ۚ ٰي ۤس.1
Yā sīn.
Yā Sīn.
َو اْلُقْر ٰا ِن اْلَحِكْيِۙم.2
Wal-qur'ā nil-ḥ akīm(i).
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang,
agar engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek
moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai.
َلَقْد َح َّق اْلَقْو ُل َع ٰٓلى َاْك َثِر ِهْم َفُهْم اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن.7
Laqad ḥ aqqal-qaulu ‘alā akṡarihim fahum lā yu'minū n(a).
ِاَّنا َجَع ْلَنا ِفْٓي َاْع َناِقِهْم َاْغ ٰل اًل َفِهَي ِاَلى اَاْلْذ َقاِن َفُهْم ُّم ْقَم ُح ْو َن.8
Innā ja‘alnā fī a‘nā qihim aglā lan fa hiya ilal-ażqā ni fahum muqmaḥ ū n(a).
Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu (tangan mereka
yang terbelenggu diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
َو َجَع ْلَنا ِم ْۢن َبْيِن َاْيِد ْيِهْم َس ًّد ا َّو ِم ْن َخ ْلِفِهْم َس ًّد ا َفَاْغ َش ْيٰن ُهْم َفُهْم اَل.9
ُيْبِص ُر ْو َن
Wa ja‘alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyainā hum fahum
lā yubṣirū n(a).
Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami
menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.
َو َس َو ۤا ٌء َع َلْيِهْم َء َاْنَذ ْر َتُهْم َاْم َلْم ُتْنِذ ْر ُهْم اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن.10
Wa sawā 'un ‘alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minū n(a).
Sama saja bagi mereka, apakah engkau (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada
mereka atau tidak. Mereka (tetap) tidak akan beriman.
ِاَّنَم ا ُتْنِذ ُر َمِن اَّتَبَع الِّذ ْك َر َو َخ ِش َي الَّرْح ٰم َن ِباْلَغْيِۚب َفَبِّش ْر ُه ِبَم ْغ ِفَر ٍة.11
Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami (pulalah)
yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
(tinggalkan). Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh
Mahfuz).
َو اْض ِر ْب َلُهْم َّم َثاًل َاْص ٰح َب اْلَقْر َيِۘة ِاْذ َج ۤا َء َها اْلُم ْر َس ُلْو َۚن.13
Waḍ rib lahum maṡalan aṣḥ ā bal-qaryah(ti), iż jā 'ahal-mursalū n(a).
Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu
negeri, ketika para utusan datang kepada mereka,
ِاْذ َاْر َس ْلَنٓا ِاَلْيِهُم اْثَنْيِن َفَك َّذ ُبْو ُهَم ا َفَع َّزْز َنا ِبَثاِلٍث َفَقاُلْٓو ا ِاَّنٓا ِاَلْيُك ْم.14
(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka
mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga.
Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus
kepadamu.”
َقاُلْو ا َم ٓا َاْنُتْم ِااَّل َبَش ٌر ِّم ْثُلَنۙا َو َم ٓا َاْنَز َل الَّرْح ٰم ُن ِم ْن َش ْي ٍۙء ِاْن َاْنُتْم.15
Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami.
(Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu
hanyalah berdusta.”
Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-
benar para utusan(-Nya) kepadamu.
َقاُلْٓو ا ِاَّنا َتَطَّيْر َنا ِبُك ْۚم َلِٕىْن َّلْم َتْنَتُهْو ا َلَنْر ُج َم َّنُك ْم َو َلَيَم َّس َّنُك ْم ِّم َّنا َع َذ اٌب.18
َاِلْيٌم
Qā lū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum
minnā ‘ażā bun alīm(un).
Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu.
Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan
kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
َقاُلْو ا َطۤا ِٕىُر ُك ْم َّمَع ُك ْۗم َإِىْن ُذ ِّك ْر ُتْۗم َبْل َاْنُتْم َقْو ٌم ُّم ْس ِر ُفْو َن.19
Qā lū ṭā 'irukum ma‘akum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifū n(a).
Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri.
Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu
adalah kaum yang melampaui batas.”
َو َج ۤا َء ِم ْن َاْقَص ا اْلَم ِد ْيَنِة َر ُجٌل َّيْس ٰع ى َقاَل ٰيَقْو ِم اَّتِبُعوا اْلُم ْر َسِلْيَۙن.20
Wa jā 'a min aqṣal-madīnati rajuluy yas‘ā qā la yā qaumittabi‘ul-mursalīn(a).
Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai
kaumku, ikutilah para rasul itu!
اَّتِبُع ْو ا َم ْن اَّل َيْس َٔـُلُك ْم َاْج ًرا َّو ُهْم ُّم ْهَتُد ْو َن ۔.21
Ittabi‘ū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadū n(a).
Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan (dalam berdakwah) kepadamu. Mereka
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Apa (alasanku) untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya
kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
َء َاَّتِخ ُذ ِم ْن ُد ْو ِنٖٓه ٰا ِلَهًة ِاْن ُّيِر ْد ِن الَّرْح ٰم ُن ِبُضٍّر اَّل ُتْغ ِن َع ِّنْي.23
Sesungguhnya aku (jika berbuat) begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
ِقْيَل اْد ُخ ِل اْلَج َّنَةۗ َقاَل ٰي َلْيَت َقْو ِمْي َيْع َلُم ْو َۙن.26
Qīladkhulil-jannah(ta), qā la yā laita qaumī ya‘lamū n(a).
Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada
kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.
(Azab mereka) itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati.
ٰي َح ْس َر ًة َع َلى اْلِعَباِۚد َم ا َيْأِتْيِهْم ِّم ْن َّرُس ْو ٍل ِااَّل َك اُنْو ا ِبٖه َيْسَتْهِز ُءْو َن.30
Yā ḥ asratan ‘alal-‘ibā d(i), mā ya'tīhim mir rasū lin illā kā nū bihī yastahzi'ū n(a).
Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada
mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
َاَلْم َيَر ْو ا َك ْم َاْهَلْك َنا َقْبَلُهْم ِّم َن اْلُقُر ْو ِن َاَّنُهْم ِاَلْيِهْم اَل َيْر ِج ُع ْو َن.31
Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurū ni annahum ilaihim lā yarji‘ū n(a).
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami
binasakan. Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).
Tidak ada satu (umat) pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami (untuk
dihisab).
َو ٰا َيٌة َّلُهُم اَاْلْر ُض اْلَم ْيَتُةۖ َاْح َيْيٰن َها َو َاْخ َر ْج َنا ِم ْنَها َح ًّبا َفِم ْنُه َيْأُك ُلْو َن.33
Wa ā yatul lahumul-arḍ ul-maitah(tu), aḥ yainā hā wa akhrajnā minhā ḥ abban faminhu
ya'kulū n(a).
Suatu tanda (kekuasaan-Nya) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus lalu) Kami
menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari (biji-bijian) itu
mereka makan.
َو َجَع ْلَنا ِفْيَها َج ّٰن ٍت ِّم ْن َّنِخ ْيٍل َّو َاْع َناٍب َّو َفَّجْر َنا ِفْيَها ِم َن اْلُعُيْو ِۙن.34
Wa ja‘alnā fīhā jannā tim min nakhīliw wa a‘nā biw wa fajjarnā fīhā minal-‘uyū n(i).
Kami (juga) menjadikan padanya (bumi) kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami
memancarkan padanya beberapa mata air
ِلَيْأُك ُلْو ا ِم ْن َثَم ِر ٖۙه َو َم ا َع ِم َلْتُه َاْيِد ْيِهْم ۗ َاَفاَل َيْشُك ُر ْو َن.35
Liya'kulū min ṡamarihī wa mā ‘amilathu aidīhim, afalā yasykurū n(a).
agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa
mereka tidak bersyukur?
ُسْبٰح َن اَّلِذ ْي َخ َلَق اَاْلْز َو اَج ُك َّلَها ِمَّم ا ُتْۢن ِبُت اَاْلْر ُض َو ِم ْن َاْنُفِس ِهْم.36
Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.
َو ٰا َيٌة َّلُهُم اَّلْيُلۖ َنْس َلُخ ِم ْنُه الَّنَهاَر َفِاَذ ا ُهْم ُّم ْظِلُم ْو َۙن.37
Wa ā yatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahā ra fa'iżā hum muẓlimū n(a).
Suatu tanda juga (atas kekuasaan Allah) bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang
dari (malam) itu. Maka, seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan.
