Dosen Pembimbing:
Al-Fatiah Al-Addin M.Ag.,
Disusun oleh:
Munawar Khalil
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kalian dari Fir'aun dan pengikut-
pengikutnya; mereka menimpakan kepada kalian siksaan yang seberat-beratnya,
mereka menyembelih anak kalian yang laki-laki dan membiarkan hidup anak
kalian yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan
yang besar dari Tuhan kalian.”
Ayat ini tafsirnya yaitu Allah Ta’ala telah menyelamatkan kalian dari mereka
dan membebaskan kalian dari tangan mereka, dengan ditemani Musa ‘alaihi as-
salam, padahal dulu Fir’aun dan para pengikutnya menimpakan azab yang sangat
hebat kepada mereka. Hal itu mereka lakukan karena Fir’aun yang dilaknat Allah
Ta’ala itu pernah bermimpi yang sangat merisaukannya. Ia bermimpi melihat api
yang keluar dari Baitul Maqdis. Kemudian api itu memasuki rumah orang-orang
Qibti di Mesir kecuali rumah Bani Israil. Makna mimpi tersebut adalah bahwa
kerajaannya akan lenyap binasa melalui tangan seseorang yang berasal dari
kalangan Bani Israil. Kemudian disusul laporan dari orang-orang dekatnya saat
membicarakan hal itu, bahwa Bani Israil sedang menunggu lahirnya seorang bayi
laki-laki di antara mereka, yang karenanya mereka akan meraih kekuasaan dan
kedudukan tinggi. Demikianlah yang diriwayatkan dalam hadis yang membahas
tentang fitnah. Sejak saat itu, Fir’aun pun memerintahkan untuk membunuh semua
bayi laki-laki Bani Israil yang dilahirkan setelah mimpi itu, dan membiarkan bayi-
bayi perempuan tetap hidup. Selain itu, Fir’aun juga memerintahkan agar
mempekerjakan Bani Israil dengan berbagai pekerjaan berat dan hina.
Abu Ubaidah. Dikatakan ( )خ سف خطة سامهartinya perkara atau urusan yang hina
(aib) telah menimpanya. Ada juga yang mengartikan dengan memberikan siksaan
yang terus menerus sebagaimana kambing yang terus digembala disebut (سائ مة
Fir’aun merupakan gelar bagi setiap raja Mesir yang kafir, baik yang berasal
dari bangsa Amalik maupun lainnya. Sebagaimana Kaisar merupakan gelar bagi
setiap raja yang menguasai Romawi dan Syam dalam keadaan kafir. Demikian
halnya dengan Kisra yang merupakan gelar bagi Raja Persia. Juga Tubba’ bagi
penguasa Yaman yang kafir. Najasyi bagi Raja Habasyah. Dan Petolemeus yang
merupakan gelar Raja India. Dikatakan bahwa Fir’aun yang hidup pada masa Musa
‘alaihi as-salam bernama Walid bin Mush’ab bin Rayyan. Ada juga yang menyebut,
Mush’ab bin Rayyan. Ia berasal dari silsilah Imlik bin Aud bin Iram bin Sam bin
Nuh, julukannya adalah Abu Murrah, aslinya berasal dari Persia, dari ‘Asthakhar.
Bagaimanapun, Fir’aun adalah dilaknat Allah Ta’ala.
untuk menyatakan ujian dengan kebaikan adalah ()ونِ ِال َء اَن ِمال َء ا ِ من َُي َه.
ِ Zuhair bin Abi
Salma pernah bersyair:
ان ا
ُل ِىزِ ج َ س َ ن لكم اِعِال ِما َن م... الءالء ِخي ِمق ِواِن ِمال لب ِما
ِ ااْم َ يِ مءُلو الاذَا
Artinya: “Semoga Allah membalas dengan kebajikan atas apa yang telah
dilakukan oleh keduanya terhadap kalian, dan semoga Allah mencoba keduanya
dengan sebaik-baik cobaan yang diberikanNya.”
