Dosen Pembimbing:
H. Ujang Permana S. S.Sos.M.Si
QS Al Anbiya Ayat 107
Makna Ayat;
Penyebutan Rasulullah sebagai rahmat merupakan pujian agung Allah kepada Nabi saw.
Karena tidak ditemukan dalam Al-Qur’an seorang pun dan tidak juga satu makhluk pun
yang disifati dengan sifat rahmat oleh Allah, kecuali Rasulullah Muhammad saw. Ini
seakan-akan sifat rahmat merupakan hak istimewa bagi Nabi saw. (Tafsir Al-Misbah 8]:
520).
Makna Rahmat
Menurut Ibnu Faris dalam Maqâyîs al-Lughah Rahmat memiliki arti dasar
‘kelembutan, kehalusan dan kasih sayang’. Sedangkan menurut al-Ashfihani dalam
Mufradât Alfâdzh al-Qur’an, kata rahmat berarti ‘kelembutan yang menuntut
berbuat baik kepada yang disayangi’.
Pada dasarnya rahmat (kasih sayang) itu berasal dari Tuhan Maha Pengasih
Penyayang (al-Rahmân al-Rahim). Allah adalah sumber rahmat (kasih sayang) yang
tersebar di alam semesta ini dan rahmat Allah sangat dekat.
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan
kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka
adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Al-Imran :64)
Maulid Nabi (مولد النبي, Mawlid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi
Muhammad ﷺyang diperingati pada setiap tanggal 12 Rabiul Awwal dalam
penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad ﷺwafat
Peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi
Muhammad ﷺ. Perayaan Maulid Nabi adalah mengingatkan manusia tentang risalah
dan sirah dari Rasulullah saw. Dengan begitu, umat Islam akan memahami bahwa
satu-satunya tauladan adalah Rasulullah saw.
لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرسُو ِل هَّللا ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َكانَ يَرْ جُو هَّللا َ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر هَّللا َ َكثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21)
"Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman."
(QS At-Taubah Ayat 128)
Tarikh Rasulullah
Nabi Muhammad Saw dilahirkan dari sepasang orang mulia bermarga Quraisy, yakni
Abdullah dan Aminah pada hari senin, 12 Rabiul Awal tahun pasca penyerangan tentara
bergajah Abraham ke Mekah atau yang lebih dikenal sebagai ‘ām fīl bertepatan dengan tahun
571 M.
Diantara beberapa kisah yang menandakan Rasulullah sebagai Rahmatan Lil
‘Aalamiin
Pertama, Nabi saw. sebagai problem solver. Kepribadian Nabi saw yang satu ini
bahkan telah dirasakan masyarakat Mekkah jauh sebelum ia diangkat sebagai Nabi dan Rasul.
Ketika para kabilah bertikai soal siapa yang berhak meletakkan hajar aswad, Muhammad saw
muda hadir untuk menyelesaikan masalah itu.
Keutamaan Mengagungkan maulid Nabi
Firman Allah :
َ ِٰ َذل
ِ ك َو َم ْن يُ َعظِّ ْم َش َعاِئ َر هَّللا ِ فَِإنَّهَا ِم ْن تَ ْق َوى ْالقُلُو
ب
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka
sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” (Q.S. al-Hajj: 32)
As-Suyuthi juga berkata: “Disunahkan bagi kita menampakkan rasa syukur atas lahirnya
Nabi dan berkumpul seraya membagi-bagikan makanan dan sesamanya dari aneka ragam
ibadah yang lain.” (Al-Hawi lil Fatawi, juz. 1)
Ini berdasarkan firman Allah swt dalam surat al-Hasyr ayat 7:
)7 :َو َما َآتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا (الحشر
“Apa yang diberikan oleh Rasulullah kepadamu maka terimalah dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah”. (QS. al-Hasyr: 7)
َو ُم َرافَقَةَ نَبِيِّكَ ُم َح َّم ٍد صلى هللا عليه وسلم فِي َأ ْعلَى َجنَّ ِة ْال ُخ ْل ِد،ُ َونَ ِعي ًما الَ يَ ْنفَد،ك ِإي َمانًا الَ يَرْ تَ ُّد
َ ُاللَّهُ ّم ِإنِّي َأ ْسَأل
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keimanan yang tidak membimbangkan, kenikmatan
yang tidak ada habis-habisnya, dan mengawani nabi-Mu Muhammad saw di surga tertinggi
yang kekal.”