َو الَّش ْم ُس َتْج ِر ْي ِلُم ْسَتَقٍّر َّلَهاۗ ٰذ ِلَك َتْقِد ْيُر اْلَع ِز ْيِز اْلَعِلْيِۗم.38
Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā , żā lika taqdīrul-‘azīzil-‘alīm(i).
(Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di
tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha
Mengetahui.
(Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah
ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang
tua.
اَل الَّش ْم ُس َيْۢن َبِغْي َلَهٓا َاْن ُتْد ِر َك اْلَقَم َر َو اَل اَّلْيُل َس اِبُق الَّنَهاِر ۗ َو ُك ٌّل.40
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului
siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
َو ٰا َيٌة َّلُهْم َاَّنا َح َم ْلَنا ُذ ِّر َّيَتُهْم ِفى اْلُفْلِك اْلَم ْش ُح ْو ِۙن.41
Wa ā yatul lahum annā ḥ amalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥ ū n(i).
Suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan
mereka dalam kapal yang penuh muatan.
(Begitu juga) Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan (lain) yang mereka
kendarai.
َو ِاْن َّنَش ْأ ُنْغ ِر ْقُهْم َفاَل َص ِر ْيَخ َلُهْم َو اَل ُهْم ُيْنَقُذ ْو َۙن.43
Wa in nasya' nugriqhum falā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażū n(a).
Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada
penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan.
Akan tetapi, (Kami menyelamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan
untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu.
َو ِاَذ ا ِقْيَل َلُهُم اَّتُقْو ا َم ا َبْيَن َاْيِد ْيُك ْم َو َم ا َخ ْلَفُك ْم َلَع َّلُك ْم ُتْر َحُم ْو َن.45
Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum la‘allakum turḥ amū n(a).
Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan (siksa) yang ada di hadapanmu
(di dunia) dan azab yang ada di belakangmu (akhirat) agar kamu mendapat rahmat,”
(maka mereka berpaling).
َو َم ا َتْأِتْيِهْم ِّم ْن ٰا َيٍة ِّم ْن ٰا ٰي ِت َر ِّبِهْم ِااَّل َك اُنْو ا َع ْنَها ُم ْع ِرِض ْيَن.46
Wa mā ta'tīhim min ā yatim min ā yā ti rabbihim illā kā nū ‘anhā mu‘riḍ īn(a).
Tidak satu pun dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, kecuali
mereka berpaling darinya.
َو ِاَذ ا ِقْيَل َلُهْم َاْنِفُقْو ا ِمَّم ا َر َز َقُك ُم ُهّٰللاۙ َقاَل اَّلِذ ْيَن َك َفُر ْو ا ِلَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا.47
َاُنْطِعُم َم ْن َّلْو َيَش ۤا ُء ُهّٰللا َاْطَع َم ٓٗهۖ ِاْن َاْنُتْم ِااَّل ِفْي َض ٰل ٍل ُّم ِبْيٍن
Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullā h(u), qā lal-lażīna kafarū lil-lażīna
ā manū anuṭ‘imu mal lau yasyā 'ullā hu aṭ‘amah(ū ), in antum illā fī ḍ alā lim mubīn(in).
Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah
kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman,
“Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki,
Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Mereka berkata, “Kapankah janji (hari Kebangkitan) ini (terjadi) jika kamu orang-orang
benar?”
َم ا َيْنُظُر ْو َن ِااَّل َص ْيَح ًة َّو اِح َد ًة َتْأُخ ُذ ُهْم َو ُهْم َيِخ ِّص ُم ْو َن.49
Mā yanẓurū na illā ṣaiḥ ataw wā ḥ idatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimū n(a).
Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka
(sibuk) bertengkar (tentang urusan dunia).
ࣖ َفاَل َيْسَتِط ْيُع ْو َن َتْو ِص َيًة َّو ٓاَل ِآٰلى َاْهِلِهْم َيْر ِج ُع ْو َن.50
Falā yastaṭī‘ū na tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji‘ū n(a).
Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada
keluarganya.
َو ُنِفَخ ِفى الُّص ْو ِر َفِاَذ ا ُهْم ِّم َن اَاْلْج َد اِث ِاٰل ى َر ِّبِهْم َيْنِس ُلْو َن.51
Wa nufikha fiṣ-ṣū ri fa'iżā hum minal-ajdā ṡi ilā rabbihim yansilū n(a).
Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju
kepada Tuhannya.