ض ِم ۢن بَ ۡق ِل َها ُ ع لَنَا َرب ََّك ي ُۡخ ِر ۡج لَنَا ِم َّما ت ُ ۢن ِبتُ ۡٱۡل َ ۡر
ُ علَ َٰى طَعَ ٖام َٰ َو ِح ٖد فَٱ ۡد َ س َٰى لَن نَّصۡ ِب َر َ َو ِإ ۡذ قُ ۡلت ُ ۡم َٰيَ ُمو
طواْ ِمصۡ را ُ ِٱهبۡ ص ِل َه ۖا قَا َل أَت َۡست َۡب ِدلُونَ ٱلَّذِي ُه َو أ َ ۡدن ََٰى ِبٱلَّذِي ُه َو خ َۡي ۚۡر َ َعدَ ِس َها َوبَ وم َها َو ِ َُوقِثَّآئِ َها َوف
ْٱّلل َٰذَ ِل َك ِبأ َنَّ ُه ۡم كَانُوا
ِ ۡۗ َّ َب ِمن َ َعلَ ۡي ِه ُم ٱلذِلَّةُ َو ۡٱل َم ۡس َكنَةُ َوبَا ٓ ُءو ِبغ
ٖ ض َ ض ِربَ ۡتُ سأ َۡلت ُ ۡۗۡم َوَ فَإِ َّن لَ ُكم َّما
٦١ َصواْ َّوكَانُواْ يَعۡ تَدُون َ ِّۗ َٰذَ ِل َك ِب َما
َ ع ِ ۡۗ ٱّلل َويَ ۡقتُلُونَ ٱلنَّ ِب ِينَ ِبغ َۡي ِر ۡٱل َح ِ َيَ ۡكفُ ُرونَ ِبا َٰي
ِ َّ ت
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, "Hai Musa, kami tidak sabar (tahan)
dengan satu macam makanan saja. Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada
Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi,
yaitu sayur-mayur, mentimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang
merahnya." Musa berkata, "Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah
sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kalian ke suatu kota, pasti kalian
memperoleh apa yang kalian minta. Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan
kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan
yang benar. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas."
Allah Ta’ala menyerukan, “Hai Bani Israil, ingatlah nikmat yang telah Aku
anugerahkan kepada kalian, berupa manna dan salwa sebagai makanan yang baik
dan bermanfaat, menyenangkan dan mudah diperoleh. Dan ingatlah ketika kalian
menolak dan merasa bosan dengan apa yang telah Aku anugerahkan kepada
kalian, serta meminta kepada Musa ‘alaihi as-salam untuk menggantinya dengan
makanan-makanan hina yang berupa sayur-sayuran dan sebangsanya.” Al-Hasan
Al-Bashri mengatakan, maka mereka pun menolak semuanya itu dan tidak tahan
dengannya. Lalu mereka menyebutkan gaya hidup yang mereka jalani, sebagai
kaum yang sangat gemar pada kacang adas, bawang merah, sayur-sayuran dan
bawang putih. Mereka berkata, “Hai Musa, kami tidak bisa bersabar dengan satu
jenis makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu agar Dia
mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-sayuran,
ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya.” Mereka mengatakan,
tidak tahan terus-menerus mengkonsumsi satu jenis makanan, padahal mereka
makan manna dan salwa, namun karena makanan mereka tidak pernah ganti dan
berubah setiap harinya, maka dikatakan sebagai satu makanan. Sayur-mayur,
ketimun, kacang adas dan bawang merah semua ini sudah dikenal.
pendapat di kalangan ulama salaf. Menurut Ibnu Mas’ud, kata itu dibaca ()ث ومها
dengan huruf ( )ثdi depan. Al-Hasan Al-Bashri dari Ibnu Abbas mengatakan, yaitu
al-tsuum (bawang putih). Katanya pula: dalam bahasa kuno ( )ا ومول ناartinya
buatkan roti untuk kami. Ibnu Jarir menuturkan, jika pendapat itu benar, maka huruf
( )فitu termasuk hurup yang dapat diubah-ubah. Misalnya, kalimat (ا ي وق عوا
( ) شق عاث ورmereka terlibat dalam perkara kejahatan) bisa juga dikatakan (عاا ور
) شق, juga kata (( )اث اا يbatu penyangga untuk memasak) dikatakan pula ()اث اش
dan kata (( )مغاا يقpelapis topi perang, dari besi) disebut juga (يق )مغاثdan lain
sebagainya, di mana ( )فberubah menjadi ( )ثdan ( )ثberubah menjadi ()ف,
karena adanya kedekatan tempat keluarnya huruf. Dari Abu Malik, Hasyim
mengatakan ( )وا ومهاberarti ( )ال ح نطةartinya biji gandum. Sedangkan Ibnu
Artinya: “Kesombongan itu ialah menentang perkara yang hak dan meremehkan
orang lain.” Yakni, menolak kebenaran, melecehkan dan meremehkan orang lain,
dan membanggakan diri mereka sendiri.