah swt ( Al-Qur’an)


﴿ ‫﴾ َو ُأْم ِلي ُهَلْم ِإَّن َك ْيِدي َم ِتٌني‬٤٤﴿ ‫َفَذ ْر يِن َو َم ن ُيَك ِّذ ُب َهِبَذ ا اَحْلِد يِث َس َنْس َتْد ِر ُجُه م ِّم ْن َحْيُث اَل َيْع َلُم وَن‬
﴾٤٥
“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan
perkataan ini (Al-Qur'an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke
arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui dan Aku memberi tangguh kepada
mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” (QS. Al-Qolam(68): 44)
﴾١٨٢﴿ ‫َو اَّلِذ يَن َك َّذ ُبوْا ِبآَياِتَنا َس َنْس َتْد ِر ُجُه م ِّم ْن َح ْيُث َال َيْع َلُم وَن‬

1
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka
dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”
(QS. Al-A’raf(7): 182)
3. Karena berprilaku munafiq
﴿ ‫َفَال ُتْع ِج ْب َك َأْم َو اُهُلْم َو َال َأْو َالُدُه ْم ِإَمَّنا ُيِر يُد الّل ُه ِلُيَع ِّذ َبُه م َهِبا يِف اَحْلَي اِة ال ُّد ْنَيا َو َتْز َه َق َأنُف ُس ُه ْم َو ُه ْم َك اِفُر وَن‬
﴾٥٥
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah
menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka
dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam
keadaan kafir.” (QS. At-Taubah(9): 55)

﴿ ‫َو َال ُتْع ِج ْب َك َأْم َو اُهُلْم َو َأْو َالُدُه ْم ِإَمَّنا ُيِر يُد الّل ُه َأن ُيَع ِّذ َبُه م َهِبا يِف الُّد ْنَيا َو َتْز َه َق َأنُفُس ُه ْم َو ُه ْم َك اِفُر وَن‬
﴾٨٥
“Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah
menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar
melayang nyawa mereka dalam keadaan kafir.” (QS. At-Taubah(9): 85)

C. PROSES “ISTIDROJ”
1. Mengalam hidup sengsara dan melarat ( karena mendustai rasul )
﴾٤٢﴿ ‫َو َلَقْد َأْر َس لَنا ِإىَل ُأَم ٍم ِّم ن َقْبِلَك َفَأَخ ْذ َناُه ْم ِباْلَبْأَس اء َو الَّض َّر اء َلَعَّلُه ْم َيَتَض َّر ُعوَن‬
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum kamu,
kemudian Kami siksa mereka (karena mendustai rasul tsb) dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk
merendahkan diri.” (QS. Al-An’am(6): 42)

2. Keras kepala dan tidak mau bertaubat sehingga dikuasai syaitan.


﴿ ‫َفَل ْو ال ِإْذ َج اءُه ْم َبْأُس َنا َتَض َّر ُعوْا َو َلـِكن َقَس ْت ُقُل وُبُه ْم َو َز َّيَن ُهَلُم الَّش ْيَطاُن َم ا َك اُنوْا َيْع َم ُل وَن‬
﴾٤٣
“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri
ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan ( keindahan ) apa yang
selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am(6): 43)

3. Tidak menyadari datangnya azab Allah karena hidup bersenang-senang dan bergembira
ria.
‫َفَلَّم ا َنُس وْا َم ا ُذِّك ُر وْا ِبِه َفَتْح َنا َعَلْيِه ْم َأْبَو اَب ُك ِّل َش ْي ٍء َح ىَّت ِإَذا َفِر ُح وْا َمِبا ُأوُتوْا َأَخ ْذ َناُه م َبْغَت ًة َف ِإَذا‬
﴾٤٤﴿ ‫ُه م ُّم ْبِلُس وَن‬
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila
mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS.Al-
An’am(6): 44)

2
‫ِإَّن الَّل َه ُي ْد ِخ ُل اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َو َعِم ُل وا الَّص اَحِلاِت َج َّن اٍت ْجَتِر ي ِم ن ْحَتِتَه ا اَأْلْنَه اُر َو اَّل ِذ يَن َكَف ُر وا‬
﴾١٢﴿ ‫َيَتَم َّتُعوَن َو َيْأُك ُلوَن َك َم ا َتْأُك ُل اَأْلْنَعاُم َو الَّناُر َم ْثًو ى َّلُه ْم‬
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang
kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-
binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad(47): 12)

﴾٣﴿ ‫َذْر ُه ْم َيْأُك ُلوْا َو َيَتَم َّتُعوْا َو ُيْلِهِه ُم اَألَم ُل َفَس ْو َف َيْع َلُم وَن‬
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-
angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” QS. Al-
Hijr(15): 3)

4. Dibinasakan oleh Allah swt sampai ke akar-akarnya


﴾٤٥﴿ ‫َفُقِط َع َداِبُر اْلَق ْو ِم اَّلِذ يَن َظَلُم وْا َو اَحْلْم ُد ِلّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم َني‬
“Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am(6): 45)

MUHASABAH ( EVALUASI DIRI )

Coba anda perhatikan ayat-ayat berikut ini, kemudian jawablah ; Apa yang harus anda pahami dan
bedakan dalam pilihan hidup ini ?
‫ِق‬ ‫ِع ِه‬ ‫ِة‬ ‫ٍء‬ ‫ِت‬
‫﴾ َأَفَم ن َو َع ْدَناُه‬٦٠﴿ ‫َو َم ا ُأو يُتم ِّم ن َش ْي َفَم َت اُع اَحْلَي ا الُّد ْنَيا َو ِز يَنُتَه ا َو َم ا ن َد الَّل َخ ْيٌر َو َأْبَق ى َأَفاَل َتْع ُل وَن‬
﴾٦١﴿ ‫َو ْع دًا َح َس نًا َفُه َو اَل ِقيِه َك َم ن َّم َّتْع َناُه َم َتاَع اَحْلَياِة الُّد ْنَيا َّمُث ُه َو َيْو َم اْلِق َياَم ِة ِم َن اْلُم ْح َض ِر يَن‬
060. Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan
perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah
kamu tidak memahaminya?
061. Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia
memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi;
kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)? (QS. Al-
Qashash(28): 60-61)

‫ٍث‬ ‫ِد‬ ‫ِل‬ ‫ِز‬ ‫ِع‬


‫اْع َلُم وا َأَمَّنا اَحْلَياُة الُّد ْنَيا َل ٌب َو ْهَلٌو َو يَنٌة َو َتَف اُخ ٌر َبْيَنُك ْم َو َتَك اُثٌر يِف اَأْلْم َو ا َو اَأْلْو اَل َك َم َثِل َغْي َأْع َج َب اْلُك َّفاَر‬
‫َنَباُتُه َّمُث َيِه يُج َفَتَر اُه ُمْص َف ّر ًا َّمُث َيُك وُن ُح َطامًا َو يِف اآْل ِخ َر ِة َعَذ اٌب َش ِد يٌد َو َم ْغِف َر ٌة ِّم َن الَّلِه َو ِر ْض َو اٌن َو َم ا اَحْلَياُة الُّد ْنَيا‬
﴾٢٠﴿ ‫ِإاَّل َم َتاُع اْلُغُر وِر‬
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan
anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada
azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu.”(QS. Al-Hadid(57): 20)

Anda mungkin juga menyukai