َقاُلْو ا ٰي َو ْيَلَنا َم ْۢن َبَع َثَنا ِم ْن َّم ْر َقِد َناۜ ٰه َذ ا َم ا َو َعَد الَّرْح ٰم ُن َو َص َدَق.52
Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur
kami (kubur)?” (Lalu, dikatakan kepada mereka,) “Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang
Maha Pengasih dan benarlah para rasul(-Nya).”
ِاْن َك اَنْت ِااَّل َص ْيَح ًة َّو اِح َد ًة َفِاَذ ا ُهْم َجِم ْيٌع َّلَد ْيَنا ُم ْح َض ُر ْو َن.53
In kā nat illā ṣaiḥ ataw wā ḥ idatan fa'iżā hum jamī‘ul ladainā muḥ ḍ arū n(a).
Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami
(untuk dihisab).
َفاْلَيْو َم اَل ُتْظَلُم َنْفٌس َش ْئًـا َّو اَل ُتْج َز ْو َن ِااَّل َم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلْو َن.54
Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta‘malū n(a).
Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan
diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.
Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di
atas ranjang berkelambu.
Di (surga) itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan.
(Kepada mereka dikatakan,) “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha
Penyayang.
ُّم ِبْيٌن
Alam a‘had ilaikum yā banī ā dama allā ta‘budusy-syaiṭā n(a), innahū lakum ‘aduwwum
mubīn(un).
Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu
Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang
nyata bagi kamu.
َو َلَقْد َاَض َّل ِم ْنُك ْم ِج ِباًّل َك ِثْيًراۗ َاَفَلْم َتُك ْو ُنْو ا َتْع ِقُلْو َن.62
Wa laqad aḍ alla minkum jibillan kaṡīrā (n), afalam takū nū ta‘qilū n(a).
Sungguh, ia (setan itu) benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu.
Maka, apakah kamu tidak mengerti?
َاْلَيْو َم َنْخ ِتُم َع ٰٓلى َاْفَو اِهِهْم َو ُتَك ِّلُم َنٓا َاْيِد ْيِهْم َو َتْش َهُد َاْر ُج ُلُهْم ِبَم ا َك اُنْو ا.65
Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada
Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
َو َلْو َنَش ۤا ُء َلَطَم ْسَنا َع ٰٓلى َاْع ُيِنِهْم َفاْسَتَبُقوا الِّص َر اَط َفَاّٰن ى ُيْبِص ُر ْو َن.66
Wa lau nasyā 'u laṭamasnā ‘alā a‘yunihim fastabaquṣ-ṣirā ṭa fa annā yubṣirū n(a).
َو َلْو َنَش ۤا ُء َلَم َس ْخ ٰن ُهْم َع ٰل ى َم َك اَنِتِهْم َفَم ا اْسَتَطاُع ْو ا ُمِض ًّيا َّو اَل.67
ࣖ َيْر ِج ُع ْو َن
Wa lau nasyā 'u lamasakhnā hum ‘alā makā natihim famastaṭā ‘ū muḍ iyyaw wa lā
yarji‘ū n(a).
Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat
mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak
sanggup pulang kembali.
َو َم ْن ُّنَع ِّم ْر ُه ُنَنِّك ْسُه ِفى اْلَخ ْلِۗق َاَفاَل َيْع ِقُلْو َن.68
Wa man nu‘ammirhu nunakkishu fil-khalq(i), afalā ya‘qilū n(a).
Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya (dari
kuat menuju lemah). Maka, apakah mereka tidak mengerti?
ۙ َو َم ا َع َّلْم ٰن ُه الِّش ْع َر َو َم ا َيْۢن َبِغْي َلٗه ۗ ِاْن ُهَو ِااَّل ِذ ْك ٌر َّو ُقْر ٰا ٌن ُّم ِبْيٌن.69
Wa mā ‘allamnā husy-syi‘ra wa mā yambagī lah(ū ), in huwa illā żikruw wa qur'ā num
mubīn(un).
Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad) dan (bersyair) itu tidaklah
pantas baginya. (Wahyu yang Kami turunkan kepadanya) itu tidak lain hanyalah
pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas,
ِّلُيْنِذَر َم ْن َك اَن َح ًّيا َّو َيِح َّق اْلَقْو ُل َع َلى اْلٰك ِفِر ْيَن.70
Liyunżira man kā na ḥ ayyaw wa yaḥ iqqal-qaulu ‘alal-kā firīn(a).
agar dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup
(hatinya) dan agar ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti.
َاَو َلْم َيَر ْو ا َاَّنا َخ َلْقَنا َلُهْم ِّمَّم ا َع ِم َلْت َاْيِد ْيَنٓا َاْنَع اًم ا َفُهْم َلَها ٰم ِلُك ْو َن.71
Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā ‘amilat aidīnā an‘ā man fahum lahā
mā likū n(a).
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-
hewan ternak dari ciptaan tangan Kami (sendiri), lalu mereka menjadi pemiliknya?
َو َذ َّلْلٰن َها َلُهْم َفِم ْنَها َر ُك ْو ُبُهْم َو ِم ْنَها َيْأُك ُلْو َن.72
Wa żallalnā hā lahum fa minhā rakū buhum wa minhā ya'kulū n(a).
Pada dirinya (hewan-hewan ternak itu) terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk
mereka. Apakah mereka tidak bersyukur?
اَل َيْسَتِط ْيُع ْو َن َنْص َر ُهْۙم َو ُهْم َلُهْم ُج ْنٌد ُّم ْح َض ُر ْو َن.75
Lā yastaṭī‘ū na naṣrahum, wa hum lahum jundum muḥ ḍ arū n(a).
(Sesembahan) itu tidak mampu menolong mereka, padahal (sesembahan) itu adalah
tentara yang dihadirkan untuk menjaganya.
َفاَل َيْح ُز ْنَك َقْو ُلُهْم ۘ ِاَّنا َنْع َلُم َم ا ُيِس ُّر ْو َن َو َم ا ُيْع ِلُنْو َن.76
Falā yaḥ zunka qauluhum, innā na‘lamu mā yusirrū na wa mā yu‘linū n(a).
Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati.
Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka
nyatakan.
َاَو َلْم َيَر اِاْل ْنَس اُن َاَّنا َخ َلْقٰن ُه ِم ْن ُّنْطَفٍة َفِاَذ ا ُهَو َخ ِص ْيٌم ُّم ِبْيٌن.77
Awalam yaral-insā nu annā khalaqnā hu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīn(un).
َو َضَر َب َلَنا َم َثاًل َّو َنِس َي َخ ْلَقۗٗه َقاَل َم ْن ُّيْح ِي اْلِع َظاَم َو ِهَي َرِم ْيٌم.78
Wa ḍ araba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah(ū ), qā la may yuḥ yil-‘iẓā ma wa hiya
ramīm(un).
Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata,
“Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?”
ۙ ُقْل ُيْح ِيْيَها اَّلِذ ْٓي َاْنَش َاَهٓا َاَّو َل َم َّر ٍةۗ َو ُهَو ِبُك ِّل َخ ْلٍق َع ِلْيٌم.79
Qul yuḥ yīhal-lażī ansya'ahā awwala marrah(tin), wa huwa bikulli khalqin ‘alīm(un).
ۨ اَّلِذ ْي َج َعَل َلُك ْم ِّم َن الَّش َج ِر اَاْلْخ َض ِر َناًر ۙا َفِاَذ ٓا َاْنُتْم ِّم ْنُه ُتْو ِقُد ْو َن.80
Allażī ja‘ala lakum minasy-syajaril-akhḍ ari nā rā (n), fa'iżā antum minhu tū qidū n(a).
(Dialah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu
kamu menyalakan (api) darinya.”
ٰٓل
َاَو َلْيَس اَّلِذ ْي َخ َلَق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِبٰق ِد ٍر َع ى َاْن َّيْخ ُلَق ِم ْثَلُهْم.81
ّٰل
َۗبٰل ى َو ُهَو اْلَخ ُق اْلَعِلْيُم
Awa laisal-lażī khalaqas-samā wā ti wal-arḍ a biqā dirin ‘alā ay yakhluqa miṡlahum, balā
wa huwal-khallā qul-‘alīm(u).
Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang
serupa mereka itu (di akhirat kelak)? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi
Maha Mengetahui.
ِاَّنَم ٓا َاْم ُر ٓٗه ِاَذ ٓا َاَر اَد َش ْئًـۖا َاْن َّيُقْو َل َلٗه ُك ْن َفَيُك ْو ُن.82
Innamā amruhū iżā arā da syai'an ay yaqū la lahū kun fa yakū n(u).
Maka, Mahasuci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-
Nya kamu dikembalikan.